Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS PADA KELUARGA


Tn “P” DENGAN KASUS DEMAM
BERDARAH DENGUE

Disusun Oleh: KELOMPOK 4

1. Alizza Qathrunnada
2. Devi Oktania
3. Dewi Novia Ningrum
4. Ihda Maulidya Paramita
5. Nurun Najah Azzahra
6. Muhammad Randi Irmawan
7. Ririn Ayu Sofianingsih
8. Tasya Alfionita

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2018 / 2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang
memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara
global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah
yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan
dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah satu
pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan
pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang optimal. ( Depkes
RI, 1992 ).

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.
Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai
rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan
dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan


peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas
khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan
Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia
Lanjut, dan sebagainya.

Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat
untuk mencapai kesehatan bagi semua pada 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah
pada pembukaan Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999.

Namun masih banyak perumahan warga yang ventilasi kurang memadahi dan
pencahaannya kurang. Perkampungan dengan kondisi jalan yang rata, saluran pembuangan
yang cukup lancar, pembuangan sampah yang cukup tertib yaitu dibuang dan dikumpulkan di
TPS dekat makam setempat, dan terdapat sumber polusi yaitu berupa air selokan sehingga
memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada lingkungan seperti demam berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue Hemorragi Fever(DHF),
sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1968 sampai sekarang, sering menjadi penyebab
kematian terutama pada anak remaja dewasa. Penyakit ini telah menyebar ke hampir seluruh
wilayah Indonesia dan dari tahun ke tahun penderitanya cenderung meningkat. (Christian
Effendy, 1995)

Di Indonesia, Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dicurigai di Surabaya


pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologist baru diperoleh pada tahun 1970. kemudian
DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung dan Jogjakarta (1972). Epidemiologi pertama di
luar jawa dilaporkan pada tahun 1972 di Sumatera Barat dan Lampung, di susul oleh Riau,
Sulawesi Utara dan Bali.

Dengan masih tinggi nya kasus Demam Berdarah sampai saat ini, membuat penulis
tertarik untuk mengangkat kasus Demam Berdarah Dengue dengan alokasi :

1. Merupakan penyakit menular yang tampak menjangkit masyarakat terutama yang


berekonomi rendah dan tinggi di daerah yang kebersihannya kurang.
2. Kurangnya pengetahuan tentang Demam Berdarah Dengue dan cara pencengahanya

3. Keluarga tidak mengetahui arti kebersihan yang sesungguhnya

4. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan penulis tentang penyakit Demam berdarah


Dengue.

Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada keluarga Tn “P” dengan gangguan
Demam Berdarah Dengue di kecamatan Purwosari Kudus.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan Umum :

Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga dengan kasus Demam


Berdarah Dengue di Purwosari Kudus

Tujuan Khusus :

1. Mampu melakukan pengkajian terhadap keluarga Tn “P” dengan kasus Demam


berdarah Dengue
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap keluarga dengan kasus Demam
Berdarah dengue

3. Mampu menyusun rencana keperawatan pada keluarga dengan Kasus Demam


Berdarah Dengue

4. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada keluarga dengan Kasus Demam


Berdarah Dengue

5. Dapat melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada kelurga dengan kasus


Demam Berdarah Dengue

6. Dapat melakukan evaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang di berikan kepada
keluarga dengan kasus Demam Berdarah Dengue

1.4 Ruang Lingkup Masalah


Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, ruang lingkupnya hanya terbatas pada hal-
hal yang tercakup dalam bagian yang diajukan terhadap klien ” A” dalam penulisan
membahas permasalahan pada klien ”A” dengan Demam Berdarah Dengue dalam bentuk
asuhan keperawatan di puskesmas kecamatan Purwosari Kudus dengan pedoman pada :

1. Kegiatan di dalam gedung puskesmas seperti :

Merupakan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan dirunag


jalur puskesmas.

2. Kegiatan diluar gedung puskesmas seperti :

a. Pembinaan kesehatan terhadap sasaran puskesmas dalam wilayah kerja puskesmas


melalui binaan keperawatan
b. Pembinaan terhadap kesehatan terhadap kelompok kasus

c. Pelayanan keperawatan terhadap kasus resiko tinggi rumah klien termasuk pembinaan
terhadap keluarga.

3. Pengkajian asuhan keperawatan keluaga di mulai dari tanggal 31 Desember 2019.


1.5 Manfaat Penulisan
1. Untuk Dinas Kesehatan

Memberikan gambaran tentang cara, penyebab, dan tanggapan masyarakat atau


keluarga dalam menyikapi penyakit Demam Berdarah dengue sehingga ke depan
pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang tepat perenncanan kesehatan.

2. Untuk Puskesmas

Untuk memberikan dan menambah informasi sebagai pedoman bagi perawat


tentang perkrmbangan program yang telah dijalankan sehingga kedepan dapat
meningkatkan kriteria yang baik.

3. Untuk Keluarga

Agar keluarga dapat mengerti bagaimana cara merawat keluarga yang menderita
Demam Berdarah dan dapat memberikan pertolongan.

4. Untuk Mahasiswa

Adapun kegunaan laporan ini bertujuan untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah
kepeawatan komunitas. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
dalam memeberikan asuhan keparwatan khusunya pada klien An “A” atau keluarga
dengan Demam Berdarah.
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN
3.1 Pengertian
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti (betina) (Christian Effendy. Skp,1995)

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri dengan
manifestasi pendarahan, dan bertendesi mengakibatkan renjatan yang dapat menyababkan
kematian. (Kapaita Selekta).

3.2 Etiologi
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus Arovirus.
(Suriadi, Skp dan Rita Yuliani, Skp, 2002: 57)

Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu virus Dengue yang tergolong
dalam famili flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe di Indonesia, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4. (Hendarwanto,1996)

3.3 Patofisiolog
Virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik-bintik merah pada kulit(petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa(spenomengali)

Peningkatan permeabilitas kapiler mengakibatkan berkutangnya volume plasma,


terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan.
Hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit 20 %) menunjukkan adanya kebocoran
plasma leakage sehinnga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena.
Renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik
asidosis, dan kematian (Christian Effendy,1995)

3.4 Tanda dan Gejala

 Demam tinggi selama 2-7 hari


 Pendarahan pada kulit( petekie, ekimosis, hematom)
 Pendarahan lain efitaksis, hematemesis, hematuri, dan melana
 Keluhan pada saluran pencernaan, mual, muntah, tak ada nafsu makan (anoreksia), diare,
konstipasi
 Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, takanan darah menurun, gelisah
capillary refiul lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah( christantie effendy, 1995)

Adapun klasifikasi Demam Berdarah Dengue( WHO,1997) :

Derajat I : Demam dengan uji bendung positif

Drajat II : Derajat 1 disertai pendarahan spontan di kulit atau pendarahan lain

Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulilt dingin, lembab dan
pasien menjadi gellisah

Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur

3.5 Penatalaksanaan Terapeutik


1. Tirah baring
2. Diet makan lunak
3. Minum banyak ( 2-2,5 liter/ 24 jam
4. Pemberian cairan intra vena
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam ( suhu,nadi,tensi, pernafasan)
6. Periksa HB, HT, dan tromosit setiap hari
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukini, atau dipiron
juga pemberian kompres dingin
8. Pemberian obat antibiotik bila trdapat infeksi sekunder( kolaborasi dengan tim dokter)
9. Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum dan hasil-hasil pemeriksaan
laboratorium yang memburuk

3.6 Pencegahan
Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :

a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan melaksanakan


pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF.

b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat
rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara spontan.

c. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah, rumah


sakit termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.

d. Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan tinggi.

Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :

a. Menggunakan insektisida. Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan demam


berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan temephos
(abate) untuk membunuh jentik (larvasida). Cara penggunaan malathion ialah dengan
pengasapan atau pengabutan. Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate
ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana tempat penampungan air bersih, dosis
yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1 % per 10 liter air.

b. Tanpa insektisida Caranya adalah :

1. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 7–10 hari).

2. Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.

3. Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang.

3.7 Perawatan Kesehatan Keluarga

1. Pengartian

Perawatan kesehatan keluarga menurut Salivicin G. Balion dan Aracelis


Maglaya (1978): Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau di pusatkan pada keluargasebagai unit atau suatu
kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai
ssaran. Perawatan kesehatan keluarga adalah suatu perawatan esensial yang
berdasarkan kemanusiaan atau cinta kasih untuk mempertahankan kesejah teraaan
keluarga dari masing-masing anggota keluarga.

2. Definisi Keluarga

Keluraga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI 1988)

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan dan pengangkatan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain didalam perananya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

3. Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga

Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga


sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga sehingga dapat meningkatkan
status kesehatan keluarga.

Tujuan Khusus :

a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang


di hadapi oleh keluarga
b. Meningkatkan kemamouan keluarga dalam menangulangi masalah-masalah kesehatan
dasar dalam keluarga

c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap


anggota keluarganya yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga

Sasaran :

Perawatan kesehtan keluarga adalah semua anggota keluarga baik yang sehat
mauun yn sakit serta lingkungan.

4. Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Kesehatan


1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat

2. keluarga sebagai suatu kelompok masyarakat yang dapat menimbulkan,


mencegah, menggambakan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
keluarga

3. masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apa bila salah satu anggota
keluarga mempunyi masalah kesehatan dan berpengaruh terhadap anggota
keluarganya lain

4. dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu, klien keluarga


tetap berperan sebagai pengambil keputusan

5. keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbgai upaya
kesehatan masyarakat

Tugas-tugas keluarga :

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya


2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada didalam keluarga

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya msing-


masing.

4. Sosialisasi antar anggota keluarga

5. Pengaturan jumlah anggota keluarga

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

7. Penempatan anggota-anggota keluarganya dalam masyarakat

8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga


BAB III

TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien

Nama : An. “A”

Umur : 14 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : SISWA

Alamat : Jl.Purwosari Rt /RW

2. KK :

N UMU
N A M A JK AG PD PK HUB TB BB
O R

1. Tn.”P” 26 L islam SLTA buruh suami 160 55

2. Ny.”E 24 P islam SLTA IRT istri 156 41

anak
3. An.’’ A’’ 14 P islam SMP Siswa 150 39
Keterangan :

JK : Jenis kelamin

L : Laki-laki

P : Perempuan

AG : Agama

PD : Tingkat pendidikan terakhir yang telah dilulusi

PK : Jenis pekerjaan atau mata pencaharian utama yang ditekuni saat ini

BB : Berat Badan ditulis dalam ukuran kg (kilogram)

TB : Tinggi Badan ditulis dalam ukuran cm (centimeter)

3. Pola Fungsional
1. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Pola Makan Kelurga
Makanan pokok keluarga ini adalah nasi putih dengan frekuensi makan 3-4
hari sehari. Menu makanan setiap hari. Menu makanan setiap hari bervariasi yaitu
sayur, lauk pauk, kebiasaan makan protein hewani 1-2 kali seminggu, sedangkan
makanan protein nabati dan sayuran terpenuhi setiap hari jenisnya bervariasi sesuai
selera.

b. Pola istirahat Keluarga

Kebiasaan tidur keluarga tidak teratur, keluarga jarang tidur siang, kebiasaan
tidur keluarga An”A “ pada malam hari sekitar 21.00 Wib.

c. Pola Rekreasi dan Hiburan

Keluarga jarang melakukan rekreasi, karena keterbatasan ekonomi dan juga


dianggap tidak begitu penting oleh keluarga An”A “

d. Kebersihan Diri

Kebiasaan keluarga An”A “ mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun


mandi, pasta dan sikat gigi, memakai handuk, sedangkan mencuci rambut tidak tentu.
Kebiasaan mengganti pakaian 2 kali sehari, keadaan kuku bersih.

2. Data Kesehatan Keluarga


a. Dalam rumah keluarga An”A “ yang menderita Demam Berdarah Dengue dan dalam
anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit serupa seperti An”A “
saat ini.

b. Pada keluarga An”A “ jika ada keluarga yang sakit, kebiasaan keluarga ini langsung
dibawa ke puskesmas terdekat.

3. Data Kesehatan Lingkungan

a. Perumahan

Rumah yang di tempati oleh keluarga An”A “ adalah rumah milik sendiri, semi
permanen yang berukuran 6 x 10 m2. Dimana keadaan ventilasi kurang baik, lantai
semen, mempunyai 1 kamar mandi, 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur.
Penerangan dari listrik PLN, penataan ruangan dan kebersihan rumah keluarga An”A“
kurang, kasur dirumah kadang-kadang saja di jemur, pakaian rumah bergantungan di
sembarangan tempat.

b. Sumber Air Bersih

Sumber air minum keluarga diperoleh dari PAM, yang juga digunakan untuk
mandi, mencuci pakaian, BAB/BAK. Bak penampungan air minum, air untuk
mencuci pakaian tersebut jarang dibersihkan ataupun dikuras.

c. Tempat Pembungan Tinja

Keluarga An”A “menggunakan WC leher angsa, tetapi bak di WC ini jarang


dikuras oleh keluarga An”A “

d. Tempat Pembuangan Air Limbah

Keluarga An”A “membuang air limbah keluarga melalui selokan kemudian


dialirkan disuatu lobang tempat limbah yang dibuat sendiri oleh An”A “

e. Tempat Pembuangan Sampah

Tempat pembuangan sampah keluarga An”A “ yaitu sampah dibuang pada


tempatnya yang tidak jauh dari rumah dan sampah jarang dibakar, sehingga pada
musim penghujan barang-barang bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi
tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak.

f. Fasilitas Kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga An”A “ sering ke puskesmas yang
jaraknya dekat dengan rumah.

4. Data KIA dan KB

a. Imunisasi

Keluarga An”A“ mengatakan bahwa An”A“ tidak pernah diimunisasi

5. Data Sosial Ekonomi

a. Penghasilan

Penghasilan keluarga An”A“ perbulan kira-kira Rp. 500.000-750.000 dengan


pendapatan tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan menentukan pengeluaran
belanja keluarga adalah ibu.

b. Pendidikan

Anggota keluarga berpendidikan sebatas SMA dan tidak melanjutkan keperguruan


tinggi dikarenakan keterbatasan biaya.

c. Hubungan Keluarga dengan Masyarakat

Hubungan antara keluarga An”A“ dengan masyarakat sekitar cukup baik, karena
sikap kekeluargaan tempat tinggalnya masih kuat, saling menghargai satu sama lain
juga tolong menolong.

B. Penentuan Masalah Kesehatan dan Keperawatan

1. Penjajakan I

No Data Masalah Keperawatan

1 An”A“ menderita DBD


Tidak/
dengan
kurangpanas
sehat
yang tinggi secara
Penyakitmendadak,
DBD pada An”A“
menggigil, pegal-pegal seluruh tubuh,
adanya ruam atau bintik-bintik merah
pada kulit ( petecia)

Nn” ” menderita DBD sejak 3 hari yang


2 lalu, bak penampungan air minum, bak - Ancaman Kesehatan
untuk mencuci pakaian, bak di WC - Pontensial terjadinya penularan penyakit
jarang dikuras ataupun dibersihkan, DBD pada anggota keluarga yang lain
adanya pakaian yang bergelantungan
disembarangan tempat.

2. Penjajakan II

No Data Masalah Keperawata

1 An”A“ menderita DBD dengan panas - Ketidakmampuan mengenal masalah DBD


tinggi secara mendadak, menggigil, sehubungan dengan kurang pengetahuan
pegal-pegal seluruh tubuh, adanya ruam keluarga tentang penyakit DBD
atau bintik-bintik merah pada kulit
(petecia)

- Keluarga An”A“ menanyakan tentang


penyakit DBD.

2
Rumah tampak kotor, kasur kadang- Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara
kadang dijemur, banyak sampah yang lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
berserakan dihalaman sekitar rumah kesehatan sehubungan dengan ketidaktahuan
karena jarang dibakar, ventilasi kurang. keluarga tentang pentingnya sanitasi
- Keluarga An”A“ mengatakan bahwa lingkungan.
keadaan seperti itu biasa saja.

An”A“ menderita DBD sejak 3 hari


3 - Ketidakmampuan memelihara lingkungan
yang lalu, bak penampungan air
rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan
minum, bak unuk mencuci pakaian, bak
anggota keluarga sehubungan dengan
di WC jarang dikuras ataupun
ketidakmampuan keluarga tentang usaha
dibersihkan, adanya pakaian yang
pencegahan penularan penyakit DBD.
bergelantungan disembarangan tempat.

- Keluarga An”A“ mengatakan tidak


mengetahui cara pecegahan penyakit
DBD
C. Prioritas Masalah

1. Penyakit DBD pada Nn’ ”

No Kriteria Perhitungan skore Pembenaran


1 Sifat Masalah ; 2/3 x 1 2/3 Rumah tampak kotor,

- Ancaman Kesehatan kasur kadang-kadang


dijemur, banyak
sampah yang
berserakan dihalaman
rumah karena jarang
dibakar, ventilasi
kurang.

Keluarga mampu
membersihkan
rumah, menjemur
2 Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 kasur setiap hari,
dapat diubah sampah dibakar,
menambah ventilasi
rumah, bila ia
mengerti manfaatnya

Keluarga mampu
membersihkan
rumah, menjemur
kasur setipa hari,
sampah dibakar,
3 Pontesial masalah dapat 3/3 x 1 1 menambah ventilasi
dicegah dirumah, jika
keluarga diberi
pengertian

Keluarga
membiarkan keadaan
rumah kotor, kasur
sehari-hari tidak
dijemur, sampah
berserakan dihalaman
rumah, ventilasi
4 Menonjolnya masalah 0/2 x 1 0 kurang.
- Masalah tidak dirasakan

Total 3 2/3

2. Pontensial terjadinya penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain.

No Data perhitungan skore Pembenaran

1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 An”A“ menderita DBD


sejak 3 hari yang lalu,
bak penampungan air
minum, bak untuk
mencuci pakaian, bak di
WC jarang dikuras
ataupun dibersihkan,
adasnya pakaian yang
bergelantungan
disembarangan tempat.

Keluarga mampu
membersihkan bak-bak,
penampungan dan
mengubur barang-
barang bekas.

Kemungkinan masalah dapat


diubah
2 2/2 x 2 2 Keluarga mampu
membersihkan dan
menguras bak-bak
penampungan juga
mengubur barang-

Pontensial masalah dapat barang bekas yang ada

dicegah disekitar rumah.

3 3/3 x 1 1

Keluarga belum
mengerti pentingnya
pencegahan penularan
penyakit Demam
Berdarah Dengue

Menonjolnya Masalah

- Masalah tidak dirasakan

4 0/2 x 1 0
Total Skore 3 2/3

Prioritas masalah kesehatan berdasarkan skore tertinggi :

1. Penyakit DBD pada An”A“

Skore : 4 1/3

Pontensial terjadinya penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain

Skore : 3 2/3
D. Diagnosa komunitas tentang penyakit demam berdarah

1. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan pada An. N dikeluarga Tn. P


denganketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah An. N yang mengalami
DHF( Dengue Haemorragic Fever ).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An.N dikeluarga Tn. P dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat An.N yang mengalami DHF ( Dengue
Haemorragic Fever)

3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan


dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Demam Berdarah Dengue

4. Kurangnya pengetahuan pada An.N dikeluarga Tn.P dengan ketidakmampuan keluarga


dalam mengenal masalah An.N yang mengalami DHF ( Dengue Haemorragic Fever ).

