ABSTRAK
ABSTRAC
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sampah merupakan bahan atau benda buangan hasil samping dari suatu
aktfitas manusia atau makhluk hidup lain, menyusul produk dari peristiwa alam.
Sampah juga merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Di Indonesia sendiri sampah masih menjadi masalah utama yang
2
sampai saat ini belum dapat terselesaikan dengan baik. Pengelolaan sampah yang
belum maksimal ini mengancam akses kehidupan manusia, seperti sungai yang
sudah tercemar oleh sampah tidak dapat digunakan lagi untuk aktifitas penduduk
pada umumnya yaitu, untuk mencuci, mandi, dan lain sebagainya .
Salah satu desa yang sampai pada saat ini masih belum memiliki
pengelolaan sampah secara baik dan terpadu adalah Desa Tumpukrenteng. Desa
Tumpukrenteng merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Turen,
Kabupaten Malang, yang berada diatas permukaan laut dengan curah hujan 2110
mm/tahun dan wilayah berupa dataran dengan tingkat kesuburan tanah sedang,
dengan luas wilyah 310,845 Ha. Sebagian besar penduduknya merupakan petani
maupun buruh tani sehingga sampah yang dihasilkan sebagian besar adalah
sampah organik seperti daun-daunan dan sampah rumah tangga.
Masyarakat Desa Tumpukrenteng pada umumnya membuang sampah di
halaman mereka dengan cara membuat lubang ataupun mengumpulkannya di
halaman kemudian dibakar. Fasilitas pengelolaan sampah di desa Tumpukrenteng
seperti alat-alat pewadahan, alat pengangkutan maupun tempat sampah umum
belum tersedia, sehingga Desa Tumpukrenteng sangat memerlukan sistem
pengelolaan sampah.
Sebagian besar sampah di Desa Tumpukrenteng berasal dari sampah
rumah tangga dan pendidikan, hal ini disebabkan pada daerah studi belum
memiliki fasilitas penunjang seperti, instansi, industri maupun pasar di Desa
tersebut. Untuk fasilitas perdagangan di Desa Tumpukrenteng hanya terdapat
toko-toko kecil ataupun kios dan warung. Karakteristik sampah rumah tangga di
Desa Tumpukrenteng berupa sampah sayuran, sisik ikan, kertas pembungkus
sayuran, sisa makanan, plastik, kaleng dan sebagainya. Sedangkan sampah dari
fasilitas pendidikan seperti sekolah memiliki karakteristik sampah sama dengan
sampah rumah tangga.
Berdasarkan karakteristik sampah yang berada di Desa Tumpukrentang
maka teknik oprasional pengelolaan sampah yang dapat digunakan adalah dengan
cara, pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA).
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
dahulu oleh semua sarana pengumpul seperti dalam gerobak tangan (hand
cart) dan diangkut ke TPS.
d. Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Sampah yang telah terkumpul kemudian diangkut ke tempat pembuangan
sementara (TPS). Untuk penampungan sementara (TPS) di Desa
Tumpukrenteng digunakan truk container.
e. Pembiayaan
Untuk Pembiayaan pegelolaan sampah sendiri dapat diambil dari restribusi
masyarakat dan juga melibatkan Dinas Kebersihan untuk meringankan
beban biaya atau mengatasi kekurangan pembiayaan. Dalam hal ini
partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Untuk itu, usaha-usaha yang
dapat dilakukan Pemerintah dalam meningkatkan dan
menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat antara lain mendukung
sepenuhnya baik secara moril maupun materil kegiatan masyarakat dalam
menciptakan lingkungan yang asri.
f. Pengaturan
Agar tercipta pegelolaan sampah yang baik maka diperlukan suatu sistem
pengaturan. Pada umumnya sistem pengaturan ini diwujudkan dalam
bentuk peraturan. Peraturan-peraturan yang diperlukan keberadaannya
dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah yang paling penting
yaitu yang merupakan kewajiban dan larangan. Kewajiban dan larangan
bagi penghasil sampah secara umum : Menyediakan dan menggunakan
wadah sampah yang sesuai kapasitas dan layak secara teknis, tidak
membuang sampah ke jalan, sarana transportasi, taman dan tempat umum
lainnya., tidak membakar sampah di halaman rumah maupun tempat
lainnya, tidak membuang ke saluran drainase dan sungai atau lahan-lahan
kosong, membayar restribusi (ongkos jasa) yang ditetapakan.
2. Aspek Organisasi
Aspek organisasi sangat penting agar sistem berjalan dengan baik. Unsur
organisasi yang diperlukan dalam pengelolaan sampah menyangkut :
Tenaga Kerja dan Struktur organisasi
3. Aspek Pembiayaan
Merupakan aspek yang tidak dapat diabaikan terutama untuk suatu sistem
yang luas dan kompleks.
4. Aspek pengaturan
Pada umumnya aspek-aspek ini diwujudakan dalam bentuk Peraturan
Pemerintah Pusat maupun daerah.
5. Aspek Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam bidang persampahan adalah keterlibatan
masyarakat dalam arti ikut serta bertanggung jawab pasif maupun aktif,
secara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
METODOLOGI PERENCANAAN
SAMPAH:
PENUMPUKAN SAMPAH
SUMBER SAMPAH:
PEMBAHASAN
RUMAH TANGGA
PENGANGKUTAN
TPA
Kepala Desa
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA