Anda di halaman 1dari 54

DIAGNOSIS HOLISTIK DAN PENATALAKSANAAN

KOMPREHENSIF DALAM LAYANAN KEDOKTERAN


KELUARGA TERHADAP KEJADIAN IBU HAMIL DENGAN KEK
PADA NY. I DI PUSKESMAS PANDANARAN

Laporan Kesehatan Masyarakat


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode Kepaniteraan 2 Oktober 2017 – 2 Desember 2017

Oleh :
Raya Esy Pantiarti
30101307055

Pembimbing :
Nugrah Arinta K, S.Giz

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017

1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan kasus yang berjudul
DIAGNOSIS HOLISTIK DAN PENATALAKSANAAN
KOMPREHENSIF DALAM LAYANAN KEDOKTERAN
KELUARGA TERHADAP KEJADIAN IBU HAMIL DENGAN KEK
PADA NY. I DI PUSKESMAS PANDANARAN

Oleh :
Raya Esy Pantiarti
30101307055

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.

Telah Disahkan
Semarang, 4 November 2017

Kepala Pembimbing
Puskesmas Pandanaran Puskesmas Pandanaran

dr. Antonia Sadniningtyas Nugrah Arinta K, S.Giz

Pembimbing Kepala Bagian


Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dr. dr. Joko WW, M.Kes Dr. Siti Thomas Z., S.KM, M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan kasus yang berjudul “Diagnosis Holistik dan Penatalaksanaan
Komprehensif dalam Layanan Kedokteran Keluarga Terhadap
Kejadian Ibu Hamil dengan KEK pada Ny. I di Puskesmas
Pandanaran”.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka


menjalankan kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Siti Thomas Zulaikhah, S.KM, M.Kes, selaku Kepala bagian IKM FK
Unissula Semarang.
2. dr. Ratnawati, selaku Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula Semarang.
3. Dr. Dr. Joko WW, M.kes, selaku pembimbing bagian IKM FK Unissula
Semarang
4. dr. Antonia S, selaku Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang.
5. Nugrah Arinta K, S.Giz selaku pembimbing bagian gizi puskesmas
pandanaran semarang
6. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Pandanaran atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus Diagnosis Holistik
dan Penatalaksanaan Komprehensif dalam Layanan Kedokteran Keluarga
Terhadap Kejadian Ibu Hamil dengan KEK pada Ny. I di Puskesmas Pandanaran
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 4 November 2017


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1. Latar Belakang ...............................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ..........................................................................3

1.3. Tujuan ............................................................................................3

1.3.1. Tujuan Umum ....................................................................3

1.3.2. Tujuan khusus ....................................................................3

1.4. Manfaat ..........................................................................................4

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa ....................................................4

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat ...................................................5

BAB II ANALISIS SITUASI ..................................................................................6

2.1 Cara dan Waktu Pengamatan .........................................................6

2.2 Laporan Hasil Pengamatan ............................................................6

2.2.1 Identitas Pasien ...................................................................6

2.2.2 Anamnesis Holistik ............................................................7

2.3 Diagnostik Holistik ......................................................................23

iii
2.4 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif .......................................25

BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................29

3.1 Dasar Teori ...................................................................................29

3.2 Pendekatan HL.Blum ...................................................................31

3.3 Analisis Penyebab ........................................................................32

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................35

4.1 Kesimpulan ..................................................................................35

4.2 Saran .............................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................41

LAMPIRAN ...........................................................................................................43

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Status Gizi ........................................................................................... 10


Tabel 2.2. Food Recall ......................................................................................... 12
Tabel 2.3. Checklist Survei PHBS ........................................................................ 14
Tabel 2.4. Checklist Survei Rumah Sehat ............................................................ 15
Tabel 2.5. Pemeriksaan Motorik ........................................................................... 21

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Genogram ................................................................................ .... 23

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi ............................................................................... 43


Lampiran 2. Kuisioner KEK ........................................................................... 47

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pada fertilisasi sampai kelahiran,

kehamilan normal berlangsung selama 40 minggu dihitung dari hari pertama

haid terakhir, kemudian dibagi dalam 3 trimester (Federasi Obstetri

Ginekologi Internasional, 2008). Menurut Depkes RI (2002) menyatakan

bahwa kurang energi kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita

kekurangan makanan yang berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan

pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi

makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dari segi

kandungan gizi. KEK diketahui dari pengukuran Lingkar Lengan Atas

(LILA), dimana hasil pengukuran LILA < 23,5 cm (Kemenkes, 2007). Ibu

hamil yang menderita KEK memiliki resiko melairkan bayi berat lahir rendah

(BBLR) yang beresiko mengalami kesakitan dan kesulitan dalam proses

melahirkan (Sumarno, 2005).

Sekitar 30 juta wanita usia subur menderita kurang energi kronis (KEK),

yang bila hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan BBLR. Setiap tahun,

diperkirakan sekitar 350 ribu bayi BBLR (≤ 2500 gram), sebagai salah satu

penyebab utama tingginya angka gizi kurang dan kematian balita

(KEPMENKES, 2007). Di Indonesia angka kejadian KEK pada tahun 2007

1
menunjukan 5 daerah dengan prevalensi terbesar yaitu terjadi di Provinsi

Nusa Tenggara Timur: 24,6% , Papua 23,1% , Yogyakarta 20,2% , Papua

Barat 19,6% dan Jawa Tengah 17,2% (DepKes RI. 2007). Pada usia sekolah,

sekitar 11 juta anak tergolong pendek sebagai akibat dari gizi kurang pada

masa balita. Pada tahun 2013 menunjukkan prevalensi risiko KEK pada ibu

hamil (15-49 tahun) sebesar 24.2%. Prevalensi tertinggi ditemukan pada usia

remaja (15-19 tahun) sebesar 38.5% (Riskesdas, 2013). Ibu hamil yang

memiliki risiko kurang energi kronis (KEK) sebesar 16,2%. Persentase Ibu

hamil KEK yang mendapatkan makanan tambahan sebesar 79,3%

(KEMKES, 2016).

Faktor yang menyebabkan kebutuhan ibu akan gizi tidak terpenuhi

adalah disebabkan karena asupan makanan yang kurang dan infeksi, ibu

hamil dengan asupan makanan cukup namun menderita suatu penyakit akan

mengalami gizi yang kurang dan ibu hamil dengan asupan makanan kurang

maka daya tahan tubuh ibu hamil akan menurun atau melemah dan mudah

terkena penyakit. Tingkat pendidikan rendah ,pengetahuan ibu mengenai gizi

kurang, pendapatan keluarga yang kurang, usia ibu kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun sangat mempengaruhi pada kebutuhan gizi ibu. Paritas ibu

yang tinggi atau terlalu sering hamil dapat menyebabkan cadangan gizi tubuh

terkuras, jarak kehamilan yang sangat dekat mengakibatkan ibu tidak

memiliki kesempatan untuk memperbaiki tubuh pasca melahirkan, ibu hamil

yang bekerja membutuhkan lebih banyak energi karena cadangn energinya

2
dibaai untuk si ibu sendiri, janin yang dikandung, dan energi untuk ibu

bekerja.

Target Renstra tahun 2017 untuk ibu hamil dengan kurang energi

kronik adalah sebesar 21,2 %, Dimana jumlah kunjungan ibu hamil di

puskesmas Pandanaran pada periode Januari 2017- Agustus 2017 sebesar

1256 orang dengan kasus KEK 32 orang yang berarti persentasenya adalah

sebesar 2,54 %.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

lebih mendalami kasus ibu hamil dengan KEK pada Ny, I di puskesmas

Pandanaran dengan pendekatan HL Blum.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana diagnosis holistik dan penatalaksanaan komprehensif dalam

layanan kedokteran keluarga terhadap ibu hamil KEK pada Ny.I di

puskesmas Pandanaran Semarang?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai fakto-faktor penyebab KEK

pada Ny.I berdasarkan pendekatan HL Blum.

1.3.2. Tujuan khusus

 Untuk memperoleh informasi mengenai lingkungan yang

berperan dalam kasus ibu hamil dengan di wilayah kerja

Puskesmas Pandanaran Semarang.

3
 Untuk memperoleh informasi mengenai perilaku yang berperan

dalam kasus ibu hamil dengan KEK di wilayah kerja Puskesmas

Pandanaran Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai pelayanan kesehatan

yang berpengaruh pada kasus ibu hamil dengan KEK di wilayah

kerja Puskesmas Pandanaran Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai keturunan yang

berpengaruh pada kasus ibu hamil dengan KEK di wilayah kerja

Puskesmas Pandanaran Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai diagnosis holistik dan

terpai komprehensif pada kasus ibu hamil dengan KEK di

wilayah kerja puskesmas Pandanaran Semarang.

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa

 Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kejadian ibu hamil

dengan KEK.

 Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang ada

di lapangan.

 Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai

penemuan masalah sampai pembuatan plan of action.

 Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan tentang

ilmu kesehatan masyarakat.

4
 Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang ilmu

kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat

 Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai berbagai

faktor yang mempengaruhi kejadian KEK sehingga dapat

dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.

 Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan untuk lebih

memberdayakan masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan

preventif tehadap kejadian KEK.

5
BAB II

ANALISIS SITUASI

2.1 Cara dan Waktu Pengamatan

Pengambilan kasus KEK pada ibu hamil dilakukan berdasarkan data

pasien terdiagnosis KEK di Puskesmas Pandanaran bulan Juli-September

2017. Anamnesis, pemeriksaan holistik serta kunjungan rumah untuk

mengamati kondisi lingkungan, perilaku pasien, dan keluarga pasien

dilakukan di Jalan Wonodri Krajan No. 19 RT 3 RW 1 pada tanggal 24

Oktober 2017, intervensi dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2017

2.2 Laporan Hasil Pengamatan

2.2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. I

Tempat, tanggal lahir : Semarang, 8 Mei 1991

Umur : 26 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : Sarjana

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Jl. Wonodri Krajan No. 19 RT 3 RW 1

Kewarganegaraan : WNI

Cara pembayaran : BPJS Non-PBI

6
2.2.2 Anamnesis Holistik

ASPEK 1 Personal

Keluhan Utama : Mual sampai muntah

Harapan : Keluhan menghilang dan pasien dapat menaikkan

berat badannya

Kekhawatiran : Sakit yang dialami berimbas ke janin yang dikandung

ASPEK 2 Anamnesis Medis Umum

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh selama hamil sering mual dan muntah. Pasien

juga sering merasakan pusing dan cepat lelah pada saat bekerja.

Pasien mengaku sehari muntah lebih dari 4 kali, muntahan berisi air

dan makanan. Keluhan sering muncul saat pagi hari dan sore hari.

Pasien mengaku jika makan nya tidak teratur, kadang pasein makan

hanya 2 kali sehari.

Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun HPHT : 5 April 2017

Siklus haid : Teratur, 28 hari HPL : 12 Januari 2018

Lama haid : 5 hari Hamil : 27 minggu

Riwayat Pernikahan

Menikah pertama kali dengan suami sekarang. Usia pernikahan

saat ini selama 8 bulan.

7
Riwayat Obstetri

G1P0A0

Riwayat ANC

Pasien rutin memeriksakan kandungannya ke puskesmas dan

bidan mandiri. Pasien sudah 5x periksa dalam usia kehamilan 27

minggu ini. Setiap ANC pasein mengeluh mual. Pasien

mengkonsumsi tablet Fe dan kalk yang diberikan petugas kesehatan

puskesmas bidan mandiri. Pasien mendapatkan pesan dari petugas

kesehatan puskesmas harus banyak makan makanan bergizi dan

istirahat cukup.

Riwayat imunisasi

Pasien mendapatkan imunisasi TT 1x saat SMA.

Riwayat KB

Pasien tidak pernah menggunakan KB.

Riwayat Operasi

Tidak ada.

Riwayat Pijat Saat Kehamilan

Tidak pernah pijet saat hamil.

Riwayat komsumsi jamu-jamuan atau ramuan

Tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau ramuan.

8
Riwayat Penyakit Dahulu

Pada saat usia kehamilan 6 minggu pasien pernah dirawat di

rumah sakit karena gastritis. Pasien dirawat selama 3 hari dan

diperbolehkan pulang. Pasien tidak pernah mempunyai riwayat

anemia maupun penyakit kronis (Hipertensi, DM) sebelumnya.

Riwayat Alergi, Asma, maupun Tb Paru disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Dari anamnesis dengan ibu pasien ,tidak ada yang pernah

mengalami kondisi seperti pasien, keluarga pasien tidak ada yang

memiliki riwayat anemia maupun penyakit kronis (Hipertensi, DM).

Riwayat Gizi

Pada saat kehamilan trimester 1, nafsu makan pasien menurun

sehingga makan pasien tidak teratur. Hal ini dikarenakan mual dan

muntah yang dialami pasien. Berat badan pasien mengalami

penurunan dari 43 kg sebelum hamil menjadi 39 kg saat usia

kehamilan 6 minggu. Sekarang jadwal makan pasien sudah mulai

teratur, pasien sudah makan 3 kali sehari namun dengan jenis

makanan sesuai kemauan pasien. Pasien mengonsumsi kalk dan tablet

Fe yang diberikan puskesmas Pandanaran dan bidan mandiri saat

ANC.

9
Riwayat sosial ekonomi

Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien

tinggal bersama suami, keponakan dan neneknya. Pasien bekerja

sebagai karyawan swata di perusahaan agency di semarang. Suaminya

bekerja sebagai karyawan swasta di kantor Nasmoco Demak dan

untuk membiayai kebutuhan sehari hari masih dibantu kedua

orangtua. Pasien berobat dengan BPJS Non PBI.

Data Rumah

Pasien tinggal di rumah sederhana di daerah jalan Wonodri Krajan

Nomor 19 RT 3 RW 1 semarang bersama dengan suami, nenek dari pasien,

dan keponakan pasien. Luas bangunan ± 6 x 7 m2 . Rumah tersebut terdiri atas

ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur.

- Terdiri dari 1 lantai

- Dinding dari terbuat tembok dan kayu,

- Lantai keramik,

- Atap asbes.

- Ventilasi : setiap ruangan terdapat ventilasi 10% dari luas lantai.

- Pencahayaan : baik, terdapat jendela pada ruangan

- Sumber air minum, mandi dan cuci menggunakan air PDAM

- Untuk memasak keluarga pasien menggunakan gas LPG.

Di bagian teras rumah digunakan untuk menjemur pakaian. Keadaan

lingkungan rumah saling berdampingan dengan rumah tetangga lain. Latar

10
belakang pendidikan keluarga pasien hanya menempuh pendidikan sampai

SMP dan SMA.

ASPEK 3 Faktor Risiko Internal

Data Individu :

Pasien berusia 26 tahun, Pendidikan terakhir pasien adalah sarjana.

Tinggi badan pasien 153 cm, Berat badan pasien sebelum hamil 43 kg

( IMT 18, 37 kg/m2).

Tabel 2.1. Status Gizi


Tanggal Usia Tekanan TB BB IMT Status LILA
kehamilan Darah (cm) (kg) (kg/m2) Gizi (cm)
(minggu) (mmHg) (berdasar
IMT)
10-6-17 9 100/70 153 40 17,09 Kurus 22,6
7-7-17 12 110/70 153 39 16,66 Kurus 22,3
11-8-17 18 90/60 153 42 17,94 Kurus 22,5
13-9-17 22 110/70 153 47 20,08 Normal 23
12-10- 27 110/70 153 50 21,36 Normal 23
17

Data Perilaku :

A. Data Perilaku Pasien

 Data Perilaku Makan

 Pasien makan 2 atau 3 kali sehari pada pagi, siang dan

sore hari sebagai makanan utama.

 Pasien jarang mengonsumsi makanan selain makanan

utama.

 Pasien sering muntah setelah makan namun pada

kehamilan 27 minggu ini sudah sedikit berkurang.

11
 Jenis makanan yang dikonsumsi berupa nasi, lauk pauk,

sayuran dan sesekali buah-buahan seperti pisang, apel,

jeruk, atau melon. Lauk pauk yang biasa dimasak

seperti tahu tempe, ikan, ayam dan telur.

Tabel 2.2. Food Recall


Bahan
Hari Waktu Banyaknya
Nama makanan Total
ke makan Jenis gr/ Energi
URT (kal)
ml (kal)
1 Nasi Putih zat tenaga 2 centong 200 350

Telur dadar zat pembangun 1 butir 62,5 93


1 56
Sayur dop zat pengatur mangkok
Pagi Susu zat pembangun 1 gelas 200 146
2.006
Nasi Putih Zat tenaga 2 centong 200 350 Kal/h
Pisang zat tenaga 1 buah 100 136 ari
Telur dadar zat pembangun 1 butir 62,5 93
Tempe goring Zat pembangun 1 potong 300 34
Siang 1
Sayur dop zat pengatur mangkok 200 56
Malam Nasi putih zat tenaga 2 centong 100 350
1
Tumis kangkung zat pengatur mangkok 200 196
Telur dadar Zat pembangun 1 butir 62,5 93
tahu goreng zat pembangun 1 potong 55

300

 Perilaku Hygenitas Personal

Pasien terbiasa mencuci tangan dengan sabun sebelum

makan, sesudah makan dan sesudah BAB. Pasien menggosok gigi

2x dalam sehari, minimal pagi dan malam sebelum tidur. Namun

12
untuk mencuci sayuran, mencuci piring dan peralatan dapur serta

mencuci pakaian biasanya dilakukan di dalam kamar mandi.

Perilaku hygenitas personal masih kurang.

ASPEK 4 Faktor Risiko Eksternal

Data Lingkungan

 Ekonomi

Pasien bekerja sebagai karyawan swasta di kantor agency di

Semarang dan suami pasien juga sebagai karyawan swasta di

kantor Nasmoco Demak. Pendapatan keluarga 2,5-3,5 juta rupiah

dalam satu bulannya. Pasien menggunakan Jaminan Kesehatan

dengan BPJS.

Data Rumah

Pasien tinggal di rumah sederhana di daerah jalan wonodri

krajan semarang. Rumah tersebut terdiri atas 1 ruang tamu, 2

kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi.

- Terdiri dari 1 lantai

- Dinding dari terbuat tembok dan kayu,

- Lantai keramik,

- Atap asbes.

- Ventilasi : setiap ruangan terdapat ventilasi 10% dari luas lantai.

- Pencahayaan : baik, terdapat jendela pada ruangan

- Sumber air minum, mandi dan cuci menggunakan air PDAM

13
- Untuk memasak keluarga pasien menggunakan gas LPG.

Keadaan lingkungan rumah saling berdampingan dengan rumah

tetangga lainnya.

Tabel 2.3. Checklist Survei PHBS


No Indikator Perilaku ya tidak
1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan V
2 Asi Ekslusif V
3 Penimbangan balita V
4 Gizi keluarga/ sarapan V
KLP Kesling
5 Air bersih V
6 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V
7 Anggota rumah tangga membuang sampah pada V
tempatnya
8 Rumah tidak padat penghuni V
9 Lantai rumah kedap air V
KLP GAYA HIDUP
10 Aktivitas fisik/olahraga V
11 Tidak ada anggota keluarga yg merokok V
12 Mencuci tangan V
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan V
Miras/Narkoba
KLP UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta V
JPK/Dana Sehat
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN V
seminggu sekali

Dari hasil di atas didapatkan skor 10 sehingga dapat di


klasifikasikan sebagai keluarga yang memiliki PHBS Strata Sehat
Madya.

14
Tabel 2.4. Checklist Survei Rumah Sehat
KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI
DINILAI
KOMPONEN
I RUMAH
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan
rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 V
a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
2 Dinding bambu/ilalang) 1
b. Semi permanen/setengah V
tembok/pasangan bata atau batu yang
tidak diplester/papan yang tidak kedap
air. 2
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata
yang diplester) papan kedap air. 3
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan
tanah/plesteran yang retak dan berdebu. 1
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah V
panggung). 2
Jendela kamar V
4 tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1
Jendela ruang
5 keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 V
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi < 10% dari luas
lantai 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas V
lantai 2
Lubang asap
7 dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari V
luas lantai dapur 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari
luas lantai dapur (asap keluar dengan
sempurna) atau ada exhaust fan atau ada
peralatan lain yang sejenis. 2
a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan
8 Pencahayaan untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas 1 V

15
untuk membaca dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat
dipergunakan untuk membaca dengan
normal. 2
TOTAL 11

SARANA
II SANITASI

Sarana Air
Bersih(SGL/SPT/
1 PP/KU/PAH) a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
memenuhi syarat kesehatan 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi
syarat kesehatan 2
d. Ada, bukan milik sendiri dan V
memenuhi syarat kesehatan 3
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi
syarat kesehatan 4
Jamban (saran
pembuangan
2 kotoran). a. Tidak ada 0
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada
tutup, disalurkan ke sungai / kolam 1
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke sungai atau kolam 2
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 V
Sarana
Pembuangan Air a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
3 Limbah (SPAL) teratur di halaman 0
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari
sumber air (jarak sumber air (jarak
dengan sumber air < 10m). 1
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari V
sumber air (jarak dengan sumber air >
10m). 3
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup 4
(saluran kota) untuk diolah lebih lanjut.
Sarana
PembuanganSam
4 pah/Tempat a. Tidak ada 0

16
Sampah
b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak
ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 V
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
TOTAL 12
PERILAKU
III PENGHUNI
Membuka
JendelaKamar V
1 Tidur a. Tidak pernah dibuka 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
Membuka
jendelaRuang
2 Keluarga a. Tidak pernah dibuka 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2 V
Mebersihkan
rumah dan
3 halaman a. Tidak pernah 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2 V
Membuang tinja
bayi dan balita ke a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam
4 jamban sembarangan 0
b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 V
Membuang
sampah pada a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam
5 tempat sampah sembarangan 0
b. Kadang-kadang dibuang ke tempat 1

17
Sampah
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 V
TOTAL 8
Keterangan :

Nilai x Bobot (I+II+III)

I. 11 x 31 = 341

II. 12x 25 = 300

III. 8 x 44 = 352

TOTAL = 993

Hasil Penilaian : Rumah Tidak Sehat

Kriteria :

1) Rumah Sehat : 1068-1200

2) Rumah Tidak Sehat : <1068

 Sosial Masyarakat

Keluarga pasien berhubungan baik dengan tetangganya

sekitar rumahnya. Rata-rata lingkungan masyarakat pasien adalah

golongan menengah ke bawah, sedikit yang merupakan orang

berada.

 Data Fasilitas Pelayanan Kesehatan

1. Sarana Pelayanan Kesehatan

Pasien memeriksakan kandungannya di puskesmas

pandanaran, bidan mandiri dan pernah sekali melakukan usg

di rumah sakit ibu dan anak.

18
2. Akses Pelayanan Kesehatan

Pasien biasanya diantar oleh suaminya menggunakan motor

jika ingin periksa ke puskesmas. Untuk persalinan dan

pencegahan komplikasi pasien juga hanya bisa mengandalkan

suami dan angkutan umum. Akses jalan menuju rumah pasien

masih memungkinkan untuk dilewati ambulance. Akan tetapi

untuk gang menuju rumahnya sangat sempit dan hanya bisa

dilalui sepeda motor. Jarak dari gang ke rumah pasien adalah

200 meter.

3. Program pada Pelayanan Kesehatan

- Program pemberian makanan tambahan (PMT) di

puskesmas pandanaran belum dilaksanakan.

- Sudah ada program kelas ibu hamil di puskesmas

pandanaran tapi pasien tidak pernah mengikutinya.

