Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN EKSPERIMEN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL


)TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN DI
KELAS VII SMP NEGERI 20 PALEMBANG

OLEH :
MUHAMAD REZA ANDHIKA
NIM : 332017023

Dosen Pengampu : Dr. H.A Hussein Fattah,M.M

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
MEI 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 4
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................................ 5
E. Kegunaan Penelitian ...................................................................................................... 5
F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................. 5
G. Definisi Operasional ...................................................................................................... 6
II. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................... 6
A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ..................... 6
B. Materi ......................................................................................................................... 19
C. Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning Dalam Materi
Perbandingan .................................................................................................................... 21
III. METODE PENELITIAN ......................................................................................... 21
A. Rancangan Penelitian ............................................................................................... 21
B. Populasi dan Sampel ................................................................................................. 23
C. Instrument Penelitian ............................................................................................... 23
D. Pengumpulan Data.................................................................................................... 24
E. Analisis Data .............................................................................................................. 24
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................... 28

i
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN DI
KELAS VII SMP NEGERI 20 PALEMBANG

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu yang mendasari kehidupan manusia yang terus

berkembang secara dinamis seiring perkembangan zaman, berhubungan dengan

bilangan dan segala sesuatu yang mencakup segala bentuk prosedur penalaran yang

digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan, salah satu displin ilmu

yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif peserta didik yang

berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sehari – hari serta berperan penting

dalam dunia pendidikan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal

ini sesuai dengan pendapat (susano, 2016:183) yang menyatakan bahwa matematika

merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai

dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, bahkan matematika diajarkan dari

taman kanak – kanak.

Selain itu (Ibrahim, 2012:35) mengatakan bahwa matematika merupakan ilmu

universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran

penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya piker manusia.

Selanjutnya (suriasumantri, 2016:181) juga berpendapat bahwa matematika yang

1
berkembang dengan luar biasa didalam kebudayaan kita yang modern, namun

perkembangan yang lebih menarik lagi adalah terjelmanya.

Kesadaran bahwa matematika bukanlah sesuatu yang mutlak, tetapi

matematika mendeskipsikan kenyataan dalam pengertian apa yang dipikiran orang

sebelumnya. Pada umumnya guru, siswa, kurikulum, serta sarana prasarana

mempunyai keterkaitan tertentu dalam proses belajar mengajar. Hal ini merupakan

suatu tantangan bagi guru untuk senantiasa berpikir dan bertindak kreatif. Untuk itu

perlu di upayakan model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan

pemahaman matematika dan dapat meningkatkan keaktifan siswa, salah satunya

adalah model pembelajaran berbasis masalah.

Model pembelajaran bebrbasis maslah (problem based learning) adalah suatu

model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu maslah melalui

tahap – tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang

berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk

memecahkan masalah (ngalimun, 2016:117) sedangkan menurut (amir, 2009:21)

problem based learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam

kurikulumnya, dirancang masalah – masalah yang menuntut mahasiswa mendapatkan

pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah.

Dengan demikian pembelajaran berbasis masalah ini tidak hanya membuat siswa

sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran berbasis

masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari, mengolah data, dan akhirnya

menyimpulkan.

2
Penelitian yang dilakukan oleh saputri (2015:58) menyimpulkan bahwa ada

pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar siswa

dalam pembelajaran matematika materi luas lingkaran dan luas juring di kelas VIII

SMP Negeri 7 Palembang.

Penelitian yang di lakukan oleh triana (2017:62) menyimpulkan bahwa model

pembelajaran berbasis masalah (PBM) terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematika materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) di kelas VIII SMP

Negeri 18 Palembang.

