Anda di halaman 1dari 11

KOMISI CABANG

LEMBAGA PENGAWASAN - KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN KEADILAN


(Institute Of Government Policy and Justice Oversight Body)
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Jln. Pahlawan Kel. Tona II Kec. Tahuna Timur Kab. Kepl. Sangihe – Sulawesi Utara
Email : komcab.lpkpkkepsangihe@gmail.com HP/WA : 085211015322

Kepulauan Sangihe, November 2019

Nomor : 09/LP-KPK/Sangihe/XI-2019

Lampiran : Seberkas

Perihal : Pengaduan Dugaan Tipikor

Pengadaan Internet Desa

Di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2019

Kepada

Yth. Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara

Di-

Manado

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : Johan Adler Fredrik Lukas

NIK : 7103241201780001

Tempat Tanggal Lahir : Tahuna, 12 Januari 1978

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan/Jabatan : Jurnalis/ Ketua LP-KPK Komcab Kab. Kepulauan Sangihe

Alamat : RT 05 Lingkungan II Kelurahan Tona II Kecamatan Tahuna Timur

Kabupaten Kepulauan Sangihe - 95815

HP/WA/Email : 085211015322/joeni2ng@gmail.com

2. Nama : Nixon Bawano

NIK : 7103242809730001

Tempat Tanggal Lahir : Tahuna, 28 September 1973

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan/Jabatan : Swasta/ Bendahara LP-KPK Komcab Kab. Kepulauan Sangihe

Alamat : RT. 03 Lingk. I Kelurahan Dumuhung Kecamatan Tahuna Timur

Kabupaten Kepulauan Sangihe

HP/WA/Email : 082346547079/nixonbawano@gmail.com
Bersama ini menyampaikan Pengaduan terkait Dugaan Tindak Pidana Korupsi “Pengadaan
Internet Desa” di Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara tahun 2019 yang
terindikasi dan berpotensi Merugikan Keuangan Negara kurang lebih 8 miliar rupiah.

Sebagai dasar Pengaduan ini, berikut disampaikan Kronologi beserta Data dan Informasi yang
berkaitan dengan Dugaan kasus tersebut :

1). Sekitar bulan November hingga Desember tahun 2018 atau setidak – tidaknya pada sekitar
akhir tahun 2018, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten
Kepulauan Sangihe bersama beberapa orang tim yang belakangan diketahui merupakan
karyawan dari CV. MITRA SOLUSINDO COMPUTAMA (MSC) telah melakukan sejumlah
kegiatan Sosialisasi tentang Pengadaan Internet Desa kepada Tenaga Pendamping Desa dan
para Kapitalaung (sebutan untuk Kepala Desa/Kepala Kampung) di sejumlah wilayah
Kecamatan se-Kabupaten Kepulauan Sangihe.

2). Paket Pengadaan yang dipasarkan Perusahaan CV. MSC kepada para Kapitalaung tersebut,
menurut pihak Perusahaan terdiri dari : Internet Desa, Software Desa Terpadu dan Bumdes
Online ditawarkan dengan harga yang berubah – ubah. Awalnya, ditawarkan dengan harga
Rp. 35.000.000,- per paket saat di-sosialisasikan kepada Tenaga Pendamping Desa di
Inspiration Hall GMIST Efrata Tahuna, namun, pada akhirnya harga tersebut berubah
menjadi Rp. 60.000.000,- per paket (per Kampung) saat di-sosialisasikan kepada para
Kapitalaung di Aula Kantor Camat Tabukan Utara.

3). Pada sekitar awal tahun 2019 sejumlah Kapitalaung akhirnya menyetujui dan menyatakan
bersedia membeli Paket Pengadaan Internet Desa tersebut kepada CV. MSC dengan harga
Rp. 60.000.000,- per Paket per Kampung yang anggarannya diambil dari Alokasi Dana Desa
(ADD) tiap Kampung.

