Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315112713

PROFESIONALISME GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN


PADA ERA GLOBALISASI

Article · March 2017

CITATIONS READS

0 9,544

4 authors, including:

Dodi Yastrawan
Ganesha University of Education
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Dodi Yastrawan on 16 March 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROFESIONALISME GURU
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA ERA
GLOBALISASI

Dodi Yastrawan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha


Singaraja, Indonesia

e-mail: yastrawand@gmail.com

Abstrak
Profesionalisme merupakan performance quality dan sekaligus sebagai tuntutan perilaku profesional
dalam melaksanakan tugasnya. Profesionalisme. Guru adalah pekerja profesi oleh karena itu harus
menjunjung profesionalisme. Pengertian umum profesionalisme menunjukkan kerja keras secara
terlatih tanpa adalanya persyaratan tertentu. Profesionalisme guru menghadapi problematika
pendidikan yang masih banyak terjadi di negeri ini seperti, sistem yang berubah-ubah dan SDM yang
masih kalah dengan negara-negara tetangga. Tantanggan profesinalisme guru kedepan adalah
perkembangan teknologi informasi, desentralisasi dan sentralisasi pendidikan, dan pasar bebas
ASEAN.

Kata Kunci: profesionalisme, guru, mutu pendidikan

Abstract
Professionalism is the performance quality and as well as the demands of professional conduct in
performing their duties. Teacher professionalism are professional workers therefore uphold
professionalism. The common understanding of professionalism demonstrated by trained hard work
without any specific requirements. Teacher professionalism deal with education problem is still a lot
going on in this country, such as changing the system and human resources is still inferior to
neighboring countries. Teacher profesionalism challenge in the future is the development of
information technology, decentralization and centralization of education, and the ASEAN free market.

Keywords: professionalism, teachers, the quality of education

PENDAHULUAN dalam kegiatan belajar mengajar.


Di era globalisasi saat ini, Kedudukan guru merupakan posisi yang
Indonesia harus mampu meningkatkan penting dalam dunia pendidikan
mutu pendidikan, sehingga tidak kalah khususnya di lembaga pendidikan formal.
bersaing dengan negara lain. Negara kita Oleh karena itu, kebijakan sertifikasi bagi
harus mencetak orang-orang yang berjiwa guru dan dosen memang suatu langkah
mandiri dan mampu berkompetisi di yang strategis untuk dapat meningkatkan
tingkat dunia. Saat ini, Indonesia mutu pendidikan di Indonesia.
membutuhkan orang-orang yang dapat Kompetensi guru merupakan
berfikir secara efektif, efisien dan juga seperangkat penguasaan kemampuan
produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan yang harus ada dalam diri guru agar dapat
jika kita mempunyai tenaga pendidik yang mewujudkan kinerja secara tepat dan
handal dan mampu mencetak generasi efektif. Sedangkan guru yang profesional
bangsa yang pintar dan bermoral. adalah guru yang memiliki kemampuan
Guru merupakan komponen dan keahlian khusus dalam bidang
pendidikan yang sangat berperan penting keguruan sehingga mampu melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan sertifikat pendidik kepada guru yang telah
kemampuan maksimal. memenuhi persyaratan tertentu, yaitu
Guru merupakan orang yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sangat berpengaruh dalam proses belajar sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
mengajar. Sudah selayaknya seorang kemampuan untuk mewujudkan tujuan
guru itu diberikan kesejahteraan berupa pendidikan nasional yang disertai dengan
sertifikasi. Dapat dipahami bahwa peningkatan kesejahteraan yang layak.
sertifikasi adalah proses pemberian
menyebutkan bahwa sistem pendidikan di
PEMBAHASAN Indonesia terburuk di kawasan Asia, yaitu
Problematika Mutu Pendidikan dari 12 negara yang disurvei oleh
Sebelum melangkah lebih jauh lembaga yang berkantor pusat di
dalam mengkaji peran guru dalam Hongkong itu, Korea Selatan dinilai
peningkatan mutu pendidikan, ada memiliki sistem pendidikan terbaik, disusul
baiknya melihat problematika mutu Singapura, Jepang dan Taiwan, India,
pendidikan saat ini. Hal ini sebagai. Hal ini Cina,serta Malaysia. Indonesia menduduki
sebagai overview untuk kemudian urutan ke 12, setingkat di bawah Vietnam.
mengantarkan pada pemahaman diman Sedangkan laporan dari United Nations
dan seperti apa sebenanrnya kompetensi Development Program (UNDP) tahun
dan profesionalitas guru secara ideal, 2010 dan 2011, menyatakan bahwa
seperti halnya juga yang dicantumkan indeks pembangunan manusia di
dalam pengaturan Udang-undang guru Indonesia ternyata tetap buruk. Tahun
dan dosen saat ini. 2010 Indonesia menempati urutan ke 111
Pendidikan merupakan salah satu dari 175 negara ditambah . Lebih sempit
subsistem yang sentral, sehingga lagi pada kawasan ASEAN, menurut
senantiasa perlumendapatkan perhatian UNDP menyatakan posisi Indonesia
dan perbaikan dalam menjaga kontinuitas dibandingkan dengan negara-negara
proses kehidupandalam berbagai aspek di anggota ASEAN masih tertinggal cukup
tengah-tengah masyarakat , negara- jauh, Singapura pada urutan 25, Brunei
negara tersebut (input-proses-output). pada urutan 33, Malaysia pada urutan 58,
Karena itu, mutu pendidikan perlu menjadi sementara Indonesia berda pada urutan
perhatian berbagai pihak untuk kemudian 111.
mampu bersama memajukannya. Perlu Kondisi ini menunjukan adanya
diingat kita bahha mutu pendidikan hubungan yang berarti antara
Indonesia belum beranjak dari prestasinya penyelenggaraan pendidikan dengan
yang cukup rendah bahkan ditingkatan kualitas pembangunan sumber daya
ASIA. manusia indonesia yang dihasilkan
Memang ada paradigma yang selama ini, meskipun masih ada faktor-
terbangun di dalam sistem pendidikan kita faktor lain yang juga mempengaruhinya.
bahwa ganti menteri ganti kurikulum dan Landasan Pendidikan marupakan salah
kebijakan pendidikan. Hal ini tentu dapat satu kajian yangdikembangkan dalam
berpengaruh pada upaya singkronisasi berkaitannya dengan dunia pendidikan.
peningkatan mutu pendidikan. Dalam Untuk diyakini bahwa dalam
upaya untuk memperbaiki sistem bidang pendidikan, yang dimaksud
pendidikan nasional ternyata memerlukan dengan mutu memiliki pengertian sesuai
adanya perbaikan pula dalam aspek dengan makna yang terkandung dalam
sistemik (regulasi-regulasi) serta siklus pembelajaran. Secara ringkas dapat
meningkatnya kontrol sosial dari diartikan beberapa kata kunci mengeni
masyarakat, selain itu pendidikan sangat pengertian mutu, yaitu sesuai
dipengaruhi oleh kondisi sosial politik, perkembangan kebutuhan, sesuai
termasuk persoalan stabilitas dan penggunaan pelanggan, sesuai
keamanan, sebab pelaksanaan perkembangan kebutuhan, dan sesuai
pendidikan membutuhkan rasa aman. kebutuhan lingkungan global. Sehingga
Hasil survey Political and untuk melihat hasil dari mutu pendidikan
Economic Risk Consultancy (PERC) yang yang tak biasa lepas dari hal tersebut
adalah ketersediaan professional guru yang saling bersinergi dalam mewujudkan
dan aturan yang mengatur kerja guru, mutu pendidikan yang baik.
sebagai berikut: (1) Seseorang
Profesionalisme Guru professional menggunakan waktu
Supriyadi (1999) mengatakan sepenuhnya untuk menjalankan
bahwa bahwa profesionalisme menunjuk pekerjaanya; (2) Terikat dengan panggilan
pada derajat penampilan seseorang hidup dan di dalam hal tersebut
sebagai profesional atau penampilan memerlukan seperangkat norma
suatu pekerjaan sebagai profesi, ada yang kepatuhan dan perilaku; (3) Menjadi
profesionalismenya tinggi, sedang, dan anggota professional yang formal; (4)
rendah. Profesionalisme juga mengacu Menguasai pengetahuan yang berguna
kepada sikap dan komitmen anggota dan keterampilan atas dasar spesialisasi
profesi untuk bekerja berdasarkan standar atau pendidikan yang sangat khusus; (5)
yang tinggi dan kode etik profesi. Terikat oleh syarat-syarat kompetensi,
Dengan demikian profesionalisme kesadaran prestasi dan pengabdian; dan
merupakan performance quality dan (6) Memperoleh otonomi berdasarkan
sekaligus sebagai tuntutan perilaku spesialisasi teknik yang tinggi.
profesional dalam melaksanakan Kemampuan professional pendidik
tugasnya. Konsekuensinya guru sebagai amatlah penting dalam rangka
profesional dituntut untuk bisa bekerja meningkatkan kualitas pendidikan, bahwa
dalam koridor profesionalisme.Guru titik berat pembangunan pendidikan
adalah pekerja profesi oleh karena itu diletakkan pada peningkatan mutu setiap
harus menjunjung profesionalisme. jenjang dan jenis pendidikan. Beberapa
Pengertian umum profesionalisme hasil penelitian tentang peran dan
menunjukkan kerja keras secara terlatih kompetensi guru menyebutkan bahwa
tanpa adalanya persyaratan tertentu. guru sekolah dasar yang progresifatau
Pemahaman secara scientific tradisionalhanya membawa sedikit
profesionalisme menunjuk pada ide, keberhasilan prestasi belajar Bennet
aliran, atau pendapat bahwa suatu profesi dalam Mujis (2008:2). Kemampuan
harus dilksanakan oleh profesional pendidik dalam meningkatkan
denganmengacu kepada profesionalisme profesionalnya tidak hanya berguna bagi
(Wirawan: 2003). dirinya, tetapi mempunyai makna yang
Berbicara tentang profesionaliisme positif bagi peningkatan kualitas
guru tentunya berhubungan dengan pendidikan pada umumnya. Seperti yang
kompetensi yang dimiliki oleh guru sebagi dikenal saat ini bahwa, keprofesionalan
tenaga pendidik. Yang harus memiliki seorang guru dibuktikan dengan sertifikat
kemampuan pedagogic, emosional, serta profesi (sertifikasi). Melalui sertifikat
kemampuan sosial guru juga diharapkan tersebut pula, guru mendapatkan manfaat
mampu menjadi tennga pendidik yang berupa tunjangan yang ditujukan untuk
professional. Seperti yang teramanat pada terus meningkatkan profesionalismenya.
UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan Untuk menanggapi hal tersebut,
dosen yang berbunyi : “guru merupakan diberlakukanlah sejumlah UU danPP
bagian dari sebuah profesi dan dituntut dalam pengaturan profesionalisme
untuk dapat professional”. Kompeten seorang guru dan dosen.
berada di dalam diri seseorang berupa Undang-undang Nomor 14 Tahun
kemampuan atau kecakapan untuk 2005 menyebutkan bahwa guru adalah
melakukan sesuatu,yang berkaitan pendidik profesional dengan tugas utama
dengan pola-pola perilaku yang dapat mendidik, mengajar, membimbing,
diamati Harris dalam Mantja (2007:219). mengarahkan,melatih, menilai dan
Tuntutan keprofesionalan suatu mengevaluasi peserta didik pada
pekerjaan pada dasarnya melukiskan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
sejumlah persyaratan yang harus dimiliki formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
oleh seseorang yang memangku jabatan menengah. hal tersebut sebagai
tersebut. Howsam dalam Mantja penterjemahan Pasal '42 UU RI Tahun
(2007:219) mengidentifikasi suatu profesi 2003 yang menjelaskan syarat bagi
pendidik yang harus memiliki kualifikasi kualifikasi guru yang diperlukan dalam
minimum dan sertifikasi sesuai dengan satu era pembangunan adalah mereka
kewenangan mengajar, sehat jasmani dan yang mampu dan siap berperan secara
rohani, serta memiliki kemampuan untuk professional dalam dua lingkungan besar,
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. yaitu sekolah dan masyarakat.
Sementara itu menurut Mantja (2007:218)
kompetensi membangun jaringan
Dunia Pendidikan Indonesia dilakukan dengan pengembanga sikap
Menghadapi MEA dan mengelola sumber daya manusia
Pada tahun 2015 kesepakatan seperti, kepemimpinan, kerja sama serta
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau komunikasi.
Pasar Ekonomi ASEAN mulai berlaku. Disamping itu peningkatan peran
Kesepakatan ini tak hanya berdampak pemerintah dalam menyelesaikan
pada sektor ekonomi, tapi juga sektor- masalah pendidikan, yaitu dengan
sektor lainnya. Tak terkecuali “pendidikan” mengalokasikan anggaran pendidikan
sebagai modal membangun sumber daya yang memadai disertai dengan
manusia yang kompetitif. Era pengawasan pelaksanaan anggaran, agar
perdagangan bebas ASEAN, harus dapat benar-benar dimanfaatkan untuk
disambut oleh dunia pendidikan dengan memperbaiki pendidikan di Indonesia.
cepat, agar sumber daya manusia Seperti program pembangunan
Indonesia siap menghadapi persaingan infrastruktur sekolah yang merata,
yang semakin ketat dengan negara- menyusun kurikulum yang lebih
negara lain.. representatif agar dapat menggali potensi
Mengacu pada faktor penentu siswa ( tidak sekedar hardskill, namun
kemajuan suatu negara yaitu, juga softskill ).
penguasaan inovasi (45%), penguasaan Pemerintah juga harus lebih
jaringan/networking (25%), penguasaan memperhatikan kualitas, distribusi serta
teknologi (20%), serta kekayaan kesejahteraan guru di Indonesia, karena
sumberdaya alam hanya (10%), maka guru merupakan salah satu tonggak untuk
pendidikan di Indonesia harus lebih mendukung jalannya pendidikan, dan
menekankan pada tiga kemampuan sangat berperan penting dalam
tersebut untuk meningkatkan kemajuan di menciptakan siswa yang cerdas, terampil,
Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, bermoral dan berpengetahuan luas.
pemerintah harus mampu menyiapkan Sehingga sepantasnya pemerintah dapat
sekolah-sekolah khusus yang sesuai membuat peraturan untuk menuju
dengan kebutuhan di lapangan kerja, penyelenggaraan pendidikan yang
misalnya sekolah pertanian, sekolah berkualitas, serta dapat dijangkau oleh
peternakan, sekolah perikanan, sekolah seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
teknik mesin, sekolah teknik bangunan, Dengan demikian, apabila
dan sebagainya. Sekolah-sekolah pendidikan di Indonesia mampu
tersebut harus benar-benar mampu membekali siswa dengan pengetahuan
membekali kompetensi untuk berinovasi serta keterampilan yang memadai, maka
dan untuk membangun lulusan pendidikan Indonesia akan
jaringan/networking. Kompetensi memiliki rasa percaya diri serta motivasi
berinovasi dapat dilakukan dengan yang tinggi untuk mengembangkan diri
peningkatan berbagai ketrampilan yang secara optimal, sehingga dapat diyakini
ada. Ketrampilan ini bisa diupayakan bahwa Indonesia mampu bersaing secara
dengan cepat karena siswa akan global dan mampu menghadapi MEA
diajarkan bagaimana cara bekerja yang 2015.
kreatif dan inovatif. Sedangkan
PENUTUP secara terlatih tanpa adalanya
Problematika pendidikan Indonesia persyaratan tertentu.
saat ini terletak pada sistem dan sumber Tantangan yang menghadang di
daya manusia nya yang masih belum bisa depan dalam mewujudkan
bersinergi, sehingga aturan yang dibuat profesionalisme guru adalah bagaimana
kadang kala tidak menyesuaikan guru mampu menguasai teknologi dan
kemampuan SDM yang di lapanagan, informasi, desentralisasi dan sentralisasi
begitupun sebaliknya SDM terkadang dalam pendidikan sehingga terkadnag
enggan untuk menuruti aturan yang membatasi gerak guru untuk
berlaku. Masalah tersebut mempunyai menggeluarkan kemempuannya. Dan
dampak yang sangat besar terhadap tantangan yang paling besar adalah
pendidikan, karena hubungan nya adanya MEA yang mengharuskan SDM di
langsung dengan bagaimana guru Indonesia mampu bersaing dengn SDM
menjalankan kegiatannya dan mampu dari luar yang kan masuk ke Indonesia.
dikatakan profesional. Mewujudkan profesionalisme guru
Profesionalisme merupakan merupakan tugas setiap stakeholder
performance quality dan sekaligus pendidikan, baik dari jajaran pembuat
sebagai tuntutan perilaku profesional keputusan sampai pelaksana keputusan.
dalam melaksanakan tugasnya. Sinergi semua lini harus dilakukan agar
Konsekuensinya guru sebagai profesional perbaikan mutu guru dalam berbagai
dituntut untuk bisa bekerja dalam koridor kemampuan dapat terwujud. Melihat
profesionalisme.Guru adalah pekerja tantangan yang ada di depan yang snagat
profesi oleh karena itu harus menjunjung terjal, solusinya memang harus saling
profesionalisme. Pengertian umum bahu-membahu dalam perbaikan
profesionalisme menunjukkan kerja keras profesionalisme guru.

DAFTAR PUSTAKA

Baedhowi. 2010. Pembinaan Dan Rohmadi, Muhammad. 2012. Menjadi


Pengembangan Profesi Guru. Guru Prefesional. Surakarta.
Pembinaan dan Pengembangan Penerbit : Yuma Pustaka.
Profesi Guru. Jakarta
Sadia, I Wayan. 2008. Lesson Study
Barlian, I. 2013. Manajemen Berbasis (suatu strategi peningkatan
Sekolah Menuju Sekolah profesionalisme guru).
Berprestasi. Jakarta: Erlangga. Pasca.undiksha.ac.id/images/img_
item /891.rtf.
Mantja, W. 2007. Profesionalisasi Tenaga
Kependidikan: manajemen Sagala,Syaiful. 2009. Kemampuan
pendidikan dan supervisi Profesional Guru Dan Tenaga
pengajaran. Malang : Elang Mas. Pendidika. Jakarta : PT.Pustaka
Jaya.
Mistar.2014. Kompetensi Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Shoimin, Aris. 2014. Guru Berkarakter
Pendidikan.https://sumut untuk Implementasi Pendidikan
.kemenag.go.id/. Karakter. Yogyakarta. Penerbit :
Gava Media
Mustika, Pande Wayan dan I Made
Sutajaya.2016. “Ergonomi Dalam Sinamo, J.H. 1998. Menciptakan Visi
Pembelajaran Menunjang Inovatif (In Seach and Powerfull
Profesionalisme Guru Di Era Vison).Manajemen: Majalah Bagi
Global”.http://ejournal.undiksha.ac. Manajer, Agustus, nomor 120:4-9.
id/index.php/JPI/article/view/8933.
Sitepu, B.P. 2005. Memilih Buku
Pelajaran. Jurnal Pendidikan Undang-undang No. 14 Tahun 2005.
Penabur 4. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta
: Depdiknas
Sukanto,Muhammad. 2011.
Pengembangan Kompetensi Guru. Undang-Undang No. 20 tahun 2003
Bandung : PT. Ikapi Tentang Sistem Pendidikan
nasional (Sisdiknas) Wagiran.
Suparno, Kamdi, Waras. 2008. 2011. Pengembangan Karakter
Pengembangan Profesionalitas Berbasis Kearifan Lokal
Guru. Malang: Universitas Negeri Hamemayu Hayuning Bawana
Malang. (Identifikasi Nilai-Nilai Karakter
Berbasis Budaya). Jurnal
Supriyadi, D. 1999. Menggangkat Citra pendidikan karakter. 3 (1), 329-
dan Martabat Guru. Yogyakarta: 339.
Adicita Karya Nusa.
Tim Penyusun. 2008. KamusBesar
Syamsudin, A. 2006. Profesi Keguruan. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Jakarta: UT Bahasa Depdiknas.

Syawal Gultom. 2012. Pembinaan dan Wirawan, 2003. Kapita Selecta Teori
Pengembangan Profesi Guru. Kepemimpinan: Pengantar Untuk
Pedoman Penilaian Kegiatan Praktek dan Penelitian. Jakarta.
Pengembangan Keprofesian Yayasan Bangsa Indonesia dan
Berkelanjutan (Pkb). Jakarta Uhamka Press.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai