Perjanjian Baru
Perjanjian Baru
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
mutlak dari kehidupan manusia, tidak terlepas dari kehidupan manusia itu
1945 .
pengelolaan lingkungan hidup, bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat
merupakan hak asasi setiap warga Indonesia. Hal ini berarti bahwa
lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak
2
konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia. Senyatanya, kualitas
1
Siahaan N.H.T., Hukum Lingkungan, Jakarta, Pancuran Alam, 2009, Hal. 15
2
Syamsul Arifin I, Aspek Hukum Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Medan, Medan Area University Press, 2014, Hal. 7
1
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-
tetap menjadi sumber daya dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta
lingkungan hidup yang didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang baik
3
Muhamad Erwin, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Indonesia, Bandung, PT Refika Aditama, 2008, Hal. 15
4
Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 1 .
5
Fajar Khaifi Rizky, Kajian Hukum Administrasi Lingkungan Tentang Bidang Perizinan
Atas Pengelolaan Limbah pada Pabrik Kelapa Sawit PT Permata Hijau Sawit. Tesis Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2013, Hal. 1
2
karena dalam setiap proses perumusan dan penerapan instrumen pencegahan
mengatur :
dan tekonologi;
lingkungan global;
3
h. Penguatan demokrasi lingkungan melalu akses indormasi, akses
hidup;
jelas;
umat manusia pada saat ini dan juga yang tidak kalah pentingnya yaitu
6
Syamsul Arifin II, Hukum Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Indonesia, Medan, Softmedia, 2012, Hal. 3
4
sampai kepada Pasal 82 yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
a. KLHS;
b. tata ruang;
c. baku mutu lingkungan hidup;
d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;
e. amdal;
f. UKL-UPL;
g. perizinan;
h. instrumen ekonomi lingkungan hidup;
i. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
7
Fajar Khaifi Rizky, Op.Cit., Hal.2
8
Ibid, Hal. 3
5
j. anggaran berbasis lingkungan hidup;
k. analisis risiko lingkungan hidup;
l. audit lingkungan hidup; dan
m. instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan
ilmu pengetahuan."
masyarakat. Karena itu, sifat suatu izin adalah preventif, karena dalam
instrumen izin, tidak bisa dilepaskan dengan perintah dan kewajiban yang
harus ditaati oleh pemegang izin.9 Selain itu, fungsi izin adalah represif. Izin
atau dalam ilmu hukum disebut kadarwet atau raamwet yang utama
pokok bagi peraturan-peraturan lingkungan hidup yang sudah ada (lex lata)
9
Siahaan N.H.T., Op.cit., hlm.239
10
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, Tata Perizinan Pada Era Otonomi Daerah,
Makalah, Nopember 2001, Hal. 1.
6
maupun bagi peraturan lebih lanjut dibawahnya (lex ferandai atau ketentuan
(dua) jenis izin yakni; pertama, izin lingkungan adalah izin yang diberikan
kepada setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib
kegiatan (Pasal 1 angka 35). Kedua, izin usaha dan/atau kegiatan adalah izin
7
dan/atau kegiatan, setiap orang, baik orang perseorangan atau badan usaha,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum 11 terlebih
1982 dan UU No. 23 Tahun 1997 terdapat izin pengelolaan limbah B3, izin
pembuangan air limbah ke laut, dan izin pembuangan air limbah ke sumber
air, termasuk izin HO. Walaupun izin-izin berkaitan dengan izin usaha atau
kegiatan.
syarat mendapatkan izin usaha atau kegiatan. Hal tersebut ditegaskan dalam
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan wajib memiliki amdal atau UKL-
UPL wajib memiliki izin lingkungan
(2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada Pasal 31 atau rekomendasi UKL-UPL
(3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mencantumkan persyaratan yang dalam keputusan kelayakan
lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL
(4) Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.12
11
Pasal 1 angka 32 UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
12
Pasal 36 UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
8
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan berbunyi :
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau
UKL-UPL wajib memiliki Izin lingkungan
(2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh
memalui tahapan kegiatan yang meliputi :
a) Penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
b) Penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL;dan
(3) Permohonan penerbitan izin lingkungan.13
diterbitkan jika tidak dilengkapi dengan izin lingkungan. Selain itu, untuk
persyaratan tertentu. Dengan kata lain, setiap orang yang bergerak dibidang
13
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
14
Pasal 40 UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
9
lingkungan hidup sudah terjadi, perlu dilakukan upaya represif berupa
maupun hukum pidana, diharapkan selain akan menimbulkan efek jera juga
15
Mas Achmad Santoso, Good Governace dan Hukum Lingkungan, Jakarta, ICEL, 2001,
Hal. 234
16
Muhamad Erwin, Op.Cit., Hal. 28
10
dampak negatif yang akan diterima generasi kini dan generasi masa
yang berbunyi :
Dalam Pasal 109 memiliki unsur Pasal 36 ayat (1), yaitu "setiap usaha
Dalam UUPLH memuat sistem delik dalam bentuk delik materiil dan
delik formiil, dimana delik materiil merupakan perbuatan yang dilarang oleh
17
Ibid., Hal. 148
18
Ibid., Hal.153
11
hukum yang telah menimbulkan akibat dari perbuatan itu, sementara delik
formiil merupakan perbuatan yang dilarang oleh hukum tanpa adanya akibat
dari perbuatan itu. Pasal 109 merupakan delik formil kesepuluh dalam UU
Hidup. Oleh karena itu, Penulis ingin mengkaji efektivitas dari penerapan
Pasal 109 UU Nomor 32 Tahun 2009 terhadap badan usaha yang telah
PT. Gorga Duma Sari yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan
buah, umbi-umbian, peternakan sapi, kambing, unggas, dan budi daya ikan
perikanan yang dlakukan oeh PT. Gorga Duma Sari di Hutan Tele, Desa
12
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berikut dengan peraturan
peaksanaannya.
718/PID.SUS/2015/PT.MDN)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Hidup ?
C. TUJUAN PENELITIAN
13
1. Untuk menganalisis efektivitas hukum dari penerapan Pasal 109 UU
Lingkungan Hidup
D. MANFAAT PENELITIAN
para akademis di bidang bidang hukum, selain itu, dapat menjadi bahan
14
E. KEASLIAN PENELITIAN
Utara yaitu :
Hijau Sawit ?
15
c. Bagaimana kendala dan upaya dalam memperoleh perizinan dalam
Kota Binjai ?
berdasarkan UUPPLH?
16
Namun demikian penelitian-penelitian tersebut di atas berbeda dengan
1. Kerangka Teori
19
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Jakarta, Mandar Maju, 1994, Hal. 80.
20
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta, Rajawali Press, 2010, Hal. 18.
17
yang telah disusun.21 Oleh karena itu kerangka teori yang dipergunakan
hukum.23
21
Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
Yogyakarta , Pustaka Pelajar, 2010, Hal. 93.
22
Samsul Arifin II, Metode Penulisan Karya Ilmiah Hukum, (Medan :Medan Area
University Press, 2012), hal. 122
18
Teori efektivitas hukum menurut Soejono Soekanto adalah bahwa
yaitu :
hukum.
hidup.24
23
Koentjaraningrat dalam H. Halim HS, Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum
pada Penelitian Tesis dan Disertasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, Hal. 305
24
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada, 2008, Hal.8
19
perhatian. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan pada aspek sosial lain,
2. Landasan Konseptual
konsep.26
Konsep merupakan :
“alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain, seperti asas dan
standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep
merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam
hukum. Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang
dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian
untuk keperluan analitis”.
25
Samsul Arifin II, Op. cit, hal. 123
26
Komaruddin, Yooke Tjuparmah S, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Jakarta, Bumi
Aksara, 2006, Hal. 122
27
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Sanksi Normatif: Suatu Tinjauan Singkat,
Jakarta , PT. Raja Grafindo Persada, 1995, Hal. 7.
20
secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala itu. Maka konsep
Beranjak dari judul tesis ini, yaitu: “Penerapan Pasal 109 UU Nomor
Hidup Bagi Badan Usaha yang Tidak Memiliki Izin Lingkungan” maka
a. Penerapan
28
Koentjoro Ningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta, PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1997, Hal. 21.
29
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, ( Jakarta : Modern
English Press, 2002), hal. 1598
21
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum.30
c. Badan Usaha
produksi. Jadi, badan usaha memiliki ruang lingkup yang lebih besar
perusahaan.31
d. Izin Lingkungan
30
Pasal 1 angka 2 UU Nomor 32 Tahun 2009
31
Danang Sunyoto dan Wika Harisa Putri, Hukum Bisnis : Beberapa Aturan untuk Para
Pelaku Bisnis dan Masyarakat Umum dalam Rangka Menegakkan Hukum dan Mengurangi
Penyimpangan Usaha, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2016), Hlm. 41-42
22
UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
e. Setiap Orang
Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang
G. METODE PENELITIAN
lakukan.34
1. Jenis Penelitian
perilaku.
32
Pasal 1 angka 35 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
33
Pasal 1 Angka 32 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
34
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal.105
23
concreto dalam masyarakat, sehingga dalam penelitiannya selalu
berlaku
2. Sifat Penelitian
35
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Cet. I (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2004) hal. 52
24
Pendekatan peraturan perundang-undangan (Statute Approach) ini
berkekuatan hukum tetap.37 Hal pokok yang dikaji pada setiap putusan
a. Data Primer
b. Data Sekunder
36
Samsul Arifin II, Op. cit, hal. 77
37
Ibid, hal. 78
25
Data sekunder pada umumnya dalam keadaan siap, dapat
terbagi atas :
Lingkungan;
38
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press), hal.12
26
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Izin
Pemanfaatan Kayu.
artikel lainnya baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
27
mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
dipersiapan Peneliti.
5. Analisis Data
28
BAB II
LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan
lingkungan.39
39
Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kbijaksanaan Lingkungan Nasional, (Surabaya:
Universitas Airlangga Press, 2000), hal. 379
29
Penegakan hukum lingkungan dapat dilakukan secara preventif
30
mengakibatkan pencemaran/dan atau kerusakan lingkungan.
40
Muhammad Akib, Hukum Lingkungan Perspektif Global dan Nasional, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014), hal. 205
31
a. Penegakan hukum administrasi lingkungan di bidang lingkungan
(preventive).
pengendalian;
41
Mas Ahmad Sentosa, Good Gorvernance dan Hukum Lingkungan, (Jakarta: ICEL, 2001), hal. 248
32
2) Persyaratan dalam izin dengan merujuk pada Amdal, standar
dan
5) Sanksi administrasi.
42
Mas Ahmad Santosa, Ibid.
33
kepada pejabat atau instansi teknis yang bertanggung jawab di
a. Melakukan pemantauan;
b. Meminta keterangan;
diperlukan;
f. Mengambil sampel;
g. Memeriksa peralatan;
34
3. Penegakan Hukum Lingkungan Kepidanaan
kecuali jika hal itu belum diatur secara khusus. Dalam hal demikian,
43
Muhammad Akib, Hukum Lingkungan Perspektif Global dan Nasional, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014), hal. 216
35
hukum lain sudah tidak berfunsgi. Dengan kata lain, hukum
44
Lihat penjelasan umum angka 7 UUPLH Tahun 1997
36
Jika disimak konstruksi hukum di dalam rumusan pasal-pasal
37
4. Penyelesaian Sengketa Lingkungan (Keperdataan)
(litigasi) atau jalr di luar pengadilan (non litigasi) atau yang lebih
38
kerusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada
orang lain atau lingkungan hidup. Hal ini diatur dalam Pasal 87
berikut ini :
pelaku;
39
perusakan lingkungan dengan kerugian pada orang lain atau
lingkungan hidup.
b.
Duma Sari
40
BAB IV
LINGKUNGAN
718/PID.SUS/2015/PT.MDN
Sari
41
C. Konsekuensi Penerapan Pasal 109 UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang
BAB V
D. JADWAL PENELITIAN
Pengajuan
1
Judul
Bimbingan
2
Proposal
Seminar
3
Proposal
Persiapan Penelitian,
4
Pengumpulan Data
5 Bimbingan
42
Penelitian
Seminar
6
Hasil
A. DAFTAR PUSTAKA
di Indonesia. Medan:Softmedia
Chaerudin, Syaiful Ahmad Dinar dan Syarif Fadillah, 2008. Strategi Pencegahan
Editama
Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, 2013. Dualisme Penelitian Hukum Normatif
Hadjon, Philipus M dan Tatiek Sri Djatmiati, 2013. Tata Perizinan Pada Era
J.B. Daliyo, 2001. Pengantar Ilmu Hukum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta:
Prennahalindo
43
Komaruddin, Yooke Tjuparmah S, 2006. Kamus Istilah Karya Tulis Imiah.
Lubis, M. Solly, 1994. Filsafat Ilmu dan Penelitian. Jakarta: Bandar Maju
N.M., Spelt dan J.B.J.M. ten Berge, 1993. Pengantar Hukum Perizinan disunting
Jakarta
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, 1995. Penelitian Sanksi Normatif: Suatu
Persada
44
Soekanto, Soerjono, 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.
Sunyoto, Danang dan Wika Harisa Putri, 2016. Hukum Bisnis: Beberapa Aturan
B. Peraturan Perundang-undangan
Hidup
C. Internet
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2016/bn2118-2016.pdf diakses
45