Anda di halaman 1dari 29

PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi'wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan tugas Penelitian dalam mencari data Mengenai Pengenalan
pembangunan dan struktur Jembatan. Dan sebagai tugas terstruktur/ Mini research
dari mata kuliah Pembangunan Teknik Sipil kami.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengenalan teknik sipil yang telah membimbing dalam memberi ilmu.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Hormat kami

Penyusun

Medan, 08 Januari 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 2
1.3 RUANG LINGKUP PENELITIAN......................................................................... 2
1.4 TUJUAN..................................................................................................................... 3
1.5 MANFAAT ................................................................................................................ 3

1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN ........................................................................... 3

BAB II
2.1 PENGERTIAN JEMBATAN RANGKA BAJA .................................................... 5
2.2 MACAM JEMBATAN RANGKA BAJA ............................................................... 6
2.3 KRITERIA PEMILIHAN METODE ..................................................................... 6
2.4 KRITERIA PEMILIHAN METODE ...................................................................... 7
2.5 PERANCAH. ............................................................................................................ 8
2.5.1 JENIS PERANCAH ............................................................................................... 9
2.5.2 URUTAN PELAKSANAAN METODE PERANCAH....................................... 14
2.6 KEUNTUNGAN BAHAN BAJA SEBAGAI MATERIAL JEMBATAN.......... 16

BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN .................................................................................. 21

BAB IV
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 23

BAB V
PENUTUP ...................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 27

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan rute tranportasi


melalui sungai,danau,kali,jalan raya,jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah
suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang
terputus oleh adanya rintanganrintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai
saluran irigasi dan pembuang . Jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-
lain.

Konstruksi jembatan dapat dilakukan dengan menggunakan material baja,


beton,dan kayu. Sedangkan konstruksi jembatan dengan material baja dapat dapat
dilakukan dengan beberapa jenis, yaitu: jembatan gelagar sederhana, jembatan
berdinding penuh(plate girder bridge), jembatan komposit, jembatan box girder,
jembatan rangka, jembatan balok rangka lengkung, jembatan rangka overhang,
jembatan gantung, dan jembatan kabel-kabel kaku. Secara umum, jembatan rangka
baja dinilai lebih menguntungkan apabiladibandingkan dengan jembatan jenis lainnya.
Hal ini dikarenakan batang- batang rangka baja tersebut hanya menerima gaya aksial
tekan atau tarik saja.

Baja adalah logam paduan antara besi (Fe) sebagai unsure dasr dan karbon (C)
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2%
hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Baja juga mempunyai unsure-unsur lain sebagai
pemadu yang dapat mempengaruhi sifat baja.

Konstruksi rangka baja adalah suatu konstruksi yang dibuat dari susunan
batang-batang baja yang membentuk kumpulan segitiga, dimana setriap pertemuan
beberapa batang disambung pada alat pertemuan/simpul dengan menggunakan alat
penyambung (bout,paku keeling dan las lumer).

Jembatan Rangka Batang terdiri dari dua rangka bidang utama yang diikat bersama

dengan balok-balok melintang dan pengaku lateral. Rangka batang pada


umumnya dipakai sebagai struktur pengaku untuk jembatan gantung konvensional,

1
karena memiliki kemampuan untuk dilalui angin (aerodinamis) yang baik. Beratnya
yang relatif ringan merupakan keuntungan dalam pembangunannya, dimana jembatan
bisa dirakit bagian demi bagian.

Jembatan rangka batang jarang terlihat memiliki estetika yang baik, namun
untuk jembatan rangka yang panjang dan besar faktor itu tidak begitu kentara karena
pengaruh visual dalam skala besar. Contoh terkenal dari jembatan rangka batang baja
yang artistik adalah jembatan Sydney Harbour di Australia dan jembatan New River
George di West Virginia (USA), dimana keduanya merupakan jembatan rangka
batang yang berbentuk pelengkung.

Dalam laporan ini kami menulis tentang komponen-komponen dari jembatan


rangka baja serta fungsi dari masing-masing komponen tersebut. Laporan ini
merupakan hasil pengamatan langsung di lapangan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Rumusanmasalahyangakandigunakansebagaipedomandalampenelitianini
adalahsebagaiberikut:
Pengertian dan pengenalan mengenai jembatan rangka baja ?
Bagaimanakahlangkah-langkahmetodepelaksanaankonstruksijembatanbaja?

