Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal
sehingga menunjukkan suatu keunikan serta membedakannya dengan hal-hal lain.
Nasional berasal dari kata “nation” yang memiliki arti bangsa, menunjukkan
kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita,
tujuan serta ideologi bersama.Jadi, Identitas Nasional adalah ciri-ciri atau sifat-
sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di
dunia. Hal sesuai dengan pendapat Hal ini sesuai dengan pendapat Koenta
Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya adalah
“manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan suatu bangsa (nasion) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi
suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.
Menurut pendapat saya, identitas nasional merupakan ciri khas dan jati diri
suatu bangsa yang harus dijaga dan dipertahankan, agar ciri khas tersebut tidak
dapat dihancurkan oleh bangsa lain dan kita harus menjadikan negara kita ini
sebagai negara yang kuat. Nah untuk melakukan itu semua kita harus mengetahui
bagaimana kita harus bertindak sesuai dengan norma- norma yang berlaku dalam
masyarakat, kita tidak boleh melakukan hal- hal yang dapat merusak identitas
negara kita. Maka dari itu kita harus berpatokan pada pancasila. Bhineka Tunggal
Ika dan Norma- Norma yang berlaku. Namun sayangnya seperti yang kita lihat
sekarang ini, identitas nasional di Negara kita mulai memudar dan tergantikan
dengan budaya Barat. Kurangnya rasa nasionalisme dan rasa “satu Indonesia”
membuat identitas negara Indonesia menjadi kacau. Salah satu definisi
nasionalisme yaitu menurut Arif Budiman nasionalisme adalah persatuan secara
kelompok dari suatu bangsa yang mempunyai sejarah yang sama, bahasa yang
sama dan pengalaman yang sama. Sejarah mengenai nasionalisme di indonesia
dimulai dari berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908 yang menjadi
tonggak berdirinya organisasi-organisasi pemuda pada saat itu.

1
Identitas Nasional Indonesia meliputi segenap yang dimiliki bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain seperti kondisi geografis,
sumber kekayaan alam Indonesia, demografi atau kependudukan Indonesia,
ideologi dan agama, politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan.
Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam kebudayaan yang
terdiri dari berbagai macam suku dari sabang sampai merauke dan pastinya
memiliki keanekaragaman identitas nasional.
Namun saat ini kita lihat bahwa indonesia telah mengalami krisis identitas
nasion Banyak penduduk indonesia telah melupakan unsur- unsur kebudayan
yang merupakan basis dari identitas nasional suatu bangsa. Contohnya ialah
pudarnya budaya nasional akibat globalisasi. Dalam hal ini, matinya tradisi dan
penyebaran budaya global dibawah bimbingan barat akan mendrong penerimaan
secara umum nilainilai seperti individualisame, kebebasan dan demokrasi (Hiariej
2012, 170). Pada zaman dahulu orang tua mengajarkan kita bagaimana cara
bersikap dan bertutur kata. Seperti kebiasaan mencium tangan ke pada orang tua
kita sebelum bepergian. Bukan hanya itu saja kita juga diajarkan untuk
berperilaku sopan dan hormat kepada orang yang lebih tua. Sampai sekarang p
masih banyak orang tua yang mengajarkan sopan santun, adat istiadat serta tata
cara bersikap yang baik. Namun mungkin hanya bisa dihitung dengan jari. Hal-hal
seperti ini akan berdampak positif bagi para remaja, seperti menjadikan remaja
lebih maju dalam berfikir dan dapat bersikap lebih dewasa karena dari kebiasaan
menghormati orang lain maka para remaja bisa bersikap lebih dewasa dalam
berfikir.
Arus globalisasi begitu cepat merambat ke dalam masyarakat terutama
dikalangan remaja. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak
muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Jangankan untuk
mencium kedua tangan orang tua sebelum pergi bahkan mengucapkan salampun
mereka tidak sempat, mereka juga terkadang mengucapkan kata- kata yang tak
sepantasnya dikeluarkan. Kita juga dapat melihat kelakuan anak remaja sekarang
ini yang dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti
selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang
minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan

2
Padahal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita.
Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna, kata orang lebih suka
jika terjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja
yag mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan
sesuai dengan kepribadian bangsa. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang
tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa
peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan
keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh yaitua adanya
geng motor yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman
dan kenyamanan masyarakat. Bukan hanya itu bahkan sekarang ini remaja
terkadang bertindak sesukanya dan tidak menghormati orang yang lebih tua,
mereka juga tidak mau menerima nasehat dari orang lain. Jangankan nasehat dari
teman sebaya bahkan nasehat dari guru pun mereka sudah tidak perduli lagi.
Bahkan mereka sudah tidak bisa ditegur lagi mereka bertindak sesuka hatinya.
jika ditegur mereka menganggap bahwa itu merupakan penghinaan dan mereka
tidak segan- segan untuk melakukan suatu hal yang berbahaya, seperti kasus yang
berujung maut yang terjadi pada kamis ( 1/ 2/ 2018) guru di SMAN 1 Torjun,
Sampang, Madura yaitu Ahmad Budi Cahyono yang tewas dipukuli oleh
muridnya sendiri. Kasus tersebut merupakan contoh dari hilangnya identitas
nasional dimana dulu guru merupakan sosok yang sangat disegani dan dihormati
namun sekarang siswa sudah tidak menghargai mereka lagi. Jika hal seperti ini
terus melanda negeri kita maka yakin dan percaya kedepannya negeri kita ini akan
hancur. Oleh karena itu kita sebegai penerus bangsa harus mempertahankan
identitas nasional negara kita ini dan jangan biarkan budaya Barat menguasai kita.