Selain itu, purwanti (2010:52) pernah melakukan penelitian dengan jenis

penelitian yang sama terlihat dari nilai rata – rata hasil belajar siswa menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah sebesar 65,70 menyimpulkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan nilai rata – rata hasil belajar siswa pada materi aljabar

yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah di kelas VIII SMP Negeri 20

Palembang. Persamaan dari penelitian yang dilakukan purwanti adalah terletak pada

jenis penelitiannya yaitu eskperimen dan model yang digunakan yaitu pembelajaran

berbasis masalah. Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan purwanti dan

peneliti adalah materi. Purwanti mengambil materi aljabar dikelas VIII SMP Negeri

20 Palembang sedangkan peneliti mengambil materi perbandingan di kelas VII SMP

Negeri 20 Palembang.

Dari penelitian yang pernah dilakukan setiawan (2013:72) menarik

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika

siswa mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan hasil belajar matematika siswa

yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) pada materi

3
pokok kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri 22 Palembang. Persamaan dari

penelitian yang dilakukan oleh setiawan adalah terletak pada variabel eksperimen dan

sampel penelitian. Variabel eksperimen tersebut yaitu model pembelajaran berbasis

masalah (Problem based learning), dan sampel penelitiannya yaitu kelas VIII.

Perbedaan dari penelitian yang dilakukan adalah lokasi penelitiannya. Pada penelitian

tersebut setiawan mengambil lokasi di SMP Negeri 7 Palembang. Perbedaan

selanjutnya adalah penelitian setiawan menggunakan materi kubus dan balok.

Sedangkan peneliti mengambil sampel kels VII dan menggunakan materi

perbandingan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap

hasil belajar matematika materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 20

Palembang”.

B. Rumusan Masalah

“apakah ada pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar siswa

dalam pembelajaran matematika materi perbandingan di kelas VII SMP Negeri 20

Palembang”?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model

problem based learning terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

materi perbandingan dikelas VII SMP Negeri 20 Palembang.

4
D. Hipotesis Penelitian

Dari rumusan masalah yang ada, hipotesis penelitian ini adalah “ada pengaruh

model problem based learning terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika perbandingan dikelas VII SMP Negeri 20 Pelambang”

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian adalah

1. Bagi pendidik, sebagian bahan masukan dalam usaha meningkatkan mutu

pendidikan.

2. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran untuk

proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi siswa untuk memacu keaktifan

belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi

perbandingan.

4. Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan dan bekal untuk terjun

sebagai guru pada mata pelajaran matematika.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

1. Dalam penilitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu;

a. Variabel (X1) : hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan

5
b. Variabel (X2) : hasil belajar matematika siswa tanpa menggunakan

model problem based learning

2. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 20 Palembang

3. Lokasi Penelitian adalah SMP Negeri 20 Palembang

G. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah

1. Definisi operasional model problem based learning adalah metode

pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memacahkan suatu masalah

melalui tahap – tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari

pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus

memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

2. Definisi operasional perbandingan adalah perbandingan itu biasanya

digunakan untuk membandingkan tinggi dua orang, atau membandingkan

besaran uang jajanmu dengan temanmu.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Menurut rusman (2014:232), pembelajaran berbasis masalah merupakan

penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan

6
konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala

sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Menurut amir (2009:21) problem based learning (PBL) adalah kurikulum dan

proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah – masalah yang

menuntun mahasiswa mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir

dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki

kecakapan berpatisipan dalam tim. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan

yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti

diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari – hari.

Menurut wina (2006:214), pembelajaran berbasis masalah merupakan

rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBM ada sejumlah

kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar

mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui

PBM siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari, dan mengolah data, dan akhirnya

menyimpulkan.

Menurut ngalimun (2016:117), Problem based learning (PBL) merupakan

salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif

kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

memecahkan suatu masalah melalui tahap – tahap metode ilmiah sehingga siswa

dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut.

1. Karakteristik model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

7
Menurut rusman (2014:232), karakteristik pembelajaran berbasis masalah

adalah sebagai berikut.

a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar

b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada didunia nyata

yang tidak terstruktur

c. Permasalahan membutuhkan prespektif ganda

d. Permasalahan menantang pengentahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap,

dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan

belajar dan bidang baru dalam belajar

e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama

f. Pemanfaatkan sumber pengetahuan yang beragama, penggunaannya, dan

evaluasi sumber informasi merupakan informasi merupakan proses yang

essensial dalam PBM

g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, kooperatif.

h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama

pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari

sebuah permasalahan.

i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah

permasalahan

j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses

belajar

8
Menurut amir (2009:22), karakteristik yang tercakup dalam proses problem

based learning adalah sebagai berikut

a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran

b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang

disajikan secara mengambang (ill-structured)

c. Masalah biasanya menuntut Perspektif majemuk (multiple perspetive)

d. Masalah membuat pelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di

ranah pembelajaran yang baru

e. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning)

f. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu

sumber saja. Pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini

menjadi kunci penting

g. Pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif, pembelajaran

bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan, dan melakukan

presentasi.

Menurut riyanto (2009:290), berdasarkan uraian pengertian pembelajaran

berbasis masalah, dapat diidentifikasi karakteristik pembelajaran berbasis masalah

seperti berikut.

a. Ide pokok dibalik pembelajaran berbasis masalah adalah bahwa titik awal

pembelajaran sebaiknya sebuah masalah

b. Sifat model problem based learning berpusat pada siswa dan menekankan

pembelajaran mandiri (self directed learning)

9
c. Walaupun pembelajaran berbasis masalah telah disesuaikan untuk

penggunaan dalam kelompok besar

Menurut putra (2013:72), PBL memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Belajar dimulai dengan satu masalah

b. Memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata

siswa

c. Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan disiplin ilmu

d. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk

dan menjalankan secara langsung

e. Menggunakan kelompok kecil

f. Menurut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah dipelajari bentuk

produk atau kinerja

2. Manfaat model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

Menurut amir (2009:27), manfaat model pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning) adalah sebagai berikut

a. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar

b. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relavan

c. Mendorong untuk berpikir

d. Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan sosial

e. Membangun kecakapan belajar

10
f. Memotivasi pembejaran

3. Tujuan model pembelajaran berbasis masalah (problem based leraning)

Menurut Trianto (2011:94), tujuan model pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning) adalah sebagai berikut.

a. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan

pemecahan masalah

b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik

c. Menjadi pembelajaran yang mandiri

d. Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna

e. Dalam situasi PBL siswa mengintergrasikan pengetahuan dan

keterampilan secara simulutan dan mengaplikasikannya dalam konteks

nyata

Menurut Rusman (2014:238), tujuan PBM adalah penguasaan ini belajar dari

displin heuristic dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. PBM juga

berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas (lifewide learning)

keterampilan memaknai informasi, koloboratif dan belajar tim, dan keterampilan

berpikir reflektif dan evaluatif.

4. Langkah – langkah model pembelajaran berbasis masalah (prroblem based

learning)

11
Menurut amir (2009:24), proses problem based learning akan dapat dijalankan

bila penganjar siap dengan segala perangkat diperlukan (masalah, formulir lengkap,

dan lain – lain). Pelajar pun harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk

kelompok – kelompok kekcil. Umunya, setiap kelompok menjalankan proses yang

sering dikenal dalam proses 7 langkah.

a. Langkah 1 : mengklarifikasi istilah dan konsep yang belom jelas

b. Langkah 2 : merumuskan masalah

c. Langkah 3 : menganalisis masalah

d. Langkah 4 : menata gagasan secara sistematis menganalisasisnya dengan

dalam

e. Langkah 5 : memformulasikan tujuan pembelajaran

f. Langkah 6 : mencari informasi tambahan dari sumber yang lain(di luar

diskusi kelompok)

g. Langkah 7 : mensintesa (menggabungkan) dan memuji informasi baru,

dan membuat laporan untuk dosen/kelas.

Menurut suprijono (2009:74), sintak pembelajaran berbasis masalah sebagai

berikut.

