Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem perkuliahan dilakukan dengan beberapa cara. Selain sistem tatap


muka yang biasa dilakukan di ruang kelas pada setiap mata kuliah, perkuliahan
juga tetap bisa dilakukan di luar ruang kelas dengan melakukan praktek langsung
dilapangan. Setiap perkuliahan tentunya memiliki target yang ingan dicapai.
Begitu pula pada perkuliahan yang dilakukan dengan praktek langsung di
lapangan yang diharapkan mampu melihat pengaaplikasian langsung teori yang
didapatkan di ruang kelas serta memberikan pengalaman terjun langsung sesuai
dengan bidangnya terkhusus pada juruusan arsitektur.
Pada jurusan arsitektur sendiri tidak lengkap raasanya jika perkuliahan
hanya dilakukan dengan tatap muka di ruang kelas saja. Pada umumnya, lulusan
arsitektur nantinya akan lebih banyak bekerja dilapangan sehingga untuk
mempersiapkan agar mahasiswa arsitektur bisa siap terjun langsung di lapangan
maka kerja praktek wajib diikuti oleh mahasiswa sebagai bekal nantinya ketika
mulai memasuki dunia kerja.
Kerja Praktek Profesi (KPP) bidang pengawasan merupakan mata kuliah
yang dilakukan langsung di lapangan tentang bagaimana suatu proyek dikerjakan
mulai dari awal hingga selesai dan manajemen pada proyek tersebut. Kerja
Praktek Profesi (KPP) ini dilakukan di konsultan pengawas yang sedang
melaksanakan pengawasan pada suatu proyek dengan waktu pelaksanaan Kerja
Praktek Profesi yaitu delapan minggu atau dua bulan. Mata kuliah ini merupakan
mata kuliah lanjutan dari Kerja Praktek Profesi (KPP) bidang perencanaan serta
menjadi mata kuliah wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa Program
Studi Arsitektur Universitas Bosowa sebab menjadi syarat wajid agar bisa menjadi
lulusan arsitektur.
Dengan demikian, Kerja Praktek Profesi (KPP) bidang pengawasan ini
diharapkan mampu melahirkan lulusan arsitektur yang siap bersaing di bidang
kearsitekturan nantinya.

1
B. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Profesi

Adapun maksud dalam kerja praktek profesi, yaitu:

1. Mengetahui apa dan bagaimana itu biro konsultan pengawasan sebagai


manajemen konstruksi;
2. Mengetahui cara kerja suatu biro konsultan;
3. Mengetahui perbedaan antara ilmu di perkuliahan dengan pekerjaan secara
teknis di lapangan;
4. Mengetahui proses pengelolaan proyek termasuk manajemen konstruksi yang
ada pada suatu Konsultan sebagai biro pengawas di lapangan;
5. Mengetahui serta memahami proses kinerja pengawas pekerjaan dalam biro
konsultan.

Tujuan kerja praktek profesi

1. Memenuhi persyaratan kurikulum;


2. Memberi pengetahuan mahasiswa yang tidak sempat mendapatkan teori di
bangku perkuliahan;
3. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk membandingkan apa yang di
dapat di bangku kuliah dengan yang di dapat di lapangan;
4. Memberi pengalaman berupa pengamatan serta pembandingan yang lebih
jelas (perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan);
5. Menambah pengetahuan tentang wewenang dan tanggung jawab terhadap
pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan proyek;
6. Menambah pengetahuan tentang proses pekerjaan dari tahap awal hingga
akhir

C. Lingkup dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek Profesi

Lingkup kuliah kerja praktik lapangan pada bidang Pengawasan, dalam


bidang mengawas dilapangan suatu proyek dimana praktikan terjun langsung ke
proyek melalui biro konsultan, dalam hal ini menyangkut bagaimana suatu
praktikan dapat turut serta melaksanakan dan membantu pekerjaan teknis maupun
non teknis mengenai terlaksananya proyek dilapangan, dengan melaksanakan
pekerjaan sebagai berikut: pemahaman gambar-gambar kerja, pengawasan
terhadap pekerjaan yang berjalan dilapangan (pengamatan lapangan) dan
pengambilan foto pekerjaan sebagai bukti pekerjaan dilapangan berlangsung.

2
Lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan selama kerja praktek adalah suatu
lingkup pengawasan.
Lingkup pengawasan ini meliputi; proses kinerja selama tahap
pembangunan yang diubah dalam bentuk laporan, kerja praktek pengawasan ini
berlangsung selama delapan minggu (dua bulan) dimulai dari tanggal 04 Oktober
2019 sampai dengan 04 Desember 2019.

D. Metode Pembahasan

Adapun metode dalam laporan kerja praktek profesi, yaitu:

1. Metode identifikasi yaitu dengan melihat secara langsung proses pelaksanaan


di lapangan.
2. Metode interview yaitu dengan melakukan Tanya jawab dengan pihak-pihak
yang terlibat dengan pelaksanaan proyek dilapangan
3. Metode literatur yaitu digunakan sebagai pengarah dan panduan dalam
penulisan laporan hasil kerja praktek profesi.

E. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika penyusunan laporan, yaitu:

1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, maksud dan tujuan,
lingkup dan waktu pelaksanaan kerja pratek, serta
permasalahan lain secara garis besar
2. BAB II TINJAUAN UMUM
Berisi tentang teori berdasarkan dari data dan
referensi yang didapatkan
3. BAB III TINJAUAN KHUSUS
Bab ini beirisi data tentang perusaahan atau
konsultan pengawas dan data mengenai proyek pada
Kerja Praktek Profesi

3
4. BAB IV TEKNIS PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
PROFESI TEKNIS PELAKSANAAN KERJA
PRAKTEK PROFESI
Bab ini diuraikan mengenai pembahasan tentang
teknis pelaksanaan kerja praktek dan kegiatan dalam
pelaksanaan kuliah kerja praktek.
5. BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan
dan saran-saran yang didapatkan dari kerja praktek
profesi yang telah dilakukan.

6. DAFTAR PUSTAKA Pada daftar pustaka ini berisi tentang sumber-sumber


yang penulis gunakan untuk menulis penelitian, baik
berupa literature dari internet, buku panduan, jurnal
atau media lainya.

BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Pengertian Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses pengevaluasian atau perbaikan terhadap


pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standard dan peraturan yang berlaku
dengan bertujun agar hasil dari kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan
proyek.

4
B. Pengertian Konsultan Pengawas.

Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara


hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan
konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan syarat-syarat teknik
yang ada.

Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan pada


tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan
berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan penyerahan kedua
pekerjan oleh pemborong. Komsultan pengawas konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemimpin proyek/bagian
proyek.

1. Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah :

a. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah


ditetapkan.

b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam


pelaksanaan pekerjaan.

c. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.

d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran


informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.

e. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta


menghindari pembengkakan biaya.

f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar


dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan
kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.

5
g. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan
kontraktor.

h. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang


berlaku.

i. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.

j. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau


berkurangnya pekerjaan.

2. Kegiatan pengawasan kontruksi terdiri dari :

a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan kontruksi


yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;

b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta


mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan kontruksi;

c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas,


kuantitas dan laju pencapaian volume/realisasi fisik;

d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan


persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;

e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secaraberkala, membuat


laporan mingguan dan bulananpekerjaan pengawasan, dengan masukan
hasilrapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguandan bulanan
pekerjaan konstruksi yang dibuat olehpelaksana konstruksi;

f. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shopdrawings) yang


diajukan oleh pelaksana konstruksi;

g. Meneliti gambar-gambar yang sesuai denganpelaksanaan di lapangan


(As-Built Drawings)sebelum serah terima ;

6
h. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serahterima I, mengawasi
perbaikannya pada masapemeliharaan, dan menyusun laporan
akhirpekerjaan pengawasan;

i. Menyusun berita acara persetujuan kemajuanpekerjaan, berita acara


pemeliharaan pekerjaan,dan serah terima pertama dan kedua
pelaksanaankonstruksi sebagai kelengkapan untuk pembayaranangsuran
pekerjaan konstruksi;

j. Bersama-sama penyedia jasa perencanaanmenyusun petunjuk


pemeliharaan dan penggunaanbangunan gedung;

k. Membantu pengelola kegiatan dalam menyusunDokumen Pendaftaran;

l. Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen


Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.

1. Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas :

a. Menolak penilaian estetis hasil pekerjaan pelaksana;

b. Mengembalikan seluruh tugas yang dibebankan karena perimbangan


dalam dirinya akibat yang muncul diluar kekuasaan kedua belah pihak
dan juga dari pemberi tugas;

c. Menerima honorium atas jasa sesuai dengan kontrak.

C. Struktur Organisasi Konsultan Pengawas dalam Bagan

Struktur organisasi merupaka manajemen atau pengelolaan suatu proyek


yang diperlukan untuk kelancaran atau keberhasilan suatu pekerjaan. Struktur
organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana
fungsi-fungsi atau kegiatan –kegiatan yang berbeda-beda tersebut di integrasikan

7
(koordinasi). Selain dari pada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Bagan Alur Struktur Organisasi Konsultan pengawas proyek:

Manajemen Proyek

Ketua Tim

Tim Pengawas Berkala

Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Tenaga Ahli
Tenaga Ahli SIPIL/STRUKTUR
ARSITEKTUR ESTIMATO
M/E

Operator
Office Boy Drafter Driver Serketaris Surveyor
Komputer
Gambar 1. Skema struktur organisasi konsultan pengawas dalam proyek
Sumber : google.com

Detail penjelasan bagan organisasi Konsultan pengawas:


1. Team leader
Tugasnya adalah memimpin dan mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan kerja.
Bertanggung jawab terhadap pengawasan pekerjaan secara keseluruhan.
2. Site engineering
Tugasnya adalah memimpin dan mengkoordinator Inspector baik struktur
maupun ME (mekanikal-elektrikal) dilapangan. Bertanggung jawab langsung
kepada tim leader serta berkoordinasi dengan pemilik proyek dan pelaksana
pekerjaan.
3. Inspector (tim pengawas berkala)
Tugasnya adalah mengawasi dan memberi penjelasan serta arahan tentang
maksud dan tujuan setiap jenis pekerjaan sebagaimana yang telah tercantum
dalam rencana kerja baik kualitas, kuantitas dan waktu.
4. Struktur engineer (tenaga ahli struktur)

