Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke haridat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penyusunan makalah guna memenuhi
tugas pengganti SGD dapat selesai dengan pokok bahasan “Penatalaksanaan
Pencabutan Gigi pada Penderita Hipertensi”. Makalah ini di susun dengan tujuan
meningkatkan kesadaran masyarakat atas kesehatan khususnya tentang
pengetahuan pencabutan gigi pada penderita penyakit hipertensi.

Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis selesaikan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Penulis juga mengharapkan kritik, saran serta masukan
yang bersifat membangun guna perbaikan dan pengembangan penulisan diwaktu
yang akan datang. Ucapkan terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Penulis
berharap makalah ini bermanfaat bagi semua kalangan.

Medan, 13 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
2.1 Hipertensi .............................................................................................. 6
2.2 Efek Pencabutan Gigi pada Penderita Hipertensi ................................. 8
2.3 Apa Faktor yang Mempengaruhi Pencabutan Gigi pada Penderita
Hipertensi .................................................................................................... 8
2.4 Mengapa Tidak Boleh dilakukan pada Penderita Hipertensi ................ 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pencabutan gigi merupakan salah satu tindakan yang sering dilakukan


dalam profesi kedokteran gigi. Bagi masyarakat pencabutan gigi merupakan
solusi terbaik untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan dalam rongga
mulut. Sebelum tindakan pencabutan gigi dilakukan, pemeriksaan kesehatan
umum pasien sangatlah penting. Pencabutan gigi merupakan tindakan
mengeluarkan gigi dari soket tulang alveolar. Tindakan pencabutan yang
menimbulkan perlukaan, maka dapat timbul efek seperti perdarahan. Faktor
resiko yang sering kali menjadi komplikasi terjadinya perdarahan adalah
tingginya tekanan darah pada pasien yang dilakukan pencabutan gigi. Tujuan
penelitian ini adalah menentukan efek pencabutan gigi terhadap peningkatan
tekanan darah pada pasien hipertensi.Tidak semua orang yang ingin melakukan
pencabutan gigi datang dalam keadaan sehat dan memiliki tekanan darah yang
normal. Oleh karena itu perlu waspada dan mampu mengatasi kemungkinan
komplikasi yang dapat terjadi.

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk memberikan gambaran


mengenai kondisi fungsi kinerja tubuh. Tanda vital ini meliputi tekanan darah,
denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan suhu badan. Dalam hal ini tekanan
darah dan denyut nadi dapat memberikan suatu gambaran mengenai kondisi
sistem kardiovaskular seseorang. Penentuan tekanan darah sangat diperlukan
pada pasien yang akan melakukan pencabutan gigi. Pengukuran tekanan darah
tidak hanya dilakukan terhadap pasien yang diduga hipertensi saja tetapi dapat
dilakukan pada semua pasien. Pemeriksaan ini juga dapat dipakai untuk
mencegah kejadian-kejadian yang tidak dinginkan ataupun merugikan sewaktu-
waktu atau sesudah melakukan perawatan gigi.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah,


seperti jenis kelamin, usia, jenis aktivitas, riwayat keluarga, berat badan,

3
keadaan emosi atau psikis.Dalam praktek kedokteran gigi, keadaan emosi, stres,
dan kecemasan kadang dijumpai pada pasien yang berkunjung ke dokter gigi.
Hal ini bisa saja disebabkan oleh pasien yang mungkin pertama kali berkunjung
ke dokter gigi atau pasien yang memiliki ketakutan tertentu

Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan
yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan
darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah.
Tekanan darah dipengaruhi curah jantung dan elastisitas pembuluh darah.
Peningkatan tekanan darah disebabkan oleh peningkatan volume darah atau
elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan
menurunkan tekanan darah. Hipertensi adalah gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan yang membutuhkan.

Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap, karena termasuk


penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala- gejalanya lebih dahulu
sebagai peringatan bagi penderitanya. Respon tekanan darah selama perawatan
gigi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ketika pasien dalam kondisi sadar selama
perawatan gigi, terdapat peningkatan tekanan darah yang dikaitkan dengan rasa
cemas atau stres fisiologis, termasuk stimulus rasa nyeri dan efek dari
vasokonstriktor yang terdapat dalam anestesi yang diberikan. Peningkatan
tekanan darah lebih terlihat pada pasien hipertensi

4
1.1. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hipertensi?
2. Apa efek melakukan pencabutan gigi pada penderita hipertensi?
3. Apa faktor yang mempengaruhi pencabutan gigi pada penderita
hipertensi?
4. Mengapa penderita hipertensi tidak disarankan melakukan pencabutan
gigi?
5. Bagaimana tata pelaksanaan yang tepat untuk melakukan pencabutan gigi
pada penderita hipertensi?

