1. Alizza Qathrunnada
2. Devi Oktania
3. Dewi Novia Ningrum
4. Ihda Maulidya Paramita
5. Nurun Najah Azzahra
6. Muhammad Randi Irmawan
7. Ririn Ayu Sofianingsih
8. Tasya Alfionita
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai
rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan
dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat
untuk mencapai kesehatan bagi semua pada 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah
pada pembukaan Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999.
Namun masih banyak perumahan warga yang ventilasi kurang memadahi dan
pencahaannya kurang. Perkampungan dengan kondisi jalan yang rata, saluran pembuangan
yang cukup lancar, pembuangan sampah yang cukup tertib yaitu dibuang dan dikumpulkan di
TPS dekat makam setempat, dan terdapat sumber polusi yaitu berupa air selokan sehingga
memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada lingkungan seperti demam berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue Hemorragi Fever(DHF),
sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1968 sampai sekarang, sering menjadi penyebab
kematian terutama pada anak remaja dewasa. Penyakit ini telah menyebar ke hampir seluruh
wilayah Indonesia dan dari tahun ke tahun penderitanya cenderung meningkat. (Christian
Effendy, 1995)
Dengan masih tinggi nya kasus Demam Berdarah sampai saat ini, membuat penulis
tertarik untuk mengangkat kasus Demam Berdarah Dengue dengan alokasi :
Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada keluarga Tn “P” dengan gangguan
Demam Berdarah Dengue di kecamatan Purwosari Kudus.
Tujuan Khusus :
6. Dapat melakukan evaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang di berikan kepada
keluarga dengan kasus Demam Berdarah Dengue
c. Pelayanan keperawatan terhadap kasus resiko tinggi rumah klien termasuk pembinaan
terhadap keluarga.
2. Untuk Puskesmas
3. Untuk Keluarga
Agar keluarga dapat mengerti bagaimana cara merawat keluarga yang menderita
Demam Berdarah dan dapat memberikan pertolongan.
4. Untuk Mahasiswa
Adapun kegunaan laporan ini bertujuan untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah
kepeawatan komunitas. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
dalam memeberikan asuhan keparwatan khusunya pada klien An “A” atau keluarga
dengan Demam Berdarah.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
3.1 Pengertian
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti (betina) (Christian Effendy. Skp,1995)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri dengan
manifestasi pendarahan, dan bertendesi mengakibatkan renjatan yang dapat menyababkan
kematian. (Kapaita Selekta).
3.2 Etiologi
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus Arovirus.
(Suriadi, Skp dan Rita Yuliani, Skp, 2002: 57)
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu virus Dengue yang tergolong
dalam famili flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe di Indonesia, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4. (Hendarwanto,1996)
3.3 Patofisiolog
Virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik-bintik merah pada kulit(petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa(spenomengali)
Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulilt dingin, lembab dan
pasien menjadi gellisah
Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur
3.6 Pencegahan
Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :
b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat
rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara spontan.
1. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 7–10 hari).
3. Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang.
1. Pengartian
2. Definisi Keluarga
Keluraga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI 1988)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan dan pengangkatan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain didalam perananya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus :
Sasaran :
Perawatan kesehtan keluarga adalah semua anggota keluarga baik yang sehat
mauun yn sakit serta lingkungan.
3. masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apa bila salah satu anggota
keluarga mempunyi masalah kesehatan dan berpengaruh terhadap anggota
keluarganya lain
5. keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbgai upaya
kesehatan masyarakat
Tugas-tugas keluarga :
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Umur : 14 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : SISWA
2. KK :
N UMU
N A M A JK AG PD PK HUB TB BB
O R
anak
3. An.’’ A’’ 14 P islam SMP Siswa 150 39
Keterangan :
JK : Jenis kelamin
L : Laki-laki
P : Perempuan
AG : Agama
PK : Jenis pekerjaan atau mata pencaharian utama yang ditekuni saat ini
3. Pola Fungsional
1. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Pola Makan Kelurga
Makanan pokok keluarga ini adalah nasi putih dengan frekuensi makan 3-4
hari sehari. Menu makanan setiap hari. Menu makanan setiap hari bervariasi yaitu
sayur, lauk pauk, kebiasaan makan protein hewani 1-2 kali seminggu, sedangkan
makanan protein nabati dan sayuran terpenuhi setiap hari jenisnya bervariasi sesuai
selera.
Kebiasaan tidur keluarga tidak teratur, keluarga jarang tidur siang, kebiasaan
tidur keluarga An”A “ pada malam hari sekitar 21.00 Wib.
d. Kebersihan Diri
b. Pada keluarga An”A “ jika ada keluarga yang sakit, kebiasaan keluarga ini langsung
dibawa ke puskesmas terdekat.
a. Perumahan
Rumah yang di tempati oleh keluarga An”A “ adalah rumah milik sendiri, semi
permanen yang berukuran 6 x 10 m2. Dimana keadaan ventilasi kurang baik, lantai
semen, mempunyai 1 kamar mandi, 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur.
Penerangan dari listrik PLN, penataan ruangan dan kebersihan rumah keluarga An”A“
kurang, kasur dirumah kadang-kadang saja di jemur, pakaian rumah bergantungan di
sembarangan tempat.
Sumber air minum keluarga diperoleh dari PAM, yang juga digunakan untuk
mandi, mencuci pakaian, BAB/BAK. Bak penampungan air minum, air untuk
mencuci pakaian tersebut jarang dibersihkan ataupun dikuras.
f. Fasilitas Kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga An”A “ sering ke puskesmas yang
jaraknya dekat dengan rumah.
a. Imunisasi
a. Penghasilan
b. Pendidikan
Hubungan antara keluarga An”A“ dengan masyarakat sekitar cukup baik, karena
sikap kekeluargaan tempat tinggalnya masih kuat, saling menghargai satu sama lain
juga tolong menolong.
1. Penjajakan I
2. Penjajakan II
2
Rumah tampak kotor, kasur kadang- Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara
kadang dijemur, banyak sampah yang lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
berserakan dihalaman sekitar rumah kesehatan sehubungan dengan ketidaktahuan
karena jarang dibakar, ventilasi kurang. keluarga tentang pentingnya sanitasi
- Keluarga An”A“ mengatakan bahwa lingkungan.
keadaan seperti itu biasa saja.
Keluarga mampu
membersihkan
rumah, menjemur
2 Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 kasur setiap hari,
dapat diubah sampah dibakar,
menambah ventilasi
rumah, bila ia
mengerti manfaatnya
Keluarga mampu
membersihkan
rumah, menjemur
kasur setipa hari,
sampah dibakar,
3 Pontesial masalah dapat 3/3 x 1 1 menambah ventilasi
dicegah dirumah, jika
keluarga diberi
pengertian
Keluarga
membiarkan keadaan
rumah kotor, kasur
sehari-hari tidak
dijemur, sampah
berserakan dihalaman
rumah, ventilasi
4 Menonjolnya masalah 0/2 x 1 0 kurang.
- Masalah tidak dirasakan
Total 3 2/3
2. Pontensial terjadinya penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain.
Keluarga mampu
membersihkan bak-bak,
penampungan dan
mengubur barang-
barang bekas.
3 3/3 x 1 1
Keluarga belum
mengerti pentingnya
pencegahan penularan
penyakit Demam
Berdarah Dengue
Menonjolnya Masalah
4 0/2 x 1 0
Total Skore 3 2/3
Skore : 4 1/3
Pontensial terjadinya penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain
Skore : 3 2/3
D. Diagnosa komunitas tentang penyakit demam berdarah
E. PERENCANAAN / INTERVENSI
NO PERENCANAAN
. Masalah Diagnosa keperawatan Sasaran Tujuan Kriteria
kesehatan
1 31 Desember Ketidakmampuan Setelah dilakukan Agar supaya setelah diberikan penyuluhan
2019 mengenal masalah penyuluhan tentang keluarga keluarga dapat menjelaskan
Penyakit DBD DBD sehubungan DBD keluarga akan mengetahui tentang tanda, gejala
pada dengan kurang mengerti dan dan mengerti
dan penyebab penyakit DBD
pengetahuan keluarga mengetahui tentang tanda, gejala
An “A”
tentang penyakit DBD tanda, gejala dan dan penyebab
penyebab penyakit penyakit DBD
DBD
A. LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue Hemorragi Fever(DHF),
sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1968 sampai sekarang, sering menjadi penyebab
kematian terutama pada anak remaja dewasa. Penyakit ini telah menyebar ke hampir seluruh
wilayah Indonesia dan dari tahun ke tahun penderitanya cenderung meningkat. (Christian
Effendy, 1995)
Dengan masih tinggi nya kasus Demam Berdarah sampai saat ini, membuat penulis
tertarik untuk mengangkat kasus Demam Berdarah Dengue dengan alokasi :
B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 35 menit, diharap sasaran mampu memahami
tentang cara pencegahan DHF (Dengue hemoragic fever)
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, sasaran dapat :
1) Menjelaskan pengertian penyakit demam berdarah
2) Menyebutkan tanda dan gejala penyakit demam berdarah
3) Menjelaskan tindakan pertama bila menemukan penyakit demam berdarah
4) Menyebutkan cara pencegahan penyakit demam berdarah
5) Menyebutkan ciri-ciri nyamuk aedes aegepty
6) Menyebutkan tempat-tempat bersarangnya nyamuk aedes aegepty
7) Menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari
C. MATERI
Terlampir
D. SETTING TEMPAT
PENYULU
PENYULU
H
H
----
----
----
----
-------
-------
PESERTAPENYULUHAN
E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi, Tanya Jawab dan Kuis
F. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet
G. SUSUNAN KEGIATAN
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media Waktu
1. Pembukaan
memberikan salam o menjawab salam 5 menit
memperkenalkan diri o mendengar dan
menjelaskan tujuan dari
memperhatikan
penyuluhan o mengetahui kontrak
menentukan kontrak waktu
menyebutkan materi waktu
o mengetahui apa saja
penyuluhan yang akan
yang akan
diberikan
disampaikan
2. Pelaksanaan
Mendengarkan dan Lembar 25
1) Menjelaskan pengertian
memperhatikan balik menit
penyakit demam
berdarah
2) Menyebutkan tanda dan
gejala penyakit demam
berdarah
3) Menjelaskan tindakan
pertama bila
menemukan penyakit
demam berdarah
4) Menyebutkan cara
pencegahan penyakit
demam berdarah
5) Menyebutkan ciri-ciri
nyamuk aedes aegepty
6) Menyebutkan tempat-
tempat bersarangnya
nyamuk aedes aegepty
3. Penutup bertanya dan aktif 5 menit
melakukan feed back (timbal mendengar dan
2. Etiologi
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus Arovirus.
(Suriadi, Skp dan Rita Yuliani, Skp, 2002: 57)
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu virus Dengue yang tergolong
dalam famili flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe di Indonesia, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4. (Hendarwanto,1996)
3. Patofisiologi
Virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik-bintik merah pada kulit(petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa(spenomengali)
Renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik
asidosis, dan kematian (Christian Effendy,1995)
Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulilt dingin, lembab dan
pasien menjadi gellisah
Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur
5. Penatalaksanaan Terapeutik
10. Tirah baring
11. Diet makan lunak
12. Minum banyak ( 2-2,5 liter/ 24 jam)
13. Pemberian cairan intra vena
14. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam ( suhu,nadi,tensi, pernafasan)
15. Periksa HB, HT, dan tromosit setiap hari
16. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukini, atau dipiron
juga pemberian kompres dingin
17. Pemberian obat antibiotik bila trdapat infeksi sekunder( kolaborasi dengan tim dokter)
18. Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum dan hasil-hasil pemeriksaan
laboratorium yang memburuk
6. Pencegahan
Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :
b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat
rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara spontan.
1. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 7–10 hari).
3. Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang.
mungkin terjadi
muntah darah
Menjaga
Kenali dan lakukan 3M
kebersihan adalah
menguras
hal yang penting
menutup
Sampah genangan
mengubur
air adalah
tempat
berkembang biak
nyamuk !!!