8
Tugasnya adalah melakukan pengawasan dan pengkoreksian terhadap
keseluruhan konstruksi bangunan yang dikerjaka, apakah sudah sesuai dengan
rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar kerja.
5. Mechanical engineer (tenaga ahli mekanikal)
Tugasnya melakukan pengawasan dan koreksi terhadap pekerjaan mekanikal
bangunan yang dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja dan
syarat-syarat serta gambar kerja.
6. Electrical engineer (tenaga ahli elektrikal)
Tugasnya melakukan pengawasan dan koreksi terhadap pekerjaan elektrikal
bangunan yang dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja dan
syarat-syarat serta gambar kerja.
7. Administrasi
Tugasnya melaksanakan administrasi proyek dari awal hingga akhir agar
setiap dokumen yang terkait dengan proyek tersebut dapat terdokumentasi
secara rapai dan mudah untuk dicari
8. Office boy
Tugasnya melayani kebutuhan yang berhubungan dengan pekerjaan
karyawan, misalnya: menyediakan makanan/minuman ringan, membantu
berkas-berkas yang ingin di foto copy, membersihkan kantor, juru kunci, dll.
9. Driver
Tugasnya melayani antar jemput kebutuhan kantor.
10. Surveyor
Tugasnya membantu kegiatan survey dan pengukuran diantaranya,
pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan
penggambaran data-data lapangan.

D. Tugas dan Wewenang Konsultan Pengawas

Dalam suatu proyek pasti memerlukan suatu sistem koordinasi yang efektif
dan efisien, sistem koordinasi ini bertujuan untuk mewujudkan kelancaran dan
lebih terjaminnya pelaksanaan suatu proyek.

1. Site engineering

Tugas dari site engineering adalah:

a. Bertanggung jawaab terhadap pelaksanaan proyek;

9
b. Mengatur atau menggerakkan kegiatan teknis agar dicapai efisiensi pada
setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani);
c. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan
petunjuk-petunjuk (rekomendasi) atas wewenang yang diberikan
pelaksana kegiatan;
d. Melakukan pengecekan terhadap semua pekerjaan, apakah sesuai dengan
ketentuan;

e. Membuat pernyataan menerima terhadap semua pekerjaan, apakah sesuai


dengan ketentuan.

2. Quality engineering

Tugas Quality engineering adalah:

a. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan untuk back


up pendukung monthly certificate (MC);
b. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
c. Memberkan saran kepada pelaksana agar hasil pelaksanaan tersebut
sesuai dengan dokumen kontrak;
d. Mengikuti semua kegiatan dan bertugas menguji kendali mutu dari setiap
item pekerjaan;
e. Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk
mendukung data kuantitas setiap bulannya;
f. Ikut serta dalam setiap pengujian baik material maupun pelaksanaan
pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan;
g. Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam setiap
kegiatan;
h. Menganalisa setiap data pengujian kendali mutu dan usulan job mix
formula bahan-bahan yang diajukan untuk bahan-bahan yang dipakai;
i. Memeriksa semua data tentang kendali mutu serta memberi usulan dalam
menerima dan menolak usulan tentang campuran bahan yang digunakan.

j. Melakukan pengujian yang sudah memenuhi persyaratan untuk


komposisi material yang dipergunakan.

3. Chief inspector

10
Tugas Chief Inspector adalah:

a. Bertanggung jawa kepada site engineering;


b. Melakukan pengawasan harian terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor agar pekerjaan tersebut sesuai dengan perencanaan;
c. Membuat catatan harian tentang pekerjaan kepada site engineering;
d. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan, dll;
e. Membantu site engineer dalam menyiapakan data untuk ‘’final
payment’’.

4. Quantity engineer

Tugas Quantity engineer adalah:

a. Bertanggung jawab kepada site engineering;


b. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor, apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan;
c. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan;
d. Memberikan laporan tertulis kepada pelaksana kegiatan atas hal-hal yang
menyangkut pengendalian kuantitas serta uraian terhadap usulan-sulan
pengatasan masalah yang perlu dilakukan;

e. Ikut serta dalam inspeksi akhir serta membantu pelaksanaan kegiatan


dalam mempersiapkan proses serahterima dalam hal pelaporan jenis dan
kuantitas, hasil akhir pelaksanaan kerja kontraktor secara menyeluruh.

5. Sekretaris

Tugas sekretaris adalah melaksanakan administrasi proyek dari awal


hingga akhir agar setiap dokumen yang terkait dengan proyek tersebut dapat
terdokumentasi secara rapi dan mudah untuk dicari.

Selain itu membantu menager proyek dalam membuat dokumen


manajemen proyek yang berhubungan dengan proyek maupun secara umum
sehingga dapat memudahkan kerja dari manajer.

11
6. Inspector

Tugas inspector adalah:

a. Mengikuti petunjuk chief inspector dalam melakukan tugasnya;


b. Mengadakan pengawasan terus menerus dilokasi pekerjaan yang sedang
dikerjakan dan memberikan laporan kepada chief inspector atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil
pengamatan harus dilaporkan secara tertulis.
c. Terus-menerus mengawasi dan mencatat serta mengecek hasil
pengukuran;
d. Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan yang
digunakan oleh kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan harian;
e. Mengirim laporan harian pekerjaan kepada site engineering dan chief
inspector;
f. Membantu direksi lapangan untuk melakukan ‘’opname’’ hasil pekerjaan
atas pekerjaan yang telah selesai.
7. Surveyor

Tugas surveyor adalah:

a. Mengikuti kegiatan/ hadir pada rapat sosialisai;


b. Mengikuti kegiatan/hadir pada persentasi shop drawing;
c. Melakukan plotting site plan kelapangan untuk menentukan benchmark,
center line, titik elevasi tanah asli dari border line;
d. Merawat alat ukur optic dan perlengkapannya;
e. Melaksanakan pengukuran dan marking untuk menentukan elevasi/level,
as, vertical dan horizontal;
f. Melaksanakan verifikasi alat ukur/mengkoordinir dan mengawasi
penggunaan alat-alat ukur;
g. Membuat daftar alat-alat ukur;
h. Melakukan pengukuran kembali atas hasil pekerjaan;

i. Mengikuti kegiatan/hadir pada rapat koordinasi lapangan.

8. Lab. Technical

Tugas Lab. Technical adalah:

12
a. Melaksanakan pengambilan contoh material/tanah dan melakukan
pengujian material/tanah dilaboratorium;
b. Mengevaluasi hasil test tersebut dan bertanggung jawab terhadap
ketelitian dan kebenaran hasil yang diproses.

Tim manajemen konstruksi memiliki wewenangan berupa:

1. Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan kepada


pelaksana proyek baik secara lisan maupun tulisan.
2. Menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila dalam pelaksanaan
menyimpang dari spek yang telah ditentukan.
3. Mengesahkan adanya perubahan baik didalam desain maupun pekerjaan.
4. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan
mempertimbangan segala resiko yang akan dihadapi.
5. Mengarahkan, mengelola, serta mengkoordinasikan pelaksanaan kontraktor
dalam aspek mutu, biaya, waktu, dan keselamatan dalam pekerjaan.
6. Mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh konsultan perencana dan
kontraktor. Rapat diadakan seminggu sekali.
7. Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing).
8. Membuat laporan kemajuan pekerjaan di lapangan.

E. Cara Mendapatkan Pekerjaan

Cara menang tender pengadaan barang dan jasa:

1. Kita siapkan terlebih dahulu perusahaan yang hendak digunakan untuk


mengikuti tender, entah itu berbentuk PT atau C karena peraturan
pemerintah mensyaratkan peserta tender harus berbentuk badan hokum
bukan perorangan;
2. Kita urus juga berbagai macam dokumen syarat tender seperti Nomor pokok
wajib pajak (NPWP), surat izin usaha perdagangan (SIUP), surat keterangan
domisili perusahaan (SKDP) dan untuk tender proyek bangunan
biasanyaada persyaratan tembahan seperti izin usaha jasa konstruksi (IUJK)
dan dokumen lainnya dapat dibaca dan dipelajari pada masing-masing
pengumuman lelang;

13
3. Mencarai tahu sebnayak mngkin berita tender, bisa didapat dikoran, website
atau LPSE sebagai lembaga pengadaan lelang secara elektronik masing-
masing wilayah kabupaten/kota di Indonesia, informasi tender juga bisa
didapat dari panitia lelang pada instansi yang mengadakan lelang;
4. Baca dan periksa dengan teliti apa saja yang harus disediakan seperti
berkas-berkas atau surat-surat yang harus ada dalam pengajuan tender;
5. Ikuti dengan disiplin jadwal tender yang disediakan, melakukan lebih awal
atau terlambat bisa menjadi penyebab kegagalan menjadi pemenang tender;
6. Bermainlah dengan jujur tanpa melakukan kecurangan seperti bekerja sama
dengan panitia tender agar terpilih menjadi pemenang;
7. Ajukan harga penawaran dibawah dan mendekati harga tender, mengajukan
harga lebih tinggi maka, kita akan kalah dengan peserta yang mau
menawarkan jharga lebih murah, nmaun menawarkan harga terlalu murah
juga tidak baik karena bisa dianggap akan melakukan pengurangan
spesifikasi dan kualitas barang untuk mendaptakan harga termurah;
8. Menjaga hubungan baik dengan supplier dan pedagang barang atau jasa
dengan demikian maka, kita tetap dapat memberikan pekerjaan sesuai
dengan persyaratan tender;
9. Jika kita terpilih menjdai pemenang tender maka, mengerjakan sesuai dengan
spesifikasi yang telah disepakati, dengan begitu tentunya kita sudah mendapat
nama baik dan punya potensi besar untuk menang tender proyek berikutnya.

F. Imbalan Jasa dan Sistem Pembayaran

Dalam surat penawaran Penyedia, satuan orang-bulan diperlukan agar


Penyedia bisa menyajikan harga satuan masing-masing tenaga ahli. Dengan
disajikannya harga satuan masing-masing tenaga ahli, maka Pokja ULP dapat
melakukan klarifikasi kewajaran harga penawaran.

Adapun mengenai cara pembayarannya, Peraturan Menteri PU Nomor 45


tahun 2007 memberikan 3 (tiga) pilihan cara pembayaran biaya pengawasan,
yaitu:

1. Secara bulanan;
2. Tahapan tertentu yang didasarkan pada pencapaian prestasi fisik; atau
3. Penyelesaian tugas dan kewajiban pengawasan.

14
Pembayaran biaya pengawasan secara bulanan dilakukan dengan cara
mengalihkan harga satuan dengan lamanya konsultan melakukan pengawasan.
Apabila pekerjaan fisik selesai lebih cepat, maka konsultan hanya berhak
mendapat pembayaran sampai dengan saat selesainya pekerjaan fisik, dalam arti
lebih rendah dibandingkan rencana. Sebaliknya, apabila pekerjaan konstruksi fisik
mengalami keterlambatan, maka konsultan berhak mendapat tambahan
pembayaran biaya pengawasan.

Pembayaran biaya pengawasan berdasarkan tahapan tertentu yang


didasarkan pada pencapaian prestasi fisik artinya jumlah pembayaran konsultan
pengawas tergantung pada penyelesaian pekerjaan kontraktor pelaksana. Apabila
kontraktor pelaksana dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari rencana,
konsultan pengawas tetap berhak mendapatkan pembayaran sesuai Kontrak.
Namun sebaliknya apabila kontraktor pelaksana terlambat melaksanakan
pekerjaan, maka konsultan pengawas wajib melanjutkan pekerjaan sampai dengan
selesainya seluruh pekerjaan kontraktor pelaksana.

Pembayaran biaya pengawasan berdasarkan penyelesaian tugas dan


kewajiban pengawasan artinya adalah tugas konsultan pengawas dianggap sebagai
sebuah satuan output tertentu yang harus tercapai tanpa tergantung pada pekerjaan
pihak lain. Apabila biaya pengawasan dibayarkan dengan metode ini, maka biaya
pengawasan tidak bisa dibayarkan secara bulanan. Biaya pengawasan hanya bisa
dibayarkan apabila tugas pengawasan selesai dilaksanakan, baik lebih cepat, tepat
waktu maupun terlambat. Karena pencapaian output pengawasan sepenuhnya
tanggungjawab konsultan pengawas, maka apabila output itu terlambat dicapai,
kepada pengawas dikenakan sanksi denda keterlambatan.

Menyadari bahwa banyak PPK yang masih belum sempurna dalam


menyusun Rancangan Kontrak, maka penggunaan cara pembayaran tersebut di
atas adalah sebagai berikut:
1. Untuk paket yang belum dilakukan pemilihan, maka Pokja ULP/Pejabat
Pengadaan harus memastikan bahwa PPK telah memilih salah satu cara
pembayaran dan menuangkannya dalam Rancangan Kontrak. Apapun pilihan

15
PPK adalah sah, pilihan terbaik tergantung pada karakteristik pekerjaan dan
nilai pengawasan yang bersangkutan.
2. Untuk paket yang terlanjur Kontrak, PPK terlebih dahulu perlu
mensimulasikan 3 metode tersebut berdasarkan kondisi riil di lapangan,
kemudian melakukan pembayaran dengan metode yang paling
menguntungkan bagi negara.

Sebagai catatan:
1. Untuk paket yang belum dilakukan pemilihan, maka Pokja ULP/Pejabat
Pengadaan harus memastikan bahwa PPK telah memilih salah satu cara
pembayaran dan menuangkannya dalam Rancangan Kontrak. Apapun
pilihan PPK adalah sah, pilihan terbaik tergantung pada karakteristik
pekerjaan dan nilai pengawasan yang bersangkutan;
2. Untuk paket yang terlanjur Kontrak, PPK terlebih dahulu perlu
mensimulasikan 3 metode tersebut berdasarkan kondisi riil di lapangan,
kemudian melakukan pembayaran dengan metode yang paling
menguntungkan bagi Negara.

G. Hubungan Kerja antara Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pengelolaan


Proyek

Usaha-usaha untuk mewujudkan sebuah bangunan diawali dari tahap ide


hingga tahap pelaksanaan. Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi dari
tahap perencanaan sampai pelaksanaan dapat dikelompokkan menjadi tiga pihak,
yaitu pihak pemilik proyek (owner) atau principal (employer/client/bouwheer),
pihak perencana, pihak kontraktor (aannemer), dan pihak pengawas lapangan.

16
Gambar 2. Pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
Sumber : google.com

Orang/badan yang membiayai, merencanakan dan melaksanakan bangunan


tersebut disebut unsur-unsur pelaksanaan pembangunan. Masing-masing unsur
tersebut mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab serta wewenang sesuai
dengan posisinya masing-masing. Dalam melaksanakan kegiatan perwujudan
bangunan, masing-masing pihak sesuai posisinya berinteraksi satu sama lain
sesuai hubungan kerja yang telah ditetapkan. Koordinasi dari berbagai pihak yang
terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proyek konstruksi
merupakan kunci utama untuk meraih kesuksesan sesuai tujuannya.

