Anda di halaman 1dari 20

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No.

2 Juli 2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA KOMPETENSI


DASAR SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDERA
MANUSIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN
RESITASI PADA PESERTA DIDIK

Erlina Rosmaida Sitorus


Guru SMP Negeri 131 Jakarta

Abstract: This study aims to determine the improvement of learning outcomes of


basic science competency and Coordination System Tools Human Senses
through recitation teaching methods. This study used a qualitative approach to
obtain the data and analysis through reflection studies, participatory and
collaborative. Development programs based data and information from
students, teachers and classes are naturally social setting through two stages of
action research cycles. Observations of student activity in cycle 1 average of
41.5% increased to 79% in cycle 2. Mastery learning materials also increased.
It can be seen from the results of pre-cycle tests without learning recitation, the
average value obtained by students in grade IX-2 is 69.40 rising to 74.58 in
Cycle 1 with a passing grade and 44% in cycle 2 with a 88.19 percentage
mastery learning reached 89% after recitation applied learning. It can be
concluded that the activity and results of basic science learning competencies
and Coordination System Tools Human senses in grade IX-2 SMP Negeri 131
Jakarta 1st semester of academic year 2013-2014 can be enhanced through
learning methods recitation.

Keywords: Science Learning Outcomes, Competencies, System Coordination,


Learning Method

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar


IPA kompetensi dasar sistem koordinasi dan alat indera manusia melalui
metode pembelajaran resitasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif untuk mendapatkan data dan analisisnya melalui kajian-kajian
refleksi, partisipatif, dan kolaboratif. Pengembangan program didasarkan data
dan informasi dari peserta didik, guru dan setting sosial kelas secara alamiah
melalui dua tahapan siklus penelitian tindakan kelas. Hasil pengamatan
aktivitas peserta didik pada siklus 1 rata-rata 41,5% meningkat menjadi 79%
pada siklus 2. Penguasaan materi pembelajaran juga mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil tes prasiklus tanpa pembelajaran resitasi, rata-
rata nilai yang diperoleh peserta didik kelas IX-2 adalah 69,40 naik menjadi
74,58 pada siklus 1 dengan ketuntasan belajar 44% dan 88,19 pada siklus 2
dengan persentasi ketuntasan belajar mencapai 89% setelah pembelajaran
Resitasi diterapkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan
hasil belajar IPA kompetensi dasar Sistem Koordinasi dan Alat Indera Manusia
pada peserta didik kelas IX-2 SMP Negeri 131 Jakarta semester 1 tahun
pelajaran 2013-2014 dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran resitasi.

Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Kompetensi, Sistem Koordinasi, Metode


Pembelajaran

183
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 2 Juli 2014

PENDAHULUAN proses pembelajaran tersebut,


Sejalan dengan makin pesatnya sehingga menjadi daya dukung yang
perkembangan zaman dan semakin kuat untuk keberhasilan pencapaian
derasnya arus globalisasi, dunia tujuan proses pembelajaran. Untuk
pendidikan di Indonesia dituntut untuk dapat menentukan teknik
mampu menyesuaikan diri, sehingga pembelajaran yang sesuai itu, tentu
menghasilkan generasi yang cerdas, saja terlebih dahulu harus dilakukan
tangguh, dan beradaptasi tanpa harus observasi terhadap peserta didik. Dari
kehilangan karakter dan jati diri. Oleh observasi itu akan didapatkan
karena itu, sistem pendidikan harus permasalahan penting dan utama yang
bersifat dinamis ditinjau dari sisi dapat digunakan sebagai modal untuk
kurikulum, materi, metode pembel- menentukan pemecahan masalah itu.
ajaran, hingga sumber daya SMP Negeri 131 Jakarta, yang
manusianya, yaitu tenaga pendidiknya menjadi objek dari penelitian ini
harus mampu menyesuaikan diri mempunyai kondisi yang cukup unik.
dengan kondisi aktual saat ini. Dalam pandangan masyarakat,
Mengingat begitu pentingnya peran sekolah ini dinilai sebagai sekolah
guru dalam memberdayakan favorit. Masyarakat luas menilai
masyarakat, dalam proses bahwa kelulusan 100% dengan
pembelajaran guru harus benar-benar rentangan nilai UAN yang cukup
bisa menciptakan kondisi belajar tinggi merupakan jaminan dari
yang dapat membangkitkan minat dan kualitas pembelajaran di SMP Negeri
kesadaran dari peserta didik akan 131 Jakarta ini. Penilaian yang
pentingnya proses belajar itu sendiri sebenarnya tak sepenuhnya benar ini
untuk bekal kehidupannya di masa berakibat pada persaingan yang ketat
kemudian. Dengan adanya minat pada saat proses penerimaan siswa
belajar itu, tentu saja akan tercipta baru. Hasilnya tentu saja hanya siswa
suasana belajar yang menyenangkan yang nilainya tinggilah yang dapat
dan tidak membosankan. Dalam hal masuk ke sekolah ini. Dengan
ini, diperlukan suatu komitmen moral, demikian, secara umum dapat
teknik pembelajaran, dan terobosan- dikatakan bahwa siswa-siswa SMP
terobosan tertentu agar penampilan Negeri 131 Jakarta adalah siswa yang
guru di depan kelas selalu mempunyai prestasi tinggi.
menghadirkan sesuatu yang ditunggu Posisi bangunan yang bertingkat
oleh peserta didik. dimana laboratorium berada di lantai
Di antara terobosan itu adalah satu dan kelas IX.2 berada di lantai
menerapkan teknik pembelajaran dua semakin menyulitkan kegiatan
yang sesuai dengan kondisi peserta praktikum yang memerlukan banyak
didik, sehingga teknik pembelajaran alat dan bahan, sehingga kegiatan
ini menjadi sesuatu yang baru yang eksperimen, demonstrasi, dan diskusi
dapat meningkatkan motivasi belajar jarang dilakukan. Hal ini
peserta didik. Selain itu, teknik menyebabkan kebanyakan siswa kelas
pembelajaran ini merupakan solusi IX.2 adalah siswa yang pasif dalam
atas suatu permasalahan yang ada belajar.
dalam proses pembelajaran tersebut, Dari observasi kelas ditemukan
teknik pembelajaran ini relevan kenyataan pula bahwa sebagian besar
dengan materi yang disajikan dalam siswa kelas IX.2 mempunyai sifat

