Anda di halaman 1dari 218

PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNTUK

PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN

R. Parianom *)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan lembaga keuangan mikro
empat kabupaten di Indonesia dan menilai dampak adanya lembaga keuangan mikro
terhadap kesejahteraan penduduk di empat wilayah yang diteliti. Wilayah-wilayah
tersebut adalah kabupaten Lima Puluh Koto, Sumatra Barat; Kabupaten Badung,
Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat; dan Kabupaten Tebing Tinggi,
Sumatra Utara, dari tahun 2006-2008. Analisa berdasarkan data primer hasil survei
lapangan di empat kabupaten adalah terdapat kenaikan jumlah lembaga keuangan mikro
yang membawa dampak terjadinya peningkatan kesejahteraan penduduk di kabupaten-
kabupaten tersebut.
Kata kunci: Pemberdayaan dan Pembangunan Ekonomi

Kegiatan perekonomian di Dalam jangka panjang, kelangkaan


pedesaan masih didominasi oleh usaha- modal bisa menjadi entry point
usaha skala mikro dan kecil dengan terjadinya siklus rantai kemiskinan pada
pelaku utama para petani, buruh tani, masyarakat petani/ pedesaan yang sulit
pedagang sarana produksi dan hasil untuk diputus. Menurut BPS, jumlah
pertanian, pengolah hasil pertanian, serta penduduk miskin pada tahun 2004
industri rumah tangga. Namun demikian, mencapai 36,1 juta orang dan sebanyak
para pelaku usaha ini pada umumnya 21,3 juta (58,8 %) di antaranya bekerja di
masih dihadapkan pada permasalahan sektor pertanian.
klasik, yaitu terbatasnya ketersediaan
Lemahnya permodalan pelaku
modal. Sebagai unsur esensial dalam
ekonomi di pedesaan telah disadari oleh
mendukung peningkatan produksi dan
pemerintah dan akhirnya terdorong untuk
taraf hidup masyarakat pedesaan,
meluncurkan beberapa kredit program
keterbatasan modal dapat membatasi
yang ditujukan kepada petani, pengusaha
ruang gerak aktivitas sektor pertanian
kecil dan mikro sejak Repelita I.
dan pedesaan (Hamid, 1986)

*
) Dosen STIAMI Jakarta
Dimulai dengan kredit Bimas pada bijaksana. Lembaga perbankan
tahun 1972, kemudian menyusul kredit sebenarnya memiliki potensi sebagai
permanen (KMKP), proyek peningkatan penyalur kredit mikro mengingat besarnya
pendapatan petani/nelayan kecil (P4K), dana masyarakat yang berhasil dihimpun.
Kredit Usaha Tani (KUT) dan sampai saat Namun, tampaknya masih banyak bank
ini masih berlangsung kredit ketahanan yang kurang antusias dalam menyalurkan
pangan (KKP). Walaupun pemerintah kredit mikro. Menurut Indiastuti (2005),
telah mengimplementasikan bermacam ketidaktertarikan perbankan disebabkan
kredit program, namun capaian hasilnya oleh tiga hal; Pertama, pengalaman dan
dipandang masih belum sesuai dengan trauma beberapa bank menghadapi
yang diharapkan. kenyataan kredit bermasalah sewaktu
Memang diakui, beberapa program pengucuran KUT; Kedua, aturan BI yang
telah dapat mencapai tujuannya dalam ketat agar bank prudent dalam kegiatan
meningkatkan produksi (misalnya pada penyaluran dana; dan Ketiga, banyak bank
komoditas padi), tetapi ada indikasi bahwa (khususnya bank besar) yang tidak
kinerjanya tidak memuaskan terutama memiliki pengalaman untuk menyalurkan
pada lembaga keuangan sebagai kredit mikro.
pelaksana. Menurut Martowijoyo (2002), Untuk menjawab permasalahan
lemahnya kinerja lembaga keuangan dapat keterbatasan modal serta dengan
dilihat dari tiga aspek, yaitu: (1) kemampuan fiskal pemerintah yang
rendahnya tingkat pelunasan kredit; (2) semakin berkurang, maka perlu lebih
rendahnya moralitas aparat pelaksana dan mengoptimalkan potensi lembaga
(3) rendahnya tingkat mobilisasi dana keuangan yang dapat menjadi alternatif
masyarakat. sumberdana bagi petani dan masyarakat
Seiring dengan beban anggaran pedesaan. Salah satu kelembagaan
pembangunan yang semakin berat, maka keuangan yang dapat dimanfaatkan dan
kemampuan fiskal pemerintah dalam didorong untuk membiayai kegiatan
alokasi kredit pertanian dan pedesaan perekonomian di pedesaan yang mayoritas
semakin terbatas. Dengan demikian, di usaha penduduknya masuk dalam segmen
masa mendatang mengandalkan alokasi mikro adalah Lembaga Keuangan Mikro
dana pemerintah untuk pembiayaan sektor (LKM). Lembaga ini sebetulnya telah
pertanian bukan merupakan pilihan yang banyak tumbuh dan mengakar dalam
masyarakat pedesaan, tetapi belum MFI) selama dua dekade karena lembaga
dimanfaatkan secara optimal. keuangan mikro dianggap sebagai
Kajian ini bertujuan untuk lembaga yang menyalurkan dana ke
melakukan kajian tentang keberadaan masyarakat di negara berkembang. Baik
Lembaga Keuangan Mikro (LKM), peran pemerintah maupun organisasi
yang telah dimainkan, potensi dan nonpemerintah (nongovernment
permasalahan dalam mendukung organizations) mendukung semua
perekonomian pedesaan, serta kebijakan pengembangan lembaga keuangan mikro.
pengembangannya di masa mendatang. Akibatnya perkembangan lembaga
keuangan mikro di dunia tumbuh sangat
KERANGKA TEORI
pesat.
Konsep Lembaga Keuangan Mikro
Selain perkembangannya yang
(Microfinance)
sangat pesat, lembaga keuangan mikro
Lembaga keuangan mikro
dikenal menjadi pasar uang bagi
merupakan bagian dari jasa keuangan
masyarakat pedesaan (rural financial
karena menyediakan jasa keuangan seperti
markets) di negara-negara Asia. Bahkan di
deposito, pinjaman, jasa pembayaran,
Wilayah Asia Pasifik sekitar 95 persen
transfer uang dan asuransi untuk
dari 180 juta masyarakat miskin dapat
masyarakat miskin. Jasa lembaga
mengakses lembaga keuangan mikro.
keuangan mikro dibedakan menjadi tiga
Perkembangan lembaga keuangan mikro
sumber, yaitu:
sangat pesat karena berbagai alasan, yaitu:
1. Lembaga formal, seperti bank desa dan
1. Lembaga keuangan mikro merupakan
koperasi
elemen yang penting dan efektif bagi
2. Lembaga semi formal seperti lembaga
pengurangan kemiskinan. Akses yang
non pemerintah.
telah diperbaiki dan provisi tabungan,
3. Sumber informal seperti orang yang
kredit, dan fasilitas asuransi yang
meminjamkan uang dan shopkeepers.
efisien dapat membantu masyarakat
Namun demikian umumnya lembaga
miskin dalam memperlancar konsumsi,
keuangan mikro didefinisikan sebagai
mengatur risiko lebih baik,
lembaga formal dan semi formal (ADB,
membangun asetnya secara gradual dan
2000).
membangun perusahaan dengan skala
Ketertarikan dunia terhadap
ekonomis sehingga dapat
lembaga keuangan mikro (microfinance-
meningkatkan kapasitas mereka dalam partisipasi program. Studi ini umumnya
meningkatkan kesejahteraan dan menunjukkan bahwa ada dampak positif
memperbaiki kualitas hidup. yang terjadi sebagai akibat pengembangan
2. Tanpa akses ke lembaga keuangan lembaga keuangan mikro pada variable
mikro, kebanyakan masyarakat miskin sosio ekonomi yang spesifik seperti
bergantung pada sumber keuangan pendidikan anak, status gizi keluarga dan
informal atau bahkan biaya sendiri, pemberdayaan perempuan.
sehingga membatasi kemampuannya Lembaga keuangan mikro juga telah
untuk berperan aktif dan memperoleh membawa masyarakat miskin terutama
manfaat dari lembaga keuangan mikro. perempuan ke system keuangan formal
3. Lembaga keuangan mikro dapat sehingga mereka dapat mengakses kredit
menyediakan cara yang efektif untuk adan mengakumulasikan tabungan kecil
membantu dan memperdayakan wanita mereka dalam bentuk asset finansial dan
miskin, yang mengakibatkan proporsi akhirnya dapat mengurangi kemiskinan.
masyarakat miskin menjadi signifikan. Meskipun demikian, peneliti dan praktisi
4. Lembaga keuangan mikro dapat umumnya setuju jika masyarakat yang
berkontribusi terhadap perkembangan paling miskin belum memperoleh manfaat
semua sistem keuangan melalui dari program pengembangan lembaga
intergrasi pasar keuangan. keuangan mikro karena program lembaga
Jasa lembaga keuangan mikro keuangan mikro tidak menawarkan
berdampak positif dalam pengentasan produk dan jasa yang menarik.
kemiskinan. Tanpa mentargetkan secara
Permintaan terhadap Lembaga
eksklusif masyarakat miskin adalah unit Keuangan Mikro: Struktur dan
Karakteristik
desa, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga
Studi ADB menyatakan bahwa ada
telah membantu pengentasan kemiskinan
lima sumber permintaan terhadap lembaga
pada ratusan bahkan ribuan rumah tangga
keuangan mikro yaitu masyarakat yang
miskin.
paling miskin (desa dan kota), masyarakat
Studi empiris membuktikan bahwa
miskin (desa dan kota), perusahaan
pendapatan rumah tangga yang meminjam
(bergerak di bidang pertanian dan di
kredit mikro telah meningkat sebesar 76
desa), nelayan, dan golongan masyarakat
persen dan ada daya serap tenaga kerja
bukan pertanian.
naik sebesar 84 persen selama 3 tahun
Adapun karakteristik produk dan untuk konsumsi maupun untuk modal
jasa yang diminta tiap golongan umumnya kerja, prosedur yang sederhana, biaya
tidak jauh berbeda misalnya akses yang transaksi yang rendah, jasa transfer uang,
mudah untuk menyimpan uang, akses jasa asuransi, dan sebagainya seperti yang
untuk meminjam di lembaga keuangan terlihat pada tabel di bawah ini:
mikro untuk berbagai keperluan seperti

Sumber: ADB, 2000


beberapa faktor yang menentukan
Faktor Penentu Perkembangan
Lembaga Keuangan Mikro perkembangan lembaga keuangan mikro,
Berdasarkan studi empiris yang yaitu sebagai tercakup pada diagram di
telah dilakukan oleh ADB maka ada bawah ini:
Sumber: ADB, 2000

Perkembangan Lembaga Keuangan yaitu BRI unit dan BPR serta koperasi
Mikro di Indonesia (KSP dan USP).
Perkembangan Lembaga Sementara pada tahun 2005 jumlah
Keuangan Mikro (LKM) terjadi cukup lembaga keuangan mikro meningkat
pesat. Pada tahun 2004 jumlah lembaga menjadi sekitar 373.307 terutama berasal
keuangan mikro sekitar 54.444 dengan dari kenaikan jumlah lembaga keuangan
total kredit yang diluncurkan berkisar 28 nonformal seperti kelompok swadaya
trilliun dari 9.479.268 kreditor. Jumlah masyarakat.
kredit terbesar masih berasal dari bank,

Jumlah
Lembaga Unit
BRI sistem unit desa 4,046
Bank-Bank Pedesaan (BPR) 2,161
Lembaga keuangan non bank 7,617
BKD 5,345
LDKP 2,272
BKK 776
LPD 1,294
Koperasi 6,495
Koperasi Simpan Pinjam 1,160
KUD 5,335
Rumah Gadai 633
Koperasi Kredit 1,071
Koperasi Syariah 3,043
LSM 400
Kelompok Swadaya
Masyarakat 100,000
Arisan 250,000
Total 373,307
Sumber: Bank Indonesia, 2005

METODE PENELITIAN Pengumpulan data dengan cara


Teknik Pengumpulan Data mengadakan tanya jawab langsung kepada
Penelitian yang dilakukan untuk orang-orang yang dianggap dapat
menghasilkan data dan informasi yang memberikan penjelasan langsung ataupun
diperlukan serta berhubungan dengan hal data sebagai pelengkap penulisan ini.
yang akan ditulis. Untuk mengumpulkan Penelitian Lapangan (Field Research)
data serta informasi yang diperlukan oleh Penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan data primer dengan cara
penulis menggunakan:
mendatangi objek yang akan diteliti.
1. Daftar Pertanyaan (Questionaire) Tujuan yang diharapkan adalah untuk
memperoleh data secara langsung dari
Teknik pengumpulan data
pihak distributor (distributor utama/ kecil,
dengan cara melakukan pembagian agen/ grosir, dan pedagang pengecer),
perusahaan pengangkutan barang
daftar pertanyaan langsung ke objek
(transporter), dan konsumen.
penelitian sehingga data yang penulis
Dalam penulisan ini cara yang
kumpulkan benar-benar sesuai dengan
pertama penulis sajikan melalui
keadaan yang sebenarnya pada saat
pengamatan data yang dilakukan dengan
penelitian berlangsung.
cara membaca, mempelajari dan mengutip
2. Wawancara (Interview)
dari buku literatur, majalah, serta sumber-
sumber lain yang berhubungan erat N
n=
dengan penulisan ini. 1 + Ne 2

Sumber Data
Keterangan;
Adapun sumber data yang digunakan
n = ukuran sampel
dalam penelitian ini adalah data primer
N = ukuran populasi
dan data sekunder.
e = kelonggaran ketidaktelitian
1. Data Primer karena kesalahan pengambilan sampel
Data yang diperoleh dengan melakukan yang ditololerir, misalnya 10%.
survey pada objek penelitian di wilayah Adapun total data sekitar 100
survey yaitu 4 lokasi meliput: responden yang terdiri dari lembaga
a. Provinsi Sumatra Barat di keuangan mikro baik formal, maupun
Kabupaten Lima Puluh Koto . semiformal serta masyarakat yang

b. Provinsi NTB di Kabupaten memperoleh kredit mikro.

Lombok Barat Lembaga keuangan mikro di Indonesia


dapat berupa seperti terlihat pada tabel
c. Provinsi Bali di Kabupaten
berikut ini:
Badung
Lembaga Keuangan Mikro
d. Provinsi Sumatra Utara di
BRI sistem unit desa
Kabupaten Tebing Tinggi
Bank-Bank Pedesaan (BPR)
Untuk menentukan jumlah Lembaga keuangan non bank
BKD
sample maka beberapa buku metode LDKP
penelitian menyarankan untuk BKK
LPD
menggunakan rumus tertentu dalam
Koperasi
menentukan berapa besar sampel yang Koperasi Simpan Pinjam
harus diambil dari populasi. Jika KUD
Rumah Gadai
ukuran populasinya diketahui dengan Koperasi Kredit
pasti, Rumus Slovin di bawah ini Koperasi Syariah
LSM
dapat digunakan. Kelompok Swadaya
Rumus Slovin: Masyarakat
Arisan
b. Kementerian Negara UKM dan
2. Data Sekunder Koperasi
Data sekunder diperoleh dari berbagai
c. Biro Pusat Statistik
sumber seperti:
d. Pemerintah Propinsi dan Kota/
a. Bank Indonesia
Kabupaten terkait
ANALISIS DATA dilakukan terhadap empat kabupaten,
Pada bab ini akan dianalisa hasil yaitu kabupaten Lombok barat, Badung,
penelitian berdasarkan metode yang telah Limapuluh Koto dan kabupaten Tebing
dipaparkan di bab sebelumnya. Penelitian Tinggi.

Kabupaten Lombok Barat


Informasi data Satuan 2006 2007 2008
Jumlah Unit 15 15 10
kabupaten
Jumlah Juta jiwa 782.943 796.107 814.071
penduduk
Jumlah Juta jiwa 67.093 79.014 80.097
keluarga
miskin
ADHK Juta rupiah 1.986.071,73 2.008.157,60 2.181.612,72
Jumlah LKM Unit 396 412 417

Kabupaten Lombok Barat dibentuk tentang Pembentukan Kabupaten Lombok


berdasarkan Undang-Undang No 69 Utara yang mewilayahi 5 kecamatan
Tahun 1958, dengan Keputusan Menteri Lombok barat, menjadikan kabupaten
Dalam Negeri No up.7/14/34 dengan Lombok Barat yang sebelumnya
mengangkat J.B Tuhumena menjadi mempunyai 15 kecamatan menjadi 10
Pejabat Sementara Kepala Daerah kecamatan, 88 desa dan 657 dusun. Letak
Lombok Barat. Pada tahun 1978 terjadi kabupaten Lombok Barat terletak antara
pemekaran wilayah adminitrasi kabupaten 115,46° sampai dengan 11,28 °bujur timur
Lombok Barat, selanjutnya berdasarkan dan 8,12° sampai dengan 8,55° lintang
Undang-Undang No 26 Tahun 2008
selatan. Sedangkan batas batas meningkat dibanding tahun sebelumnya
wilayahnya adalah yang 2.008.157,60. Keadaan membaik ini
1. Sebelah utara berbatasan dengan disebabkan oleh membaiknya iklim
Lombok Utara pariwisata,juga didukung dengan
2. Sebelah selatan dengan samudera membaiknya harga dasar gabah
Indonesia petani,berkembangnya sektor industri
3. Sebelah barat berbatasan dengan selat rumah tangga dan pengolahannya,serta
Lombok bangunan dan jasa. Jumlah penduduk
4. Sebelah timur berbatasan dengan kota kabupaten Lombok barat sebanyak
Mataram 814.071 yang terdiri dari 398.466 laki laki
Luas wilayah kabupaten Lombok dan 415.625 perempuan dengan
barat setelah pemekaran dengan pertumbuhan rata rata pertahun sebesar
kabupaten Lombok utara menjadi 862,62 2,49 %.
2
km atau 86.262 ha, sebagian besar Selain itu lembaga keuangan mikro
lahannya berupa hutan lindung dan hutan di daerah kabupaten Lombok makin tahun
produksi yang mencapai 37.484,20 Ha makin banyak seiring dengan program
atau sekitar 45,16 % dari luas total dari pemerintah daerah untuk memajukan
kabupaten Lombok Barat. Kabupaten perekonomian masyarakat kecil, ditunjang
Lombok Barat berdasarkan data PDRB, pula dari pemerintah pusat dengan
peranan pertumbuhan ekonomi di membentuk simpan pinjam perempuan
dominasi oleh sektor pertanian sebesar yang modal awalnya diberikan dari
33,49 % , kemudian sektor perdagangan kementrian dalam negeri, saat ini simpan
hotel dan restoran sebesar 20,33 % , pinjam perempuan sudah berjalan selama
sektor jasa 13,31 %, sektor pengangkutan 7 tahun dan banyak respon yang baik dari
dan komunikasi 11,85 % ,sektor bangunan masyarakat desa walaupun ada sedikit
9,78 %, sektor keuangan, persewaan dan kekurangan kekurangan. Tetapi secara
jasa 4,31 % sektor industry 3,22 % sektor keseluruhan program pemerintah berjalan
pertambangan dan penggalian 3,14 % dan baik,tinggal banyak penyuluhan dan
yang paling kecil adalah sektor listrik, gas konsultasi ke masyarakat agar semakin
dan air sebesar 0,58 %, dengan tinggi kesadaran dan keseimbangan antara
pertumbuhan ekonomi ADHK sebesar menabung dan meminjam.
3,97 % atau 2.181.612,72 pada tahun 2008
Kabupaten Tebing Tinggi
Informasi data Satuan 2006 2007 2008
Jumlah Unit 8 8 8
kecamatan
Jumlah Juta jiwa 137.959 139.409 141.059
penduduk
keluarga Juta jiwa 2.333 2.346 2.145
miskin
ADHK Juta rupiah 923.024,30 978.411,33 1.037.465,11
Jumlah LKM Unit 195 195 205

Menurut data badan informasi dan 1. Sebelah utara berbatasan dengan PTPN
komunikasi Sumatera Utara, kota Tebing 3 kebun rambutan.
Tinggi merupakan salah satu 2. Sebelah selatan berbatasan dengan
pemerintahan kota dari 33 kabupaten di PTPN 4 kebun pebatu dan perkebunan
sumatera utara, jaraknya sekitar 80 km payu pinang.
dari kota medan. Tebing tinggi beriklim 3. Sebelah barat berbatasan dengan PTPN
tropis dataran rendah dengan suhu udara 3 kebun gunung Pamela.
cukup panas sekitar 25°- 27°c dengan 4. Sebelah timur berbatasan dengan PT
tingkat ketinggian antara 26-24 di atas socfindo tanah besi dan PTPN 3 kebun
permukaan laut dengan topografi datar rambutan.
dan bergelombang. Curah hujan rata rata Setiap tahun jumlah keluarga miskin
pertahun sekitar1.776 mil dengan makin lama berkurang ,ini dapat
kelembaban udara 80 % - 90 %.Lokasi menunjukan bahwa adanya keberhasilan
kota tebing tinggi berada pada kordinat dari pemerintah pusat dan daerah berhasil
30°9,3 - 30°4’50 lintang utara dan 99°4’1 menjalankan program pengentasan
- 99°0’0 bujur timur, motto dari kota kemiskinan dan pengembangan
Tebing Tinggi adalah esa hilang dua masyarakat desa lewat lembaga lembaga
terbilang, jumlah penduduk 134. 548.000. keuangan mikro di pedesaan, laju
Batas wilayah kota tebing tinggi terdiri pertumbuhan ekonomi mereka juga
dari: meningkat dari tahun ketahun
menunjukkan bahwa masyarakatnya
mengalami peningkatan kesejahteraan. banyak dikembangkan lembaga lembaga
Beberapa tahun belakangan ini keuangan mikro maka dalam masa
masyarakat desa sumatera utara mendatang kita tidak akan melihat lagi
khususnya kabupaten tebing tinggi sangat keluarga keluarga miskin, mungkin yang
terbantu dengan adanya lembaga perlu diperkuat dan perlu diperhatikan
keuangan mikro pedesaan, dapat terlihat dari pemerintah pusat dan daerah adalah
dengan berkurangnya jumlah selalu memberikan penyuluhan
pengangguran, semakin tingginya tingkat penyuluhan dan pendidikan bahwa setiap
pendidikan dan yang pasti jumlah keluarga selalu berusaha untuk bekerja
keluarga miskin merosot tajam. dan menabung agar mempunyai bekal di
Dapat dibayangkan seandainya masa mendatang.
setiap daerah atau wilayah pedesaan
Kabupaten Lima Puluh Kota
Informasi data Satuan 2006 2007 2008
Jumlah Unit 13 13 13
kecamatan
Jumlah Juta jiwa 330.536 331.674 333.929
penduduk
Keluarga
miskin
ADHK Juta rupiah 2.255.102,49 2.398.597,58 2.545.801,73
JUMLAH Unit 205 211 215
LKM
Sumatra Barat atau 124 km dari Kota
Kabupaten Lima Puluh Kota adalah Padang, ibu kota provinsi.
sebuah kabupaten di Provinsi Sumatra Kecamatan Kapur IX diwilayah
Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini kabupaten lima puluh kota merupakan
terletak di Sarilamak. Kabupaten ini penghasil tanaman gambir terbesar di
memiliki luas wilayah 3.354,30 km2 dan Indonesia. Gambir bersama dengan karet,
berpenduduk sebanyak 333.929 jiwa semen dan kayu lapis termasuk dalam 10
(sensus penduduk 2000). Kabupaten ini komoditas utama ekspor Sumatra Barat.
terletak di bagian timur wilayah provinsi Tanaman gambir mengandung zat
katechine dan tanin, yang digunakan 1. Sebelah utara berbatasan dengan
sebagai bahan baku industri farmasi, propinsi Riau
kosmetik, penyamak kulit dan industri 2. Sebelah selatan berbatasan dengan
batik. Volume ekspor gambir di provinsi kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten
Sumatra Barat tahun 2000 besarnya Sijunjung
1.339.860 kg. Meskipun gambir 3. Sebelah barat berbatasan dengan
merupakan salah satu komoditas Kabupaten Agam dan Kabupaten
perkebunan andalan kabupaten 50 Kota, Pasaman
namun yang menjadi tulang punggung 4. Sebelah timur berbatasan dengan
perekonomian kabupaten ini adalah propinsi Riau
tanaman bahan makanan. Perkebunan dan
Laju pertumbuhan ekonomi daerah
tanaman bahan makanan, keduanya
ini juga selalu meningkat dari tahun
tergolong dalam sektor pertanian, menjadi
ketahun sejalan dengan meningkatnya
penyumbang kegiatan ekonomi utama
LKM di daerah tersebut, dapat ditarik
kabupaten ini.
kesimpulan bahwa dengan adanya LKM
Kabupaten ini tergolong daerah
maka mendorong juga mengurangi
paling makmur di Sumatra Barat. Bahkan
keluarga keluarga miskin di daerah
penduduk di Kecamatan Kapur IX
tersebut. Memang masih ada keluarga atau
disebut-sebut memiliki pendapatan yang
individu individu diwilayah tersebut yang
setara dengan gaji bulanan para menteri.
belum mengerti dan memahami manfaat
Hal ini karena masyarakat Kapur IX
dari lembaga keuangan mikro,ini dapat
memiliki mata pencaharian sebagai
terjadi karena kurangnya sosialisasi dan
penghasil gambir yang langsung diekspor
pendidikan kepada masyarakat
ke Singapura, India, Jepang, dan Pakistan.
keberadaan dan kegunaan dari LKM
Sayangnya pemerintah daerah ini tidak
tersebut. Selama ini mereka malah banyak
bisa menyediakan sarana infrastruktur
mendapatkan informasi melalui tetangga
yang memadai seperti sarana
tetangga atau kerabat dekat yang sudah
telekomunikasi, jalan, air bersih, sehingga
bergabung dengan LKM, mungkin cara
potensi kecamatan yang dijuluki negeri
seperti ini efektif sekali untuk membuat
"Petro Dollar" ini tidak tergarap optimal.
masyakat jadi mengenal LKM, tetapi
Batas batas wilayah kota ini adalah
dirasa kurang maksimal dan pengetahuan
tentang lembaga tersebut jadi tidak
optimal dan setengah setengah, akibatnya masyarakat desa juga kepada lembaga
membuat image bahwa adanya prosedur keuangannya. Diharapkan dalam masa
yang sulit dan lama jika berurusan dengan mendatang selalu dibuat secara rutin dan
lembaga keuangan pedesaan. Seharusnya terprogram pelatihan dan penyuluhan
pemikiran pemikiran seperti ini dapat terhadap masyarakat pedesaan agar
dihilangkan jika kita atau pemerintah semakin tingginya tingkat pendidikan dan
pusat dan daerah selalu memberikan berkurangnya jumah keluarga keluarga
pendidikan dan penyuluhan kepada miskin di daerah.

