Anda di halaman 1dari 36

MODUL 4

TIMER DAN COUNTER PADA PLC SIEMENS CPU1215C AC/DC/RELAY

1. Tujuan Percobaan

 Memahami Fungsi Timer dan Counter


 Memahami dan mampu membuat timer dan counter pada ladder diagram
 Mampu membuat aplikasi ladder diagram dengan timer dan counter

2. Dasar Teori

a. Timer (pewaktuan)

Di dalam banyak aplikasi kontrol, pengontrolan waktu adalah sesuatu yang sangat
dibutuhkan. Sebagai contoh, sebuah motor atau pompa yang dikontrol untuk beropersi
selama interval waktu tertentu, atau diaktifkan setelah beroperasi selama periode waktu
tertentu. Contoh lain, adalah pengaturan waktu nyala/padam dari suatu lampu lalu-
lintas. Itulah sebabnya PLC dilengkapi dengan timer untuk mendukung kebutuhan
tersebut. Timer mengukur (atau menghitung) waktu dengan menggunakan piranti clock
internal CPU.

Pada PLC Siemens S7-1200 series, penulisan instruksi timer ini harus ditautkan
dengan sebuah timer IEC sebagai tempat penyimpanan data timer. Timer IEC adalah
sebuah struktur tipe data yang dapat dideklarasikan sebagai berikut:

 Dideklarasikan sebagai sebuah data block dari sistem data bertipe IEC_TIMER
(sebagai contoh “MyIEC_TIMER”)
 Dideklarasikan sebagai sebuah tag lokal dengan tipe IEC_TIMER pada section
“Static” dari sebuah blok (contohnya #MyIEC_TIMER)

PLC Siemens S7-1200 series mendukung beberapa tipe timer, diantaranya yang
sering digunakan seperti berikut:

i. Pulse Timer (TP)

Timer ini menghasilkan pulsa dengan lebar waktu tertentu. Simbol TP pada ladder
diagram dan timing diagramnya ditunjukkan pada Gambar 4.1.

1
Gambar 4.1 Pulse timer

Instruksi ini mulai dijalankan ketika hasil dari operasi logika menghasilkan kondisi
yang berubah dari “0” ke “1” (sinyal tepi positif). TP akan aktif ketika instruksi dijalankan.
Output Q akan di-set selama waktu yang telah ditentukan, apapun kondisi masukannya
saat ini. Bahkan ketika terjadi sinyal positif lagi tidak mempengaruhi keluaran Q selama
TP masih dalam durasi waktu yang aktif akibat terpicu oleh sinyal tepi positif sebelumnya.

User dapat mengetahui waktu tundaan yang sedang berjalan melalui output ET.
Nilai timer dimulai dari T#0s dan berakhir saat nilai timer mencapai nilai preset-nya (PT).
Saat durasi PT tercapai dan sinyal pada masukan timer bernilai “0” maka keluaran ET akan
di-reset. Parameter-parameter pada timer TP ditunjukkan oleh Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Parameter Timer TP


Parameter Deklarasi Tipe data Area memori Keterangan
(S7-1200)
IN Input BOOL I, Q, M, D, L, P Masukan Start
Durasi pulsa.
PT Input TIME I, Q, M, D, L, P
Nilai PT harus positif.
Q Output BOOL I, Q, M, D, L, P Operand yang di-set selama PT
ET Output TIME I, Q, M, D, L, P Nilai timer saat ini

ii. Timer On Delay (TON)

Timer On Delay akan mengubah/me-SET nilai output (Q) menjadi ON setelah waktu
tundaan tertentu. Simbol TON pada ladder diagram dan timing diagramnya ditunjukkan
pada Gambar 4.2.

2
Gambar 4.2 Timer On Delay

Intruksi ini digunakan untuk menunda keluaran Q dengan pengaturan waktu PT.
Instruksi TON dimulai ketika hasil dari operasi logika pada masukan berubah dari “0”
menjadi “1” (sinyal tepi positif). Pewaktuan PT mulai aktif ketika instruksi dijalankan.
Ketika durasi PT selesai, output Q bernilai “1”. Output Q akan tetap bernilai “1” selama
kondisi masukan tetap “1”. Ketika kondisi sinyal pada masukan berubah dari “1” menjadi
“0”, output Q akan di-reset. Timer akan berjalan lagi jika terjadi sinyal tepi positif yang
baru pada masukan timer.

Nilai timer yang sedang berjalan dapat dilihat pada ET. Nilai timer dimulai dari T#0s
dan berakhir saat durasi waktu PT tercapai. Output ET akan reset segera setelah kondisi
sinyal pada masukan bernilai “0”. Parameter-parameter pada timer TON ditunjukkan
oleh Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Parameter timer TON


Parameter Deklarasi Tipe data Area memori Keterangan
(S7-1200)
IN Input BOOL I, Q, M, D, L Masukan Start
Durasi waktu tunda.
PT Input TIME I, Q, M, D, L, atau konstanta
Nilai PT harus positif.
Q Output BOOL I, Q, M, D, L, P Output yang di-set jika PT tercapai
ET Output TIME I, Q, M, D, L, P Nilai Timer saat ini

iii. Timer Off Delay (TOF)

Intruksi ini digunakan untuk menunda keluaran Q dengan pengaturan waktu PT.
Simbol TOF pada ladder diagram dan timing diagramnya ditunjukkan pada Gambar 4.3.

3
Gambar 4.3 Timer Off Delay

Output Q di-set ketika hasil dari operasi logika pada input menghasilkan perubahan
sinyal dari “0” menjadi “1” (sinyal tepi positif). Ketika sinyal pada masukan kembali ke “0”
(sinyal tepi negatif), timer yang dikonfigurasi pada PT mulai bekerja. Output Q akan tetap
set selama durasi waktu PT masih berjalan. Ketika durasi PT tercapai, output Q di-reset.
Jika kondisi sinyal masukan berubah menjadi “1” sebelum durasi waktu PT tercapai, timer
akan di-reset. Kondisi sinyal output Q akan tetap bernilai “1”.

Nilai timer yang sedang berjalan dapat dilihat pada keluaran ET. Nilai timer dimulai
dari T#0s dan berakhir saat durasi waktu PT tercapai. Ketika durasi waktu PT telah
tercapai, output ET bertahan pada nilai yang muncul saat itu hingga masukan IN berubah
kembali ke “1”. Jika input IN berubah ke “1” sebelum PT tercapai, output ET di-reset
kembali ke nilai T#0s. Parameter-parameter pada timer TON ditunjukkan oleh Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Parameter Timer Off Delay


Parameter Deklarasi Tipe data Area memori Keterangan
(S7-1200)
IN Input BOOL I, Q, M, D, L Masukan Start
Durasi waktu tunda.
PT Input TIME I, Q, M, D, L, atau konstanta
Nilai PT harus positif.
Q Output BOOL I, Q, M, D, L, P Output yang di-reset jika PT tercapai
ET Output TIME I, Q, M, D, L, P Nilai Timer saat ini

b. Counter (pencacah)

Sebuah counter (piranti pencacah/penghitung) memungkinkan dilakukannya


pencacahan/perhitungan terhadap sejumlah sinyal input. Hal ini dapat terjadi di dalam

4
situasi di mana, misalnya, dari sekian banyak barang yang bergerak di atas sebuah ban
berjalan, sejumlah tertentu di antaranya harus dibelokkan dan dimasukkan ke dalam
sebuah kotak. Contoh lain, jumlah putaran suatu batang poros, atau jumlah orang yang
melewati suatu pintu harus dihitung. Counter-counter yang digunakan di dalam
penerapan semacam ini tersedia sebagai komponen yang built-in di dalam PLC.

Setiap penggunaan instruksi counter pada PLC Siemens S7-1200 series harus
ditautkan dengan sebuah IEC counter sebagai penyimpan data instruksi. Sebuah IEC
counter merupakan sebuah struktur dengan salah satu tipe data berikut:

 Dideklarasikan sebagai sebuah data block dari sistem data bertipe IEC_COUNTER
(sebagai contoh “MyIEC_COUNTER”)
 Dideklarasikan sebagai sebuah tag lokal dengan tipe IEC_COUNTER pada section
“Static” dari sebuah blok (contohnya #MyIEC_COUNTER)

Berbeda dengan timer, pada counter memiliki tipe data instruksi yang bisa dipilih
oleh usir. Tipe data tersebut menentukan batas cacahan minimal dan maksimal. Setiap
counter dapat menggunakan tipe data 3 byte (tipe data SInt atau USInt), 6 byte (Int atau
UInt), serta 12 bytes (DInt atau UDInt). Jenis counter yang dapat digunakan pada PLC
Siemens S7-1200 series adalah sebagai berikut:

i. Pencacah Naik (Counter Up – CTU)

Counter ini akan mencacah naik satu jika kondisi pada masukannya terjadi
perubahan dari “0” menjadi “1” (sinyal tepi positif). Simbol CTU dan timing diagramnya
ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Counter Up

5
Instruksi CTU digunakan untuk menaikkan satu nilai pada keluaran CV. Ketika
kondisi sinyal pada masukan CU berubah dari “0” menjadi “1” (sinyal tepi positif) maka
instruksi akan dikerjakan dan nilai pencacah akan dinaikkan satu. Nilai counter akan
dinaikkan setiap kali terdeteksi sinyal tepi positif hingga nilai counter mencapai nilai
tertingginya. Saat counter mencapai nilai tertinggi, kondisi sinyal pada masukan CU tidak
lagi berpengaruh pada counter.

Status counter terlihat pada keluaran Q. Keadaan pada Q ditentukan oleh


parameter PV. Jika nilai counter pada saat ini lebih besar atau sama dengan nilai PV maka
output Q di-set menjadi “1”. Selain keadaan tersebut output Q bernilai “0”. User dapat
memilih PV sebagai sebuah parameter maupun sebagai konstanta.

Kondisi pada CV akan di-reset menjadi “0” dan disimpan pada memori ketika
keadaan sinyal pada masukan R berubah menjadi “1”. Selama masukan R bernilai “1”,
keadaan sinyal pada CU tidak berpengaruh pada counter.

Parameter-parameter yang terdapat pada instruksi CTU ditunjukkan pada Tabel


4.4.

Tabel 4.4 Parameter CTU

Area memori
Parameter Deklarasi Tipe data Keterangan
(S7-1200)
I, Q, M, D, L or
CU Input BOOL Masukan pencacah
constant
I, Q, M, D, L, P, or
R Input BOOL Masukan reset
constant
I, Q, M, D, L, P, or Nilai yg ditentukan untuk
PV Input Integers
constant me-set Q

Q Output BOOL I, Q, M, D, L Status pencacah

Integers, CHAR,
CV Output I, Q, M, D, L, P Nilai pencacah sekarang
WCHAR, DATE

ii. Pencacah Turun (Counter Down – CTD)

Counter ini akan mencacah turun satu jika kondisi pada masukannya terjadi
perubahan dari “0” menjadi “1” (sinyal tepi positif). Simbol CTD dan timing diagramnya
ditunjukkan pada Gambar 4.5.

6
Gambar 4.5 Counter down

Instruksi CTD digunakan untuk mengurangi satu nilai pada keluaran CV. Ketika
kondisi sinyal pada masukan CD berubah dari “0” menjadi “1” (sinyal tepi positif) maka
instruksi akan dikerjakan dan nilai pencacah akan dikurangi satu. Nilai counter akan
dikurangi setiap kali terdeteksi sinyal tepi positif pada masukan CD, hingga nilai counter
mencapai nilai terendahnya. Saat counter mencapai nilai terendah, kondisi sinyal pada
masukan CD tidak lagi berpengaruh pada counter.

Status counter terlihat pada keluaran Q. Jika nilai counter pada saat ini lebih kecil
atau sama dengan “0” maka output Q di-set menjadi “1”. Selain keadaan tersebut output
Q bernilai “0”. User dapat memilih PV sebagai sebuah parameter maupun sebagai
konstanta. Nilai keluaran CV akan diisi dengan nilai PV dan disimpan pada memori jika
keadaan sinyal pada masukan LD berubah dari “0” menjadi “1”. Selama masukan LD
bernilai “1”, keadaan sinyal pada CD tidak berpengaruh pada counter.

Parameter-parameter yang terdapat pada instruksi CTD ditunjukkan pada Tabel


4.5.

Tabel 4.5 Parameter CTD

Area memori
Parameter Deklarasi Tipe data Keterangan
(S7-1200)
I, Q, M, D, L or
CD Input BOOL Masukan pencacah
constant
I, Q, M, D, L, P, or
LD Input BOOL Masukan load
constant
Nilai yg ditentukan untuk
I, Q, M, D, L, P, or
PV Input Integers mengatur CV dengan
constant
LD=1

Q Output BOOL I, Q, M, D, L Status pencacah

7
Integers, CHAR,
CV Output I, Q, M, D, L, P Nilai pencacah sekarang
WCHAR, DATE

iii. Pencacah Naik Turun (Counter Up Down – CTUD)

Pencacah ini akan menaikkan atau mengurangi satu saat terjadi perubahan kondisi
dari “0” menjadi “1” (sinyal tepi positif) pada masukan CU atau CD. Simbol CTUD dan
timing diagramnya ditunjukkan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Counter up – down

Instruksi counter up – down digunakan untuk menaikkan atau mengurangi nilai


keluaran CV. Jika kondisi pada masukan CU berubah dari “0” menjadi “1” (sinyal tepi
positif), nilai counter ditambahkan satu dan disimpan pada CV. Jika kondisi pada masukan
CD berubah dari “0” menjadi “1” (sinyal tepi positif), nilai counter saat ini pada CV
dikurangi satu. Jika pada satu siklus program terjadi sinyal tepi positif pada CU dan CD,
nilai keluaran CV tidak akan berubah.

Nilai counter dapat terus bertambah hingga mencapai nilai batas tertinggi dari tipe
data instruksi yang dipilih. Ketika batas tertinggi tercapai, nilai counter tidak akan
bertambah lagi meski terjadi tepi sinyal positif pada CU. Hal yang sama terjadi pada nilai
counter ketika telah mencapai batas terbawah.

