2. Finger Painting
Kegiatan seni rupa yang juga sangat disukai oleh anak
adalah kegiatan melukis dengan jari tangan atau biasa disebut
dengan nama finger painting. Dalam kegiatan ini anak harus
melukis dengan jari-jarinya dan tidak diperbolehkan
menggunakan alat bantu seperti yang dilakukan dalam kegiatan
menggambar atau melukis biasa nya yang lazimnya
menggunakan pensil, crayon, kuas dan sebaginya.
Catur menjelaskan bahwa tujuan dari finger painting adalah
sebagai berikut :
Dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerak
otot-otot kecil dan kematangan syaraf.
mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari
warna-warna yang terang kita dapat mengetahui kondisi
emosi anak, kegembiraan, dan kondisi-kondisi emosi mereka.
Mengenalkan konsep pencampuran warna primer, sehingga
menjadi warna yang sekunder dan tersier.
Mengenalkan estetika keindahan warna.
Melatih imajinasi dan kreativitas anak (Catur, 2012: 7)
Kemudian, dalam kegiatan finger painting ini bahan yang
dapat digunakan antara lain cat air, tinta, pewarna makanan,
tepung kanji dan lain sebagainya.
3. Melukis
melukis lebih mengungkapkan unsur ungkapan perasaan
(ekspresi) dan kegiatan melukis sering juga disebut menggambar
ekspresif. Jadi melukis tidak lain dari menyalurkan ungkapan
perasaan dengan menggunakan media gambar.
Unsur-unsur dalam seni lukis antara lain sebagai berikut :
Unsur fisik (Teknik)
Unsur fisik suatu lukisan adalah unsur yang dapat dilihat dan
diraba. Garis, bidang dan warna, bentuk termasuk proposi,
tekstur bahkan sapuan kuas merupakan unsur fisik suatu
lukisan. Unsur fisik merupakan perantara yang menyampaikan
isi atau kesatuan makna yang terkandung didalamnya. Oleh
karena itu latihan terus menerus diperlukan untuk mengasah
keterampilan melukis anak.
Unsur Isi
Umumnya gambar karya anak kecil sangat ekspresif, setiap
unsurnya terjadi dengan tidak di buat-buat. Hal ini disebabkan
karena masa kanak-kanak adalah masa fantasi, jika merekan
melakukan permainan, mereka benar-benar menikmati dunia
khayalnya.
Bahan atau alat yang biasa di gunakan untuk melukis antara
lain : kertas kanvas, kuas, palet, dan cat air.
4. Kolase
Secara eimologi atau bahasa , kolase berasal dari bahasa
Prancis, “ collage”, yang berarti melekat. Adapun istilah, kolase
adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan teknik melukis
(lukisan tangan) dengan menempelkan bahan-bahan tertentu
(Hadiati, 2014). Dengan demikian, kegiatan menempel atau
kolase adalah penyusunan berbagai bahan pada sehelai kertas
datar, dengan bahan berbagai bentuk kertas, kain, bahan-bahan
berstruktur dan benda-benda menarik lainya.
Sedangkan menurut Catur (2012), kolase dalam pengertian
yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai macam
bahan pada sehelai kertas yang diatur. Anak-anak biasanya
memilih dan mengatur potongan bentuk dari kertas, kain, dan
bahan-bahan bertekstur, lalu meletakkannya di tempat yang
mereka suka.
Adapun bahan-bahan yang bisa di gunakan dalam kolase
antara lain :
bahan alam yang dapat digunakan antara lain : daun, kulit
batang pisang kering, ranting, bunga kering, kerang, dan batu-
batuan.
Bahan olahan yang dapat digunakan antara lain : kertas
berwarna , kain perca, benang, kapas, plastic sendok es krim,
sedotan minuman, logam dan karet.
Bahan bekas yang dapat digunakan antara lain : kertas Koran,
kalender bekas, tutup botol, dan bungkus makanan.
Bahan-bahan lain seperti serbuk kayu, pasir yang telah
diwarnai, biji bunga matahari, atau kwaci, kancing baju, dan
lain-lain.
5. Menjiplak
Menjiplak juga merupakan salah satu kegiatan seni rupa
anak usia dini. Menjiplak merupakan kegiatan meniru gambar
dngan menggunakan alat atau benda tertentu. Dengan ekspresi
dan imajinasi yang dimiliki, anak-anak merasa teknik mejiplak
sanga mengagumkan dan menggunakannya dengan banyak
cara. Anak-anak juga dapat dengan mudah membuat banyak
jiplakan yang berbeda dari objek-objek yang ada disekitar anak-
anak. Hal ini merupakan cara yang baik untuk membuat anak
peka pada dunia sekitar mereka (Catur Budi, 2012 : 11).