Kabupaten Badung
Informasi data Satuan 2006 2007 2008
Jumlah Unit 6 6 6
kecamatan
Jumlah Juta jiwa 370.954 377.480 383.880
penduduk
Jumlah Juta jiwa 18.200
keluarga
miskin
ADHK Juta rupiah 4.548.555,63 4.860.131,69
JUMLAH Unit 118 119 119
LKM
Kabupaten Badung adalah sebuah wilayah bali masih didominasi oleh sektor
kabupaten yang terletak di provinsi Bali, pariwisatanya. Khususnya sector
Indonesia. Daerah ini yang juga meliputi perdagangan yaitu hotel dan restoran,
Kuta dan Nusa Dua adalah sebuah objek perkembangan industri rumah tangga
wisata yang terkenal. Ibu kotanya berada dirasa kurang berjalan,seharusnya dengan
di Mangupura, dahulu berada di Denpasar tingkat pariwisata yang baik seharusnya
. Pada tahun 1999 terjadi kerusuhan besar membuat masyarakat masyarakat atau
di mana Kantor Bupati Badung di keluarga membuat kerajinan barang untuk
Denpasar dibakar sampai rata dengan dijadikan souvenir atau barang kenang
tanah.Kabupaten Badung saat ini dipimpin kenangan asli wilayah bali,memang sudah
oleh seorang Bupati yang saat ini dijabat ada beberapa keluarga menjalankan
oleh Anak Agung Gde Agung yang pekerjaan itu,tapi dirasa masih belum
berasal dari daerah Mengwi, dan sebagai maksimal sekali,mereka rata rata memilih
Wakil Bupati yaitu I Ketut sebagai guide dan supir supir untuk
Sudikerta.Kabupaten Badung berbatasan mengantar turis asing atau local untuk
dengan Kabupaten Buleleng di sebelah mengenal keindahan panorama bali,untuk
utara, Kabupaten Tabanan di barat, dan jangak pendek mungkin pekerjaan ini
Kabupaten Bangli, Gianyar serta kota dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari
Denpasar di sebelah timur. hari tetapi tidak untuk jangka panjang,
Kabupaten ini terletak pada kordinat memang tidak sepenuhnya seperti itu
08°14'17"-08°50'57"LS, 115°05'02"- tetapi banyak dari mereka yang pada hari
115°15'09"BT , kabupaten ini mempunyai tuanya malah mengalami
moto CURA DHARMA RAKSAKA , kesusahan,karena profesi sebagai guide
dengan luas wilayah sebesar 420,09 km dan supir memerl ukan stamina yang kuat
dan jumlah penduduk 383.880 juta dan sehat.
jiwa,dengan tingkat kepadatan sebesar Jika kita melihat dari data yang ada
914 jiwa/km. dengan jumlah kecamatan bahwa adanya peningkatan peningkatan
ada 6 dan desa atau kelurahan sebanyak dari jumlah LKM setiap tahunnya,artinya
63. bahwa didaerah ini minat atau
Laju pertumbuhan ekonomi mereka perhatiannya masyarakat sebetulnya sudah
juga selalu meningkat dari tahun ketahun, tinggi terhadap lembaga keuangan mikro.
sayangnya peningkatan perekonomian di Masyarakat masyarakat pedesaan yang
lebih banyak didominasi oleh petani Saran
petani hampir sebagian besar bergabung Dibutuhkan peran pemerintah dalam
dengan lembaga keuangan daerah. Tetapi segi permodalan dan penyuluhan
penggabungan mereka dirasa belum keuangan untuk meningkatkan pelayanan
berjalan secara maksimal, artinya selama dan meningkatkan peran LKM untuk
ini mereka hanya memikirkan bagaimana membantu program kesejahteraan
cara meminjam dan cara masyarakat pedesaan.
mengembalikannya tetapi masih kurang Lembaga keuangan mikro
dari mereka kegunaan dari menabung, merupakan elemen yang penting dan
mungkin karena banyaknya acara acara efektif bagi pengurangan kemiskinan.
keagamaan dan acara adat maka uang Akses yang telah diperbaiki dan provisi
yang dengan susah payah dicari habis tabungan, kredit, dan fasilitas asuransi
dengan kegiatan kegiatan mereka. yang efisien dapat membantu masyarakat
Diharapkan dari pemerintah pusat dan miskin dalam memperlancar konsumsi,
daerah selalu memberikan penyuluhan dan mengatur resiko lebih baik, membangun
pendidikan agar meningkat kesadaran asetnya secara gradual dan membangun
menabung dari mereka. perusahaan dengan skala ekonomis
sehingga dapat meningkatkan kapasitas
Simpulan dan saran
mereka dalam meningkatkan
Lembaga keuangan mikro
kesejahteraan dan memperbaiki kualitas
membawa dampak yang baik terhadap
hidup.
peningkatan kesejahteraan penduduk di
kabupaten Lima Puluh Kota, kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Badung, Kabupaten Lombok Barat, dan Cheng, Enjiang. 2006. “The Demand for
Microcredit as a Determinant for
Kabupaten Tebing Tinggi.
Microfinance Outreach – Evidence
Minat masyarakat terhadap hadirnya from China”. Centre for Strategic
Economic Studies: Victoria
LKM sangat besar sekali karena dirasakan
University. Melbourne.
sistem dan prosedur LKM lebih mudah Coleman, Brett E. 2002. “Microfinance In
diterima dibanding bank bank yang ada. Northeast Thailand: Who Benefits
and How Much”. ERD Working
Minat yang besar tersebut dapat dilihat Paper Series No 9.
salah satunya dari bertambahnya LKM di Kurmanalieva,E,.Montgomery,H,.and
setiap daerah dari tahun ketahun Weiss,J. 2003. “Microfinance and
Poverty Reduction In Asia. What
is The Evidence. ADB Institute
Navajas, S et al. “Microcredit and the
Poorest of the Poor: Theory and
Evidence from Bolivia”, World
Development, Vol 28, No.2, 2000,
pp.333-346.
Sharader, L.,Kamal,N., Darmono,A.,and
Johnson,D. 2006. “Youth and
Access to Microfinance In
Indonesia” World Bank and
Imagine Nation Groups.
Paxton, J. ‘Depth of Outreach and its
Relation to the Sustainability of
Microfinance Institutions’, Savings
and Development, No 1, 2002
XXVI.
Yaron, J. “Assessing Development
Financial Institutions, A Public
Interest Analysis’,World bank
Research Working Paper, No. 174,
Washington D.C., 1992.
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BESARNYA GAJI TERHADAP
EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT TELKOM BEKASI

Nurdin 1)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dan
besarnya gaji terhadap efektivitas kerja. Populasi penelitian ini adalah karyawan PT
Telkom di Bekasi yang berjumlah 160 orang. Sampel penelitian sebanyak 50 orang
yang diambil secara acak. Kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
efektivitas kerja. Hasil pengolahan data, nilai thitung = 2,520, > nilai ttabel pada α = 5 %
= 2,045. Besarnya gaji mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja
. Hasil pengolahan data diperoleh nilai thitung = 17,471 > nilai ttabel pada α = 5 % =
2,045. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan besarnya gaji
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja.
Hasil pengolahan data nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,907 % artinya
efektivitas kerja dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan besarnya gaji, sedangkan
sisanya 9,3 % dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dianalisis.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan dan Efektivitas Kerja

ABSTRACT
This study aims to determine the magnitude of the influence of leadership style and the
amount of salary to the effectiveness of the work. The population of this study are
employees of PT. Telkom in Bekasi, amounting to 160 people. Study sample as many as
50 people taken at random. Leadership has a significant influence on the effectiveness
of the work. The results of data processing, t hitung value = 2.520,> the value of a tTable
on α = 5 % = 2.045. The amount of salary has a significant influence on the
effectiveness of the work. Data processing results obtained t hitung value = 17.471> tTable
value at α = 5 % = 2.045. The results of this study indicate that leadership style and the
amount of salary together have a significant influence on the effectiveness of the work.
The results of processing data values of determination coefficient (R2) of 0.90 7%
means that the effectiveness of work influenced by the style of leadership and large of
salary, while the remaining 9.3 % influenced by other factors not analyzed.

1
) Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sailendra
Dalam pelaksanaan proyek, sesuai dengan kontrak, adanya pekerjaan
pegawai sebagai pelaksana sehari-hari tambahan, adanya perubahan bentuk
sangat diharapkan mempunyi tanggung bangunan dan berbagai kendala yang
jawab mengenai tugas yang diberikan lainnya sehingga karyawan kehilangan
kepadanya. Untuk itu mereka dituntut konsentrasi untuk tugas-tugas yang
bekerja dengan baik supaya efektivitas mereka tangani. Akhirnya penyelesaian
kerjanya dapat ditingkatkan. Selain itu, proyek menjadi mundur dari yang
pegawai dituntut memiliki kemampuan dijadwalkan sehingga biaya proyek
yang tinggi, di antaranya adalah menjadi bertambah.
kemampuan menyelesaikan pekerjaan Untuk dapat menanggulangi
dengan baik. Dari segi pengelolaan problema yang dihadapi para pegawai,
proyek, karyawan sering menghadapi maka diperlukan upaya untuk melihat
kendala di antaranya adalah keterbatasan hal-hal apa saja yang harus dimiliki oleh
dalam melaksanakan tugasnya dengan seseorang untuk dapat sukses dalam
baik. sering salah imformasi, material melaksanakan tugasnya. salah satu cara
sering terlambat, dan kurangnya fasilitas untuk mengatasi kendala ini, perlu
penduking, upah yang mereka terima dilakukan penelitian yang berhubungan
tidak sesuai dengan kebutuhan dengan hal yang memungkinkan
hidupnya.Sehingga tugas yang seseorang dapat bekerja efektif.
diberikannya tidak dapat diselesaikan
Perumusan Masalah
denga baik.
1. Apakah gaya kepemimpinan
Dengan melihat tugas yang
memberikan pengaruh yang signifikan
beragam ini, pegawai dituntut memiliki
terhadap
kemampuan yang beragam, di antaranya
efektivitas kerja karyawan PT Telkom?
adalah kemampuan mengelola pekerjaan
2. Apakah besarnya gaji memberikan
dengan berbagai pihak,
pengaruh yang signifikan terhadap
mengkomunikasikan kebijakan pimpinan
efektivitas
proyek kepada pelaksana proyek. seperti
kerja karyawan PT Telkom?
memperhatikan spesipikasi teknis, para
3. Apakah gaya kepemimpinan dan
pegawai diharapkan dapat
besarnya gaji secara bersama-sama
memperhatikan batas waktu, penggunaan
memberikan pengaruh yang signifikan
material yang ada, pekerjaan yang tidak
terhadap efektivitas kerja karyawan PT yang dikehendaki, maka orang itu dapat
Telkom? dikatakan bekerja dengan efektif. Untuk
mengembangkan efektivitas kerja, ada
Manfaat Penelitian
beberapa hal yang perlu diperhatikan,
1. Manfaat Teoritis
yaitu (1) Pernyataan visi, (2) prinsip-
Penelitian diharapkan dapat
prinsip, (3) nilai-nilai, dan (4) pernyataan
memberi sumbangan pemikiran bagi
misi (Lewis, 1994: 206). Dalam hal
pimpinan.
tingkat efektivitas kerja seseorang
proyek untuk membantu
ditentukan oleh penggunaan potensi diri
memecahkan masalah guna
yang dimilikinya melalui penguasaan
meningkatkan efektivitas kerja
lapangan, pengembangan diri, dan
karyawan.
kemampuan untuk berkordinasi dengan
2. Manfaat Praktis
lingkungannya.
Penelitian ini diharapkan dapat
Dalam hubungan dengan bekerja
dijadikan sebagai masukan kepada
dikenal pula faktor intern dan extern.
pimpinan
Faktor intern yaitu kemampuan dasar atau
proyek sebagai pedoman dalam
faktor bawaan, sedang faktor exstern
pelaksanaan proyek.
adalah faktor yang ada di luar, termasuk
KAJIAN TEORI
dalam hal ini lingkungan dan teman.
Efektivitas Kerja Karyawan Menurut Syamsuddin (2003: 41),
Efektivitas adalah suatu keadaan motivasi ekstern dapat dikenali dengan
bahwa peralatan, metode dan sumber daya mengidentifikasi beberapa indikator,
manusia yang digunakan dengan cara antara lain: (1) durasinya kegiatan, yaitu
yang sesuai untuk mencapai tujan yang berapa lama kemampuan penggunaan
dikehendaki (Howard, 2001:3, waktunya untuk melakukan kegiatan, (2)
http//:www.Mng,.Djbet.com.2001). frekuensi kegiatan, yaitu berapa kali
Menurut Prokopenko (1987: 5) kegiatan dilakukan dalam periode waktu
Efektivitas adalah membandingkan apa tertentu, (3) ketetapan, yaitu sesuai
yang hendak dicapai dengan apa yang dengan waktu yang telah ditetapkan untuk
diperoleh. Dalam hal ini, jika seseorang mencapai tujuan, (4) ketabahan, yaitu
telah melaksanakan tugasnya sesuai kemampuan seseorang dalam
dengan prosudur dalam mencapai sasaran menghadapi suatu tantangan untuk
mencapai tujuan. (5). devosi peralatan, yang perlu diperhatikan apakah
(pengabdian), yaitu kemampuan dalam perlatan yang digunakan dapat
berpikir untuk mencapai tujuan, (6). memproduksi produk yang diinginkan,
tingkatan aspirasinya, yaitu rencana yang metode atau langkah-langkah kerja
hendak dicapai, dan (7) arah sikapnya (prosedur) yang digunakan demi
terhadap sasaran, yaitu berpikir positif terlaksananya proses yang tepat, apakah
dalam melaksanakan suatu kegiatan. tersedia prosedur kerja baku yang tetap.
Untuk dapat mencapai suatu pekerjaan Skill menunjukkan kepada kemampuan
yang efektif, maka perlu ada saling pegawai untuk menggunakan alat dan
percaya anggota tim yang satu dengan tim melaksanakan tugas dengan benar.
yang lainnya (Certo, 1997: 421). Dalam Teknologi selalau menunjukkan kepada
hal ini efektivitas kerja seseorang dilihat kemudahan dan keanekaragaman
dari kemampuannya bekerja dalam tim. kemudahan yang tersedia. Menurut
Mengenai kerja Stoner dan Sunyoto (2004: 5), bekerja adalah
Freeman (2000: 13) menyatakan bahwa derajad pencapaian tujuan Dalam hal ini
kerja adalah melakukan sesuatu dengan tingkat penggunaan potensi diri seseorang
benar. Dalam hal ini bekerja diharapkan dibandingkan dengan kapasitas diri
dapat menghasilkan sesuatu dengan baik seseorang tersebut. Artinya pegawai
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. berusaha dengan baik untuk
Seseorang dapat dikatakan bekerja dengan menggunakan kemampuannya dalam
baik bila ia bekerja dengan efektif, melaksanakan tugas demi tercapainya
Pengertian efektif di sini menunjuk tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
kepada terlaksananya suatu tugas yang
memenuhi persyaratan yang dikehendaki. Berdasarkan pembahasan di atas,

Selanjutnya menurut Koontz dan maka yang dimaksud dengan efektivitas

Weihrich (Anwar dan Sagala, 2004: 8) kerja adalah kemampuan seorang

menyatakan bahwa pencapaian tujuan karyawan melaksanakan tugasnya sesuai

yang dimaksud adalah pemenuhan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya

kriteria atas suatu produk yang dihasilkan. dengan menggunakan kemampuan yang

Pemenuhan kriteria ini antara lain dapat dimilikinya.

dilihat dari segi peralatan, metode, skill


dan teknologi yang digunakan. Dari segi
Gaya Kepemimpinan anggota kelompok. Kepemimpinan
Menurut Wahjosumidjo (2000: menurut Abor (1994: 32) adalah tindakan
12), kepemimpinan mengandung atau tingkah laku individu dan kelompok
konotasi, yakni menggerakkan, yang menyebabkan individu dan juga
mengarahkan, membimbing, melindungi, kelompok-kelompok untuk bergerak
membina, memberikan teladan, maju, guna mencapai tujuan.
memberikan dorongan, dan memberikan Kepemimpinan menurut Wirawan
bantuan. Kemudian Nawawi (2001: 87), (2002:18) adalah proses pemimpin
mendefinisikan kepemimpinan sebagai menciptakan visi, memengaruhi motivasi,
kemampuan menggerakkan, memberikan perilaku, pendapat, nilai-nilai, norma dari
motivasi, dan mem pengaruhi orang- pengikut untuk merealisasi visi.
orang agar bersedia melakukan tindakan Menurut Wahjosumidjo (2002:
yang terarah pada pencapaian tujuan 57) ada empat macam pendekatan
melalui keberanian mengambil keputusan kepemimpinan, yaitu: (1) Pendekatan
tentang kegiatan yang harus dilakukan. pengaruh kewibawaan (power influence
Kepemimpinan menurut Robbins (2000: approach), yaitu seorang pemimpin
18) adalah kemampuan untuk dimungkinkan untuk menggunakan
memengaruhi suatu kelompok ke arah pengaruh yang dimilikinya dalam
tercapainya tujuan. Selanjutnya Purwanto membina memberdayakan, dan memberi
(1997: 26) kepemimpinan adalah teladan kepada karyawan, (2)
sekumpulan dari serangkaian kemampuan Pendekatan sifat (the trait approach),
dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di yaitu keberhasilan seorang pemimpin
dalamnya kewibawaan untuk dijadikan tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat
sebagai sarana dalam rangka meyakinkan pribadi, melainkan ditentukan pula oleh
kepada yang dipimpinnya, agar mau keterampilan (skill), (3) Pendekatan
melaksanakan tugas-tugas yang perilaku (the behavior approach), yaitu
dibebankan kepadanya dengan rela, dan merupakan pendekatan yang berdasarkan
penuh semangat. Kemudian menurut pemikiran bahwa keberhasilan atau
Stoner dan Sindoro (2000: 161), kegagalan pemimpin ditentukan oleh
Kepemimpinan adalah proses motivasi dan gaya kepemimpinan,
mengarahkan dan memengaruhi aktivitas bagaimana cara memberi perintah,
yang berkaitan dengan pekerjaan dari membagi tugas dan wewenang, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat kepemimpinan merupakan status
dalam bekerja, dan (4) Pendekatan kemampuan yang melekat pada diri
situasional (situational approach), yaitu seseorang yang memimpin, biasanya
pemimpin berusaha mencari jalan tengah dipengaruhi oleh faktor, baik faktor
antara pandangan yang mengatakan internal maupun faktor eksternal. Menurut
adanya asas-asas organisasi dan Tracy dalam Hamdani (2005:67)
manajemen yang bersifat universal. mengemukakan bahwa kemampuan dasar
Menurut Stoner dan Gilbert (2003: yang perlu dimiliki oleh seorang
67), Gaya kepemimpinan adalah suatu pemimpin, yaitu: (1) Conceptual skills,
pola tingkah laku yang dirancang untuk yaitu kemampuan seorang pemimpin
mengintegrasikan kepentingan individual melihat organisasi sebagai satu
dengan kepentingan organisasi dalam keseluruhan. (2) Human skills, yaitu
mewujudkan motivasi pegawai yang kecakapan pemimpin untuk bekerja secara
diharapkan menghasilkan produktivitas. efektif sebagai anggota kelompok dan
Gaya kepemimpinan bertujuan untuk untuk menciptakan usaha kerjasama di
mendorong gairah kerja, kepuasan kerja, lingkungan kelompok yang dipimpinnya,
dan produktivitas kerja yang tinggi, agar dan (3) Technical skills, yaitu kecakapan
tujuan organisasi dapat dicapai dengan dalam penggunaan fasilitas.
baik. Davis (2000:27) menyebutkan Mangkunegara (2000:21), menyatakan
bahwa kepemimpinan adalah aktivitas terdapat beberapa faktor yang dapat
pemegang kewenangan dan pengambilan mempengaruhi kepemimpinan sebagai
keputusan. Menurut Terry (2000:59) berikut: (1) Proses memengaruhi orang
menyebutkan bahwa kepemimpinan lain (process of influencing people’s
adalah keseluruhan kegiatan (aktivitas) activity), (2) Ada sekelompok orang yang
untuk mempengaruhi kemauan orang lain dipengaruhi (Potential Followers), (3) Ke
untuk mencapai tujuan bersama. arah suatu tujuan (Toward goal
Selanjutnya Siagian (2003: 67) Achievement), dan (4) Pada situasi
menyebutkan bahwa kepemimpinan tertentu (In a Given Situation).
adalah motor penggerak bagi sumber Keberhasilan suatu organisasi
daya manusia dan sumber daya alam bergantung pada kepemimpianan. Untuk
lainnya. kemudian menurut Fairchild itu dikatakan bahwa kepemimpinan
dalam Winardi (2000: 46-47) merupakan kegiatan untuk memengaruhi
orang lain untuk mencapai suatu tujuan. Demokrasi, yaitu semua keputusan
Menurut Pfiffner dan Presthus (1989: 88) dirancang oleh pimpinan, pemimpin
memberikan definisi, bahwa banyak menyodorkan berbagai alternatif
kepemimpinan adalah seni mengoordinasi untuk dipilih yang terbaik didasarkan
dan memotivasi orang lain, baik secara musyawarah kelompok, adanya
individu maupun kelompok untuk kebebasan anggota organisasi untuk
mancapai tujuan yang diinginkan. bekerja sama, dan pemimpin bersifat
Sedangkan Siagian (1992: 58) obyektif dalam pujian dan kritiknya dan
memberikan definisi kepemimpinan berusaha menjadi anggota kelompoknya;
adalah kemampuan dan keterampilan dan (3) Gaya Laisses Faire, yaitu
seseorang dalam memengaruhi orang lain, kebebasan kelompok atau individual
dalam hal ini bawahan mau dan mampu dengan minimum partisipasi pemimpin,
nelakukan kegiatan-kegitan tertentu, bahan yang disediakan oleh pemimpin
meskipun secara pribadi hal tersebut tidak apabila ada permintaan dan ia tidak turut
disenangi. Sedangkan Davis (1977: 107) ambil bagian dalam diskusi kelompok,
kepemimpinan adalah kemampuan untuk pemimpin tidak berpartisipasi sama
berusaha meyakinkan orang lain, sekali, dan ia tidak berusaha sama sekali
merealisaikan tugas yang telah ditentukan untuk menilai atau mengatur kejadian
dengan senang hati. Menurut Suradinata berlangsung. Sujak (2002: 1), menyatakan
(1997: 112) ada beberapa fungsi bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
kepemimpinan adalah sebagai berikut: untuk mempengaruhi, menggerakkan
(1) Komunikasi, (2) Motivasi, (3) suatu tindakan pada diri seseorang atau
Disiplin Kerja, (4) Produktivitas Kerja, sekelompok orang untuk mencapai tujuan
dan (5) Strategi Pengambilan Keputusan. tertentu. Sedangkan Stoner (1989: 13),
White dan Lipit dalam Winardi menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
(1993: 168) membagi gaya kepemimpinan kegiatan mempengaruhi orang lain agar
menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Gaya mau bekerja sama untuk mencapai tujuan
Otoriter, yaitu semua policy dilakukan yang diinginkan. Ananda (2007: 3),
oleh pemimpin, teknik-teknik dan mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
langkah-langkah ditentukan oleh pejabat, suatu proses membujuk, menggerakkan
dan setiap anggota tidak turut serta dalam dan mengarahkan bawahannya untuk
partisipasi kelompok; (2) Gaya mengambil langkah menuju sasaran
bersama.. Menurut Chapman yang dikutip kerja individual; (b) Variable pay
Timpale (2003: 31), ada lima landasan (Pembayaran variabel), yaitu merupakan
kepemimpinan yang kokoh adalah: (1) pemberian insentif yang didasarkan
Cara komunikasi; (2) Pemberian motivasi; kepada produktivitas atau keuntungan
(3) Kemampuan memimpin; (4) perusahaan dan biasanya dibayar
Pengambilan keputusan; dan (5) lumpsum atau sekaligus. Kemudian
kekuasaan yang positif. Amstrong dan Murlis (1994: 7)
Berdasarkan pendapat di atas, maka menyatakan bahwa gaji diartikan sebagai
dapat disimpulkan bahwa gaya bayaran yang diterima oleh seseorang,
kepemimpinan adalah seseorang tidak termasuk tunjangan lainnya. Dewan
pemimpin yang diberi tugas untuk Penelitian Pengupahan Nasional (Husnan
memimpin karyawan agar karyawan dapat 2000:138) mendefinisikan bahwa gaji
melaksanakan tugasnya dengan baik adalah suatu penerimaan sebagai suatu
untuk mencapai tujuan perusahaan. imbalan dari pemberi kerja kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaan/
Besarnya Gaji
yang telah dilakukan sebagai jaminan
Dessler (2000: 85), mengatakan
kelangsungan kehidupan yang layak
bahwa gaji atau kompensasi adalah
bagi kemanusiaan. Flippo (2001:75-76)
setiap bentuk pembayaran atau imbalan
menyatakan bahwa kompensasi adalah
yang diberikan kepada karyawan sesuai
harga yang diterima atau diberikan oleh
dengan pekerjakannya Selanjutnya
pemberi kerja bagi kepentingan
dikatakan jenis-jenis rencana insentif
seseorang atau badan hukum. Selanjutnya
terbagi menjadi dua yaitu: (a) Spot Bonus
dikatakan prinsip-prinsip penggajian yang
(Bonus ditempat), yaitu insentif yang
harus diperhatikan antara lain: tingkat
diberikan secara spontan kepada
inflasi, tanggung jawab pekerjaan, risiko
karyawan atas pencapaian produktivitas
pekerjaan, dan kebutuhan aktualisasi, di
kerja yang baik. Yang termasuk dalam
samping itu sistem penggajian harus
spot bonus adalah, Individual incentive
sesuai dengan pekerjaan.
programs (Program insentif individual)
Untuk lebih mendorong agar
Program insentif individual adalah suatu
karyawan dapat termotivasi dalam
program yang memberikan pendapatan
meningkatkan pekerjaan yang telah
yang melebihi gaji pokok kepada
diberikan kepadanya, maka pemimpim
karyawan yang telah memenuhi standar
perlu memberikan gaji tambahan di luar tempat beribadat. Kompensasi tidak
gaji pokok (memberikan insentif). langsung disebut juga jaminan sosial
Sarwoto (2001: 76), menyatakan bahwa program pelayanan karyawan atau
intensif merupakan sarana motivasi program kesejahteraan karyawan.
dengan memberikan perangsang kepada Dalam suatu organisasi setiap
para pekerja agar dirinya timbul karyawan dalam bekerja selalu
semangat yang lebih besar untuk mengharapkan imbalan atau hasil kerja
menyelesaikan tugasnya dengan baik. yang telah mereka berikan kepada
Selanjutnya Hasibuan (2002: 87), insentif perusahaan. imbalan yang diberikan itu
merupakan tambahan balas jasa yang dapat digunakan oleh karyawan beserta
diberikan kepada karyawan tertentu yang keluarganya untuk memenuhi kebutuhan
prestasinya diatas prestasi standar. Jadi hidupnya. Menurut Nasution (1994: 169),
dapat dikatakan bahwa apabila karyawan insentif adalah suatu program yang
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan dilaksanakan perusahaan untuk dapat
baik dan sesuai waktu yang telah merangsang karyawan untuk
dientukan, maka karyawan tersebut meningkatkan kinerjanya. Menurut
selayaknya diberikan penghasilan Hasibuan (1995: 168), gaji adalah semua
tambahan. Umar (1999: 16), mengatakan pendapatan yang berbentuk uang atau
bahwa mbalan atau kompensasi yang barang langsung atau tidak langsung yang
diterima karyawan dibagi atas dua diterima karyawan sebagai imbalan balas
macam, yaitu: (a) Imbalan financial jasa yang diterima perusahaan. Nawawi
sesuatu yang diterima karyawan dalam (2000: 315), mengatakan gaji merupakan
bentuk seperti gaji/upah, bonus, premi, penghargaan para pekerja atau karyawan
Pengobatan, asuransi, dan lain-lain yang yang telah memberikan kontribusi dalam
dibayar oleh organisasi. (b) Imbalan mewujudkan tujuanya melalui kegiatan
nonfinancial, dimaksudkan untuk yang disebut bekerja. Sementara itu
mempertahankan dalam jangka panjang menurut Martoyo (1994: 124), gaji
seperti penyelenggaraan program- dimaksudkan untuk memberikan insentif
program pelayanan bagi karyawan yang yang berbeda, tetapi bukan didasarkan
berupaya untuk menciptakan kondisi dan pada evaluasi jabatan, namun ditentukan
lingkungan kerja yang menyenangkan pada produktivitas kerja. Peterson dan
seperti: program rekreasi, cafetaria dan Plowman (Hasibuan, 1989: 78),
mengatakan bahwa orang mau bekerja H1 = Gaya kepemimpinan memberikan
karena: (a) The desire to live artinya pengaruh yang signifikan terhadap
keinginan untuk hidup merupakan efektivitas kerja karyawan PT
keinginan utama dari setiap orang. Telkom
Manusia bekerja untuk dapat makan dan
Hipotesis 2
makan untuk dapat melanjutkan
Ho = Besarnya gaji tidak memberikan
hidupnya, (b) The desire for Possesion
pengaruh yang signifikan terhadap
artinya keinginan untuk memiliki sesuatu
efektivitas kerja karyawan PT
merupakan keinginan manusia yang
Telkom
kedua dan ini salah satu sebab mengapa
H1 = Besarnya gaji memberikan
manusia mau bekerja. (c) The desire for
pengaruh yang signifikan terhadap
power artinya keinginan akan kekuasaan efektivitas kerja karyawan PT
merupakan keinginan selangkah diatas
Telkom
keinginan untuk memiliki, mendorong
Hipotesis 3
orang mau bekerja. dan (d) The desire for
Ho = Gaya kepemimpinan dan besarnya
recognation artinya keinginan akan
gaji tidak secara bersama-sama
pengakuan merupakan jenis terakhir dari
memberikan pengaruh yang
kebutuhan dan juga mendorong orang
signifikan terhadap efektivitas kerja
untuk bekerja.
karyawan PT Telkom
Berdasarkan pembahasan di atas,
H1 = Gaya kepemimpinan dan besarnya
maka yang dimaksud besarnya gaji adalah
gaji secara bersama-sama
beasrnya imbalan berupa uang dan
memberikan pengaruh yang
material yang diberikan oleh pemberi
signifikan terhadap efektivitas kerja
kerja kepada penerima kerja sesuai
karyawan PT Telkom
pekerjaan yang telah ditetapkan
sebelumnya. METODE PENELITIAN

Hipotesis Penelitian Jenis Penelitian


Hipotesis 1 Penelitian ini menggunakan
Ho = Gaya kepemimpinan tidak metode korelasional yaitu dapat melihat
memberikan pengaruh yang besarnya pengaruh variabel bebas
signifikan terhadap efektifitas kerja terhadap variavbel terikat. Variabel bebas
karyawan PT Telkom yang dimaksud, yaitu x1 (gaya
kepemimpinan), x2 (besarnya gaji), berpengaruh terhadap efektivitas kerja
sedangkan variabel terikat yaitu karyawan PT Telkom.
efektivitas kerja karyawan.
Populasi Dan Sampel
Tujuan Penelitian Populasi dalam penelitian ini
1. Untuk mengetahui seberapa besar adalah karyawan PT Telkom sebanyak 60
pengaruh gaya kepemimpinan orang. Sampel peneliti ini sebanyak 50
terhadap efektivitas kerja karyawan PT orang yang diambil secara acak (simple
Telkom. random sampling).
2. Untuk mengetahui seberapa besar
Tempat Dan Waktu Penelitian
pengaruh besarnya gaji terhadap
Penelitian ini dilaksanakan di
efektivitas kerja karyawan PT Telkom.
Daerah Bekasi selama 6 bulan, yaitu dari
3. Untuk mengetahui seberapa besar
bulan Juni 2011 sampai dengan bulan
pengaruh gaya kepemimpinan dan
November 2011.
besarnya gaji, secara bersama–sama

Konstalasi Masalah
Konstalasi Masalah

X1

Y
X2

Keterangan :
Y = Efektivitas kerja karyawan
X1 = Gaya kepemimpinan
X2 = Besarnya gaji
Definisi Operasional n ∑ Xi Yi - (∑ Xi) (∑ Yi)
r=
[∑ Xi 2 − (∑ Xi ) 2 ] [n ∑ Yi 2 − (Yi) 2 ]
1. Efektivitas kerja adalah skor yang
diperoleh dari jawaban responden
Keterangan:
mengenai kemampuan seorang
Xi = Nilai dari X pada i
karyawan melaksanakan tugasnya
Yi = Nilai dari y pada i
sesuai waktu yang telah ditetapkan
X = Rata-rata dari x
sebelumnya.
Y = Rata-rata dari y
2. Gaya kepemimpinan adalah skor yang
N = Besarnya sampel dari penelitian
diperoleh dari jawaban responden
Semakin kecil kesalahan
mengenai seseorang pemimpin yang
pengukuran, semakin valid alat
diberi tugas untuk memimpin
pengukur. Besar kecilnya kesalahan
karyawan agar karyawan dapat
pada pengukuran dapat diketahui dari
melaksanakan tugasnya dengan baik
nilai korelasinya. Tarif signifikansi 5
untuk mencapai tujuan perusahaan.
%.
3. Besarnya gaji adalah skor yang
diperoleh dari jawaban responden 2. Pengujian Reliabilitas

mengenai besarnya imbalan berupa Untuk menguji reliabilitas dari

uang dan material yang diberikan oleh setiap konstrak yang digunakan dalam

pemberi kerja kepada penerima kerja penelitian ini dengan menggunakan

sesuai pekerjaan yang telah ditetapkan metode (Cronbach’s Alpha dengan

sebelumnya. bantuan SPSS versi 13.0). Pengukuran


reliabilitas dengan menggunakan
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
rumus Alpha Cronbach, sebagai
1. Pengujian Validitas berikut:
Untuk menguji validitas
(k) (1 - ∑ σ 2 item )
α=
dilakukan dengan mencari korelasi dari k - 1 σ 2 total
setiap butir pertanyaan dengan skor
Dimana:
totalnya dengan bantuan software
α = Croanbach’s Alpha
SPSS versi 13.0. Pengukuran validitas
k = banyaknya pertanyaan
dengan menggunakan rumus korelasi
σ2 item = variance dari pertanyaan
product moment (pearson correlation)
σ2 total = variance dari skor
sebagai berikut:
Uji Persyaratan Analisis menandakan terjadi
Heteroskedastisitas.
1. Uji Multikolinearitas
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta
Uji Multikolinearitas digunakan
menyebar diatas dan dibawah
untuk mengetahui apakah model
angka 0 pada sumbu Y, maka
regresi ditemukan adanya hubungan
terjadi Heteroskedastisitas.
yang signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Teknik Analisis Data
Multikolinearitas dapat dilihat dari Teknik analisis data yang digunakan
tolerance dan VIF (Variance Inflation dalam penelitian ini adalah sebagai
Factor). Nilai yang umum dipakai berikut:
adalah nilai tolerance 0,1 atau sama
1. Uji Regresi Linier Berganda (Multiple
dengan nilai VIF 10. Rumus yang
Regression) dengan menggunakan
digunakan untuk melihat
persamaaan adalah:
Multikolinearitas sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + R . . . e
VAR ( β ) ∑ X i
VIF = Keterangan:
σ2
Y = Variabel dependen dalam hal ini
Dasar pengambilan keputusan adalah:
adalah kualitas pelayanan
Jika VIF > 10 berarti terjadi
X1 = Variable independent
Multikolinearitas.
a = Bilangan konstan
2. Uji Heteroskedastisitas
b = Koefisien regresi
Uji Heteroskedastisitas
Untuk mencari nilai a dan nilai b
diartikan untuk persyaratan kelayakan
dapat digunakan rumus adalah sebagai
model regresi yang digunakan untuk
berikut:
menggambarkan hubungan antara
a=
(∑ Y − b ∑ X )
nilai bebas dengan variabel terikat. n
Salah satu cara untuk mengetahui ada n ∑ XY − ∑ X ∑ Y
b=
atau tidaknya Heteroskedastisitas n ∑ X 2 − (∑ X ) 2
adalah sebagai berikut: Analisa korelasi digunakan
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik untuk mengetahui erat atau tidaknya
yang ada membentuk pola yang hubungan variabel bebas dengan
teratur (bergelombang, melebar variabel terikat. Rumus yang
kemudian menyempit), ini digunakan adalah sebagai berikut:
n ∑ XY − ∑ X ∑ Y variabel dependen dengan
r=
n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 mengasumsikan variabel lain adalah
konstan. Dasar pengambilan keputusan

Keterangan: dengan taraf signifikansi pada alpha 5 %

r = Koefisien korelasi dengan ketentuan sebagai berikut:

n = Sampel 1. Jika t-hitung > t-tabel, maka H1 diterima.

x = Variabel bebas 2. Jika t-hitung < t-tabel, maka H1 ditolak.

Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji F Signifikansi

Uji Koefisien Determinasi Digunakan untuk menguji apakah

dilakukan untuk mengukur seberapa besar secara bersama-sama seluruh variabel

variabel bebas dalam menerangkan independent mempunyai pengaruh yang

variabel terikat. Besarnya nilai R2 adalah signifikan terhadap variabel dependent.

antara 0 sampai 1. Nilai R2 dapat Dasar pengambil keputusan dengan taraf

diperoleh dengan rumus: signifikansi pada alpha 5 % dengan


ketentuan sebagai berikut:
R2 = (r)2 x 100 %
1. Jika F-hitung > F-tabel, maka H1 diterima.
Dimana :
2. Jika F-hitung < F-tabel, maka H1 ditolak.
R2 = koefisien determinasi
Untuk menguji signifikansi pengaruh
r = koefisien korelasi
variabel bebas bersama-sama terhadap
Uji t M(1 − R 2 )
F=
Untuk menguji Koefisien Regresi R 2 (N − M − 1)
dilakukan pengujian secara parsial untuk Keterangan:
melihat signifikansi dari pengaruh N = Jumlah Subjek (cacah kasus)
masing-masing variabel independen, M = Jumlah variabel prediksi
ANALISIS DATA

Regresi Linier Berganda


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .213 .215 .989 .328
KEPEMIMPINAN -.185 .073 -.151 -2.520 .015 .549 1.823
GAJI 1.118 .064 1.047 17.471 .000 .549 1.823
a. Dependent Variable: EFEKTIVITAS KERJA

Sumber : SPSS 13
dapat disimpulkan bahwa besarnya
Persamaan Regresi:
gaji memberikan pengaruh yang
Y = a+b1x1+b2x2+ R.. e
signifikan terhadap efektivitas kerja
Dengan menggunakan analisis regresi
linier berganda, maka diperoleh pada α 5 % = 2,045.

persamaan sebagai berikut:


1. Konstanta sebesar 0,213 dinyatakan
bahwa gaya kepemimpinan dan
besarnya gaji dianggap konstant (tetap)
terhadap efektivitas kerja.
2. Koefisien regresi gaya kepemimpinan
sebesar 2,520 menunjukkan bahwa
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
efektivitas kerja adalah positif. Jadi
dapat disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap efektivitas
kerja pada α 5 % = 2,045.
3. Koefisien regresi besarnya gaji
sebesar 17,471 menunjukkan bahwa
pengaruh besarnya gaji terhadap
efektivitas kerja adalah positif.
Berdasarkan nilai koefisien regresi
Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .953a .907 .903 .10536 2.655
a. Predictors: (Constant), GAJI, KEPEMIMPINAN
b. Dependent Variable: KERJA

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.108 2 2.554 230.085 .000a
Residual .522 47 .011
Total 5.630 49
a. Predictors: (Constant), GAJI, KEPEMIMPINAN
b. Dependent Variable: KERJA

Sumber : SPSS 13

Berdasarkan analisis diatas, diketahui nilai berarti H1 diterima, maka dapat


R = 0,953 menunjukkan bahwa gaya disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan dan besarnya gaji kepemimpinan memberi pengaruh
memberikan hubungan yang positip yang signifikan efektivitas kinerja.
terhadap efektivitas kerja. Berdasarkan 2. Hasil pengolahan data diperoleh nilai
nilai R2 = 0,907 atau 90,7 %. Hal ini thitung sebesar 17, 471, sedangkan nilai
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan t label pada α = 5 % sebesar 2,045 maka
dan besarnya gaji memberikan kontribusi nilai thitung = 17, 471 > t tabel = 2,045.
pengaruh sebesar 90,7 %, sedangkan berarti H1 diterma, maka dapat
sisanya 9,3 % (100 %-90,7 %) disimpulkan bahwa besarnya gaji
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak memberi pengaruh yang signifikan
dianalisa dalam penelitian ini. terhadap efektivitas kinerja.

Kesimpulan 3. Hasil pengolahan data diperoleh nilai

1. Hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien determinasi (R) sebesar

sebesar 2,520, sedangkan nilai 0,953, sedangkan nilai (R2) sebesar


thitung

ttabel pada α = 5 % sebesar 2,045. jadi 0,907 ini berarti gaya kepemimpinan
dan besarnya gaji secara bersama-sama
nilai t hitung = 2,520 > ttabel = 2,04.
memberi pengaruh yang signifikan Hasibuan, Sadar Malayu. 2001.
Manajemen Sumber Daya
terhadap efektivitas kerja. Dan
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
sebanyak 9,3 % ( 100 % - 90,7 % ) Howard, John. Doing Job Better.
yang tidak dianalisis dalam penelitian 2001http:www. Mng.Djbet. Com.
ini. Hamdani. 2005. Kepemimpinan
Transformasional. Jakarta: Rineka
Saran-Saran Cipta.
1. Gaya kepemimpinan perlu ditingkatkan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004.
Manajemen Sumber Daya
dan disesuaikan dilingkungan kerja, Manusia Perusahaan. Bandung:
supaya karyawan dapat bekerja dengan Remaja Roosdakarya.
tenang. Mulia Nasution. 1994. Manajemen
Personalia. Jakarta: Erlangga.
2. Gaji perlu ditingkatkan sesuai dengan
Nawawi dan Hadari. 2000. Manajemen
hasil kerja mereka, agar karyawan Sumber Daya Manusia, Untuk
dapat bekerja dengan baik. Bisnis Kompetitif. Yogyakarrta:
Universitas Press.
3. Menyediakan fasilitas yang lengkap
James A.F. Stoner. 2000. Manajemen.
sehingga karyawan dapat bekerja lebih Jakarta: Index.
efektif. Koontz, Harorld and Heinz Weihrich.
1988. Management. Singapoe: Mc-
DAFTAR PUSTAKA Graw-Hill International.
Certao, Samuel C. 1977. Modern Lewis,Ralph G, and Douglas H, Smith.
Management. New Jerse: Prentice- 1994. Total Quality in Higher
Hall International, Inc. Education. Florida. St.Lucie
Davis, Keith. 1997. Human Relation at Press.
Work. Tokyo: Kogakusha Nawawi. 2004. Manajemen Sumber Daya
Company. Manusia Perusahaan. Bandung:
Effendi,Wirawan. 2002. Manajemen Remaja Roosdakarya.
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Purwanto. 1994. Organisasi dan
Grasindo. Manajemen Perilaku. Jakarta:
Freeman dan Stoner. 1992. Manajemen. Erlangga.
Jakarta: Erlangga. Prokopenko, Joseph. 1987. Produktivity
Flippo, Edwin B. 2001. Manajemen Management. A Practical
Personalia. Diterjemahkan oleh handbook: Switcherland
Moh. Masud. Jakarta: Erlangga. International Labour Orgaization.

Pfiffner, John M. and Robert, Prestus. Robins and Steven. 2000. Kepemimpinan
1967. Public Administration. New Dalam Manajemen. Jakarta:
York: Ronal Press. Rajawali Pers.

Garry, Abor. 2000. Manajemen Sumber Sagala dan Anwar. 2003. Pengembangan
Daya Manusia. Jakarta: Index. Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soesilo Martoyo.1994. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Sunyoto. 2003. Meningkatkan Jumlah dan
Mutu Pelanggan. Jakarta: Damar
Mulia Pustaka.
Siagian, Sondang. 2003. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Akasara.
Stoner, James A, F and R. Edward
Freeman. 2000. Management. New
Jersey: PrenticeHall International
Edition.
Surya Dinata dan Ermaya. 1995. Psikologi
kepegawaian dan Peran Pemimpin
Dalam Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Bandung:
Ramadhan.
Sujak. 2002. Kepemimpinan Dalam
Manajemen. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Syamsuddin, Sadili. 2003 Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Jakarta:Pustaka Setia.
Terry, GR. 2000. Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta:
Liberty.
Umar Husein. 1999. Manajemen Sumber
Daya Manusia Dalam
Organisasia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP FUNGSI
INTERMEDIASI PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA
PERIODE 2006 - 2010

Henny Ritha 1)
Eri Raditiya 2)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influences of both internal factors
consisting of Certificate of Bank of Indonesia (SBI), Inter Bank Placement (ABA),
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Expenses
Operating Income (BOPO) and external factor such as the Inflation Rate on
Intermediation Functions of Domestic Foreign Exchange Banks .
This research used the secondary data from Indonesia Economic and Financial
Statistics (SEKI) which was published by Central Bank of Indonesia monthly. The
samples were taken from LDR of Domestic Foreign Exchange Banks as series, SBI rate,
ABA, CAR, NPLs, BOPO and Inflation Rate in period of 2006 – 2010.
The result shows that SBI and ABA do not significantly have positive influence
on LDR of Domestic Foreign Exchange Banks. On the other hand, CAR and NPL
significantly have negative influence on LDR of Domestic Foreign Exchange Banks.
Meanwhile, BOPO and inflation rate do not significantly influence LDR of Domestic
Foreign Exchange Banks. Simultaneously, the six variables significantly have
positive influence on LDR of Domestic Foreign Exchange Banks with the independence
Contribution variables have influenced for 92,60 percent on the LDR of Domestic
Foreign Exchange Banks.
Keywords: Interest Rates, ABA, CAR, NPLs, BOPO, Inflation Rate, and LDR.

Sektor perbankan merupakan Masyarakat yang berkelebihan dana dapat


lembaga intermediasi keuangan yang menyimpan dananya dalam bentuk giro,
memiliki peranan penting bagi deposito, tabungan dan bentuk lain yang
perekonomian suatu negara. Sebagai disesuaikan dengan kebutuhan yang disebut
bagian dari lembaga keuangan, bank sebagai Dana Pihak Ketiga (DPK).
memiliki fungsi intermediasi, yaitu Sementara masyarakat yang kekurangan
menghimpun dana dari masyarakat yang dana dapat mengajukan kredit ke bank.
berkelebihan dana dan disalurkan ke Penyaluran kredit merupakan
masyarakat yang kekurangan dana. kegiatan yang mendominasi usaha bank
dalam fungsinya
1
Dosen Institut Perbanas
2
Dosen S-1 Manajemen Institut Perbanas
sebagai lembaga intermediasi. Bank berasal dari kebijakan moneter, fluktuasi
sebagai mediasi sektor keuangan tentu nilai tukar dan inflasi, volatilitas tingkat
juga terkait dengan efisiensi pada bunga, persaingan antarbank maupun
perekonomian. Dengan demikian, lembaga keuangan nonbank dan lain-lain.
semakin baik tingkat mediasi suatu Terjadinya krisis keuangan global
perbankan dalam pengumpulan serta menjelang akhir tahun 2008 mempunyai
penyaluran dananya maka perekonomian dampak terhadap industri perbankan di
suatu negara akan berkembang lebih Indonesia. Kelangkaan likuiditas
cepat. Namun sektor keuangan juga perbankan nasional pada saat itu telah
sangat peka dan terpengaruh erat dengan mendorong perbankan untuk lebih
kebijakan pemerintah serta kondisi berhati-hati, sehingga cenderung memilih
ekonomi makro maupun mikro negara menempatkan dananya pada Sertifikat
yang bersangkutan. Bank Indonesia (SBI). Penempatan dana
Secara teoritis ada berbagai faktor dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
yang dapat memengaruhi kinerja sebuah dinilai sebagai salah satu faktor
bank baik faktor internal maupun penghambat fungsi intermediasi.
eksternal. Faktor-faktor dari dalam Perkembangan jumlah aset
(internal) tersebut antara lain berasal dari berdasarkan kelompok bank periode 2006
kegiatan operasional bank, manajemen -2010 dapat dilihat pada tabel di bawah
risiko, dan lain-lain. Adapun yang ini:
bersumber dari luar (eksternal) bank dapat
Tabel 1. Perkembangan Aset berdasarkan Kelompok Bank
Periode 2006-2010
(Miliar Rp.)
Kelompok Bank Des. 2006 Des. 2007 Des. 2008 Des .2009 Des.2010
Bank Persero 621.212 741.988 847.563 979.078 1.115.519
BUSN Devisa 663.002 768.730 883.470 958.549 1.203.370
BUSN Non Devisa 29.657 39.012 42.467 55.762 78.485
BPD 159.476 170.012 185.252 200.542 239.141
Bank Campuran 64.421 90.480 118.131 135.675 149.990
Bank Asing 156.083 176.278 233.674 204.502 222.347
Total 1.693.850 1.986.501 2.310.557 2.534.106 3.008.853
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2010
Bank Umum Swasta Nasional semakin tingginya LDR menunjukkan
(BUSN) Devisa merupakan kelompok semakin besar pula DPK yang digunakan
terbesar pertama dari keenam kelompok untuk penyaluran kredit yang berarti bank
bank tersebut. Bahkan pencapaian aset telah mampu menjalankan fungsi
BUSN Devisa pada tahun 2010 mencapai intermediasinya dengan baik.
Rp1.203.370 miliar mengalami Di sisi lain, bank Umum Swasta
peningkatan 25,54 % dibandingkan tahun Nasional Devisa mampu menjaga
2009 sebesar Rp958.549 miliar. permodalan cukup baik, ini dilihat dari
Peningkatan ini terutama berasal dari indikator Capital Adequacy Ratio (CAR)
aktiva produktif berupa kredit, secara keseluruhan masih di atas 8 %.
penempatan pada bank lain dan CAR terendah pada 2008 sebesar 14,82
penempatan pada Bank Indonesia. Hal ini %, padahal LDR pada tahun yang sama
merupakan fenomena yang menarik untuk mengalami peningkatan. Hal ini sesuai
diamati, terkait dengan semakin dengan temuan Nandadipa (2010) yang
signifikannya peran dan kontribusi swasta menunjukkan bahwa CAR berpengaruh
sebagai pelaku dalam industri perbankan negatif dan signifikan terhadap LDR.
di Indonesia. Pada 2009, BUSN Devisa memilih
Berdasarkan data bank Indonesia mengurangi pertumbuhan kredit sejalan
2010, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank dengan krisis global yang dihadapi kantor
Umum Swasta Nasional Devisa selama pusat atau bank induknya di luar negeri
2006 – 2010 masih di bawah 78 %, yang sehingga CAR kembali meningkat sebesar
merupakan standar minimal Bank 16,61 %. Demikian pula Non-Performing
Indonesia. Ini dapat diartikan bahwa Loan (NPL) mengalami peningkatan pada
fungsi intermediasi perbankan masih 2009 sebagai dampak krisis ekonomi
belum berjalan dengan baik. Pada 2009, global dan menurun pada 2010.
LDR menurun 3,58 % dari 2008 yang Perbaikan rasio NPL tidak hanya karena
disebabkan perbankan lebih menaruh meningkatnya penyaluran kredit, namun
dananya pada SBI dan meningkatnya juga karena jumlah nominal kredit
kredit macet. Pertumbuhan kredit yang bermasalah mengalami penurunan (Bank
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Indonesia, 2010). Kredit bermasalah yang
Dana Pihak Ketiga (DPK) akan tinggi dapat menimbulkan keengganan
mendorong peningkatan LDR, dan bank untuk menyalurkan kredit, sehingga
akan memengaruhi rasio LDR. Tingginya dilakukan oleh Muliaman (2004) pada
rasio BOPO dan kualitas kredit yang bank asing periode 2000-2004, Akbar dan
cukup sehat, mengakibatkan pertumbuhan Mentayani (2010) pada bank umum
kredit tidak mampu menekan rasio swasta Kalimantan Selatan periode 2007-
BOPO. Semakin tinggi pertumbuhan 2009 yang menyimpulkan bahwa BOPO
kredit, semakin tinggi pula rasio BOPO dan NPL berpengaruh terhadap LDR.
(Rahyuda dan Prawita, 2003) dan semakin Di sisi lain, Haryati (2009)
kecil rasio BOPO, maka semakin efisien menunjukan bahwa inflasi berpengaruh
kondisi bank tersebut. signifikan terhadap pertumbuhan kredit
Inflasi merupakan salah satu pada bank nasional dan tidak berpengaruh
indikator makro ekonomi yang dapat signifikan terhadap bank asing 2005 -
memengaruhi aktivitas perbankan. 2008. Pembuktian yang sama ditemukan
Tekanan Inflasi yang cukup kuat tentu oleh Nandadipa (2010) bahwa inflasi
akan memengaruhi fungsi intermediasi berpengaruh negatif signifikan terhadap
dan berdampak negatif pada pertumbuhan LDR pada bank umum di Indonesia
sektor riil di Indonesia. periode 2004-2008. Kajian yang berbeda
Sudirman (2003) mengemukakan ditemukan oleh Lestari & Sugiharto
bahwa CAR, suku bunga SBI bank (2007) yang melaporkan bahwa inflasi,
perkreditan rakyat dan bank umum suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah
periode 2001-2002 berpengaruh positif berpengaruh tidak signifikan terhadap
terhadap peningkatan LDR, sedangkan LDR pada Bank Devisa dan Bank Non
penempatan dana di bank lain dan suku Devisa 2002 - 2006.
bunga kredit berpengaruh negatif Berbeda dengan penelitian
signifikan terhadap penurunan LDR. terdahulu, faktor internal dalam penelitian
Penelitian yang berbeda ditemukan oleh ini adalah placement yang terdiri dari
Setiawan & Hady (2006) pada BUSN Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Antar
Devisa periode 1997-2004 menunjukkan Bank Aktiva (ABA), sedangkan Kinerja
bahwa CAR, berpengaruh positif Bank diwakili oleh Capital Adequacy
signifikan terhadap LDR sedangkan SBI, Ratio (CAR), Non-Performing Loan
penempatan dana pada bank lain, NPL (NPL) dan BOPO serta Inflasi yang
dan BOPO berpengaruh negatif signifikan merupakan faktor eksternal pada Bank
terhadap LDR. Hasil penelitian yang sama Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa
periode 2006 - 2010. Di sisi lain, fungsi merupakan kegiatan utama bank, oleh
intermediasi perbankan diwakili oleh karena itu sumber pendapatan utama bank
Loan to Deposit ratio (LDR). Studi ini berasal dari kegiatan ini. Semakin besar
bertujuan untuk menganalisis pengaruh penyaluran dana dibandingkan simpanan
faktor internal dan eksternal terhadap masyarakat, membawa konsekuensi
fungsi intermediasi bank pada Bank semakin besarnya risiko yang ditanggung
Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa bank (Leon & Ericson, 2007: 80). Rasio
periode 2006 - 2010. ini digunakan untuk mengetahui sampai
seberapa jauh kemampuan bank dalam
KAJIAN LITERATUR
membayar kembali kewajiban kepada
Intermediasi Perbankan
para nasabahnya yang telah
Haryati (2009) menegaskan fungsi
mempercayakan dananya untuk
intermediasi bank merupakan kegiatan
ditanamkan dengan kredit-kredit yang
perbankan yang menghimpun dana dari
telah diberikan bank kepada para
masyarakat. sumber dana terdiri dari
debiturnya.
(Giro, Tabungan, Deposito), borrowing
Dendawijaya (2003: 118)
(pinjaman yang diterima dari bank lain
menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio
atau pinjaman lainnya) dan modal sendiri.
(LDR) adalah rasio seluruh jumlah kredit
Salah satu ukuran untuk melihat
yang diberikan bank dengan dana yang
fungsi intermediasi perbankan adalah
diterima bank atau seberapa jauh
Loan to Deposit Ratio (LDR) yang
kemampuan bank dalam membayar
digunakan sebagai ukuran kinerja
kembali penarikan dana yang dilakukan
lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang
deposan dengan mengandalkan kredit
menghubungkan pihak yang berkelebihan
yang diberikan sebagai sumber
dana (Unit surplus of funds) dengan pihak
likuiditasnya. Dana yang diterima akan
yang membutuhkan dana (Unit Deficit of
berpengaruh terhadap banyaknya kredit
funds). LDR mengukur efektivitas
yang diberikan yang pada akhirnya akan
perbankan dalam penyaluran kredit
berpengaruh terhadap besar kecilnya rasio
melalui dana yang berhasil dihimpun dari
LDR. Semakin tinggi rasio tersebut,
masyarakat. LDR melihat seberapa besar
mengindikasikan semakin rendahnya
total kredit yang diberikan terhadap total
kemampuan likuiditas bank yang
dana pihak ketiga yang disalurkan dalam
disebabkan karena jumlah dana yang
bentuk kredit. Penyaluran kredit
digunakan untuk membiayai kredit kredit yang diperlukan untuk menopang
semakin besar. Menurut Bank Indonesia, target pertumbuhan ekonomi. Sementara
kisaran target LDR ditetapkan antara 78 secara mikro, LDR target ditetapkan
% dan 100 %. LDR target ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi
berdasarkan tujuan makro ekonomi dan likuiditas dan LDR perbankan (Bank
mikro perbankan. Secara makro, LDR Indonesia, 2010).
target merupakan cerminan kebutuhan

Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Riyadi (2006: 165):


     
  100 %

  
 
Sertifikat Bank Indonesia dan penempatan
Jika bank mempunyai LDR yang
dana pada bank lain atau biasa disebut
terlalu kecil maka bank akan kesulitan
Antar Bank Aktiva (ABA).
untuk menutup simpanan nasabah dengan
jumlah kredit yang ada, sehingga Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
pendapatan bunga semakin menurun
merupakan instrumen yang dianggap
(Setiadi, 2010). Namun jika semakin
lebih aman dan memberikan cadangan
tinggi LDR, maka akan semakin tinggi
likuiditas sekunder yang dapat
tingkat keuntungan perusahaan karena
memberikan hasil yang pasti dan
penempatan dana berupa kredit yang
memiliki risiko nol. Selain itu SBI
diberikan semakin meningkat sehingga
merupakan alternatif placement yang
pendapatan bunga akan semakin
cukup dominan dilakukan bank, di
meningkat pula.
samping kegiatan utamanya menyalurkan
Faktor Internal Bank
kredit (Setiawan & Hady, 2006). Bank
Perkembangan pemberian kredit
Indonesia menilai fungsi intermediasi
sangat dipengaruhi oleh arah kebijakan
perbankan saat ini belum dapat terlaksana
atau orientasi bank dalam melakukan
secara maksimal karena banyak dana
placement, mengingat realita adanya
bank yang ditempatkan dalam Sertifikat
keterbatasan likuiditas yang dimiliki suatu
Bank Indonesia (SBI). Sebaiknya dana
bank. Selain menyalurkan dana dengan
yang tersimpan dalam SBI dapat
pemberian kredit, bank juga melakukan
disalurkan melalui kredit kepada nasabah,
penempatan dananya antara lain pada
sehingga melalui ketentuan Giro Wajib
Minimum (GWM) dikaitkan dengan rasio (CAR) juga merupakan kecukupan modal
kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) dan kemampuan manajemen bank dalam
mampu mendorong fungsi intermediasi mengidentifikasi, mengukur, mengawasi,
perbankan. dan mengontrol risiko-risiko yang timbul
Hadad, et al. (2003) menyatakan yang dapat berpengaruh terhadap
tingginya biaya intermediasi dari faktor besarnya modal (Almilia, 2005). Capital
internal dapat disebabkan oleh bank yang Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang
cenderung menahan diri untuk melakukan memperlihatkan seberapa besar jumlah
kompetisi karena kondisi likuiditas bank seluruh aktiva bank yang mengandung
cukup memadai dan masih tingginya risiko (kredit, penyertaan, surat berharga,
pendapatan bank yang berasal dari SBI tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari
dan obligasi. modal sendiri di samping memperoleh
dana-dana dari sumber-sumber di luar
Antar-Bank Aktiva
bank (Peraturan Bank Indonesia, 2008).
Penempatan dana pada bank lain
Perhitungan CAR didasarkan pada prinsip
atau Antar Bank Aktiva adalah
bahwa setiap penanaman yang
penempatan dana bank pada bank lain
mengandung risiko harus disediakan
baik dalam negeri maupun luar negeri
jumlah modal sebesar persentase tertentu
sebagai secondary reserve dengan tujuan
terhadap jumlah penanamannya. Sesuai
memperoleh penghasilan. Penempatan
Peraturan Bank Indonesia Nomor
pada bank lain dapat berbentuk giro,
13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011
deposito, call money, dll. Selain itu
tentang Sistem Penilaian Tingkat
penempatan pada bank lain diakui pada
Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi
saat dilakukan penyerahan sebesar nilai
nilai CAR menunjukkan semakin sehat
nominal penyetoran atau nilai yang
bank tersebut. Jika CAR tinggi,
dijanjikan sesuai jenis penempatan.
kepercayaan masyarakat terhadap bank
Capital Adequacy Ratio
semakin besar sehingga meningkatkan
Capital Adequacy Ratio (CAR)
nilai dan return saham para investor. Bank
menunjukan seberapa besar modal bank
dinyatakan sehat apabila memiliki CAR
telah memadai untuk menunjang
minimal 8%, hal ini didasarkan pada
kebutuhannya dan sebagai dasar untuk
ketentuan Banking for International
menilai prospek kelanjutan usaha bank
Settlement (BIS).
bersangkutan. Capital Adequacy Ratio
Secara sistematis Capital sebagai berikut (Leon & Ericson, 2007:
Adequacy Ratio (CAR) dirumuskan 44):
 !"# $"%&
  100 %
' ("# '

kemampuan pengelolaan kredit sangat


Tingkat kecukupan modal sangat
diperlukan oleh bank yang bersangkutan.
penting bagi bank dalam menyalurkan
Dalam penelitian ini digunakan rasio NPL
kreditnya agar masyarakat tertarik untuk
dalam menunjukkan kemampuan
mengambil kredit sehingga hal ini
manajemen bank dalam mengelola kredit
menyebabkan bank mempunyai cukup
bermasalah yang diberikan bank tersebut.
dana cadangan bila sewaktu-waktu terjadi
Muliaman (2004) menegaskan
kredit macet. Bank yang memiliki CAR
tinggi, menunjukkan kreditnya semakin semakin tinggi nilai NPL di atas 5 %
maka bank tersebut tidak sehat. NPL
banyak sehingga apabila CAR meningkat
yang tinggi menyebabkan bank akan
maka berdampak pada peningkatan
mengurangi penyaluran kreditnya. Bila ini
terhadap LDR.
terjadi maka akan berpotensi terhadap
Non-Performing Loan
kerugian bank, karena jumlah kredit
Rasio Kualitas Aktiva Produktif
bermasalah semakin besar, yang
(KAP) diwakili oleh aktiva produktif
mengakibatkan bank harus menanggung
bermasalah atau Non-Performing Loan
kerugian dalam kegiatan operasionalnya
(NPL) yang merupakan aktiva produktif
sehingga berpengaruh terhadap kurang
dengan kualitas aktiva kurang lancar,
berjalannya fungsi intermediasi yang
diragukan, dan macet. Non-Performing
dilakukan bank. Dendawijaya (2003:86)
Loan (NPL) merupakan salah satu
menjelaskan apabila NPL tidak dapat
indikator kesehatan kualitas aset bank.
ditangani dengan tepat, maka bank akan
Penilaian kualitas aset merupakan
kehilangan kesempatan pendapatan dari
penilaian terhadap kondisi aset bank dan
kredit yang diberikan sehingga
kecukupan manajemen risiko kredit.
mengurangi laba dan kemampuan bank
Risiko kredit yang diterima bank
untuk memberikan kredit. Banyaknya
merupakan salah satu risiko usaha bank,
kredit bermasalah akan membuat bank
yang diakibatkan dari tidak dilunasinya
tidak berani meningkatkan penyaluran
kembali kredit yang diberikan oleh pihak
kreditnya, apalagi bila dana yang
bank kepada debitur. Oleh karena itu,
dihimpun tidak dapat dicapai secara serta memberikan manfaat dalam
optimal sehingga akan mengganggu menghindari kerugian yang akan datang.
likuiditas bank tersebut dan berpotensi Apabila NPL negatif, maka menunjukkan
memengaruhi LDR. Aman dan Miyazaki bahwa tambahan modal melalui
(2009) menyatakan bahwa rata-rata modal placement merupakan nilai lebih untuk
bank dengan NPL yang tinggi adalah meningkatkan bank dengan NPL yang
negatif, dan modal bank dengan NPL kecil.
rendah secara signifikan positif. Bank Secara Sistematis Non-Performing
dengan modal yang lebih rendah lebih Loan (NPL) dapat dirumuskan sebagai
positif di pasar karena tambahan modal berikut (Riyadi, 2006: 160):
dapat mengurangi risiko penutupan bank

+,-#". /01!2( $10-"3"#".


)*  100 %
' ("# /01!2(

telah ditetapkan oleh Bank Indonesia,


NPL yang tinggi akan memperbesar
besarnya NPL yang baik adalah di bawah
biaya, baik biaya pencadangan aktiva
5 %.
produktif maupun biaya lainnya sehingga
berpotensi terhadap kerugian bank. Beban Operasional Pendapatan
Operasional
Semakin tinggi rasio
Biaya Operasional Pendapatan
ini, semakin buruk kualitas kredit bank
Operasional adalah rasio perbandingan
yang menyebabkan jumlah kredit
antara Biaya Operasional dengan
bermasalah semakin besar, dan oleh
Pendapatan Operasional. Besarnya rasio
karena itu bank harus menanggung
BOPO yang dapat ditolerir di Indonesia
kerugian dalam kegiatan operasionalnya
adalah sebesar 93,52 %, hal ini sejalan
sehingga berpengaruh terhadap
dengan ketentuan Bank Indonesia. Dari
penurunan laba yang diperoleh bank
rasio ini dapat diketahui tingkat efisiensi
(Kasmir, 2004). Kredit dalam hal ini
kinerja manajemen suatu bank, jika angka
adalah kredit yang diberikan kepada
rasio menunjukkan angka di atas 90 %
pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada
dan mendekati 100 %, berarti bahwa
bank lain. Kredit bermasalah atau kredit
kinerja bank tersebut menunjukkan
dengan kualitas kurang lancar, diragukan
tingkat efisiensi yang sangat rendah.
dan macet. Sesuai dengan aturan yang
Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya
mendekati 75 % ini berarti kinerja bank yang tinggi dengan biaya operasional
yang bersangkutan menunjukkan tingkat yang rendah dapat menekan rasio BOPO,
efisiensi yang tinggi (Riyadi, 2006: 159). sehingga bank berada pada posisi sehat
Rentabilitas bank ditentukan oleh (Rahyuda & Prawita, 2003). Dengan
besarnya biaya operasional untuk demikian, rasio BOPO dipengaruhi oleh
mewujudkan pendapatan operasional aktiva produktif dan dana pihak ketiga.
bank. Bank akan memperoleh keuntungan Semakin efisien suatu bank, maka
jika biaya operasional yang bersumber semakin besar peluang bank untuk
dari dana pihak ketiga, biaya tenaga kerja, menyalurkan kreditnya secara baik.
dan biaya overhead lebih kecil dari Secara Sistematis BOPO
pendapatan operasional yang diperoleh dirumuskan sebagai berikut (Leon &
dari aktiva produktif. Pendapatan bank Ericson, 2007: 110):

$15"% 4610"32 %"#


$4*4  100 %
*1%!"6"("% 4610"32 %"#

Dengan kata lain rasio BOPO yang ditetapkan oleh otoritas moneter
menunjukan tingkat efisiensi bank dalam yaitu kurang dari 93,52 %.
melakukan kegiatan operasionalnya.
Faktor Eksternal Bank
Rasio BOPO yang tinggi mencerminkan
Pentingnya pengendalian inflasi
kondisi bank yang tidak efisien sehingga
didasarkan pada pertimbangan bahwa
apabila bank tetap menyalurkan
inflasi yang tinggi dan tidak stabil, akan
kreditnya, maka akan mengalami
memberikan dampak negatif kepada
pertumbuhan negatif. Untuk menghindari
kondisi sosial ekonomi masyarakat.
kerugian yang lebih besar maka bank
Inflasi yang tinggi akan menyebabkan
cenderung mengalihkan investasinya
pendapatan riil masyarakat akan terus
dalam surat berharga atau fee based
turun sehingga standar hidup dari
income. Semakin efisien kinerja
masyarakat akan ikut menurun. Inflasi
operasional suatu bank, maka keuntungan
yang tidak stabil akan menciptakan
yang diperoleh akan semakin besar. Bagi
ketidakpastian (Uncertainty) bagi pelaku
manajemen bank, hal ini menunjukan
ekonomi dalam mengambil keputusan,
pentingnya memperhatikan pengendalian
sehingga akan menyulitkan keputusan
biaya sehingga dapat menghasilkan rasio
masyarakat dalam melakukan konsumsi,
BOPO yang sesuai dengan ketentuan
investasi dan produksi yang pada oleh warga negara Indonesia dan atau
akhirnya akan menurunkan pertumbuhan badan hukum Indonesia.”
ekonomi. Menurut A.P. Lerner, Venieris Dilihat dari lingkup usahanya,
dan Sebold dalam Listiani (2006), inflasi bank swasta nasional dapat dibedakan
adalah suatu keadaan yang terjadi menjadi bank devisa dan bank nondevisa.
kelebihan permintaan (Excess demand) Bank Devisa (Foreign Exchange Bank)
terhadap barang-barang dalam adalah bank yang dalam kegiatan
perekonomian secara keseluruhan. Secara usahanya dapat melakukan transaksi
umum inflasi dapat diartikan sebagai dalam valuta asing. Sementara bank
kenaikan tingkat harga barang dan jasa nondevisa (nonforeign exchange bank)
secara umum dan terus-menerus selama adalah bank yang tidak diperkenankan
waktu tertentu. Inflasi yang tinggi akan melakukan transaksi yang berkaitan
menyebabkan pendapatan riil masyarakat dengan valuta asing. Dalam hal ini,
akan terus turun, sehingga standar hidup transaksi yang dilakukan masih dalam
masyarakat menurun. batas-batas negara. Bank umum
Menurut Sukirno (2004: 339) nondevisa dapat meningkatkan statusnya
dampak dari inflasi di antaranya adalah menjadi bank devisa setelah memenuhi
melemahkan semangat untuk menabung. ketentuan-ketentuan, antara lain: volume
Meningkatnya inflasi maka nilai uang usaha minimal mencapai jumlah tertentu,
akan menurun dan hal tersebut tingkat kesehatan dan kemampuannya
menyebabkan masyarakat juga merasa dalam memobilisasi dana, serta memiliki
tidak diuntungkan dengan menyimpan tenaga kerja yang berpengalaman dalam
uang di bank dengan harapan bunga di valuta asing.
tengah inflasi yang tinggi, sehingga dana
Penelitian Terdahulu
yang dihimpun bank akan menjadi lebih
Penelitian Akbar dan Mentayani
kecil.
(2010) mengenai faktor-faktor yang
Bank Umum Swasta Nasional memengaruhi intermediasi studi pada
Menurut Siamat (2005: 55) “Bank bank umum swasta Kalimantan Selatan
Umum Swasta Nasional adalah bank yang tahun 2007-2009. Diperoleh hasil bahwa
berbadan hukum Indonesia, yang NPL berpengaruh positif signifikan
sebagian atau seluruh modalnya dimiliki terhadap LDR, SBI berpengaruh negatif
signifikan terhadap LDR dan Inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap LDR. intermediasi bank asing dalam mendorong
Sedangkan Setyari (2007) melakukan pemulihan sektor riil di Indonesia periode
penelitian mengenai posisi fungsi 2000:09-2004:07 dengan menggunakan
intermediasi bank umum dan BPR di Bali variabel independen yang terdiri dari
sebuah kajian komparatif periode 1993- Return On Asset, BOPO dan Non-
2005 memperoleh hasil bahwa BPR lebih Performing Loan. Metode analisis yang
mampu menjalankan peran sebagai digunakan adalah regresi linear, Ordinary
intermediary institution dalam Least Square (OLS) menemukan hasil
perekonomian Bali (dengan posisi LDR bahwa ada hubungan positif signifikan
selalu berada di atas 70 %). Sebaliknya, antara ROA terhadap LDR, BOPO dan
LDR bank umum yang awalnya berada di NPL mempunyai pengaruh negatif
atas kisaran 85 % turun drastis pada 1998 signifikan terhadap fungsi intermediasi
dan 1999. Pada akhir periode penelitian, bank asing (LDR). Penelitian Setiawan
posisi LDR masih berada di bawah 60 %. dan Hady (2006) mengenai pengaruh
Haryati (2009) meneliti pertumbuhan placement dan kinerja bank serta variabel
kredit perbankan Indonesia: Intermediasi eksternal terhadap peranan bank umum
dan pengaruh variabel makro ekonomi swasta nasional sebagai intermediasi
pada perbankan nasional dan bank asing untuk mendorong sektor riil di Indonesia
campuran menyimpulkan bahwa inflasi pada 1997-2004 dan menggunakan
berpengaruh positif signifikan terhadap metode analisis regresi berganda
pertumbuhan kredit pada bank nasional menunjukkan bahwa CAR berpengaruh
dan berpengaruh negatif tidak signifikan positif signifikan terhadap LDR,
terhadap bank asing pada 2005-2008. sedangkan SBI, penempatan dana pada
Peneliti lainnya Lestari dan Sugiharto bank lain, NPL dan BOPO berpengaruh
(2007) mengenai kinerja bank devisa dan negatif signifikan terhadap LDR. Dengan
bank nondevisa dan faktor-faktor yang menggunakan metode analisis yang sama
memengaruhi LDR, menemukan hasil Sudirman (2003) meneliti faktor-faktor
bahwa inflasi, suku bunga SBI dan nilai penghambat peningkatan Loan to Deposit
tukar rupiah tidak berpengaruh signifikan Ratio (LDR) perbankan di provinsi Bali
terhadap LDR bank Devisa dan bank menemukan hasil bahwa CAR, suku
NonDevisa pada 2002-2006. Hadad bunga SBI pada Bank Perkreditan Rakyat
(2004) meneliti tentang fungsi dan Bank Umum periode 2001-2002
berpengaruh positif terhadap peningkatan METODE PENELITIAN
LDR, sedangkan penempatan dana di Jenis penelitian yang digunakan
bank lain dan suku bunga kredit adalah penelitian kuantitatif. Penelitian
berpengaruh negatif signifikan terhadap kuantitatif memerlukan adanya suatu
penurunan LDR. Analisis pengaruh CAR, hipotesis serta pengujiannya secara
NPL, Inflasi, Pertumbuhan DPK dan statistik berdasarkan teknik analisis
Exchange Rate terhadap LDR, studi kasus maupun formula statistik tertentu.
pada bank umum di Indonesia periode Pengolahan data dilakukan dengan
2004-2008 merupakan topik penelitian menggunakan teknik statistik yang berupa
yang dilakukan oleh Nandadipa (2010). regresi linear berganda yang bertujuan
Dengan menggunakan metode analisis untuk mengetahui koefisien regresi atau
regresi linear berganda dan variabel besarnya pengaruh variabel bebas
independen yang terdiri dari CAR, NPL, terhadap variabel terikat.
Pertumbuhan DPK dan Exchange Rate Penelitian ini menggunakan dua jenis
ditemukan bahwa CAR, NPL, Inflasi dan variabel data, yaitu variabel bebas dan
Exchange Rate berpengaruh negatif variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari
signifikan terhadap LDR, sedangkan faktor internal (SBI, ABA, CAR, NPL,
pertumbuhan DPK berpengaruh positif BOPO) dan faktor eksternal (Inflasi),
tidak signifikan terhadap LDR. sedangkan variabel terikatnya adalah
Nasiruddin (2005) melakukan penelitian Loan to Deposit Ratio. Jenis data yang
terhadap faktor-faktor yang memengaruhi digunakan dalam penelitian ini adalah
LDR di BPR Provinsi Jawa Tengah data sekunder yang berupa data laporan
menyimpulkan bahwa CAR berpengaruh perkembangan per bulan dari masing-
positif terhadap LDR, sedangkan NPL masing variabel bebas dan terikat. Metode
dan Suku Bunga Kredit berpengaruh pengumpulan data menggunakan metode
negatif terhadap LDR pada Bank studi kepustakaan. Pengumpulan data-
Perkreditan Rakyat Provinsi Jawa Tengah data penelitian tersebut terdiri dari SBI,
periode 2003. ABA, CAR, NPL, BOPO, Inflasi dan
LDR yang diperoleh dari Statistik
Perbankan Indonesia periode 2006-2010.
Tabel 2. Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Sertifikat Surat berharga atas  SBI SBI per bulan dari Januari
Bank unjuk dalam rupiah 2006- Desember 2010 Nominal
Indonesia yang diterbitkan
oleh Bank
Indonesia
Antar Bank Penempatan dana  ABA ABA per bulan dari Januari Nominal
Aktiva pada bank lain 2006- Desember 2010

Capital Rasio perbandingan 1. Modal Bank CAR = Modal Bank_x100% Rasio


Adequency antara modal bank 2. Total ATMR Total
Ratio terhadap ATMR ATMR

Non Rasio antara kredit 1.Kredit NPL = Rasio


Performing bermasalah bermasalah
Kredit bermasalah x100%
Loan terhadap total kredit 2. Total kredit
Total Kredit
Biaya Rasio antara Biaya 1.Biaya BOPO = Rasio
Operasi dan Operasional Operasional
pendapatan terhadap 2.Pendapatan Biaya Operasi_
operasional pendapatan Operasional x100%
operasional Pendapatan Operasi

Inflasi Gejala kenaikan  Indeks Indeks Harga Konsumen Rasio


harga barang yang Harga periode Januari 2006-
bersifat umum dan Konsumen Desember 2010
terus-menerus
Loan to Rasio antara 1.Jumlah kredit LDR= Jumlah Kredit Rasio
Deposit Ratio kredit yang x100%
diberikan 2. Jumlah DPK Jumlah DPK
terhadap total
dana pihak
ketiga
Sumber: Data diolah (2011)
bagi setiap unsur atau anggota populasi
Populasi dan Sampel
untuk dipilih. Teknik pengambilan sampel
Populasi yang menjadi objek
adalah sampel jenuh yaitu semua anggota
penelitian adalah seluruh Bank Umum
populasi digunakan sebagai sampel
Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang
dengan menggunakan 60 waktu amatan
tercatat di Bank Indonesia selama periode
(Januari 2006 – Desember 2010).
2006-2010. Metode sampling yang
digunakan adalah metode nonprobability PEMBAHASAN
sampling, yaitu pengambilan sampel Pada tabel 3. dapat dilihat bahwa
dengan tidak memberi peluang yang sama Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Antar
Bank Aktiva (ABA) tidak berpengaruh signifikan. Hasil penelitian ini sejalan
signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio dengan Haryati (2009), Lestari dan
(LDR), hal ini ditunjukan dari tingkat Sugiharto (2007), yaitu SBI tidak
signifikansi masing-masing 0,128 > 0,05 berpengaruh signifikan terhadap LDR.
dan 0,302 > 0,05. Semakin tinggi Temuan berbeda oleh peneliti-peneliti
penempatan dana pada Sertifikat Bank seperti Sudirman (2003), Setiawan dan
Indonesia dan penempatan pada bank lain, Hady (2006), Akbar dan Mentayani
akan mendorong peningkatan kinerja (2010), yakni SBI dan ABA berpengaruh
LDR Bank Umum Swasta Nasional negatif dan signifikan terhadap LDR.
namun dalam tingkat yang tidak

Tabel 3. Rangkuman hasil Regresi


Variabel Variabel bebas Koefisien Standard T hitung Sig.
terikat Regresi Error
SBI 2,810E-5 0,000 1,545 0,128
ABA 2,569E-5 0,000 1,042 0,302
Loan to CAR -1,698 0,206 -8,246 0,000
Deposit Ratio NPL -5,299 0,498 -10,638 0,000
BOPO -0,062 0,084 -0,737 0,464
INFLASI -0,038 0,114 -0,333 0,741
Konstanta = 117,563 F hitung = 123,258
Adjudted R2 = 0,926 Sig. = 0,000

Sumber: Data diolah (2011)

Kinerja bank yang terdiri dari CAR menandakan bank banyak meminjamkan
dan NPL berpengaruh negatif signifikan dananya sehingga ATMR mengalami
terhadap LDR yang ditunjukan dari kenaikan yang mengakibatkan CAR bank
tingkat signifikansi masing-masing 0,000 akan turun. Hasil penelitian ini
< 0,05 dengan koefisien -1,698 dan - mendukung Nandadipa (2010) yang
5,299. Hal ini mengindikasikan menyatakan CAR berpengaruh negatif
peningkatan atau penurunan CAR signifikan terhadap LDR, namun berbeda
maupun NPL selama periode penelitian dengan kajian Nasiruddin (2005) dan
mempengaruhi kinerja LDR. Semakin Setiawan & Hady (2006) melaporkan
rendah CAR, maka semakin besar LDR bahwa CAR berpengaruh positif dan
yang dicapai bank. LDR yang tinggi signifikan terhadap LDR. Semakin tinggi
NPL akan mendorong penurunan jumlah (2010) yang menyatakan bahwa Inflasi
kredit yang disalurkan, karena berpotensi berpengaruh signifikan dan negatif
kredit tidak tertagih. Ini mendukung teori terhadap pertumbuhan kredit.
Dendawijaya (2003), yakni dampak Pengujian secara simultan variabel
meningkatnya NPL akan mengurangi SBI, ABA, CAR, NPL, BOPO dan Inflasi
kemampuan untuk memberikan kredit. memiliki pengaruh signifikan terhadap
Kinerja bank lainnya, yaitu BOPO LDR, yang dibuktikan dengan tingkat
tidak berpengaruh signifikan terhadap signifikansi 0,000<0,005.
LDR, hal ini ditunjukan dengan tingkat
SIMPULAN DAN REKOMENDASI.
signifikansi 0,464 > 0,05. Hasil uji
Simpulan
tersebut mengindikasikan bahwa
Berdasarkan hasil analisis
peningkatan atau penurunan BOPO
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
selama periode penelitian tidak
secara parsial Sertifikat Bank Indonesia
mempengaruhi LDR. Hasil penelitian ini
(SBI) dan Antar-Bank Aktiva (ABA)
tidak konsisten dengan penelitian Hadad
tidak berpengaruh signifikan terhadap
(2004) dan Setiawan & Hady (2006)
Loan to Deposit Ratio (LDR). Sedangkan
yang menyimpulkan BOPO berpengaruh
Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non-
signifikan negatif terhadap LDR.
Performing Loan (NPL) berpengaruh
Inflasi menunjukan tingkat
negatif signifikan terhadap LDR. Biaya
signifikansi 0,741 > 0,05 dan koefisien -
Operasional dan Pendapatan Operasional
0,038 yang berarti Inflasi tidak
(BOPO) dan Inflasi tidak berpengaruh
berpengaruh signifikan terhadap LDR.
signifikan terhadap LDR. Secara simultan
Meningkatnya inflasi akan menurunkan
variabel SBI, ABA, CAR, NPL, BOPO
nilai uang dan menyebabkan masyarakat
dan Inflasi berpengaruh signifikan
merasa tidak diuntungkan dengan
terhadap LDR periode 2006-2010.
menyimpan uangnya di bank, sehingga
Kontribusi variabel bebas yang terdiri dari
mereka enggan untuk menabung. Hasil ini
SBI, ABA, CAR, NPL, BOPO dan Inflasi
sejalan dengan temuan Setiawan & Hady
terhadap variabel terikat yaitu LDR
(2006), Akbar dan Mentayani (2010)
sebesar 92,60 persen.
bahwa Inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap LDR. Sedangkan hasil Rekomendasi
berbeda disimpulkan oleh Nandadipa
Bagi peneliti selanjutnya agar Aman, Horoyuki & Hironobu Miyazaki.
2009. Valuation Effects of New
menambah variabel yang digunakan
Equity issues by Banks: Evidence
seperti suku bunga simpanan, suku bunga from Japan. Applied Financial
Economics.
kredit, exchange rate, Produk Domestik
Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru.
Bruto dan beberapa variabel lainnya yang 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
berkaitan. Selain itu memperbesar jumlah Lain. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Empat.
sampel dan menambah periodesasi tahun
Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen
penelitian sehingga memperoleh hasil Perbankan. Jakarta: Ghalia
yang lebih representatif. Indonesia.
Dalam rangka mendorong Diretorat Penelitian dan Pengaturan
Perbankan. 2010. Kajian Stabilitas
perkembangan intermediasi BUSN Keuangan Nomor 15. Jakarta: Bank
maupun perbankan nasional, perlu Indonesia.
dilakukan suatu penelitian yang melihat Hadad, Muliaman D. et al. 2003. Studi
Biaya Intermediasi Beberapa Bank
sisi demand untuk mengungkap persoalan Besar di Indonesia: Apakah Bunga
dan harapan sektor riil yang sebenarnya. Kredit Bank Umum Overprice.
Kertas Kerja. Bank Indonesia.
Perlu dilakukan kajian lebih
Hadad, Muliaman D. et al. 2004. Fungsi
mendalam dari otoritas perbankan yang Intermediasi Bank Asing dalam
menetapkan suatu ketentuan atau Mendorong Pemulihan Sektor Riil
di Indonesia. Kertas Kerja. Bank
kebijakan agar penempatan dana bank Indonesia.
berupa Sertifikat Bank Indonesia tidak Haryati, Sri. 2009. Pertumbuhan Kredit
menghambat perkembangan LDR Perbankan di Indonesia:
Intermediasi dan Pengaruh Variabel
DAFTAR PUSTAKA Makro Ekonomi. Jurnal Keuangan
dan Perbankan, Vol. 13, No.2, hal.
Akbar, Masithah & Ida Mentayani. 2010. 299-310.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Intermediasi Studi pada Bank Kasmir, 2004. Dasar-Dasar Perbankan.
Umum Swasta Kalimantan Selatan Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo
Tahun 2007-2009. Jurnal Persada
Manajemen dan Akuntansi, Vol.11, Komang Sri Arsani. 2008. Analisis
No.2, 107-116. Pengaruh Indikator Makroekonomi
Almilia dan Herdaningtyas. 2005. terhadap Profitabilitas Perbankan
Analisis rasio Camel terhadap di Indonesia Periode Januari 2006-
Prediksi Kondisi Bermasalah pada Desember 2008. Tidak diterbitkan.
Lembaga Perbankan 2000-2002. Jakarta: Program Sarjana FEUI.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Leon, Boy & Ericson, Sonny. 2007.
vol. 7, No. 2.
Manajemen Aktiva Pasiva Bank
Non-Devisa. Jakarta: PT Grasindo.
Lestari, Maharani Ika & Sugiharto, Toto. Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets and
2007. Kinerja Bank Devisa dan Liability Management. Jakarta:
Bank Non Devisa dan Faktor-faktor Lembaga Penerbit Fakultas
yang Mempengaruhinya. Ekonomi Universitas Indonesia.
Proceeding PESAT (Psikologi,
Setiadi, Pompong.B. 2010. Analisis
Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil),
Hubungan Spread of Interest Rate,
Vol.2, A195-A201.
Fee Based Income, dan Loan to
Listiani, Nurlia. 2006. Faktor-Faktor Deposit Ratio dengan ROA pada
Determinan yang Memengaruhi Perbankan di Jawa Timur. Jurnal
Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Mitra Ekonomi dan Manajemen
1970-2004. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.1, No.1.
Pembangunan, Vol. XIV, No.1.
Setiawan, Bambang & Hady Hamdy.
Lubis, Irwan 2011. Kajian terhadap 2006. Pengaruh Placement dan
Intermediasi Perbankan Setelah Kinerja Bank, serta Variabel
Program Rekapitulasi (Studi Kasus Eksternal terhadap Peranan Bank
Pada Enam Bank Terbesar di Umum Swasta Nasional (BUSN)
Indonesia) sebagai Intermediasi untuk
eprints.lib.ui.ac.id/10534/ Diakses, Mendorong Sektor Riil di
15 September 2011 Indonesia. Journal of Post Graduate
Program Universitas Persada
Nandadipa, Seandy. 2010. Analisis
Indonesia, Vol XIV.
Pengaruh CAR, NPL, Inflasi,
Pertumbuhan DPK, dan Exchange Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen
Rate Terhadap LDR (Studi Kasus Lembaga Keuangan Kebijakan
Pada Bank Umum di Indonesia Moneter dan Perbankan. Edisi 5.
periode 2004 – 2008). (Skripsi) Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Semarang: Universitas Diponegoro. Ekonomi Universitas Indonesia.
Nasiruddin. 2005. Faktor-faktor yang Sudirman, Wayan I. 2003. Faktor-Faktor
mempengaruhi Loan to Deposit Penghambat Peningkatan Loan To
Ratio (LDR) di BPR Wilayah Kerja Deposit Ratio (LDR) Perbankan di
Kantor Bank Indonesia Semarang. Propinsi Bali. Jurnal Ekonomi dan
Tesis : Universitas Diponegoro Bisnis Indonesia, Vol. 18, No.
Semarang.
Sukirno, Sadono. 2004. Teori Pengantar
Peraturan Bank Indonesia No. Makro Ekonomi, Edisi 3. Jakarta:
13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari PT Raja Grafindo Persada.
2011 tentang Sistem Penilaian
Wiwin Setyari, Ni Putu. 2007. Posisi
Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Fungsi Intermediasi Bank Umum
http://www.bi.go.id/web/id/peratura
dan BPR di Bali: Sebuah Kajian
n/perbankan/pbi_130111.htm.
Komparatif. Buletin Studi
Diakses 05 Juli 2011.
Ekonomi, Vol.12. No.2.
Rahyuda, Ketut & Prawita, Eka. 2003.
Kontribusi Pertumbuhan Earning
Assets dan Dana Pihak Ketiga
terhadap Rasio BOPO Bank
Pembangunan Daerah Bali. Buletin
Studi Ekonomi, Vol. 8, No.2.
PENGARUH HARGA SAHAM DAN TINGKAT BUNGA BANK
INDONESIA TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA
PT HOLCIM INDONESIA Tbk.
(STUDI KASUS TAHUN 2003-2011)

Nidaul Izzah 1)

ABSTRACT
The capital market is one of investment the alternative that able to the optimal
advantage yield for investor. Each investor is requiring of relevant information with
transaction development in stock. This is very important to be made in consideration in
compiling strategy and decision to conduct a require to be paid attention two matter
that is investment risk, and return. At securities that have some return, the investor
looking the lower risk. This research aims to understand the influence of interest rate
and stock price to trading volume of PT Holcim Indonesia Tbk.
This research using time series data from BEJ and Indonesian Bank monthly
published on BEI in Januari 2003 until December 2011. Analyze technique to use this
research is multiple linier regression to obtain describe wich totally regarding
relationship between one variable with other variable.
The result of the research shows that stock price variable has a negative (r = -
0.150) and significant to trading volume (determinant coefisien = 2,25 %), while
interest rate has positive (r=0.490) and significant to trading volume (determinant
coefisien = 24,01 %). Other variables may include macro and micro factors, such as,
the condition of political stability and security that occur in domestic and psychological
factorsof the investors in capital markets. Based on the result of research, advice that
the investors should considered the interest rate of Certificate of Indonesian Bank, also
must consider the factors of social conditions, political and security.
Keywords: Trading volume, stock price, interest rate, the influence of share

1
) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Sejak diluncurkannya berbagai dan berhak hadir dalam Rapat Umum
kebijakan pemerintah, seperti: Paket Pemegang Saham (RUPS).
kebijakan Desember 1987 (Pakdes 1987), Melalui pasar modal, perusahaan
Pakto 88, Pakdes 88 telah memberikan dapat memperoleh dana jangka panjang,
dorongan yang lebih jauh pada pasar baik berupa modal sendiri (equity)
modal dengan membuka peluang bagi maupun melalui modal pinjaman. Modal
swasta untuk menyelenggarakan bursa. sendiri diperoleh dengan menjual
Bursa efek dan pasar modal sahamnya dan apabila ingin memperoleh
mempunyai peranan yang penting baik pinjaman maka perusahaan dapat menjual
bagi badan usaha, investor, maupun obligasi.
pemerintah. Bagi badan usaha khususnya Menurut Hendra S. Raharjaputra
perusahaan manufaktur yang go public (2009: 29) tujuan perusahaan
akan memperoleh dana segar yang memanfaatkan pasar modal dalam
dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur penarikan dananya adalah: (1) untuk
modal perusahaan dan meningkatkan nilai perluasan usaha (2) memperbaiki struktur
perusahaan. Saham (stock) merupakan modal/financial restructuring, dan (3)
salah satu instrumen pasar keuangan yang pengalihan pemegang saham/divestment.
paling popular. Menerbitkan saham Sementara itu, stock split merupakan cara
merupakan salah satu pilihan perusahaan yang dilakukan oleh emiten untuk
ketika memutuskan untuk pendanaan mempertahankan sahamnya agar tetap
perusahaan. Pada sisi yang lain, saham berada dalam rentang perdagangan yang
merupakan instrument investasi yang optimal. Dengan melakukan pemecahan
banyak dipilih para investor karena saham saham, maka harga saham akan menjadi
mampu memberikan tingkat keuntungan lebih rendah dan hal ini akan
yang menarik. Saham dapat didefinisikan memperbesar daya beli investor, dengan
sebagai tanda penyertaan modal seseorang begitu tingkat likuiditasnya akan
atau pihak (badan usaha) dalam suatu meningkat.
perusahaan atau perseroan terbatas. Selain itu, di pasar sekunder atau
Dengan menyertakan modal, maka pihak dalam aktivitas perdagangan saham
tersebut memiliki klaim atas pendapatan sehari-hari, harga-harga saham
perusahaan, klaim atas aset perusahaan, mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan
maupun penurunan. Pembentukan harga
saham terjadi karena adanya permintaan Husnan (2001: 60) volume perdagangan
dan penawaran atas saham tersebut. merupakan fungsi supply and demand
Dengan kata lain harga saham terbentuk yang dapat digunakan sebagai tanda
oleh supply dan demand atas saham menguat dan melemahnya pasar. Supply
tersebut. Supply dan demand tersebut dan demand yang terjadi di pasar tidak
terjadi karena adanya banyak faktor, baik luput dari adanya motif ekonomi dari
yang sifatnya spesifik atas saham tersebut penjual dan pembeli. Bagi pembeli saham
(kinerja perusahaan dan industri adalah investasi yang dia lakukan lebih condong
perusahaan tersebut bergerak) maupun pada motif spekulasi untuk mendapatkan
faktor yang sifatnya makro seperti tingkat keuntungan yang dilakukan atas dasar
suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor- kepercayaan kepada emiten.
faktor non-ekonomi seperti kondisi sosial Kepercayaan para pemodal kepada
dan politik, dan faktor lainnya. emiten timbul karena adanya faktor-faktor
Pemodal dapat dibedakan menjadi yang berasal dari dalam perusahaan
dua, yakni pemodal yang bertujuan sendiri, seperti reputasi komisaris, direksi,
memperoleh deviden; tipe pemodal perusahaan bekerja produktif, dan
seperti ini akan membandingkan antara diproyeksikan memperoleh keuntungan,
keuntungan menanamkan modal dalam serta faktor-faktor luar, seperti: pesaing,
bentuk saham atau menanam uangnya di keadaan ekonomi/moneter, perpajakan,
bank untuk mendapatkan bunga. politik dan lainnya.
Kelompok yang kedua adalah pemodal Dari latar belakang di atas, penulis
yang bertujuan berdagang; kelompok ini mengambil judul penelitian Pengaruh
mempunyai tujuan memperoleh selisih Harga Saham dan Tingkat Bunga Bank
lebih penjualan dari naik turunnya harga Indonesia terhadap Volume Perdagangan
sahan sesuai dengan permintaan dan Saham pada PT Holcim Indonesia Tbk“.
penawarannya. Jika harga turun mereka
Perumusan Masalah
membeli saham dan jika harga naik,
Perumusan masalah yang dapat
mereka akan menjualnya.
dikemukakan dalam penelitian ini adalh
Bagi perusahaan yang sudah go
sebagai berikut:
public, volume perdagangan saham sangat
1. Apakah ada pengaruh harga saham
penting artinya untuk mempertahankan
terhadap volume perdagangan saham
likuiditas perusahaan. Menurut Suad
pada perusahaan PT Holcim Indonesia 1. Ada pengaruh harga saham terhadap
Tbk? volume perdagangan saham pada
2. Apakah ada pengaruh tingkat bunga BI perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk.
terhadap volume perdagangan saham 2. Ada pengaruh tingkat bunga Bank
pada perusahaan PT Holcim Indonesia Indonesia terhadap volume
Tbk? perdagangan saham pada perusahaan
3. Apakah ada pengaruh harga saham dan PT Holcim Indonesia Tbk.
tingkat bunga BI secara bersamaan 3. Ada pengaruh harga saham dan tingkat
terhadap volume perdagangan saham bunga Bank Indonesia terhadap
pada perusahaan PT Holcim Indonesia volume perdagangan saham pada PT
Tbk? Holcim Indonesia Tbk.

Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan penelitian yang dilakukan sebagai
Pengertian Investasi
berikut:
Menurut PSAK No. 13 dalam
1. Untuk mengetahui pengaruh harga
Standar Akuntansi Keuangan, investasi
saham terhadap volume perdagangan
adalah suatu aktiva yang digunakan oleh
saham pada perusahaan PT Holcim
perusahaan untuk menumbuhkan
Indonesia Tbk.
kekayaan (Accretion of Wealth) melalui
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat
distribusi hasil investasi (seperti bunga,
bunga BI (BI Rate) terhadap volume
royalti, deviden, dan uang sewa), untuk
perdagangan saham pada perusahaan
apresiasi nilai investasi, atau untuk
PT Holcim Indonesia Tbk.
manfaat lain bagi perusahaan yang
3. Untuk mengetahui pengaruh harga
berinvestasi seperti manfaat yang
saham dan tingkat bunga BI secara
diperoleh melalui hubungan perdagangan.
bersama-sama terhadap perdagangan
Persediaan dan aktiva tetap bukan
saham pada perusahaan PT Holcim
merupakan investasi. “Investasi adalah
Indonesia Tbk.
menempatkan uang atau dana dengan
Hipotesis harapan untuk memperoleh tambahan
Berdasarkan latar belakang dan
atau keuntungan tertentu atas uang atau
perumusan masalah di atas, diajukan
dana tersebut.” (Kamarudin, 2004: 3).
hipotesis sebagai berikut:
Smith and Skousen (Irham Fahmi, berupa gedung) yang disiapkan guna
2006:1) mengatakan “investing activities: memperdagangkan saham-saham,
transaction and events the purchase and obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga
sale of securities (excluding cash lainnya dengan memakai jasa para
equivalents), and building, equipment. perantara pedagang efek.”
And other asset not generally held for Menurut Suad Husnan (2001: 26),
sale, and the making, and collecting of “Pasar modal adalah pasar untuk berbagai
loans. They are not classified as instrumen keuangan jangka panjang yang
operating activities, since the relate only bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk
indirectly to the central, on going hutang maupun modal sendiri, baik yang
operations ofentity.” diterbitkan oleh pemerintah, public
Secara umum investasi atau authorities, maupun perusahaan swasta.”
penanaman modal dapat diartikan sebagai
Pelaku Pasar Modal
suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh
Dalam pasar modal terdapat para
orang pribadi (natural person) maupun
pemain utama yang terlibat di pasar
badan hukum (juridical person) dalam
modal dan lembaga penunjang yang
upaya untuk meningkatkan dan/atau
terlibat langsung maupun tidak langsung
mempertahankan nilai modalnya, baik
dalam proses transaksi. Menurut Kasmir
yang berbentuk uang tunai, peralatan, aset
(Sunariyah 2004: 183-189) terdapat empat
tidak bergerak, hak atas kekayaan
pemain utama dalam pasar modal, yaitu:
intelektual, maupun keahlian. (Ana
1. Emiten adalah perusahaan yang akan
Rokhmatussa’dyah, 2009: 3).
melakukan penjualan surat-surat
Pengertian Pasar Modal berharga atau melakukan emisi di
Pengertian pasar modal secara bursa (disebut emiten). Dalam
umum adalah suatu sistem keuangan yang melakukan emisi, para emiten
terorganisasi, termasuk di dalamnya memiliki berbagai tujuan dan hal ini
adalah bank-bank komersial dan semua biasanya sudah tertuang dalam rapat
lembaga perantara di bidang keuangan, umum pemegang saham (RUPS).
serta keseluruhan surat-surat berharga 2. Investor adalah pemodal yang akan
yang beredar. membeli atau menanamkan modalnya
Menurut Sunariyah (2004: 4), di perusahaan yang melakukan emisi.
“Pasar modal adalah suatu pasar (tempat, Sebelum membeli surat berharga yang
ditawarkan, investor biasanya 2. Pemodal yang bertujuan untuk
melakukan penelitian dan analisis berdagang. Kelompok ini aktif dalam
tertentu. penelitian ini mencakup kegiatan berdagang di bursa, dengan
bonafiditas perusahaan, prospek usaha tujuan memperoleh selisih lebih dari
emiten dan analisis lainnya. naik turunnya harga saham yang terjadi
3. Lembaga Penunjang yang berfungsi akibat adanya permintaan dan
antara lain turut serta mendukung penawaran.
beroperasinya pasar modal, sehingga Sebagai instrumen investasi, saham
mempermudah baik emiten maupun memiliki risiko, antara lain:
investor dalam melakukan berbagai
1. Capital Loss
kegiatan yang berkaitan dengan pasar
Capital loss merupakan kebalikan
modal.
dari capital gain, yaitu suatu kondisi
4. Perusahaan pengelola dana (investment
investor menjual saham lebih rendah
company) yang bertugas mengelola
dari harga beli. Misalnya, saham PT
surat-surat berharga yang akan
XYZ yang dibeli dengan harga
menguntungkan sesuai dengan
Rp2.000,- per saham, kemudian harga
keinginan investor, terdiri dari dua
saham tersebut terus mengalami
unit, yaitu sebagai pengelola dana dan
penurunan hingga mencapai Rp1.400,-
penyimpan dana.
per saham. Karena takut harga saham
Kelompok Pemodal tersebut akan terus turun, investor
Tujuan para pemodal dapat menjual pada harga Rp1.400,- tersebut
dikelompokkan menjadi sebagai berikut: sehingga mengalami kerugian sebesar
1. Pemodal yang bertujuan untuk Rp600,- per saham.
memperoleh deviden. Kelompok ini 2. Risiko Likuidasi
mengincar perusahaan yang sudah Perusahaan yang sahamnya
sangat stabil atau blue chip karena dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh
perusahaan tersebut diperkirakan akan Pengadilan, atau perusahaan tersebut
memperoleh keuntungan yang relatif dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim
stabil. Bagi kelompok ini memperoleh dari pemegang saham mendapat
deviden lebih penting dibandingkan prioritas terakhir setelah seluruh
dengan memperoleh kenaikan harga kewajiban perusahaan dapat dilunasi
saham (capital gain). (dari hasil penjualan kekayaan
perusahaan). Jika masih terdapat sisa usahanya tanpa menunggu dana dari
dari hasil penjualan kekayaan hasil operasi.
perusahaan tersebut, maka sisa tersebut 2. Fungsi keuangan, yaitu dengan cara
dibagi secara proporsional kepada menyediakan dana yang diperlukan
seluruh pemegang saham. Namun jika oleh borrower dan para lender tanpa
tidak terdapat sisa kekayaan harus terlibat langsung dalam
perusahaan, maka pemegang saham kepemilikan aktiva riil.
tidak akan memperoleh hasil dari
Tujuan Perusahaan Menarik Dana
likuidasi tersebut. Kondisi ini melalui Pasar Modal
merupakan risiko yang terberat dari Menurut Hendra S. Raharjaputra
pemegang saham. Untuk itu seorang (2009: 29), tujuan perusahaan adalah:
pemegang saham dituntut untuk secara 1. Untuk Perluasan Usaha
terus-menerus mengikuti Jika perusahaan ingin melakukan
perkembangan perusahaan. perluasan usaha tentunya
membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Fungsi Pasar Modal
Dana yang paling mudah didapat
Pasar modal merupakan tempat
adalah dari keuntungan yang belum
bertemunya pihak yang memiliki dana
dibagikan /laba ditahan. Tetapi jika
lebih (lender) dengan pihak yang
dana tersebut tidak mencukupi maka
memerlukan dana jangka panjang tersebut
perusahaan akan menarik dana melalui
(borrower). Berdasarkan hal tersebut
pasar modal dengan menjual saham
pasar modal mempunyai dua fungsi,
baru.
yaitu:
2. Memperbaiki Struktur Modal
1. Fungsi ekonomi, yaitu pasar modal
Umumnya modal perusahaan
menyediakan fasilitas untuk
berasal dari modal sendiri dan modal
memindahkan dana dari lender ke
pinjaman. Dengan adanya modal
borrower. Dengan menginvestasikan
pinjaman baik dari lembaga keuangan
dananya lender mengharapkan adanya
perbankan maupun non bank. Resiko
imbalan atau return dari penyerahan
modal pinjaman adalah adanya beban
dana tersebut. Sedangkan bagi
bunga yang harus dibayarkan oleh
borrower, adanya dana dari luar dapat
perusahaan yang dapat mengakibatkan
digunakan untuk usaha pengembangan
kerugian. Oleh karena itu, perlu adanya Arthur J. Keown dalam
restrukturisasi modal. artikel ekonomi (www.google.com)
3. Pengalihan pemegang saham mendefinisikan saham: ”Stocks is a
(divestment) certificate that indicates ownership in a
corporation.” Jadi dapat disimpulkan
Pengertian Saham
bahwa saham adalah kertas yang
Saham merupakan bentuk dari
dijadikan bukti kepemilikan perusahaan
kinerja perusahaan yang sudah
atau penyertaan modal yang diterbitkan
melakukan go public dan bisa dimiliki
oleh Perusahaan yang memiliki manfaat
oleh setiap orang yang mempunyai
berupa deviden, capital gain, dan manfaat
persyaratan untuk pembeli saham dari
non-financial.
perusahaaan tersebut. Banyak ahli
Menurut Frederick Mishkin
ekonomi yang mendefinisikan tentang
(2001: 53) “Saham adalah suatu
pengertian saham, di antaranya menurut
sekuritas yang memiliki klaim terhadap
Suad Husnan (2001: 27) mendefinisikan
pendapatan dan aset sebuah
sekuritas sebagai secarik kertas yang
perusahaan.” Ini berarti sekuritas sendiri
menunjukkan hak pemilik kertas tersebut
dapat diartikan sebagai klaim atas
untuk memperoleh bagian dari prospek
pendapatan masa depan seorang
atau kekayaan perusahaan yang
peminjam yang dijual oleh peminjam
menerbitkan sekurirtas tersebut.
kepada yang meminjamkan, yang sering
Saham adalah tanda bukti
juga disebut instrumen keuangan.
pengambilan bagian atau peserta dalam
Dari berbagai definisi menurut
suatu Perseroan Terbatas. Saham
para ahli, maka dapat disimpulkan
merupakan surat berharga yang
bahwa saham merupakan bukti
menunjukkan kepemilikan atau
kepemilikan seseorang atas modal
penyertaan pasar modal investor dalam
yang telah diberikan kepada perusahaan
suatu perusahaan (Fakhruddin, 2006: 13)
dan akan mendapatkan keuntungan
Modal saham adalah unit
yang berupa deviden, penambahan
kepemilikan dalam sebuah perusahaan,
modal serta manfaat non financial
sebagai bukti kepemilikan atas saham,
lainnya.
perseroan terbatas menerbitkan sertifikat
sahamnya. (Simamora, 2000: 408)
Harga Saham tingkat bunga akan rendah karena belanja
Harga saham sangat ditentukan masyarakat tinggi, begitu juga sebaliknya
oleh kinerja perusahaan dalam bila bunga tinggi masyarakat akan
mendapatkan laba. Apabila keuntungan mengalokasikan dananya di bank karena
perusahaan tinggi, maka harga saham mengharapkan pengembalian yang tinggi.
akan naik serta begitu pula sebaliknya. Pengertian dari suku bunga adalah
Beberapa ahli mengatakan teori harga dari penggunaan uang untuk jangka
tentang pengertian harga saham, di waktu tertentu atau harga dari
antaranya Jogiyanto dalam artikel penggunaan uang yang dipergunakan
ekonomi (www.google.com), “Harga pada saat ini dan akan dikembalikan pada
saham merupakan harga yang terjadi di saat mendatang (Herman, 2003).
pasar bursa pada saat tertentu yang Menurut Laksmono (2001), nilai
ditentukan oleh pelaku pasar, nilai pasar suku bunga domestik di Indonesia sangat
ini ditentukan oleh permintaan dan terkait dengan tingkat suku bunga
penawaran saham yang bersangkutan di international. Hal ini disebabkan oleh
pasar bursa.” akses pasar keuangan domestik terhadap
Menurut Sawidji Widiatmojo dalam pasar keuangan international serta
artikel ekonomi (www.google.com), kebijakan nilai tukar mata uang yang
“Faktor utama yang menyebabkan harga kurang fleksibel. Selain suku bunga
saham adalah persepsi yang berbeda dari international, tingkat diskonto Suku
masing-masing investor sesuai dengan Bunga Indonesia (SBI) juga merupakan
informasi yang didapat.” faktor penting dalam penentuan suku
Dari uraian di atas dapat bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto
disimpulkan harga saham merupakan nilai SBI segera direspons suku bunga Pasar
dari kekuatan pasar modal yang selalu Uang Antar Bank (PUAB) sedangkan
mengalami perubahan setiap harinya merespons suku bunga deposito baru
sesuai dari permintaan dan penawaran muncul setelah 7 sampai 8 bulan.
pasar. Boediono (1985) berpendapat
bahwa tingkat suku bunga ditentukan oleh
Tingkat Suku Bunga
permintaan dan penawaran uang. Dalam
Tingkat bunga biasanya dikaitkan
menentukan tingkat suku bunga berlaku
dengan kondisi perekonomian suatu
hukum permintaan dan penawaran.
negara. Bila kondisi ekonomi stabil, maka
Apabila penawaran uang tetap, semakin bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI
tinggi pendapatan nasional semakin tinggi (Husnan, 1998).
tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
atau interest rate merupakan rasio Tinggi Rendahnya Suku Bunga
pengembalian sejumlah investasi sebagai Menurut Ramirez dan Khan (2004:
bentuk imbalan yang diberikan kepada 58) ada dua faktor yang memengaruhi
investor. Besarnya tingkat suku bunga nilai suku bunga yaitu:
bervariatif sesuai dengan kemampuan 1. Faktor internal yang meliputi
debitur dalam memberikan tingkat pendapatan nasional, jumlah uang
pengembalian kepada kreditur. Tingkat beredar, dan tingkat inflasi.
suku bunga tersebut dapat menjadi salah 2. Faktor eksternal meliputi tingkat bunga
satu pedoman investor dalam dari luar negeri, dan tingkat nilai valuta
pengambilan keputusan investasi pada asing yang dipakai sebagai patokan
pasar modal. Sebagai wahana alternatif nilai tukar mata uang.
investasi, pasar modal menawarkan suatu Volume Perdagangan Saham
tingkat pengembalian (return) pada Volume perdagangan saham
tingkat risiko tertentu. merupakan alat ukur aktivitas penawaran
Dengan membandingkan tingkat dan permintaan saham di bursa. semakin
keuntungan dan risiko pada pasar modal tinggi volume transaksi penawaran dan
dengan tingkat suku bunga yang permintaan suatu saham, semakin besar
ditawarkan sektor keuangan, investor pengaruhnya terhadap fluktuasi harga
dapat memutuskan bentuk investasi yang saham di bursa. kegiatan perdagangan
mampu menghasilkan keuntungan yang saham dapat dilihat melalui indicator
optimal. Tingkat suku bunga sektor aktivitas volume perdagangan (trading
keuangan yang lazim digunakan sebagai volume activity).
panduan investor disebut juga tingkat Zulhawati dalam artikel ekonomi
suku bunga bebas resiko (risk free), yaitu (www.google.com) mengatakan volume
meliputi tingkat suku bunga bank sentral perdagangan saham merupakan indikator
dan tingkat suku bunga deposito. Di likuiditas saham atas informasi yang ada
Indonesia tingkat suku bunga Bank dalam pasar modal. Ini berarti volume
sentral di proyeksikan pada tingkat suku perdagangan saham merupakan alat ukur
aktivitas penawaran dan permintaan Bank Indonesia tahun 2003 sampai
saham dalam bursa. dengan 2011, dan volume perdagangan
Menurut Suad Husnan (2001: 60) saham PT Holcim Tbk.
volume perdagangan merupakan fungsi Untuk menganalisis dan mengolah
supply and demand yang dapat digunakan data penulis menggunakan metode
sebagai tanda menguat dan melemahnya analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.
pasar. Prasetyo dan Sutoyo dalam artikel Analisis Diskriptif digunakan untuk
ekonomi (www.google.com) aktivitas menggambarkan perkembangan variabel
volume perdagangan digunakan untuk penelitian yang menjadi fokus
melihat apakah investor menilai pembahasan, yaitu variabel harga saham,
perdagangan yang normal. Investor akan tingkat bunga, dan volume perdagangan
menilai laporan informatif, dalam arti saham serta penggambaran atas hasil dari
apakah informasi tersebut membuat ketiga variabel tersebut. Sedangkan
keputusan dalam melakukan pembelian Analisis Kuantitatif digunakan untuk
atau penjualan. menghitung dan mengukur pengaruh
Dari uraian di atas penulis variabel bebas baik secara parsial maupun
menyimpulkan bahwa volume bersama-sama terhadap variabel tidak
perdagangan saham adalah instrumen bebas. Adapun metode yang digunakan
yang berisi informasi tentang oleh adalah metode statistik dengan alat
aktivitas permintaan dan penawaran. analisanya regresi/korelasi sederhana dan
Semakin tinggi permintaan dan berganda, analisis koefisien determinasi
penawaran dalam pasar modal, semakin dan analisis uji hipotesis.
besar pengaruhnya terhadap fluktuasi
HASIL PENELITIAN DAN
harga saham di pasar bursa efek. PEMBAHASAN
PT Semen Cibinong, Tbk yang
METODE PENELITIAN
baru-baru ini berubah nama menjadi PT.
Penelitian dilakukan untuk
Holcim Indonesia, Tbk merupakan
mengetahui pengaruh harga saham dan
pemain terbesar ketiga di Indonesia
tingkat bunga terhadap volume
dengan kapasitas terpasang sebesar 7,9
perdagangan saham PT Holcim, Tbk.
juta ton dan terbagi di kedua pabriknya di
Data diperoleh dari Bursa Efek Jakarta
Narogong dan Cilacap. Dengan produksi
berupa data harga saham harian dari tahun
yang tercapai pada tahun 2005 sebesar 6,5
2003 sampai dengan 2011, tingkat bunga
juta ton, PT Holcim Indonesia menguasai Indonesia, Tbk tampaknya merupakan
pangsa pasar sebesar 15,2 %. Peningkatan bagian dari strategi global mereka.
pendapatan sebesar 27 % sehingga Perusahaan semen yang saat ini sudah
mencapai Rp3 triliun lebih pada tahun berada di lebih dari 70 negara di seluruh
2005 telah membuat PT Holcim dunia dan pada tahun 2005 menjual 110,6
Indonesia, Tbk berhasil membukukan juta ton semen tersebut berhasil menjual
laba bersih sebesar Rp545 miliar, suatu semen dan klinker sebanyak 6,6 juta ton,
kenaikan sebesar 58 % dibandingkan atau kurang lebih 6 % dari penjualan
dengan tahun sebelumnya. global mereka. Holcim International
Sementara itu, PT Holcim Indonesia dewasa ini secara agresif melakukan
melaporkan bahwa perusahaan berbagai akuisisi di seluruh dunia,
menargetkan untuk meningkatkan terakhir di India, maupun juga melakukan
produksinya menjadi 7,9 juta ton. Ini investasi pembangunan pabrik baru
berarti bahwa produksi tahun 2006 seperti di Ste. Genevieve, di daerah
tersebut akan memanfaatkan seluruh Mississipi, Amerika Serikat dengan
kapasitas yang ada. PT Holcim Indonesia, kapasitas 4 juta ton per tahunnya.
Tbk juga merencanakan investasi baru di Dengan perkembangan yang positif
luar yang selama ini menjadi daerah di Indonesia, serta dengan dukungan yang
produksinya, yaitu Cibinong dan Cilacap. kuat dari induk perusahaan mereka di
Perusahaan tersebut merencanakan untuk Swiss, PT Holcim Indonesia sungguh
melebarkan sayap ke Jawa Timur, yaitu akan tampil sebagai pesaing yang kuat di
dengan melakukan pembangunan pabrik tahun-tahun mendatang. Rencana
di sebelah barat Surabaya. investasi pabrik baru di Jawa Timur akan
Dengan investasi greenfield menambah kapasitas mereka menjadi
tersebut, maka PT Holcim memiliki lebih dari 10 juta ton. Sementara itu
wilayah produksi di tiga pasar yang lokasinya yang tersebar di tiga propinsi
penting, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah memungkinkan mereka melakukan
dan nantinya Jawa Timur. Investasi efisiensi dalam biaya distribusinya.
sebesar 300 juta dolar AS tersebut Perkembangan tersebut akan memberikan
diperkirakan akan menambah kapasitas sumbangan bagi semakin kuatnya posisi
produksinya dengan sekitar 2,5 juta ton. Holcim Cement sebagai perusahaan
Ekspansi yang dilakukan oleh PT Holcim semen terbesar kedua di dunia.
Data harian harga saham PT Holcim dengan 2011, telah dihitung rata-rata
Indonesia Tbk. yang diperoleh dari Bursa persemesternya dan diperoleh hasil
Efek Jakarta dari tahun 2003 sampai sebagai berikut:
Tabel 1: Perkembangan Harga Saham Tahun 2003 – 2011
Tahun Semester Harga Saham Perubahan Harga % Perubahan
(n) X1 Saham
2003 1 188.00 - -
2 394.28 206,28 109.72
2004 1 368.38 (25,90) (6.57)
2 393.53 25.15 6.83
2005 1 538.13 144.60 36.74
2 473.78 (64.35) (11.96)
2006 1 611.83 138.05 29.14
2 571.88 (39.95) (6.53)
2007 1 716.40 144.52 25.27
2 1,252.37 535.97 74.81
2008 1 1,227.02 (25.35) (2.02)
2 766.77 (460.25) (37.51)
2009 1 719.27 (47.50) (6.19)
2 1,437.74 718.47 99.89
2010 1 1,985.52 547.78 38.10
2 2,302.69 317.17 15.97
2011 1 2,062.05 (240.64) (10.45)
2 1,974.90 (87.15) (4.23)
Sumber: data diolah

Dari data di atas diperoleh gambaran Sementara itu, dari data Bank
adanya perubahan (naik turunnya) harga Indonesia diperoleh data tentang besarnya
saham PT Holcim Indonesia, Tbk. dari suku bunga Bank Indonesia selama periode
tahun 2003 sampai dengan 2011. 2003 sampai dengan 2011 sebagai berikut:

Tabel 2: Perkembangan Tingkat Bunga tahun 2003 – 2011


Tahun Semester Tingkat bunga Perubahan % Perubahan
tingkat bunga
2003 1 11.15 -
2 9.40 (1.75) (15.70)
2004 1 11.25 1.85 19.68
2 11.25 0.00 0.00
2005 1 8.41 (2.84) (25.24)
2 10.54 2.13 25.33
2006 1 12.66 2.12 20.11
2 11.00 (1.66) (13.11)
2007 1 9.00 (2.00) (18.18)
2 8.20 (0.80) (8.89)
2008 1 8.20 0.00 0.00
2 8.12 (0.08) (0.98)
2009 1 7.75 (0.37) (4.56)
2 6.54 (1.21) (15.61)
2010 1 6.50 (0.04) (0,61)
2 6.50 0.00 0.00
2011 1 6.70 0.20 3.08
2 6.45 (0.25) (3.73)
Sumber: Data primer diolah

Dari data tersebut di atas dapat atau sebesar 25,33 %, sedangkan


dilihat tingkat suku Bank Indonesia penurunan harga saham tertinggi terjadi
mengalami fluktuasi/naik-turun dengan pada tahun 2005 semester 1, yaitu sebesar
kenaikan tingkat bunga tertinggi terjadi 2.84 atau 25,24 %.
pada tahun 2005 semester 2 sebesar 2.13

Tabel 3: Perkembangan Volume Perdagangan Saham tahun 2003 – 2011


Volume Perubahan Volume Perubahan
Tahun Semester Perdagangan Perdagangan Saham (%)
(n) Saham (Y)
2003 1 10,345,382.58 - -
2 20,443,167.05 10,097,784.47 97.61
2004 1 14,986,030.17 (5,457,136.88) (26.69)
2 23,746,420.80 8,760,390.63 58.46
2005 1 21,901,919.23 (1,844,501.57) (7.77)
2 15,490,962.24 (6,410,956.99) (29.27)
2006 1 21,301,382.36 5,810,420.12 37.51
2 13,474,288.87 (7,827,093.49) (36.74)
2007 1 21,776,637.57 8,302,348.70 61.62
2 14,069,668.47 (7,706,969.10) (35.39)
2008 1 13,713,912.62 (355,755.85) (2.53)
2 9,218,902.07 (4,495,010.55) (32.78)
2009 1 17,068,866.96 7,849,964.89 85.15
2 16,322,487.94 (746,379.02) (4,37)
2010 1 12,163,043.88 (4,159,444.06) 2 (25.48)
2 9,625,848.60 (2,537,195.28) (20.86)
2011 1 8,414,520.47 (1,211,328.13) (12.58)
2 4,757,507.57 (3,657,012.90) (43.46)
Sumber: Data diolah
Dari tabel 3 di atas menunjukkan 0.429 serta koefisien determinasi (KD)
kenaikan volume perdagangan saham 18,40 % menunjukkan bahwa hubungan
tertinggi terjadi pada tahun 2003 semester antara variabel harga saham dan tingkat
2 sebesar 10,097,784.47 atau sebesar bunga dengan volume perdagangan saham
97,61 %, sedangkan penurunan volume cukup kuat.
perdagangan saham tertinggi terjadi pada
Hasil Uji Hipotesis
tahun 2006 semester 2, yaitu sebesar
1. Hasil Uji t harga saham dengan
7,827,093.49 atau sebesar 36,74 % .
volume perdagangan saham
Dari hasil pengujian hipotesis, maka
menunjukkan t hitung = 0.6072,
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
sedangkan t tabel = 1.746. Hal ini
Pertama, terdapat hubungan negatif
berarti bahwa t hitung < t tabel
antara harga saham dengan volume
sehingga tidak terdapat pengaruh
perdagangan saham PT Holcim Indonesia,
antara harga saham dengan volume
Tbk. Hal ini terbukti dengan persamaan
perdagangan saham.
regresi yang diperoleh yaitu Y =
2. Hasil Uji t tingkat bunga dengan
10,125,841.67 + (-4,812.65) X1 dengan
volume perdagangan saham
koefisien korelasi (r) sebesar – 0.150. dan
menunjukkan hasil t hitung = 2.250,
koefisien determinasi (KD) sebesar 2.25
sedangkan t tabel = 1.746. Hal ini berarti
%.
bahwa thitung > ttabel sehingga
Kedua, terdapat hubungan positif
terdapat pengaruh hubungan yang
antara tingkat bunga Bank Indonesia
signifikan antara tingkat bunga dengan
dengan volume perdagangan saham PT
volume perdagangan saham.
Holcim Indonesia, Tbk. Hasil perhitungan
3. Hasil perhitungan dengan uji F (secara
diperoleh persamaan regresi Y =
bersamaan) untuk harga saham (X1)
2,630,950.53 + 1,383,976.19 X2 dengan
dan tingkat bunga (X2) terhadap
koefisien korelasi (r) sebesar = 0.490
volume perdagangan saham (Y),
dan koefisien determinasi (KD) sebesar
menunjukkan hasil Fhitung = 1.052,
24.01 %.
sedangkan Ftabel = 3.739, sehingga
Ketiga, dengan menggunakan
Fhitung < Ftabel sehingga tidak
rumus regresi berganda diperoleh hasil Y
terdapat pengaruh yang signifikan
= 14,662,724.4 + 307.697X1 + 486.225X2 secara bersamaan antara harga saham
dan korelasi berganda (R12) sebesar
dan tingkat bunga terhadap volume saham persamaannya adalah Y =
perdagangan saham. 2,630,950.53 + 1,383,976.19 X2 berarti
hubungan tingkat bunga Bank terhadap
Simpulan
Indonesia adalah positif/setiap
Berdasarkan hasil paparan di atas,
kenaikan tingkat bunga sebesar 1 %,
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
maka akan meningkatkan volume
1. Hasil analisis variabel harga saham
perdagangan saham sebesar
dalam kaitannya dengan volume
1,383,976.19 lembar saham. Hal ini
perdagangan PT Holcim Indonesia,
diperkuat dengan hasil perhitungan
Tbk. menunjukkan bahwa kenaikan
korelasi sederhana yang menghasilkan
harga saham sebesar Rp1,- akan dapat
Koefisien korelasi (r) sebesar 0.490
menurunkan volume perdagangan
yang berarti hubungan antara
saham sebesar 4.812,65 lembar saham,
keduanya cukup kuat dan signifikan
dan koefisien korelasi (r) sebesar
serta koefisien determinasi (KD)
(-0.150) menunjukkan bahwa
sebesar 24,01 % yang berarti bahwa
hubungan kedua variabel ini sangat
pengaruh tingkat bunga terhadap
lemah. dan koefisien determinasi (KD)
volume perdagangan saham PT
sebesar 2.25 %. Berarti bahwa
Holcim Indonesia, Tbk adalah sebesar
pengaruh harga saham terhadap
24.01 %, selebihnya 75.99 % berasal
volume perdagangan saham PT
dari faktor lain .
Holcim Indonesia hanya sebesar 2,25
3. Hasil perhitungan Penghitungan uji F
% sedangkan 97,75 % dipengaruhi
(secara bersamaan) untuk harga saham
faktor lain yang tidak diteliti dalam
(X1) dan tingkat bunga (X2) terhadap
penelitian ini. Hal ini juga diperkuat
volume perdagangan saham (Y)
dengan hasil perhitungan t hitung yang
membuktikan Fhitung = 1.052,
lebih besar dari t tabel. Sehingga dapat
sedangkan Ftabel = 3.739, sehingga
disimpulkan bahwa perubahan harga
Fhitung < Ftabel sehingga tidak
saham tidak berpengaruh secara
terdapat pengaruh hubungan yang
signifikan pada volume perdagangan
signifikan secara bersamaan antara
saham PT Holcim Indonesia, Tbk.
harga saham dan tingkat bunga
2. Hasil perhitungan regresi sederhana
terhadap volume perdagangan saham
(secara parsial) untuk tingkat bunga
(X2) dengan volume perdagangan
volume perdagangan saham PT Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar
Portofolio dan Analisa Saham.
Holcim Indonesia, Tbk.
Airlangga.
Saran Husnan, Suad, 2001. Teori Portofolio dan
Analisis Sekuritas Investasi Pasar
1. Karena harga saham PT Holcim
Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Indonesia tidak terlalu berpengaruh Irham Fahmi, 2006. Analisis Investasi
terhadap volume perdagangan dalam Perspektif Ekonomi dan
Politik. Bandung: PT Refika
sahamnya, maka sebaiknya perusahaan Aditama.
memperhatikan faktor-faktor lain di Kamaruddin, Ahmad. 2004. Dasar-Dasar
luar harga saham, seperti reputasi Manajemen Investasi dan
Portofolio. Jakarta: PT Rineka
perusahaan, reputasi Komisaris, dan Cipta.
lain-lain yang belum diteliti dalam Karl, Fair. 2001. Pengantar Ilmu
penelitian ini Ekonomi. Edisi revisi. Jakarta: Bina
grafika.
2. Tingkat bunga Bank Indonesia ternyata
Miskhin, S. Frederick. Ekonomi uang,
mempuntyai pengaruh yang cukup Perbankan, dan Pasar Keuangan.
signifikan. Oleh karena itu, perusahaan Jakarta: Salemba Empat.

perlu terus memperhatikan kondisi Ramirez, and Khan. 2004. Teori Tentang
Suku Bunga. Matematika Ekonomi.
moneter dan fiskal baik nasional Yogyakarta: Graha ilmu.
maupun internasional. Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen
Lembaga Keuangan Bank dan
DAFTAR PUSTAKA Lembaga Keuangan. Jakarta:
Ana, Rokhmatussa’dyah. 2009. Hukum Salemba Empat.
Investasi & Pasar Modal. Jakarta: Sugiono, 2002. Statistika Untuk
Sinar Grafika. Penelitian. Jakarta: Grafindo
Arthur, J. Keown. 2002. Pengetahuan Persada.
tentang Saham. Kumpulan artikel Sunariyah, 2004. Pengetahuan tentang
Ekonomi. Pasar Modal Bank dan lembaga
Darmadji. 2003. Risiko Investor dalam Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Memiliki Saham. Kumpulan artikel Sutoyo, dan Prasetyo, 2003. Pengaruh
Ekonomi. Permintaan dan Penawaran
terhadap Saham. Kumpulan
Artikel Teori Ekonomi.
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA JUAL TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA
PT ASTRA HONDA MOTOR, Tbk

Abdul Muis *)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas
produk dan harga jual terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda PT Astra
Honda Motor, Tbk. Subjek penelitian ini adalah konsumen dan calon konsumen PT
Astra Honda Motor, Tbk. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak, sampel
pada penelitian ini sebanyak 50 orang dari 100 orang populasi. Kualitas produk
memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda.
Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai t hitung = 3,103, sedangkan nilai t tabel pada
α 5 % = 2,045. Dengan demikian nilai t hitung > nilai t tabel, sehingga hipotesis H1
diterima. Harga jual mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Honda. Nilai t hitung sebesar 5,508, dengan demikian nilai t hitung >
nilai t tabel, sehingga hipotesis H1 diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kualitas produk dan harga jual secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda. Berdasarkan hasil pengolahan data
diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,658 artinya bahwa 65,8 %
peningkatan keputusan pembelian sepeda motor Honda disebabkan oleh kualitas produk
dan harga jual, sedangkan sisanya 34,2 % dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak
dianalisis.
Kata kunci : Kualitas Produk, Harga Jual, dan Keputusan Pembelian.

ABSTRACT
This study aims to determine how much influence the product quality and price
on purchase decisions Honda motorcycles of PT Astra Honda Motor, Tbk. The subjects
of this study were customers and prospects PT Astra Honda Motor, Tbk. Sampling was
done by random sampling in this study were 50 people out of 100 people population.
Product quality has a positive influence on purchase decisions of Honda motorcycles.
Based on the results of data processing, the value of t = 3.103, while the value of t
tables on α 5% = 2.045. Thus the value of t count > t table, so the hypothesis H1
accepted. The selling price has a positive influence on purchase decisions Honda
motorcycles is caused by t value of 5.508 Thus the value of t count > t table, so the
hypothesis H1 accepted. The results showed that the quality of the product and the
selling price together have a positive influence on purchase decisions of Honda
motorcycles. The coefficient of determination (R2) of 0.658 means that the 65.8%
increase in the purchase decision of Honda motorcycles are caused by the quality of the
product and the selling price, while the remaining 34.2% is influenced by other factors
not analyzed.
Keywords: Quality of Product, Price of Sale and Purchase Decision.