Ketika kondisi sinyal masukan CD berubah menjadi “1”, nilai counter pada keluaran
CV akan diganti dengan nilai parameter PV dan disimpan pada edge memory bit. Selama
kondisi LD tetap “1” maka keadaan apapun di CU dan CD tidak berpengaruh pada

8
instruksi ini. Counter akan bernilai “0” dan tersian pada edge memory bit ketika kondisi
pada masukan R berubah dari “0” menjadi “1”. Selama R bernilai “1”, perubahan pada
CU, CD dan LD tidak akan berpengaruh pada instruksi ini.

Status counter up dapat dilihat pada keluaran QU. Jika nilai counter saat ini lebih
besar atau sama dengan nilai parameter PV, keluaran QU di-set bernilai “1”. Selain
kondisi tersebut, keluaran QU bernilai “0”. PV selain sebagai variabel dapat juga
ditetapkan sebagai sebuah konstanta. Status counter down dapat dilihat pada keluaran
QD. Jika nilai counter saat ini lebih kecil atau sama dengan nol, keluaran QD di-set bernilai
“1”. Selain kondisi tersebut, keluaran QD bernilai “0”.

Parameter-parameter yang terdapat pada instruksi CTUD ditunjukkan pada Tabel


4.6.

Tabel 4.6 Parameter CTUD

Area memori
Parameter Deklarasi Tipe data Keterangan
(S7-1200)
I, Q, M, D, L or
CU Input BOOL Count up input
constant
I, Q, M, D, L or
CD Input BOOL Count down input
constant
I, Q, M, D, L, P, or
R Input BOOL Reset input
constant
I, Q, M, D, L, P, or
LD Input BOOL Load input
constant
Value at which the output
I, Q, M, D, L, P, or QU is set. / Value to
PV Input Integers
constant which the CV output is
set with LD = 1.

QU Output BOOL I, Q, M, D, L Up-counter status

QD Output BOOL I, Q, M, D, L Down-counter status

Integers, CHAR,
CV Output I, Q, M, D, L, P Current counter value
WCHAR, DATE

c. Timer dan Counter di TIA Portal

Timer dapat ditambahkan ke dalam ladder diagram menggunakan simbol LAD


(ladder) maupun FBD-nya (finction block). Khusus counter hanya disediakan simbol FBD

9
saja. Berikut langkah-langkah menambahkan timer (simbol FBD) dan counter pada TIA
Portal:

i. Menambahkan Timer On Delay (TON) pada ladder diagram

 Buka TIA Portal, pilih dan buka blok (OB/FB/FC) yang akan ditambahkan timer
 Pilih instruksi TON di panel instruksi (sebelah kanan layar) pada bagian “Timer
operations”. Drag and drop ke network 1 pada layar kerja, lihat Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Memilih intruksi TON

 Setelah instruksi di-drop ke network 1, muncul jendela untuk mendeklarasikan


data block timer, gunakan nama default atau berikan nama lain, klik OK. Lihat
Gambar 4.8.

10
Gambar 4.8 Mendeklarasikan data block timer

 Definisakan parameter masukan PT dan keluaran ET (opsional), lihat Gambar 4.9

Gambar 4.9 Mendifinisikan parameter timer

 Keluaran Q (status timer) dapat dimanfaatkan untuk alur program. Untuk


mengakses bit Q, definiskan sebuah instruksi bit dan pilih "IEC_Timer_0_DB".Q
sebagai tag-nya. Contoh lihat Gambar 4.10.

11
Gambar 4.10 Memanfaatkan status timer Q

 Instruksi TP, TOF ditambahkan ke ladder diagram dengan cara yang sama dengan
TON

ii. Menambahkan Counter UP (CTU) pada ladder diagram

 Buka TIA Portal, pilih dan buka blok (OB/FB/FC) yang akan ditambahkan counter
 Pilih instruksi CTU di panel instruksi (sebelah kanan layar) pada bagian “Counter
operations”. Drag and drop ke network 1 pada layar kerja, lihat Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Memilih intruksi CTU

12
 Setelah instruksi di-drop ke network 1, muncul jendela untuk mendeklarasikan
data block counter, gunakan nama default atau berikan nama lain, klik OK. Lihat
Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Mendeklarasikan data block counter

 Definisikan parameter masukan PV dan R (opsional) serta keluaran CV (opsional),


lihat Gambar 4.13

Gambar 4.13 Mendifinisikan parameter counter

 Berbeda dengan timer, pada counter perlu dideklarasikan tipe data instruksi. Lihat
Gambar 4.14.

13
Gambar 4.14 Mendeklarasikan tipe data instruksi

 Keluaran Q (status counter) maupun nilai counter CV dapat dimanfaatkan untuk


alur program. Contoh lihat Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Memanfaatkan status dan nilai counter

 Instruksi CTD, CTUD ditambahkan ke ladder diagram dengan cara yang sama
dengan CTU

3. Kebutuhan Peralatan

 Modul Power Supply – satu buah


 Modul Lampu (merah, kuning, hijau) – satu buah
 Modul Sensor Fotoelektrik (Omron E3F3-R61) – satu buah
 PLC Siemens CPU-1215C (tipe AC/DC/Relay) – satu unit
 Komputer dengan TIA Portal – satu unit

14
4. Pelaksanaan dan Hasil

a. Percobaan I – aplikasi timer

Peringatan! Resiko tersengat listrik dan hubungan arus pendek, pastikan


semua perangkat terangkai dengan baik dan benar. Jika perlu, lakukan tes
program tanpa memasang perangkat pada keluaran PLC.

 Buatlah rangkaian dari skematik berikut:

Gambar 4.16 Skematik percobaan 1 – aplikasi timer

 Konfigurasi masukan digital tipe sinking dengan tiga input berupa push button

15
Tabel 4.7 Konfigurasi masukan digital

Push button Masukan digital Fungsi

PB01 DI a.1 Mengaktifkan fungsi TP

PB02 DI a.2 Mengaktifkan fungsi TON

PB03 DI a.3 Mengaktifkan fungsi TOF

 Keluaran digital (relai) terhubung dengan tiga buah lampu.

Tabel 4.8 Konfigurasi keluaran digital

Lampu Keluaran digital (relai)

RED DQ a.1

YELLOW DQ a.2

GREEN DQ a.3

 Buat Project baru, tambahkan tiga blok Function baru:


 Blok FC1 beri nama “LAB01_TP”
 Blok FC2 beri nama “LAB01_TON”
 Blok FC3 beri nama “LAB01_TOF”
 Buatlah diagram tangga pada blok OB1, FC1 hingga FC3 sebagai berikut:

LIHAT LAMPIRAN 1

 Compile program dan download ke PLC.


 Amati dan analisa program tersebut.
 Apa yang terjadi pada lampu RED saat PB01 ditekan?
 Apa yang terjadi pada lampu GREEN saat PB02 ditekan?
 Apa yang terjadi pada lampu YELLOW saat PB03 ditekan?

b. Percobaan II – aplikasi counter dengan detektor fotoelektrik

Peringatan! Resiko tersengat listrik dan hubungan arus pendek, pastikan


semua perangkat terangkai dengan baik dan benar. Jika perlu, lakukan
tes program tanpa memasang perangkat pada keluaran PLC.

16
 Buatlah rangkaian berdasarkan skematik berikut:

Gambar 4.17 Skematik percobaan 2 – aplikasi counter

 Konfigurasi masukan digital tipe sourcing dengan tiga buah input

Tabel 4.9 Konfigurasi masukan digital

Perangkat Digital input Fungsi

PB01 DI a.1 Mengaktifkan fungsi counter up

PB02 DI a.2 Mengaktifkan fungsi counter down

OMRON E3F3-R61 DI a.4 Mendeteksi obyek

 Keluaran digital (relai) terhubung dengan tiga buah lampu

17
Tabel 4.10 Konfigurasi keluaran digital

Lampu Keluaran digital (relai)

RED DQ a.1

YELLOW DQ a.2

GREEN DQ a.3

 Buat Project baru, tambahkan empat blok Function baru:


 Blok FC1 beri nama “LAB02_CTR_SEL”
 Blok FC2 beri nama “LAB02_CTU”
 Blok FC3 beri nama “LAB02_CTD”
 Blok FC4 beri nama “LAB02_DEC_TO_BIN”
 Buatlah diagram tangga pada blok OB1, FC1 hingga FC4 sebagai berikut:

LIHAT LAMPIRAN 2

 Compile program dan download ke PLC


 Amati dan analisa program tersebut
Catatan :
 Lampu RED, GREEN, YELLOW merepresentasikan angka dalam format biner.
RED sebagai MSB dan GREEN sebagai LSB.
 Blok Fungsi “LAB02_DEC_TO_BIN” digunakan untuk mengubah angka desimal
ke biner.
 Tekan PB01, amati perubahan pada lampu saat terdeteksi obyek oleh sensor!
Blok FC berapa yang aktif dan jelaskan mekanisme kerjanya!
 Tekan PB02, amati perubahan pada lampu saat terdeteksi obyek oleh sensor!
Blok FC berapa yang aktif dan jelaskan mekanisme kerjanya!

5. Pembahasan

Tuliskan pembahasan dari percobaan yang telah dilakukan pada buku catatan
praktikum.

6. Kesimpulan

Berikan kesimpulan mengenai percobaan yang telah dilakukan.

18
7. Referensi

Eko Putra, Agfianto. 2007. PLC: Konsep, Pemrograman dan Aplikasi Omron Sysmac dan ZEN. Gava
Media Yogyakarta.

https://duniaengineering.wordpress.com/2008/10/17/komponen-pada-plc/

http://www.mikroe.com/old/books/plcbook/chapter4/chapter4.htm

https://www.academia.edu/5652397/Bab_5_Pemrograman_PLC

SCE Training Curriculum for Integrated Automation Solutions Totally Integrated Automation (TIA)
Edition 09/2012

SIMATIC S7-1200 Easy Book (A5E02486774-AG) January 2015

SIMATIC S7-1200 Programmable controller System Manual (A5E02486680-06) April 2015

Wicaksono, Handy. Dasar-dasar Pemrograman PLC. Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen
Petra

19
Totally Integrated
Automation Portal
Lampiran 1

Program blocks
Main [OB1]
Main Properties
General
Name Main Number 1 Type OB
Language LAD Numbering automatic
Information
Title "Main Program Sweep Author Comment
(Cycle)"
Family Version 0.1 User-defined
ID

Name Data type Default value Comment


Input
Initial_Call Bool Initial call of this OB
Remanence Bool =True, if remanent data are available
Temp
Constant

Network 1:

%FC1
"LAB01_TP"
EN ENO

Symbol Address Type Comment

Network 2:

%FC2
"LAB01_TON"
EN ENO

Symbol Address Type Comment

Network 3:

%FC3
"LAB01_TOF"
EN ENO

Symbol Address Type Comment

20
Totally Integrated
Automation Portal

Program blocks
LAB01_TP [FC1]
LAB01_TP Properties
General
Name LAB01_TP Number 1 Type FC
Language LAD Numbering automatic
Information
Title Timer Pulse Author helmy Comment Ladder diagram untuk
fungsi Timer Pulse
Jika PB01 ditekan, RED
akan menyala selama ni‐
lai PT (detik)
Family Version 0.1 User-defined
ID

Name Data type Default value Comment


Input
Output
InOut
Temp
Constant
Return
LAB01_TP Void

Network 1: TIMER PULSE

%I0.1 %I0.1 %M0.1


"PB01" "PB01" "Start_TP"
P S
%M0.0
"PB01_M"

Symbol Address Type Comment


"PB01" %I0.1 Bool
"PB01_M" %M0.0 Bool
"Start_TP" %M0.1 Bool

Network 2:

21
Totally Integrated
Automation Portal

%DB1
"TMR_01"
%M0.1 %M0.1 TP
"Start_TP" "Start_TP" Time
P IN Q
%M0.2 t#10s PT %MD2
"Start_TP_M" "TMR_01_Value"
ET

%Q0.1
"TMR_01".Q "RED"

%M0.1
"TMR_01".Q "Start_TP"
R

Symbol Address Type Comment


"RED" %Q0.1 Bool
"Start_TP" %M0.1 Bool
"Start_TP_M" %M0.2 Bool
"TMR_01".Q Bool
"TMR_01_Value" %MD2 Time

22
Totally Integrated
Automation Portal

Program blocks
LAB01_TON [FC2]
LAB01_TON Properties
General
Name LAB01_TON Number 2 Type FC
Language LAD Numbering automatic
Information
Title Timer On Delay Author helmy Comment Ladder diagram untuk
fungsi Timer On Delay
Jika PB02 ditekan, YEL‐
LOW akan menyala sete‐
lah nilai PT (detik)
Family Version 0.1 User-defined
ID

Name Data type Default value Comment


Input
Output
InOut
Temp
Constant
Return
LAB01_TON Void

Network 1: TIMER ON DELAY

%I0.2 %I0.2 %M0.4


"PB02" "PB02" "Start_TON"
P S
%M0.3
"PB02_M"
%Q0.2
"YELLOW"
R

Symbol Address Type Comment


"PB02" %I0.2 Bool
"PB02_M" %M0.3 Bool
"Start_TON" %M0.4 Bool
"YELLOW" %Q0.2 Bool

Network 2:

23
Totally Integrated
Automation Portal

%DB2
"TMR_02"
%M0.4 %Q0.2 TON
"Start_TON" "YELLOW" Time
IN Q
t#10s PT %MD6
ET "TMR_02_Value"

%Q0.2
"TMR_02".Q "TMR_02".Q "YELLOW"
P S
%M0.6
"TMR_02_M"

%Q0.2 %M0.4
"YELLOW" "Start_TON"
R

Symbol Address Type Comment


"Start_TON" %M0.4 Bool
"TMR_02".Q Bool
"TMR_02_M" %M0.6 Bool
"TMR_02_Value" %MD6 Time
"YELLOW" %Q0.2 Bool

24
Totally Integrated
Automation Portal

Program blocks
LAB01_TOF [FC3]
LAB01_TOF Properties
General
Name LAB01_TOF Number 3 Type FC
Language LAD Numbering automatic
Information
Title Timer Off Delay Author Helmy Comment Ladder diagram untuk
fungsi Timer Off Delay
Jika PB03 ditekan, GREEN
akan mati setelah nilai PT
(detik)
Family Version 0.1 User-defined
ID

Name Data type Default value Comment


Input
Output
InOut
Temp
Constant
Return
LAB01_TOF Void

Network 1:

%I0.3 %I0.3 %M1.0


"PB03" "PB03" "Start_TOF"
P S
%M0.7
"PB03_M"
%Q0.3
"GREEN"
S

Symbol Address Type Comment


"GREEN" %Q0.3 Bool
"PB03" %I0.3 Bool
"PB03_M" %M0.7 Bool
"Start_TOF" %M1.0 Bool

Network 2:

25
Totally Integrated
Automation Portal

%DB3
"TMR_03"
%M1.0 %M1.0 TOF
"Start_TOF" "Start_TOF" Time
P IN Q
%M1.2 t#10s PT %MD10
"Start_TOF_M" "TMR_03_Value"
ET

%Q0.3
"TMR_03".Q "GREEN"
R

%Q0.3 %M1.0
"GREEN" "Start_TOF"
R

Symbol Address Type Comment


"GREEN" %Q0.3 Bool
"Start_TOF" %M1.0 Bool
"Start_TOF_M" %M1.2 Bool
"TMR_03".Q Bool
"TMR_03_Value" %MD10 Time

26
Totally Integrated
Automation Portal Lampiran 2

Program blocks
Main [OB1]
Main Properties
General
Name Main Number 1 Type OB
Language LAD Numbering automatic
Information
Title "Main Program Sweep Author Comment
(Cycle)"
Family Version 0.1 User-defined
ID

Name Data type Default value Comment


Input
Initial_Call Bool Initial call of this OB
Remanence Bool =True, if remanent data are available
Temp
Constant

Network 1:

%FC1
"LAB02_CTR_SEL"
EN ENO

Symbol Address Type Comment

Network 2:

%M0.1 %FC2
"CTU_SEL" "LAB02_CTU"
EN ENO

Symbol Address Type Comment


"CTU_SEL" %M0.1 Bool

Network 3:

%M0.2 %FC3
"CTD_SEL" "LAB02_CTD"
EN ENO

Symbol Address Type Comment


"CTD_SEL" %M0.2 Bool

Network 4:

27
Totally Integrated
Automation Portal

%FC4
"LAB02_DEC_TO_BIN"
EN ENO

Symbol Address Type Comment

28
Totally Integrated
Automation Portal

Program blocks
LAB02_CTR_SEL [FC1]
LAB02_CTR_SEL Properties
General
Name LAB02_CTR_SEL Number 1 Type FC
Language LAD Numbering automatic
Information
Title Select Counter Author Helmy Comment Blok ini berfungsi untuk
memilih operasi counter

PB01 ditekan --- Counter


Up
PB02 ditekan --- Counter
Down
Family Version 0.1 User-defined
ID

Name Data type Default value Comment


Input
Output
InOut
Temp
Constant
Return
LAB02_CTR_SEL Void

Network 1:

%I0.1 %I0.1 %M0.1


"PB01" "PB01" "CTU_SEL"
P S
%M0.0
"PB01_M" "CTU".R

MOVE
EN ENO
0 IN OUT1 "CTU".CV

%M0.2
"CTD_SEL"
R

Symbol Address Type Comment


"CTD_SEL" %M0.2 Bool
"CTU".CV Int
"CTU".R Bool
"CTU_SEL" %M0.1 Bool
"PB01" %I0.1 Bool
"PB01_M" %M0.0 Bool

Network 2:

29
Totally Integrated
Automation Portal

%I0.2 %I0.2 %M0.2


"PB02" "PB02" "CTD_SEL"
P S
%M0.3
"PB02_M" "CTD".R

MOVE
EN ENO
7 IN OUT1 "CTD".CV

%M0.1
"CTU_SEL"
R

Symbol Address Type Comment


"CTD".CV Int
"CTD".R Bool
"CTD_SEL" %M0.2 Bool
"CTU_SEL" %M0.1 Bool
"PB02" %I0.2 Bool
"PB02_M" %M0.3 Bool

30
Totally Integrated
Automation Portal

Program blocks
LAB02_CTU [FC2]
LAB02_CTU Properties
General
Name LAB02_CTU Number 2 Type FC
Language LAD Numbering automatic
Information
Title Counter Up Author helmy Comment Blok ini berfungsi untuk
melaksanakan operasi
Counter Up
Family Version 0.1 User-defined
ID

Name Data type Default value Comment


Input
Output
InOut
Temp
Constant
Return
LAB02_CTU Void

Network 1:

%DB4
"CTU"
%I0.4 CTU
"SENSOR" "CTU".QU Int
CU Q
false R %MW2
7 PV CV "CTU_Value"

Symbol Address Type Comment


"CTU".QU Bool
"CTU_Value" %MW2 Int
"SENSOR" %I0.4 Bool

Network 2:

MOVE
EN ENO
%MW2 %MW4
"CTU_Value" IN OUT1 "CTR_Value"

Symbol Address Type Comment


"CTR_Value" %MW4 Int
"CTU_Value" %MW2 Int

31
Totally Integrated
Automation Portal

Program blocks
LAB02_CTD [FC3]
LAB02_CTD Properties
General
Name LAB02_CTD Number 3 Type FC
Language LAD Numbering automatic
Information
Title Counter Down Author Helmy Comment Blok ini berfungsi untuk
melaksanakan operasi
Counter Down
Family Version 0.1 User-defined
ID

Name Data type Default value Comment


Input
Output
InOut
Temp
Constant
Return
LAB02_CTD Void

Network 1:

%DB5
"CTD"
%I0.4 CTD
"SENSOR" "CTD".QD Int
CD Q
false LD %MW6
0 PV CV "CTD_Value"

Symbol Address Type Comment


"CTD".QD Bool
"CTD_Value" %MW6 Int
"SENSOR" %I0.4 Bool

Network 2:

MOVE
EN ENO
%MW6 %MW4
"CTD_Value" IN OUT1 "CTR_Value"

Symbol Address Type Comment


"CTD_Value" %MW6 Int
"CTR_Value" %MW4 Int

32
Totally Integrated
Automation Portal

Program blocks
LAB02_DEC_TO_BIN [FC4]
LAB02_DEC_TO_BIN Properties
General
Name LAB02_DEC_TO_BIN Number 4 Type FC
Language LAD Numbering automatic
Information
Title Decimal to Binary Author Helmy Comment Convert Counter Value in
Decimal to Binary Format
Family Version 0.1 User-defined
ID

Name Data type Default value Comment


Input
Output
InOut
Temp
Constant
Return
LAB02_DEC_TO_BIN Void

Network 1:

%MW4
%Q0.1
"CTR_Value" "RED"
==
S
Int
7
%Q0.2
"YELLOW"
S

%Q0.3
"GREEN"
S

Symbol Address Type Comment


"CTR_Value" %MW4 Int
"GREEN" %Q0.3 Bool
"RED" %Q0.1 Bool
"YELLOW" %Q0.2 Bool

Network 2:

33
Totally Integrated
Automation Portal

%MW4
%Q0.1
"CTR_Value" "RED"
==
S
Int
6
%Q0.2
"YELLOW"
S

%Q0.3
"GREEN"
R

Symbol Address Type Comment


"CTR_Value" %MW4 Int
"GREEN" %Q0.3 Bool
"RED" %Q0.1 Bool
"YELLOW" %Q0.2 Bool

Network 3:

%MW4
%Q0.1
"CTR_Value" "RED"
==
S
Int
5
%Q0.2
"YELLOW"
R

%Q0.3
"GREEN"
S

Symbol Address Type Comment


"CTR_Value" %MW4 Int
"GREEN" %Q0.3 Bool
"RED" %Q0.1 Bool
"YELLOW" %Q0.2 Bool

Network 4:

%MW4
%Q0.1
"CTR_Value" "RED"
==
S
Int
4
%Q0.2
"YELLOW"
R

%Q0.3
"GREEN"
R

Symbol Address Type Comment


"CTR_Value" %MW4 Int

34
Totally Integrated
Automation Portal

Symbol Address Type Comment


"GREEN" %Q0.3 Bool
"RED" %Q0.1 Bool
"YELLOW" %Q0.2 Bool

Network 5:

%MW4
%Q0.1
"CTR_Value" "RED"
==
R
Int
3
%Q0.2
"YELLOW"
S

%Q0.3
"GREEN"
S

Symbol Address Type Comment


"CTR_Value" %MW4 Int
"GREEN" %Q0.3 Bool
"RED" %Q0.1 Bool
"YELLOW" %Q0.2 Bool

Network 6:

%MW4
%Q0.1
"CTR_Value" "RED"
==
R
Int
2
%Q0.2
"YELLOW"
S

%Q0.3
"GREEN"
R

Symbol Address Type Comment


"CTR_Value" %MW4 Int
"GREEN" %Q0.3 Bool
"RED" %Q0.1 Bool
"YELLOW" %Q0.2 Bool

Network 7:

35
Totally Integrated
Automation Portal

%MW4
%Q0.1
"CTR_Value" "RED"
==
R
Int
1
%Q0.2
"YELLOW"
R

%Q0.3
"GREEN"
S

Symbol Address Type Comment


"CTR_Value" %MW4 Int
"GREEN" %Q0.3 Bool
"RED" %Q0.1 Bool
"YELLOW" %Q0.2 Bool

Network 8:

%MW4
%Q0.1
"CTR_Value" "RED"
==
R
Int
0
%Q0.2
"YELLOW"
R

%Q0.3
"GREEN"
R

Symbol Address Type Comment


"CTR_Value" %MW4 Int
"GREEN" %Q0.3 Bool
"RED" %Q0.1 Bool
"YELLOW" %Q0.2 Bool

36

Anda mungkin juga menyukai