3
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang disebut dengan identitas nasional?
2. Apa pentingnya identitas nasional bagi bangsa?
3. Apa konsekuensi jika identitas nasional luntur?
4. Implementasi identitas nasional bagi kehidupan?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian identitas nasional
2. Menjelaskan pentingnya identitas nasional bagi suatu bangsa
3. Menjelaskan konsekuensi lunturnya identitas nasional
4. Menyebutkan bentuk implementasi identitas nasional bagi kehidupan

4
BAB 11
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Nasional

2.1.1 Hakikat Bangsa

Istilah natie (nation) mulai popular sekitar tahun 1835. Bangsa (nation )
atau nasional , nasionalitas atau kebangsan, nasionalisme atau paham
kebangsaan,samua istilah tersebut dalam kajian sejarah terbukti mengandung
konsep – konsep yang sulit dirumuskan , sehingga para pakar di bidang politik,
sosiologi, dan antropologi pun sering tidak sependapat mengenai makna istilah –
istilah tersebut. Selain istilah bangsa , dalam bahasa Indonesia , kita juga
menggunakan istilah nasional , nasionalisme yang diturunkan dari asing nation
yang bersinonal dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa
dirancang untuk mendefisnisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena
kebangsaan tetap actual hingga saat ini .
Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu “natie”
dan“nation”, artinya masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah
yang memiliki unsur sebagai berikut :
a. Satu kesatuan bahasa ;
b. Satu kesatuan daerah ;
c. Satu kesatuan ekonomi ;
d. Satu Kesatuan hubungan ekonomi ;
e. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.
Menurut ernest renan yang mengemukakan istilah bangsa sejak tangggal
11 maret 1882, bangsa adalah jiwa, suatu asas kerohanian yang timbul dari:
1. Kemuliaan bersama di waktu lampau, yang merupakan aspek
hirstoris .

5
2. Keinginan yang hidup bersama (le desir de vivre ensemble)
diwaktu sekarang yang mempergunakan warisan masa lampau ,
baik untuk kini dan yang akan dataang.
3. Lebih lanjut ernest renan mengatakan bahwa hal penting
merupakan syarat mutlak adanya bangsa adalah plebisit, yaitu
suatu hal yang memerlukan pengorbanan – pengorbanan. Bagi
warga bangsa bersedia memberikan pengorbanan bagi eksisgensi
bangsanya, maka bangsa tersebut tetap bersatu dalam kelangsungan
hidupnya (Rustam E. Tamburaka, 1999 : 82) Titik pangkal dari
teori erinest Renan adalah pada kesadaran moral (conscience
morale ), teori ini dapat digolongkan pada teori kehendak.
KOnsep bangsa memiliki 2 pengertiaan:
1. Bangsa dalam arti sosiologi antropologis . bangsa dalam
pengertian sosiologis dan adalah persekutuan hidup
masyarakat yang terdiri sendiri yang masing – masing anggota
persukutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan – kesatuan
ras, bahasa, keyakinan, budaya dan sebagainya.
2. Bangsa dalam arti politis; bangsa dalam pengertian politik
adalah masyarakat dalam satu daerah yang sama dan mereka
tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan
tertinggi keluar dan kedalam , jadi mereka diikat oleh
kekuasaan politik yaitu Negara. Jadi, bangsa dalam pengertian
politik adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengakui serta
tunduk pada kekuasaan dari Negara yang bersangkutan. Setelah
mereka bernegara, terciptalah bangsa. Misalnya kemunculan
bangsa Indonesia (arti politis) setelah terciptanya lagu
Indonesia raya.

2.1.2 Pengertian Indentitas Nasional

Istilah indentitas nasional (national identity) berasal dari kata indentitas


dan nasional. Indentitas (identity) secara harfiah berasal dari ciri-ciri , tanda-tanda
atau jatidari yang melekat padaseseorang atau sesuatu yang membedakaannya

6
dengan yang lain (ICCE, 2005 :23). Sedangakan kata nasional (national )
merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar
yang diikat oleh kesamaan – kesamaan, baik fisik seperti budaya , agama, bagasa
mampu non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas nasional
atau identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok (collective action yang diberi
atribut nasional) yang diwujudkan dalam bentuk – bentuk organisasi atau
pergerakan – pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional (ICCE,2005:25)

Menurutkaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah


manisfestasi nilai – nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri – ciri khas, dan dengan ciri- ciri yang
khas tadi satu bangsa berada dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Nilai –
nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam satu Negara dan
tercermin di dalam identitas nasional.

Bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan
dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus menerus
berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional merupakan sesuatu
yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam
kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Artinya, bahwa identitas
nasional merupakan konsep yang terus menerus direkonstruksi atau dekonstruksi
tergantung dari jalannya sejarah faham kebangsaan.

Hal itu terbukti di dalam sejarah kelahiran (nasionalisme) di Indonesia


yang berawal dari berbagai pergerakan yang berwawasan parokhial seperti Boedi
Oetomo (1908) yang berbasis subkultur Jawa, Sarekat Dagang Islam 1911) yaitu
entrepreneur Islam yang bersifat ekstrovet dan politis dan sebagainya yang
melahirkan pergerakan yang inklusif yaitu pergerakan nasional yang berjati diri
"Indonesianess" dengan mengaktualisasikan tekad poliiknya dalam Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928. Dari keanekaragaman subkultur tadi terkristalisasi
suatu core culture yang kemudian menjadi basis eksistensi nation-state Indonesia,
yaitu nasionalisme Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya
dikaitkan dengan nilai keterikatan dengan tanah air (ibu pertiwi), yang terwujud

7
identitas jati diri bangsa dan biasanya menampilkan karakteristik tertentu yang
atau berbeda dengan bangsa-bangsa lain, yang pada umumnya dikenal dengan
istilah kebangsaan atau nasionalisme. Rakyat dalam konteks kebangsaan tidak
mengacu sekadar kepada mereka yang berada pada status sosial yang rendah akan
tetapi mencakup seluruh struktur sosial yang ada. Semua terikat untuk berpikir
dan merasa bahwa mereka adalah satu. Bahkan ketika berbicara tentang bangsa,
wawasan kita tidak terbatas pada realitas yang dihadapi pada suatu kondisi tentang
suatu komunitas yang hidup saat ini, melainkan juga mencakup mereka yang telah
meninggal dan yang belum lahir Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa
hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan
beserta UUD 1945, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral,
tradisi serta mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan
di dalam pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan lain
sebagainya.

Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang


dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap
bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula hal ini
juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara
historis. Berdasarkan hakikat pengertian "identitas nasional" sebagaimana
dijelaskan maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati
diri suatu bangsa atau yang lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu
bangsa dan Negara.

2.2 Faktor-Faktor Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas


serta keunkan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional terebut.. Adapun faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi :

8
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan demografis
Kondisi geografi ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
antarwilayah dunia Asia tenggara ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002) Faktor historis yang dimiliki
Indonesia ikut mempengarui proses pembentukan masyarakat dan bangsa
Indonesia beserta identitasnya melalui interaksi berbagai faktor yang ada di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses
pembentukan masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa
Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada
awal abad XX.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel
Castell dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo, 2002) mengemukakan teori
tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara
empat faktor penting, yaitu
1. Faktor primer
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya.
Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa,
agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun
berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang beraneka
ragam yang mas ing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri menyatukan
diri dalam suatu persekutuan hidup Indonesia bersama yaitu bangsa Kesatuan
tidak tersebut menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal
dengan Bhinneka Tung gal Ika.
2. Faktor pendorong
Faktor in terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan
Negara. Dalam hubungan ini bagi bangsa kemauan Suatu ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan suatu
identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu bangsa Indonesia

9
proses pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh
tingkah kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam mebangun bangsa
dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan
Negara Indonesia
3. Faktor penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi, dan pemantaan sistrm pendidikan nasional. Bagi bangsa
Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan
nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan
bangsa Indonesia. Nahasa Melayu telah dipilih sebagai bahasa antar etnis yang
ada di Indonesia, meskipun masing masing etnis atau daerah di Indonesia telah
memiliki bahasa daeah masing-masing. Demikian pula menyangkut birokrasi
serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa meskipun
sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan
4. Faktor reaktif
Faktor in meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah
abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujdkan faktor
keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan, dan
kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdek
aan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif
rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat
merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
Negara.

10
BAB 111

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terkait oleh wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpanh darah mereka sendiri), kesamaan sejarah
sistem hukum/perundang –undangan , hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi.
Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional dan empat , yaitu
faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif. Keempat faktor
tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional
bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia
mencapai kemrdekaan dan penjajahaan bangsa lain.

3.2 Saran

Dalam membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil


manfaat tentang pentingnya identitas nasional bagi bangsa dan Negara Indonesia
dan diharapan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat sehinggq
kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://secangkirliterasikpi.wordpress.com/2018/03/20/hilangnya-identitas-
nasional/
https://www.academia.edu/11970931/Identitas_Nasional
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/197007111994032-
SITI_NURBAYANI_K/MATERI_PERKULIAHAN/PKN/identitas_bangsa
.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai