Anda di halaman 1dari 7

TEORI KEPRIBADIAN MENURUT ALFRED ADLER

Muhamad Fachrie Al – amin

14518305

2PA06
Alfred Adler lahir di pinggiran kota Wina pada tanggal 7 Februari 1870 dalam keluarga Yahudi,
dan meninggal di Aberdeen, Skotlandia pada tahun 1937 pada waktu ia mengadakan perjalanan
keliling untuk memberikan ceramah. Ia meraih gelar dokter pada tahun 1895 dari Universitas
Wina. Ia anak kedua dari enam bersaudara.

Tentang teori Alfred Adler

Menurut Adler mahluk hidup adalah suatu kesatuan sosial yang tidak dapat dipisahkan. Mereka
menghubungkan dirinya dengan orang orang lain disekitar mereka dalam usaha kerja sama
sosial, menempatkan kesejahteraan umum diatas keinginan diri sendiri, dan mendapatkan gaya
hidup yang bersifat lebih kuasa dalam organisasi sosial.

Adler memiliki sumbangan pemikiran yang besar yaitu pertama, penekanan determinan sosial
dari tingkah laku, kedua, konsep tentang mengkreatifkan diri, dan ketiga, penekanan pada cirri
khas dari masing masing kepribadian.

Prinsip Teori Kepribadian Alfred Adler beranggapan bahwa individu dan permasalahan
hidupnya selalu bersifat sosial, seperti merasakan kebersamaan dengan orang lain dan
mempedulikan kesejahteraan orang tersebut.

Ada tujuh prinsip dalam teori kepribadian Alfred Adler. Ketujuh Prinsip Teori Kepribadian
Alfred Adler tersebut yang menjelaskan bagaimana pandangan Adler terhadap kondisi psikis
individu. Prinsip Teori Kepribadian Alfred Adler

1. Prinsip teori kepribadian rasa rendah diri (Inferiority Principle)

Adler meyakini bahwa manusia dilahirkan dengan perasaan rendah diri. Perasaan rendah diri ini
bermula dari anak anak yang tidak bisa melakukan tindakan orang dewasa. Pada prinsipnya,
individu ingin menyaingi kekuatan dan kemampuan orang lain.

Apabila di tahapan ini, individu merasa lemah dan kurang dalam meraih kemampuan di atasnya,
maka akan muncul rasa rendah diri di tahapan perkembangan berikutnya. Setiap individu
berusaha untuk melakukan kompensasi terhadap kelemahannya dalam segala hal. Kompensasi
ditentukan oleh gaya hidup dan usaha mencapai kesempurnaan (superior).

2. Prinsip teori kepribadian superior (Superiority Principle)

Superior diartikan sebagai usaha untuk mencapai kekuatan diri. Adler beranggapan bahwa
manusia adalah mahluk yang agresif dan harus selalu agresif bila ingin mencapai kesuksesan.
Manusia menginginkan kekuatan dan mengharapkan kesempurnaan.

Dorongan untuk menjadi superior ini bersifat universal dan tidak mengenal batas waktu.
Meskipun demikian, menjadi superior tidak harus selalu berkompetisi dengan orang lain namun
usaha untuk meningggalkan rasa rendah diri.
3. Prinsip teori kepribadian gaya hidup (Style of Life Principle)

Usaha individu untuk mencapai superioritas memerlukan cara cara tertentu yang disebut sebagai
gaya hidup. Gaya hidup terdiri dari dorongan dari dalam diri yang mengatur arah perilaku dan
dorongan dari lingkungan. Dorongan dari lingkungan mungkin dapat menambah atau
menghambat arah dorongan dari dalam diri.

Manusia memiliki kekuatan yang cukup walaupun tidak sepenuhnya bebas untuk mengatur
kehidupannya sendiri secara wajar. Gaya hidup manusia tidak ada yang identik sama dan
seringkali menentukan kualitas interpretasi dari terhadap semua pengalaman yang dijumpai.

4. Prinsip teori kepribadian diri kreatif (Creative Self Principle)

Diri yang kreatif adalah penggerak utama tingkah laku. Yakni membuat sesuatu yang baru yang
berbeda dari sebelumnya. Diri kreatif adalah sarana yang mengolah fakta fakta dunia dan
mentransformasikann fakta tersebut menjadi kepribadian yang bersifat subjektif, dinamis,
menyatu, personal, dan unik karena individu mencipta dirinya sendiri.

5. Prinsip teori kepribadian diri yang sadar (Conscious Self Principle)

Kesadaran adalah inti kepribadian individu. Manusia menyadari segala hal yang dilakukannya. Ia
dapat merencanakan dan mengarahkan perilaku ke arah tujuan yang dipilihnya secara sadar.
Pikiran sadar adalah apa saja yang dipahami dan diterima individu dalam membantu perjuangan
menjadi sukses dan superior.

6. Prinsip teori kepribadian tujuan semu (Fictional Goals Principle)

Masa lalu penting namun yang lebih penting adalah masa depan, yaitu rencana yang akan
dilakukan individu. Tujuan akhir manusia tidak menunjukkan hasil yang nyata akan terwujud,
melainkan hanya perangkat semu.

Tujuan tersebut adalah semu karena dibuat amat ideal untuk diperjuangkan sehingga mungkin
saja tidak dapat direaliisasikan. Tujuan semua ini dipisahkan dari gaya hidup. Tujuan semu berisi
harapan yang menggerakkan kekuaran kekuatan tingkah laku manusia.

7. Prinsip teori kepribadian minat sosial (Sosial Interest Principle)

Manusia dilahirkan dengan karunia minat sosial yang bersifat universal. Kebutuhan ini terwujud
dalam komunikasi dengan orang lain. Proses ini membutuhkan waktu banyak dan usaha yang
berkelanjutan. Individu diarahkan untuk memelihara dan memperkuat perasaan minat sosial
dengan meningkatkan kepedulian pada orang lain melalui empati dan komunikasi.
Striving for Superiority, or Perfection

Striving for superiority adalah suatu usaha terus menerus untuk menjadi lebih baik, untuk
menjadi lebih dekat dengan tujuan yang ingin dia capai. Adler menggambarkan striving for
superiority sebagai dasar fundamental dari kehidupan dan bukan usaha untuk menjadi lebih baik
dari orang lain, atau untuk menguasai.

Fictional Final Goals

Kita hidup dalam dunia dimana ada anggapan bahwa semua orang itu sama, atau pada dasarnya
semua orang itu baik. Kepercayaan ini mempengaruhi cara kita bertingkah laku kepada orang
lain. Misalnya, jika kita percaya bawa dengan melakukan hal-hal baik akan membawa kita ke
surga maka kita akan melakukannya. Banyak hal-hal fiksi yang terjadi dalam kehidupan kita,
menurut Adler, suatu formulasi besar yang diciptakan manusia adalah konsep tentang Tuhan.

The Style of Life

Semua yang kita lakukan terbentuk dengan keunikan gaya hidup kita. Hal ini menentukan aspek
kehidupan mana yang cenderung kita sukai atau tidak sukai, dan sikap mana yang kita
pegang. Gaya hidup dipelajari dari interaksi sosial yang terjadi pada tahun-tahun awal
kehidupan. Adler mengatakan bahwa gaya hidup terbentuk sejak umur 4 atau 5 tahun, dan
setelah itu sangat sulit untuk dirubah. Gaya hidup menjadi salah satu penentu dari sikap-sikap
kita ke depannya.

Kemudian, Ia mengemukakan 4 gaya hidup yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
itu:

1. Dominant type
2. Getting type
3. Avoiding type
4. Socially useful type

Dominant type adalah sikap memerintah dengan kesadaran sosial yang rendah. Orang seperti ini
berperilaku tanpa memikirkan orang lain. Orang yang paling ekstrim dari jenis ini akan
menyerang orang lain secara langsung dan menjadi sadis dan ganas. Sementara orang yang tidak
terlalu ekstrim akan menjadi alkoholik, kecanduan obat, dan bunuh diri.

Getting type (tipe paling umum menurut Adler) adalah yang mana manusia mengharapkan apa
saja dari orang lain dan sangat bergantung dengan mereka.

Avoiding type membuat tidak ada upaya dalam menghadapi masalah kehidupan. Dengan
menghindari semua kesulitan, menghindari setiap kemungkinan terjadinya kegagalan.
Social useful type dimana kita berdampingan dengan orang lain dan berperilaku sesuai dengan
kebutuhan mereka. Orang-orang tersebut mengatasi permasalahan hidup dengan
mengembangkan kerangka sosial dengan baik.

Social Interest

Menurut Adler, meskipun kita lebih kuat dipengaruhi oleh sosial daripada biologis, potensi dari
minat sosial ini merupakan pembawaan dari lahir. Namun, tingkat untuk potensi minat sosial
bergantung pada awal pengalaman sosial kita. Adler menyatakan bahwa peran ibu sangat penting
sebagai orang pertama dalam berhubungan dengan bayi.

Creative Self

Kekuatan kreativitas yang membuat setiap individu menciptakan diri, karakter, serta kepribadian
mereka.

Perkembangan Abnormal

Beberapa keadaan seperti dimanja dan ditolak, dapat membuat seseorang


mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks tersebut
berhubungan erat.

Inferiority complex atau perasaan rendah diri adalah kondisi yang berkembang disaat seseorang
tidak dapat mengkompensasi perasaan inferiornya. Orang-orang dengan inferiority
complex memiliki pendapat yang buruk tentang diri mereka sendiri,merasa tidak berdaya dan
tidak mampu untuk menghadapi tuntutan hidup mereka. Inferiority complex dapat muncul dari 3
sumber pada masa kecil: organic inferiority (inferior
organis),spoiling (dimanjakan),dan neglect (diabaikan).

Adler menyimpulkan bahwa kepribadian terbentuk dari usaha seseorang untuk mengkompensasi
kelemahan mereka. Usaha-usaha ini dapat menghasilkan suatu pencapaian yang baik, namun bila
usaha ini gagal, dapat mengakibatkan inferiority complex.

Ketika seorang anak yang manja mengalami rintangan dalam mencapai kepuasannya, ia merasa
bahwa ia memiliki kekurangan yang menghalanginya, sehingga timbul inferiority complex. Hal
yang sama juga terjadi pada anak yang diabaikan, tidak diinginkan dan ditolak dimana masa
kecil mereka kurang rasa kasih sayang dan tidak dipedulikan. Sebagai hasilnya, berkembang rasa
marah, tidak berharga dan sulit mempercayai orang lain.

Sedangkan superiority complex merupakan kondisi yang berkembang ketika seseorang


mengkompensasikan inferioritas secara berlebihan. Ini termasuk opini seseorang yang berlebihan
mengenai kemampuannya sehingga merasa terlalu puas dan superior serta tidak perlu berusaha
mencapai sesuatu.
Adler melakukan beberapa penelitian terkait mimpi (dreams), ingatan awal(early recollections),
minat bersosialisasi (social interest), urutan kelahiran (birth order) dan diabaikan pada masa
kanak-kanak (neglect in childhood).

Analisis Mimpi

Adler percaya bahwa mimpi berorientasi pada masalah yang sedang dihadapi dan ingin
diselesaikan seseorang. Pada penelitiannya, Adler menemukan bahwa orang yang dibangunkan
saat tahap tidur REM memimpikan hal yang paling mengkhawatirkan mereka saat itu. Adler
yakin bahwa tujuan utama mimpi adalah menciptakan emosi yang dapat digunakan pemimpinya
untuk mendukung gaya hidupnya yang keliru. Mimpi dianalisis untuk dapat mempelajari gaya
hidup pemimpinya.

Ingatan Awal

Merupakan teknik pengkajian kepribadian dimana ingatan awal,baik yang nyata atau fantasi,
menyatakan keinginan utama dalam hidup. Menurut Adler cara terbaik untuk mengidentifikasi
gaya hidup seseorang adalah lewat rekoleksi-rekoleksi paling awal dirinya di masa kecil.

Minat Bersosialisasi

Adler tidak setuju menggunakan alat test untuk mengukur kepribadian seseorang. Menurut
Adler, alat test hanya akan merekayasa kepribadian sesungguhnya serta membingungkan dan
bahwa para terapis seharusnya meningkatkan intuisi mereka. Namun, hasil test SIS (Social
Interest Scale) menunjukkan bahwa orang-orang dengan minat sosial tinggi mengalami lebih
sedikit stress, depresi, kecemasan dan kekerasan dibandingkan dengan yang rendah minat
sosialnya.

Urutan Kelahiran

Anak sulung mendapat perhatian yang utuh dari orangtuanya, sampai perhatian itu terbagi saat
ia mendapatkan adiknya. Perhatian dari orang tua cenderung membuat anak memiliki perasaan
mendalam untuk menjadi superior atau kuat, kecemasan tinggi dan terlalu dilindungi. Saat
kelahiran adiknya, menimbulkan dampak traumatik kepada anak sulung yang turun tahta sebagai
anak tunggal.

Anak kedua biasanya memulai hidup dalam situasi yang lebih baik untuk mengembangkan
kerjasama dan minat sosial. Pada tahap tertentu, kepribadian anak dibentuk melalui
pengamatannya terhadap sikap kakaknya. Jika sikap kakaknya penuh kemarahan dan kebencian,
anak kedua mungkin menjadi sangat kompetitif, atau menjadi penakut dan sangat kecil hati.
Umumnya anak kedua tidak mengembangkan kedua arah itu, tetapi masak dengan dorongan
kompetisi yang baik, memiliki keinginan yang sehat untuk mengalahkan kakaknya. Jika dia
banyak mengalami keberhasilan, anak akan mengembangkan sikap revolusioner dan merasa
bahwa otoritas itu dapat dikalahkan.

Anak bungsu, seringkali dimanja, sehingga beresiko tinggi menjadi anak bermasalah. mudah
terdorong pada perasaan inferior yang kuat dan tidak mampu berdiri sendiri. Namun demikian ia
mempunyai banyak keuntungan, ia termotivasi untuk selalu mengungguli kakak-kakaknya dan
menjadi anak yang ambisius.

Anak tunggal mempunyai posisi unik dalam berkompetisi, tidak dengan saudara-saudaranya
melainkan dengan kedua orangtuanya. Mereka sering mengembangkan perasaan superior
berlebihan, konsep diri rendah dan perasaan bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya bila
kedua orangtuanya terlalu menjaga kesehatannya. Adler menyatakan bahwa anak tunggal
mungkin kurang baik mengembangkan kerjasama dan minat sosial, memiliki sifat parasit, dan
mengharapkan perhatian untuk melindungi dan memanjakannya.

Diabaikan pada Masa Kanak-kanak

Adler menyatakan bahwa anak-anak yang diabaikan atau ditolak oleh orang tuanya cenderung
merasa dirinya tidak berharga sehingga mempengaruhi kepribadian mereka.

Daftar Pustaka

http://psychoshare16.blogspot.com/2016/06/teori-kepribadian-adler-psikologi.html

Anda mungkin juga menyukai