184
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No. 2 Juli 2014

individual yang cukup tinggi. Hal ini Materi IPA tentang sistem
karena rata-rata siswa SMP Negeri koordinasi yang harus diterima oleh
131 Jakarta berasal dari kalangan kelas IX.2 pada awal semester ganjil
menengah ke atas di mana fasilitas- merupakan materi yang esensial dan
fasilitas yang dimiliki di dalam yang bisa diidentikkan dengan
rumahnya sebagian besar sudah pelajaran tentang tubuh manusia.
tercukupi, sehingga sifatnya kemudian Dalam materi sistem koordinasi
lebih cenderung menjadi kurang terdapat pengetahuan tentang fungsi
mengacuhkan orang lain masing-masing sistem koordinasi
(individualis). Sifat individualis ini yang bersifat nyata berhubungan
tentu saja akan menghambat interaksi langsung dengan kehidupan manusia
antara siswa satu dengan siswa yang itu sendiri.
lainnya yang sangat dibutuhkan dalam Penanaman konsep semacam ini
proses pembelajaran. Dalam hal ini haruslah hati-hati dan diperlukan cara
tentu diperlukan suatu cara khusus tertentu agar konsep tersebut bisa
yang berupa optimalisasi diskusi di bertahan lama dalam ingatan siswa.
dalam kelas melalui cara-cara tertentu Kepada siswa harus diberikan
yang dapat mendukung jalannya pengalaman atau tindakan ( treatmen )
diskusi itu. tertentu sehingga akan terjadi
Kenyataan ini tentu saja penguatan atau reinforsemen dalam
merupakan masalah yang harus segera struktur otaknya. Dengan memotivasi
dicarikan pemecahannya. Hal ini siswa untuk menyampaikan pendapat,
karena keberanian berpendapat maka siswa dikondisikan untuk
merupakan modal yang penting bagi belajar pada tataran yang lebih tinggi
seorang siswa untuk bisa lebih dari sekedar menghafal. Seperti
memahami suatu konsep. Untuk bisa dinyatakan pula oleh Retno Kundrati
mengajukan pendapat, baik berupa (2007:260) menyatakan bahwa
jawaban suatu pertanyaan, pembelajaran akan menjadi semakin
memecahkan suatu permasalahan bermakna bagi siswa jika berada pada
maupun mengajukan pertanyaan tingkatan taksonomi Bloom yang
diperlukan kemampuan kognitif semakin tinggi. Salah satu cara untuk
tertentu, sehingga pendapat itu dapat membuat belajar lebih bermakna itu
diajukan dengan bahasa yang runtut adalah dengan teknik pemberian tugas
dan sistematis. Sebaliknya, tanpa (resitasi)untuk didiskusikan baik
adanya kemampuan dan keberanian secara individu maupun kelompok.
berpendapat, konsep yang telah Dengan menyodorkan beberapa
dikuasai siswa akan menjadi mudah permasalahan dan pertanyaan
hilang dalam ingatan akibat kurang kemudian mengharuskan kepada
terlatihnya kemampuan kognitif itu. siswa untuk mempresentasikannya,
Retno Kundrati (2007: 259) maka siswa akan merasa tertantang
menyatakan bahwa pemahaman pada dan melakukan proses berfikir yang
mata pelajaran sejarah akan lebih baik lebih tinggi.
jika siswa suka membaca, selanjutnya Mukhammad Kholiq (2007)
menuangkan apa yang dibacanya ke melalui penelitian terhadap siswanya
dalam tulisan, dan kemudian pada mata pelajaran Teknologi dan
menyampaikannya dengan ucapan di Informasi (TIK) yang berbasis
depan temannya di kelas. komputer menemukan bahwa
pengaturan siswa untuk memahami

185
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 2 Juli 2014

konsep, pemecahan masalah, dan 2. Guthrie ( 1948 : 7 ) menyatakan


mengeksplorasi produk pemanfaatan bahwa belajar itu memang sifatnya
fasilitas software. Pembelajaran jiwa manusia
dengan resitasi pada pelajaran IPA 3. Cronbach berpendapat bahwa
materi sistem koordinasi merupakan belajar sebagai suatu aktivitas yang
cara yang cukup jitu untuk ditujukan oleh perubahan tingkah
membangun komunikasi antara siswa laku ditimbulkan atau diubah
dengan siswa, siswa dengan guru, dan melalui praktek atau latihan .
antara guru dengan siswa. Dengan 4. Drs. Slamet merumuskan belajar
komunikasi ini siswa dituntut untuk adalah suatu proses usaha yang
berbagi pengetahuan dengan orang dilakukan individu untuk
lain sehingga tentu saja sifat memperoleh suatu perubahan
individualis harus ditanggalkan. tingkah laku yang baru secara
Disamping itu dengan bekerja secara keseluruhan.
berkelompok maka keberanian siswa Akhirnya dapat disimpulkan
akan meningkat karena apa yang telah bahwa belajar adalah serangkain
didapatkan siswa merupakan sesuatu kegiatan jiwa dan raga untuk
yang didapatkan dengan mengerjakan memperoleh suatu perubahan tingkah
semua tugas yang diberikan guru baik laku sebagai hasil dari pengalaman
dikerjakan secara individu atau secara individu dalam interaksi dengan
bersama sehingga nilai kebenarannya lingkungannya yang menyangkut
menjadi lebih tinggi yang berdampak kognitif, afektif dan psikomotor.
pada kepercayaan diri untuk
berpendapat. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan latar belakang di Menurut Hutabarat, EP
atas, maka rumusan masalah dalam (1988:25) Hasil belajar adalah
penelitian ini adalah “Apakah kemampuan yang diperoleh anak
pembelajaran dengan metode resitasi melalui kegiatan belajar. Ada tiga
dapat meningkatkan prestasi belajar ranah (domain) hasil belajar yaitu
IPA materi sistem koordinasi pada kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil
siswa kelas IX.2 SMP Negeri 131 belajar merupakan keluaran (output)
Jakarta?”. dari suatu sistem pemrosesan masukan
(input) berbagai masukan yang berupa
TINJAUAN PUSTAKA informasi dan merupakan fungsi dari
Pengertian belajar masukan pribadi dan masukan yang
Masalah pengertian belajar ini, berasal dari lingkungan Menurut Nana
para ahli psikologi dan pendidikan Sudjana (1989:213) dalam bukunya
mengemukakan rumusan yang Penilaian Hasil Proses Belajar
berbeda sesuai dengan bidang Mengajar mendefinisikan, “Hasil
keahlian masing-masing, di bawah ini Belajar adalah kemampuan-
dikemukakan beberapa pengertian kemampuan yang dimiliki siswa
belajar, yaitu : setelah ia menerima pengalaman
1. Tolman (1932:14-16) menge- belajarnya.” R. Gagne mengemukakan
mukakan bahwa belajar itu bahwa hasil belajar harus didasarkan
memang sifat utama daripada pada pengamatan tingkah laku,
tingkah laku. melalui stimulus respon dan hasil
belajar bersyarat . Sebagai pertanda
bahwa seseorang telah melakukan

186
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No. 2 Juli 2014

proses belajar adalah terjadinya dapat berinteraksi secara harmonis.


perubahan perilaku tersebut misalnya Salah satu komponen dalam
dapat berupa; dan tidak tahu sama pembelajaran adalah pemanfaatan
sekali menjadi samar-samar dan berbagai macam strategi dan metode
kurang mengerti menjadi mengerti pembelajaran secara dinamis serta
dan tidak biasa menjadi terampil dan fleksibel sesuai dengan materi, peserta
anak pembangkang menjadi penurut, didik dan konteks pembelajaran,
dan pembohong menjadi jujur dan sehingga dituntut kemampuan guru
lain-lain. Dengan demikian dapat untuk dapat memilih model
disimpulkan bahwa hasil belajar pembelajaran serta media yang cocok
adalah suatu perubahan tingkah laku dengan materi atau bahan ajaran.
sebagai hasil dari proses pembelajaran Sedangkan penggunaan media dalam
diri sendiri dan pengaruh lingkungan, pembelajaran IPA sangat menunjang,
baik perubahan kognitif, afektif karena dengan menggunakan media
maupun psikomotor dalam diri siswa. pembelajaran peserta didik lebih
Menurut Slameto (2003:20) Faktor mudah memahami konsep IPA yang
yang mempengaruhi Hasil Belajar, abstrak.
yaitu: Kurikulum Berbasis Kompetensi
1. Faktor Internal untuk Sekolah Menengah Pertama
Fa kter internal meliputi menerapkan agar potensi peserta
faktor fisiologis dan faktor didik dapat dikembangkan secara
psikologis (Kecerdasan Intelegensi optimal dan di dalam proses belajar
siswa, motivasi, minat, sikap dan IPA peserta didik dituntut untuk
bakat) mampu : (a) melakukan kegiatan
2. Faktor Eksternal penelusuran pola dan hubungan; (b)
Faktor eksternal yang dapat mengembangkan kreatifitas dengan
mempengaruhi hasil belajar siswa imajinasi, intuisi dan penemuannya;
meliputi faktor lingkungan sosial (c) melakukan kegiatan pemecahan
(lingkungan sekolah, keluarga dan masalah.
masyarakat) dan lingkungaan non Dari kurikulum di atas dapat
social (lingkungan alamiah, dikatakan bahwa guru dalam
lingkungan instrumental, dan faktor melakukan pembelajaran IPA harus
materi pelajaran). bisa membuat situasi yang
menyenangkan, memberikan alternatif
Pembelajaran IPA penggunaan alat peraga atau media
Menurut Suyitno (2004 :1) pembelajaran yang bisa digunakan
pembelajaran adalah upaya untuk pada berbagai tempat dan keadaan,
menciptakan iklim dan pelayanan baik di sekolah maupun di rumah.
terhadap kemampuan, potensi, minat,
bakat dan kebutuhan peserta didik Sel Saraf
yang beragam agar terjadi interaksi Sistem saraf tersusun oleh
optimal antara guru dengan peserta komponen-komponen terkecil yaitu
didik serta antara peserta didik dengan sel-sel saraf atau neuron. Neuron
peserta didik. Agar tujuan pengajaran inilah yang berperan dalam
dapat tercapai, guru harus mampu menghantarkan impuls (rangsangan).
mengorganisir semua komponen Sebuah sel sarafterdiri tiga bagian
sedemikian rupa sehingga antara utama yaitu badan sel, dendrit dan
komponen yang satu dengan lainnya neurit (akson).

187
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 2 Juli 2014

1. Badan sel susunan saraf (otak dan sumsum


Badan sel saraf mengandung tulang belakang). b. Neuron motorik
inti sel dan sitoplasma. Di dalam adalah neuron yang membawa impuls
sitoplasma terdapat mitokondria dari pusat susunan saraf ke efektor
yang berfungsi sebagai penyedia (otot dan kelenjar). c. Neuron
energi untuk membawa konektor (asosiasi) adalah neuron
rangsangan. yang membawa impuls dari neuron
2. Dendrit sensorik ke neuron motorik.
Dendrit adalah serabut- Susunan Saraf Manusia Jutaan
serabut yang merupakan penjuluran sel-sel saraf bergabung membentuk
sitoplasma. Pada umumnya sebuah suatu sistem yang dinamakan sistem
neuron mempunyai banyak dendrit saraf.Sistem saraf manusia terdiri dari
dan ukuran dendrit pendek. Dendrit susunan saraf pusat dan
berfungsi membawa rangsangan ke susunan saraf tepi. Susunan sarafpusat
badan sel. terdiri atas otak dan sumsum tulang
3. Neurit (akson) belakang sedangkan susunan saraf tepi
Neurit atau akson adalah tersusun atas serabut-
serabut-serabut yang merupakan serabut saraf yang menuju ke
penjuluran sitoplasma yang susunan saraf pusat dan dari
panjang. Sebuah neuron memiliki susunan sarafpusat ke seluruh tubuh.
satu akson. Neurit berfungsi untuk Sistem Saraf Pusat Seluruh
membawa rang-sangan dari badan kegiatan tubuh manusia diatur oleh
sel ke sel saraf lain. Neurit pusat Susunan saraf yaitu otak dan
dibungkus oleh selubung lemak sumsum tulang belakang. Otak
yang disebut myelin yang terdiri terletak di rongga tengkorak dan
atas perluasan membran sel dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat
Schwann. Selubung ini berfungsi yang disebut meninges. Selaput paling
untuk isolator dan pemberi makan luar disebut duramater, paling dalam
sel saraf. Antara neuron satu adalah piamater dan yang tengah
dengan neuron satu dengan neuron disebut arachnoid. Di antara ketiga
berikutnya tidak bersambungan selaput tersebut terdapat cairan
secara langsung tetapi membentuk serebrospinal yang berfungsi untuk
celah yang sangat sempit. Celah mengurangi benturan atau goncangan.
antara ujung neurit suatu neuron Peradangan yang terjadi pada selaput
dengan dendrit neuron lain tersebut ini dinamakan meningitis.
dinamakan sinapsis Pada bagian Penyebabnya bisa karena infeksi
sinaps inilah suatu zat kimia yang virus. Otak manusia terbagi menjadi
disebut neurotransmiter (misalnya tiga bagian yaitu otak besar
asetilkolin) menyeberang untuk (cerebrum), otak kecil (cerebellum)
membawa impuls dari ujung neurit dan batang otak. Otak besar
suatu neuron ke dendrit neuron (cerebrum) Otak besar manusia
berikutnya. terletak di dalam tulang tengkorak.
Sel Saraf (Neuron) Otak besar memiliki permukaan yang
Berdasarkan bentuk dan fungsinya berlipat-lipat dan terbagi atas dua
neuron dibedakan menjadi tiga macam belahan. Belahan otak kiri melayani
yaitu: a. Neuron sensorik tubuh sebelah kanan dan belahan otak
adalah neuron yang membawa impuls kanan melayani tubuh sebelah kiri.
dari reseptor (indra) ke pusat Otak besar terdiri atas dua lapisan.

188
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No. 2 Juli 2014

Lapisan luar berwarna kelabu disebut myelin. Bagian ini untuk


korteks, berisi badan-badan sel saraf. menghantarkan impuls menuju otak
Lapisan dalam berwarna putih berisi dan dari otak menuju efektor. Bagian
serabut-serabut saraf. Otak besar yang berwarna kelabu mengandung
berfungsi sebagai pusat kegiatan- serabut saraf yang tidak ada
kegiatan yang disadari seperti myelinnya. Bagian ini dibedakan dua
berpikir, mengingat, berbicara, yaitu akar dorsal atau akar posterior
melihat, mendengar, dan dan akar ventral atau akar anterior.
bergerak. Otak kecil Akar dorsal mengandung neuron
(cerebellum).Otak kecil terletak di sensorik dan akar ventral mengandung
bawah otak besar bagian belakang. neuron motorik.Sumsum tulang
Susunan otak kecil seperti otak besar. belakang berfungsi untuk:
Terdiri atas belahan kanan dan kiri menghantarkan impuls dari dan ke
serta terbagi menjadi dua lapis. otak, memberi kemungkinan jalan
Lapisan luar berwarna kelabu dan terpendek gerak refleks.
bagian dalam berwarna putih. Belahan Susunan Saraf Tepi,
kanan dan kiri otak kecil dihubungkan Susunan saraf tepi tersusun atas
oleh jembatan Varol. Otak kecil serabut- serabut saraf dari dan ke
berfungsi untuk mengatur pusat susunan saraf.
keseimbangan tubuh dan Susunan saraf tepi berupa 12 pasang
mengkoordinasi kerja otot- otot ketika serabut saraf dari otak dan 31 pasang
kita bergerak. serabut sarafdari sumsum tulang
Sumsum lanjutan, sumsum belakang. a. Saraf otak (saraf cranial)
lanjutan membentuk bagian bawah Saraf otak terdapat pada bagian kepala
batang otak serta menghubungkan yang keluar dari otak dan melewati
pons Varoli dengan sumsum tulang lubang yang terdapat pada tulang
belakang. Sumsum tulang belakang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12
berfungsi sebagai: pusat pengendali pasang, berhubungan erat dengan otot
pernapasan,menyempitkan pembuluh mata, telinga, hidung, lidah dan kulit.
darah,mengatur denyut Kedua belas pasang urat saraf otak
jantung,mengatur suhu tubuh. tersebut secara ringkas tercantum
b. Sumsum tulang belakang (medulla dalam. b. Saraf sumsum tulang
spinalis) Sumsum tulang belakang belakang (saraf spinal)
terdapat memanjang di dalam rongga Sistem Saraf Tak Sadar
tulang belakang, mulai dari ruas-ruas (Saraf Autonom), sistem
tulang leher sampai ruas tulang saraf autonom merupakan bagian dari
pinggang ke dua. susu-nan saraf tepi yang bekerjanya
Sumsum tulang belakang, tidak dapat disadari dan bekerja secara
sumsum tulang belakang juga otomatis. Sistem saraf autonom
dibungkus oleh selaput meninges. Bila mengendalikan kegiatan organ-organ
diamati secara melintang, sumsum dalam seperti otot perut, pembuluh
tulang belakang bagian luar tampak darah, jantung dan alat-alat
berwarna putih (substansi alba) dan reproduksi.
bagian dalam yang berbentuk seperti Sistem Indra, Mata, sebagai
kupu-kupu, berwarna kelabu penerima rangsang cahaya
(substansi grissea). Pada bagian yang (fotoreseptor). Telinga, sebagai
berwarna putih banyak mengandung penerima rangsang getaran bunyi
akson (neurit) yang diselimuti (fonoreseptor) dan tempat beradanya

189
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 2 Juli 2014

indra keseimbangan membebankan siswa oleh karena itu


(statoreseptor).Hidung, sebagai diberikan dalam bentuk mingguan
penerima rangsang bau berupa gas atau bulanan. Kegiatan peserta
(kemoreseptor).Lidah, sebagai didik, memilih dan mendiskusikan
penerima rangsang zat yang terlarut tugas dengan guru.Menerima tugas
(kemoreseptor).Kulit, sebagai yang telah dibicarakan bersama guru.
penerima rangsang sentuhan Menyusun rencana penyelesaian tugas
(tangoreseptor) dan suhu(temperatur). Mencari sumber-sumber data
Mengolah data baik yang sifatnya
Pengertian Metode Resitasi tugas individu maupun tugas
Metode resitasi adalah suatu kelompok. Menyerahkan tugas yang
cara mengajar yang dicirikan dengan telah selesai dikerjakan
adanya kegiatan perencanaan antara Segi Kebaikan Metode Resitasi
murid dengan guru mengenai suatu (Pemberian Tugas), Baik sekali untuk
persoalan atau problem yang harus mengisi waktu luang dengan hal-hal
diselesaikan murid dalam jangka yang kondusif. Memupuk rasa
waktu tertentu yang disepakati tanggung jawab dalam segala tugas
bersama antara murid dengan guru. pelajaran, sebab dalam metode ini
Pemberian tugas itu pada anak- anak harus
hakekatnya adalah menyuruh murid mempertanggungjawabkan segala
melakukan suatu pekerjaan yang baik sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
dan berguna bagi dirinya, dalam Memberi kebiasaan anak untuk giat
memperdalam dan memperluas belajar. Memberikan tugas anak yang
pengetahuan atau peningkatan bersifat praktis, umpamanya membuat
pemahaman terhadap suatu materi laporan tentang kegiatan peribadatan
pelajaran yang seringkali memerlukan di daerah masing-masing, kegiatan
pendalaman yang lebih dari sekedar amaliyah sosial dan sebagainya.
penjelasan yang diberikan oleh Segi Kelemahan Metode
seorang pendidik. Resitasi ,Seringkali tugas di rumah itu
dikerjakan orang lain, sehingga anak
Langkah-langkah kegiatan metode tidak mengetahui tentang pekerjaan
resitasi itu, yang berarti tujuan pelajaran itu
Kegiatan guru dalam member- tidak dapat terpenuhi.Sulit untuk
kan tugas-tugas, guru memper- memberikan pekerjaan/tugas karena
timbangkan apakah tugas itu akan perbedaan individual anak dalam
dikerjakan secara individu maupun kemampuan dan minat belajar.
kelompok. Dalam memberikan tugas Seringkali anak-anak tidak
guru harus mempertimbangkan mengerjakan tugas dengan baik,
kemampuan dan kecerdasan cukup hanya menyalin pekerjaan dari
siswa.Tugas yang diberikan siswa temannya. Apabila tugas itu terlalu
hendaknya dapat dimengerti maksud banyak atau berat akan mengganggu
dan tujuannya oleh siswa.Selalu keseimbangan mental anak tersebut.
mengecek apakah siswa benar-benar Metode Resitasi Tepat
mengerti apa yang sedang atau telah Digunakan, Apabila guru
dikerjakan.Selalu melanyani mengharapkan agar siswa mengetahui
pertanyaan dari siswa jika belum jelas yang diterima anak itu lebih lengkap.
dan memperjelas tugas yang harus Untuk mengaktifkan anak-anak
diselesaikan.Tugas hendaknya tidak mempelajari sendiri, mengerjakan

190
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No. 2 Juli 2014

soal-soal sendiri dan mencoba sendiri Dari beberapa uraian dan


mempraktekkan pengetahuannya. penjelasan di atas, kiranya dapat
Metode ini merangsang anak untuk memberi gambaran dalam
lebih aktif dan rajin. melaksanakan atau menerapkan
Jenis-jenis Tugas, Untuk metode penugasan atau resitasi
mengetahui berbagai macam jenis Dengan demikian dapat disimpulkan
tugas yang akan disampaikan kepada bahwa tujuan tugas tersebut harus
peserta didik. jelas, disesuaikan dengan
Sudirman (1992: 142) menye- perkembangan anak, peserta didik
butkan bahwa jenis tugas yang dapat untuk diajak membahas masalah tugas
diberikan kepada siswa antara lain: yang akan dikerjakan dan penilaian
Tugas membuat rangkuman (report) harus obyektif.
beberapa halaman topik, bab atau
buku seperti : Merangkum beberapa Pengertian Motivasi
halaman atau topic, Merangkum suatu Kata "Motivasi" berasal dari
bab (Chepter Report), Merangkum bahasa Inggris yaitu motivation yang
suatu buku atau beberapa buku (Book artinya alasan atau dorongan. Secara
Report), Tugas membuat makalah, psikologi motivasi adalah pemberian
Tugas menjawab pertanyaan atau dorongan terhadap perangsangan dari
menyelesaikan soal-soal dalam maupun dari luar untuk
tertentu.Tugas mengadakan mencapai tujuan. Sedangkan dalam
wawancara atau observasi pendidikan motivasi dianggap sebagai
seni untuk merangsang perhatian
Syarat-syarat Penugasan, siswa yang belum mempunyai
Sebagaimana yang telah perhatian dan belum merasakan
disebutkan di atas, bahwa penerapan adanya rangsangan atau penyampuran
metode resitasi terdapat kelebihan dan yang sudah ada agar menjadi
kekurangan, karenanya bagi seorang perbuatan yang dikehendaki
pendidik lebih-lebih guru agama masyarakat.
hendaknya memperhatikan beberapa Motivasi dalam belajar
kaidah dan saran-saran atas mempunyai arti membangkitkan dan
pelaksanaan metode penugasan memberi arah pada dorongan-
tersebut, agar tujuan yang diinginkan dorongan yang menyebabkan individu
akan tercapai. Seperti apa yang telah melakukan perbuatan-perbuatan
disebutkan oleh B. Simanjuntak, dalam belajar. Jika dihubungkan
penerapan metode penugasan agar dengan dunia pendidikan motivasi
tercapai dengan baik hendaknya dapat diartikan sebagai suasana psikis
memenuhi syarat-syarat sebagai yang terdapat dalam diri pendidik dan
berikut: Tugas itu harus jelas dan yang dididik.
tegas,Suatu tugas disertai penjelasan-
penjelasan tentang kesulitan-kesulitan Fungsi Motivasi dalam Proses Belajar
yang akan dihadapi,Tugas itu harus Mengajar
berhubungan dengan yang telah anak Dalam proses belajar mengajar,
pelajari,Tugas itu hendaknya motivasi mempunyai peranan penting
didiskusikan dahulu oleh guru dan dan fungsi yaitu:
murid.Tugas itu hendaknya a. Meningkatkan atau menggugah
disesuaikan dengan kesanggupan. minat belajar
b. Meningkatkan semangat belajar.

191
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 2 Juli 2014

c. Meningkatkan perhatian siswa agar tinggi akan giat berusaha, tampak


senantiasa terikat pada kegiatan gigih tidak mau menyerah, giat
belajar. membaca buku dan mengerjakan
d. Menyediakan kondisi yang optimal tugas. Sebaliknya siswa yang
bagi proses belajar. motivasinya lemah tampak acuh tak
e. Membantupeserta didik agar dapat acuh, mudah putus asa, perhatian
dan mampu menemukan serta tidak tertuju pada pelajaran, suka
memilih jalan atau tingkah laku mengganggu kelas dan sering
yang mendukung pencapaian meninggalkan kelas sehingga
tujuan belajar maupun tujuan akibatnya banyak mengalami
jangka panjang. kesulitan belajar. Untuk mengetahui
adanya motivasi yang ada pada siswa
kita harus mengetahui hal-hal yang
Pengaruh Motivasi dalam Belajar berpengaruh terhadap motivasi dalam
Dalam perilaku belajar belajar siswa.Merinci hal-hal yang
terdapat motivasi belajar. Motivasi berpengaruh terhadap motivasi, ada 6
belajar tersebut ada yang intrinsik dan yaitu (Zuhairini,1983:82) : a)Cita-cita
ekstrinsik, belajar dilakukan oleh atau aspirasi siswa. b)Kemampuan
setiap orang baik anak-anak, orang siswa, c) Kondisi siswa.d) Kondisi
dewasa maupun orang tua dan lingkungan. e)Unsur-unsur dinamis
berlangsung seumur hidup. Dalam dalam belajar dan pembelajaran.
lembaga pendidikan, motivasi f)Upaya guru dalam membelajarkan
merupakan salah satu penyebab siswa.
keberhasilan anak didik dalam belajar
(Dimyati dan Mujiono, 1999:228) . Kerangka Berpikir
Proses belajar siswa dapat Jika minat siswa dapat
dipengaruhi oleh: dibangkitkan untuk kemudian seluruh
a. Faktor internal, meliputi: sikap perhatiannya dapat dipusatkan kepada
terhadap belajar, motivasi, bahan pelajaran yang diberikan oleh
kosentrasi, mengolah bahan ajar, guru, maka keadaan kelas menjadi
rasa percaya diri, kemampuan kodusif sebab siswa tidak mempunyai
berprestasi dan menggali hasil kesempatan melakukan hal-hal yang
belajar yang tersimpan. melanggar ketertiban kelas. Maka
b. Faktor eksternal, meliputi: guru, pelajaran dapat berlangsung dengan
sarana pembelajaran, kebijakan baik, mudah diterima dan dimengerti
sekolah, lingkungan sekolah dan oleh siswa yang selanjutnya disimpan
kurikulum. dan diingat yang pada waktunya
Dari uraian di atas bahwa mudah pula disimak untuk
motivasi merupakan penyebab ditimbulkan kembali.
keberhasilan peserta didik dalam Minat yang tinggi terhadap
belajar. Motivasi merupakan faktor suatu pelajaran memungkinkan siswa
batin yang berfungsi menimbulkan, memberikan perhatian terhadap mata
mendasari, mengarahkan perbuatan pelajaran itu, sehingga memperoleh
belajar. Motivasi dapat menentukan hasil belajar yang tinggi sebagai
baik tidaknya dalam mencapai tujuan akibat dari ketertarikan siswa terhadap
sehingga besarnya motivasi akan suatu mata pelajaran.
semakin besar pula kesuksesan Ada sebagian besar peserta
belajarnya. Seorang yang motivasinya didik cenderung tidak menyukai

192
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No. 2 Juli 2014

Pelajran IPA (Ilmu Pengetahuan Tindakan Kelas dalam dunia


Alam) karena merasa sulit memahami pendidikan merupakan strategi
terutama mehafal konsep, rumus, pemecahan masalah yang berfungsi
percobaan dan berhubungan dengan untuk mengambil tindakan yang tepat
kehidupan mahkluk hidup (manusia) dalam rangka memperbaiki
dengan alam. Maka untuk pembelajaran di kelas.
mengatasinya dengan menggunakan Penelitian ini mengunakan
model pembelajaran kooperatif tipe desain model Kemmis dan Taggart
jigsaw, sehingga siswa jadi lebih yang dibagi menjadi 2 (dua) siklus.
tertarik dan berminat untuk Setiap siklus terdiri dari perencanaan
mempelajari IPA. Dari uraian diatas (planning), pelaksanaan (acting),
diharapkan penggunaan model pengamatan (observing), dan refleksi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (reflecting), dilanjutkan dengan
dapat meningkatkan minat dan perencanaan kembali dan disusun
memberi pengaruh terhadap hasil sebuah modifikasi dalam bentuk
prestasi belajar siswa. rangkaian tindakan dan pengamatan
lagi, begitu seterusnya sehingga
METODE membentuk sebuah siklus. Menurut
Penelitian tindakan kelas ini Sanford seperti dikutip oleh Dewa
dilakukan di SMP Negeri 131 Jakarta Komang Tantra, penelitian tindakan
yang beralamatkan di Jalan Mohamad merupakan suatu kegiatan sikluistis
Kahfi I Kelurahan Cipedak yang bersifat menyeluruh, yang terdiri
Kecamatan Jagakarsa Kota dari analisis, penemuan fakta,
Administrasi Jakarta Selatan Telpon konseptualisasi, perencanaan,
021 7270218 Kode Pos 12630 untuk pelaksanaan, penemuan fakta
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan tambahan dan evaluasi.
Alam (IPA) kelas IX.2.Penelitian ini Dalam penelitian ini akan
dilaksanakan pada pertengahan dilaksanakan dalam dua siklus dan
semester ganjil tahun pembelajarn tiap siklus terdiri dari beberapa
2013/2014, yaitu dimulai bulan tahapan yaitu: (a) perencanaan, (b)
Agustus sampai dengan Oktober tindakan, (c) pengematan, (d) refleksi.
2013. Penentuan waktu penelitian Merencanakan persiapan mengajar
tindakan kelas mengacu pada kegiatan untuk melaksanakan kegiatan belajar
akademik sekolah dan kalender mengajar sesuai rencana seperti
pendidikan yang ada di SMP Negeri silabus, RPP, bahan ajar, Soal-soal
131 Jakarta, khususnya pada kelas diskusi dan lembar observasi untuk
IX.2.Subjek dalam penelitian ini pertemuan 2 (lampiran bahan ajar). 2.
adalah siswa kelas IX.2 SMP Negeri Pelaksanaan/tindakan (Action) Guru
131 Jakarta yang berjumlah 40 memulai menyampaikan materi sistem
orang siswa yang terdiri dari siswa kordinasi. Siswa ditugaskan
putri sebanyak 28 orang dan siswa menyimak penjelasan guru dan
putra sebanyak 12 orang. Metode menulis hasil pengamatannya. Peneliti
yang digunakan dalam penelitian ini melakukan observasi dan
adalah Penelitian Tindakan Kelas membimbing kegiatan kelompok.
(PTK) atau Classroom Action Setelah kegiatan kelompok selesai,
Research yang bertujuan untuk dilanjutkan dengan diskusi kelas yang
memperbaiki efektifitas dan efisiensi dipandu oleh guru untuk membahas
proses pembelajaran. Penelitian hal-hal yang tidak atau belum

193
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 2 Juli 2014

terselesaikan dalam kegiatan Refleksi (Reflecting)Guru melakukan


kelompok.Peneliti memberikan kuis evaluasi terhadap keberhasilan dan
untuk mengetahui penguasaan konsep pencapaian tujuan tindakan setelah
yang dipelajari secara individu dan mengumpulkan data. Guru
kelompok. 3. menganalisis hasil observasi
Pengamatan (Observing) Saat penelitian dengan melihat hasil data
dilaksanakan tindakan, observer observasi, apakah kegiatan pada tiap
mengamati kegiatan pembelajaran pertemuan sudah dapat
dengan menggunakan lembar meningkatkan hasil belajar siswa
observasi, yang meliputi keterampilan, dalam menyimak penjelasan dari guru.
komunikasi, kreatifitas, motivasi dan Kegagalan dalam mencapai tujuan
bekerja sama dalam diskusi kelompok. sementara dari hasil sementara yang
Kegiatan pembelajaran diamati oleh didapat dalam tahap observasi
observer guna menjaring konsepsi dikumpulkan dan dianalisis.
siswa tentang system koordinasi. Disamping data observasi, digunakan
Mengadakan monitoring oleh teman juga catatan dari peneliti sendiri
sejawat dan mengadakan refleksi. tentang apa yang dirasakan setelah
Hasil tes dikolaborasikan dengan hasil selesai melaksanakan kegiatan
pengamatan kemudian dicari pembelajaran.
kelemahan dan kelebihannya. 4.

Kisi-kisi instrumen Pengamatan


Dimensi Indikator
Aktifitas Guru Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran
Melaksanakan kegiatan Pembelajaran
 Kegiatan Awal
 Kegiatan Inti
 Kegiatan Pemantapan
Menggunakan metode yang tepat
Menggunakan alat Bantu dan sumber yang digunakan
Mengelola interaksi kelas
Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
Memperhatikan cerita guru
Aktif menggunakan pendapat terhadap masalah yang telah
dirumuskan (watak, tokoh, isi, dll)
Aktif dalam melaksanakan diskusi menyimak demo kit listrik
Aktifitas Siswa Bekerja sama dalam kelompok
Aktif menulis hasil dalam menyimak penjelasan guru pada
konseplistrik dinamis.
Melaporkan hasil diskusi dalam menyimak penjelasan guru pada
konseplistrik dinamis.
Merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi dalam menyimak
penjelasan guru pada konseplistrik dinamis.
Aktif bertanya
Aktif menjawab pertanyaan
Aktif mengerjakan evaluasi
Untuk pengecekan keabsahaan
Teknik Analisis Data data, peneliti mengumpulkan serta

194
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No. 2 Juli 2014

menyimpulkan data dengan hasil diberikan kepada siswa, dan adanya


pengamatan tiga pihak, yaitu siswa, keaktifan siswa secara langsung
guru, dan pengamatan keabsahaan terhadap pembelajaran.
data yang dikumpulkan pada setiap Hal itu tercermin pada sikap
siklus. Proses analisis data yang positif siswa terhadap kegiaan
dilaksanakan terdiri dari analisis data pembelajaran memahami dan
yang terkumpul dan analisis data menerapkan materi sistem koordinasi
selama di lapangan. Analisis dengan menggunakan metode resitasi
dilakukan dengan meng-umpulkan yaitu adanya sikap antusias terhadap
data, pengelompokan data dan pembelajaran, adanya motivasi dalam
mengubah data yang berupa kalimat- diri siswa terhadap pembelajaran
kalimat dan data tentang aktivitas- adanya sikap interkatif dan kreatif
aktivitas guru dan siswa menjadi siswa baik secara individu maupun
kalimat bermakna dan ilmiah. kelompok, 2) Melalui aspek evaluasi
Berdasarkan data yang tindakan pada penelitian dinilai
diperoleh dari aktivitas siswa pada berhasil apabila setiap siklus
setiap siklus, setelah dianalisis memperlihatkan peningkatan hasil
ternyata semakin sedikit peserta didik belajar pada konsep listrik dinamis
yang melakukan kegiatan yaitu mencapai target lebih dari atau
menyimpang saat mengikuti sama dengan 75% sesuai dengan
pembelajaran dan semakin banyak pencapaian indikator yang telah
siswa yang melakukan aktifitas dalam ditetapkan oleh sekolah. Tolak ukur
pembelajaran, maka aktifitas siswa keberhasilannya adalah 75% dari
meningkat. Sedangkan hasil belajar seluruh siswa memperoleh nilai diatas
dianalisis menggunakan penilaian atau sama dengan 75.
dengan target 75% dari seluruh siswa
memperoleh nilai diatas 75 ini berarti HASIL PENELITIAN
semakin sedikit siswa yang
memperoleh nilai lebih kecil dari 75, Hasil Penelitian Siklus I
maka hasil belajar semakin Siklus I dilaksanakan dalam
meningkat. Peneliti menghitung hasil 2 kali pertemuan yaitu pada hari;
belajar siswa dalam presentase. Senin, 2 September 2013 dan
Senin 9 September 2013. Setiap
Indikator Keberhasilan pertemuan berlangsung selama 2 x
Keberhasilan dari setiap 45 menit.
tindakan yang dilaksanakan dalam Pertemuan kesatu siklus I
kegiatan pembelajaran IPA materi pada hari Senin, 2 September 2013
system koordinasi pada siswa kelas penelitian tindakan kelas dilakukan
IX. 2 SMP Negeri 131 jakarta dengan selama 45 menit. Lima menit pertama
menggunakan metode resitasi dapat peneliti menyebarkan angket dan
dicapai dengan baik apabila : 1) siswa mengisi angket. dilanjutkan
Melalui proses tercapainya tujuan dengan pengelompokan siswa.
yang telah ditentukan, pelaksanaan Seluruh siswa dibagi menjadi 8
program sesuai dengan rencana yang kelompok, masing-masing kelompok
telah disusun, bentuk kegiatan sesuai ada yang terdiri dari 5 orang.
dengan apa yang telah dibuat, adanya Pengelompokan sudah dibuat guru
kesesuaian antara media yang berdasarkan kompetensi masing-
digunakan dengan materi yang

195
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 2 Juli 2014

masing siswa berdasarkan peringkat di Dari hasil observasi


kelas. selama pertemuan siklus I
Di awal kegiatan inti didapatkan data aktivitas siswa pada
pembelajaran, guru menyampaikan pembelajaran (Tabel 4) yang terdiri
materi dengan mengekplor semua dari mengajukan keaktifan 61,25 %,
pengetahuan siswa, pendapat siswa mengajukan pendapat 45.63 %,
dan pengalaman siswa yang sering bertanya 38.75%, dan menjawab
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. pertanyaan 30.63 %. Berdasarkan
Masing- masing kelompok data tersebut, ternyata pada siklus I
mendiskusikan materi tersebut. Dalam menunjukkan bahwa siswa cukup
kegiatan ini digunakan alat peraga aktif dan selalu memberikan respon
sederhana seperti alat-alat listrik positif dalam setiap pembelajaran
sederhana. Diharapkan masing-masing yang dikembangkan dalam
kelompok dapat mengenal sifat-sifat penelitian ini. Dalam bentuk
arus listrik dalam sebuah rangkaian diagram batang, data tersebut di atas
tersebut dan mendiskusikannya secara dapat disajikan sebagai berikut :
berkelompok.

Pertemuan kedua siklus I yaitu pertemuan kedua ini, guru menilai


pada hari Senin, 9 September 2013 hasil kerja kelompok dalam
dilakukan selama 2 x 45 menit. mendiskusikan materi. Adapun aspek
Kegiatan inti yang dilakukan adalah yang dinilai dari kegiatan kelompok
sama seperti yang dilakukan pada ini adalah:1) ketepatan mengamati, 2)
pertemuan kesatu, hanya materi kerapian alat, 3)Pemahaman tentang
bergeser membahas dan fungsi-fungsi alat, 4) kerjasama dalam
mendiskusikan bagaimana sifat-sifat kelompok. Adapun rekapitulasi nilai
arus listrik. Dalam kegiatan kelompok dari empat aspek disajikan
pembelajaran ini siswa mengeksplor pada tabel 5 di bawah ini: Tabel 5
materi dari pengalaman yang Nilai kelompok dalam kegiatan
diperolehnya dalam pembelajaran eksperimen dengan model
pada saat siswa melakukan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
eksperimen secara berkelompok,
kemudian masing-masing kelompok Keterangan : Baik = 3 ; Sedang =
mendiskusikannya. Dalam kegiatan 2;kurang =1
Aspek yang dinilai (skor maks 3)
Kelompok Ketepatan Kerapihan Pemahaman Kerjasama Skor Total
Mengamati Alat Alat (maks 12)
1 2 2 2 2 8
2 3 3 3 3 12
3 3 3 3 2 11
4 3 3 3 2 11
5 2 2 2 3 9
6 3 3 2 3 11
7 3 3 3 2 11

196
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No. 2 Juli 2014

8 2 2 3 3 10
disajikan diagram batang yang akan
menunjukkan kelompok mana yang
Dari tabel di atas, pemahaman tertinggi skornya dan kelompok mana
tentang alat sederhana dari masing- yang terendah skornya.
masing kelompok masih kurang. Oleh Hasil belajar yang dicapai siswa
karena itu setelah proses penilaian setelah siklus ini berakhir
masing-masing kelompok, guru memperlihatkan perolehan nilai yang
menjelaskan kembali secara konsep lebih baik jika dibandingkan dengan
tentang jenis arus listrik, rangkaian kondisi awal sebelum penelitian
tertutup dan terbuka tersebut. Dari dilakukan yaitu nilai ulangan Pra
empat aspek yang dinilai, kelompok 2 Siklus pada siswa kelas IX.2. Rata-
merupakan kelompok terbaik dan rata nilai yang diperoleh adalah 67.60
kelompok 1dan 5 adalah kelompok dengan nilai maksimum 86.38 dan
yang memiliki skor terendah. Guru nilai minimum 56.00. Meski secara
memberikan reward terhadap klasikal belum mencapai tarap
kelompok 3, sedangkan bagi “ketuntasan”, jumlah siswa yang
kelompok 1 dan 8 guru memberikan sudah mencapai taraf itu sebanyak 28
bimbingan kembali serta tetap dari 40 siswa atau ketuntasan belajar
memotivasi kelompok tersebut agar pada siklus ini sebesar 70%.
lebih meningkatkan semangatnya,
pemahamannya dalam belajar.
Untuk menggambarkan hasil
belajar tiap kelompok, di bawah ini
Tabel
Nilai rata-rata dan Ketuntasan Belajar pada Siklus I
Ketuntasan
No Nilai Rata-rata Daya Serap KKM
(Prosentase)
1. 67.60 70% 70,70 70%
melakukan remedial untuk kompetensi
Dari tabel nilai rata-rata IPA dasar yang belum tuntas. Data di atas
pada siklus ke-satu ini adalah 67.70 dapat disajikan dalam bentuk diagram
dengan ketuntasan belajarnya 70 %. batang sebagai berikut:
Hal ini terjadi masih terdapat beberapa
siswa yang belum tuntas dan harus

Gambar Diagram batang tentang hasil belajar dalam Siklus I

Hasil Penelitian Siklus II

71
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 2 Juli 2014

Siklus II dilaksanakan dalam 2 Masing-masing kelompok


kali pertemuan yaitu hari Senin, 16 mendiskusi-kan materi tersebut.
September 2013 dan Senin, 23 Dalam kegiatan ini setiap kelompok
Oktober 2013. Setiap pertemuan ditugaskan mendiskusikannya secara
berlangsung selama 2 x 45 menit. berkelompok.
Pertemuan kesatu siklus II pada hari Dari hasil observasi selama
Senin, 16 September 2013 penelitian pertemuan satu siklus II didapatkan
tindakan kelas dilakukan selama data aktivitas siswa pada
2x45menit. Lima menit pertama guru pembelajaran (Tabel 7) yang terdiri
mengevaluasi bersama-sama dengan dari keaktifan 81 %, mengajukan
siswa mengenai hasil tes siklus kesatu. pendapat 71,88 %, bertanya 72,50 %
Guru memotivasi beberapa siswa yang dan menjawab pertanyaan 62,50 %.
belum memperoleh nilai yang bagus. Berdasarkan data tersebut,
Sedangkan terhadap siswa yang ternyata pada siklus II menunjukkan
memperoleh nilai bagus, guru bahwa siswa aktif dan selalu
memberikan reward dalam bentuk memberikan respon positif dalam
pujian atas prestasi yang sudah setiap pembelajaran yang
diperolehnya. Bagi siswa yang kurang dikembangkan dalam penelitian ini.
nilainya dianjurkan untuk mengulang Dilihat dari ketetapatan meng-
kembali materi yang belum dikuasai umpulkan tugas pekerjaan rumah
di rumah. diberikan oleh guru menunjukkan
Di awal kegiatan inti bahwa minat, motivasi belajar dan
pembelajaran pada pertemuan kesatu keinginan untuk belajar siswa sangat
ini sama dengan kegiatan pada siklus tinggi. Ketepatan mengumpulkan
I, guru menyampaikan materi dengan tugas ditentukan melalui ketepatan
mengekplor semua pengetahuan waktu, yaitu pada saat masuk kelas
siswa, pendapat siswa dan sebelum pembelajaran dimulai tugas
pengalaman siswa yang sering harus sudah dikumpulkan.
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam bentuk diagram batang, data tersebut di atas dapat disajikan sebagai
berikut :

Gambar Diagram batang hasil pengamatan aktivitas


siswa pada pembelajaran siklus II pertemuan 1

sama seperti yang dilakukan pada


Pertemuan kedua siklus II yaitu pada pertemuan kesatu, hanya materi
hari Senin, 23 September 2013 bergeser membahas dan mengenal
dilakukan selama 2 x 45 menit. macam-macam rangkaian listrik
Kegiatan inti yang dilakukan adalah beserta sifat-sifatnya. Dalam kegiatan

198
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No. 2 Juli 2014

pembelajaran ini siswa mengeksplor pertemuan kedua ini, guru menilai


materi dari pengalaman yang hasil kerja kelompok dalam merakit
diperolehnya dalam pembelajaran pada rangkaian sederhana. Adapun
saat siswa melakukan eksperimen rekapitulasi nilai kelompok dari empat
secara berkelompok, kemudian aspek disajikan pada tabel 8 di bawah
masing-masing kelompok ini.
mendiskusikannya. Dalam kegiatan

Tabel Nilai kelompok kegiatan eksperimen,model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw


Aspek yang dinilai (skor maks 3)
Kelompok Ketepatan Kerapihan Pemahaman Kerjasama Skor
Mengamati Alat Alat Total
(maks 12)
1 3 2 3 3 11
2 3 3 3 2 12
3 3 3 3 3 11
4 3 3 3 2 11
5 3 3 2 3 11
6 3 2 3 3 11
7 3 3 3 3 12
8 3 3 3 3 12

Keterangan : Baik = 3 ; Sedang = 2;kurang =1

Dari tabel di atas, ketepatan guru memberikan bimbingan kembali


dalam mengamati, kerapihan alat, serta tetap memotivasi kelompok
pemahaman tentang alat sederhana tersebut agar lebih meningkatkan
dari masing-masing kelompok dan semangatnya, pemahamannya dalam
kerjasama sudah baik. Masih ada belajar. Hasil belajar yang dicapai
bebrapa kelompok yang kekompakan siswa setelah siklus ini berakhir
kerjasamanya belum maksimal. Hal memperlihatkan perolehan nilai yang
ini terjadi karena kondisi siswa secara lebih baik jika dibandingkan dengan
soial sangat heterogen dan sangat kondisi awal sebelum penelitian
berpengaruh pada kondisi sosial dilakukan yaitu pra siklus. Rata-rata
mereka di kelasnya. Oleh karena itu nilai yang diperoleh adalah 79.17
setelah proses penilaian masing- dengan nilai maksimum 88.38 dan
masing kelompok, guru menjelaskan nilai minimum 70.70. Jumlah siswa
kembali secara konsep tentang yang sudah mencapai taraf ketuntasan
rangkaian listrik tersebut. Guru itu sebanyak 40 dari 40 siswa atau
memberikan reward terhadap ketuntasan belajar pada siklus ini
kelompok – kelompok yang mampu sebesar 100%.
meraih skor maksimal., sedangkan
bagi kelompok yang belum berhasil

Tabel Nilai rata-rata dan Ketuntasan Belajar pada Siklus II


No Nilai Rata-rata Daya Serap KKM Ketuntasan
(Prosentase)
1. 79.17 100% 70.70 100%

Dari tabel, nilai rata-rata IPA


pada siklus ke-dua ini adalah 79.17

199
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No. 2 Juli 2014

dengan ketuntasan belajarnya 100 dalam bentuk diagram batang sebagai


prosen. Data di atas dapat disajikan berikut:

Gambar Diagram batang tentang hasil belajar dalam Siklus II


pembelajaran yang bervariasi
PEMBAHASAN (diskusi, presentasi, dan latihan),
Analisis terhadap masing- dimana banyak siswa yang masih
masing aktivitas siswa dalam terlihat ragu-ragu untuk
pembelajaran Siklus I menunjukkan melaksanakan diskusi dan
aktivitas bertanya, menjawab mempresentasikan hasilnya.
pertanyaan, dan aktif memberikan Pada Siklus II, kondisi tersebut
pendapat belum menunjukkan hasil tampak mengalami perbaikan,
yang memuaskan, karena masih mengalami peningkatan yang cukup
dibawah 60% siswa dari 2 kali memuaskan jika dibandingkan dengan
pertemuan pembelajaran di kelas. kondisinya pada Siklus I seperti
Hal ini antara lain disebabkan siswa terlihat pada tabel berikut:
masih terlihat canggung dalam
Tabel Rekapitulasi aktivitas belajar siswa siklus I dan siklus II.

Siklus I Siklus II
No Komponen yang diamati Jml Jml Prosentase
Prosentase
Skor Skor
1 Keaktivan 98 61.25 % 130 81.25 %
2 Berpendapat 73 45.63 % 115 71.88 %
3 Bertanya 62 38.75 % 116 72.50 %
4 Menjawab 49 30.63 % 100 62.50 %
sudah mulai memahami materi yang
Dari tabel di atas, semua diekplor sendiri dari pengalamannya
komponen keaktivan, berpendapat, dalam pembelajaran. Rasa percaya
bertanya kepada guru dan menjawab dalam mengemukakan pendapat di
pertanyaan guru, mengalami kenaikan. tempat umum masih kurang, hal ini
Dari perbandingan data siklus I memerlukan latihan dan kebiasaan.
dengan siklus II yang mengalami Data tersebut dapat dilukiskan dalam
kenaikan cukup besar adalah berani bentuk diagram batang di bawah ini:
bertanya pada guru. Artinya siswa

71
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. I No. 2 Juli 2014

Gambar Perbandingan aktivitas siswa dalam


pembelajaran di kelas pada siklus Idan siklusII.

kurang tepat, tidak di vonis


Dalam menangani siswa yang disalahkan. Adapun hasil belajar yang
belum terbiasa dalam mengemukakan diperoleh siswa selama siklus I dan
pendapatnya, guru memotivasi dengan siklus II dapat di buat rekapitulasi
mencoba memberikan kesempatan perbandingannya sebagai berikut
siswa tersebut untuk tampil dan
memberikan reward, Jika pendapatnya
Tabel Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada siklus I dan siklus II
Siklus
No Kriteria
Siklus I Siklus II
1 Rata-rata nilai 67.70 79.17
2 Ketuntasan (%) 70 % 100%
3 KKM 70.70 70.70
berhasil. Siswa sudah terbiasa dan
Dari tabel rata-rata nilai siswa mulai mendapat kecocokan dalam
pada siklus I ke diklus II mengalami berkelompok. Dengan dibantu alat
kenaikan 11.4 point yaitu dari 67.70 peraga sederhana sangat membantu
pada siklus I dan 79.17 pada siklus II. pemahaman materi dibandingkan
Kenaikan nilai siswa sangat dengan teori saja. Data di atas akan
dipengaruhi oleh penguasaan lebih kelihatan kenaikan dengan
materi.dan penguasaan materi akan grafik diagram batang di bawah ini:
terjadi jika pembelajaran di kelas

Gambar Perbandingan hasil belajar siklus I dan siklus II


dapat menciptakan suasana belajar
Model pembelajaran yang bergairah dan memotivasi siswa
Kooperatif tipe Jigsaw ini ternyata serta memancing kreativitas siswa

201
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 2 Juli 2014

dalam belajar. Selain kelebihan model sendiri pengetahuan, menemukan


pembelajaran ini tidak juga lepas dari langkah-langkah dalam menganalisis
beberapa point kelemahan seperti percobaan listrik dinamis dalam suatu
dalam pengaturan kelompok di kelas, rangkaian serta penerapannya dalam
guru harus lebih teliti dan memahami kehidupan sehari-hari.
betul kondisi sosiometri siswa di Kelima: dengan model pembelajaran
kelas. Selain mengetahui sosiometri Kooperatif tipe Jigsaw, peserta didik
siswa juga guru harus lebih banyak dengan aktivitas aktif dan
ide dan kreativitasnya dalam menyenangkan.
mengoptimalkan alat
peraga.Penggunaan model dalam DAFTAR PUSTAKA
bentuk alat peraga sangat membantu
siswa dan sebagai daya tarik bagi Badrujaman, Aip dan Dede Rahmat
siswa dalam belajar. Rasa ingin tahu Hidayat. 2010. Penelitian
siswa akan termotivasi dengan melihat Tindakan Kelas untuk Guru
mencoba serta menganalisis dari hasil Mata Pelajaran dan Guru
temuannya dalam praktek. Kelas. Jakarta: CV. Tran Info
Media.
SIMPULAN Basleman, Anisah dan Syamsu
Pertama: penerapan Mappa. 2011. Teori Belajar
pembelajaran dengan menggunakan Orang Dewasa. Bandung: PT.
model pembelajaran Kooperatif tipe Remaja Rosda Karya.
Jigsaw dapat meningkatkan prestasi Budi Purwanto dan Arianto Nugroho,
belajar. 2007. Ilmu Alam dan
Kedua: pemahaman peserta Sekitarnya, Tiga Serangkai,
didik terhadap konsep IPA pada Solo.
kompetensi dasar menganalisis Etsa Indra Irawan dan Sunardi, 2008,
percobaan listrik dinamis dalam suatu IPA-Fisika Bilingual, Irama
rangkaian serta penerapannya dalam Widya, Bandung.
kehidupan sehari-hari dapat Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar
meningkatkan hasil belajar. Hal ini Mengajar. Jakarta: Quantum
dapat ditunjukkan dengan Teaching.
meningkatnya nilai rata rata kelas dari Slamento, 2010. Belajar dan Faktor-
67.60 menjadi 79.17 atau naik sebesar faktor yang Mempengaruhi
11.47 poin. Belajar. Jakarta: PT. Rineka
Ketiga: peningkatan aktivitas Cipta.
peserta didik dalam keaktifan 61.25 % Suharjono. 2011. Cooperative Lerning
siklus 1 menjadi 81,25% pada siklus Teori dan Aplikasi Paikem.
2, berpendapat 45.63 % siklus 1 Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
menjadi 71.88 % pada siklus 2, Trianto, 2009. Mendesain Model
bertanya 38.75 % siklus 1 menjadi Pembelajaran Inovatif,
72.50 % pada siklus 2 dan menjawab Progresif, Jakarta: Kencana
30.63 siklus 1 menjadi 62.50 pada Prenada Media Group.
siklus 2. Zumihar, 2005. Dunia Fisika 3. Esis,
Keempat: melalui model Jakarta.
pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw,
peserta didik dapat membangun

202

Anda mungkin juga menyukai