Di susun oleh :
Indriani 22018017
Mita 22018024
i
BAB I
PENDAHULUAN
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di
dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah.
Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengandung besi, berperan dalam
transpor oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Oleh karena itu eritrosit sangat
diperlukan dalam proses oksigenasi organ tubuh. Dengan mengetahui keadaan eritrosit,
secara tidak langsung dapat diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah, yaitu untuk Untuk mengetahui apa itu MCV, MCH,
dan MCHC dan cara pemeriksaannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Eritrosit adalah sel daraah merah yang agak bulat atau oval, n seperti cakram
bikonkaf dan tidak berinti dengan ukuran 7-8µm. Sel ini merupakan bagian terbesar
dari sel-sel dalam darah,jumlah sekitar 4,5-5,0 juta/mm3 darah. Eritrosit di bentuk di
sumsum tulang (bone marrow). Sel berasal dari sebuah sel bakal, pluripotent stem
cell,yang di namakan colony-forming-stemencell (CFU-S). Produksi eritrosit di atur
oleh eritropoiten (EPO), suatu hormon yang terutama di hasilkan oleh sel-sel
interstisium peritubulus ginjal.
3
menghitung indeks eritrosit secara manual diperlukan data kadar hemoglobin,
hematokrit/PCV dan hitung eritrosit.
Macam pemeriksaan indeks eritrosit terdiri atas :
a. Volume Eritrosit Rata – Rata (VER) atau Mean Corpuscular Volume (MCV).
𝐻𝑀𝑇 (%)𝑥 10
Rumus : MCV = ……..fL
𝑅𝐵𝐶 (𝑚𝑖𝑙𝑙𝑖𝑜𝑛/𝑢𝑙)
Nilai Rujukan
Dewasa : 82 - 92 fL (baca femtoliter),
Bayi baru lahir : 98 - 122 fL,
Anak usia 1-3 tahun : 73 - 101 fL,
Anak usia 4-5 tahun : 72 - 88 fL,
Anak usia 6-10 tahun : 69 - 93 Fl
b. Hemoglobin Eritrosit Rata – Rata (HER) atau Mean Corpuscular Hemoglobin
(MCH)
MCH mengindikasikan bobot hemoglobin di dalam eritrosit tanpa
memperhatikan ukurannya. Derajat hemoglobinisasi sel dapat diperkirakan dengan
mengukur MCH dan dapat digambarkan sebagai memiliki hemoglobin rata – rata
normal (normokromik) atau hemoglobin rata – rata kurang daripada normal
(hipokromik).
4
Normokrom : warna normal
Hipokrom : warna pucat
Hiperkrom : warna pekat
Masalah Klinis :
- meningkat pada anemia makrositik-normokromik atau sferositosis.
- menurun pada anemia mikrositik - normokromik atau anemia mikrositik-
hipokromik.
𝐻𝐵 (𝑔/𝑑𝑙)𝑥 10
Rumus : MCH = 𝑅𝐵𝐶 (𝑚𝑖𝑙𝑙𝑖𝑜𝑛/𝑢𝑙) ……..pg
Nilai Rujukan :
o Dewasa : 27 - 31 pg.
o Bayi baru lahir : 33 - 41 pg.
o Anak usia 1-5 tahun : 23 - 31 pg.
o Anak usia 6-10 tahun : 22 - 34 pg.
𝐻𝐵 (𝑔/𝑑𝑙)𝑥 100 %
Rumus : MCHC = ……..%
𝐻𝑀𝑇
5
Nilai Rujukan :
Dewasa : 32 - 37 %.
Bayi baru lahir : 31 - 35 %.
Anak usia 1.5 - 3 tahun : 26 - 34 %.
Anak usia 5 - 10 tahun : 32 - 36 %.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai indeks eritrosit, maka perlu
dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, dan hitung jumlah eritrosit.
Metode : Cyanmethemoglobin
6
Cara Kerja :
Disiapkan alat dan bahan (2 tabung reaksi)
1. Diambil darah vena ± 3 ml (sisa darah, dipakai buat hitung HMT dan
hitung eritrosit)
2. Tabung reaksi I, diisi dengan reagen drabkin sebanyak 5 ml (Blanko).
Sedangkan tabung reaksi II diisi dengan reagen drabkin 5 ml ditambah
sampel darah EDTA sebanyak 20 ul, dihomogenkan.
3. Diamkan 3-10 menit pada suhu kamar.
4. Dibaca pada spektrofotometer dengan Panjang gelombang 546 nm,
Faktor 36,77, program C/f. Baca absorban sampel terhadap blanko.
Nilai rujukan :
Wanita : 12-16 g/dl
Pria : 13-18 g/dl
Metode : Mikrohematokrit/mikrokapiler
Cara Kerja :
7
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Mengisi tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan
mikrohematokrit dengan darah (3/4 tabung).
3. Menutup ujung satu dengan nyala api atau dengan bahan penutup
khusus.
4. Masukkan tabung kapiler itu kedalam centrifuge hematocrit selama 2-
5 menit (3000 rpm).
5. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik atau
Nilai rujukan :
Wanita : 37 – 43 %
Pria : 40 – 48 %
Cara Kerja :
8
2. Darah EDTA dihisap sampai tanda “0,5”, kemudian sisa darah di luar pipet
dilap menggunakan tisu. setelah itu ditambah larutan hayem sampai tanda
“101”
3. Membuang 3 tetesan pertama dari pipet eritrosit
4. Memasukkan ke kamar hitung ,jangan sampai terbentuk gelembung
5. Hitunglah jumlah eritrosit yang terdapat 5 bidang yang tersusun dari
16 bidang kecil dengan bantuan bilik hitung dan colony counter.
6. Perhitungan.
Nilai Rujukan :
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Bakri Syamsul, dkk. 1989. “Hematologi”. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Departemen Kesehatan.
11