4). Pengadaan Paket Internet Desa tersebut, diketahui tidak pernah terencana dan tidak pernah
tertera dalam Rencana Kegiatan Pemerintah Kampung (RKP) dan tidak pernah teranggarkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKam) tahun 2019, namun sejumlah
Kapitalaung terkesan memaksakan diri menerima tawaran CV. MSC.

Hal ini terjadi karena sebagian besar Kapitalaung di Kabupaten Kepulauan Sangihe disinyalir
tidak banyak mengetahui harga Paket Internet Desa yang sebenarnya. Faktor lain adalah,
para Kapitalaung Diduga mendapatkan Intervensi yang sangat kuat dari oknum Kepala
DPMD Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jefri Gaghana, SH,MH untuk mengambil Pengadaan
dari CV. MSC tersebut.

5). Sejak mendapatkan persetujuan dan permintaan Pengadaan barang dari para Kapitalaung,
pihak Perusahaan CV. MSC segera mendatangkan barang dan peralatan serta memasang
instalasi lengkap di sebagian besar wilayah Kampung di Kabupaten Kepulauan Sangihe.

6). Paket Pengadaan Internet Desa yang ditawarkan CV. MSC seharga Rp. 60.000.000,- per
Kampung tersebut terdiri dari : Antenna VSAT, Mounting VSAT, BUC, Kabel, Modem,
Decoder, Wifi Router dan Kuota Internet 4 GB Siang dan 4 GB Malam selama 1
tahun dengan tambahan ”Bonus” Berangkat dan Pesiar ke Jakarta bagi para Kapitalaung
yang ditanggung sepenuhnya oleh pihak Perusahaan. Janji tambahan Bonus berangkat ke
Jakarta tersebut belakangan dibatalkan dan diganti dengan Bonus 1 (satu) Unit TV LED 32
inchi per Kampung. Meski TV LED 32 inchi tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Paket Pengadaan tersebut, namun, diakui para Kapitalauang bahwa pihak Perusahaan
menyatakan bahwa TV LED 32 inchi diberikan kepada tiap kampung sebagai bonus
tambahan bagi kampung yang telah membeli Paket kepada mereka. Jadi, TV sepertinya tidak
termasuk dalam paket yang ditawarkan bersama Paket Internet seharga Rp. 60.000.000,-
tersebut. Bonus TV yang diberikan kepada Kapitalaung ini, diduga untuk mengalihkan janji
sebelumnya yang disampaikan pihak Perusahaan bahwa Kapitalaung yang bekerjasama
dalam hal Pembelian Paket Internet Desa akan diberangkatkan ke Jakarta dengan
tanggungan sepenuhnya oleh pihak Perusahaan.

7). Hingga Pengaduan ini disampaikan, diperoleh informasi bahwa 100 Kampung dari 145
Kampung telah memasang Perangkat Internet tersebut dan saat ini tengah dalam Proses
Pembayaran kepada Perusahaan CV. MSC. Sementara, Kampung – kampung yang lain
dikabarkan dalam Proses Pengajuan barang dan menunggu proses Pengadaan dan
Pemasangan Instalasi.

Adapun sejumlah Kejanggalan dalam Proses Pengadaan Internet Desa tersebut yang memancing
Kecurigaan dan Dugaan telah terjadinya Tindak Pidana Korupsi dapat saya uraikan sebagai
berikut :

1). Harga Paket Pengadaan Internet Desa yang ditawarkan Perusahaan CV. MSC kepada
Kapitalaung – Kapitalaung di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebesar Rp. 60.000.000,- per
paket dinilai Sangat Mahal dan Diluar Kewajaran. Dengan isi paket berupa Antenna,
Mounting, BUC, Kabel, Modem, Decoder, Router Wifi dan Paket Internet sebesar 4GB Siang
dan 4GB Malam serta tambahan biaya Pengiriman dan Pemasangan yang dipatok sebesar
Rp. 60.000.000,- diduga kuat telah terjadi Perbuatan Mark-Up yang diduga dilakukan Pihak
Perusahaan bekerjasama dengan oknum Pejabat Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe
dan dilakukan secara Terstruktur, Sistematis dan Masif.