ASPEK 5 Derajat Fungsional

Derajat 2: mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari

di dalam dan di luar rumah

Pemeriksaan Fisik

Tanda Vital

Tekanan darah : 110/70mmHg

Nadi : 88x/menit

RR : 22x/menit

19
Temperatur : 36,70C

Antropometri : BB: 50 kg TB: 153 cm

IMT : BB/TB2 = 50/(1,53 x 1,53) = 21,36 kg/m2

LILA : 23 cm

Status gizi berdasarkam IMT : Normal

Status Present

Kepala : normocephal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Kulit kepala : massa (-)

Wajah : simetris, massa (-)

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

refleks cahaya (+/+)

Telinga : normotia, massa (-/-), sekret (-/-)

Hidung : deformitas (-), sekret (-/-)

Mulut : bibir pucat (-), kering(-), sianosis (-)

Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi

trakhea (-)

Thorax

- Inspeksi : simetris, retraksi ruang sela iga (-), massa (-)

- Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-),gerakan dinding dada

simetris, fremitus vocal simetris

- Perkusi : sonor seluruh lapang paru

- Auskultasi

20
Cor : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : vesikuler (+) seluruh lapang paru, Rhonki basah

(-/-), wheezing (-/-)

Abdomen

- Inspeksi : membesar dengan arah membujur, tanda-tanda

inflamasi (-), massa (-),spider nevy (-), distensi

(-), striae gravidarum (+)

- Auskultasi : bising usus (+) normal, bising pembuluh darah

(-)

- Perkusi : timpani (+), nyeri ketok (-), nyeri ketok CVA (-

/-)

- Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)

Pelvis : deformitas (-), krepitasi (-), massa (-), nyeri

tekan (-)

Musculoskeletal : gerakan bebas (+), deformitas (-), krepitasi (-),

nyeri tekan (-)

Saraf

Kaku kuduk : Tidak ditemukan

Saraf kranialis : Dalam batas normal

Tabel 2.5. Pemeriksaan Motorik


Motorik Superior Inferior
Gerakan N/N N/N
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi N/N N/N

21
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/-
Kulit : ikterik (-), petekhie (-), turgor kulit < 2detik
Ekstremitas : Edema -/- Akral dingin - / -
-/- -/-
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
- Inspeksi : Perut membesar dengan arah membujur, sesuai
umur kehamilan, striae gravidarum (+)
- Palpasi : Leopold I
Leopold II Ballotement +
Leopold III
Leopold IV
TFU : 17 cm
His : belum dapat dinilai
TBJ : 800 gr
DJJ : 11-12-12
- Pemeriksaan panggul luar : tidak dilakukan
- Vaginal toucher : tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang
* Hematologi
- Golongan darah : A +
- Hemoglobin : 12,6 g/dL
- Leukosit :Tidak dilakukan
- Trombosit : Tidak dilakukan
* Imunologi
- HbsAg : non reaktif
- HIV : non reaktif
* Urin
- Protein : negatif

22
- Reduksi urin : negatif
- pH : 6.0

Diagnosa
G1P0A0 usia 26 tahun hamil 27 minggu dengan KEK (LILA 23 cm).
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang

Data Keluarga

Gambar 2.1. Genogram

Keterangan :

: Pasien : meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

2.3 Diagnostik Holistik

ASPEK 1

Keluhan Utama : Selama hamil sering mual sampai muntah

Harapan : Keluhan menghilang dan pasien dapat menaikkan berat

badannya

23
Kekhawatiran : Sakit yang dialami berimbas ke janin yang dikandung

ASPEK 2

Diagnosis Klinis : Hamil dengan kekurangan energi kronis

Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang 24 Oktober 2017 dan ukuran LILA 23 cm.

ASPEK 3 :

 Faktor Risiko Internal

 Pengetahuan yang kurang pada pasien tentang gizi yang diperlukan

saat kehamilan.

 Kurangnya kesadaran pasien untuk mengonsumsi makanan selingan

bagi ibu hamil

 Frekuensi makan yang kurang sebagai ibu hamil

ASPEK 4 :

Faktor Risiko Eksternal

- Status ekonomi yang pas pasan membuat kebutuhan gizi yang diperlukan

pasien kurang untuk dipenuhi

- Kamar pasien tidak memiliki ventilasi yang memadai

- Dari survei rumah sehat didapatkan bahwa rumah pasien termasuk dalam

rumah tidak sehat :

ASPEK 5 :

Derajat Fungsional

Derajat 1: Pasien masih bisa melakukan kegiatan sehari hari dengan mandiri.

24
2.4 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

I. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kasus tersebut, seorang ibu hamil G1P0A0 berusia 26

tahun diantar suaminya ke puskesmas Pandanaran untuk pemeriksaan

kehamilan rutin, Pasien masih mengeluh sering mual. Keluhan tersebut

disertai dengan muntah dan pusing. Berdasarkan identifikasi dari faktor

resiko internal, kurangnya pengetahuan dan sikap pasien terhadap gizi

pada ibu hamil merupakan faktor risiko terjadinya KEK saat hamil.

II. Intervensi

1. Promotif

a. Patient Centered

- Memberikan penyuluhan/edukasi tentang KEK kepada

pasien mulai dari definisi yang benar tentang KEK, faktor

risiko, akibat yang akan ditimbulkan, penanganan yang

benar untuk ibu hamil dengan KEK sehingga gizi pada ibu

hamil dapat diperbaiki dan komplikasi kehamilan dapat

dicegah.

- Edukasi tentang apa itu gizi seimbang, bagaimana

kebutuhan gizi untuk ibu hamil, memberikan contoh

pengaturan menu makan.

- Edukasi pentingnya ANC teratur.

25
b. Family Focused

- Memberikan penyuluhan/edukasi tentang ibu hamil KEK

kepada keluarga mulai dari definisi yang benar tentang

KEK, faktor risiko, akibat yang akan ditimbulkan,

penanganan yang benar untuk ibu hamil dengan KEK

sehingga gizi pada ibu hamil dapat diperbaiki dan

komplikasi kehamilan dapat dicegah

- Edukasi tentang apa itu gizi seimbang, bagaimana

kebutuhan gizi untuk ibu hamil, memberikan contoh

pengaturan menu makan.

- Memberikan edukasi kepada keluarga pentingnya PHBS

- Memberikan edukasi tentang cara cuci tangan yang baik dan

benar

c. Community Oriented

- Puskesmas atau pihak terkait dapat melakukan kunjungan

rumah pasien dan memberikan edukasi tentang kehamilan

risiko tinggi serta kebutuhan gizi saat hamil

- Puskesmas atau pihak terkait memberikan edukasi kepada

WUS dengan KEK mengenai pentingnya kebutuhan gizi

yang terpenuhi sebelum kehamilan

2. Preventive

a. Patient Centered

26
- Mengajari pasien mengenai pemilihan porsi dan komposisi

makanan supaya sesuai dengan kebutuhan gizi pada ibu

hamil

- Rutin memeriksakan ANC ke puskesmas

b. Family Focused

- Keluarga diharapkan dapat mengawasi pola serta menu makan

pasien.

- Keluarga dapat memberikan makanan dengan kebutuhan

kalori yang dibutuhkan

c. Community Oriented

- Puskesmas sudah mengadakan kelas ibu hamil

3. Kuratif

a. Patient Centered

- - Pemberian Sulfas Ferosus dari puskesmas

- Pemberian vitamin B6

- Pemberian kalk

- Pemberian makanan tambahan berupa biskuit, dan susu

b. Family Focused

- Keluarga diharapkan dapat mengingatkan dan

mengawasi konsumsi vitamin dan obat pasien

- Keluarga diharapkan dapat mengawasi pola serta menu

makan pasien.

27
c. Community Oriented

- Kader diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai

pentingnya menjaga asupan makanan pasien yang sedang

hamil

4. Rehabilitatif

a. Patient Centered

- Setiap pagi pasien berolahraga rutin ringan (jalan-jalan) ±

15 menit

b. Family Focused

- Anggota keluarga dapat mengajak pasien untuk berolahraga

bersama

28
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dasar Teori


3.1.1 Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu hamil dan

Wanita Usia Subur (WUS) menderita kekurangan gizi yang berlangsung menahun

sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. KEK diketahui dari hasil pengukuran

Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (DEPKES, 2002; KEMENKES, 2007).

Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis

merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung

pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan

oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang

baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan

tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan mencret (muntaber)

dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak mengkonsumsi

makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam periode/kurun

waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup,

atau disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan selama masa

kehamilan karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu

guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Menurut Hendrawan Nasedul yang

dikutip oleh Mitayani (2010), gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau

menu yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan

mengandung zat gizi seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak

29
berlebihan. Kondisi kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan

kesehatan ibu hamil. Sehingga demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada

waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat

tambahan energi, protein, vitamin, dan mineral (Kusmiyati, 2009).

Menurut Kusmiyati (2009), proporsi kenaikan berat badan selama hamil

adalah sebagai berikut :

a. Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih kurang 1 kg yang hampir

seluruhnya merupaka kenaikan berat badan ibu.

b. Pada trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60% dari kenaikan

berat badan ini disebabkan pertumbuhan jaringan ibu.

c. Pada Trimester III sekitar 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sebesar 60% dari

kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin

Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang

dikandungnya yaitu meliputi:

a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :

1) Terus menerus merasa letih

2) Kesemutan

3) Muka tampak pucat

4) Kesulitan sewaktu melahirkan

5) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi,

sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.

b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :

1) Keguguran

30
2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah

(BBLR)

3) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya

kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)

4) Kematian bayi (Helena, 2013).

3.2 Teori Pendekatan


 HL Blum Pelayanan Kesehatan

-Kelas ibu hamil tidak dimanfaatkan secara


maksimal
-Tidak ada pemberian PMT pada ibu hamil

-
Genetik
Lingkungan Tidak ada
-Rumah pasien termasuk dalam Kehamilan
Risiko masalah
kategori rumah tidak sehat
Tinggi

Perilaku
 Pengetahuan pasien tentang KEK dan kebutuhan gizi pada ibu hamil masih
kurang
 Kebiasaan makan sedikit dan pola makan tidak teratur sejak sebelum hamil
 Menu makan setiap hari masih belum memenuhi kebutuhan kalori untuk ibu
hamil
 Tidak pernah mengikuti kelas ibu hamil
 Status ekonomi yang terbatas
 Pasien kurang membaca buku ANC yang sudah diberikan oleh puskesmas
 Perilaku hygenitas personal masih kurang
 Pasien mencuci buah dan sayuran di kamar mandi bersamaan dengan
jamban

31
3.3 Analisa Penyebab Masalah
Permasalahan ibu hamil KEK pada pasien Ny. I dapat dianalisis

menggunakan pendekatan HL Blum yang membahas mengenai lingkungan,

perilaku, genetik, pelayanan kesehatan.

A. Lingkungan
Luas bangunan 42 m2 yang dihuni oleh 4 orang. Rumah tersebut

terdiri atas 1 lantai dengan 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, sebuah kamar

mandi dan dapur. Dinding dari tembok dan kayu, lantai keramik, atap asbes,

Ventilasi ruang tamu dan kamar > 10% luas lantai dan pencahayaan baik,

Sumber air minum, mandi dan cuci menggunakan air PDAM. Untuk

memasak keluarga pasien menggunakan gas LPG. Tempat sampah di rumah

ada dan sampah dibuang 3 kali dalam seminggu ke tempat pembuangan

sampah. Rumah pasien terletak di lingkungan padat penduduk dengan

rumah yang berdampingan. Namun tidak ada teori yang menjelaskan adanya

hubungan seseorang yang tinggal di lingkungan padat penduduk dengan

kejadian KEK pada ibu hamil. Hubungan dengan tetangga sekitar juga baik.

