Anda di halaman 1dari 16

BAB II RELASI REKURSIF

2.1 Relasi Rekursif Linear Homogen Dengan Koefisien Konstanta

Bentuk umum dari relasi rekursif linear homogen dengan koefisien

konstanta adalah sebagai berikut:

an + c1an-1 + c2an-2 +... + ckan-k = 0 ; n  k, ck ≠ 0 (1.2.1)

dengan k kondisi awal, dan untuk 1≤ i ≤ k, ci = konstanta

Menyelesaikan Relasi Rekursif Linear Homogen Dengan Koefisien

Konstan

Bentuk umum relasi rekursif linear homogen dengan koefisien konstan

adalah:

an + c1an-1 + c2an-2 + ... + ckan-k = 0 ; n ≥ k ... bagian rekursif

a0 = p0, a1 = p1 , ... ak-1 = pk-1 ... syarat/kondisi awal

Langkah-langkah menyelesaikan relasi rekursif linear homogen

dengan koefisien konstan:

1. Misalkan an = xn, x ≠ 0

2. Bagian rekursif dari relasi rekursifnya menjadi:

xn + c1xn-1 + c2xn-2+ ... + ckxn-k = 0

Pangkat terkecilnya adalah n- k

Karena x ≠ 0 maka xn-k ≠ 0, kita dapat membagi kedua ruas dari

persamaan di atas dengan xn-k

3. Bagi kedua ruas pada persamaan dengan xn-k, diperoleh:

xk + c1xk-1 + c2xk-2+ ... + ck = 0 (1.2.2)

Persamaan 1.2.2 di atas merupakan persamaan yang disebut

”Persamaan Karakteristik” dari relasi rekursif. Pada umumnya relasi

1
rekursif mempunyai k akar. Misalkan akar-akar persamaan karakteristik

adalahx1, x2, ... ,xk.

KITA TINJAU DUA KASUS:

KASUS I : SEMUA AKAR PERSAMAAN KARAKTERISTIK BERBEDA

Dalam hal ini x1n, x2n, ... , xknadalah solusi dari relasi rekursif di atas,

sehingga solusi yang diperoleh (akibat teorema superposisi):

k1x1n + k2x2n + ... + kkxkn

Jadi, solusi dari relasi rekursif adalah:

an = k1x1n + k2x2n + ... + kkxkn

Selanjutnya, untuk mencari nilai-nilai k1,k2, ... , kk diperoleh dengan

memanfaatkan syarat/kondisi awal dalam relasi rekursif. Setelah itu, nilai-

nilai tersebut disubtitusikan ke dalam solusi umum sehingga diperoleh solusi

dari relasi rekursif.

CONTOH SOAL:

Carilah solusi relasi rekursif berikut ini:

Fn =7 Fn-1–12 Fn-2 , n ≥ 2

F0 = 0, F1= -1

Mencari penyelesaian dari relasi rekursif di atas dengan mengubah bagian

rekursif ke bentuk umum (linear):

Fn =7 Fn-1 – 12 Fn-2

Fn - 7Fn-1 + 12Fn-2 = 0

Derajatnya 2, homogen sebab ruas kanannya nol, koefisien konstan.

Langkah-langkah penyelesaian:

MisalkanFn = xn ; x ≠ 0

maka bentuk rekursif Fn - 7Fn-1 + 12Fn-2 = 0 menjadi:

xn–7xn-1+12xn-2 = 0

2
bagi kedua ruas persamaan karakteristik terakhir ini dengan xn-2

diperoleh persamaan karakteristik sebagai berikut:

x2–7x +12 = 0

yang akar-akarnya:

𝑥1 = 3 dan 𝑥2 = 4

Sehingga solusi umum dari relasi rekursif adalah

𝐹𝑛 = 𝑘1 (3)𝑛 + 𝑘2 (4)𝑛 ................ (1)

Karena kondisi awal F0 = 0 dan F1 = -1, maka dari solusi relasi rekursif

di atas diperoleh sistem persamaan berikut (dengan memanfaatkan

persamaan (1)):

𝐹0 = 𝑘1 (3)0 + 𝑘2 (4)0 = 0

𝐹1 = 𝑘1 (3)1 + 𝑘2 (4)1 = −1

Selanjutnya dari sistem persamaan linear di atas diperoleh:

𝑘1 = 1 dan 𝑘2 = −1

Substitusikan nilai k1 dan k2 ini ke persamaan (1)

𝐹𝑛 = (3)𝑛 − (4)𝑛

EXERCISE BY STUDENT:

Selesaikan relasi rekursif berikut ini:

an = 2 an-1 + 3 an-2, n  2

a0 = a1 = 1

JAWAB: an = ½ (3)n + ½(-1)n

3
Kasus II : Terdapat akar-akar persamaan karakteristik yang sama

(akar rangkap).

Teorema 1.2.3:

Jika persamaan karakteristik xk + c1xk-1 + c2xk-2+ ... + ck = 0 dari relasi

rekursif an + c1an-1 + ... + ckan-k = 0 ; ck ≠ 0 mempunyai sebuah

akar, katakan x1 (akar rangkap m, m ≤ k) maka solusi umum dari

relasi rekursif yang melibatkan x1 mempunyai bentuk:

c1x1n + c2nx1n + c3n2x1n + c4n3x1n +...+cmnm-1x1n

Jika k = 5 dan x1 = x2 = x3, x4 = x5

Solusi umum an = c1x1n + c2nx1n + c3n2x1n + c4x4n+ c5nx4n

CONTOH SOAL:

Carilah formula untuk an yang memenuhi relasi berikut:

an+ an-1- 21an-2 – 45an-3 = 0

dengan a0 = 1; a1 = 1; a2 = 2

Penyelesaian:

Misalkan an = xn ; x ≠ 0 maka bentuk rekursif

xn + xn-1 - 21xn-2 - 45xn-3 = 0

bagi kedua ruas persamaan karakteristik terakhir ini dengan xn-3

diperoleh persamaan karakteristik sebagai berikut:

x3 + x2 - 21x - 45 = 0

ekuivalen dengan

(x + 3)2 (x - 5) = 0

akar-akar dari persamaan karakteristik ini adalah:

𝑥 = −3 (rangkap 2) dan 𝑥 = 5

Sehingga berdasarkan teorema 1.2.2 dan 1.2.3 solusi umum dari relasi

rekursif adalah:

4
an =k1(5)n+ k2(-3)n + k3n(-3)n................1)

Karena kondisi awal a0 = 1 dan a1 = 1 dan a2 = 2, maka dari solusi

relasi rekursif di atas diperoleh sistem persamaan berikut:

𝑘1 + 𝑘3 = 1 (1)

5𝑘1 − 3𝑘2 − 3𝑘3 = 1 (2)

25𝑘1 + 9𝑘2 + 18𝑘3 = 2 (3)

Selanjutnya dari sistem persamaan linear di atas diperoleh:

17 47 5
𝑘1 = 64, 𝑘2 = 64, 𝑘3 = − 8

Substitusikan nilai k1,k2,dan k3 ini ke persamaan 1)

17 47 5
an =645n + (-3)n− 8n(-3)n
64

Tentukan solusi relasi rekursif:

an = 9 an-1 – 15 an-2 + 7 an-3, n  3

a0 = 0, a1 = 1, a2 = 2

Jawab:

an = n, n  0

5
2.3 Menyelesaikan Relasi Rekursif Dengan Fungsi Pembangkit

Dalam bab terdahulu kita telah bicarakan tentang fungsi pembangkit

dan aplikasinya. Pada bagian ini kita akan lihat bahwa fungsi pembangkit

dapat pula dipakai untuk mencari penyelesaian suatu relasi rekursif dengan

mudah.

Contoh Soal:

Gunakan fungsi pembangkit biasa untuk menyelesaikan relasi rekursif

berikut:

a0 = 1, a1 = 3 ; an = 2a n-1 + 4n-1, n ≥ 2

Penyelesaian :

MisalP(x) adalah fungsi pembangkit biasa dari barisan (an), maka menurut

definisi:
~

𝑃(𝑥) = ∑ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
𝑛=0

Karena untuk n ≥ 2, an = 2 an-1 + 4n-1,kalau kedua ruas dari persamaan ini

dikali dengan xn kemudian dijumlahkan untuk n=2 sampai n= ∞, diperoleh:


~ ~

∑ an 𝑥 𝑛 = ∑(2 𝑎𝑛−1 + 4𝑛−1 )𝑥 𝑛


𝑛=2 𝑛=2

Ekuivalen dengan
~ ~ ~

∑ an 𝑥 = 2 ∑ an−1 𝑥 + ∑ 4n−1 𝑥 n
n n
(1.3.1)
𝑛=2 n=2 𝑛=2

~ ~ ~
n n−1
∑ an 𝑥 − a0 − a1 𝑥 = 2 𝑥 ∑ a n−1 𝑥 + 𝑥 ∑ 4n−1 𝑥 n−1
𝑛=0 𝑛=2 𝑛=2

~
~ ~

∑ an 𝑥 n − a0 − a1 𝑥 = 2𝑥( ∑ an−1 𝑥 n−1 − a0 ) + 𝑥( ∑(4𝑥)n−1 − 1 )


𝑛=0 𝑛=1
𝑛=1

1
P(x) - 1 - 3x = 2 𝑥(𝑃(𝑥) − 1) + 𝑥(1−4𝑥 − 1)

𝑥
P(x) - 1 - 3x = 2 xP(x) – 2x + 1−4𝑥 − 𝑥

6
1−3𝑥
P(x) = (1−4𝑥)(1−2𝑥)

1−3𝑥 1⁄ 1⁄
Karena (1−4𝑥)(1−2𝑥)
= 2
+ 2
1−4𝑥 1−2𝑥

1 1 1
P(x) =2 (1−4𝑥 + )
1−2𝑥

~ ~
1
= ( ∑(4𝑥)n + ∑(2𝑥)n )
2
𝑛=0 n=0


1
= ∑ (4n + 2n )𝑥 n
2
𝑛=0

Dengan demikian, penyelesaian yang dim aksud adalah

1
𝑎𝑛 = (4𝑛 + 2𝑛 ), n  0
2

LATIHAN:

Selesaikan relasi rekursif berikut:

an– an-1 = n , n  1

a0 = 1

Penyelesaian:

Misalkan P(x) adalah FPB dari (an), maka menurut definisi:


~

𝑃(𝑥) = ∑ 𝑎𝑛 𝑥 𝑛
𝑛=0

Karena untuk n ≥ 1,an – an-1 = n,kalau kedua ruas dari persamaan ini dikali

xn kemudian dijumlahkan untuk n= 1sampai n= ∞, diperoleh:


~ ~ ~

∑ an 𝑥 − ∑ an−1 𝑥 = ∑ n 𝑥 𝑛
𝑛 𝑛

𝑛=1 𝑛=1 𝑛=1

Ekuivalen dengan
~ ~ ~

(∑ an 𝑥 𝑛 − a0 ) − 𝑥(∑ an−1 𝑥 𝑛−1 ) = ∑ n 𝑥 𝑛 (1.3.2)


𝑛=0 𝑛=1 𝑛=0

𝑥
(P(x) – 1)–xP(x) = (1−𝑥)2

Ekuivalen dengan
𝑥
(1- x)P(x) = (1−𝑥)2
+1

7
𝑥 1
P(x) = + 1−𝑥
(1−𝑥)3

~
3 + k − 1 k ∑~
P(x) = 𝑥( ∑ ( ) 𝑥 + n=0 𝑥 n
𝑘=0 𝑘
~ ~
k + 2 k+1
= ∑( )𝑥 + ∑ 𝑥n
𝑘
𝑘=0 n=0

~ ~
n+1 n
= ∑( ) 𝑥 + ∑ 𝑥n
𝑛−1
𝑛=1 n=0

Dengan demikian, penyelesaian yang dimaksud adalah

1, 𝑛=0 1, 𝑛=0
𝑎𝑛 = { n + 1 atau 𝑎𝑛 = {𝑛2 +𝑛+2
( ) + 1, 𝑛 ≥ 1 ,𝑛 ≥ 1
𝑛−1 2

CATATAN:

1. Pada dasarnya, relasi rekursif (1.2.1) dapat diselesaikan dengan fungsi

pembangkit.

2. Untuk jenis relasi rekursif tertentu, lebih mudah diselesaikan dengan

fungsi pembangkit eksponensial daripada fungsi pembangkit biasa. Ini

akan diperlihatkan pada bagian berikut.

2.4 Derangement (Pengacakan)

Misal terdapat n elemen dijajar pada satu baris dan diberi label

1,2,3,…..,n. Kemudian ke n elemen itu dipermutasikan pada baris yang sama

sedemikian hingga tidak ada satu elemenpun menempati tempatnya semula.

Sebuah permutasi yang demikian disebut derangement.Contoh: 3142 atau

4321 adalah derangement dari 1234, akan tetapi 3124 bukan derangement

dari 1234. Sebab dalam 3124, elemen 4 menempati posisinya semula

(posisike 4).Begitujuga 4231 bukan derangement dari 1234 sebabelemen 2

menempati posisinya semula.Mudah diselidiki bahwa hanya terdapat 9

8
derangement dari 1234.Terdapat 2 derangement dari 123; yaitu : 231 dan

312. Ada berapa derangement dari 12345?? Secara umum kita tertarik

dengan permasalahan berikut: misalnya Dn menyatakan banyaknya

derangement dari n elemen.

Relasi Rekursif untuk Dn

Relasi rekursif untuk Dn adalah sebagai berikut:

𝐷0 = 1

𝐷𝑛 = 𝑛𝐷𝑛−1 + (−1)𝑛 , 𝑛 ≥ 1.

Mencari Formula untuk Dn

Telah ditunjukkan bahwa untuk n ≥ 1, berlaku hubungan

𝐷𝑛 = 𝑛𝐷𝑛−1 + (−1)𝑛 (1.4.2)

Kita akan selesaikan relasi relasi rekursif ini dengan fungsi pembangkit

eksponensial (FPE). Jika P(x) adalah fungsi pembangkit eksponensial (FPE),

maka menurut definisi:



𝑥𝑛
𝑃(𝑥) = ∑ 𝐷𝑛
𝑛!
𝑛=0

𝑥𝑛
Kalikan kedua ruas persamaan (1.4.2) dengan dan ambil sigmanya untuk
𝑛!

n ≥ 1, diperoleh:

𝑥𝑛 𝑥𝑛 𝑥𝑛
∑∞
𝑛=1 𝐷𝑛 = ∑∞ ∞ 𝑛
𝑛=1 𝑛𝐷𝑛−1 𝑛 ! + ∑𝑛=1(−1) 𝑛 ! (1.4.3)
𝑛!

Ruas kiri dari (1.4.3) dapat ditulis sebagai berikut:


∞ ∞
𝑥𝑛 𝑥𝑛 𝑥0
∑ 𝐷𝑛 = ∑ 𝐷𝑛 − 𝐷0
𝑛! 𝑛! 0!
𝑛=1 𝑛=0

= 𝑃(𝑥) − 1

Suku pertama ruas kanan (1.4.3) adalah:


∞ ∞
𝑥𝑛 𝑥 𝑛−1
∑ 𝑛𝐷𝑛−1 = 𝑥 ∑ 𝐷𝑛−1 = 𝑥 𝑃(𝑥)
𝑛! (𝑛 − 1)!
𝑛=1 𝑛=1

Suku kedua ruas kanan persamaan (1.3.4) adalah:

9
∞ ∞
𝑥𝑛 (−𝑥)𝑛
𝑛
∑(−1) = ∑ − 1 = 𝑒 −𝑥 − 1
𝑛! 𝑛!
𝑛=1 𝑛=0

Sehingga (1.4.3) dapat ditulis sebagai berikut:

𝑃(𝑥) − 1 = 𝑥 𝑃(𝑥) + 𝑒 −𝑥 − 1

Ekuivalen dengan

𝑒 −𝑥
𝑃(𝑥) =
1−𝑥

Karena
∞ ∞
(−𝑥)𝑛 1
𝑒 −𝑥 =∑ dan = ∑ 𝑥𝑛
𝑛! 1−𝑥
𝑛=0 𝑛=0

∞ ∞
(−𝑥)𝑛
𝑃(𝑥) = ( ∑ ) ( ∑ 𝑥𝑛 )
𝑛!
𝑛=0 𝑛=0

∞ ∞
(−1)𝑛
=(∑ (𝑥)𝑛 ) ( ∑ 𝑥 𝑛 )
𝑛!
𝑛=0 𝑛=0

∞ 𝑛
(−1)𝑘 𝑛
= ∑( ∑ )𝑥 ( Rumus Konvolusi)
𝑘!
𝑛=0 𝑘=0

∞ 𝑛
(−1)𝑘 𝑥 𝑛
= ∑ 𝑛! ∑
𝑘! 𝑛!
𝑛=0 𝑘=0

𝑥𝑛
Solusi relasi rekursif yaitu Dn adalah koefisien dalam P(x). Dengan
𝑛!

demikian
𝑛
(−1)𝑘
𝐷𝑛 = 𝑛! ∑
𝑘!
𝑘=0

1 1 1 1
= 𝑛 ! (1 − + − + ⋯ + (−1)𝑛 )
1! 2! 3! 𝑛!

CATATAN :

Jika kita coba menyelesaikan relasi rekursif untuk Dn ini dengan fungsi

pembangkit biasa, maka kita akan terbentur dengan persamaan diferensial

yang tidak mudah untuk dipecahkan!.

10
2.5 Sistem Relasi Rekursif

Adakalanya suatu permasalahan dapat dimodelkan kedalam bentuk

sistem relasi rekursif.Sistem relasi rekursif melibatkan paling sedikit dua

relasi rekursif yang terkait satu sama lainnya. Sebagai ilustrasi, ikuti uraian

berikut.

Misal an menyatakan banyaknya barisan binair n-angka yang memuat

“0” sebanyak bilangan genap dan “1” sebanyak bilangan genap;

bn menyatakan banyaknya barisan binair n-angka yang memuat “0”

sebanyak genap dan “1” sebanyak ganjil;

cn adalah banyaknya barisan binair n-angka yang memuat “0” sebanyak

ganjil dan “1” sebanyak genap; dan

dn adalah banyaknya barisan binair n-angka yang memuat “0”

sebanyak ganjil dan “1” sebanyak ganjil.

Karena setiap barisan binair n-angka yang memuat “0” sebanyak genap

dan “1” sebanyak genap dapat diperoleh dari: sebuah barisan binair (n-1)-

angka yang memuat “0” sebanyak genap dan “1” sebanyak ganjil dengan

menambah/menyisipkan sebuah digit “1”, atau sebuah barisan binair (n-1)-

angka yang memuat “0” sebanyak ganjil dan “1” sebanyak genap dengan

menambah/menyisipkan sebuah digit “0”, maka diperoleh hubungan sebagai

berikut:

𝑎𝑛 = 𝑏𝑛−1 + 𝑐𝑛−1

Begitu pula setiap barisan binair n-angka yang memuat “0” sebanyak

genap dan “1” sebanyak ganjil dapat diperoleh dari: sebuah barisan binair (n-

1)-angka yang memuat “0” sebanyak genap dan “1” sebanyak genap dengan

menyisipkan sebuah digit “1”; atau sebuah barisan binair (n-1)-angka yang

memuat “0” sebanyak ganjil dan “1” sebanyak ganjil dengan menyisipkan

sebuah digit “0”. Sehingga diperoleh hubungan sebagai berikut:

11
𝑏𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 𝑑𝑛−1

Dengan argumen yang serupa dapat ditunjukan bahwa untuk𝑐𝑛 dan 𝑑𝑛 ,

berturut-turut berlaku hubungan sebagai berikut:

𝑐𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 𝑑𝑛−1 dan𝑑𝑛 = 𝑏𝑛−1 + 𝑐𝑛−1

Jelas bahwa𝑎0 =1 dan 𝑏0 = 𝑐0 = 𝑑0 = 0, jadi relasi rekursif untuk𝑎𝑛 , 𝑏𝑛 , 𝑐𝑛 ,

dan 𝑑𝑛 diberikan oleh sistem rekursif barikut:

𝑎𝑛 = 𝑏𝑛−1 + 𝑐𝑛−1

𝑏𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 𝑑𝑛−1

𝑐𝑛 = 𝑎𝑛−1 + 𝑑𝑛−1

𝑑𝑛 = 𝑏𝑛−1 + 𝑐𝑛−1

Dengan kondisi awal a0 = 1, b0 = c0= d0 = 0.

Selanjutnya, kita gunakan fungsi pembangkit untuk menyelesaikan

sistem rekursif tersebut.Misalnya A(x), B(x), C(x) dan D(x) berturut-turut

adalah fungsi pembangkit biasa dari an, bn, cn, dan dn, diperoleh :

𝐴(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯

= 𝑎0 + (𝑏0 + 𝑐0 )𝑥 + (𝑏1 + 𝑐2 )𝑥 2 + ⋯

= 𝑎0 + 𝑥(𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ )

+𝑥 (𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 2 + ⋯ )

= 1 + 𝑥 𝐵(𝑥) + 𝐶(𝑥);

𝐵(𝑥) = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏𝑥 2 + ⋯

= 𝑏0 + (𝑎0 + 𝑑0 )𝑥 + (𝑎1 + 𝑑1 )𝑥 2 + ⋯

= 0 + 𝑥(𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ )

+𝑥 (𝑑0 + 𝑑1 𝑥 + 𝑑2 𝑥 2 + ⋯ )

= 𝑥 𝐴(𝑥) + 𝑥 𝐷(𝑥);

𝐶(𝑥) = 𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 2 + ⋯

= 𝑐0 + (𝑎0 + 𝑑0 )𝑥 + (𝑎1 + 𝑑1 )𝑥 2 + ⋯

= 0 + 𝑥(𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 2 + ⋯ )

+𝑥 (𝑑0 + 𝑑1 𝑥 + 𝑑2 𝑥 2 + ⋯ )

12
= 𝑥 𝐴(𝑥) + 𝑥 𝐷(𝑥);

𝐷(𝑥) = 𝑑0 + 𝑑1 𝑥 + 𝑑2 𝑥 2 + ⋯

= 𝑑0 + (𝑏0 + 𝑐0 )𝑥 + (𝑏1 + 𝑐1 )𝑥 2 + ⋯

= 0 + 𝑥(𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + 𝑏2 𝑥 2 + ⋯ )

+𝑥 (𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + 𝑐2 𝑥 2 + ⋯ )

= 𝑥 𝐵(𝑥) + 𝑥 𝐶(𝑥);

Dengan demikian kita punya sistem persamaan:

𝐴(𝑥) = 1 + 𝑥 𝐵(𝑥) + 𝑥𝐶(𝑥); (1)

𝐵(𝑥) = 𝑥 𝐴(𝑥) + 𝑥 𝐷(𝑥); (2)

𝐶(𝑥) = 𝑥 𝐴(𝑥) + 𝑥 𝐷(𝑥); (3)

𝐷(𝑥) = 𝑥 𝐵(𝑥) + 𝑥 𝐶(𝑥); (4)

Dari (1) dan (4) diperoleh A(x) – D(x) = 1, atau A(x) = D(x) + 1 atau D(x) =

A(x) – 1

Dari (2) dan (3) diperoleh B(x) = C(x)

Kita akan mencari penyelesaian untuk A(x) dengan menggunakan pers. (1)

A(x) = 1 + xB(x) + xC(x) = 1 + x [xA(x) + xD(x)] + x [xA(x) + xD(x)]

= 1 +2x2A(x) +2x2D(x)

= 1 + 2x2A(x) +2x2[A(x) – 1]

= 1 – 2x2 + 4x2A(x)

(1-4x2)A(x) = 1 – 2x2

Diperoleh,

1 − 2𝑥 2
𝐴(𝑥) =
1 − 4𝑥 2

Kita akan mencari penyelesaian untuk B(x) dengan menggunakan pers. (2)

B(x) = xA(x) + xD(x) = x[D(x) + 1] + x [xB(x) + xC(x)]

= xD(x) + x + x[ 2xB(x) ]

= x[ 2xB(x) ] + x + 2x2B(x)

= x + 4x2B(x)

13
(1-4x2)B(x) = x

Dengan demikian diperoleh:

𝑥
𝐵(𝑥) =
1 − 4𝑥 2

Karena B(x) = C(x), maka:

𝑥
𝐶(𝑥) =
1 − 4𝑥 2

Kita akan mencari penyelesaian untuk D(x) dengan menggunakan pers. (4)

D(x) = xB(x) + xC(x) = 2xB(x)

= 2x[xA(x) + xD(x)]

= 2x[x{D(x) + 1} + xD(x)]

= 2x[2xD(x) + x]

= 4x2D(x) + 2x2

(1-4x2)D(x) = 2x2

Diperoleh,

2𝑥 2
𝐷(𝑥) =
1 − 4𝑥 2

Selanjutnya kita cari koefisien xn dalam A(x), B(x), C(x), dan D(x).

Karena:

1 − 2𝑥 2 1 2𝑥 2
𝐴(𝑥) = = −
1 − 4𝑥 2 1 − (2𝑥)2 1 − (2𝑥)2
1 1 1 1
−2
2 2 2
= + − 𝑥{ + }
1 + 2𝑥 1 − 2𝑥 1 + 2𝑥 1 − 2𝑥
∞ ∞ ∞ ∞
1 1 1 1
= ∑(−2𝑥)𝑘 + ∑(2𝑥)𝑘 + 𝑥 ∑(−2𝑥)𝑘 − 𝑥 ∑(2𝑥)𝑘
2 2 2 2
𝑘=0 𝑘=0 𝑘=0 𝑘=0

∞ ∞ ∞ ∞
1 1 1 1
= ∑(−2)𝑘 𝑥 𝑘 + ∑ 2𝑘 𝑥 𝑘 + ∑(−2)𝑘 𝑥 𝑘+1 − ∑ 2𝑘 𝑥 𝑘+1
2 2 2 2
𝑘=0 𝑘=0 𝑘=0 𝑘=0

Jikaa0 = 1 dan untuk n ≥ 1, maka:

1 1 1 1
𝑎𝑛 = (−2)𝑛 + (2)𝑛 + (−2)𝑛−1 − (2)𝑛−1
2 2 2 2

= 2(−2)−2 (−2)𝑛 + 2(2)−2 (2)𝑛 − (−2)−1 (−2)𝑛−1 − (2)−1 (2)𝑛−1

14
= 2(−2)𝑛−2 + 2. 2𝑛−2 − (−2)𝑛−2 − 2𝑛−2

= 2(−2)𝑛−2 − (−2)𝑛−2 + 2. 2𝑛−2 − 2𝑛−2

= (−2)𝑛−2 + 2𝑛−2

atau

1 , jika 𝑛 = 0
𝑎𝑛 { 2𝑛−1 , jika 𝑛 genap dan 𝑛 ≥ 2
0 . jika 𝑛 ganjil

Selanjutnya, karena

1 1
𝑥 4 4
𝐵(𝑥) = = −
1 − 4𝑥 2 1 − 2𝑥 1 + 2𝑥
∞ ∞
1
= {∑(2𝑥)𝑛 − ∑(−2𝑥)𝑛 } ,
4
𝑛=0 𝑛=0

maka,

1 𝑛
𝑏𝑛 = (2 − (−2)𝑛 ), 𝑛  0
4

0 , jika 𝑛 genap
𝑏𝑛 = {
2𝑛−1 , jika 𝑛 ganjil

Perhatikan bahwaC(x) =B(x). Sehingga jelas, cn=bn.

Akhirnya,

1 1
2𝑥 2 −2
2
𝐷(𝑥) = = 𝑥 { + }
1 − 4𝑥 2 1 − 2𝑥 1 + 2𝑥

∞ ∞
1 1
= 𝑥 { ∑(2𝑥)𝑛 − ∑(−2𝑥)𝑛 }
2 2
𝑛=0 𝑛=0

∞ ∞
1 1
= ∑ 2𝑛 𝑥 𝑛+1 − ∑(−2)𝑛 𝑥 𝑛+1
2 2
𝑛=0 𝑛=0

Dengan demikian,

1 𝑑−1 1
𝑑𝑑 = 2 − (−2)𝑑−1
2 2
𝑑−1 , 𝑑 > 0 dan 𝑑 genap
𝑑𝑑 = { 2
0 , 𝑑 ganjilatau 𝑑 = 0

15
TUGAS (PALING LAMBAT DIKUMPUL 25 JAN 2012)

1. Selesaikanrelasirekursifberikutdenganmetodeakarkarakteristik:

a. 𝑑1 = 2 , 𝑑2 = 6;

𝑑𝑑 − 4𝑑𝑑−1 + 4𝑑𝑑−2 = 0, 𝑑 ≥ 3

b. 𝑑0 = 0 , 𝑑1 = 1, 𝑑2 = 2, 𝑑3 = 3;

𝑑𝑑 + 2 𝑑𝑑−2 + 𝑑𝑑−4 = 0 , 𝑑 ≥ 4

c. 𝑑0 = 𝑑1 = 𝑑2 = 0, 𝑑3 = 5;

𝑑𝑑 = 10 𝑑𝑑−1 − 37 𝑑𝑑−2 + 60 𝑑𝑑−3 − 36 𝑑𝑑−4 , 𝑑 ≥ 4 ;

2. Selesaikanrelasirekursifberikutdenganfungsipembangkit:

𝑑
a. 𝑑1 = 3 ; 𝑑𝑑−1 = 2𝑑𝑑 + 4 , 𝑑 ≥ 0

b. 𝑑0 = 0 ; 𝑑𝑑+1 = 𝑑𝑑 + 𝑑 + 7 , 𝑑 ≥ 0

c. 𝑑0 = 2 ; 𝑑𝑑 = 2𝑑 𝑑𝑑−1 + 𝑑 , 𝑑 ≥ 1

3. Gambarlah n buahgarisluruspadabidangdatar,

sedemikianhinggasetiappasanggarisberpotongan di

satutitikdantidakadatigagarisberpotongan di satutitik.

Bilabnmenyatakanbanyaknyadaerah (region) yang terbentuk,

makatulisdanselesaikanrekursifuntuk bn.

4. Berapapeluangpasangandansadengansyarattidakadasuamiistridalam 1

pasangandari 5 pasangan.

5. Selesaikansistemrelasirekursif:

a1 = b1 = c1 = 1

𝑑𝑑+1 = an + bn + cn,n 1

𝑑𝑑+1 = 4n – cn ,n 1

𝑑𝑑+1 = 4n – bn ,n 1

16

Anda mungkin juga menyukai