Terstruktrur artinya, upaya melipatgandakan Harga Jual Paket Internet Desa tersebut
sepertinya dilakukan berjenjang dari Pimpinan SKPD & Perusahaan yang kemudian di-
instruksikan ke pejabat – pejabat dibawahnya seperti Camat hingga ke aparat Kampung.

Sistematis artinya, upaya Mark-Up anggaran tersebut sepertinya telah terencana dan
dilakukan secara “profesional” dengan membagi peran masing – masing bagi sejumlah
Terduga Pelaku mulai dari Pimpinan Perusahaan, Oknum Kepala Dinas hingga Camat dan
Pejabat – Pejabat terkait lainnya.
Masif artinya, kegiatan ini dilakukan hampir diseluruh wilayah Kampung di Kabupaten
Kepulauan Sangihe. Meski baru ada 100 Kampung yang terpasang, namun diperoleh
informasi bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan di 145 kampung.

2). Data – data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, harga jual Paket Internet lengkap
seperti yang ditawarkan pihak Perusahaan tersebut berkisar antara Rp. 11.000.000,- hingga
Rp. 13.650.000,- per paket. Jika ditambahkan dengan biaya Pengiriman, Pemasangan
Instalasi dan biaya – biaya lainnya (Paket 4GB siang dan malam), diperkirakan harga
tertinggi hanya pada kisaran Rp. 35.000.000,- per paketnya. Itu berarti ada Dugaan
Mark-Up sebesar kurang lebih Rp. 25.000.000,- per paket. Jika ada 145 kampung yang
terpasang, pihak Perusahaan menerima pembayaran mencapai Rp. 8.700.000.000,- dan
itu berarti ada Selisih Keuntungan yang tidak sah dari Dugaan Mark-Up tersebut sebesar
kurang lebih Rp. 3.625.000.000,- untuk Pengadaan di seluruh Kampung di Kabupaten
Kepulauan Sangihe.

3). Dalam persoalan ini, oknum Kepala DPMD Kabupaten Kepulauan Sangihe, Jefri Gaghana,
SH,MH diduga kuat terlalu jauh masuk dalam kegiatan tersebut dengan cara
Mengintervensi dan Mengarahkan Kapitalaung untuk mengambil atau menyetujui
tawaran Pengadaan dari Perusahaan CV. MSC, padahal, kewenangan untuk memutuskan
apakah mengambil Pengadaan tersebut atau tidak, sepenuhnya ada ditangan Kapitalaung
bersama seluruh warga Kampung yang diputuskan melalui Musyawarah Desa.

Tindakan oknum Kepala DPMD yang dinilai telah Menyalahgunakan Wewenang-nya dicurigai
merupakan salah satu bentuk “Kerjasama” dengan pihak Perusahaan dengan maksud
Membantu Memasarkan Produk Perusahaan dan sekaligus Mencari Keuntungan Lebih
dari “Proyek” Pengadaan Internet Desa tersebut. Perubahan harga yang ditetapkan oleh
Perusahaan yang semula Rp. 35.000.000,- per paket menjadi Rp. 60.000.000,- per paket
Diduga juga melibatkan oknum Kepala DPMD dan SKPD Teknis Pengelola kegiatan. Hal ini
memicu Dugaan bahwa, oknum Kepala Dinas bersama pihak Perusahaan dengan sengaja
bekerjasama mengatur harga Paket Internet tersebut menjadi Rp. 60.000.000,- per paket
(per kampung) untuk mencari keuntungan lebih. Diduga, selisih harga yang menjadi
keuntungan lebih tersebut digunakan sebagai komitmen “Fee” atau “Jatah” bagi Kepala
Dinas, Pejabat dan Staf DPMD bahkan ke Petinggi – Petinggi Birokrasi Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Sangihe dan tidak menutup kemungkinan, Komitmen Fee tersebut
diberikan juga kepada oknum Bupati Kepulauan Sangihe, Jabes Ezar Gaghana, S,ME.

4). Kejanggalan lain adalah pada Status, Keberadaan dan Legalitas Perusahaan CV. MSC.
Setelah diamati, ditelusuri dan di-investigasi secara internal organisasi, keberadaan CV. Mitra
Solusindo Computama tersebut tidak jelas dan Diduga Fiktif.

Dalam beberapa dokumen dan surat resminya kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan
Sangihe maupun kepada Camat atau para Kapitalaung, pihak Perusahaan CV. Mitra
Solusindo Computama dengan jelas mencantumkan alamat : Ruko Gading Kirana
Timur IX Blok B.10 Kav. 50 Kelapa Gading Jakarta Utara. Sementara, Perusahaan
dengan nama yang sama (dan diduga hanya satu – satunya di Indonesia) justru beralamat
di : Jln. Pulo Laut nomor 12 Bandung - Jawa Barat 40114.

Profil Perusahaan CV. MSC yang beralamat di Kelapa Gading Jakarta Utara juga tidak jelas,
sementara, Profil CV. MSC yang beralamat di Bandung, ternyata merupakan Perusahaan
yang bergerak dibidang Produksi dan Penjualan Berbagai Macam Tas untuk beragam
kebutuhan. Tidak ada sedikitpun data yang menyatakan bahwa Perusahaan tersebut juga
bergerak dibidang Penjualan dan pemasangan Paket Internet dan atau sejenisnya.

Untuk kepentingan kegiatan Pengadaan paket Internet Desa di Kabupaten Kepulauan


Sangihe, CV. MSC juga Diduga secara terburu – buru atau terpaksa membuka Rekening
Bank atas nama Perusahaan CV. MSC di PT. Bank SulutGo Kantor Cabang Pembantu Kelapa
Gading Jakarta demi memperlancar segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan
keuangan.

Kejanggalan dan Dugaan Ketidakjelasan Perusahaan tersebut juga jelas terlihat pada
sejumlah dokumen yang terkesan dibuat terburu – buru dan asal – asalan atau tidak teliti
dan atau tidak profesional. Dalam dokumen Faktur, nama Perusahaan tertulis CV. Mitra
Sulusindo Compotama dan bukan CV. Mitra Solusindo Computama. Sementara, dalam
Surat Perjanjian Pembelian, jelas tertera nama Perusahaan PT. Mitra Solusindo Computama
dan bukan CV. Mitra Solusindo Computama. Ketidakjelasan nama dan status Perusahaan
dalam beberapa dokumen tersebut lebih memancing kecurigaan bahwa Perusahaan tersebut
Diduga Fiktif.

5). Daftar harga barang dan paket yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang
dikeluarkan oleh Perusahaan dinilai terlalu mahal dan memunculkan Dugaan Mark-Up
untuk meraup keuntungan yang sebesar – besarnya. Sekilas, perbedaan harga yang ada
tidak terlau besar, namun, jika dikalikan dengan jumlah paket yang terjual dan jumlah Desa
yang membeli produk – produk tersebut, didapati selisih keuntungan yang tidak sedikit bagi
pihak Perusahaan dan atau pihak – pihak lainnya yang ikut terlibat. Item – item barang
tersebut setelah dicermati melalui berbagai referensi harga penjualan dan pengiriman,
didapati data bahwa pihak Perusahaan terlalu tinggi mematok harga dan terlalu besar
mencari keuntungan dalam kegiatan Pengadaan Internet Desa yang pada akhirnya
berpotensi merugikan keuangan Negara. Item – item barang tersebut, diantaranya :
Layanan Internet dan TV Satelit ditambah Kuota Internet 4 GB Siang dan 4 GB Malam
selama 1 tahun dengan harga Rp. 15.000.000,-, TV LED 32 Inchi, CCTV Moving Wireless,
Software Sistem Desa Terpadu dan BUMDes Online. (Belakangan, Layanan Internet tersebut
sebagian besar dikeluhkan Kapitalaung dan Perangkat Kampung karena tak berfungsi
optimal). Sementara itu, Internet Desa dengan harga “Fantastis” tersebut dinilai sejumlah
kalangan sebagai Pemborosan dan Pembiayaan yang tidak ada gunanya. Mengingat, saat ini
Jaringan Komunikasi menggunakan Serat Optik melalui Program Palapa Ring saat ini hampir
rampung dikerjakan dan dipastikan dapat melayani kebutuhan Komunikasi khususnya
Penggunaan Internet diwilayah Kepulauan dan Perbatasan Sangihe.

6). Dalam RAB, tertera item “Software Sistem Desa Terpadu dan Pelatihan”, yang didalamnya
terdapat sejumlah sub item Software/Aplikasi Administrasi Desa yang Diduga sengaja
dirancang dan dibuat seolah – olah bahwa setiap item Administrasi tersebut memiliki
Aplikasi sendiri – sendiri yang dipatok seharga Rp. 1.200.000,- per Aplikasi masing – masing
: Profile Desa, Monografi Desa, Potensi Desa, Data Penduduk, Data Surat, Data Pemerintah
Desa, Data BUMDesa dan APBDesa, Informasi Pendidikan, Informasi Kesehatan, Informasi
Wisata Desa, Sosialisasi Penyuluhan Desa, Berita dan Kegiatan Desa. Ke-12 (dua belas) item
Pengelolaan Administrasi Desa tersebut, seharusnya tidak terpisah - pisah dalam aplikasi
sendiri – sendiri tapi hanya menggunakan 1 (satu) Aplikasi Lengkap yang berisi item – item
tersebut. Software Pengelolaan Administrasi Desa Lengkap harganya sangat murah dikisaran
Rp. 750.000,-. Bandingkan dengan harga yang dipatok perusahaan yang setiap Aplikasinya
dijual dengan harga Rp. 1.200.000,- dikalikan 12 item menjadi Rp. 14.400.000,-. Harga
yang dipatok untuk Software BUMDes Online sebesar Rp. 4.700.000,- juga dinilai terlalu
mahal karena di pasaran, harga yang beredar hanya sekitar Rp. 500.000,-

7). Begitu Pula untuk item CCTV Moving Wirelees yang dalam RAB dihargai sebesar Rp.
1.250.000,-. Dalam berbagai referensi harga jual didapati bahwa harga CCTV jenis tersebut
bervariasi antara Rp. 300.000,- hingga Rp. 600.000,-. Sekilas, selisih perbedaan harga
hanya sekitar Rp. 650.000,- hingga Rp. 950.000,- per unitnya. Jika dikalikan 100 unit yang
terjual, berarti ada selisih keuntungan yang cukup besar antara Rp. 65.000.000,- hingga Rp.
95.000.000,-.

Hal yang sama juga diduga dilakukan untuk item barang TV LED 32 Inchi. Harga dalam RAB
dinilai terlalu tinggi yaitu sebesar Rp. 4.250.000,- jika dibandingkan denga harga dipasaran
yang berada pada kisaran Rp. 2.000.000,- hingga Rp. 3.000.000,-

8). Untuk Jasa Pengiriman Barang, terdapat pula Dugaan Selisih harga yang cukup tinggi antara
harga yang tercantum dalam RAB dan harga yang biasanya berlaku dilapangan dari
berbagai Perusahaan Penyedia Jasa Pengiriman Barang. Dalam RAB tercantum harga Jasa
Pengiriman Barang sampai di lokasi (kampung) sebesar Rp. 4.200.000,- per paket. Data
yang didapat dari salah satu perusahaan Jasa Pengiriman Barang, untuk pengiriman barang
dari Jakarta ke Sangihe (Tahuna dan wilayah – wilayah sekitarnya) sebesar Rp. 65.000,- per
kilogram. Jika perkiraan berat (hitungan terberat) barang tersebut adalah 30 kilogram, maka
biaya Pengiriman dari Jakarta ke Sangihe hanya sebesar Rp. 1.950.000,- per paket.
Terdapat selisih harga Rp. 2.250.000,- dikalikan 100 paket, maka selisih harga pengiriman
untuk semua kampung sebesar Rp. 225.000.000,-

9). Terdapat juga Dugaan Pencatutan Nama Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dalam
Dugaan kasus ini. Oknum Pejabat Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe melalui Camat
Tabukan Utara, dalam Surat Undangan kepada Para Kapitalaung se-Kecamatan Tabukan
Utara tentang Sosialisasi Produk – Produk Inovasi Desa yang didalamnya diduga termuat
maksud memasarkan Produk Perusahaan CV. MSC, dengan sangat jelas menyatakan bahwa
Sosialisasi tersebut akan disampaikan oleh Tim dari Kementerian Desa, PDT dan
Transmigrasi, padahal, pada kenyataannya, yang memberikan materi Sosialisasi adalah Tim
dari CV. MSC tanpa melibatkan pihak Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi. Diduga
kuat, pihak Kementerian juga tidak pernah mengetahui kegiatan tersebut. Maksud Surat
Undangan yang mencatut nama Kementerian patut diduga sebagai upaya Perusahaan CV.
MSC bekerjasama dengan oknum Pejabat Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk
lebih meyakinkan para Kapitalaung agar membeli produk mereka.

10. Pengaduan Dugaan Kasus ini juga telah disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi RI di
Jakarta, namun saat berkonsultasi dengan Penyidik KPK, dikatakan bahwa, meski terindikasi
telah terjadi Dugaan Mark-UP, namun Pengaduan ini belum dapat ditindaklanjuti oleh KPK
karena Kasus ini belum menjadi Ranah-nya KPK. Artinya, belum ditemukannya keterkaitan
atau keterlibatan Kepala Daerah maupun DPRD dalam Kasus tersebut. Maka, Dugaan Kasus
ini kami sampaikan ke Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara untuk dapat menanganinya.

Bersama ini pula, saya lampirkan Kelengkapan Dokumen Pengaduan dan sejumlah Dokumen
Penunjang lainnya yang berkaitan dengan Dugaan Kasus tersebut sebagai Bahan Kajian, Analisa
dan bahkan sebagai Barang Bukti untuk bisa memenuhi unsur Bukti Permulaan Yang cukup bagi
Komisi Pemberantasan Korupsi dalam menindaklanjuti Pengaduan ini, diantaranya :

 Foto Copy KTP Pelapor


 Surat Perusahaan CV. MSC kepada Kapitalaung (B.1)
 Surat Camat Tabukan Utara (B.2)
 Surat Referensi Bank SulutGo (B.3)
 Rencana Anggaran Biaya (B.4)
 Surat Perjanjian Pembelian (B.5)
 Kwitansi Pembayaran (B.6)
 Berita Acara Serah Terima Barang (B.7)
 Berita Acara Pemeriksaan Barang (B.8)
 Nota Pesanan Barang (B.9)
 Kartu Garansi (B.10)
 Faktur (B.11)
 Foto Piringan Antenna di salah satu lokasi (B.12)
 Foto Antenna dan Lokasi salah satu kampung (B.13)
 Foto Modem dan Router Wifi di salah satu kampung (B.14)
 Profil Perusahaan CV. MSC (B.15)
 Profil Perusahaan CV. MSC (B.16)
 Data Harga Paket Internet Lengkap (B.17)
 Foto Pembayaran kepada pihak Perusahaan (B.18)
 Data Harga Software Administrasi Desa (B.19)
 Data Harga Pengiriman Barang (B.20)
 Data Harga CCTV Wireless (B.21)
 Data Harga TV LED 32 Inchi (B.22)

Demikian Pengaduan Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Paket Internet Desa di
Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2019 ini disampaikan dengan harapan dapat diterima dan
ditindaklanjuti Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara dengan melakukan hal – hal, antara lain :

1). Memeriksa, meneliti dan menganalisa Kelayakan Pengaduan ini.