Alat-alat lain yang biasa digunakan untuk menjiplak antara
lain : benda dengan berbagai bentuk seperti lingkaran, segitiga,
segi empat (tutup botol, gelas, tempat pensil, dan masih banyak
lagi), jenis benda yan ada disekitar rumah yang dapat digunakan
untuk ditiru bentuknya atau dijiplak. Dengan hasil jiplakan
tersebut, melatih kreativitas anak dalam membangun sebuah
pola atau bentuk yang baru sesuai dengan keinginannya.
6. Membentuk
Arti kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai
mengubah , membangun, dan mewujudkan. Membentuk dalam
kegiatan seni rupa berasal dari bahasa Belanda, “bootseren”,
dan bahasa Inggris “modeling”. Umumnya bahan-bahan yang
digunakan untuk membentuk adalah bahan-bahan yang lunak
seperti, tanah liat, plastisin. Namun bisa juga menggunakan
bahan-bahan lain seperti kertas karton atau bahan-bahan lain
yang mudah dibentuk (Catur Budi, 2012 :9).
Banyak bahan yang bisa digunakan untuk membentu,
namun biasanya bahan yang paling disukai anak adalah tanah
liat. Membuat benda-benda tiga dimensi dengan tanah liat
sangat menyenangkan bagi anak di tambah dengan alat, seperti
sisir, tongkat, atau benda-benda lain, menunjukkan pada anak
bagaimana mereka bisa menghiasi produk-produk mereka.
selain itu, kegiatan ini juga, memberikan pengalaman berharga
bagi anak, terutama untuk meningkatkan kekuatan otot anak.
7. Mencetak
Menurut Nani (Supriyenti, 2013: 18) mencetak atau seni
grafis atau grafika adalah seni rupa yang cetakannya dikerjakan
dengan tangan. Mencetak merupakan suatu cara
memperbanyak bentuk dengan alat cetak atau acuan yang
disebut “klise”. proses mencetak, diawali dengan pembuatan
klise atau acuan cetakan. Dalam hal ini, klise dapat dibuat dari
bahan-bahan yang sederhana, seperti kayu atau papan, karet,
logam, dan bahan lainnya.
Dalam pemebelajaran di PAUD, mencetak merupakan
kegiatan membuat suatu bentuk dengan alat cetak. Alat cetak
yang digunakan biasanya sudah disediakan guru sesuai dengan
tema. Selain alat cetakan, disediakan juga bahan yang akan
dicetak seperti pasir, tanah liat, plastisin, atau juga bisa dengan
adonan kue.
8. Mengecap
Mengecap adalah menirukan bentuk atau gambar sesuai
dengan alat cap atau bisa juga dengan jari. Mengecap dengan
jari bermanfaat bagi perkembangan motorik halus anak. Menurut
Catur Budi (2012), mencetak bisa juga menggunakan pelat atau
stempel. Stempel tersebut berbentuk gambar-gambar yang
timbul, selanjutnya diberi tinta dan kemudian di pindahakan ke
kertas.
Stempel cetak yang paling sederhana terbuat dari
Styrofoam. Selain murah juga tidak berbahaya bagi anak.
Mengecap juga bisa dengan memanfaatkan bahan alam, seperti
pelepah pisang, dan pelepah pohon papaya. kemudian untuk
tinta capnya bisa menggunakan cat air, ataupun dengan
pewarna makanan yang aman dan mudah dibersihkan.
9. Melipat
Melipat merupakan salah satu kegiatan mencipta seni rupa
tiga dimensi. Melipat biasanya menggunakan kertas. Seni
melipat kertas dinamakan juga origami Kertas tersebut dapat
dibuat berbagai macam bentuk seperti burung, perahu, bunga,
kincir air, dan sebagainya sesuai dengan imanjinasi anak.
Selain dengan kertas warna yang biasa digunakan untuk
membuat origami, bisa juga dengan menggunakan kertas kado.,
kertas Koran, kertas bekas kalender, kertas karton bekas
bungkus susu formula, ataupun dari bahan bekas lain yang
sudah tidak digunakan.
10. Montase
Montase adalah susunan gambar yang diambil dari berbagai
media sperti koran,majalah,tabloid dll. sedangkan teknik
montase adalah teknik menggambar dengan cara menempelkan
susunan gambar yang telah ada sebelum gambar tersebut
dibentuk. Biasanya teknik montase dalam bentuk kartun atau
serial anak.
Adapun Alat dan Bahan : Gunting, Lem, Cutter, Pensil,
Spidol, Crayon, Kertas Gambar/HVS, majalah/tabloid, Koran,
kalender.
https://brainly.co.id/tugas/14213844#readmore
11. Mozaik
Lukisan Mozaik adalah gambar atau lukisan yang dibuat
dengan cara menggabungkan kepingan dari berbagai material
seperti kaca kertas, batu dan bahan lainnya menjadi karya yang
utuh dan indah.
Berikut bahan-bahan yang bisa digunakan membuat lukisan
mozaik:Kepingan keramik, Kepingan kaca, Kertas, Biji-bijian,
Cangkang telur, Bebatuan, Kerang, Daun, dan lain
sebagainya.Sementara alat yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:Pensil untuk menggambar pola, alat pemotong (cutter,
gunting dan sebagainya), alat untuk menata perekat.
Media Diorama merupakan sebuah pemandangan tiga dimensi mini bertujuan untuk
menggambaran pemandangan sebenarnya (Sudjana dan Ahmad 2013:170).
Prastowo (2015: 236) menyatakan diorama biasanya terdiri atas bentuk-bentuk
sosok atau objek-objek ditempatkan di pentas yang berlatar belakang lukisan yang
disesuaikan dengan penyajian
Sudjana,Nana dan Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
A. Pengertian Kreativitas
Beberapa ahli mengemukakan pendapat, yaitu sebagai berikut :
1. James J. Gallagher
kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu
berupa gagasan atau produk baru, atau mengkombinasikan antara
keduanya, yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya (Rahmawati
& Kurniati, 2010).
2. Clark Moustakas
Kreativitas merupakan pengalaman dalam mengekspresikan dan
mengakualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara
hubungan diri sendiri, alam dan orang lain (Munandar, 1995).
3. Chaplin
Kreativitas merupakan kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam
seni atau, dalam permesinan, atau dalam memecahkan masalah-
masalah dengan metode-metode baru (Rahmawati & Kurniati, 2010).
4. Nashori Dan Mucharam
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan
sesuatu yang baru. hasil karya atau ide-ide yang baru itu sebelumnya
tidak dikenal oleh orang lain. kemampuan ini merupakan aktivitas
imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari
informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya
menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat (Nashori, 2005).
5. De Porter Dan Hernacki
Kreativitas adalah kemampuan melihat hal yang dilihat orang lain, tetapi
memikirkan hal yang tidak dipikirkan orang lain (Nashori, 2005).
selain itu, definisi kreativitas juga dapat ditinjau dari empat aspek yaitu
sebagai berikut :
Pribadi, kreativitas mencerminkan keunikan.
Proses, yang menunjukkan kelancaran, keluwesan, dan
orisinalitas dalam berpikir.
Pendorong, kondisi internal dari diri sendiri berupa keinginan
atau hasrat untuk menciptakan diri secara kreatif dan kondisi
eksternal yang mendorong seseorang untuk berpikir kreatif.
Produk, suatu karya dapat dikatakan kreatif jika merupakan
suatu ciptaan yang baru atau orisinal dan bermakna bagi individu
dan lingkungan pada umumnya (munandar, 2012).
B. Proses Kreatif
Berdasarkan teori Guilford, Munandar (Nashori,2005) dalam Novi
Mulyani, 2017: 99, menyebutkan empat unsur berpikir kreatif yang
meliputi sebagai berikut :
1) Unsur kelancaran atau fluency, kegiatan yang berupaya
mengembangkan kelancaran berpikir kreatif mendorong seseorang
untuk memikirkan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu
persoalan atau masalah.
2) Unsur fleksibilitas atau kelenturan, pada tahap ini seseorang disebu
mempunyai keluwesan berpikir, apabila gagasan-gagasan yang di
ungkapkannya mempunyai jangkauan yang lebih luas dan beragam
untuk memecahkan suatu masalah.
3) Unsur orisinalitas atau keahlian, orisinalitas adalah kemampuan
untuk menemukan ide-ide yang tidak biasa atau ide yang tidak lazim.
Berdasarkan pengalaman, ide-ide yang orisinal biasanya bukanlah
ide yang pertama-tama diberikan. Biasanya, ide-ide yang mula-mula
muncul adalah ide yang lazim, yang diberikan oleh banyak orang.
4) Unsur elaborasi, adalah kemampuan mengembangkan suatu ide,
memerinci, melengkapi, dan menambahkan detail-detail terhadap
ide, sehingga dapat dilaksanakan dan dikerjakan.