1. Pemilik proyek (owner)

Pemilik Proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah


orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau
menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang
membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa
perseorangan, badan/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta. Hak dan
kewajiban pengguna jasa adalah:

a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor);


b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa;
c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasaran yang dibutuhkan
oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan;
d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan;
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan;
f. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk
bertindak atas nama pemilik;
g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi);
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki.

17
Wewenang pemberi tugas adalah:

a. Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing


kontraktor.
b. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-
hal di luar kontrak yang ditetapkan.

2. Konsultan

Pihak/badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua,


yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana
dapat dipisahkan menjadi beberapa jenis berdasarkan spesialisasinya, yaitu
konsultan yang menangani bidang arsitektur, bidang sipil, bidang
mekanikal dan elektrikal dan lain sebagainya. Berbagai jenis bidang
tersebut umumnya menjadi satu kesatuan dan disebut konsultan perencana.

a. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat
perencanaan bagunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan
bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan.
Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan
berbadan hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang
perencanaan pekerjaan bangunan.
Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah:
1) Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur,
rencana anggaran biaya.
2) Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa
dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
3) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja
dan syarat-syarat.
4) Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
5) Menghindari rapat koordinasi pengelolaan proyek.

b. Konsultan Pengawas

18
Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna
jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:
1) Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah
ditetapkan.
2) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik
dalam pelaksanaan pekerjaan.
3) Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta
aliran informasi antara berbagai bidang agar pelaksana pekerjaan
berjalan lancar.
5) Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin
serta menghindari pembengkakan biaya.
6) Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan
agar dicapai hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7) Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan
kontraktor.
8) Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku.
9) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan,
bulanan).
10) Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan
tambah/kurang.
3. Kontraktor

Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan


menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang
ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan
hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan
pekerjaan.

Hak dan kewajiban kontraktor adalah:


a. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-
syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanvullings) dan syarat-syarat
tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.

19
b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan
bulanan.
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya
sesuai ketetapan yang berlaku.

4. Hubungan Kerja Hubungan antarpihak dalam penyelenggaraan pembangunan


dapat diskemakan berikut:

Gambar 3. Hubungan kerja unsur-unsur pelaksana pembangunan


Sumber : google.com

Hubungan tiga pihak yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan dan
kontraktor diatur sebagai berikut:
a. Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Konsultan
memberikan layanan konsultasi dimana produk yang dihasilkan berupa
gambar-gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat, sedangkan
pemilik proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan
oleh konsultan.
b. Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak.
Kontraktor memberikan layanan jasa profesionalnya berupa bangunan
sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang telah dituangkan ke
dalam gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan,
sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.

20
c. Konsultan dengan kontraktor, ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan.
Konsultan memberikan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat,
kemudian kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.

BAB III
TINJAUAN KHUSUS

A. Data Perusahaan Kerja Praktek Profesi

CV. Firma Konsultan didirikan di Makassar pada hari selasa 17 Juli tahun

2001. Semula, perusahaan ini hanya melaksanakan pekerjaan dalam bidang

perancangan dan perencanaan bangunan. Dalam perkembangan selanjutnya,

perusahaan ini yang diperkuat dengan kemampuan manajemen dan peralatan,

dan ditopang oleh kredibilitas, sumber ilmu, kesungguhan serta wawasan

memperluas bidang usahanya. Bidang usaha CV. Firma Konsultan adalah

Konsultan teknik Pembangunan.

Nama Perusahaan : CV. FIRMA KONSULTAN


Alamat Perusahaan : Jl.Kesenangan Raya, Tamalanrea, Kec Tamalanrea,
Kota Makassar, Sulawesi Selatan
Telp. :
Bidang Usaha : Jasa Arsitektur dan Teknik Sipil serta Konsultasi Teknis

21
Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi
Sumber: konsultan pengawas

PEMILIK SAHAM
1. Ir. A.ZULFIKAR.A
2. Ir.KARMILYA
PENGURUS PERUSAHAAN
1.Komisaris : Ir. H. Alimuddin Beddu, MM
2.Direktur : Ridwan Kasim ST, S,Pd.
3.Wakil Direktur : KARMILYA,ST
4.Manager Administrasi /SDM : Bahar, A.Md
5.Manager Teknik Operasional : Lukman Hakim,ST
6.Manager Keuangan/Bendahara : Ir.KARMILYA
PENANGGUNG JAWAB
Operasional (PJO) : Ir .A.Zulfikar.A
Bidang Sipil : KARMILYA,ST
: Wasir Rahim,ST
: Mursyal,ST
: Haeruddin,AMd
Bidang Arsitektur : Ir .A.Zulfikar.A
: Mustadir,ST
: Irwan,ST
: Muh.Hasan Sainuddin,ST

22
Bidang Tata Lingkungan : Akbar Supu,Amd
: Budi Saputro,ST
:Mursyal,ST
:Zulkarnain,ST
:Usman Dacing,BAE
:Haeruddin,ST
:Kamaruddin,ST
:Darwis,ST