2). Memeriksa dan menganalisa Kecocokan dan Kesesuaian inti persoalan yang diadukan
dengan Data, Dokumen, Informasi dan Barang Bukti yang diajukan.

3). Memanggil dan memeriksa pihak – pihak yang terkait dengan Dugaan Kasus tersebut.

4). Meminta tambahan Keterangan, Data maupun Dokumen yang berkaitan dengan Dugaan
kasus tersebut kepada pihak – pihak yang diduga terlibat.

5). Menindaklanjuti sesuai Prosedur, Mekanisme dan Aturan Hukum yang berlaku terhadap
Dugaan Kasus tersebut jika ditemukan Unsur dan Bukti yang cukup untuk menjerat pihak –
pihak yang terkait.

6). Menindaklanjuti Pengaduan ini dengan melakukan hal – hal lainnya yang dianggap Bisa dan
Perlu dilakukan sesuai Tugas Pokok dan Fungsi serta Kewenangan yang dimiliki Kejaksaan
Tinggi Sulawesi Utara.

Atas perhatian, tindakan dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Salam Anti Korupsi..

Hormat kami,
LP-KPK Komcab Kab. Kepl. Sangihe

Johan A.F Lukas Nixon Bawano

Tembusan :
Yth. 1. Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi RI di Jakarta
2. LP-KPK Komisi Nasional di Jakarta
3. LP-KPK Komisi Daerah Sulawesi Utara di Manado
Kepada
Yth. Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara
Jln. 17 Agustus

Kota Manado

LP-KPK Komcab Kab. Kepl. Sangihe


Jln. Pahlawan RT.02/I Kelurahan Tona II
Kec. Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe
Sulawesi Utara - 95815
KOMISI CABANG

LEMBAGA PENGAWASAN - KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN KEADILAN


(Institute Of Government Policy and Justice Oversight Body)
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Jln. Pahlawan Kel. Tona II Kec. Tahuna Timur Kab. Kepl. Sangihe – Sulawesi Utara
Email : komcab.lpkpkkepsangihe@gmail.com HP/WA : 085211015322

TANDA TERIMA

Pada hari ini, ................... tanggal ............................................... telah diserahkan dan diterima

satu berkas surat, nomor : 09/LP-KPK/Sangihe/XI-2019 Perihal : Pengaduan Dugaan

Tipikor Pengadaan Internet Desa di Kabupaten Kepulauan Sangihe tahun 2019 dari

Komisi Cabang Lembaga Pengawasan – Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (Komnas

LP-KPK) Kabupaten Kepulauan Sangihe kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara.

Manado,, ..............................................

Yang Menerima Yang Menyerahkan

.............................................. ..............................................
KOMISI CABANG

LEMBAGA PENGAWASAN - KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN KEADILAN


(Institute Of Government Policy and Justice Oversight Body)
KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Jln. Pahlawan Kel. Tona II Kec. Tahuna Timur Kab. Kepl. Sangihe – Sulawesi Utara
Email : komcab.lpkpkkepsangihe@gmail.com HP/WA : 085211015322

TANDA TERIMA

Pada hari ini, ................... tanggal ............................................... telah diserahkan dan diterima

satu berkas surat, nomor : 11/LP-KPK/Sangihe/XI-2019 Perihal : Permohonan Surat

Keterangan Terdaftar Komisi Cabang Lembaga Pengawasan – Kebijakan Pemerintah dan

Keadilan (Komnas LP-KPK) Kabupaten Kepulauan Sangihe kepada Bupati Kepulauan

Sangihe cq. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Tahuna,, ..............................................

Yang Menerima Yang Menyerahkan

.............................................. ..............................................

Anda mungkin juga menyukai