1.3. RUANG LINGKUP PENELITIAN

dapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan


makalah mini riset ini, yaitu :

Hanya pada lingkup seputar jembatan rangka baja.Dan Ruang lingkup yang
dibahas dalam laporan ini mengenai ciri ciri jembatan, bagian bagian konstruksi
jembatan,kelebihan dan kelemahandari jembatan rangka baja.Dan klasifikasi
jembatan. Dan membahas sedikit tentang Perancah untuk membangun sebuah
jembatan.

2
1.4. TUJUAN

Mengetahui komponen-komponen dari jembatan rangka baja serta fungsi dari


masing-masing komponen. Mengetahui gambaran umum dari jembatan&Mengetahui
tahap perencanaan dari jembatan. Dan Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi hal-
hal sebagiberikut:

1.5. MANFAAT

Adapun manfaat dari perencanaan jembatan ini yaitu untuk menghindari


kemacetan dan untuk memperlancar arus lalu lintas dan untuk melintasi jalur
melewati sungai . Ataupun distribusi barang sehingga diharapkan mampu
meningkatkan percepatan pembangunan dari berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial,
dan budaya masyarakat setempat. Sementara itu manfaat bagi kelompok kami adalah
dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dengan
mencari beberapa data kontruksi berupa jembatan rangka baja sebagai Tugas mini
riset ini.

1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam penyusunan makalah mini riset ini. Kami membagi beberapa kerangka
yang disusun sesuai Bab per Bab dengan tujuan masalah yang hendak diuraikan lebih
terarah dan mudah diikuti, secara umum dapat diuraikan sebagaiberikut:

BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang,focus penelitian,ruang lingkup penelitian,tujuan
penelitian,manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUANPUSTAKA
Membahas hal berupa teori yang berhubungan denganj udul penelitian, dan metode
pembahasan yang digunakan.

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN


Bagianinimenerangkantentangtempatdanwaktupelaksanaan,sumberdata,teknikpengum
pulandatadanmetodepengolahan/analisisdata.

3
BAB IV PEMBAHASAN
Merupakan hasil penelitian dan pembahasan singkat mengenai hasil penelitian yang
digunakan untuk memecahkan masalah dan menarik kesimpulan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Dari pembahasan dan analisa data yang didapat,penulis dapat memberikan
kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Jembatan rangka baja adalah struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian
batang batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lain.

Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan
disalurkan kepada batang batang baja struktur tersebut, sebagai gaya gaya tekan dan
tarik, melalui titik titik pertemuan batang (Titik Buhul). Gaya gaya eksentrisitas yang
dapat menimbulkan momen sekunder selalu dihindari. Oleh karena itu garis netral tiap
tiap batang yang bertemu pada titik buhul harus saling berpotongan pada satu titik
saja, untuk menghindari timbulnya momen sekunder.

Dengan demikian ada hal hal penting yang perlu diperhatikan pada konstruksi
rangka baja yaitu :

· Mutu dan dimensi tiap tiap batang harus kuat menahan gaya yang timbul.
Batang batang dalam keadaan tidak rusak/bengkok dan sebagainya. Oleh karena itu
batang batang rangka jembatan harus dijaga selama pengangkutan, penyimpanan, dan
pemasangan.

· Kekuatan pelat penyambung harus lebih besar daripada batang yang disambung
(Struktur sambungan harus lebih kuat dari batang utuh).

· Untuk mencegah terjadinya eksentrisitas gaya yang dapat menyebabkan momen


sekunder, maka garis netral tiap batang yang bertemu harus berpotongan melalui satu
titik (harus merencanakan bentuk pelat buhul yang tepat).

Pelat buhul yang paling ujung, baik pelat buhul bawah maupun atas, Biasanya
panjangnya dilebihi, untuk keperluan penyambungan dengan linking steel bila
diperlukan.

5
2.2 MACAM JEMBATAN RANGKA BAJA

Macam jembatan rangka baja

Ada berbagai macam jembatan rangka baja ditinjau dari negara pembuatnya,
yaitu :

· Jembatan rangka Belanda

· Jembatan rangka Australia

· Jembatan rangka Jepang

· Jembatan rangka inggris

2.3 METODE PEMASANGAN

Macam Metode

Ada 4 (empat) metode yang dapat digunakan untuk pekerjaan


pemasangan/penyetelan perangkat jembatan rangka baja yaitu :

1. Pemasangan dengan cara memakai perancah.

2. Pemasangan dengan cara cantilever (pemasangan konsol sepotong


demisepotong.

3. Pemasangan dengan cara peluncuran.

a. Bentang tunggal.

b. Bentang lebih dari satu.

4. Kombinasi dari ketiga cara di atas.

6
2.4 KRITERIA PEMILIHAN METODE

Dari berbagai cara tersebut perlu dipilih cara yang paling sesuai dengan
keadaan pekerjaan yang akan dihadapi.

Ada beberapa hal yang dipertimbangkan pada waktu menentukan cara


pemasangan jembatan yang paling sesuai, yaitu :

1) Kondisi/sungai ditempat jembatan akan dibangun, misalnya lebar, sempit,


dalam, dangkal, berarus deras, banyak mengandung batu/karang, berpasir dan
sebagainya.

2) Daerah sekitar dan jalan yang menyambung ke jembatan, lurus, rata, miring,
berbelok, berada pada dasar suatu galian atau berada diatas timbunan, tinggi, rendah,
dan sebagainya.

3) Apakah material, mesin-mesin/peralatan, dan tenaga kerja cukup tersedia di


sekitar lokasi jembatan, atau harus didatangkanndari tempat yang cukup jauh.

4) Bagaimana cara untuk mencapai lokasi jembatan, baik untuk orang, material
maupun peralatan, melalui darat, sungai atau udara.

5) Jumlah bentang rangka baja yang akan dipasangMenggunakan Perancah.

Metode menggunakan perancah dipilih bila keadaan sungai sebagai berikut :

Dasar Sungai berpasir, atau lempung atau tanah keras, sehingga memudahkan
pemasangan tiang perancha.Dangkal, atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak
memerlukan tiang perancah yang terlalu tinggi.

Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap
tiang perancah.Bebas dari barang hanyutan, yang bisa merusak atau merobohkan tiang
perancah.Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga sementara
bagi bangunan/jembatan baru yang akan dibangun.

7
2.5 PERANCAH

Pengertian Perancah atau Scaffolding dan Jenisnya Perancah (scaffolding)


atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung.

Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai


ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah work
platform sementara. Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang
digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau pembuatan
jembatan dan bangunan-bangunan besar lainnya.

Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung
logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia
seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah. Scaffolding
sendiri terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga
mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya.

Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding


bisa tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya
menggunakan bambu dan scaffolding. Scaffolding digunakan sebagai pengganti
bambu dalam membangun suatu proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini
adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan scaffolding.

Ada tiga type dasar :

· Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi
dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka
dan outriggers

· Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya

· Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang
manusia

8
Fungsi Perancah

Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga
keselamatan kerja terjamin. Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja
di bawah harus terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.

2 5.1 JENIS PERANCAH

Jenis Perancah

1. Perancah Andang.

Perancah atau andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 – 3 m. Apabila
pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi.

Macam - macam perancah andang:

· Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan.
Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang
tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan
perancah tiang.

Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya memakai tali
ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah andang bambu
ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel
kembali. Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian pekerjaan tidak lebih
dari 3 m, mengenai kaki andang bambu ada yang pakai 2 atau 3 pasang.

· Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan
dapat dipindah-pindahkan.Tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki
perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm.

2. Perancah Tiang.

Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m,


Perancah tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan. Perancah
tiang ada 3 macam:

9
a.Perancah tiang dari bambu.

Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di lapangan, baik
pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya adalah: Bambu mudah didapat,
kuat, dan murah. Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang
kembali tanpa merusak bambu. Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.

b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.

Sistem perancah bambu dengan konsol besi hanya ditahan oleh satu tiang

bambu saja, berbeda dengan perancah yang ditahan oleh beberapa tiang.

Keuntungannya adalah sbb :

· Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan,

· Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu,

· Lebih praktis dan menghemat tempat.

· Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat diatasnya,

· Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong,

c. Perancah tiang besi atau pipa.

Pada perancah tiang dari besi atau pipa alat penyambungnya memakai

kopling, untuk penyetelannya lebih cepat dibandingkan perancah tiang bambu.

3. Perancah Besi Beroda

Perancah besi beroda ini terbuat dari pipa galvanis. Pada perancah besi beroda
dapat dipasang di lapangan atau didalam ruangan. Fungsi rodanya adalah untuk
memindahkan perancah. Pada perancah besi beroda sedikit lain dari perancah yang
ada, karena disini bagian-bagian dari tiangnya sudah berbentuk kusen, sehingga
penyetelan / pemasangannya lebih mudah dan praktis.

4. Perancah Besi tanpa Roda.

10
Perancah ini terdiri dari komponen-komponen; Kaki pipa berulir, kusen
bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran, sambungan pasak, papan panggung,
panggung datar, Papan pengaman, tiang sandaran, penutup sandaran, konsol
penyambung, penopang, konsol keluar, tiang sandaran tangga, pinggiran tangga, anak
tangga, sandaran tangga, dan sandaran dobel.

5. Perancah Menggantung

Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit,


pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dst. Jadi perancah menggantung
digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya perancah
digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau rantai besi.

6. Perancah Frame

Frame ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat
disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang
pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.

7. Perancah Dolken

Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken


Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan
adalah berdiameter 6 – 10 cm.

8. Two Point Adjustable Suspension Scaffold

9. Strip Board One Side Scaffold

10. Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding

11. Bracket One Side Scaffold

12. Independent Scaffold

Suatu perancah dengan dua baris standar jarak 1.2m Mempunyai daya dukung
sendiri Satu baris mendukung bagian luar dan bagian dalam dari deck dengan jarak
1.2m hingga 2.4m

11
Balok lintang tidak dipasang ke dinding dari gedung.Tetapi tidak berdiri
sendiri, ini ditopang oleh struktur gedung Independent scaffold memerlukan ties
untuk stabilitas lateral. Tanpa beban vertikal yang dialihkan pada gedung. Pasangan
standards yang dihubungkan dengan gedung sejajar horizontal dengan horizontal
tubes called ledgers. Ledgers berjarak vertikal pada the working height of 2m. Bagian
dalam dan luar dari standar (tiang) dihubungkan dengan dengan transoms. Transoms
umumnya dihubungkan dengan dengan standar di atas ledgers. Transoms dapat
berjarak dari tiang 250mm untuk menyesuaikan panjang papan.

13. Birdcage Scaffold

Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan dengan Ledgers,
Transoms and Braces Biasanya digunakan pada pemasangan plafon dan
pengecatan.Hand rail and toe boards dipasang di bagian luar dari perimeter dari
scaffold platform

14. Access Tower Scaffold

Scaffold yang hanya digunakan untuk access. Digunakan untuk menimbun


material atau peralatan tidak diperbolehkan. Dibangun dengan pipa-pipa dan fittings
atau berupa modul-modul A-Frames. Terutama digunakan untuk safe access to
elevated areas. Access menggunakan tangga atau papan-papan Aluminium steps
setiap level. Tidak diperuntukkan sebagai papan kerja. Tergantug dari tingginya
access tower umumnya ringan dan digunakan untuk medium duty. Bila lebih dari 15m
harus diperhitungkan dan di setujui penanggung jawab. Handrail, mid-rails and kick
boards harus dipasang pada setiap level. Tower harus dikencangkan (secured) dengan
gedung atau structure setiap dua lift. Tower tidak dapat berdiri sendiri. Pembebanan
peralatan or materials menggunakan tower ini tidak praktis. Ladders harus bersandar
pada sudut 1-4 lean, not vertical Ladders harus dikencangkan pada top and bottom.

15. Cantilever Scaffold

Cantilever scaffold ditopangkan atau disangga pada salah satu


ujungnyaCantilever scaffold umumnya dibangun dengan pipa (tubular) dan fittings,
tetapi sistem lain dari scaffod dapat digunakan juga.

12
16. Putlog Scaffold

Ditumpu oleh jajaran tiang sebelah dan yang sebelah ditopang oleh gedung,
berbeda dari independent scaffold. Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m
apart.Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure Ledgers dipasang pada tiang
Ketinggian Lift 1.8 to 2m. Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada tiang. Panjang
pipa (Transoms) 1.5m

17. Suspended Scaffold

Suspended scaffold ditopang dari atas Tidak ada penyangga dari bawah
Digunakan pada bukaan yang tinggi Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari
6m Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings Digunakan terutama
pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat dibangunan di atas tanah

18. Mobile Scaffold

Mobile work platform digunakan pekerjaan yang pindah dari satu tempat ke
tempat lain Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk yang lebih tinggi lebih dari 3
m Tiang-tiangnya dipasang dengan roda Penggunaan ban (berisi angin) tidak
diperkenankan Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in
place.Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk mempermudah
moveability

contoh mobile scaffold:

· Castor wheels (roda) harus mempunyai locking brake

· Jumlah roda tidak dibatasi sesuai kebutuhan

· Ladder access dapat ditambahkan

· Plan, side and heel and toe bracing harus dipasang sebagai bagian dari scaffold

2.5.2 URUTAN PELAKSANAAN METODE PERANCAH

Sistem Perancah Falsework

Urutan pelaksanaan sistem ini dapat di uraikan sebagai berikut :

13
Ø Dilakukan pekerjaan-pekerjaan persiapan seperti yang di lakukan nomer 8

Ø Pasang tanda As jembatan pada perletakan jembatan(abutment/pilar).Kemudian


berdasarkan As tersbut tetapkan tanda letak sisi rangka jembatan .

Ø Pasang balok -balok ganjal sementara di bawah titik buhul ujung


jembatan ,setinggi kebutuhan,sehingga cukup untuk mengatur pemasangan struktur
perletakan jembatan .Untuk kestabilan usahakan ganjal jangan terlalu tinggi

Ø Berpedoman pada As sisi rangka baja,perancah dipasang pada tiap titik buhul yang
akan di dukung .Khusus untuk titik buhul yang memiliki baut vertical ,perancah di
geser sedikit agar proses pemasang baut vertical tersebut tidak mengalami
kesulitan .Bila dasar sungai lunak ,tiang –tiang perancah perlu di pancang secukupnya
agar kuat mendukung beban selama pemasangan .Bila dasar sungai keras ,dapat
diletakkan saja secara merata dan dilindungi kakinya dengan bronjong batu
/tumpukkan batu /beton cor

Ø Elevasi perancah pada masing-masing titik buhul harus di sesuaikan dngan


perencanaan jembatan ( beda elevasinya ).

Ø Perancah pendukung titik buhul sisi kiri di hubungkan dengan perancah pendukung
sisi kanan.kemudian tiap baris di hubungkan dengan balok seperlunya untuk jalan
orang dan transpotasi komponen jembatan .

Ø Batang - batang bawah rangka baja di pasang lebih dulu sepanjang


jembatan ,kemudian di ikuti di ikuti batang-batang yang lain .Transportasi horizontal
batang-batang rangka baja melalui jembatan penghubung perancah ,sedang
transpotasi vertical ( pengangkatan) dapat menggunakan alat takal dan Derek
( crane).urutan pemasangan batang-batangnya dapat di liahat pada contoh seketsa di
bawah ini.

Prinsip urutan pemasangan yang mula pertama seluruh batang bawah (B1 s/d
B7),kemudian batang D1 & D2 ,di lanjutkan D3 & D4 kemudian di hungkan dengan
A1 dst.

14
Pengencangan baut di laksanakan secara bertahap ( dua tahap ) yaitu :

1. Tahap I pada saat erection ,pengencangan antara 70% sampai 80% atau sekuat
tenaga manusia.

2. Tahap II pada saat erection pengencangan baut sudah selesai di lanjutkan sampai
mencapai kekencangan sampai 100% semua baut yang dikencangkan sesuai syarat
kekncangannya di beri tanda dengan cat,untuk memudahkan pemeriksaan bila terjadi
perubahan ( kendor ) beton slab di cor pada saat jembatan di atas ganjal .

Ø Bila semua batang telah tersusun dan kekuatan sambungan ( baut ) telah cukup
persyaratan ,serta beton slab telah cukup keras maka kedua ujung di angkat sedikit
dengan jack / dongkrak ,untuk melepas balok ganjal ( baik yang ada di perletakan
maupun ada perancah ).

Ø Setelah bearing pad di pasang dengan baik maka jembatan di turunkan kembali, di
dudukan di perletakannya dengan menurunkan jack secara pelan-pelan .

Ø Untuk keperluan pengecoran laintai beton bekisting / formwork dapat di tumpukan


pada batang baja melintang .setabilitas tumpuan bekisting di perkuat dengan
pemasangan baji yang di paku satu dengan yang lain .

Ø Pengecoran lantai disarankan dimulai dari setengah bentang jembatan , kearah ke


dua tepi perletakan , secara seimbang (bergantian) ,agar timbul gaya- gaya yang
simetris.

Ø Khusus jembatan rangka baja yang menggunakan rubber bearing (perletakan dari
karet) ,pengecoran lantai beton jembatan di lakukan pada saat jembatan masih di
dudukan pada ganjal (perletakan sementara) bila pengecoran lantai beton di lakukan
pada saat jembatan terletak di atas rubber bearing maka akan terjadi gaya geser yang
cukup besar pada rubber bearing ,yang dapat mengakibatkan pecahnya rubber
bearing .

Ø Bila pengecoran beton lantai di lakukan setelah jembatan di letakan di atas rubber
bearing maka akan terjadi deformasi pada rubber bearing .Beton lantai di cor dengan
posisi rubber bearing bebas ( jembatan di tahan oleh jack/dongkrak ), setelah

15
pengecoran selesai jembatan di letakkan pada rubber bearing tidak mengalami
deformasi ( masih utuh ).

2.6 KEUNTUNGAN BAHAN BAJA SEBAGAI MATERIAL JEMBATAN

Keuntungan pemakaian material besi baja dalam pembangunan jembatan


dibandingkan material beton dan kayu adalah :

Baja mempunyai kekuatan yang tinggi, Ada jenis baja yang tahan terhadap
cuaca, bahkan tidak perlu di cat.Dari segi kekuatannya, bahan baja lebih murah dari
beton ataupun kayu, sebab dengan kekuatannya memerlukan volume bahan lebih
sedikit.

Rendahnya biaya pemasangan.

Jadwal konstruksi yang lebih cepat.

Tingkat keselamatan kerja tinggi.

Mudah dalam pemasangan.

Elemen struktur dapat dibuat di pabrik, dan dapat dilakukan secara besar-besaran.

Dapat dilakukan bongkar pasang dengan cepat, tanpa ada bahan terbuang.

Membutuhkan ruang kerja yang lebih sempit.

Dapat mengikuti bentuk-bentuk arsitektur.

Ramah lingkungan, dapat menggantikan posisi kayu sebagai bahan konstruksi.

Pembagian Jembatan

Jenis jembatan dapat dibagi berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan
tipe struktur, yaitu :

1.Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :

-Jembatan jalan raya (highway bridge),

Jembatan jalan kereta api (railway bridge),

16
Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).

2.Berdasarkan lokasi, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut :

-Jembatan di atas sungai atau danau,

-Jembatan di atas lembah,

-Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),

-Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),

Jembatan di dermaga (jetty).

3.Berdasarkan bahan konstruksi, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,


antara lain :

-Jembatan kayu (log bridge),

-Jembatan beton (concrete bridge),

-Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),

-Jembatan baja (steel bridge),

-Jembatan komposit (compossite bridge), gabungan dua jenis material, yaitu baja dan
beton secara bersama-sama memikul lentur dan geser.

4.Berdasarkan tipe struktur, khusus jembatan baja dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :

Jembatan gelagar I (rolled steel girder bridge), tersusun dari beberapa gelagar I
canai panas, panjang bentang berkisar 10 meter sampai dengan 30 meter. Jembatan
gelagar ini dapat bersifat komposit atau non komposit, tergantung penggunaan
penghubung geser (shear connector), juga tergantung kepada penggunaan bahan untuk
lantai jembatan misal dari kayu (jembatan konvensional) atau beton.

Jembatan gelagar pelat (plate girder bridge), atau sering juga disebut jembatan
dinding penuh, tersusun dari 2 (dua) atau lebih gelagar, yang terbuat dari pelat-pelat
baja dan baja siku yang diikat dengan paku keling atau di las. Panjang bentang
berkisar 30 meter sampai dengan 90 meter.

17
Jembatan gelagar kotak (box girder bridge), terbuat dari pelat-pelat berbentuk
kotak empat persegi atau berbentuk trapesium, umumnya digunakan dengan panjang
bentang 30 meter sampai dengan 60 meter. Jembatan dapat terdiri dari gelagar kotak
tunggal maupun tersusun dari beberapa gelagar.

Jembatan rangka (truss bridge), tersusun dari batang-batang yang dihubungkan


satu sama lain dengan pelat buhul, dengan pengikat paku keling, baut atau las.
Batangbatang rangka ini hanya memikul gaya dalam aksial (normal) tekan atau tarik,
tidak seperti pada jembatan gelagar yang memikul gaya-gaya dalam momen lentur
dan gaya lintang.

Jembatan pelengkung (arch bridge), Tipe struktur adalah pelengkung tiga


sendi, dimana sendi ketiga terletak pada puncak atas. Keistimewaan dari struktur
pelengkung tiga sendi ini adalah momen yang terjadi lebih kecil karena tereduksi oleh
adanya gaya horisontal pada perletakan yang menghasilkan momen negatif.

Jembatan gantung (suspension bridge), Pada jembatan gantung semua gaya-


gaya vertikal disalurkan melalui kabel-kabel penggantung ke tiang (pylon) dan
perletakan ujung. Jembatan gantung yang pernah dibangun dengan bentang terpanjang
sejak tahun 1998 adalah jembatan Akashi dengan panjang bentang utama 1991 meter
( ± 2 km).

Jembatan Struktur Kabel (cable stayed bridge), Pada jembatan struktur kabel
(cable stayed bridge) sepenuhnya gaya-gaya vertikal dipikul oleh tiang (pylon) yang
disalurkan melalui kabel-kabel penggantung. Jembatan struktur kabel terpanjang yang
dibangun adalah jembatan Sutong yang melintasi sungai Yangtze, RRC., dengan
bentang 1088 meter, selesai dibangun tahun 1998, dengan memiliki 2 (dua) pylon.

18
Untuk jembatan rangka baja, ada beberapa type yang digunakan antara lain :

19
Berikut adalah foto jembatan pada saat kami melakukan survey:

20
BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Karya Cilincing.Glugur Kota, Kec. Medan Bar.,
Kota Medan, Sumatera Utara
2. Waktu Penelitian
Kami melakukan penelitian terhadap jembatan tersebut pada tanggal 6 JANUARI
2020 pada pukul 13.00 wib.
B. Metode Penelitian
Dalam kesempatan penelitian ini dilakukan langsung ke lapangan. Jadi kami
mencari beberapa data yang sesuai dengan data yang kami dapat dari hasil penelitian
kami mengenai jembatan tersebut.Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif. Menurut Maman (2002; 3) penelitian deskriptif berusaha
menggambarkansuatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan
untukmenggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi.
Metode kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir sehinggabermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapatditerapkan pada
berbagai masalah (Husein Umar, 1999:81). Sedangkanpenelitian ini lebih
memfokuskan pada studi kasus yang merupakanpenelitian yang rinci mengenai suatu
obyek tertentu selama kurun waktutertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh.
Menurut Vredenbregt(1987: 38) Studi kasus ialah suatu pendekatan yang bertujuan
untukmempertahankan keutuhan (wholeness) dari obyek, artinya data yang
dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhanyang
terintegrasi, di mana tujuannya adalah untuk memperkembangkanpengetahuan yang
mendalam mengenai obyek yang bersangkutan yangberrarti bahwa studi kasus harus
disifatkan sebagai penelitian yang eksploratifdan deskriptif.

21
C. Sumber data
Kami mengumpulkan beberapa data dari internet dan penyajian kumpulan jurnal
untuk disatukan dalam makalah ini.
Prosedur pengambilan data penelitian menggunakan datasekunder yang
dapat digolongkan sebagai berikut:
Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yangdiperoleh melalui
studi kepustakaan.
D. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Observasi dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek yang ditelitiatau
dapat dirumuskan sebagai proses pencatatan pola perilaku subyek(orang), obyek
(benda) atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan ataukomunikasi dengan
individu-individu yang diteliti.

Berikut adalah dokumentasi kelompok kami ketika meninjau langsung ke lapangan :

22
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan Kekurangan Mengguanakan Struktur Baja Untuk Jembatan


Pembangunan jembatan sudah mengambil banyak variasi bentuk struktural dari
tahun ke tahun,yang berakibat jumlah pemakaian besi baja dalam membuat jembatan
semakin meningkat. Walaupun besi sudah umum digunakan dalam konstruksi
jembatan tapi kemajuan terakhir di teknologi material besi baja telah memberikan
dampak yang besar terhadap perkembangan perencanaan jembatan. Keuntungan
pemakaian material besi baja dalam pembangunan jembatan dibandingkan material
beton dan kayu adalah :
a. Baja mempunyai kekuatan dan keliatan yang tinggi,
b. Ada jenis baja yang tahan terhadap cuaca, bahkan tidak perlu di cat.
c. Dari segi kekuatannya, bahan baja lebih murah dari beton ataupun kayu, sebab
dengan kekuatannya memerlukan volume bahan lebih sedikit.
d. Rendahnya biaya pemasangan.
e. Jadwal konstruksi yang lebih cepat.
f. Tingkat keselamatan kerja tinggi.
g. Mudah dalam pemasangan.
h. Elemen struktur dapat dibuat di pabrik, dan dapat dilakukan secara besar-besaran.
i. Dapat dilakukan bongkar pasang dengan cepat, tanpa ada bahan terbuang.
j. Membutuhkan ruang kerja yang lebih sempit.
k. Dapat mengikuti bentuk-bentuk arsitektur.
l. Ramah lingkungan, dapat menggantikan posisi kayu sebagai bahan konstruksi.
Disamping banyaknya keuntungan dari konstruksi jembatan menggunakan baja,
baja juga memiliki kelemahan-kelamahan seperti :
a. Sangat rentang terhadap korosi / berkarat
b. Biaya pemeliharaan yang mahal
c. Pelaksanaan pekerjaan yang sulit
d. Rentang terhadap pencurian
e. Rentang terhadapa buckling (tekuk)
f. Lebih brisik jika dilewati beban seperti kreta api

23
Macam Metode
Ada 4 (empat) metode yang dapat digunakan untuk pekerjaan
pemasangan/penyetelan perangkat jembatan rangka baja yaitu :
1. Pemasangan dengan cara memakai perancah.
2. Pemasangan dengan cara cantilever (pemasangan konsol sepotong demi
sepotong.
3. Pemasangan dengan cara peluncuran.
a. Bentang tunggal.
b. Bentang lebih dari satu.
4. Kombinasi dari ketiga cara di atas.
Dari berbagai cara tersebut perlu dipilih cara yang paling sesuai dengan keadaan
pekerjaan yang akan dihadapi.

Ada beberapa hal yang dipertimbangkan pada waktu menentukan cara


pemasangan jembatan yang paling sesuai, yaitu :
1) Kondisi/sungai ditempat jembatan akan dibangun, misalnya lebar, sempit,
dalam, dangkal, berarus deras, banyak mengandung batu/karang, berpasir dan
sebagainya.
2) Daerah sekitar dan jalan yang menyambung ke jembatan, lurus, rata, miring,
berbelok, berada pada dasar suatu galian atau berada diatas timbunan, tinggi, rendah,
dan sebagainya.
3) Apakah material, mesin-mesin/peralatan, dan tenaga kerja cukup tersedia di
sekitar lokasi jembatan, atau harus didatangkanndari tempat yang cukup jauh.
4) Bagaimana cara untuk mencapai lokasi jembatan, baik untuk orang, material
maupun peralatan, melalui darat, sungai atau udara.
5) Jumlah bentang rangka baja yang akan dipasang.

Menggunakan Perancah.

Metode menggunakan perancah dipilih bila keadaan sungai sebagai berikut :


 Dasar Sungai berpasir, atau lempung atau tanah keras, sehingga memudahkan
pemasangan tiang perancha.

24
 Dangkal, atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan tiang perancah
yang terlalu tinggi.
 Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap
tiang perancah.
 Bebas dari barang hanyutan, yang bisa merusak atau merobohkan tiang
perancah.
 Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga sementara
bagi bangunan/jembatan baru yang akan dibangun.

25
BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari data diatas kami dapat menyimpulkan bahwa:


Jembatan rangka bajaa dalah struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang
batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lain.

Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan diuraikan dan
disalurkan kepadabatang batang baja struktur tersebut,sebagai gaya gayat ekan
dantarik,melalui titik titik pertemuan batang (TitikBuhul).Gaya gaya eksentrisitas
yang dapat menimbulkan momen sekunder selalu dihindari.Oleh karenai tugari snetral
tiap tiap batang yang bertemu padatitik buhul harus saling berpotongan pada satu
titiksaja,untuk menghindari timbulnya momen sekunder.

B. Saran

Dalam perencanaan Jembatan kita harus melihat terlebih dahulu bagaimana


kondisi di sekitar jembatan yang akan di bangun, karena setiap kondisi tentulah harus
memilih material yang tepat agar jembatan tersebut kokoh dan dapat membuat rasa
aman terhadap masyarakat yang melintasinya.

26
DAFTAR PUSTAKA

 http://transporstation12.blogspot.com/2017/01/makalah-tentang-jembatan-
rangka-baja.html?m=1

 http://sustersexy.blogspot.com/2014/11/tugas-makalah-struktur-baja-i-
jembatan.html?m=1

 http://khammal.blogspot.com/2013/12/jembatan-rangka-baja.html?m=1

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16927-3108100621-Paper.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai