Anda di halaman 1dari 38

NASIONALISME ISMKI

(Oleh : Taufik Nazar)

Ikatan senat mahasiswa kedokteran Indonesia yang selanjutnya di sebut ISMKI adalah
sebuah organisasi mahasiswa kedokteran terbesar yang ada di Indonesia. ISMKI juga
satu-satunya organisasi pemersatu antar lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran di
Indonesia.
Kata nasionalisme ISMKI sering sekali kita dengar selagi mahasiswa baru, LKMM
Lokal, atau kegiatan lainnya. Sebenarnya apa sih bedanya materi ini dengan materi
LKMM Lokal pematerinya sama dan judulnyapun sama. Sama seperti kita membeli
pulpen mau di pakai sama siapapun di beli dimanapun kalua orang sudah mendengar
atau melihat pulpen orang pasti sudah tau fungsinya sebagai alat menulis dan bentuknya
panjang. Namun pada materi nasionalisme ISMKI ini kita akan membahas lebih dalam
lagi di anataranya visi misi kepengurusan tahun ini.
Kata nasionalisme berarti rasa cinta atau sayang atau kepemilikan terhadap sesuatu
dalam hal ini adalah ISMKI. Rasa kepemilikan inilah yang akan dipupuk melalui
kegiatan LKMM Wilayah karena melalui kegiatan inilah kita semua tau bagaimana
rasanya perjuangan para pendahulu dalam membangun ISMKI. Sebagai generasi
milineal tentu rasa mencintai dan memiliki kita berbeda, namun perbedaaan itu
hendaknya tidak mengurangi sedikitpun rasa kepemilikan itu.
Rasa kepemilikan ini sangat penting kaitannya dengan mencapai visi utama dari ISMKI
adalah sebagai wadah akan pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia. Dengan dua
peran penting yakni sebagai wadah koordinasi gerakan mahasiswa kedokteran dan juga
sebagai wadah aspiratif baik aspek kebijakan pendidikan kedokteran maupun terkait
dengan kebijakan yang bersinggungan dengan dunia kesehatan, sehngga disini ISMKI
juga memiliki peran sebagai policy control. Tanpa ada rasa kepemilikan atau
nasionalisme terhadap ISMKI maka apapun yang akan kita lakukan semua tidak akan
terlaksana secara maksimal. Di tambah dengan kondisi geografis yang berbeda, kultur
yang beraneka ragam maka rasa kepemilikan ini sangat penting untuk sama-sama
menjaga organisasi tercinta kita yaitu ISMKI.
ISMKI pertama kali dibentuk pada tanggal 20 september 1981 dan dikukuhkan lewat
Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No.61/SKDikti/1989. Juga
melalui Surat Keterangan Pengurus Besar IDI No.1772/PB/A.3/03/2006 yang semakin
menguatkan legalitas ISMKI sebagai organisasi Nasional mahasiswa kedokteran
Indonesia satu-satunya. Adapun anggota dari ISMKI ini adalah
Senat/BEM/LEM/PEMA Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia. Sedangkan
mahasiswa kedokteran disetiap institusi merupakan anggota dari
Senat/BEM/LEM/PEMA, sehinga dapat disimpulkan bahwa anggota ISMKI adalah
seluruh mahasiswa kedokteran yang ada di Indonesia.
Pada mulanya di Indonesia tidak ada organisasi pemersatu di kalangan mahasiswa
kedokteran, namun berkap pemikiran dari senior-senior kita terdahulu akhirnya di
bentuklah Ikatan Mahasiswa Kedokteran Indonesia (IMKI) yaitu organisasi mahasiswa
kedokteran berskala nasional yang pertama. Pada era pasca 1966, saat mahasiswa
kembali ke kampus, tuntutan akan profesionalisme dari lingkungan yang didominasi
akan teknokrat semakin meningkat. Hal itu mendorong mahasiswa kedokteran saat itu
untuk membentuk suatu wadah yang dapat menyatukan aspirasi mereka dalam rangka
peningkatan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Selain itu, kepergian beberapa
mahasiswa UI (Biran Affandi, Razak, Azrul Azwar, Widiapati dan Ichsan Utama) ke
kongres ARMSA (Asian Regional Medical Students Association atau sekarang bernama
AMSA, Asian Medical Students Association) juga turut menjadi pemicu untuk
terbentuknya organisasi sejenis di Indonesia. Akhirnya setelah dilakukan konsolidasi
antar fakultas-fakultas kedokteran, terbentuklah organisasi IMKI melalui deklarasi
Cimacan pada tahun 1969, dengan ketua terpilih Biran Affandi.Pada awaal
pembentukannya, keanggotaan IMKI adalah keanggotaan personal dan bukan
keanggotaan senat mahasiswa.
Pada periode awal, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh IMKI antara lain
adalah melakukan pertukaran mahasiswa kedokteran dengan Jerman dan membina
kerjasama dengan ARMSA. Salah satu hal yang perlu dicatat adalah diselenggarakannya
rapat kerja IMKI yang pertama di Bali pada tahun 1970. Waktu itu, salah satu keputusan
yang diambil adalah menetapkan penyelenggaraan Munas I IMKI di Makassar pada
tahun 1971 dengan Steering Committee Syafri Guricci dari Universitas Hasanuddin.
Untuk mengembalikan arah kebijakan organisasi mahasiswa yang sebelumnya telah
terpotisir, Dirjen DIKTI megeluarkan konsep NKK (Normalisasi Kebijakan Kampus).
Salah satu perwujudan konsep tersebut adalah pembentukan ISMS (Ikatan Senat
Mahasiswa Sejenis).Konsep tersebut menimbulkan banyak kontroversi di kalangan
mahasiswa. Pemerintah melalui Dr. Abdul Gafur mencoba mengadakan pendekatan
kepada Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut mendukung penerapan konsep
NKK dengan membentuk Ikatan Senat Mhasiswa Kedokteran Indonesia.Respon yang
pertama datang dari Senat Mahasiswa UNHAS.Pra MUNAS ISMKI I dilaksanakan di
Makasar yang diwarnai berbagai pertentangan pendapat antarpeserta yang hadir. Pada
awalnya sebagian besar peserta menolak pembentukan ISMKI dan bersikeras untuk
mempertahankan IMKI. Akhirnya setelah dilakukan lobi-lobi dan pendekatan disepakati
akan dilaksanakan Munas ISMKI I di Makasar pada bulan September 1981. ISMKI
dideklarasikan di Makasar pada tanggal 20 September 1981.
Munas ISMKI I di Makasar berhasil membuat keputusan dan menetapka:
1. AD/ART ISMKI
2. Garis-garis pokok kebijaksanaan ISMKI
3. Presidium ISMKI dan MPM (Majelis Pertimbangan Musyawarah)
4. BP Munas dan Sekjen ISMKI. Sekjen terpilih yaitu Faried dari UGM.
Sampai saat ini tercatat jumlah anggota ISMKI baik anggota utama maupun anggota
muda sebanyak 78 intitusi kedokteran yang tersebar dalam 4 wilayah di seluruh
Indonesia
ISMKI dibagi menjadi 4 wilayah berdasarkan letak geografis. Untuk wilayah 4 terdiri
dari 31 fakultas kedokteran dengan 26 anggota tetap, 4 anggota muda, dan 1 masih
dalam tahap inisiasi.
1) ISMKI Wilayah 1 meliputi institusi-institusi yang berada dalam provinsi D.I
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu,
Sumatera Selata, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung
2) ISMKI Wilayah 2 meliputi institusi-institusi yang berada dalam provinsi Banten,
Jawa Barat, DKI. Jakarta, dan Kalimantan Barat
3) ISMKI Wilayah 3 meliputi institusi-institusi yang berada dalam provinsi Jawa
Tengah, DIY, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, KalimantanTimur dan
Kalimantan Selatan
4) ISMKI Wilayah 4 meliputi institusi-institusi yang berada dalam provinsi Jawa
Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan
Papua.
Dalam mengurus sebuah ruah tangga yang besar dengan wilayah administrativ yang
cukup banyak maka di butuhkan sebuah alur koordinasi berupa Struktur kepengurusan
di ISMKI wilayah 4 dibuat berdasarkan ART ISMKI BAB III Struktur Ogranisasi Pasal
12 Pengurus Harian Wilayah:
1) Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang dipimpin
oleh Sekretaris Wilayah
2) Pengurus Harian Wilayah terdiri dari Sekretaris Jenderal Wilayah, Wakil Sekretaris
Wilayah, Bendahara Wilayah, dan Sekretaris Bidang Wilayah.
3) Struktur dan fungsi Pengurus Harian Wilayah merupakan perwujudan dari struktur
dan fungsi Pengurus Harian Nasional.
4) Sekretaris Wilayah
1. Sekretaris Wilayah adalah pengurus harian tertinggi tingkat wilayah yang
ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah.
2. Sekretaris Wilayah bertanggung jawab kepada Musyawarah Wilayah.
3. Sekretaris Wilayah wajib melaksanakan Musyawarah Kerja Wilayah maksimal
tiga bulan setelah ia terpilih dalam Musyawarah Wilayah.
4. Sekretaris Wilayah berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai dengan
kebutuhan yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah
Tangga, dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi.
5. Sekretaris Wilayah bertanggung jawab untuk melaksanakan rekomendasi
Musyawarah Wilayah
6. Sekretaris Wilayah bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan hasil ketetapan
Musyawarah Kerja Wilayah dan Musyawarah Kerja Nasional.
7. Sekretaris Wilayah wajib melaporkan perkembangan wilayah setiap enam bulan
sekali kepada Sekretaris Jenderal.
8. Sekretaris Wilayah wajib melaporkan hasil-hasil pelaksanaan Musyawarah Kerja
Wilayah pada Musyawarah Wilayah di akhir masa jabatannya.
5) Wakil Sekretaris Wilayah
1. Bertugas membantu Sekretaris Wilayah dalam mengkoordinasikan ketetapan
Musyawarah Kerja Wilayah dan Musyawarah Kerja Nasional.
2. Dipilih oleh Sekretaris Wilayah.
3. Bertanggung jawab pada Sekretaris Wilayah.
6) Bendahara Wilayah
1. Bertugas membantu Sekretaris Wilayah dalam mengelola keuangan ISMKI
Wilayah.
2. Dipilih oleh Sekretaris Wilayah.
3. Bertanggung jawab pada Sekretaris Wilayah.
7) Sekretaris Bidang Wilayah
1. Membantu Sekretaris Wilayah dalam hal rencana dan kegiatan operasional di
bidangnya.
2. Melaksanakan koordinasi kerja dengan Sekretaris Wilayah, Sekretaris Bidang,
dan anggota.
3. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Wilayah.
8) Pertemuan pengurus harian wilayah dengan Pengurus Harian Nasional ditentukan
oleh Sekretaris Jenderal sesuai dengan kebutuhan.
9) Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Wilayah
1. Apabila Sekretaris Wilayah berhalangan sementara, maka tugas dan wewenang
dilimpahkan kepada wakil Sekretaris Wilayah sampai dengan Sekretaris Wilayah
yang bersangkutan dapat kembali bertugas.
2. Apabila Sekretaris Wilayah berhalangan tetap, maka diadakan Musyawarah
Wilayah Luar Biasa untuk memilih Sekretaris Wilayah pengganti yang akan
menjalankan tugas dan wewenang Sekretaris Wilayah tersebut sampai masa
jabatannya berakhir.
Dalam menjalankan tugas sebagai sebuah organisasi tentu setiap masa kepengurusan
memiliki fokus dan program kerja yang berbeda namun tetap berlandaskan dengan
ADART dan GBHO ISMKI. ISMKI tahun ini periode 2017-2018 mengangkat sebuah
tagline GEMBIRA yang juga merupakan bagian visi dari kepengurusan tahun ini yaitu
ISMKI GEMBIRA menuju Indonesia sehat bekersinambungan. Gembira itu sendiri
akronim dari (Gerakan SinErgis Militan Bina Insan Responsif dan Aktif).

Gambar 1. Bagan Visi Misi ISMKI Wilayah 4


periode 2017-2018
Kata gembira ini menandakan sebuah harapan yang besar dalam kepengurusan tahun ini
dengan harapan dalam mengahdapi segala proses yang ada kita mampu melaluinya dan
selalu bahagia atau gembira. Masuk dalam pembahasan visi misi kepngurusan tahun
2017-2018 sebagai berikut;
a. Gerakan sinergis
Dalam membangun sebuah rumah tentu dibutuhkan kesamaan persepsi untuk
terciptanya sebuah rumah yang kokoh. Sebagai organisasi yang menjadi rumah
dari kader-kader terbaik institusi dibutuhkan sebuah strategi khusus untuk
membangun rumah dalam sebuah kepengurusan terlebih cara kerja kita sangat
berbeda dengan organisasi besar di institusi yang sering bertemu, bertatap muka,
dan saling sapa. Karena di rumah ISMKI semua di lakukan melalui media sosial
baik grup atau apapun itu untuk memudahkan komunikasi kita. Sehingga dengan
adanya visi ini diharapakan baik dari institusi yang di wakilkan oleh presbem
ataupun pengurus harian dapat saling bekerjasama dan saling bahu membahu
untuk menciptakan Indonesia sehat berkesinambungan
b. Militan
Milian sering sekali di artikan sebagai orang yang ikut pertempuran baik fisik
atau verbal. Secara makna kata militant di gunakan untuk menggambarkan
bagaimana sebuah kepengurusan mampu memiliki jiwa juang yang tangguh
tanpa kenal lelah dalam memperjuangkan kebenaran. Dalam hal ini ISMKI
selaras dengan visinya yaitu wadah pergerakan mahasiwa kedokteran Indonesia
yang di motori oleh bidang kastrat dan pendpro sehingga diharpakan mampu
mengawal isu-isu di dunia kedokteran secara maksimal.
c. Bina Insan
Dalam membangun sebuah organisasi di butuhkan sebuah regenarasi yang
berkelanjutan. Keberlanjutan regenerasi ini mampu dicapai melalui program
kerja dengan fokus dalam pembangunan sumber daya manusia, pembangunan ini
dilakukan oleh seluruh bidang yang ada di ISMKI supaya seluruh bidang ketika
ada regenerasi mampu mempertahankan kualitas yang sama di periode
sebelumnya walaupun pemimpin sudah berganti. Sehingga dengan adanya bina
insan dengan program kerja yang berkelanjutan ini regenerasi di ISMKI semakin
mumpuni.

d. Responsive
Sebagai pelayan masyarakat komunikasi adalah modal utama kita untuk
melayani segala kebutuhan yang ada di institusi. Komunikasi yang sering kita
gunakan melalui akun-akun media sosial ataupun kontak personal melalui bidang
KESHUM. dengan itu di harapkan kita mampu memfasilitasi kebutuhan institusi
secara maksimal.
e. Aktif
Keaktifan sebuah organisasi bisa menggambarkan kematangan usia dari
organisasi tersebut dimana sudah terbentuknya organisasi yang sisnergis antar
bidang, semangat pengurus yang militan, dan terjadinya bina insan yang masif
sehingga regenerasi terus berlangsung dengan baik, serta keaktifan dan
kecepatan kita menangkat atau menampung segala kebutuhan yang ada di
institusi atau ISMKI itu sendiri.
Adapun misinya adalah yaitu:
1. Meningkatkan hubungan yang harmonis institusi dengan ISMKI Wilayah dan
Nasional.
2. Menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah yang terjadi di
masyarakat
3. Membentuk intelektual individu dan kepemimpinan.
4. Menjaga dan Meningkatkan sinergisitas kemitraan dan kerjasama ISMKI
Wilayah 4 dengan pemerintah maupun swasta.
5. Membangun internal organisasi yang bersifat solid, aktif, profesional dan
gembira.
6. Menjaga marwah pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia

ISMKI memiliki berbagai macam kegiatan yang terbagi atas kegiatan-kegiatan nasional
maupun kegiatan wilayah. Kegiatan tersebut ada yang bersifat tenderisasi adapula yang
dilakukan lokal institusi maupun regio. Diantara kegiatan tender yang ada adalah
sebagai berikut Nasional (IMSS, IIMO, RAKORNAS, NMDP, dan LKMM Nas)
sedangkan wilayah (MUSWIL, RMO, MUSKERWIL, RAKORWIL, IGB, LKMM-SK
Wil). Semua kegiatan diatas sifatnya adalah tenderisasi sehingga bagi institusi yang
sudah bisa mengambil tender (dalam hal ini adalah anggota tetap ISMKI) mereka akan
mengajukan diri ke ISMKI dengan prosedur yang sudah di tetapkan oleh ISMKI dan
disepakati di forum presbem.
TRUE LEADERSHIP
( Oleh : dr. Sukma Sahadewa, SH.,MH.,M.Sos.,M.Kes.,CLA )

Ada banyak definisi kepemimpinan didunia, dan berikut ini beberapa diantaranya :
 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau sekelompok
orang dalam mencapai tujuan organisasi dalam suatu situasi tertentu
 Kepemimpinan adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang yang ada dilingkungannya sehingga mereka bersedia
mencapai tujuan yang diinginkan
 Leadership is activity of influencing people to strive willingly for mutual objective (
g. Terry )

Peran kepemimpinan

JENIS KEPEMIMPINAN

Koersif

Jenis kepemimpinan ini bisa juga disebut dengan kepemimpinan otoriter.

Pemimpin menjalankan semuanya sesuai dengan kehendak hatinya, bawahan tinggal


menjalankan apa saja tugasnya, tanpa ada orang yang boleh membantah semua perintahnya.

Kelebihan :

1. Ketika dibutuhkan pengambilan keputusan secara mendadak dengan cepat dan tepat.
Pengambilan keputusan akan difikirkan secara matang tanpa dipengaruri oleh orang
lain.
2. Pengambilan keputusan akan lebih cepat dan tepat jika diambil oleh seorang
pemimpin saja.
3. Pemimpin dengan jenis ini akan menumbuhkan sikap disiplin dari anggota atau
bawahannya.

Kekurangan :

1. Ketika pelaksanaan tugas, bawahan atau anggota kelompok tidak bisa berfikir kreatif
dan akan mudah bosan.
2. Tidak akan ada perubahan pada organisasi atau kelompok tersebut karena
pemimpinnya sulit untuk menerima perubahan dan usulan dari bawahan atau
anggotanya.
Otoritatif

Jenis pemimpin ini adalah pemimpin yang mendapatkan kekuasaan dengan persetujuan dan
kejelasan visi yang ia paparkan. Pemimpin akan melakukan perubahan-perubahan untuk
mencapai visi dari organisasi tersebut.

Kelebihan :

1. Ketika seorang pemimpin bertemu dengan anggota yang sejalan, maka progam akan
mudah dijalankan dan visi tercapai.
2. Pemimpin jenis ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mudah mempengaruhi
orang lain untuk bekerja sama.

kekurangan :

1. Terlalu lama menentukan keputusan apa yang harus diambil saat kondisi mendesak.
2. Pemimpin akan mengalami kesulitan saat anggota atau bawahannya tidak setingkat
dengannya.
3. pemimpin akan mengalami kesulitan saat bersama dengan tim ahli. Pemimpin ini
akan dianggap terlalu angkuh atau sombong karena selalu berfikir kedepan dan
menganggap orang lain tidak memiliki kemampuan atau pengetahuan seperti dirinya.

Afiliatif

Kepemimpinan yang afiliatif adalah seorang pemimpin yang memberikan jalan bagi
anggotanya untuk bertindak. Pemimpin akan sangat disenangi oleh semua bawahan atau
anggotanya karena dalam organisasi semua memiliki sifat terbuka.

Kelebihan :

1. Terjadi harmonisasi antara pemimpin dan bawahannya karena adanya keterbukaan.


2. Para anggotanya merasa senang karena pemimpin memprioritaskan semua kegiatan
dan tujuannya pada anggotanya.

Kekurangan :

1. Anggotanya akan merasa ketergantungan kepada pemimpinnya, karena pemimpin


selalu membantu dan mengedepankan anggota atau bawahannya.
2. Apabila seseorang yang belum mengenal pemimpin tersebut akan menganggap remeh
pemimpinnya.

Demokratis
Kepemimpinan jenis ini mengedepankan pendapat dari anggota untuk mengambil keputusan
sehingga setiap masalah diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat. Perbedaannya
dengan afiliatif adalah seorang pemimpin tidak mengedepankan kebahagiaan dari
anggotannya akan tetapi tujuan keterbukaan adalah untuk saling faham satu sama lain
sehingga bisa tercapai kerjasama. Pemimpin akan mengambil keputusan sesuai dengan suara
terbanyak dari anggota.

Kelebihan :

1. Terjadinya keterbukaan antara anggota dan pemimpin jadi semua masalah yang
terjadi.
2. Pemimpin juga tidak terlalu terbebani akan masalah yang dihadapi karena ditanggung
bersama.

Kekurangan :

1. Jika seorang pemimpin tidak dapat mengambil keputusan dengan tepat kemudian
terjadi kontra antar anggota.
2. Apabila anggota tidak sefaham atau memiliki cara pandang yang berbeda, selalu tidak
terjadi titik temu dan hanya saling berdebat satu sama lain.

Pacesetting

Jenis kepemimpinan ini menyatakan bahwa seorang pemimpin membutuhkan atau menuntut
kesempurnaan dari anggotanya. Pemimpin membuat standar-standar yang harus dipenuhi
oleh setiap anggotanya agar tercapai apa yang diinginkan pemimpinnya.

Kelebihan :

1. Apa yang dilakukan oleh anggota selalu sempurna dan dapat memenuhi target.
2. Pemimpin jenis ini juga akan sangat maju jika bertemu dengan anggota yang senang
bekerja dan mampu membangun motivasi dirinya.

Kekurangan :

1. Jika anggotanya adalah orang yang tidak suka berkembang atau sulit memotivasi diri
maka anggota merasa tidak dianggap oleh pemimpin dan menjadi malas untuk
mengerjakan tugasnya

2. Pemimpin memiliki banyak pekerjaan karena mengontrol setiap kegiatan dari anggotanya
bahkan mengambil alih setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan standarnya.

Coaching
Jenis kepemimpinan ini hampir sama dengan kepemimpinan pacesetting karena pemimpin ini
juga menuntut kesempurnaan dari anggotanya. Akan tetapi jenis ini menetukan ketentuan
yang berbeda-beda untuk setiap orang.Pemimpin ini menuntut anggotanya untuk berkembang
sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki masing-masing anggota.

Kelebihan :

1. Pemimpin akan mengenali semua anggota yang ada dalam organisasinya.


2. Pemimpin dapat menggali kemampuan terpendam dari anggotanya dan juga
memperbaiki kekurangan-kekurangan dari anggotanya.

Kekurangan :

1. Seorang pemimpin memerlukan waktu yang lama untuk mengembangkan


anggotannya satu-persatu
2. Anggota yang malas akan merasa tertekan karena selalu dituntut untuk melakukan
hal-hal tertentu.
HOW TO MAKE THE GRAND DESIGN OF ORGANIZATION
( Oleh : Irfandinata, S.Ked)

Suatu pergerakan atau kegiatan apapun tak akan berguna jika tidak punya tujuan yang jelas,
perusahaan yang tak tau ingin menjual apa, tak tau tujuannya apa, besar kemungkinannya
untuk bangkrut. Seorang musafir yang tak tau tujuan mereka, akan terus berputar-putar tidak
jelas. Begitu juga organisasi.
Sebuah organisasi harus memiliki tujuan yang jelas, untuk apa organisasi itu didirikan,
kenapa harus memiliki tujuan, agar segala hal yang dilakukan oleh pengurus organisasi pada
tahunnya tida keluar dari tujuan organisasi tersebut. Karena itu, sebuah organisasi sangat
penting untuk memiliki “Grand Design”.
Grand Design secara bahasa berarti rencana besar. Sebuah organisasi pasti memiliki tujuan
kenapa organisasi itu dibentuk, untuk mencapai tujuannya tersebut, sebuah organisasi harus
memiliki cara-cara mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing organisasi. Cara
untuk mencapai tujuan mereka yang dilaksanakan tiap beberapa periode waktu itulah yang
disebut Grand Design.
Secara Singkat Kerangka GD Terdiri dari :
a.Visi
b. Misi
c. Tujuan
d. Strategi
e. Program
Untuk membuat Grand Design, kita wajib mengetahui, apa saja SWOT dari organisasi yang
kita jalankan, apa saja kelebihannya, kekurangannya, dari pihak internal maumpun external,
nanti rencana besar atau Grand Design yang akan kalian buat untuk organisasi kalian harus
dapat mengurangi kekurangan yang organisasi kalian miliki dan mengoptimalkan potensi dan
kekuatan organisasi yang kalian miliki. Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan
organisasi masing-masing, maka langkah selanjutnya dalah membuat Visi.
 Visi adalah pandangan jauh tentang suatu perusahaan ataupun lembaga dan lain-lain,
visi juga dapat di artikan sebagai tujuan perusahaan atau lembaga dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuannya tersebut pada masa yang akan datang atau masa
depan. Visi tidak dapat dituliskan secara lebih jelas karena menerangkan mengenai
detail gambaran sistem yang di tujunya, ini disebabkan perubahan ilmu serta situasi
yang sulit diprediksi selama masa yang panjang. Intinya visi adalah tujuan umum,
yang isinya biasanya adalah berupa nilai, seperti “bermartabat, adil, jujur, terampil”
dan lain sebagainya, untuk mencapai visi yang telah kita buat, maka dibuatlah misi.
 Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan atau
lembaga dalam usaha mewujudkan Visi tersebut. Misi perusahaan di artikan sebagai
tujuan dan alasan mengapa perusahaan atau lembaga itu dibuat. Misi juga akan
memberikan arah sekaligus batasan-batasan proses pencapaian tujuan.yaa
gampangnya adalah cara bagaimana agar visi mereka terealisasikan.
 Tujuan adalah penjabaran visi yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya
mewujudkan visi dan misi
 Strategi adalah program yang luas untuk mencapai tujuan misi organisasi, jenis
strategi : tetap, berubah-ubah, ambisius . Kebijakan : pedoman umum dalam
pengambilan keputusan
Kunci sukses untuk membuat Grand Design atau renstra adalah adanya satuan tugas
penyusun, atau indikator keberhasilan, dan juga kelengkapan data dan informasi.
Setelah dibuat Grand Design, maka untuk membuat ke depannya agar lebih baik,
dibutuhkan adanya monitoring dan evaluasi.
 Program Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menjalankan
organisasi. Sarana interaksi anggota organisasi dan diperinci secara detail menjadi :
acara,budget,pelaksana,dll.

Selanjutnya Monitoring dan Evaluasi sangat dibutuhkan untuk menentukan kekurangan apa
yang ada pada tahun ini dan harus diperbaiki ke depannya, ciri-ciri evaluasi yang baik adalah
evaluasi yang:
a. Lengkap
b. Datanya tepat
c. Analisis mendalam
Communication Skill
(Oleh : M. Mahmudy Putra)

Skill komunikasi? Pasti sudah sering sekali anda mendengar dua kata ini, apalagi kata
komunikasi. Mungkin sudah mendarah daging. Simpel dan mudah untuk dilakukan. Namun,
tidak banyak orang memiliki skill komunikasi yang baik. Yaaa, bisa ngomong tapi
omongannya tidak dapat dipahami, atau bisa ngomong tapi kurang greget, atau pula bisa
ngomong tapi loh kok muter-muter. Duhh jadi pengen es puter deh. Hahah oke skip.
Saya juga seperti kalian, sempat bertanya “why materi ini must be gue dapetin di
LKMM, which is gue udah jago kalo komunikasi”. #biar ala-ala anak Jaksel ngomongnya
campur-campur wkwkw. Klise sih jawabannya BIAR LO MAKIN JAGO, JAGO, DAN
JAGO. Kan tadi anda cuma nyebutin “jago”nya 1x, nah kalo saya 3x. Itu artinya ISMKI
pingin mengupgrade 3 tingkat skill komunikasi kalian biar nanti kalau udah jadi pimpinan
enggak malu-maluin kalau harus ngomong di muka umum.
Oke kayaknya cukup mukadimahnya, ntar kepanjangan malah jadi novel hahah. Kita
mulai masuk ke materi ya. Sederhananya skil komunikasi adalah sebuah keterampilan untuk
mengirim dan menerima pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Mirip-miriplah kayak kamu lagi dekatin doi, pasti suka nanya-
nanyakan “udah makan enggak?” “eh tadi kuliah apa?”, terus doi bakal balas “udah kak
makan nasgor tadi, kalo kakak?” “ tadi kuliah fisiologi digestive kak, ada tentang lambung,
usus, hati, yaa makin kerasa deh ada kamu dihatiku. Eaaaa”. Intinya adalah interaksi. Karena
judulnya adalah SKILL atau KETERAMPILAN, maka proses latihan akan mementukan
hasilnya. Semakin sering anda melakukan latihan maka makin jago dan makin mampu
mengendali keadaan ataupun kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat terjadi.
Pada paragraf ini saya akan membahas lebih ke teoritis dan ini bersifat JUST TO
KNOW aja sooooo JANGAN DIHAFAL! Ga bakal keluar dipretes kok wkkwkw. Beberapa
sumber menyebutkan bahwa fungsi komunikasi berupa informasi, ekspresi, dan sosial.
Fungsi informasi berkaitan dengan menyampaikan pesan, ide, atau informasi kepada pihak
lain untuk tujuan tertentu. Fungsi eskpresi Wujud ungkapan perasaan/pikiran komunikator
atas apa yang dia pahami dan dirasakan terhadap yang lain. Dan fungsi sosial merupakan
media yang baik dalam berinteraksi antara seseorang dengan orang lain. Sama seperti tubuh
yang memiliki komponen-komponen penting agar tetap dapat menjalankan fungsinya,
komunikasi juga gitu. Komponennya berupa Source/Pengirim Pesan, Receiver/Penerima
Pesan, Media, Pesan, Feedback. Source/Pengirim Pesan adalah orang yang mengirimkan
pesan. Receiver/Penerima Pesan adalah orang yang menerima pesan. Media adalah alat bantu
yang digunakan untuk berkomunikasi, dapat berupa suara, kertas, media sosial, dll. Pesan
adalah informasi yang akan disampaikan. The last but not least adalah feedback atau umpan
balik, ini adalah balasan dari orang receiver atas pesan yang dikirimkan oleh source.
PENTING NIH! Anda harus tau siapa receiver, soalnya beda orang beda perlakukan. Misal
kalo receivernya anak-anak anda harus bisa menempatkan diri sebagaimana pesan itu bisa
sampai kepada anak-anak, begitu pula dengan orang dewasa.
Menurut pembagiannya komunikasi ada Verbal dan Non Verbal. *plis jangan nanya
kenapa gitu pembagiannya, soalnya udah dari orok kek gitu jadinya gue juga ga tau kenapa.
Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang dilakukan secara lisan. Pada komunikasi jenis ini
penting banget hal-hal yang berkaitan dengan volume suara, bahasa tubuh, mimik, dan
intonasi. Komunikasi jenis ini sering digunakan baik pada perkuliahan, organisasi, ataupun
sekedar berinteraksi dengan orang baru. Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang
disampaikan dengan isyarat atau gerak-gerik tubuh. Biasanya komunikasi jenis ini hanya
digunakan pada waktu-waktu tertentu saja yang tidak memerlukan bahasa untuk
disampaikan. Biar lebih paham saya kasih contohnya. “Sesuai dengan peraturan keselamatan
penerbangan sipil, kami akan memperagakan cara menggunakan alat-alat keselamatan
penerbangan dan prosedurnya”, pasti dong udah enggak asing dengan kata-kata ini. Yaps!
Jadi sebelum pesawat takeoff awak kabin HARUS menunjukkan gimana cara menggunakan
alat-alat keselamatan penerbangan terutama dalam keadaan darurat, so please pay attention to
them for your safety reason! Karena kita enggak pernah tau apa aja yang bakal terjadi selama
penerbangan kita, meskipun kita selalu berdoa agar diberi keselamatan. #eh maaf jadi
ngelantur ngomongin pesawat heheh. Nah contohnya pas banget nih, jadi pramugari/a yang
berdiri di lorong kabin sambil memperagakan itu berupa komunikasi non-verbal, sedangkan
pramugari yang memberikan instruksi merupakan komunikasi verbal, meskipun kadang kita
sedikit kesusahan melihat lantaran ketutupan sama kursi, untung bukan ketutupan sama
kenangan masa lalu ahahahha.

Sama kayak hubungan yang terkadang ada hambatan, komunikasipun juga gitu.
Hambatan bisa berupa infomasi yang disampaikan tidak terlalu jelas sehingga receiver sulit
mencerna informasi tersebut, receiver salah menerima infomasi, media yang digunakan tidak
tepat, atau pesan itu sudah mengalami entry ke berbagai receiver sehingga receiver terakhir
tidak menerima informasi seutuhnya dari source utama.
Kunci dari komunikasi adalah PEMILIHAN KATA/BAHASA. Itu sebabnya perlu
banyak-banyak membaca artikel, berita, KBBI agar anda ahli dalam pemilihan kata dan
bahasa sehingga orang-orang akan tertarik dengan pembicara anda dan tidak ada pihak yang
tersinggung. Contohnya “pak, kesini pak” dengan “pak, kemari pak”. Cus pilih mana yang
lebih nyaman didengar? Kalo dilihat-lihat padahal maknanya sama tapi dengan pemilihan
kata yang baik maka orang lain pun akan menilai anda dengan pribadi yang santun, sopan,
dan tidak terkesan memerintah.
Selamat anda sudah membaca sampai bagian akhir tadi booklet materi ini. Ada tugas
nih buat kalian heheh. Saya pingin kalian bikin semacam teks pidato, bisa berupa pidato suatu
acara/ opening MC/ sambutan/ kampanye/ sebagainya. Sedikit saja, mungkin lebih kurang
setengah halaman HVS. Beberapa orang yang beruntung akan saya minta tampil kedepan
membacakan tugasnya dan langsung saya kritisi, beri masukan dan saran. Oh ya, ini enggak
ada kaitan dengan nilai sertifikat LKMM jadi enjoy aja dan sampai ketemu di sesi saya hari
jumat jam 10!
ETIKA DAN KEPEMIMPINAN
(Oleh : Meivy Isnoviana,S.H,M.D,M.H)

I. Pendahuluan

Menjadi seorang pemimpin adalah impian tetapi dibutuhkan komitmen dan tanggung

jawab yang besar dimulai dari lingkungan sekitar, pada saat di smp kita mengenal organisasi

Osis demikian juga pada saat SMA . Pada perguruan tinggi kita mengenal seorang ketua

senat mahasiswa diera 80 - 90 an dan menjadi Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa di era

milenial. Tentunya menjadi pemimpin selain mempunyai kemauan juga harus mempunyai

kemampuan untuk memimpin. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam

membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Pemimpin

juga akan bertanggung jawab atas baik atau buruk organisasi yang dipimpinnya.

Kemampuan serta ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting

effektifitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas–kualitas yang

berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menseleksi pemimpin-pemimpin

efektif akan meningkat

Pemimpin tidak hanya tentang leadership tetapi harus mempunyai kewajiban kewajiban

moral dalam menjalankan kepemimpinannya yang disebut sebagai etika kepemimpunan

sehingga akan membawa sebuah organisasi menjadi lebih maju dan berkembang. Kemudian

timbul pertanyaan apa yang dimaksud dengan etika kepemimpinan dan bagaimana menjadi

pemimpin yang efektif serta bagaimana mengatasi konflik etis?

II. Pembahasan

Definisi Etika menurut kamus bahasa Indonesia etika didefinisikan sebagai ilmu tentang

apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika
menurut K. Bertens adalah nilai nilai dan norma norma moral yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau kelompok untuk mengatur tingkah lakunya.

Nilai nilai umum dari etiket adalah universal yang tidak berubah, dimanapun kita berada.

Ciri citi etiket meliputi respek yaitu menghargai orang lain. Empati ikut menempatkan diri

pada posisi orang lain sebelum bertindak, membuat sebuah keputusan dan penuh empati

sehingga menghasilkan keputusan yang bijaksana, dewasa dan manusiawi. Kejujuran adalah

sebuah bahasa yang universal karena dengan kejujuran kita akan diterima dimana saja

Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras

dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry).

H.Koontz dan C.O’Donnell mengatakan kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang

lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan. Pemimpin juga sebagai pengantar pribadi pada

suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi kearah tercapainya suatu tujuan

disampaikan oleh R.Tannenbaum, Irving R,T.Marasik. Kesimpulan dari beberapa tokoh

diatas tentang pemimpin adalah upaya untuk mempengaruhi orang lain agar bisa bersama

sama mencapai suatu tujuan dan tercapainya suatu visi.

Definisi Etika kepemimpinan

Etika adalah standar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang

dianggap baik. Etika berfungsi sebagai panduan/tuntunan dalam bersikap dan berperilaku

menuju kehidupan yang lebih baik. Pada dasarnya arti hakiki etika adalah determinasi

pedoman untuk menjalankan apa-apa yang benar dan tidak melakukan apa-apa yang tidak

benar. Dengan demikian menjalankan suatu kehidupan yang beretika diyakini akan
membawa kehidupan pada suatu kondisi yang lebih baik, yang tidak merugikan kehidupan di

sekitarnya1 .

Faktor penentu keberhasilan seorang pemimpin yang baik adalah ETIKA, dimana

kepemimpinan akan berjalan baik bila mematuhi alur etika dan nilai nilai dalam suatu

organisasi. Pemimpin yang beretika akan membuat suatu organisasi menjadi lebih nyaman

dan meningkatnya produktivitas serta mampu menyelesaikan konflik yang timbul dalam

organisasi 2. Berikut ini adalah ciri-ciri kepemimpinan beretika menurut (freeman and

Steward, 2006)

1. Memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai moral, mampu menjelaskannya dan

menjalankan nilai-nilai moral dalam kehidupannya. It is important for leaders to tell a

compelling and morally rich story, but ethical leaders must also embody and live the story.

2. Senantiasa fokus kepada keberhasilan organisasi dibanding kepentingan individu.

Pemimpin memahami posisinya di dalam organisasi, di hadapan anggota dan stakeholder.

Pemimpin mengenali nilai-nilai perihal keberhasilan orang-orang menuju „mimpi‟

keberhasilan organisasi

3. Menemukan orang-orang berintegritas dan mengembangkan kepercayaan kepadanya.

Saat ini, yang dipentingkan adalah orang yang berintegritas dan bertanggungjawab, bukan

sekedar pintar dan trampil. Mereka inilah yang dapat dipercaya mengembangkan organisasi

saat ini dan ke depan.

4. Memelihara, menyatakan dan mengembangkan nilai-nilai positif organisasi kepada

masyarakat dan stakeholder. Pemimpin perlu mengambil langkah ini untuk membangun

komitmen, kepedulian dan tanggungjawab organisasi kepada masyarakat dan stakeholder.

1
Dikutip dari http://artikelputra.blogspot.com/2012/04/etika-kepemimpinan-dalam-berorganisasi.html

2
Dikutip dari Iwan Nugroho yang dipaparkan dalam MCW, 20 Feb 2013
5. Mengembangkan mekanisme berbeda pendapat. Hal ini sangat diperlukan untuk

mengembangkan inovasi, pengembangan kelembagaan atau alternatif solusi organisasi.

Pemimpin perlu turun kebawah menemukan permasalah teknis dan alternatif solusi dari

lapangan.

6. Melihat nilai-nilai positif dari sisi atau pengalaman yang lain. Pemimpin perlu

mengambil keputusan sulit (termasuk mengorbankan kepentingannya) demi lahirnya benefit

bagi wilayah, stakeholder atau orang lain. Pimpinan yang beretika harus mempunyai prinsip :

yaitu adil ( fairnes ),terbuka(transparancy), tanggung jawab (responsibility),efisiensi

(eficiency) ,tidak ada kepentingan individu (no conflict of interest).

Mengembangkan sebuah etika kepemimpinan menurut Admusen dan D Andrada adalah

berkaitan dengan interaksi dengan tanggungjawab terhadap masyarakat luas, diantaranya

adalah :

1. Kepemimpinan yang super, seorang pemimpin diharapkan mampu memahami

pengetahuan komunikasi dan juga ilmu serta tehnologi, pemimpin yang serba bisa berjiwa

entrapeuner atau komunikatif. Pagen et all kepemimpinan membutuhkan kompetensi yaitu

individu antecendent, kognitif cognitive , fungsional functional dan sosial personal and

social. Kompetensi individu misalnya pendidikan berpengaruh didalam kompetensi kognitif,

Kompetensi kognitif memberi landasan pada pengetahuan umum,hukum, teori dan konsep.

Kemudian kompetnsi fungsional merupakan ketrampilan menyelesaikan permasalahan dalam

kegiatan sehari hari. Sementara kompetensi sosial merupakan kebutuhan pembinaan

hubungan individu dengan sosial. Semua kompetensi ini harus dipadukan dengan karakter

organisasi yang berupa visi,misi dan tujuan. Perpaduan kompetens dan pimpinan akan

menghasilan suatu keberhasilan.


2. Kepemimpinan Inklusif harus dilakukan oleh seorang pemimpin dan sebaiknya

meninggalkan pertemanan dengan hanya segolongan orang atau eksklusif bergaulah seluas

mungkin dengan siapa saja bawahan, laki laki dan perempuan, sejawat maupun lintas sektoral

jangan pula mengkultuskan seseorang. Karena kita pernah dijajah Belanda sehingga

terkadang budaya feodal masih terbawa, sehingga tanpa kita sadari kita akan mengkultuskan

seseorang. Khususnya Kampus adalah tempat berkembangnya ilmu pengetahuan dan

kebebasan budaya akademik. Menghindari hubugan ekslusif atau kultus tujuannya untuk

menggali nilai nilai kebenaran dan idealisme serta menghargai hak asasi manusia.3

Pemimpinyang beretika

Seorang pemimpin adalah sesorang yang mempunyai pengikut atau anak buah,

sedangkan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang melayani bawahannya lebih baik dari

bawahannya melayani dia. Pemimpin yang baik berusaha memadukan kebutuhan

bawahannya dengan organisasi.

Dalam sebuah organisasi pemimpin dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu :

a. manager puncak/top manager

b. Manager menengah/midle manager

c. Manager bawahan / supervisor

Seorang pimpinan atau pemimpin harus mempunyai kemampuan managerial dan

kemampuan tehnis, semakin rendah posisinya maka semakin rendah ketrampilam

managerialnya , tentunya untuk menjadi seorang pemimpin yang baik tidak saja harus pintar

tetapi harus mempunyai kemampuan managerial yang baik dan dimbangi dengan aktivitas

konsepsual yang semakin menonjol. Bisa dikatakan bahwa semakin tinggi jabatan seseorang

maka dia akan dituntut semakin tinggi kemampuan konsepsional strategis dan kemampuan
3
Op.cit
makronya. Seorang pemimpin tentunya dipilih oleh anggota organisasi yang secara sukarela

menjadi pengikutnya, maka bisa dikatakan dengan sebuat keputusan maka seseorang akan

menjadi pimpinan tertinggi yang berkuasa tetapi belum tentu menjadi seorang pemimpin

dalam arti yang sebenarnya.4

Perbedaan antara pimpinan dan non pimpinan. Seorang pimpinan dapat dipastikan

mempunyai ciri ciri

1. Memberikan inspirasi terhadap bawahan

2. Menyeleksaikan pekerjaan dan mengembangkankan bawahannya

3. Memberikan contoh pada bawahan dalam melakukan pekerjaannya

4. Menerima kewajiban kewajiban

5. Memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan

6. Mereka memiliki kecerdasan emosional, tanda adanya kecerdasan emosional, orang

orang paling cerdas , terampil atau ambisius akan susah mencapai kesuksesan

7. Mereka menggunakan Nalar dan logika

8. Mereka fokus pada solusi bukan masalah

9. Mendelegasikan wewenang , pemimpin yang baik memberikan wewenang kepada

bawahannya untuk membuat mancapai tujuan organisasi.

10. Mereka tidak pernah berhenti untuk belajar

11. Mereka berani mengakui kesalahan dan minta maaf

Ciri ciri Non pimpinan :

4
Friska, fakultas Ekonomi Usu, Kepemimpinan dalam organisasi, 2004
1. Memberikan dorongan terhadap bawahan

2. Menyelesaikan pekerjaan dengan mengorbankan bawahan

3. Menanamkan perasaan takut dan intimidasi terhadap bawahan

4. Melimpahkan kewajiban terhadap orang lain

5. Melimpahkan kesalahan kepada orang lain apabila ada kekeliruan atau penyimpangan

Selain itu didalam suatu organisasi ada beberapa tipe pemimpin dan penulis ambil 5

kriteria seorang pemimpin yaitu :

1. Tipe pemimpin otokratis : dimana menganggap semua menjadi haknya sebagai

seorang pimpinan. Cirinya menganggap organisasi adalah milik pribadi,menyamakan tujuan

pribadi dengan organisasi,beranggapan bawahan adalah alat semata,tidak bisa menerima

kritik, saran karena menganggap dirinya paling benar,bergantung pada kekuasaan

formal,dalam menggerakan bawahan selalu dengan aproach berupa paksaan bahkan

intimidasi

2. Tipe pemimpin militoritis : perlu digaris bawahi bahwa tipe pemimpin ini bukan hanya

pemimpin militer karena didalam pimpinan militer tidak jarang menggunakan tipe pemimpin

yang lain. Tipe pemimpin ini mempunyai ciri dalam menggerakan bawahan perintah adalah

sebagai alat yang utama, dalam menggerakkan bawahannya sering menggunakan pangkat dan

jabatannya,menyukai formalitas yang berlebihan,menuntut kepatuhan mutlak dan disiplin

tinggi dari bawahannya,tidak mau menerima kritik dari bawahan,senang dengan formalitas

seperti ucapacara upacara untuk berbagai keadaan.

3. Tipe pemimpin paternalistis adalah tipe pemimpin yang kebapak an dan berfikir

dangan kebapakannya akan mampu menggerakkan bawahannya,tak jarang pendekatan yang

dilakukan dengan sentimental, ciri cirinya adalah : menganggap bawahannya tidak


dewasa,bersikap terlalu melindungi bawahan,jarang memberikan kesempatan kepada

bawahan untuk membuat keputusan,karena jarang diberikan pelimpahan wewenang, jarang

memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk berkembang, sering menganggap dirinya

maha tahu.

4. Tipe pemimpin kharismatisn tipe ini sampai saat ini belum berhasil menemukan sebab

sebabnya mengapa seseorang bisa menjadi kharismatis.Biasanya pemimpin seperti ini

mempunyai daya tarik yang besar dan mampu membuat banyak pengikut. Mereka

menganggap pemimpin yang kharismatis diberi kekuatan super natural oleh Tuhan.biasanya

dihubungkan dengan kekayaan, umur serta pendidikan yang tinggi.

5. Tipe pemimpin demokratis dimana pemimpin selalu mementingkan kepentingan

kelompok dibandingkan dengan individu cirinya adalah dalam menggerakan bawahan selalu

mengutamakan titik tolak bahwa manusia adalah mahluk yang terbaik didunia, selalu

menyeimbangkan antara kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi,

senang menerima saran,pendapat,bahkan kritik dari bawahannya, mentolirer bawahan yang

membuat kesalahan,memberikan pendidikan agar tidak berbuat kesalahan tetap berkreatifitas,

inisiatif, dan prakarsa dari bawahannya, lebih menitikkan kerjasama untuk mencapai tujuan,

selalu berusaha membuat bawahannya lebih baik dari atasannya, berusaha mengembangkan

kapasitas diri pribadinya sebagai pempimpin.

Beberapa hal yang harus dimiliki seorang pemimpin diantaranya adalah :

a. Memiliki rethinking future dimana mampu menggerakan seluruh potensi organisasi kearah

masa depan yang lebih baik

b. Mampu membangun semangat


c. Memiliki semangat dan kesungguhan untuk bersama sama menyelesaikan masalah secara

tepat dan cepat

d. Mempunyai ethical communication menetapkan standar kejujuran bagi bawahannya

e. Ethical quality memilki tingkat kompetitif

f. Ethical collaboration, pemimpin yang bijak berkolaborasi untuk menghasilkan sesuatu

yang baik

g. Ethical Suctition Planning, pemimpin yang berprinsip memiliki kebutuhan akan

pengendalian ia akan memenuhi kebutuhan tersebut dengan menciptakan standar organisasi

dan prosedur operasi untuk kualitas dan komunikasi yang kuat

h. Ethical tennure berapa lama seseorang itu harus memimpin

Kepemimpinan yang etis merupakan fudamental bagi seorang pemimpin karena tingkah
laku dan kebiasaan seorang pemimpin sangat diperhatikan sehingga jika pemimpin sedikit
saja membuat sebuah kesalahan personal atau kesalahan profesional maka pemimpin tersebut
dapat di lengserkan, oleh karena itu pemimpin harus mempunyai etika yang baik. Karena
pada seorang pemimpin melekat etikanya sehingga sikap tindak tanduk seorang pemimpin
harus bisa dipertanggungjawabkan karena tidak bisa dipisahkan begitu saja.

Apabila seorang pemimpin mempunyai sebuah konflik etis kepentingan bagaimana cara
menyikapinya, karena pemimpin juga seorang manusia ada sisi negatif yaitu kepentingan
pribadi pimpinan dan sisi positif yaitu kepentingan si terpimpin. Penyelesaiannya adalah
mendengarkan hati nurani karena kualitas moral selalu mengambil sikap yang diyakini baik
disamping itu pertimbangan moral tidak dapat ditawar dengan untung atau rugi.

III. KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang,baik dalam


mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan sebagai pemimpin
bila memiliki bawahan atau anak buah. Dalam suatu organisasi harus selalu ada
pendelegasian wewenang karena seorang pimpinan selalu mempunyai keterbatasan
keterbatasan.

Pemimpin yang beretika adalah pemimpin yang mengedapankan nilai nilai moral,
mampu berfikir rational dan kritis, berani mengungkapkan pendapat sendiri dan mampu
bersifat tegas dengan penuh tanggung jawab.

Seorang pemimpin mampu membawa organisasinya menjadi lebih baik, dan bila
pemimpin menemukan konflik of interest maka diharapkan bisa diselesaikan dengan
mengedepankan hati nurani.
The True Leadership Development
atau Sekedar Event Organizer?
(Oleh:dr. Erlangga Araditya Satriyo)

Setiap kali para pengurus di bidang Leadership Development (LD) atau Pengembangan
Sumber Daya Manusia (PSDM) ditanya, apa agenda besarmu di tahun ini? Jawabannya
mayoritas adalah mengadakan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM).
Padahal kenyataannya mengadakan sebuah LKMM adalah hal yang mudah. Layaknya Event
Organizer (EO), asal ada uang, asal ada panitia, asal ada pemateri, asal ada peserta, sebuah
LKMM berjalan.

Hal ini semakin diperburuk dengan kesalahan yang paling sering diperbuat oleh LD/PSDM,
di mana kesalahan ini sifatnya diwariskan, turun temurun, dan selalu terjadi di setiap
angkatan. Kesalahan tersebut adalah saat menentukan materi yang harus diberikan di sebuah
LKMM, para pengurus LD/PSDM secara otomatis akan melihat materi apa saja yang
diberikan di LKMM tahun lalu. “Wah yang ini dan ini bagus kita lanjutkan saja. Yang itu dan
itu kurang bagus, kita ganti saja dengan materi lain yang lebih bagus”. Tidak hanya masalah
materi, bahkan saat menentukan pemateri pun seperti ini, “Siapa pemateri yang bagus tahun
lalu? Oke, mereka kita undang lagi dengan materi yang berbeda”. Hal ini menyebabkan
LD/PSDM semakin kehilangan jati dirinya, semakin turun derajatnya menjadi EO.

Mari sekarang kita tinjau LKMM berdasarkan outputnya. Jika sekedar menghasilkan kader
yang antusias, buat saja LKMM yang penuh kegiatan bersenang-senang, puaskan para
peserta, anda akan mendapatkan kader yang antusias. Tantangan sebenarnya adalah
bagaimana caranya agar kader yang terbentuk memiliki kompetensi yang adekuat untuk
mewujudkan visi dan misi pemimpin. Apakah anda sudah bisa menjawab tantangan tersebut?

Demi menjawab tantangan yang saya jabarkan di atas sehingga diperlukan sebuah
pegetahuan mendalam tentang Training Need Analysis (TNA), sebuah skill mendasar yang
perlu dimiliki oleh LD/PSDM. Training Need Analysis sesuai dengan namanya merupakan
sebuah analisa kebutuhan pelatihan serta strategi penempatan pelatihan-pelatihan yang
krusial di dalam sebuah timeline kegiatan kaderisasi. Dengan memiliki skill TNA maka
LD/PSDM akan memiliki dasar kajian yang kuat terhadap semua materi yang diputuskan
untuk masuk ke dalam sebuah LKMM. Penguasaan materi TNA membuat LD/PSDM tidak
akan hanya berstatus sebagai EO dari sebuah LKMM, namun sebagai insan cerdas yang
memiliki dasar yang kuat dalam bergerak.

Selamat anda sudah sampai membaca materi saya hingga paragraf ini. Saya hadiahkan pada
anda password untuk bisa masuk ke tahap simulasi dari materi saya. Buatlah kertas 1 potong
ukuran 10cm x 10cm. Tuliskan "Dokuritsu Junbi Cosakai", tuliskan juga di bawahnya nama
lengkap anda. Kertas yang sudah ditulis tersebut dilaminating, lalu dibawa saat LKMM
Wilayah, pada materi saya. Bila tidak bisa membawanya, terpaksa saya tidak bisa
mengizinkan anda mengikuti simulasi. Saya mohon jika anda sudah mengetahui hal ini, tidak
perlu memberitahukan hal ini pada teman-teman anda. Nanti kita lihat bersama seberapa
tingginya budaya baca materi non-medis di kalangan anak FK.

Secara garis besar TNA memiliki beberapa tahapan, yaitu

1. Kajian Kebutuhan Kemampuan / Skill Need Study


Dasar dari TNA merupakan perumusan apa kemampuan yang dibutuhkan oleh para anggota
untuk dapat mewujudkan visi misi dari pimpinan organisasi. Artinya jika ditarik garis dari
visi misi sekjen, seharus terjawab mengapa saat ini anda harus menerima materi “Manajemen
SDM” di LKMM Wilayah.

2. Kajian Kebutuhan Pelatihan / Training Need Study


Tidak semua kemampuan yang dibutuhkan seorang anggota perlu diadakan pelatihannya.
Kemampuan yang dinilai cukup mendasar dapat menjadi sebuah kriteria saat merekrut
anggota baru dalam organisasi sehingga tidak perlu lagi diadakan pelatihan. Di sisi lain,
kemampuan yang terlalu sulit dan tidak aplikatif juga dapat dihindari supaya dapat
memaksimalkan sumber daya yang ada untuk output kaderisasi yang maksimal.

3. Kajian Penempatan Pelatihan / Training Scheduling Study


Di organisasi besar seperti ISMKI tentunya memiliki kegiatan kaderisasi di beberapa tingkat:
LKMM Lokal, LKMM Wilayah, LKMM Nasional, Sekolah Kastrat. Begitu pula dengan
organisasi lokal seperti BEM yang memiliki beberapa kegiatan kaderisasi: ospek, LKMM,
up-grading pengurus, dll. Kajian pada langkah ini menempatkan masing-masing pelatihan
sesuai dengan proporsinya di masing-masing kegiatan kaderisasi yang ada.

4. Kajian Metode Pelatihan / Training Method Study


Kajian yang terakhir adalah menentukan metode yang tepat dalam penyampaian training.
Sebisa mungkin hindari metode pelatihan yang paling konvensional yaitu metode ceramah.
Metode yang lebih baik adalah seperti diskusi kelompok, simulasi, dan metode kreatif
lainnya.

Training Need Analysis tidak bisa diajarkan hanya melalui metode ceramah atau hanya
membaca materi saja. Perlu pengalaman agar dapat menjadi semakin tajam dalam berproses.
Oleh karena itu pada LKMM wilayah nanti pun, materi ini tidak akan terlalu bertumpu pada
ceramah, namun justru pada simulasinya. Saya tunggu kehadiran anda pada simulasi nanti.
MANAJEMEN KADERISASI
( Oleh : Arief Rahmatullah, S.Ked )

Hal yang sangat esensial bagi suatu organisasi merupakan kaderisasi, karena
merupakan inti dari keberlanjutan perjuangan dan pencapaian tujuan organisasi ke masa
depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan
melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah
sebuah kebutuhan mutlak dalam membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.
Fungsi kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio atau regenerasi) yang siap
melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi.
Pengertian kader itu sendiri adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan
berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang diharapkan.
Bung Hatta pernah menyatakan tentang kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “kaderisasi
sama artinya dengan menanam bibit”. Berarti untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa
depan, pemimpin pada masanya harus dipersiapkan.
Berangkat dari hal tersebut, pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasi
dapat dipetakan menjadi dua pokok bahasan secara umum.
1. Pelaku kaderisasi (subyek), yaitu individu atau sekelompok orang yang
dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya yang
melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi.
2. Sasaran kaderisasi (obyek), yaitu individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih
untuk meneruskan visi dan misi organisasi. Sifat sebagai subyek dan obyek dari
proses kaderisasi ini sejatinya harus memenuhi beberapa fondasi dasar dalam
pembentukan dan pembinaan kader-kader organisasi yang handal, cerdas dan
matang secara intelektual dan psikologis.

Pelaku kaderisasi, dapat diartikan atau disebut seorang pemimpin, kaderisasi sama
artinya dengan edukasi. Salah satu tugas utama seorang pemimpin adalah mendidik. Jadi,
sifat dasar yang harus dimiliki pemimpin adalah memiliki jiwa, etos sebagai seorang
pendidik. Sedangkan obyek dari proses kaderisasi, sejatinya seorang kader memiliki
komitmen dan tanggung jawab untuk melanjutkan visi dan misi organisasi ke depan. Karena
jatuh-bangunnya organisasi terletak pada sejauh mana komitmen dan keterlibatan kader-
kader secara intens dalam dinamika organisasi, dan tanggung jawab mereka untuk
melanjutkan perjuangan organisasi yang telah dirintis dan dilakukan oleh para pendahulu-
pendahulunya.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kadersiasi, dan salah satunya
yant utama adalah potensi dasar seorang kader. Sama dengan dengan prinsip seorang pelatih
olahraga, dimana melihat potensi dasar pemain merupakan hal yang pertama kali dilakukan
untuk selanjutkan dikembangkan, jangan harap buah apel tumbuh dari bibit durian. Potensi
dasar tersebut sesungguhnya telah dapat dilihat melalui perjalanan hidupnya. Sejauh mana
kecenderungannya terhadap problema dilingkungannya. Jadi, di sana ada semacam landasan
berfikir atau filosofi kaderisasi yang harus mendapatkan porsi perhatian oleh setiap
organisasi/pergerakan. Dengan kata lain: harus ditemukan pola dan upaya mencari bibit-bibit
unggul kaderisasi.
Subyek harus mampu menawarkan visi dan misi ke depan yang jelas dengan
tujuannya, serta menawarkan dinamika organisasi yang menantang bagi para kader yang
potensial, sehingga mereka dengan senang hati akan terlibat mencurahkan segenap
potensinya dalam kancah organisasi.
Selanjutnya, kaderisasi juga memiliki perannya dalam suatu organisasi yaitu :
1. Pewarisan nilai-nilai organisasi yang baik
2. Sarana belajar bagi anggota
3. Penjaminan keberlangsungan organisasi

Selain memiliki peranan vital dalam organisasi, manajemen kaderisasi yang


baik harus mengerti fungsi dari kaderisasi untuk dapat menjalankan semua fungsi
komponen kaderisasi, agar tujuan dapat tercapai semu fungsi komponen harus
berjalan layaknya suatu ruji roda. Fungsi terserbut adalah :
1. Melakukan rekrutmen anggota baru.
2. Menjalankan proses pembinaan, penjagaan, dan pengembangan anggota.
3. Menyediakan sarana untuk pemberdayaan potensi anggota sekaligus sebagai pembinaan
dan pengembangan aktif.
4. Mengevaluasi dan melakukan mekanisme kontrol organisasi.

Dalam aplikasinya, manajemen kaderisasi dapat di klasifikasikan menjadi 2 bentuk dan ini
sering kita jumpai dalam kehidupan keseharian organisasi.
Bentuk kaderisasi:
1. Kaderisasi pasif.
Kaderisasi pasif dilakukan secara insidental dan merupakan masa untuk kenaikan jenjang
anggota. Pada momen ini, anggota mendapatkan pembinaan “learning to know‟.
2. Kaderisasi aktif
Yaitu kaderisasi yang bersifat rutin, karena pada kaderisasi ini, anggotalah yang mencari
sendiri “materi‟-nya. Pada momen ini, anggota mendapatkan pembinaan “learning to know’,
‘learning to do‟, dan “learning to be‟ sekaligus. Maka dalam hal ini sangat penting untuk
dipahami, bahwa setiap rutinitas kegiatan, haruslah memberdayakan potensi anggota
sekaligus menjadi bentuk pembinaan dan pengembangan aktif bagi anggota. Kaderisasi ini
sangat baik dalam proses pembinaan, penjagaan, dan pengembangan secara sistematis.

Manajemen kaderisasi sendiri memuat konten pengetahuan utama didalamnya yaitu


pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Pembangunan SDM inilah yang menjadi
patokan keilmuan utama didalam manajemen kaderisasi. Sebenarnya jika kalian memahami
isi materi diatas, dan mengambil inti topik utamanya maka sangat mudah mengartikan
pembangunan SDM untuk di aplikasikan. Pembangunan SDM adalah menempatkan orang
yang tepat di posisi yang tepat. Jadi kalau kalian bingung apa itu kaderisasi dan bagaimana
cara menjalankannya cukup tau defisini singkat ini maka tujuanmu,metodemu dan
eksekusimu untuk mengkader akan berhasil.

Institusi FK di indonesia cukup banyak dan terus bertambah banyak dengan adanya
moratorium. Pertanyaannya, dalam lingkup organisasi bagaimana cara kalian mengkader
keberagaman sumber daya manusia ini yang terbagi bagi potensi dan pengetahuan dasarnya
dimana mereka bisa berasal dari institusi yang berpuluh puluh tahun telah berdiri yang
memiliki sistem kaderisasi yang sudah terbentuk atau malah berasal dari institusi yang baru
terbentuk yang masih meraba raba caranya mereka melakukan kaderisasi dan pembangunan
SDM mereka.

Mudahnya, untuk memahaminya mari kita kelompokkan SDM yang kita miliki.
Dalam konteks ini kita gunakan ruang lingkup institusi FK di indonesia. Untuk dapat
membangun SDM atau mengkader kita harus mengetahui potensi dasar, pengetahuan dan
posisinya. Maka dari itu kita dapat golongkan institusi FK di indonesia menjadi 3 yaitu sebut
saja Sebut saja sebagai #FKlabil (FK baru berdiri, yang masih kecil, masih orok, bentuk
kepengurusan BEM aja belum punya. #FKgalau ( FK yang sudah mapan, tapi masih galau
untuk mencetak kader-kader gemilang di tempatnya ). #FKMoveon (FK yang sudah sangat
mapan dan waktunya berkontribusi di tataran nasional maupun internasional).
Kriteria #FKlabil:
- Tidak punya AD/ART
- Tidak Punya Garis besar haluan organisasi
- Tidak punya badan dan kepengurusan terstruktur
- Tidak punya kegiatan kaderisasi

Kriteria #FKgalau:
- Belum mampu melaksanakan kegiatan kaderisasi secara mandiri
- Tidak Punya kegiatan kaderisasi bertingkat
- Belum mempunyai Training Need Analysis dalam penyusunan kaderisasinya
IFMSA
(Oleh : Indah Afifatul Husna)

Internasional Federation of Medical Students Associations (IFMSA) adalah organisasi


internasional yang menjadi wadah bagi mahasiswa kedokteran di duin dari berbagai negara.
Organisasi ini terbentuk dengan tujuan antara lain menghubungkan mahasiswa FK dari 137
NMO negara dan menjalin hubungan baik dengan cara yang inspiratif. NMO atau dikenal
dengan National Member Organization memiliki 137 NMO yang tersebar di dalam 5 regio
yaitu Africa,America,Asia-Pasific,EMR ( Eastern Mediterranean) dan Europe.

IFMSA (International Federation of Medical Students Associations) telah menjadi fasilitator


pertukaran besar di antara mahasiswa kedokteran sejak tahun 1951. International Federation
of Medical Students' Associations(IFMSA) adalah organisasi mahasiswa kedokteran yang
independen, non-government, dan non-politik. IFMSA memiliki 137 organisasi anggota dari
lebih 100 negara yang merepresentasikan lebih dari 1 juta mahasiswa kedokteran di dunia.
IFMSA didirikan bulan Mei 1951 di Copenhagen, Denmark oleh delapan negara Eropa, dan
dijalankan oleh mahasiswa kedokteran dengan dasar non-profit. WHO mengkategorikan
IFMSA sebagai NGO (Non-Governmental Organization) oleh PBB dan sebagai forum
mahasiswa kedokteran internasional. IFMSA berdiri untuk memfasilitasi mahasiswa
kedokteran di seluruh dunia. Bidang kerja IFMSA dibagi menjadi 6 area yang di
representasikan oleh 6 Standing Committee; yaitu Standing Committees on Medical
Education, on Professional Exchange, on Public Health, on Reproductive Health
including AIDS, on Research Exchange, and on Human Rights and Peace.Misi IFMSA
adalah untuk memfasilitasi seluruh calon dokter dengan pengenalan yang komperhensif
kepada masalah kesehatan global.

Melalui program dan kesempatan yang tersedia, IFMSA bertujuan untuk mengembangkan
mahasiswa kedokteran yang sensitive terhadap tradisi dan keinginan untuk membawa
perubahan pada perbedaan trans-nasional yang membentuk konsisi kesehatan planet kita.
IFMSA memiliki visi dimana mahasiswa kedokteran dapat mengetahui cara berkontribusi
secara relevan untuk mempromosikan kesehatan global. Sasaran lain dari pembentukan
IFMSA adalah untuk meningkatkan potensi mahasiswa kedokteran akan pengetahuan dan
kapasitas mereka demi kebaikan masyarakat. Menyediakan forum bagi mahasiswa
kedokteran di seluruh dunia untuk mendiskusikan topik yang berhubungan dengan kesehatan
individu dan masyarakat, pendidikan dan ilmu pengetahuan serta menghasilkan
kebijaksanaan dan aksi nyata dari diskusi tersebut. Mempromosikan dan memfasilitasi
program pertukaran. Menyediakan jaringan antara anggota dan organisasi international yang
lain dan untuk meningkatkan hubungan kerjasama demi keuntungan masyarakat dunia
INTERNASIONALISASI
( Oleh : Muhammad Hardian Nugraha Syam, S.Ked )

Pada mulanya, istilah internasionalisasi hanya dipakai untuk hal yang berkaitan dengan
politik, seperti halnya dengan istilah nasionalisasi. Dari sudut pandang sejarah,
internasionalisasi diawali dengan adanya kemampuan manusia untuk melakukan perjalanan
menyeberangi lautan. Secara sederhana internasionalisasi dapat dipahami sebagai belajar
diluar negara atau mencari ilmu diluar negara.

Diera globalisasi pengalaman belajar dan mencari ilmu diluar negeri semakin banyak tersedia
dimana-mana , ilmu yang dapat diambil pun beragam. Hal yang paling menarik dari kegiatan
internasional adalah koneksi luas dan pengalaman bertemu dengan berbagai perbedaan yang
sangat beragam. Adapun berbagai kegiatan internasional baik itu pertukaran pelajar,forum
pertemuan ilmiah,forum mahasiswa,dll.

Namun, untuk mengikuti sebuah kegiatan internasional ada beberapa syarat yang perlu
dipenuhi bagi setiap calon pesertanya, seperti :

Essay/Motivation Letter

Untuk menguji seberapa serius kita menginginkan program ke luar negeri, seringkali kita
diminta untuk menulis suatu essay dengan topik tertentu atau motivation letter/statement of
purpose/cover letter

Passport

Sebagian program mensyaratkan pesertanya untuk telah memiliki passport, sebagai bukti
kewarganegaraan peserta tersebut

CV/Resume

Untuk semakin menguatkan aplikasi kita, CV/Resume seringkali juga diminta untuk
dikirimkan. Pentingnya CV adalah untuk mengetahui segala kegiatan kita; bukan hanya
kegiatan akademis namun juga kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler kita, hobi dan keminatan
kita, kemampuan bersosiasi, dan prestasi-prestasi kita

Bukti Kemampuan Berbahasa (TOEFL /IELTS/TOEIC etc)

Karena kita harus berkomunikasi menggunakan bahasa asing, kita harus meyakinkan
lembaga penyelenggara program ke luar negeri tersebut bahwa kita bisa berkomunikasi
menggunakan bahasa asing. Karena bahasa internasional adalah bahasa Inggris, maka sangat
wajar jika kita diminta mengirimkan buki kefasihan kita dalam berbahasa Inggris. Beberapa
program sangat ketat, sehingga mereka mensyaratkan international certificiation, seperti
TOEFL iBT, CBT, PBT atau IELTS.

Anda mungkin juga menyukai