Pendahuluan
Indonesia. Mulai dari rezim Soekarno sampai presiden di era ini yakni Presiden
pertama.
taraf kesejahteraan sosial perlu terus diupayakan mengingat sebagian besar rakyat
Kemajuan pembangunan ekonomi tidak akan ada artinya jika kelompok rentan
penyandang masalah sosial di atas, tidak dapat terlayani dengan baik. Bahkan
muncul anggapan jika para penyandang masalah sosial tidak terlayani dengan
baik, maka bagi mereka kemerdekaan adalah sekedar lepas dari penjajahan.
1
Untuk itu pembangunan bidang kesejahteraan sosial terus dikembangkan
Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan Nancy Birdsal (1993) yang
Tidak ada yang utama diantara keduanya. Pembangunan ekonomi jelas sangat
yang sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar, tetap tidak akan mampu
kesejahteraan sosial.”
kawasan ini masih menyandang kemiskinan. Sementara bagi negara maju, mereka
Pada akhirnya kemiskinan menjadi urusan semua bangsa dan menjadi musuh
siapapun.
2
B. Komitmen Global
oleh Kofi Anand yang pada waktu itu masih memimpin PBB dalam kesempatan
sebuah sidang umum. Laporannya yang berjudul untuk kebebasan yang lebih
Poverty.
TPM/MDGs telah disepakati oleh para pemimpin dunia dalam KTT (Konferensi
kemiskinan dan kelaparan; (2) Mencapai pendidikan dasar secara universal; (3)
Dari kedelapan butir TPM atau MDGs ini, isu kemiskinan menempati butir
3
pada tahun 2015. Untuk mengurangi setengah dari penduduk dunia yang
berpenghasilan kurang dari 1 US$ sehari dan mengalami kelaparan. Hal ini
yang lain.
dasar dari MDGs sudah menjadi amanat konstitusi negara (Pembukaan UUD
kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar bagi semua, sesuai dengan
dan anak, memerangi penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya, sesuai
sosial.
sosial (sila kelima Pancasila) dan secara eksplisit konstitusinya (pasal 27 dan 34
4
kesejahteraan sosial adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa. Prinsip
keadilan sosial di Indonesia terletak pada usaha secara bersama seluruh komponen
bangsa dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Sehingga tidak ada yang paling
bersama. Adalah keliru jika meletakkan tanggung jawab itu hanya pada pundak
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, baik material maupun spiritual yang
sehat, yang menjunjung tinggi martabat dan hak-hak azasi serta kewajiban
manusia sesuai dengan Pancasila, hanya dapat dicapai apabila masyarakat dan
bersama oleh seluruh masyarakat dan pemerintah atas dasar kekeluargaan. Usaha-
5
usaha kesejahteraan sosial perlu dilakukan di dalam rangka dan sebagai bagian
ini mengandung maksud bahwa kesejahteraan sosial harus dimiliki oleh setiap
II tentang Tugas dan Usaha Pemerintah pada pasal 3 ayat 1, huruf a, b, dan c.
6
b. Memupuk, memelihara, membimbing dan meningkatkan
Undang-undang ini mengatur, bahwa ada beberapa usaha yang bisa dan dapat
7
Namun harus diingat bahwa usaha-usaha menuju kesejahteraan ini bukan
mencapai kesejahteraan.
Hal ini ditegaskan dalam BAB III, tentang peranan dan usaha masyarakat,
berikut:
Pasal 8
Pasal 9
Pancasila.
8
Sehubungan peraturan-peraturan lama sudah dirasakan tidak sesuai lagi
dengan keadaan dewasa ini, maka dianggap perlu mengadakan peraturan baru
tentang pengumpulan uang atau barang. Terkadang kita menaruh iba dan
tepat sasaran.
Pada pasal 1 yang diartikan dengan pengumpulan uang atau barang dalam
undang-undang ini ialah setiap usaha mendapatkan uang atau barang untuk
Dari pasal tersebut terbuka luas bagi warga masyarakat, khusus insan
9
Ketentuan ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah RI No. 29 tahun
1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Uang dan Barang, pada Bab III, Tata
Pasal 7 1) Menteri Sosial, meliputi seluruh wilayah RI, lebih dari satu
wilayah propinsi, atau satu wilayah propinsi, tetapi pemohon berkedudukan di
propinsi lain.
Pasal 7 (2) Gubernur/KDH tk.I, meliputi seluruh wilayah propinsi, dan lebih
dari satu wilayah kabupaten/kota dari propinsi ybs.
perhatian kita, untuk terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
(2) Pengumpulan uang atau barang yang diwajibkan oleh hukum agama, hukum
adat dan adat-sitiadat, atau yang diselenggarakan dalam, lingkungan terbatas,
tidak memerlukan izin tersebut ditas.