Dalam segi ekonomi, keluarga pasien termasuk golongan menengah

kebawah dimana pendapatan sekitar Rp. 2.500.000,- sampai Rp. 3.000.000,-

/perbulan. Beberapa studi menunjukkan pekerjaan suami menentukan

berapa besar pendapatan yang diperoleh setiap bulan dan daya beli keluarga

untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Penelitian menunjukkan

hubungan bermakna antara pekerjaan suami dan pendapatan per bulan

dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Penelitian oleh Mahirawati (2014)

32
yang menyatakan bahwa ada hubungan nyata antara pendapatan suami

dengan risiko KEK pada ibu hamil, semakin tinggi tingkat pendapatan

suami maka status gizi ibu hamil cenderung lebih baik sehingga lebih kecil

kemungkinannya untuk berisiko KEK dibandingkan dengan ibu hamil yang

berasal dari status sosial ekonomi rendah.

B. Perilaku

Sebuah teori menyatakan bahwa pengetahuan seseorang pasti akan

bertambah karena adanya faktor pendidikan yang diterima.Pada umumnya

semakin tinggi tingkat pendidikan pasien akan semakin tinggi pula

pengetahuan dan pemahaman pasien dalam menyerap informasi baru, hal ini

tergantung pada keinginan pasien untuk memahami sesuatu (Notoatmodjo,

2003). Faktor perilaku yang mempengaruhi kejadian KEK pada Ny. I yaitu:

a. Angka kecukupan gizi sehari-hari kurang. Pasien usia 26 tahun

dengan keadaan hamil hanya mengkonsumsi 2006 kkal/ hari

sedangkan kebutuhan kalori untuk wanita hamil adalah sebesar 2300

kkal/ hari (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004)

b. Pasien tidak menambah jumlah frekuensi makan

c. Pasien sering mual sampai muntah setiap setelah makan.

Tingkat pengetahuan yang tinggi mengurangi risiko terjadinya KEK

Semakin luas pengetahuan ibu hamil mengenai gizi dan kesehatan, maka

semakin beragam pula jenis makanan yang dikonsumsi sehingga dapat

memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan kesehatan ibu hamil.

33
Perilaku pasien dalam pola makan sehari hari berkaitan erat dengan risiko

KEK pada ibu hamil.

C. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan kepada ibu hamil berupa

pemeriksaan kehamilan rutin (antenatal care) serta pengobatan apabila ibu

hamil mengalami keluhan atass kehamilannya. Partisipasi Bidan sebagai

ujung tombak dalam pelayanan kesehatan maternal (First point of contact)

menjadi dasar utama dari kebijakan pembangunan kesehatan untuk dapat

menapis permasalahan KIA di Posyandu yang berfokus dalam mendeteksi

dini komplikasi/kelainan pada masa hamil, nifas, dan pascanifas dengan

menerapkan prinsip pelayanan antenatal terpadu (integrated antenatal care).

Akses dan sarana ke pelayanan kesehatan cukup baik.

D. Genetik

Faktor keturunan atau genetik adalah berbagai faktor bawaan yang


merupakan faktor determinan yang terkecil terhadap derajat kesehatan.
Setiap anak dilahirkan dengan faktor bawaannya masing-masing dan dikenal
beberapa aspek keturunan seperti gangguan dan penyakit penyakit keturunan.
Ny.I tidak mempunyai penyakit yang disebabkan kelainan genetik yang
mempengaruhi proses patologi Gizi kurang.

34
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari data yang telah diperoleh selama home visite pada pasien Ny. I

G1P0A0 dengan usia usia 26 tahun mempunyai mempunyai BB 50 kg dan TB

153 cm dengan LILA 23 cm, sehingga termasuk dalam ibu hamil dengan KEK.

Maka dapat diambil kesimpulan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

penyakit tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan

Kondisi ekonomi yang yang kurang menyebabkan kurangnya kualitas dan

kuantitas makan sebagai ibu hamil.

2. Perilaku

Ibu hamil kurang memperhatikan asupan makanan dan frekuensi makan serta

jumlah kalori yang masih kurang

3. Genetika

Penyakit Gizi kurang bukan merupakan penyakit yang diturunkan, maupun

penyakit yang ditularkan.

4. Pelayanan Kesehatan

Akses dan sarana ke pelayanan kesehatan cukup baik namun pasien kurang

memanfaatkan.

4.1. Saran

4.2.1. Untuk Pasien & keluarga

4.2.1.1. Menerapkan pola makan yang sesuai dengan kondisi

35
pasien

4.2.1.2. Rutin dalam memberikan menu makanan yang sehat

4.2.1.3. Memenuhi kebutuhan kalori perhari sebagai ibu hamil

4.2.1.4. Menjaga kebersihan lingkungan, terutama saat mambuat

makanan

4.2.1.5. Melakukan pemeriksaan kehamilan rutin

4.2.1.6. Mengikuti kelas ibu hamil dan posyandu

4.2.2. Untuk Puskesmas

4.2.2.1. Melakukan pemantauan pada ibu hamil KEK.

4.2.2.2. Melakukan pemantauan pada wanita usia subur yang

memiliki gizi kurang.

4.2.2.3. Edukasi kebutuhan kalori dan gizi pada ibu hamil

4.2.3. Untuk Unissula

4.2.3.1. Bekerjasama dengan puskesmas di sekitar kampus

Unissula untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan

kesehatan masyarakat.

36
Plan of Action
Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Biaya Pelaksana Indikator
Keberhasilan
Kurangnya 1)Edukasi tentang Meningkatkan Seluruh Edukasi 30 Oktober - Dokter Muda Pasien dan keluarga
pengetahuan pasien KEK pada ibu pengetahuan anggota (media 2017 FK Unissula mengetahui tentang
dan keluarga hamil dan ibu hamil dan keluarga PPT)& KEK pada ibu hamil
tentang risiko tinggi keluarga pasien keluarga pasien pasien Diskusi
pada kehamilan mengenai KEK

2)Penyuluhan Meningkatkan Selruh ibu Penyuluhan November - Kader -Ibu hamil dapat
oleh puskesmas pengetahuan hamil di dan tanya 2017 puskesmas mengetahui risiko
atau kadernya dan kesadaran wilayah jawab tinggi pada
ibu hamil akan kerja kehamilan
3)Edukasiperluny pentingnya puskesmas -Jumlah kehadiran
amengikuti kelas informasi yang Pandanaran di kelas ibu hamil
ibu hamil terkait dengan >50%
ibu hamil

Kurangnya 1)Edukasi tentang Meningkatkan Ibu hamil Edukasi & 30 - Dokter Muda -Anggota
pengetahuan pemenuhan gizi pengetahuan dan seluruh Diskusi Oktober20 FK Unissula keluarga
pasien dan seimbang pada ibu dan kesadaran anggota 17 mengetahui
keluarga tentang hamil dan keluarga pasien dan keluarga dengan jelas
kebutuhan gizi pasien keluarga pasien kebutuhan gizi
pada ibu hamil mengenai ibu hamil
kebutuhan gizi

37
pada ibu hamil
2)Edukasi
pentingnya
membaca buku
ANC
3)Penyuluhan oleh Seluruh ibu Penyuluh November - Kader Ibu hamil dapat
puskesmas atau hamil di an dan 2017 Puskesmas mengetahui
kadernya wilayah Tanya kebutuhan gizi
kebutuhan gizi ibu kerja jawab yang diperlukan
hamil puskesmas selama kehamilan
Pandanaran Konsultasi
gizi
Kurangnya gizi 1)Membuat jadwal Kebutuhan gizi Ibu hamil Pemberian 30 Rp Dokter Muda -Pasien mau
pada ibu hamil pola makan sehat pada ibu hamil dan seluruh contoh Oktober20 90.000, FK Unissula menerapkan jadwal
untuk ibu hamil dapat terpenuhi anggota jadwal 17 - pola makan untuk
keluarga makan, susu ibu hamil
2)Pemberian pasien ibu hamil
susu khusus ibu dan PMT -Menu makan
hamil untuk ibu memenuhi
hamil kebutuhan kalori
3)Pemberian yang diperlukan
Makanan
Tambahan (PMT)
untuk ibu hamil

4)Edukasipentingny
a minum tablet Fe,

38
Asam folat dan Bc
secara teratur
Kegiatan kelas ibu Mengadakan rapat Meningkatkan Staf KIA Rapat November - Kepala -Kehadiran peserta
hamil belum intern kader kinerja kelas Puskesmas internal 2017 Puskesmas rapat >50%
berfungsi secara puskesmas untuk ibu hamil Pandanaran Pandanaran
maksimal membahas -pokok
masalah yang permasalahan dan
berkaitan dengan alternatif
kelas ibu hamil penyelesaiannya
dapat tersampaikan
dalam rapat

PHBS masih 1).Edukasi Kesadaran Ibu hamil Edukasi dan 30 - Dokter Muda Pasien dan keluarga
kurang mengenai perlunya perilaku hidup dan seluruh Diskusi Oktober20 FK Unissula mau melakukan
kegiatan 3M bersih dan anggota 17 kegiatan sesuai
sehat dapat keluarga dengan yang
2)Edukasi meningkat pasien disarankan
pentingnya
perilaku higienitas
Rumah pasien 1)Edukasi Kebersihan Seluruh Edukasi dan 30 - Dokter Muda Pasien mau
masih tergolong mengenai lingkungan anggota Diskusi Oktober20 FK Unissula melakukan kegiatan
dalam kriteria pentingnya rumah dapat keluarga 17 yang disarankan
rumah tidak sehat kebersihandilingku terjaga pasien untuk menjaga
ngan sekitar rumah kebersihan
dilingkungan rumah
2)Edukasi kepada
keluarga pasien
untuk

39
memindahkan atau
membersihkan
tumpukan baju dan
barang bekas yang
ada di deoan
rumah

40
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Syaifuddin, Prof. dr., Sp.OG, MPH, Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Edisi ke – 1, cetakan ke – 3, JNPKKR – POGI, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2002, hal 03-336.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Pedoman Anemia Gizi. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 1996. Makanan Ibu Hamil. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 2015. Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 2002. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta:


Direktorat Gizi Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar


Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI., 2009, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat


Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Dirjen Binkesmas. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 1464/Menkes/SK/VII/2010. Jakarta : Depkes
RI.

Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten


Semarang 2012

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa tengah. 2011. Profil kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. 2012.

Dinkes Propinsi Jawa Tengah., 2010, Panduan Pelaksanaan Strategi Making


Pregnancy Safer and Child Survival. Dinkes. Jateng.

Gary Cunningham F., MD, add all, Obstetri Williams, Edisi-21, Cetakan-1,
Volume-1, EGC, Jakarta, 2006, hal 16-764.

Gibney, Michael. 2009. Gizi Kehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

IPB. 2006. Kajian Indeks Masa Tubuh dan Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
serta Hubungannya dengan Tumbuh Kembang Bayi Lahir.[SerialOnline]
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/8270/Bab%20II_200
6aht.pdf?sequence=11 [diakses tanggal 23 April 2011]

41
Kepmenkes RI. 2012. Angka Kematian Bayi di Indonesia. Jakarta

Kusharisupeni. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajagrafindo


Persada.

Manuaba, IBG., 2008.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta: EGC, 44

Moore, Mary Courtney. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta: Hipokrates.

Mulyaningrum, Sri. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Risiko


Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di DKI Jakarta Tahun
2007. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mutazalimah. 2005. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar


Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil Dengan Berat Bayi Lahir Di RSUD DR.
Moewardi 84 Surakarta. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol. 6, No.
2, Surakarta:Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Prawirohardjo,S., 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono, 89.

Saifuddin, AB, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sjahmien Moehji, 2003, Ilmu Gizi, Jilid 2. Cet 1. PT Bharatara Niaga Media:
Jakarta.

Sulistyani. 2010. Gizi Masyarakat 1. Jember. Jember Press University.

Sulistyowati, 2008. Kurang Energi Kronik Pada Ibu Hamil. [Serial


Online]http://www.asuhan-keperawatan.co.cc/2010/02/kurang-energi-
kronis-kekpada-ibu-hamil.html [diakses 24 April 2011].

Supariasa, I Dewa Nyoman, et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

42
Lampiran 1. Dokumentasi

43
44
45
46

Anda mungkin juga menyukai