Tabel 2.1 sintak pembelajaran berbasis masalah

Fase 1 : memberikan orientasi tentang Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, Permasalahannya Mendeskripsikan berbagai kebutuhan

kepada siswa logistik Penting dan memotivasi siswa untuk

12
telibat

Dalam kegiatan mengatasi masalah

Fase 2 : mengorganisasikan siswa Guru membantu siswa

mengidentifikasikan dan untuk Mengorganisasikan tugas – tugas

meneliti belajar terkait Permasalahnya

Fase 3 : membantu investigasi Guru mendorong siswa untuk

mendapatkan mandiri dan kelompok Informasi yang tepat, melaksanakan

dan solusi eksperimen, dan mencari penjelasan

Fase 4 : mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam dan

merencanakan mempresentasikan menyiapkan artefak – aftefak

artefak dan yang tepat, exhibit Seperti laporan, rekaman video, dan

model – model serta membantu

mereka untuk menyampaikan kepada

orang lain

Fase 5 : menganalisis dan refleksi Guru membantu siswa melakukan

mengevaluasi proses terhadap investigasinya dan proses –

mengatasi masalah proses yang mereka gunakan

Menurut huda (2014:272), langkah – langkah pembelajaran berbasis masalah

adalah sebagai berikut.

a. Pertama – pertama siswa disajikan suatu masalah

13
b. Siswa mendiskusikan masalah dalam tutorial PBM dalam sebuah

kelompok kecil, mengklarifikasi apa yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan masalah serta apa yang tidak diketahui

c. Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah

diluar bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup perpustakaan, database,

website, masyarakat dan observasi.

d. Siswa kembali pada tutor PBM, lalu saling sharing informasi, melalui peer

teaching atau cooperative learning atas masalah tertentu

e. Siswa menyajikan solusi atas masalah

f. Siswa mereview apa yang dipelajari selama proses pengerjaan. Semua

yang berpatisipasi dalam proses tersebut terlibat dalam review pribadi,

review berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru, sekaligus

melakukan refleksi atas kontribusinya terhadap proses tersebut

Menurut wina (2006:217), langkah – langkah model berbasis masalah adalah

sebagai berikut.

a. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah yang akan

di pecahkan

b. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis

dari berbagai sudut pandang

c. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai

kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki

14
d. Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan

informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

e. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan

kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang

diajukan

f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa

menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil

pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan

5. Kelebihan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

Menurut amir (2009:32), kelebihan model pembelajaran berbasis masalah

(problem based learning) adalah sebagai berikut

a. Punya keaslian seperti didunia kerja. Masalah yang disajikan, sedapat

mungkin memang merupakan cerminan masalah yang dihadapi di

dunia kerja

b. Dibangun dengan memperhitungkan pengetahuan sebelumnya

c. Membangun pikiran yang metakognitif dan konstruktif

d. Meningkatkan minat dan motivasi dalam pembelajaran

e. Satuan acara perkuliahan (SAP) yang seharusnya menjadi sasaran

mata kuliah tetap dapat terliputi dengan baik

Menurut wina (2006:220, sebagai suatu model pembelajaran PBL memilik

beberapa kelebihan, diantaranya

15
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih

memahami isi pelajaran

b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta

memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa

c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa

d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer

pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata

e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk untuk mengembangkan

pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang

mereka lakukan

f. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa

setiap mata pelajaran (matematika, IPA, dan lain sebagainya), pada

dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh

siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku – buku saja

g. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa

h. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk

berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

menyesuaikan dengan pengetahuan baru

i. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata

j. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara trus

–menerus belajar sekalipun belajar pendidikan formal telah berakhir

16
Menurut ali & fatimatur (2016:76), beberapa faktor yang merupakan

kelebihan berbasis masalah

a. Pemecahan masalah dapat meransang kemampuan peserta didik serta

memberikan kepuasaan peserta didik

b. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik

untuk berpikir kritis, inovatif, meningkatkan motivasi dari dalam diri

peserta didik

c. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik

untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam dunia nyata

d. Pemecahan masalah dapat mendorong peserta didik untuk belajar

sepanjang hayat

e. Pemecahan masalah tidak hanya memberikan kesadaran kepada peserta

didik bahwa belajar tidak tergantung pada kehadiran guru

Menurut riyanto (2009:286), beberapa faktor yang merupakan kelebihan berbasis

masalah adalah

a. Siswa dapat belajar, mengingat, menerapkan, dan melanjutkan proses

belajar secara mandiri, prinsip – prinsip “membelajarkan”

