Anda di halaman 1dari 5

A.

Hakikat Bahasa
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan
sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan
dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan. Fungsi utama
bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Chaer, 2006).

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan sesama manusia dalam berinteraksi
melalui pertukaran simbol-simbol linguistik baik verbal maupun nonverbal. Bahasa sebagai
media komunikasi agar lebih mudah dipahami oleh pihak lain karena dapat mentransmisikan
informasi dengan menggunakan simbol-simbol bahasa (Amri, 2015).

Bahasa adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang sekaligus bersifat
sistematis dan bersifat sistemis. Bahasa itu bukan merupakan satu sistem tunggal melainkan
dibangun oleh sejumlah subsistem (subsistem fonologi, Sintaksis, dan leksikon). Sistem bahasa
ini merupakan sistem lambang, sama dengan sistem lambang lalu lintas, atau sistem lambang
lainnya. Hanya, sistem lambang bahasaini berupa bunyi, bukan gambar atau tanda lain, dan
bunyi itu adalah bunyi bahasa yang dilahirkan alat ucap manusia (Chaer, 2009).

1. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan
sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan
dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.
Chaer dan Agustina (1995:14) fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. aHal
ini sejalan dengan Soeparno (1993:5) yang menyatakan bahwa fungsi umum bahasa adalah
sebagai alat komunikasi sosial. Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai tingkah laku sosial
(sosial behavior) yang dipakai dalam komunikasi sosial.
Suwarna (2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan
manusia, baik secara individu maupun kolektif sosial. Kridalaksana (dalam Aminuddin, 1985:
28-29) mengartikan bahasa sebagai suatu sistem lambang arbitrer yang menggunakan suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Effendi (1995:15) berpendapat bahwa pengalaman sehari-hari menunjukan bahwa ragam
lisan lebih banyak daripada ragam tulis. Lebih lanjut Effendi (1995:78) menyampaikan bahwa
ragam lisan berbeda dengan ragam tulis karena peserta percakapan mengucapkan tuturan dengan
tekanan, nada, irama, jeda, atau lagu tertentu untuk memperjelas makna dan maksud tuturan.
Selain itu kalimat yang digunakan oleh peserta percakapan tidak selalu merupakan kalimat
lengkap.
Jeans Aitchison (2008 : 21) “Language is patterned system of arbitrary sound signals,
characterized by structure dependence, creativity, displacement, duality, and cultural
transmission”, bahasa adalah sistem yang terbentuk dari isyarat suara yang telah disepakati, yang
ditandai dengan struktur yang saling tergantung, kreatifitas, penempatan, dualitas dan
penyebaran budaya.

2. Fuungsi bahasa
Menurut Gorys Keraf (1997: 3-6) fungsi bahasa bagi setiap orang ada empat, tapi menurut
Lamuddin (2003: 2) fungsi bahasa itu ada lima yang selama ini kurang disadari oleh
sebagian anggota masyarakat, yaitu:

1. Sebagai alat atau media komunikasi


Ini merupakan fungsi esensial dari bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, orang lebih
sering memakai bahasa untuk berkomunikasi dengan teman bicaranya. Dengan
menggunakan bahasa alat komunikasi, orang dapat saling tukar ide atau informasi.
Namun, agar ide atau informasi dapat dipahami ada indikator kemampuan berbahasa
Indonesia yang perlu dimiliki, yaitu:

Kemampuan organisasional yang terdiri dari:


a. Kemampuan gramatikal (kosakata, dialek/ragam, morfologi, sintaksis, fonologi).
b. Kemampuan tekstual (retorika dan kohesi).

Kemampuan pragmatik yang terdiri dari:


a. Kemampuan ilokusionari (fungsi ideasional, fungsi manipulatif, fungsi heuristik, fungsi
imajinatif).
b. Kemampuan sosiolinguistik (kepekaan pada ragam, kepekaan pada kewajaran dan kiasan).

2. Sebagai alat untuk ekpresi diri


Fungsi ini merupakan fungsi paling dasar dari bahasa. Hal ini disebabkan manusia
sewaktu kecil mempergunakan bahasa untuk mengekspresikan diri. Sebagai contoh, bayi
akan mengekspresikan kehendaknya dengan menangis, demikian pula jika lapar atau
haus. Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi diri, manusia menggunakan
bahasa hanya untuk kepentingannya sendiri.
3. Sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Suku-suku yang berbeda dapat menjalin persatuan melalui bahasa dan inilah yang
merupakan integrasi dari bahasa. Selain itu, bahasa sekaligus berfungsi sebagai alat
adaptasi diri. Misalnya, pada saat seseorang beradaptasi dengan lingkungan sosial
tertentu, dia akan memilih bahasa yang akan digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi.
4. Sebagai alat kontrol sosial
Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang
lain. Bahasa yang dipergunakan dengan sepatutnya dan wibawa dapat mempengaruhi
bahkan mengendalikan kelompok sosial tertentu.

5. Sebagai alat untuk berpikir


Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep.
Semua kegiatan yang berlangsung melalui proses berpikir pasti disertai alatnya yang
tidak lain adalah bahasa. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
kemampuan berbahasa seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan berpikirnya.
4. Sebagai alat kontrol sosial
Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang
lain. Bahasa yang dipergunakan dengan sepatutnya dan wibawa dapat mempengaruhi
bahkan mengendalikan kelompok sosial tertentu.

5. Sebagai alat untuk berpikir


Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep.
Semua kegiatan yang berlangsung melalui proses berpikir pasti disertai alatnya yang
tidak lain adalah bahasa. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
kemampuan berbahasa seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan berpikirnya.
4. Sebagai alat kontrol sosial
Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang
lain. Bahasa yang dipergunakan dengan sepatutnya dan wibawa dapat mempengaruhi
bahkan mengendalikan kelompok sosial tertentu.

5. Sebagai alat untuk berpikir


Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep.
Semua kegiatan yang berlangsung melalui proses berpikir pasti disertai alatnya yang
tidak lain adalah bahasa. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
kemampuan berbahasa seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan berpikirnya.
3. Ragam Bahasa
Menurut Bachman (1990), “ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”
Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa
Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku.
Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan
bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak
dituntut menggunakan bahasa baku.”

Menurut Fishman ed (1968), suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum,
tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat
menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu
diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang
pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.

Jenis – Jenis Ragam Bahasa :


1. Ragam bahasa berdasarkan Media.
2. Ragam bahasa berdasarkan Penutur.
3. Ragam bahasa berdasarkan Situasi.
4. Ragam bahasa berdasarkan Bidang.

1. Ragam bahasa berdasarkan Media

a. Ragam bahasa Media (Lisan)


Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi
pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian
ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam
struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi
pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara
lisan.

Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara
lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak
bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa
yang dilihat dari ciri- cirinya tidak menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan
dengan tulisan, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam
itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:

Ciri-ciri ragam lisan:


– Memerlukan orang kedua/teman bicara.
– Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
– Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
– Berlangsung cepat
Contohnya : “Sudah saya baca buku itu”.
b. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang
oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh
karrena itu, enggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan
kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan
unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.

Ciri-ciri ragam tulis:


– Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
– Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
– Harus memperhatikan unsur gramatikal;
– Berlangsung lambat;
– Selalu memakai alat bantu;
– Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
– Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contohnya : “Saya sudah membaca buku itu”.

Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ) :

Tata Bahasa :
a. Ragam Bahasa lisan
1. Nia sedang baca surat kabar.
2. Ari mau nulis surat.
3. Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
b. Ragam bahasa tulisan.
1. Nia sedang membaca surat kabar.
2. Ari mau menulis surat.
3. Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

Kosa kata :
a. Ragam bahasa lisan
1. Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2. Kita harus bikin karya tulis.
3. Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b. Ragam bahasa tulisan
1. Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2. Kita harus membuat karya tulis.
3. Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.

Anda mungkin juga menyukai