B. Data Proyek Kerja Praktek Profesi

Adapun penjelasan detail tentang proyek yang di gunakan dalam KKP


pengawasan adalah berikut ulasannya

1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Badan Pusat Statistik


Kabupaten Gowa
2. Alamat Proyek : Jl. Mesjid Raya No. 36 Sungguminasa
3. Nomor Kontrak : 001/IX/18/PPK/PGWS-GK/2019
4. Nilai Kontrak : Rp.105.205.650,- ( Seratus Lima JUta Dua Ratus
Lima Ribu Enam Ratus Lima Puluh Rupiah )
5. Waktu Pelaksanaan : 105 Hari Kalender

C. Pihak – Pihak yang Terlibat dalam Proyek


1. Pemberi Tugas

Nama Perusahaan : BPS Kabupaten Gowa


Alamat : Jl. Mesjid Raya No. 36 Sungguminasa
Telp. : (0411) 887710

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah konsultan yang telah ditunjuk oleh pemberi
tugas untuk melaksanakan perencanaan proyek ini, dalam batas-batas yang

23
ditentukan, baik teknis maupun administratif. Dalam hal ini konsultan yang
ditunjuk adalah

Nama Perusahaan : CV PARAGA NUSANTARA


Alamat : Jl. Yusuf Bauty (perum) Yusuf Bauty Garden Blok
A1 No. 4

3. Kontraktor Pelaksana
Pemborong atau kontraktor adalah pihak perusahaan yang ditunjuk
pemilik melalui proses tender untuk melaksanakan pembangunan dan telah
menandatangani surat perjanjian pemborongan. Dalam hal ini kontraktor
yang ditunjuk adalah

Nama Perusahaan
Alamat

4. Konsultas Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak perusahaan yang ditunjuk oleh
pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.

Nama Perusahaan : CV. FIRMA KONSULTAN


Alamat : Jl.Kesenangan Raya, Tamalanrea, Kec Tamalanrea,
Kota Makassar, Sulawesi Selatan

BAB IV
TEKNIS PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK PROFESI

A. Teknis Pelaksanaan dalam Bidang Pengawasan

Dalam lingkup pengawasan ada dua teknis pengawasan yaitu pengawasan


secara administratif dan secara konstruktif.

1. Pengawasan secara administratif

24
Pengawasan yang berfungsi untuk memonitorin kemajuan kerja
disamping memberiikan arahan dan pengendalian dalam pelaksanaan
pekejaan selain menyelenggarakan pekerjaan surat menyurat yang berkaitan
dengan pelaksanaan proyek. Untuk mengetahui pelaksanaan pekerjaan, pihak
konsultan pengawas membuat laporan kemajuan yang terdiru dari:

a. Laporan Harian
b. Laporan Mingguan
c. Laporan Bulanan

2. Pengawasan secara konstruktif

Pengawasan yang mengawasi semua teknis pengawasan di lapangan


yang bertujuan untuk menjaga dan mengawasi mutu pekerjaan. Adapun hal-
hal yang perlu dilakukan dalam teknis pengawasan konstrukif, yaitu:

a. Memberikan pengarahan dan mengadakan pengawasan serta


pengendalian dalam pelaksanaan pekerjaan, dari segi kualitas dan
kuantitas bangunaan.
b. Memeriksa kesesuaian presentase pelaksanaan dengan rencana teknis
pekerjaan yang telah disepakati.
c. Memberi petunjuk teknis tentang cara-cara pelaksanaan pekerjaan sera
mengatasi hambatan-hambatan yang ada.
d. Mengawasi/meneliti serta menguji pemakaian bahan, peralatan, dan
komposisi bahan agar sesuai dengan persyaratan teknis.
e. Mengadakan pengujian terhadap hasil-hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan sekurang-kurangnya sekali seminggu.
f. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan yang terjadi serta
penyesuaiannya.

B. Kegiatan Pengawasan Proyek

Pelaksanaan pembangunan Gedung Badan Pusat Statistik mulai

dilaksanakan pada bulan September 2019 sehingga pada saat pelaksanaan Kerja

Praktek Profesi (KPP) di bidang pengawasan ada beberapa proses pekerjaan yang

25
terlewatkan. Adapun pelaksanaan pekerjaan yang didapatkan dalam kegiatan

Kerja Praktek Profesi (KPP), yaitu:

1. Pekerjaan Dinding
Pekerjaan mulai dilakukan dengan menggunakan material bata merah

dilanjutkan dengan plester dan acian.


a. Pemasangan Batu-Bata

Gambar 6. Pemasangan BatuBata


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pada bangunan ini menggunakan material dinding yaitu batu bata

merah. Pengguaan batu bata merah karena batu bata cukup kuat menahan

hujan sehingga kecil kemungkinannya terjadi rembesan air. Selain itu,

dinding dari batu bata ini cukup kedap terhadap suara.sehingga akan

mampu meredam kebisingan yang terjadi di luar. Adapun persiapan

sebelum pemasangan bata merah yaitu :


1) Persiapkan Peralatan yang diperlukan. Seperti sekop, alat penyaring

pasir, mistar pengukur, sendok atau cetok, roskam dll.


2) Kemudian Saring pasir untuk memisahkan pasir dengan kerikil yang

bisa mengganggu saat pemasangan bata.

26
3) Perendaman batu bata merah sekitar 2 menit-8 menit atau sampai

jenuh dimana batu bata tidak menyerap air lagi


4) Pembuatan adukan. Buat adukan semen dan pasir dengan

perbandingan 1:5 ( 1 semen:5 pasir ).


Setelah persiapan diatas telah dilakukan maka masuk pada tahap

pemasangan batu-bata.
1) Pasang benang penarik horizontal dan ukurlh dengan alat (water

pass atau slang air ).


2) Batu bata di bersihkan permukaannya sampai terbebas dari debu

agar adukan dapat melekat dengan sempurna.


3) Mulailah pemasangan pada lapis pertama yang didahului

pemasangan adukan sebagai dasar.


4) Lanjutkan pemasangan berikutnya dan control ketegakan dengan

alat unting-unting
5) Bersihkan sisa adukan. Bila terdapat sisa adukan yan tidak

menempel sempurna sebelum adukan mengeras.


b. Plesteran

Gambar 8. Pekerjaan acian dinding


Sumber: Dokumentasi Pribadi

27
Tahap selanjutnya dari pekerjaan dinding adalah pemelesteran

yaitu melapisi dinding . dengan memakai adukan dari campuran semen,

pasir, dan air. Pemlesteran dialakukan setelah batu bata terpasang rapid an

kering. Agar plester memiliki kualitas baik. Permukaannya harus

benar=benar ratadan tegak. Ketebalan antara 11mm-16mm dan tidak ada

keretakan pada plesteran. Adapun fungsi plesteran adalah


1) Meratakan permukaan bidang bangunan.
2) Meningkatkan kekuatan struktur bangunan
3) Melindungi struktur bangunan dari cuaca yang esktrem
c. Pekerjaan Acian
Sebelum mengerjakan acian harus dipastikan plesteran rata. Tidak

ada lagi lubang serta sudah benar-benar kering. Pekerjaan acian paling

baik dilakukan setelah plesteran berumur sekitar 2-3 minggu karena

apabila plesteran masih basah maka akan cepat terjadi kerusakan seperti

keretakan. Setelah plesteran keras atau kering maka maka plesteran harus

dibasahi agar plesteran tidak menyerap air dari acian dan membuatnya

terlalu cepat kering sehingga daya rekatnya berkurang


Ketebalan acian idealnya 1-3mm.

Gambar 8. Pekerjaan acian dinding


Sumber: Dokumentasi Pribadi

28
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kerja Praktek Profesi (KPP) bidang pengawasan pada CV. FIRMA


KONSUTAN pada proyek Pembangunan Gedung Badan Pusat Statistik
Kabupaten Gowa yang dilaksankanan selama dua bulan tersebut memberikan
pengetahuan baru yang berkaitan dengan arsitektur, terkhusus pada bidang
pengawasan serta manajemennya. Dalam pelaksanaan praktek pengawasn ini
banyak sekali manfaat untuk dijadikan sebagai bahan mengamatan dan bahan
perbandingan antara teori-teori yang sudah didapat dibangku kuliah dengan
kenyataan yang sebenarnya dilapangan selama proses pengawasan. Selain itu,
informasi terkait istilah-istilah dalam pekerjaan yang ada dilapangan juga
menjadi pengetahuan yang baru.

B. SARAN
Ilmu dan pengalaman yang didapatkan pada Kerja Praktek Profesi (KPP)
bidang pengawasan sangatlah berharga. Oleh karenanya konsultasi kepada
pengawas lapangan sangatlah penting mengenai teknis pelaksanaan setiap
pekerjaan yang ada dilapangan dan mengenai cara berkomunikasi dengan
pekerja yang ada di lapangan dan mendapatkan ilmunya.

DAFTAR PUSTAKA

29
Ahadi. (2010). Pengawasan dan Pengendalian Proyek.
http://www.ilmusipil.com/pengawasan-dan-pengendalian-proyek. Diakses
pada: 7 Januari 2018 23:53 WITA

Chatimah, Chusnul. (2017). Laporan Kuliah Kerja Praktek KKP Arstitektur


Tahap Pengawasan. https://id.scribd.com/document/356443063/Laporan-
Kuliah-Kerja-Praktek-KKP-Arstitektur-Tahap-Pengawasan. Diakses pada: 7
Januari 2018 23:16 WITA

Maulidiah, Fadillah (2019). Laporan Kerja Praktek Profesi (KPP) Bidang


Pengawasan Proyek puskesmas barombong. Universitas Bosowa.

Tanpa Nama. (2017). Pengertian dan Tugas Konsultan Pengawas Proyek.


https://www.gurusipil.com/konsultan-pengawas/. Diakses pada: 8 Januari
2018 04:28 WITA

Fuga. (2012). Concrete slump test - Uji Slump Beton.


http://kuliahinsinyur.blogspot.com/2012/06/concrete-slump-test-uji-slump-
beton.html#.XDVvb1wzbDc. Diakses pada: 9 Januari 2018 12:02 WITA

30

Anda mungkin juga menyukai