E. PERENCANAAN / INTERVENSI
NO PERENCANAAN
. Masalah Diagnosa keperawatan Sasaran Tujuan Kriteria
kesehatan
1 31 Desember Ketidakmampuan Setelah dilakukan Agar supaya setelah diberikan penyuluhan
2019 mengenal masalah penyuluhan tentang keluarga keluarga dapat menjelaskan

Penyakit DBD DBD sehubungan DBD keluarga akan mengetahui tentang tanda, gejala
pada dengan kurang mengerti dan dan mengerti
dan penyebab penyakit DBD
pengetahuan keluarga mengetahui tentang tanda, gejala
An “A”
tentang penyakit DBD tanda, gejala dan dan penyebab
penyebab penyakit penyakit DBD
DBD

2 31 Desember Ketidakmampuan Setelah dilakukan Keluarga Setelah diberikan penyuluhan


2019 , Potensial memelihara penyuluhan dengan mengetahui selama 30, keluarga mampu
terjadinya lingkungan rumah keluarga akan dan memahami menjelaskan dan memahami
penularan yang dapat memahami dan cara
tentang pencegahan penularan
penyakit DBD mempengaruhi mengetahui tentang pencegahan
penyakit DBD dengan anggota
dengan anggota kesehatan dan cara pencegahan penularan
keluarga yang lain
keluarga yang perkembangan pribadi penularan penyakit penyakit DBD
lain anggota keluarga DBD dengan dengan
sehubungan dengan anggota keluarga anggota
ketidaktahuan yang lain keluarga yang
keluarga tentang lain
usaha pencegahan
penyakit DBD
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DHF (DENGUE HEMORAGIC FEVER)

Pokok Bahasan : DHF (Dengue Hemoragic Fever)


Sub Pokok : Pencegahan DHF (Dengue Hemoragic Fever)
Sasaran : Keluarga Tn. P
Tempat : Rumah Tn. P
Hari/ Tanggal : Senin, 6 Januari 2020
Waktu : 35 menit
Penyuluh : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus

A. LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue Hemorragi Fever(DHF),
sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1968 sampai sekarang, sering menjadi penyebab
kematian terutama pada anak remaja dewasa. Penyakit ini telah menyebar ke hampir seluruh
wilayah Indonesia dan dari tahun ke tahun penderitanya cenderung meningkat. (Christian
Effendy, 1995)

Di Indonesia, Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dicurigai di Surabaya


pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologist baru diperoleh pada tahun 1970. kemudian
DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung dan Jogjakarta (1972). Epidemiologi pertama di
luar jawa dilaporkan pada tahun 1972 di Sumatera Barat dan Lampung, di susul oleh Riau,
Sulawesi Utara dan Bali.

Dengan masih tinggi nya kasus Demam Berdarah sampai saat ini, membuat penulis
tertarik untuk mengangkat kasus Demam Berdarah Dengue dengan alokasi :

5. Merupakan penyakit menular yang tampak menjangkit masyarakat terutama yang


berekonomi rendah dan tinggi di daerah yang kebersihannya kurang.
6. Kurangnya pengetahuan tentang Demam Berdarah Dengue dan cara pencengahanya

7. Keluarga tidak mengetahui arti kebersihan yang sesungguhnya

8. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan penulis tentang penyakit Demam berdarah


Dengue.

B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 35 menit, diharap sasaran mampu memahami
tentang cara pencegahan DHF (Dengue hemoragic fever)
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, sasaran dapat :
1) Menjelaskan pengertian penyakit demam berdarah
2) Menyebutkan tanda dan gejala penyakit demam berdarah
3) Menjelaskan tindakan pertama bila menemukan penyakit demam berdarah
4) Menyebutkan cara pencegahan penyakit demam berdarah
5) Menyebutkan ciri-ciri nyamuk aedes aegepty
6) Menyebutkan tempat-tempat bersarangnya nyamuk aedes aegepty
7) Menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari
C. MATERI
Terlampir
D. SETTING TEMPAT

PENYULU
PENYULU
H
H

----
----
----
----

-------
-------
PESERTAPENYULUHAN

E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi, Tanya Jawab dan Kuis
F. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet
G. SUSUNAN KEGIATAN
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media Waktu
1. Pembukaan
 memberikan salam o menjawab salam 5 menit
 memperkenalkan diri o mendengar dan
 menjelaskan tujuan dari
memperhatikan
penyuluhan o mengetahui kontrak
 menentukan kontrak waktu
 menyebutkan materi waktu
o mengetahui apa saja
penyuluhan yang akan
yang akan
diberikan
disampaikan

2. Pelaksanaan
Mendengarkan dan Lembar 25
1) Menjelaskan pengertian
memperhatikan balik menit
penyakit demam
berdarah
2) Menyebutkan tanda dan
gejala penyakit demam
berdarah
3) Menjelaskan tindakan
pertama bila
menemukan penyakit
demam berdarah
4) Menyebutkan cara
pencegahan penyakit
demam berdarah
5) Menyebutkan ciri-ciri
nyamuk aedes aegepty
6) Menyebutkan tempat-
tempat bersarangnya
nyamuk aedes aegepty
3. Penutup  bertanya dan aktif 5 menit
 melakukan feed back (timbal  mendengar dan

balik dengan memberi memperhatikan


 menjawab salam
pertanyaan kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan
 menyimpulkan materi
 memberi salam
H. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
 Kesiapan materi
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media : lembar balik
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Penyelenggaraan Penyuluhan di rumah bapak Ali
b. Evaluasi proses
 Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dan benar
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Evaluasi hasil
 Penyuluhan kesehatan dinyatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan 80 %
 Penyuluhan kesehatan dikatan cukup baik apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan antara 50 % -80 %
 Penyuluhan kesehatan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran
hanya mampu menjawab pertanyaan kurang dari 50 % dengan benar
I. REFERENSI
1. Centres for Disease Control and Prevention (2010) "Dengue Epidemiology".
2. Gubler DJ. 2006. Dengue/dengue haemorrhagic fever: history and current status.
Novartis Found Symp. 277:3-16.
3. Kristina, Isminah, Wulandari L (2004) "Demam Berdarah Dengue" Litbang Depkes
http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm.
4. Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1 dan 2. Jakarta:
Media Aesculapius.
5. National Institute of Allergy and Infectious Diseases. 2007. Dengue Fever
Symptomps.
National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Dengue Fever Treatments.
6. National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) (2006) "Dengue Fever"
National Institute of Allergy and Infectious Diseases
7. Vorvick, L (2010) "Dengue hemorrhagic fever" MedlinePlus.
8. World Health Organization (2009) "Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever".
J. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti (betina) (Christian Effendy. Skp,1995)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri dengan
manifestasi pendarahan, dan bertendesi mengakibatkan renjatan yang dapat menyababkan
kematian. (Kapaita Selekta).

2. Etiologi
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus Arovirus.
(Suriadi, Skp dan Rita Yuliani, Skp, 2002: 57)

Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu virus Dengue yang tergolong
dalam famili flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe di Indonesia, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4. (Hendarwanto,1996)

3. Patofisiologi
Virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik-bintik merah pada kulit(petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa(spenomengali)

Peningkatan permeabilitas kapiler mengakibatkan berkutangnya volume plasma,


terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan.
Hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit 20 %) menunjukkan adanya kebocoran
plasma leakage sehinnga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena.

Renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik
asidosis, dan kematian (Christian Effendy,1995)

4. Tanda dan Gejala


 Demam tinggi selama 2-7 hari
 Pendarahan pada kulit( petekie, ekimosis, hematom)
 Pendarahan lain efitaksis, hematemesis, hematuri, dan melana
 Keluhan pada saluran pencernaan, mual, muntah, tak ada nafsu makan (anoreksia), diare,
konstipasi
 Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, takanan darah menurun, gelisah
capillary refiul lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah( christantie effendy, 1995)

Adapun klasifikasi Demam Berdarah Dengue( WHO,1997) :


Derajat I : Demam dengan uji bendung positif

Drajat II : Derajat 1 disertai pendarahan spontan di kulit atau pendarahan lain

Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulilt dingin, lembab dan
pasien menjadi gellisah

Derajat IV : Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur

5. Penatalaksanaan Terapeutik
10. Tirah baring
11. Diet makan lunak
12. Minum banyak ( 2-2,5 liter/ 24 jam)
13. Pemberian cairan intra vena
14. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam ( suhu,nadi,tensi, pernafasan)
15. Periksa HB, HT, dan tromosit setiap hari
16. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukini, atau dipiron
juga pemberian kompres dingin
17. Pemberian obat antibiotik bila trdapat infeksi sekunder( kolaborasi dengan tim dokter)
18. Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum dan hasil-hasil pemeriksaan
laboratorium yang memburuk
6. Pencegahan
Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :

a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan melaksanakan


pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF.

b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat
rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara spontan.

c. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah, rumah


sakit termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.

d. Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan tinggi.

Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :

a. Menggunakan insektisida. Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan demam


berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan temephos
(abate) untuk membunuh jentik (larvasida). Cara penggunaan malathion ialah dengan
pengasapan atau pengabutan. Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate
ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana tempat penampungan air bersih, dosis
yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1 % per 10 liter air.
b. Tanpa insektisida Caranya adalah :

1. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 7–10 hari).

2. Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.

3. Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang.

7. Tempat nyamuk demam berdarah bersarang dan berkembang biak


1. Di dalam rumah
a. Tempayan
b. Bak mandi
c. Drum
d. Tempat minum burung
e. Pakaian yang tergantung
2. Di luar rumah
a. Tempat penampungan air terbuka
b. Kaleng dan botol bekas
c. Potongan bambu yang berisi air
8. Ciri-ciri nyamuk aedes aegepty / nyamuk demam berdarah
a. Badannya kecil
b. Warnanya hitam dan belang-belang/zebra
c. Menggigit pada siang hari
d. Hidup di air yang jernih, bersih dan tergenang, serta tempat-tempat yang gelap
e. Jarak terbangnya kurang dari 100 m
DHF(Dangue
Gejala???
Haemorhagic ????
Fever) Apa Itu
DHF??
Mendadak panas 2-7
hari

Disusun Oleh : Penyakit yang Sering terasa nyeri


disebabkan oleh virus pada uluhati
Kelompok 4 dangue sejenis virusyang
Diikuti dengan
tergolong arbovirus dan
timbulnya bintik
masuk kedalam tubuh
merah pada kulit
UNIVERSITAS penderita melalui gigitan
MUHAMMADIYAH nyamuk Terjadi pendarahan
KUDUS pada hidung

Gelisah, tangan dan


kaki terasa dingin

mungkin terjadi
muntah darah

Aedes aegypty adalah


nyamuk yang menjadi
penyebab dari DHF
SERING Yuk kita hidup
DENGAR 3M? Beberapa tanaman juga bersih dan
bisa mengusir nyamuk, sehat !!!!
APA ITU 3M? kulit jeruk dan wewangian

Gunakan lotion jeka


beraktifitas ditempat yang
banyak nyamuk

Menjaga
Kenali dan lakukan 3M
kebersihan adalah
menguras
hal yang penting
menutup
Sampah genangan
mengubur
air adalah
tempat
berkembang biak
nyamuk !!!

Anda mungkin juga menyukai