Sebelum itu, pada pasal 4 (1) diatur pula tentang pengumpulan sumbangan dapat
penempatan kotak amal ditempat umum, pengiriman pos wesel untuk meminta
10
3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997
filosofis dan konstitusional bertumpu pada falsafah Pancasila dan UUD 1945
pada pasal 27 ayat 2 bahwa “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
kecacatan itu dan meningkatkan daya mampu serta kekuatan pada penyandang
cacat, untuk tegak bediri sendiri melaksanakan fungsi dan tugas sebagai
anggota masyarakat.
mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup layak dan sejajar
11
menghargai kemampuan dan keberadaan penyandang cacat, fasilitas umum
penyandang cacat.
"Sejauh ini belum ada secara signifikan penyandang cacat yang dipekerjakan
enggan menerima penyandang cacat sebagai PNS. Masalah seperti ini yang
sanksi jika tidak ditaati. Undang undang yang sudah ada tidak mencantumkan
di atur dalam pasal 1 (1), bahwa penyandang cacat adalah setiap orang yang
12
merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara
kesejahteraan dariu segala aspeknya (pasal 1 ayat 3). Artinya apa ? Bahwa
Sebagai realisasi ketentuan pasal 1 ayat 5 dan 6 yaitu penyandang cacat akan
demikian melalui rehabilitasi dan bantuan sosial, penyandang cacat akan lebih
mampu memiliki harga diri, lebih percaya diri untuk bangkit dan bersama
ini, artinya bahwa kesempatan penyandang cacat terbuka luas untuk dapat
13
Sungguh ancaman yang patut dihargai, Namun sayangnya implementasi UU
para penyandang cacat minimal satu persen dari total tenaga kerja di sebuah
preusan. Sejauh ini sangat jarang ada penyandang cacat yang dipekerjakan di
yaitu Undang-undang No. 1 tahun 1999 salah satu pasalnya berisi ‘’setiap
dan fakta baru beberapa sektor industri saja yang memberlakukan undang-
14
Masalah seperti ini yang perlu mendapat perhatian. "Kewajiban pengusaha
tidak ditaati. Undang undang yang sudah ada tidak mencantumkan sanksi itu,
mengangkat harkat dan martabat para lanjut usia adalah peluncuran uji coba
program jaminan sosial lanjut usia (JSLU), dimana pada tahun ini telah
Undang Dasar 1945, Undang Undang No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia, Undang Undang No. 39 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 40
tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, serta Kepmen Sosial RI
usia).
1965 tentang Pemberian Bantuan Orang Jompo, yang saat ini dirasakan sudah
15
tidak memadai lagi, karena kurang menempatkan mereka dalam
pembangunan.
Salah satu yang penting dari tujuan UU No. 13 Tahun 1998 adalah
diperdayakan, agar mereka tetap bias dan mampu melakukan fungsi sosialnya
dan berperan aktif secara wajar (pasal 10). Hal ini bisa dimaknai, bahwa lansia
bukan lagi sebagai orang yang tak berguna, melainkan mereka diharapkan bias
dilakukan, sebagaimana diatur dalam pasal 19 (1,2, dan 3). Hakekat upaya
6/HUK/1998)
16
keterlantaran bagi anak. Di samping itu diatur pula dalam Peraturan
Pemerintah No. 2 tahun 1988 tentang Usaha Kesejahteraan bagi Anak yang
Mempunyai Masalah.
Pasal 1 (1) Anak terlantar adalah anak yang karena sesuatu sebab
orang tuanya tidak dapat melaksanakan kewajiban, sehingga anak tidak dapat
dilakukan di dalam panti ataupun di luar panti (Bab III pasal 5 ayat 1), dan
dalam hal ini asuhan anak terlantar terutama ditujukan kepada (Bab II pasal 3
ayat 1):
dalam rumah tangga, sehingga anak tak dapat tumbuh kembang secara
a. Pencegahan (preventif).
b. Perlindungan (protective).
17
Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggung jawab melindungi
Tahun 1945.
terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor nonalam
bencana yang ada belum dapat dijadikan landasan hukum yang kuat dan
18
Nasional Penanggulangan Bancana dan Penangan Pengungsi (Bakornas
a. Kedudukan
Pasal 1
19
(2) Pembentukan SATKORLAK PB di tingkat Provinsi dan
Pasal 17
pembiayaan yang diatur pada Bab VII tentang pembiayaan dan bantuan
Pasal 18
Negara.
Pasal 19
dapat menerima bantuan pihak lain dari dalam negeri atau luar
20
negeri yang berasal dari pemerintah dan/atau masyarakat yang
b. Tugas
dari sebelum, pada saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi
D. Kesimpulan
pembangunan ekonomi. Tidak ada dikotomi di antara keduanya. Tidak ada yang
21
utama diantara keduanya. Pembangunan ekonomi jelas sangat mempengaruhi
sosial.
22