b. Siswa diperlakukan sebagai prbadi yang dewasa. Perlakuaan ini

memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengimplementasikan

pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki untukn memecahkan masalah

6. Kelemahan model pembelajaran berbasis masalah

17
Menurut wina (2006:221), PBM memiliki kelemahan sebagai berikut.

a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki minat atau

tidak mempunyai kepercacyaan bahwa masalah yang dipelajari sulit

dipecahkan

b. Keberasilan strategi pembelajaran melalui PBM membutuhkan cukup

waktu untuk mempersiapkan

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memcahkan

masalah yang sendang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa

yang mereka ingin pelajari

Menurut Ali & fatimatur (2016:77), kelemahan dari model pembelajaran

berbasis masalah adalalah sebagai berikut

a. Apabila peserta didik tidak memiliki minat dan memandang bahwa

masalah yang akan diselidiki adalah sulit, maka mereka akan merasa

enggan untuk mencoba

b. Membutuhkan waktu untuk persiapan, apabila guru tidak

mempersiapkan secara matang strategi ini, maka tujuan pembelajran

tidak tercapai

c. Pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah dimasyarakat atau

didunia nyata terkadang kurang, sehingga proses pembelajaran

berbasis masalah terhambat

18
B. Materi

1. Pengertian perbandingan

Perbandingan itu biasanya digunakan untuk membandingkan tinggi dua orang, atau

2. Membandingkan dua besaran yang sejenis


𝑎
Perbandingan antara dua besaran a dan b dengan b ≠ 0 adalah a : b atau dan dibaca
𝑏

a berbanding b. dengan syarat hasil bagi kedua bilangan sudut berbentuk sederhana.

Misalnya

5,5cm : 110 m = 5,5 cm : 11000 cm

= 55 cm : 110 000 cm = 1 : 2000

3. Perbandingan senilai dan berbalik nilai

a. Mengenal perbandingan senilai atau seharga

Perbandingan senilai merupakan perbandingan yang nilainya sama


𝑎 𝑐 𝑎 𝑐
Jika perbandingan 𝑏 senilai dengan 𝑑 maka 𝑏 = 𝑑

Perhatian tabel

Banyak bensin Harga bensin

(liter) (rupiah)

1 6500

2 13000

3 19500

4 26000

5 32000

19
Dapat dilihat dari tabel jika kita misalkan, perbandingan antara banyak bensin ke -2
2 1
dan baris ke – 4 maka diperoleh = 2 = 1 ∶ 2. Demikian juga perbandingan antara
4

13 000 1
harga bensin pada baris ke- 2 dan baris ke- 4 maka diperoleh 26 000 = 2 = 1 ∶ 2

b. Mengenal perbandingan berbalik nilai atau berbalik harga

perbandingan berbalik nilai merupakan perbandinga yang jika dibagi akan

mempunyai nilai yang sama tapi letaknya terbalik seperti 2 : 1 = 1 : 2, jika


𝑎 𝑐 𝑎 𝑐 𝑎
perbandingan berbalik nilai dengan maka = 𝑑. perbandingan berbalik nilai
𝑏 𝑑 𝑏 𝑏

𝑐 𝑎 𝑐
dengan 𝑑 maka 𝑏 = 𝑑

Banyak buku tulis yang


Banyak siswa
di terima setiap siswa

1 60

2 30

3 20

4 15

5 12

6 10

Contoh :

Sekarang, perhatikan basis ke-1 dan basis ke-2 pada perbandingan banyak siswa pada
1
siswa basis ke-1 dan ke-2 adalah 1 : 2 atau 2 . Namun perbandingan banyak buku tulis

2
yang diterima setiap siswa pada baris ke-1 dan ke-2 adalah 60 : 30 = 2 : 1 atau 1

20
C. Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning Dalam Materi

Perbandingan

pada saat belajar mengajar, pembelajaran yang dilakukan menggunakan pembelajaran

model problem based learning adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan pendahuluan

2. Kegiatan inti

3. Kegiatan penutup

III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunkan adalah penelitian eksperimen, dengan rancangan

penelitian tipe posstest-only control design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penerapan metode pembelajaran problem based learning (PBL) Terhadap

Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan Dikelas VII SMP Negeri 20

Palembang. Menurut Sugiyono (2016:76) rancangan penelitian yang digunakan dapat

dilihat pada table 3.1

Tabel 3.1 desain penelitian

R x O1

R - O2

21
Keterangan :

R : sampel random (acak)

X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

- : Perlakuan tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

O1 : Kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen

O2 : Kemampuan pemahaman konsep siswa kelas kontrol

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing kelompok

dipilih secara random (R) . Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok

yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan

kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya

perlakuan (treatmen) adalah O1 : O2 . Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh

treatmen dianalisis dengan uji benda, pakai statistic t-test. Jika terdapat perbedaan

yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok control, maka perlakuan

yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Dari rancangan penelitian yang

terdapat pada table 3.1, dikembangkan paradigma penelitian eksperimen yang dapat

dilihat pada gambar 3.1

22
Perlakuan Hasil
Subjek
(treatment) (post – test)

Pembelajaran dengan Tes akhir


Kelas Eksperimen menggunakan problem
O1
based learning

Tes akhir
Kelas kontrol
O2

Gambar 3.1 paradigma eksperimen

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP
Negeri 20 palembang
2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel

random sampling dengan menggunakan model pembelajaran berbasis. (sugiyono,

2016, hal. 82), dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian

dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

C. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrument berupa soal esay yaitu tes

tertulis. Tes tersebut dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang hasil belajar

23
peserta didik yang berupa nilai soal tes matematika pada materi perbandingan. Selain

itu penelitian itu juga berpedoman pada situasi, RPP, dan buku paket.

D. Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Melakukan observasi terlebih dahulu dengan pihak-pihak terkait untuk

mendapatkan data awal yang akan digunakan sebagai gambaran awal

mengenai permasalahan yang ada.

2. Menyusun instrument penelitian berupa silabus, RPP, dan soal perbandingan

3. Melakukan pembelajaran menggunakan metode problem based learning

(PBL)

4. Penelitian mengadakan postest kepada peserta didik

5. Penelitian memeriksa hasil post-test

6. Penelitian menganalisis data hasil dan menyusun hasil penelitian

E. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan uji hipotesis dengan statistic

parametric. Untuk melakukan uji hipotesis dengan statistic parametrik dilakukan uji

dua persyarat terlebih dahulu yaitu uji nomalitas dan uji homogenitas data.

1. Uji normalitas

24
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal

dari populasi yang berdistribusi norma atau tidak. Untuk menguji normalitas

distribusu populasi diajukan hipotesis sebagai berikut.

ℎ0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

ℎ𝑎 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

Untuk menghitung uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program statistical

product and servise solusions (spss), pada penelitian ini peneliti menggunakan SPSS

versi 20.

2. Uji homogebitas

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel yang diperoleh

dati populasi yang bervarians homogeny atau tidak. Untuk nelakukan pengujian

homogenitas, diperlukan hipotesis sebagai berikut.

ℎ0 : sampel yang diambil berasal dari populasi yang bervarians homogen

ℎ𝑎 : sampel diambil berasal dari populasi yang tidak bervarians homogeny dengan

rumus hipotesisnya adalah sebagai berikut.

𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛 < 0,05 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 ℎ0

𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛 > 0,05 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 ℎ0

Untuk hasil perhitungan uji homogebitas dilakukan dengan menggunakan program

SPSS (statisticsl product and service solusion). Pada penelitian ini peneliti

menggunakan SPSS versi 20.

3. Uji hipotesis

25
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan metode problem based learning

terhadap hasil belajar pada materi perbandingan kelas VII SMP negeri 20 palembang

maka dilakukan statistik uji t atau uji dua pihak. Adapun rumusan hipotesis yang akan

diuji adalah sebagai berikut.

ℎ0 ∶ 𝜇1 = 𝜇2

ℎ𝑎 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2

Berdasarkan hipotesis diatas penelitian menggunakan uji 2 pihak untuk menguji

hipotesis tersebut, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑥̅ 1 −𝑥̅ 2
𝑡= 𝑠 1 1
sudjana (2005:239)
√𝑛 +𝑛
1 2

Dengan

(𝑛1 −1)(𝑠1 2 )+(𝑛2 −1)(𝑠1 2 )


𝑆2 = sudjana (2005:239)
𝑛1 +𝑛2 −2

Keterangan :

𝑡 = 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

𝑥1 = nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VII yang pembelajarannya menggunakan
̅̅̅

pembelajaran matematika melelui model pembelajaran problem based learning materi

perbandingan

𝑥2 = nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VII yang pembelajarannya menggunakan
̅̅̅

pembelajran matematika melalui model pembelajaran problem based learning materi

perbandingan

26
𝑠 = simpangan baku gabungan antara hasil belajar siswa yang menggunakan

pembelajaran matematika melalui belajar model based learning sengan hasil belajar

siswa tanpa menggunakan model pembelajaran problem based learning pada mater

perbandingan

𝑠12 = nilai varian siswa kelas VII yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran

matematika melalui belajar model

𝑠22 = nilai varian siswa kelas VII yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran

matematika melalui belajar model

𝑛1 = jumlah siswa kelas VII yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran

matematika melalui model problem based learning pada materi perbandingan

𝑛2 = jumlah siswa kelas VII yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran

matematika melalui model problem based learning pada materi perbandingan

Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah ℎ0 𝑗𝑖𝑘𝑎 −𝑡(1−1𝑎) < 𝑡 <
2

𝑡(1−1𝑎), 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑡(1−1𝑎) didapat dari daftar distribusi t dengan dk = 𝑑𝑘 = 𝑛1 + 𝑛2 −


2 2

1
1 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 (1 − 2 𝑎) , 𝑎 = 0,05. Untuk harga-harga t lainnyaℎ0 ditolak. Untuk

daerah penolakan dan penerimaan hipotesis dapat dilihat pada kurva berikut:

Daerah penolakan Daerah penolakan


Daerah penerimaan Ho

- 𝑡(1−1𝑎) 𝑡(1−1𝑎)
2 2

Gambar 3.2 kurva uji dua pihak

27
DAFTAR RUJUKAN

Amir, M. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:

kencana prenada media group.

Huda, M. (2014). Model - model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ngalimun. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Putra, S. (2013). Desain Belajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Pres.

Rafika, Y. (2019). Proposal Penelitian Eksperimen Pengaruh Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil belajar Matematika Materi

Perbandingan Di Kelas VII SMP Negeri 20 Palembang . Palembang: FKIP UM-

Palembang.

Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran . Jakarta: Kencana Prenada.

Rusman. (2014). Model - model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: PT Tarsito Bandung.

Sugiyono . (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Pailkem. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

28
Suriasumantri. (2006). Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta: IKAPI.

Susanto, a. (2016). Teori Belajar Dan Pembelajaran . Jakarta: Kencana.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inivatif-Pregresif. Surabaya:

Kencana Prenada Media Group.

Wina, S. (2006). Stategi Pembelajaran Beriorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

29

Anda mungkin juga menyukai