*
) Dosen Universitas Nusa Bangsa
Setiap perusahaan harus siap PT Astra Honda Motor Tbk yang
menghadapi persaingan bisnis yang memproduksi dan mengelola pemasaran
semakin ketat dan kompetitif dengan sepeda motor Honda, dimana perusahaan
perusahaan pesaing lain baik di dalam ini harus berusaha keras untuk
negeri maupun luar negeri untuk memenangkan persaingan agar bisa selalu
menghadapi globalisasi yang sering tetap dihati konsumen. PT Astra Honda
dikatakan era dunia tanpa batas. Dengan Motor Tbk menawarkan produknya
demikian lingkungan yang dihadapi suatu dengan harga yang cukup bersaing
perusahaan juga akan menjadi semakin dibandingkan dengan perusahaan lain.
kompleks. Kompleksitas persaingan Termasuk di dalamnya kualitas promosi
semakin lama semakin tinggi. Secara dan kualitas produk itu sendiri sebagai
nasional walaupun ekspor merupakan nilai jual. Fokus perhatian manajemen
salah satu jenis usaha yang dapat pemasaran adalah pelanggan, calon
memberikan tambahan/pemasukan devisa pelanggan dan pesaing. Dalam
negara, namun kompleksitas persaingan mekanisme perusahaan dan pesaing
yang dihadapi perusahaan tersebut akan berlomba-lomba menghasilkan dan
memaksa setiap perusahaan untuk selalu menawarkan “value“ bagi pelanggannya
berusaha meningkatkan kualitas produk, dan perusahaan yang berhasil mengikat
menjaga harga jual dan pelayanannya seorang pelanggan adalah perusahaan
terhadap konsumen. Dalam persaingan yang berhasil menyajikan superior value.
bisnis yang kompetitif ini, syarat agar Para pengusaha sebagai produsen
suatu perusahaan dapat sukses serta tidak saja sekedar bertugas untuk
bertahan dalam persaingan tersebut adalah menciptakan suatu produk atau jasa
bagaimana berusaha mencapai tujuan semata, tetapi juga disertai kemampuan
untuk menciptakan dan mempertahankan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan
pelanggan yang ada. Agar tujuan tersebut konsumen akan suatu produk atau jasa.
tercapai, maka setiap perusahaan harus Pengusaha berlomba-lomba untuk
dapat menghasilkan dan menyampaikan mencari faktor-faktor yang memengaruhi
barang dan jasa yang diinginkan konsumen dalam memilih suatu produk
konsumen sesuai dengan kebutuhan dan dan menyusun strategi pemasaran yang
keinginannya. tepat, sehingga dapat mendominasi pasar
yang ada. Sedangkan dari pihak
konsumen sendiri dituntut untuk semakin serta pemilihan tempat di mana pembelian
kritis dalam memilih barang tersebut akan dilakukan.
kebutuhannya. Di samping mode terbaru, Berdasarkan pada pertimbangan
juga perlu diperhatikan oleh konsumen masalah di atas, maka penenelitian ini
adalah keselamatan dan kenyamanan diarahkan pada permasalahan yang
dalam berkendaraan dan ramah timbul dengan memperhatikan unsur-
lingkungan karena begitu banyak pilihan unsur variabel yaitu keputusan pembelian
di pasaran. Salah satu upaya untuk sepeda motor Honda PT Astra Honda
mengenali keadaan konsumen yang Motor Tbk oleh pelanggan perusahaan
menjadi sasaran penjualan adalah dengan yang juga dipengaruhi oleh kualitas
mempelajari bagaimana prilaku mereka produk dan harga. Dari segi harga
dalam membeli suatu barang atau produk ternyata produk yang ditawarkan cukup
tertentu. Pada dasarnya setiap kegiatan bersaing, dari segi promosi yang
pembeliaan yang nyata merupakan salah digunakan juga demikian, dan kualitas
satu tahap dari keseluruhan proses mental produk tidak kalah bahkan pada jenis
dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang tertentu menjadi leading di kelasnya bila
terjadi dalam proses pembelian pada suatu dibandingkan dengan produk pesaing.
periode waktu serta pemenuhan Sehubungan dengan banyaknya
kebutuhan tertentu. Umumnya sebelum persaingan penjualan sepeda motor di
perilaku membeli terjadi didahului oleh pasaran, maka PT Astra Honda Motor
adanya minat atau keinginan untuk Tbk yang merupakan salah satu
membeli yang didorong oleh suatu motif perusahaan yang mengelola pemasaran
tertentu. Minat membeli antara individu sepeda motor Honda di Jakarta yang
yang satu dengan yang lain tidak selalu mengantisipasi persaingan tersebut
sama dan hal ini selalu dipengaruhi oleh dengan memperhatikan beberapa hal yang
banyak faktor. Dengan mengakses berhubungan dengan peningkatan
webside perusahaan, saat ini pihak pemasaran. Proses penelitian ini
konsumen lebih rasional dan lebih cermat diharapkan dapat memberikan penalaran
dalam melakukan pembelian serta ilmiah, dan informasi-informasi yang
mengumpulkan informasi mengenai suatu berkait dengan aspek pemasaran terutama
produk atau barang yang akan dibelinya variabel-variabel yang diteliti, yaitu
kualitas produk, harga dan bagaimana
hubungannya dengan keputusan keputusan pembelian pada PT Astra
pembelian sepeda motor Honda dari PT Honda Motor Tbk.
Astra Honda Motor Tbk.
Manfaat Penelitian
Perumusan Masalah
a. Manfaat Teoritis
Adapun perumusan masalah dalam
Penelitian ini diharapkan dapat
penelitian ini adalah sebagai berikut:
memberi sumbangan pemikiran bagi
1. Apakah kualitas produk dapat
perusahaan untuk membantu
berpengaruh terhadap keputusan
memecahkan masalah guna
pembelian pada PT Astra Honda Motor
meningkatkan keputusan pembelian
Tbk?
sepeda motor Honda PT Astra Honda
2. Apakah harga jual dapat berpengaruh
Motor Tbk di masa yang akan datang.
terhadap keputusan pembelian pada PT
b. Manfaat Praktis
Astra Honda Motor Tbk?
Penelitian ini diharapkan dapat
3. Apakah kualitas produk dan harga jual
dijadikan sebagai masukan kepada
secara bersama-sama berpengaruh
instansi terkait sebagai pedoman dalam
terhadap keputusan pembelian pada
meningkatkan keputusan pembelian
PT Astra Honda Motor Tbk?
sepeda motor Honda PT Astra Honda
Tujuan Penelitian Motor Tbk.
Tujuan dalam penelitian ini adalah
KAJIAN LITERATUR
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar Keputusan Pembelian
pengaruh kualitas produk terhadap Seorang konsumen sebelum
keputusan pembelian pada PT Astra memutuskan membeli suatu produk, maka
Honda Motor Tbk. pada dasarnya akan melakukan suatu
2. Untuk mengetahui seberapa besar proses pengambilan keputusan terlebih
pengaruh harga jual terhadap dahulu. Proses pengambilan keputusan
keputusan pembelian pada PT Astra merupakan tahapan konsumen dalam
Honda Motor Tbk. memutuskan suatu produk tertentu yang
3. Untuk mengetahui seberapa besar menurutnya sudah paling baik. Menurut
kualitas produk dan harga jual secara Dharmesta (2000: 18) keberhasilan
bersama–sama memengaruhi perusahaan menjalin hubungan dengan
pelanggan, sehingga dapat bertahan dalam
jangka panjang dan dapat oleh individu dan lingkungannya.
mempertahankan hubungan dengan Pengaruh individu berupa: situasi,
pelanggan secara berkesinambungan kelompok, keluarga, kebudayaan, dan
merupakan suatu keunggulan kompetitif ketentuan-ketentuan lain. Sedangkan
bagi perusahaan tersebut. Minat membeli pengaruh lingkungan berupa: proses
merupakan seberapa besar minat informasi, perilaku belajar, motivasi,
seseorang untuk membeli atau seberapa kepribadian, psikografis, kepercayaan,
dorongan yang dimiliki seseorang untuk sikap, dan komunikasi. Hasil akhir
memiliki niat membeli kembali. Dapat keputusan konsumen tersebut dengan
dikatakan minat ini akan melahirkan kekuatan kehendak untuk membeli
frekuensi pembelian, oleh karena itu (willingness to buy) sebagai alternatif lain
dimensi minat pembelian adalah besarnya dari istilah keputusan pembelian
minat, merupakan “likely hood” atau (purchase decision).
seberapa besar kemungkinan terjadinya
1. Strategi Pemasaran
pembelian. Selanjutnya Kotler & Susanto
Masyarakat umum
(2000:31) proses pengambilan keputusan
menyamakan makna pemasaran
dalam membeli suatu produk dibagi
dengan penjualan, perdagangan dan
dalam beberapa tahapan, yaitu: (1)
distribusi. Pada hal dalam
Kebutuhan (needs), (2) Pengakuan
kenyataannya ketiganya merupakan
(recognition), (3) Pencarian (search), (4)
bagian kecil dari kegiatan pemasaran.
Keputusan (decision), dan (5) Evaluasi
Menurut Swastha (2005: 24) proses
(evaluation).
pemasaran harus dimulai jauh hari
Cara konsumen dalam memilih
sebelum organisasi mulai berproduksi
produk dipengaruhi oleh pengalaman dan
sampai dengan setelah pelanggan
kebiasaan masa lalu yang menyenangkan.
menerima produk yang diproduksi tadi.
Faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor
Perusahaan yang menjalankan
internal dari individu, serta kekuatan
usahanya harus dapat menentukan
pendorong (stimulus) akan menentukan
strategi yang tepat agar usaha yang
respon konsumen dalam pengambilan
dilakukan dapat maju dan berkembang
keputusan. Dalam melakukan keputusan
pesat. Dalam pemasaran, maka strategi
untuk membeli suatu produk, maka
yang dapat ditempuh oleh perusahaan
seorang konsumen sangat dipengaruhi
meliputi: (1) Memilih konsumen yang
dituju, (2) Mengidentifikasi keinginan promosi adalah menginformasikan,
konsumen, dan (3) Menentukan mempengaruhi dan membujuk serta
marketing mix. mengingatkan konsumen tentang
Pada perusahaan yang perusahaan dan produknya. Tujuan
berorientasi pada marketing mix, melakukan promosi dapat dihubungkan
strategi pemasaran yang diterapkan, dengan peran khusus setiap komponen
yakni riset dan analisis pasar, dalam pemasaran. Menurut Cravens &
penetapan harga jual yang tepat, Piercy (2004: 17) promosi penjualan
melakukan perbaikan dan penyesuaian seperti pameran dapat digunakan untuk
mutu serta kualitas terhadap produk mencapai berbagai tujuan dalam
yang diproduksinya, melakukan bauran promosi. Menurut Swastha
kegiatan promosi agar produk lebih (2005: 12) promosi adalah arus
dikenal oleh konsumen dan informasi atau persuasif satu arah yang
menggunakan sistem distribusi yang dibuat untuk mengarahkan seseorang
tepat untuk memasarkan produknya. atau organisasi kepada tindakan yang
Dengan demikian maka terlihat jelas menciptakan pertukaran dalam
bahwa perusahaan harus melakukan pemasaran. Jadi dalam
berbagai macam usaha dalam mempromosikan suatu produk berarti
melayani konsumennya. Hal ini perusahaan memperkenalkan mutu dan
dilakukan agar konsumen tidak harga produknya dan sekaligus
mengalihkan kebutuhannya akan menggambarkam image perusahaan
produk yang diinginkan ke produk dari ketengah-tengah konsumen maupun
perusahaan sejenis yang lain. Untuk calon konsumen. Promosi dapat diukur
itulah perusahaan selalu berusaha melalui daya tarik promosi, jangkauan
untuk memenuhi keinginan dan promosi, frekuensi promosi dan
kebutuhan konsumen semaksimal efektivitas promosi. Promosi
mungkin. menyebabkan konsumen lebih
sensitive terhadap harga dan signal
2. Promosi
promosi berpengaruh positif pada
Promosi adalah salah satu
perilaku konsumen dalam pemilihan
faktor penting yang memengaruhi
suatu produk. Kegiatan promosi yang
persepsi konsumen terhadap suatu
dilakukan oleh sebuah perusahaan
produk yang dihasilkan. Tujuan
memiliki berbagai macam tujuan dikarenakan kegiatan promosi yang
yaitu: (1) Modifikasi tingkah laku; tidak terencana dengan baik dalam
Kegiatan promosi diharapkan dapat sebuah strategi yang tepat.
menciptakan image produk kepada
3. Hubungan Promosi dengan
masyarakat, dengan produk yang sudah Keputusan Pembelian
dikenal oleh masyarakat diharapkan Studi Kopalle dan Lehmann
dapat mempengaruhi keputusan (2000: 19) dan penelitian yang
pembelian masyarakat terhadap produk dilakukan Andrews (2000) tentang
yang sudah dikenalnya, (2) pengaruh promosi terhadap permintaan
Memberitahu; Kegiatan promosi juga barang menyimpulkan bahwa
bertujuan untuk memberitahukan kepercayaan dan penilaian konsumen
keberadaan produk di masyarakat, hal terhadap produk dapat dibangun
ini bermanfaat terutama pada produk dengan membina hubungan erat antara
baru yang sedang diluncurkan di produsen dengan konsumen melalui
pasaran, dengan promosi diharapkan pendekatan strategi promosi yang
masyarakat mendapatkan informasi tepat. Mela dan Gupta (2000: 54)
tentang keberadaan suatu produk, (3) mengembangkan bermacam-macam
Membujuk; Kegiatan promosi yang model parameter yang memengaruhi
efektif kepada konsumen mampu timbulnya permintaan dan kuantitas
membawa manfaat persuasif pembelian untuk mengetahui dengan
(membujuk) sehingga setelah pasti apakah peningkatan promosi
konsumen mendapatkan informasi telah memengaruhi keputusan
yang lengkap tentang produk yang pembelian ulang produk dalam jangka
ditawarkan diharapkan dapat berubah panjang yang akan meningkatkan
pola pikirnya dan memutuskan untuk permintaan akan produk di pasaran.
membeli produk yang ditawarkan, dan Promosi yang dilakukan secara
(4) Mengingatkan; Kegiatan promosi menarik akan memudahkan konsumen
bermanfaat pula sebagai pengingat dalam menilai suatu produk karena
terhadap produk perusahaan yang konsumen dihadapkan pada beberapa
sudah beredar dimasyarakat tetapi spesifikasi produk dengan keunggulan
selama ini kurang mendapatkan masing-masing.
perhatian dari masyarakat luas, hal ini
Berdasarkan pembahasan di yang diterima yang dialami berdasarkan
atas, maka yang dimaksud dengan pengalaman yang selalu akan
keputusan pembelian adalah suatu mempengaruhi terhadap nilai yang
tindakan yang dilakukan oleh diterima mengenai rating yang diberikan
konsumen maupun calon konsumen kualitas akan memengaruhi kepuasan
dalam menetapkan sikap untuk pelanggan.
membeli suatu produk berdasarkan Untuk menyimpulkan suatu
pertimbangan-pertimbangan yang ada. kualitas konsumen biasanya
menggunakan isyarat-isyarat yang
Kualitas Produk
menandakan kualitas tersebut, isyarat
Secara umum kualitas dapat
tersebut telah dibedakan menjadi dua
didefinisikan sebagai sesuatu keunggulan,
macam, yaitu: (1) Isyarat Intrinsik, yaitu
kelebihan ataupun keistimewaan suatu
isyarat-isyarat yang meliputi komposisi
produk. Menurut Zeithaml & Bitner
fisik suatu produk. Contoh misalnya
(2000:16) kualitas yang dirasakan dapat
bentuk atau kemasan, dan (2) Isyarat
didefinisikan sebagai suatu penilaian
Ekstrinsik, yaitu isyarat-isyarat yang
konsumen akan keunggulan ataupun
terkait dengan produk tetapi bukan pada
keistimewaan secara menyeluruh terhadap
bagian fisik produk itu sendiri. Contohnya
suatu produk. Selanjutnya kualitas adalah
adalah harga, merek, iklan atau informasi.
suatu bentuk penilaian yang menyeluruh
Sifat dari isyarat ekstrinsik adalah bukan
atas suatu produk yang hampir sama
produk spesifik sehingga dapat menjadi
dengan pendirian. Terdapat dua macam
indikator umum kualitas. Kualitas produk
kualitas, yaitu: (1) Kualitas Afektif, yaitu
dapat dibedakan dalam delapan dimensi,
kualitas yang dirasakan sebagai suatu
yaitu: (1) Performance (Kinerja), (2)
bentuk penilaian yang menyeluruh atas
Feature, (3) Reliability (Kehandalan), (4)
suatu produk atau suatu penaksiran nilai
Conformance (Kesesuaian), (5) Durability
yang sifatnya global, dan (2) Kualitas
(Keawetan), (6) Serviceability, (7) Estetik,
Kognitif, yaitu suatu penarikan
dan (8) Image. Namun demikian beberapa
kesimpulan tentang kualitas yang
pendapat menyatakan bahwa kualitas
didasarkan pada isyarat-isyarat tingkat
produk tidak dapat diobservasi sampai
rendah dan evaluasi produk secara
pada produk tersebut dibeli dan
menyeluruh. Harapan dari pelanggan akan
digunakan, hal itu berarti pengalaman
kualitas secara keseluruhan dan kualitas
dapat digunakan dengan baik untuk konsumen. Menurut Olshavsky (2000: 28)
menilai kualitas suatu produk. Kualitas bahwa pertimbangan dalam menentukan
produk sebagai keunggulan suatu produk pilihan merek harus memandang kualitas
terhadap penilaian konsumen memiliki sebagai bentuk evaluasi produk secara
empat indikator, yaitu: (1) Kemasan, (2) menyeluruh. Kualitas merupakan bahan
Keawetan, (3) Keandalan, dan (4) Mudah pertimbangan nilai dan kualitas
digunakan. merupakan proposal yang lebih tinggi dari
Selanjutnya Zeithaml & Bitner atribut yang ada dan hanya dapat
(2000: 21) bahwa kualitas dapat diperoleh sebelum pembelian atau dalam
dijabarkan secara lebih kompleks sebagai pencaharian atribut yang ada dan hanya
superior atau keunggulan, sehingga dapat diperoleh dengan mengonsumsi
kualitas yang dipersepsikan dapat atau sering dikatakan sebagai atribut
didefinisikan sebagai pernyataan pengalaman.
konsumen tentang keunggulan atau Berdasarkan pembahasan di atas,
superior produk secara keseluruhan. maka yang dimaksud dengan kualitas
Secara tradisional kualitas dapat produk adalah suatu keunggulan mutu
dikatakan sebagai tanggung jawab dari suatu produk yang dihasilkan
pabrikan, namun demikian aplikasi berdasarkan keinginan para pemakai atau
konsep serta metode peningkatan kualitas konsumen yang mana memberikan nilai
merupakan hal yang paling utama untuk tambah atas produk tersebut.
meningkatkan kinerja semua fungsi
Harga Jual
bisnis. Program peningkatan kualitas
Harga merupakan salah satu faktor
dikembangkan tidak hanya pada lini
penentu dalam pemilihan produk yang
produk saja melainkan mencakup semua
berkaitan dengan keputusan membeli
fungsi bisnis sehingga proses pemesanan
konsumen. Ketika memilih diantara
menjadi tugas bagi peningkatan kualitas.
merek-merek yang ada konsumen akan
Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam
mengevaluasi harga secara tidak absolut
rangka peningkatan kualitas harus
akan tetapi dengan membandingkan
mempunyai hubungan dengan persepsi
beberapa standar harga sebagai referensi
konsumen tentang kualitas itu sendiri.
untuk melakukan transaksi pembelian.
Setiap kegiatan perusahaan hendaknya
Menurut Doyle dan Saunders (2000: 37)
diarahkan pada keinginan dan kebutuhan
menemukan bukti empiris bahwa dengan
cara mengurangi harga maka akan karena alasan ekonomis yang akan
meningkatkan ancaman ketika harganya menunjukkan bahwa harga yang rendah
akan dinaikkan. Faktor lain yang atau harga yang selalu berkompetisi
menunjukkan bahwa konsumen juga merupakan salah satu variabel penting
mempertimbangkan harga yang lalu dan untuk meningkatkan kinerja pemasaran,
bentuk pengharapan pada harga di masa juga alasan psikologis bahwa harga sering
yang akan datang yang mungkin tidak dianggap sebagai indikator kualitas dan
optimal, apabila konsumen menunda oleh karena itu penetapan harga sering
pembelian di dalam mengantisipasi harga dirancang sebagai salah satu instrumen
yang lebih rendah di masa mendatang. penjualan sekaligus sebagai instrumen
Namun penurunan harga pada merek kompetisi yang menentukan. Pengaruh
berkualitas menyebabkan konsumen akan harga memberikan gambaran baru tentang
berpindah pada merek lain, akan tetapi strategi komunikasi dan pemasaran untuk
penurunan harga pada merek yang meningkatkan kepuasan konsumen.
berkualitas rendah tidak akan Rumusan harga untuk kepuasan
menyebabkan konsumen berpindah pada dikemukakan secara luas, bahwa ada dua
merek yang lain dengan kualitas yang prinsip mekanisme harga, yaitu potensial
sama. Biasanya konsumen mempelajari menandai kualitas dari sebuah produk.
informasi harga dengan dua cara, yaitu Penjualan produk berkualitas tinggi
dengan disengaja atau intentional dan kemungkinan dapat ditandai oleh
secara kebetulan atau insidental. Cara tingginya kualitas produk berdasarkan
belajar secara disengaja berhubungan harga yang tinggi pula. Jika hubungan
dengan pencarian yang aktif dan antara biaya tinggi dan kualitas tinggi
penghafalan harga yang ada, khususnya diketahui, konsumen dapat menduga dari
bagi merek-merek tertentu. Belajar secara harga yang tinggi bahwa produk itu
insidental termasuk di dalamnya berkualitas tinggi. Menurut Shugan dalam
perbandingan secara jelas akan harga Bertrandias (2006: 14) konsumen yang
sekarang dengan harga sebelumnya yang baru lebih sensitive dalam perbandingan
disimpan dalam ingatan. harga daripada konsumen yang lama
Jadi harga juga merupakan dalam waktu melakukan transaksi
variabel penting yang digunakan oleh pembelian. Hal inilah yang kadang
konsumen karena berbagai alasan, baik menciptakan kesempatan untuk
membedakan harga bagi calon konumen Hipotesis 3
baru dikaitkan dengan harga yang sangat H0 = Diduga bahwa Kualitas Produk dan
sensitive. Harga Jual secara bersama–sama tidak
Berdasarkan pembahasan di atas, berpengaruh terhadap Keputusan
maka yang dimaksud dengan harga jual Pembelian pada PT Astra Honda Motor
adalah merupakan nilai dari suatu barang Tbk.
atau jasa yang diukur dengan sejumlah
H1 = Diduga bahwa Kualitas Produk
uang. Berdasarkan nilai tersebut
dan Harga Jual secara bersama–sama
seseorang atau perusahaan bersedia
dapat berpengaruh terhadap Keputusan
melepaskan barang atau jasa yang
Pembelian pada PT Astra Honda Motor
dimiliki pada pihak lain.
Tbk.
Hipotesis Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Hipotesis 1
Jenis Penelitian
H0 = Diduga bahwa Kualitas Produk
Penelitian ini menggunakan
tidak dapat berpengaruh terhadap
metode korelasional, yaitu dapat melihat
Keputusan Pembelian pada PT Astra
besarnya pengaruh variabel bebas
Honda Motor Tbk.
terhadap variavbel terikat. Variabel bebas
H1 = Diduga bahwa Kualitas Produk yang dimaksud yaitu kualitas produk (x1),
dapat berpengaruh terhadap Keputusan harga jual (x2), sedangkan variabel terikat,
Pembelian pada PT Astra Honda Motor yaitu keputusan pembelian (y).
Tbk.
Tempat dan Waktu Penelitian.
Hipotesis 2 Penelitian ini dilaksanakan di PT
H0 = Diduga bahwa Harga Jual tidak Astra Honda Motor Tbk selama 3 bulan
dapat berpengaruh terhadap Keputusan yaitu dari bulan Juli 2012 sampai
Pembelian pada PT Astra Honda Motor dengan bulan September 2012
Tbk.
Populasi dan Sampel
H1 = Diduga bahwa Harga Jual dapat
Populasi dalam penelitian ini
berpengaruh terhadap Keputusan
adalah konsumen PT Astra Honda Motor
Pembelian pada PT Astra Honda Motor
Tbk sebanyak 100 orang. Sampel
Tbk.
penelitian ini sebanyak 50 orang yang
diambil secara acak (simple random sampling).

Konstalasi Masalah
Konstalasi Masalah

X1
Y

X2

Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Kualitas Produk
X2 = Harga Jual

Definisi Operasional para pemakai atau konsumen yang


1. Keputusan Pembelian adalah suatu mana memberikan nilai tambah atas
tindakan yang dilakukan oleh produk tersebut.
konsumen maupun calon konsumen 3. Harga Jual adalah merupakan nilai dari
dalam menetapkan sikap untuk suatu barang atau jasa yang di ukur
membeli suatu produk berdasarkan dengan sejumlah uang di mana
pertimbangan-pertimbangan yang ada. berdasarkan nilai tersebut seseorang
2. Kualitas Produk adalah suatu atau perusahaan bersedia melepaskan
keunggulan mutu dari suatu produk barang atau jasa yang dimiliki pada
yang dihasilkan berdasarkan keinginan pihak lain.
Teknik Analisis Data Jika CA > 0,6 maka reliable
Teknik analisis data yang 3. Uji Regresi Linier Berganda
digunakan dalam penelitian ini adalah a. Uji Koefisien Determinasi (R²)
sebagai berikut: Uji koefisien determinasi
1. Uji Validitas dilakukan untuk mengukur
Validitas dilakukan berkenaan dengan seberapa jauh kemampuan model
ketepatan alat ukur terhadap konsep dalam menerangkan variasi dari
yang hendak diukur sehingga benar- variabel terikat.
benar mengukur apa yang seharusnya b. Uji F (Pengujian Simultan)
diukur. Dengan rumus: Uji F digunakan untuk menguji
n ∑ XY - ∑ X ∑ Y apakah secara bersama-sama
rxy =
n ∑ X 2 − ( ∑ X) 2 n ∑ Y 2 ( ∑ Y) 2 seluruh variabel independent
mempunyai pengaruh yang
2. Uji Realibilitas
signifikan terhadap variabel
Pengujian reliabilitas digunakan untuk
dependent.
mengukur konsistensi jawaban
c. Uji t (Pengujian Parsial)
responden, kriteria pengujian
Untuk menguji koefisien regresi
dilakukan dengan menggunakan
dilakukan pengujian secara parsial
pengujian Cronbach Alpha. Kriteria
yaitu untuk melihat signifikan dari
penggunaan cronbach alpha dengan
pengaruh masing-masing variabel
menggunakan cut- off 0,6.
independent terhadap variabel
Pengambilan keputusan :
dependent pada alpha 0,05.
Jika CA < 0,6 maka tidak reliable

ANALISA DATA
Uji Asumsi Klasik.
Uji Multikolinearitas
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .190 .367 .517 .607
KUALITAS .318 .103 .325 3.103 .003 .661 1.512
HARGA .643 .117 .578 5.508 .000 .661 1.512
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN

Sumber : SPSS 13
Uji Heteroskedasitisitas dengan menggunakan Scatter Plot.

Sc a tte rp lo t

D e p e nd e nt Va riab le : P E M B EL IA N

3
Regression Studentized Residual

-1

-2

-3

-3 -2 -1 0 1 2

Reg r ess io n S ta n d ar d ize d P red ic ted V alu e

Sumber : SPSS 13
Regresi Linier Berganda

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .190 .367 .517 .607
KUALITAS .318 .103 .325 3.103 .003 .661 1.512
HARGA .643 .117 .578 5.508 .000 .661 1.512
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN

Sumber : SPSS 13

Persamaan Regresi: a. Konstanta sebesar 0,190 dinyatakan


bahwa jika Kualitas Produk dan
Y = a+b1x1+b2x2+…e
Harga jual dianggap konstant (tetap)
Dengan menggunakan analisis regresi
maka Keputusan pembelian adalah
berganda pada tabel diatas, maka
0,190.
diperoleh persamaan sebagai berikut:
b. Koefisien regresi Kualitas produk
Keputusan Pembelian = 0,190, Kualitas
sebesar 3.103 menunjukkan bahwa
Produk = 0,318 dan Harga jual = 0,643.
pengaruh Kualitas produk terhadap
Persamaan regresi diatas dapat
Keputusan pembelian adalah positif.
diartikan sebagai berikut :
Berdasarkan nilai koefisien regresi
dapat disimpulkan bahwa Kualitas
produk memberikan pengaruh yang positif. Berdasarkan nilai koefisien regresi
signifikan terhadap Keputusan dapat disimpulkan bahwa Harga jual
pembelian pada α 5 % = 2,045. memberikan pengaruh yang signifikan
Koefisien regresi Harga jual sebesar 5,508 terhadap Keputusan pembelian pada α 5
menunjukkan bahwa pengaruh Harga jual % = 2,045.
terhadap Keputusan pembelian adalah

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .811 a .658 .644 .20505 2.156
a. Predictors: (Constant), HARGA, KUALITAS
b. Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.805 2 1.902 45.247 .000 a
Residual 1.976 47 .042
Total 5.781 49
a. Predictors: (Constant), HARGA, KUALITAS
b. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN

Sumber : SPSS 13

Berdasarkan tabel di atas, %. Hal ini menunjukkan bahwa Kualitas


diketahui nilai R = 0,811 menunjukkan produk dan Harga jual memberikan
bahwa Kualitas produk dan Harga jual kontribusi pengaruh sebesar 65,8 %,
memberikan hubungan yang positip sedangkan sisanya 34,2 % (100 % - 65,8
terhadap Keputusan pembelian. %) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
Berdasarkan nilai R2 = 0,658 atau 65,8 termasuk dalam penelitian ini.
Histogram

Dependent Variable: PEMBELIAN

12

10
Frequency

Mean = 1.49E-14
Std. Dev. = 0.979
0 N = 50
-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Residual

Histogram

Dependent Variable: PEMBELIAN

12

10
Frequency

Mean = 1.49E-14
Std. Dev. = 0.979
0 N = 50
-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Residual

Sumber : SPSS 13
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: PEMBELIAN


1.0

0.8

Expected Cum Prob


0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Sumber : SPSS 13

Simpulan 0,811, sedangkan nilai (R2) sebesar


1. Hasil pengolahan data diperoleh nilai 0,658 (65,8%) ini berarti kualitas
thitung sebesar 3,103, sedangkan nilai produk dan harga jual secara
ttabel pada α 5 % sebesar 2,045. jadi bersama-sama memberi pengaruh
nilai thitung = 3,103 > ttabel = 2,045, yang signifikan terhadap keputusan
berarti H1 diterima, maka dapat pembelian dan sebanyak 34,2 % (
disimpulkan bahwa kualitas produk 100 % - 65,8 % ) yang tidak dianalisis
memberi pengaruh yang signifikan dalam penelitian ini.
terhadap keputusan pembelian. Saran- saran
2. Hasil pengolahan data diperoleh nilai 1. Untuk mewujudkan Keputusan
thitung sebesar 5,508, sedangkan nilai Pembelian, maka perusahaan perlu
ttabel pada α 5 % sebesar 2,045 maka memberi informasi kepada konsumen
nilai thitung = 5,508 > ttabel = 2,045. dan calon konsumen mengenai
berarti H1 diterma, maka dapat Kualitas Produk dan Harga jual agar
disimpulkan bahwa harga jual mereka mengetahui dan dapat
memberi pengaruh yang signifikan mempertimbangkannya.
terhadap keputusan pembelian. 2. Perusahaan selain memberi informasi
3. Hasil pengolahan data diperoleh nilai tentang Kualitas Produk juga
koefisien determinasi (R) sebesar menyediakan sarana test drive agar
konsumen dan calon konsumen Mela, Carl F., Sunil Gupta and Donald R.
Lehmann. 2000. The Long Term
langsung merasakan kenyamanan dan
Impact of Promotion and
menikmati kualitas produk. Advertising on Sunsumer Brand
Choice. Journal of Marketing
3. Perusahaan secara berkala
Research.
mengadakan evaluasi Kualitas Produk Olshavsky, Richard W, Spreng, Richard &
dan Harga jual serta selalu mengamati Scott B. Mc Kenzi. 2000. A
Reexamination of the Determinants
perkembangan pembelian oleh of Consumer Satisfaction. Journal of
konsumen dan calon konsumen. Marketing.
Swastha, Basu & Irawan, 2005.
DAFTAR PUSTAKA Manajemen Pemasaran Modern.
Andrews, J.C., 2000. The Dimensionality Yogyakarta: Liberty.
of Belefs Toward Advertising Zeithaml, VA. & Bitner MJ. 2000.
General. Journal Advertising. Delivering and Performing Service.
Bertrandias, L. & RE. Goldsmith. 2006. Part Five. Services Marketing,
Some psychological motivations for International Edition. New York,
fashion opinion leadership and USA: The McGraw-Hill
fashion opinion seeking. Journal of Companies, Inc.
Fashion Marketing and
Management.
Cravens, David & Piercy, Nigel. 2004.
Strategic Marketing. 7th Edition.
MacGraw Hill. New York, USA.