1.2. Tujuan Masalah


1. Untuk memahami apa itu hipertensi
2. Untuk mengetahui efek yang terjadi jika dilakukan pencabutan gigi pada
penderita hipertensi.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi pencabutan gigi
pada penderita hipertensi.
4. Untuk mengetahui alas an tidak diperbolehkan melakukan pencabutan gigi
pada penderita hipertensi
5. Untuk mengetahui dan mengerti tata cara pelaksanaan pencabutan gigi
pada penderita hipertensi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hipertensi
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan
yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan
darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah.
Tekanan darah dipengaruhi curah jantung dan elastisitas pembuluh darah. Tekanan
Darah Tinggi (hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darahdi dalam
arteri.(Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya Tekanan Tegangan. Hipertensi
adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikantekanan
darah diatas nilai normal.

Peningkatan tekanan darah disebabkan oleh peningkatan volume darah atau


elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan
tekanan darah. Hipertensi adalah gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai
pembunuh gelap, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan
gejala- gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi penderitanya. Respon
tekanan darah selama perawatan gigi dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Ketika pasien dalam kondisi sadar selama perawatan gigi, terdapat


peningkatan tekanan darah yang dikaitkan dengan rasa cemas atau stres fisiologis,
termasuk stimulus rasa nyeri dan efek dari vasokonstriktor yang terdapat dalam
anestesi yang diberikan. Peningkatan tekanan darah lebih terlihat pada pasien
hipertensi Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).

Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,
wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita

6
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala antara lain
sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan kabur.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan
darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah
terjadinya kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120
mmHg. Pada hipertensi emergensi tekanan darah meningkat ekstrim disertai
dengan kerusakan organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah
harus diturunkan segera (dalam hitungan menit – jam) untuk mencegah kerusakan
organ target lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut: encephalopathy,
pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting
aortic aneurysm, angina pectoris tidak stabil, dan eklampsia atau hipertensi berat
selama kehamilan. Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai
kerusakan organ target yang progresif. Tekanan darah diturunkan dengan obat
antihipertensi oral ke nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa jam
sampe dengan beberapa hari.

7
2.2 Efek Pencabutan Gigi pada Penderita Hipertensi
Dari hasil pengukuran tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik
diperoleh bahwa pasien pada umumnya memiliki tekanan darah normal sekitar
120mmHg untuk tekanan darah sistolik dan 80mmHg untk tekanan darah diastolik.
umumnya pasien memiliki tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik yang
normal. Tekanan darah yang normal sangat membantu proses pencabutan gigi
pasien berjalan dengan lancer. Pencabutan gigi yang akan dilakukan memberikan
respon stres fisiologis pada pasien yang terwujud dalam perubahan tekanan darah,
hemodinamik, dan respon kardiovaskular. Kecemasan dan penga- laman yang tidak
menyenangkan terhadap perawatan gigi sangat berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah dan denyut jantung. Keadaan ini dapat memicu reaksi pertahanan
yang ditandai dengan peningkatan saraf simpatis. bahan tekanan darah yaitu
penggunaan anestesi local dan epineprin dalam anestesi lokal yang dapat
menghasilkan efek kardiovaskular. Peningkatan tekanan darah setelah injeksi
anestesi lokal memberikan hasil yang signifikan walaupun bersifat sementara.
Pemberian volume anestesi lokal dengan epineprin yang lebih besar juga
menunjukkan peningkatan tekanan darah yang lebih besar selama pencabutan.

2.3 Apa Faktor yang Mempengaruhi Pencabutan Gigi pada Penderita Hipertensi

Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial


dalam terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah:

- Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau


variasi diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons
terhadap stress psikososial dll.
- Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor
- Asupan natrium (garam) berlebihan
- Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
- Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya
produksi angiotensin II dan aldosteron
- Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide
natriuretik

8
- Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi
tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal
- Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh
darah kecil di ginjal
- Diabetes mellitus
- Resistensi insulin
- Obesitas
- Meningkatnya aktivitas vascular growth factors
- Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung,
karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular
- Berubahnya transpor ion dalam sel

2.4 Mengapa Tidak Boleh dilakukan pada Penderita Hipertensi

Untuk mengontrol rasa sakit selama perawatan gigi, anestesi lokal sering

diberikan kepada pasien. Bahan anestesi lokal yang tersedia ada yang mengandung

vasokonstriktor. Adanya vasokonstriktor dalam anestesi lokal dimaksudkan untuk

- Memperpanjang durasi anestesi lokal

- Mengurangi resiko toksis sistemik

- Mengontrol perdarahan pada lokasi operasi

Vasokonstriktor dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat tertentu dan

mengakibatkan efek pada tekanan darah. Interaksi vasokonstriktor dengan obat

antidepresi Trisiklik akan menyebabkan krisis hipertensi atau hipertensi darurat,

demikian juga dengan obat Monoamine Oxide Inhibitor (MAOIs) dan dengan

hormon tiroid. Vasokonstriktor dengan obat-obat Nonselective β Blocker akan

mengakibatkan peningkatan tekanan darah dan brakikardi; dengan cocain akan

mengakibatkan takikardi dan hipertensi; dengan obat α adrenoceptor Blocker dan

Adrenergik neuron Blocker akan mengakibatkan hipotensi dan dengan anestesi

9
umum Halotan akan mengakibatkan disritmia. Dengan semakin tingginya

prevalensi pasien yang menderita hipertensi dan adanya peningkatan terjadinya

hipertensi seiring dengan bertambahbya umur, maka akan sering kemungkinan

dokter gigi merwat pasien dengan hipertensi di klinik. Penggunaan bahan

vasokonstriktor sebagai tambahan dalam anestesi lokal pada pasien hipertensi

masih merupakan perdebatan, meskipun sudah ada bukti-bukti penelitian bahwa

penggunaan bahan anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor khususnya

adrenalin dalam dosis yang dianjurkan (dosis maksimal 0,2 mg untuk pasien sehat

tiap kali kunjungan dan 0.04 mg direkomendasikan untuk pasien dengan penyakit

kardiovaskuler tidak mengakibatkan peningkatan tekanan darah yang signifikan

dan bila ada perubahan hanya bersifat sesaat.

Pengelolaan pasien dengan hipertensi memerlukan suatu strategi tertentu

yang menguntungkan untuk menjaga kestabilan tekanan darah selam periode

perawatan, khususnya apabila saat perawatan memerlukan intervensi anestesi lokal

yang mengandung vasokonstriktor. Oleh karena itu seleksi vasokonstriktor

berdasarkan durasi yang dibutuhkan, keprluan hemostasis dan kondisi sistemik

penyerta pada pasien. Penggunaan vasokonstriktor merupakan kontra indikasi pada

kondisi : angina yang tidak stabil, infark jantung dan stroke (< 6 bulan), operasi by

pass arteri koroner (<3 bulan), hipertensi yang tidak terkontrol, gagal jantung parah,

sensitif sulfitem dan phaechromocytoma. Ada beberapa pasien tertentu meskipun

dalam kondisi tekanan darah normal namun sensitif terhadap vasokonstriktor dan

akan memberikan respon yang berkepanjangan terhadap vasokonstriktor khususnya

epineprin, dan hal ini tidak bisa diprediksi sebelumnya.

10
2.5 Penatalaksanaan Pencabutan Gigi pada Penderita Hipertensi

Penatalaksaan untuk pasien hipertensi dengan pasien umum lainnya hampir


sama, hanya saja pasien hipertensi perlu perhatian lebih khusus. Berikut langkah-
langkah ekstraksi gigi.

Teknik apapun yang dipilih, ada tiga syarat utama yang diperlukan untuk
mendapatkan ekstraksi yang baik yatu:
1. Akses dan dan visualisasi pada daerah yang akan di ekstraksi
2. Jalur yang tidak terhalang unuk mengekstraksi gigi
3. Penggunaan gigi tenaga yang terkontrol
Langkah-langkah pada ekstraksi gigi
1. Melonggarkan perlekatan jaringan lunak ke gigi
2. Luksasi gigi dengan menggunakan dental elevator
3. Adaptasi forceps terhadap gigi
4. Luksasi gigi dengan forceps
5. Pecabutan gigi pada socketnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ekstraksi antara lain:


1. Posisi saat ekstraksi
a. Untuk ekstraksi gigi maxilla, dental chair diposisikan sekitar 60
derajat terhadap lantai
b. Selama ekstraksi pada kuadran maxilla sebelah kanan, kepala
pasien seharusnya mengarah ke operator, sehingga akses yang
cukup dan visualisasi bisa didapatkan
c. Untuk ekstraksi gigi anterior maxilla, kepala pasien harus
diposisikan lurus kedepan
d. Pada ekstraksi kuadran maxilla sebelah kiri, kepala pasien hanya
sedikit diarahkan ke operator.
e. Untuk ekstraksi mandibula, pasien harus diposisikan lebih tegak
lurus sehingga ketika mulut dibuka,occlusal plane sejajar dengan
lantai

11
f. Posisi kursi harus lebih rendah dari pada posisi kursi saat
ekstraksi gigi permanen, dan lengan operator pada sudut 120
derajat pada siku.

2. Peran Non-working Hand


a. Membantu melindungi gig sekitarnya dari foeceps
b. Membantu menstabilkan posisi kepala pasien selama proses
ekstraksi
c. Memiliki peran penting pada saat ekstraksi gigi mandibula
karena tangan kiri menyokong dan menstabilkan posisi rahang
ketika ekstraksi dilakukan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan semakin tingginya prevalensi pasien yang menderita


hipertensi dan adanya peningkatan terjadinya hipertensi seiring
dengan,bertambahbya umur, maka akan sering kemungkinan dokter gigi
merwat pasien dengan hipertensi di klinik. Penggunaan bahan
vasokonstriktor sebagai tambahan dalam anestesi lokal pada pasien
hipertensi masih merupakan perdebatan, meskipun sudahada bukti-bukti
penelitian bahwa penggunaan bahan anestesi lokal yang mengandung
vasokonstriktor khususnya adrenalin dalam dosis yang dianjurkan (dosis
maksimal 0,2 mg untuk pasien sehat tiap kali kunjungan dan 0.04 mg
direkomendasikan untuk pasien dengan penyakit kardiovaskuler tidak
mengakibatkan peningkatan tekanan darah yang signifykan dan bila ada
perubahan hanya bersifat sesaat.
Pengelolaan pasien dengan hipertensi memerlukan suatu strategi
tertentu yang menguntungkan untuk menjaga kestabilan tekanan darah
selam periode perawatan, khususnya apabila saat perawatan memerlukan
intervensi anestesi lokal yang mengandung vasokonstriktor. Oleh karena itu
seleksi vasokonstriktor berdasarkan durasi yang dibutuhkan, keprluan
hemostasis dan kondisi sistemik penyerta pada pasien

3.2 Saran
Seorang dokter gigi dalam melakukan tindakan ekstraksi gigi
sederhana bisa saja menghadapi kondisi komplikasi perdarahan.
Oleh karena itu, pengetahuan akan faktor yang menyebabkan dan
cara menanggulanginya menjadi suatu hal yang penting dalam
menghadapi kondisi tersebut.
Hindari atau minimalkan komplikasi setelah pencabutan gigi
dengan prinsip dasar yaitu tentukan rencana pencabutan yang jelas,

13
gunakan teknik yang baik dan benar, dan pemberian informed
consent tertulis tentang resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fahlevi, Reza. Periapikal Granuloma. http//usebrain.wordpress.com. 2008.

Hocht C. Blood Pressure Variability : Hindawi. Hypertension. Vol. 2013. Article


ID 410740. Publishing Corporation. Available from:
URL:http://dx.doi.org/10.5402/2013/410740

Karamoy, S.M, Mariati N.W, dan Mintjelungan C. 2015. Gambaran Tekanan Darah
Pasien Pencabutan Gigi di RSGM. Jurna; e-Gigi.Volume 3, No 2. 261-264

Rahman,KM, Amir,D. Noer. M. Efek Pencabutan Gigi terhadap Peningkatan


Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi. Jurnal FK. Volume 2, No 2, 61-63

Sustrani L.. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004.hlm. 8.

15

Anda mungkin juga menyukai

  • RADIOLOGI
    RADIOLOGI
    Dokumen9 halaman
    RADIOLOGI
    fkg unpri 2019
    100% (1)
  • Tuas
    Tuas
    Dokumen15 halaman
    Tuas
    fkg unpri 2019
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen13 halaman
    Makalah
    fkg unpri 2019
    Belum ada peringkat
  • Contoh Makalah
    Contoh Makalah
    Dokumen10 halaman
    Contoh Makalah
    fkg unpri 2019
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Dokumen12 halaman
    MAKALAH
    fkg unpri 2019
    Belum ada peringkat
  • Soal Soal
    Soal Soal
    Dokumen4 halaman
    Soal Soal
    fkg unpri 2019
    Belum ada peringkat