Doyle, Peter and Saunders, John, 2000.


The Lead of Marketing Decision.
Journal of Marketing Research.
Dharmesta, Basu Swasta Dan Handoko, T.
Hani. 2000. Manajemen
Pemasaran: Analisa Perilaku
Konsumen. Edisi Pertama. Cetakan
Kedua. Liberty. Yogyakarta.
Koppale K, Preveen, and Lehman Donald
R, 2000, The Effects of Advertised
Quality on Expectation about New
Product Quality. Journal of
Marketing Research.
Kotler, Philip Dan Susanto, AB. 2000.
Manajemen Pemasaran Di
Indonesia: Analisis, Perencanaan,
Implementasi Dan Pengembalian.
Edisi Satu. Salemba Empat. Jakarta.
MENAKAR EKONOMI KERAKYATAN KOPERASI DAN UMKM

Disusun Oleh:

Sukarna Wiranta *)

ABSTRAK
Di Indonesia, ekonomi kerakyatan sebagai anti theis dari ekonomi kapitalisme dan
neolibs menggunakan sumberdaya alam untuk mensejahterakan rakyatnya berdasarkan
pengelolaan sumber daya alam yang baik dan efisien. Indonesia sebagai negara yang
kaya akan sumberdaya alamnya berusaha memakmurkan rakyatnya melalui pengelolaan
sumber daya alam tersebut lewat konstitusi 1945. Namun sayang, kemakmuran
rakyatnya belum bisa dipenuhi akibat berbagai faktor seperti masih maraknya praktik
KKN.
Kata Kunci: Ekonomi Kerakyatan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(KUMKM)

*
) Dosen STIAMI Jakarta
Bung Hatta dalam Daulat Rakyat seorang. Sebab itu perekonomian disusun
(1931) menulis artikel berjudul ‘Ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas
Rakyat dalam Bahaya’, sedangkan Bung kekeluargaan. Bangunan perusahaan yang
Karno setahun sebelumnya (Agustus sesuai dengan itu ialah koperasi dan
1930) dalam pembelaan di Landraad UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan
Bandung menulis nasib ekonomi rakyat Menengah).
sebagai berikut: “Ekonomi Rakyat oleh Perekonomian berdasar atas
sistem monopoli disempitkan, sama sekali demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi
didesak dan dipadamkan’ (Soekarno, semua orang! Sebab itu cabang-cabang
1930: 31)”. produksi yang penting bagi negara dan
Jika kita mengacu pada Pancasila yang menguasai hajat hidup orang banyak
dasar negara atau pada ketentuan pasal 33 harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak,
UUD 1945, maka memang ada kata tampuk produksi jatuh ke tangan orang-
kerakyatan tetapi harus tidak dijadikan orang yang berkuasa dan rakyat yang
sekedar kata sifat yang berarti merakyat. banyak ditindasnya. Hanya perusahaan
Kata kerakyatan sebagaimana bunyi sila yang tidak menguasai hajat hidup orang
ke-4 Pancasila harus ditulis lengkap yaitu banyak boleh ada di tangan orang-
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat seorang. Pasalnya, “Bumi dan air dan
kebijaksanaan dalam kekayaan alam yang terkandung di
permusyawaratan/perwakilan, yang dalamnya adalah pokok-pokok
artinya tidak lain adalah demokrasi ala kemakmuran rakyat. Sebab itu, harus
Indonesia. Jadi ekonomi kerakyatan dikuasai oleh negara dan dipergunakan
adalah (sistem) ekonomi yang demokratis. untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Pengertian demokrasi ekonomi atau Memang sangat disayangkan, penjelasan
(sistem) ekonomi yang demokratis tentang demokrasi ekonomi ini sekarang
termuat lengkap dalam penjelasan pasal sudah tidak ada lagi karena seluruh
33 UUD 1945 yang berbunyi: “Produksi penjelasan UUD 1945 diputuskan MPR
dikerjakan oleh semua untuk semua untuk dihilangkan dengan alasan yang
dibawah pimpinan atau penilikan sulit diterima, yaitu “di negara negara lain
anggota-anggota masyarakat. tidak ada UUD atau konstitusi yang
Kemakmuran masyarakatlah yang memakai penjelasan.
diutamakan bukan kemakmuran orang-
Sejatinya, tujuan yang diharapkan 5. Pembaharuan UU Koperasi dan
dari penerapan Sistem Ekonomi pendirian koperasi-koperasi ‘sejati’
Kerakyatan adalah: dalam berbagai bidang usaha dan
1. Membangun Indonesia yang berdikari kegiatan. Yang perlu dicermati,
secara ekonomi, berdaulat secara peningkatan kesejahteraan rakyat
politik, dan berkepribadian yang dalam konteks ekonomi kerakyatan
berkebudayaan. tidak didasarkan pada paradigma
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi lokomatif, melainkan pada paradigma
yang berkesinambungan. fondasi.
3. Mendorong pemerataan pendapatan
Peran Koperasi dalam Perkembangan
rakyat.
Perekonomian Nasional
4. Meningkatkan efisiensi perekonomian
Untuk membangun dan
secara nasional.
mengembangkan potensi kemampuan
Dalam hubungan ini, lima hal utama
ekonomi kerakyatan Indonesia adalah
yang harus segera dilakukan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
adalah:
social melalui koperasi dan UMKM.
1. Peningkatan disiplin pengeluaran
Pasalnya, peran koperasi dan UMKM
anggaran dengan tujuan utama
dalam perekonomian Indonesia paling
memerangi praktek Korupsi, Kolusi
tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya
dan Nepotisme (KKN) dalam segala
sebagai pemain utama dalam kegiatan
bentuknya.
ekonomi di berbagai sector; (2) penyedia
2. Penghapusan monopoli melalui
lapangan kerja yang terbesar; (3) pemain
penyelenggaraan mekanisme
penting dalam pengembangan kegiatan
persaingan yang berkeadilan (fair
ekonomi lokal dan pemberdayaan
competition).
masyarakat; (4) pencipta pasar baru dan
3. Peningkatan alokasi sumber-sumber
sumber inovasi; serta (5) sumbangannya
penerimaan negara kepada pemerintah
dalam menjaga neraca pembayaran
daerah.
melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi,
4. Penguasaan dan redistribusi pemilikan
usaha mikro, kecil dan menengah sangat
lahan pertanian kepada petani
strategis dalam perekonomian nasional,
penggarap.
sehingga perlu menjadi fokus
pembangunan ekonomi nasional pada prioritas pinjaman tersebut. Sebabnya,
masa mendatang. pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu di atas 6 % membawa dampak
yang selalu tercatat di atas 6 % dinilai terhadap tumbuhnya sektor UMKM.
belum dirasakan merata di semua sektor Jumlah UMKM di Indonesia pada
usaha. Salah satu sektor yang masih harus tahun 2011 sebanyak 55,2 juta pengusaha,
didorong dan dioptimalkan adalah usaha dan meningkat menjadi 56,5 juta
mikro kecil dan menengah (UMKM). pengusaha pada tahun 2012. Diharapkan,
Pasalnya, ekonomi Indonesia akan meningkatnya konsumsi domestik dan
tumbuh lebih baik lagi asalkan didukung menguatnya pasar dalam negeri membuat
kebijakan yang baik dan peran UMKM di dalamnya juga lebih
melaksanakannya secara konsisten. besar. Selain pembinaan dan
Jumlah penduduk usia muda (di bawah 40 pemberdayaan UMKM, keberpihakan
tahun) yang mencapai 70 % dari populasi pemerintah terhadap UMKM antara lain
juga merupakan potensi tersendiri di diwujudkan melalui penyaluran kredit
mana semua ini merupakanluxurious usaha rakyat (KUR) bagi pelaku UMKM
factor yang dapat mendorong bangsa kita yang pada tahun 2011 mencapai Rp22
ke arah lebih baik. triliun dari total kredi Rp85 triliun.
Jika dibandingkan dengan China
Program-Program Pemerintah dalam
yang sama-sama berpenduduk muda (dari
Bidang Koperasi
komposisi penduduknya), sumber daya
Selama era pembangunan jangka
alam kita lebih besar sehingga seharusnya
panjang tahap pertama, pembangunan
kita bisa tumbuh lebih baik,” Salah satu
kopersi di Indonesia tampaknya telah
sektor yang harus mendapat dukungan
menunjukkan hasil-hasil yang cukup
besar adalah UMKM yang telah terbukti
memuaskan. Selain mengalami
memiliki daya tahan lebih baik terhadap
pertumbuhan secara kuantitatif, secara
krisis dan mampu mengurangi
kualitatif juga berhasil mendirikan pilar-
kemiskinan.
pilar utama untuk menopang
Namun, perlu ada kebijakan yang
perkembangan koperasi secara mandiri.
memiliki keberpihakan lebih pada pelaku
Pilar-pilar itu meliputi antara lain: Bank
UMKM, salah satunya adalaah pemberian
Bukopin, Koperasi Asuransi Indonesia,
kredit bagi UMKM. ”Harus diberikan
Kopersi Jasa Audit, dan Institut Koperasi koperasi dijabaat oleh komandan ataau
Indonesia. kepala satuannya.
Walaupun demikian, pembangunan Oleh sebab itu, agar dapat bersikap
koperasi selama PJP I masih jauh dari proaktif, koperasi harus dituntut untuk
sempurna. Berbagai kelemahan mendasar memiliki rumusan strategi yang jelas,
masih tetap mewarnai wajah koperasi. artinya selain harus memiliki tujuan dan
Kelemahan-kelemahan mendasar itu sasaran usaha yang berorientasi ke depan,
misalnya adalah: kelemahan manajerial, koperasi juga dituntut untuk merumuskan
kelemahan sumber daya manusia, strategi yang tepat dalam mencapai tujuan
kelemahan modal, dan kelemahan dan sasaran tersebut. Misalnya, guna
pemasaran. Selain itu, iklim usaha yang mendukung peningkatan profesionalitas
ada juga terasa masih kurang kondusif usahanya, maka setiap koperasi harus
bagi perkembangan koperasi. Akibatnya, secara tegas menentukan misi usahanya.
walaupun secara kuantitatif an kualitatif Kecenderungan koperasi untuk
koperasi telah mengalami perkembangan, melakukan diversifikasi usaha semata-
namun perkembangannya tergolong mata untuk melayani kebutuhan anggota
masih sangat lambat. Sebagai contoh sebagaimana berlangsung selama ini,
penelitian LIPI yang dilakukan pada harus dikaji ulang secara sungguh-
tahun 1990-an menunjukkan bahwa sungguh. Selain itu, agar masing-masing
terdapat kelemahan mendasar dalam unit usaha koperasi benar-benar memiliki
aspek managerial karena pada koperasi keunggulan kompetitif terhadap pelaku-
TNI dan Polri sebagai koperasi yang pelaku ekonomi yang lain, maka setiap
mendapatkan dari dana 5 % dana BUMN unit usaha koperasi tidak bisa tidak harus
yang dipisahkan ternyata tidak memilih apakah akan bersaing dengan
berkembang sesuai harapan sebab menonjolkan aspek keunikan produk,
pengelolaan koperasi dilakukan secara harga murah, atau fokus pada sasaran
top-down, misalnya anggota koperasi pasar tertentu.
yang notabene anggota TNI atau Polri Sehubungan dengan itu, maka
berpengakat bintara dan tamtama sama beberapa sasaran utama pengembangan
sekali tidak bertanya tentang koperasi yang hendak ditempuh
operasionalisasi koperasi akibat kepala pemerintah dalam era PJP II lalu adalah
sebagai berikut:
1. Pengembangan Usaha. Dengan diadakannya pengaturan
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia. mengenai subsidi, tarif, dan akses pasar,
3. Peran Pemerintah. maka produksi barang yang dihasilkan
4. Kerja sama Internasional oleh anggota koperasi tidak lagi dapat
Esensi perdagangan bebas yang menikmati perlindungan seperti semula,
sedang diciptakan oleh banyak negara dan harus dibuka untuk pasaran impor
yang ingin lebih maju ekonominya adalah dari negara lain yang lebih efisien.
menghilangkan sebanyak mungkin Untuk koperasi-koperasi yang
hambatan perdagangan internasional. menangani komoditi sebagai pengganti
Melihat arah tersebut maka untuk melihat impor atau ditutup dari persaingan impor
dampaknya terhadap perkembangan jelas hal ini akan merupakan pukulan
koperasi di tanah air dengan cara berat dan akan menurunkan perannya di
mengelompokkan koperasi ke dalam tiga dalam percaturan pasar kecuali ada
kelompok atas dasar jenis koperasi. rasionalisasi produksi. Sementara untuk
Pengelompokan itu meliputi pembedaan koperasi yang menghasilkan barang
atas dasar: (1) koperasi produsen atau pertanian untuk ekspor seperti minyak
koperasi yang bergerak di bidang sawit, kopi, dan rempah-rempah, serta
produksi, (2) koperasi konsumen atau produksi pertanian dan perikanan maupun
koperasi konsumsi, dan (3) koperasi peternakan lainnya, jelas perdagangan
kredit dan jasa keuangan. Dengan cara ini bebas merupakan peluang emas. Karena
akan lebih mudah mengenali keuntungan berbagai kebebasan tersebut berarti
yang bakal timbul dari adanya membuka peluang pasar yang baru.
perdagangan bebas para anggota koperasi Dengan demikian akan memperluas pasar
dan anggota koperasinya sendiri. yang pada gilirannya akan merupakan
Koperasi produsen terutama peluang untuk peningkatan produksi dan
koperasi pertanian memang merupakan usaha bagi koperasi yang bersangkutan.
koperasi yang paling sangat terkena Dalam konteks ini koperasi yang
pengaruh perdagangan bebas dan berbagai menangani produksi pertanian, yang
liberalisasi. Koperasi pertanian di seluruh selama ini mendapat kemudahan dan
belahan dunia ini selama ini memang perlindungan pemerintah melalui proteksi
menikmati proteksi dan berbagai bentuk harga dan pasar akan menghadapi masa-
subsidi serta dukungan pemerintah. masa sulit. Karena itu koperasi produksi
harus mengubah strategi kegiatannya. menikmati kebebasan untuk memenuhi
Bahkan mungkin harus mereorganisasi hasrat konsumsinya secara optimal.
kembali supaya kompatibel dengan Meluasnya konsumsi masyarakat dunia
tantangan yang dihadapi. Untuk koperasi akan mendorong meluas dan
produksi di luar pertanian memang cukup meningkatnya usaha koperasi yang
sulit untuk dilihat arah pengaruh dari bergerak di bidang konsumsi. Selain itu,
liberalisasi perdagangan terhadapnya. dengan peniadaan hambatan perdagangan
Karena segala sesuatunya akan sangat oleh pemerintah melalui peniadaan non
tergantung di posisi segmen mana torif barier dan penurunan tarif akan
kegiatan koperasi dibedakan dari para menyerahkan mekanisme seleksi
anggotanya. Industri kecil misalnya sepenuhnya kepada masyarakat. Koperasi
sebenarnya pada saat ini relatif sebenarnya menjadi wahana masyarakat
berhadapan dengan pasar yang lebih untuk melindungi diri dari kemungkinan
terbuka. Artinya mereka terbiasa dengan kerugian yang timbul akibat perdagangan
persaingan dengan dunia luar untuk bebas.
memenuhi pemintaan ekspor maupun Kegiatan koperasi kredit, baik
berhadapan dengan barang pengganti secara teoritis maupun empiris, terbukti
yang diimpor. Namun cara-cara koperasi mempunyai kemampuan untuk
juga dapat dikerjakan oleh perusahaan membangun segmentasi pasar yang kuat
bukan koperasi. sebagai akibat struktur pasar keuangan
Secara umum koperasi di dunia yang sangat tidak sempurna, terutama jika
akan menikmati manfaat besar dari menyangkut masalah informasi. Bagi
adanya perdagangan bebas, karena pada koperasi kredit keterbukaan perdagangan
dasarnya perdagangan bebas itu akan dan aliran modal yang keluar masuk akan
selalu membawa pada persaingan yang merupakan kehadiran pesaing baru
lebih baik dan membawa pada tingkat terhadap pasar keuangan, namun tetap
keseimbangan harga yang wajar serta tidak dapat menjangkau para anggota
efisien. Peniadaan hambatan perdagangan koperasi. Apabila koperasi kredit
akan memperlancar arus perdagangan dan mempunyai jaringan yang luas dan
terbukanya pilihan barang dari seluruh menutup usahanya hanya untuk pelayanan
pelosok penjuru dunia secara bebas. anggota saja, maka segmentasi ini akan
Dengan demikian konsumen akan sulit untuk ditembus pesaing baru. Bagi
koperasi-koperasi kredit di negara program pemerintah hanya sekitar 25 %
berkembang, adanya globalisasi ekonomi dari populasi koperasi atau sekitar 35 %
dunia akan merupakan peluang untuk dari populasi koperasi aktif. Malahan
mengadakan kerjasama dengan koperasi akhir-akhir ini, posisi koperasi dalam
kredit di negara maju dalam membangun pasar Perkreditan mikro menempati
sistem perkreditan melalui koperasi. tempat kedua setelah BRI-unit desa
Koperasi kredit atau simpan pinjam di dengan pangsa sekitar 31 % pada tahun
masa mendatang akan menjadi pilar 2011. Dengan demikian walaupun
kekuatan sekitar koperasi yang perlu program pemerintah gencar dilakukan
diikuti oleh dukungan lainnya seperti telah menimbulkan distorsi pada
sistem pengawasan dan jaminan. pertumbuhan kemandirian koperasi, yang
Secara historis pengembangan hanya menyentuh sebagian dari populasi
koperasi di Indonesia yang telah koperasi yang ada sehingga pada dasarnya
digerakan melalui dukungan kuat program masih besar elemen untuk tumbuhnya
pemerintah yang telah dijalankan dalam kemandirian koperasi.
waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari Mengenai jumlah koperasi yang
kungkungan pengalaman tersebut. Jika meningkat dua kali lipat dalam waktu 3
semula ketergantungan terhadap captive tahun 1998–2001, pada dasarnya tumbuh
market program menjadi sumber sebagai tanggapan terhadap dibukanya
pertumbuhan, maka pergeseran ke arah secara luas pendirian koperasi dengan
peran swasta menjadi tantangan baru bagi pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya
lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama Inpres 18/1998 sehingga orang bebas
KUD. mendirikan koperasi pada basis
Jika melihat posisi koperasi dewasa pengembangan dan pada saat ini sudah
ini sebenarnya masih cukup besar harapan lebih dari 35 basis pengorganisasian
kita kepada koperasi. Memasuki tahun- koperasi. Kesulitan pengorganisasian
tahun mendatang, posisi koperasi koperasi tidak lagi mereka taat pada
Indonesia pada dasarnya justru penjenisan koperasi sesuai prinsip dasar
didominasi oleh koperasi kredit yang pendirian koperasi atau insentif terhadap
menguasai antara 55-60 persen dari koperasi. Keadaan ini menimbulkan
keseluruhan aset koperasi dan dilihat dari kesulitan pada pengembangan aliansi
populasi koperasi yang terkait dengan bisnis maupun pengembangan usaha
koperasi kearah penyatuan vertical taraf hidup masyarakat terutama di
maupun horizontal. wilayah pedesaan.
Struktur organisasi koperasi Dalam Instruksi Presiden Nomor 2
Indonesia mirip organisasi pemerintah Tahun 1978 dijelaskan bahwa Koperasi
atau lembaga masyarakat yang terstruktur Unit Desa adalah suatu organisasi
dari primer sampai tingkat nasional. Hal ekonomi yang berwatak sosial dan
ini telah menunjukkan kurang efektifnya merupakan wadah dari pengembangan
peran organisasi sekunder dalam berbagai kegiatan ekonomi masyarakat
membantu koperasi primer. Tidak jarang pedesaan yang diselenggarakan oleh
menjadi instrumen eksploitasi untuk masyarakat itu sendiri. Dalam hal
sumberdaya dari daerah pengumpulan. ini Koperasi Unit Desa harus mampu
Fenomena ini dimasa datang harus diubah memberikan berbagai pelayanan dalam
karena adanya perubahan orientasi bisnis berbagai bidang kegiatan ekonomi serta
yang berkembang dengan globalisasi. kebutuhan parta anggotanya maupun
Di Indonesia dikenal dua macam masyarakat sekitarnya. Sebagai koperasi
bentuk koperasi, yaitu Koperasi Primer pedesaan yang melayani kegiatan
dan Koperasi Sekunder. Koperasi primer perekonomian seperti perkreditan,
adalah koperasi yang beranggotakan penyaluran dan pengadaan pangan,
orang perorangan, melalui usaha untuk pengolahan dan pemasaran hasil produksi
memenuhi kebutuhan anggota secara serta kegiatan perekonomian lainnya,
perorangan. Koperasi sekunder tentu saja dibutuhkan kerja sama
merupakan himpunan dari Koperasi antaranggota koperasi.
primer yang di bentuk sekurang
Sistem Ekonomi Berkeadilan
kurangnya dari tiga Koperasi primer.
Dalam hubungan ini, pemerintah
Salah satu bentuk Koperasi primer adalah
harus konsisten guna melaksanakan
Koperasi Unit Desa yang merupakan
sistem ekonomi yang berkeadilan melalui
suatu kesatuan ekonomi dari masyarakat
ekonomi kerakyatan UMKM berdasarkan
yang mempunyai fungsi sebagai penyalur
konstitusi. Namun, walaupun berbagai
sarana produksi, khususnya pengadaan
peraturan dan perundang-undangan yang
pangan dan pengembangan ekonomi
mendukungnya telah dibuat, tetapi masih
rakyat yang berguna untuk meningkatkan
ditemui banyak kegagalan akibat sumber
daya ekonomi tidak bergerak ke sektor-
sektor yang dibutuhkan masyarakat Stuart Mill (1808-1873) dan lainnya yang
karena sektor ini tidak menghasilkan mengarah pada kemampuan kapital,
Produk Domestik Bruto (PDB), dan nilai kebebasan, dan keuntungan individu.
tambah (value added) yang tinggi, serta Pemikiran sosialis, sebagai antithesis dari
keuntungan yang besar. Artinya, sistem kapitalis, diilhami oleh pemikiran Robert
ekonomi pasar yang diterapkan selama ini Owen (1771-1858) dan diaplikasikan oleh
telah gagal menyentuh kantong-kantong Karl Marx (1818-1883) yang
kemiskinan. Misalnya dengan Bantuan menginginkan reorganisasi sosial
Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan masyarakat melalui kebersamaan orang
Langsung Sementara (BLSM) yang miskin agar mereka menjadi produktif.
dibagikan adalah sejenis charity atau Gagasannya ini mengilhami berdirinya
sedekah dari negara untuk rakyatnya. Koperasi Rochdale di Inggris (1884) yang
Selain itu, dalam literatur ekonomi tidak merupakan pelopor dari gerakan koperasi
ditenmukan unsur-unsur ini karena unsur dunia. Di antara dua paham yang saling
ini ditemukan dalam agama seperti bersaing tersebut terdapat paham Keynes
sedekah yang tidak mengharap modal (1883-1946) yang ‘moderat’. Paham ini,
kembali karena si pemberi adalah orang selain mendukung kebebasan individu,
kaya sehingga wajib hukumnya tetapi juga mendukung intervensi
memberikan sedekah kepada orang pemerintah.
miskin, Di sini, meskipun pemerintah Di Indonesia, pemikiran sosialis
menganut paham kapitalis atau neo-libs banyak mengilhami tokoh pergerakan
tetapi memberikan sedekah pada atau founding fathers republik (Soekarno,
rakyatnya sehingga rakyat bingung Hatta, Syahrir dan lainnya) yang
dengan sistem ekonomi yang dijalankan ditunjukkan oleh adanya pasal-pasal
pemerintah, kapitalis atau sosialis, dalam UUD 1945, khususnya pasal 33,
ataukah agamis? yang isinya tentang sistem perekonomian
Dalam hubungan ini, sistem nasional. Mengacu ke sistem ini, cukup
perekonomian negara sejatinya dibedakan jelas bahwa pemerintah saat merdeka
menurut paham kapitalis dan sosialis. menganut sistem sosialis sehingga sistem
Sistem kapitalis diilhami oleh Adam ekonomi yang dijalankan pemerintah
Smith (1723-1790), diikuti oleh Malthus sekarang tidak sesuai dengan sistem
(1766-1834), Ricardo (1772-1823), John perekonomian nasional tersebut sehingga
banyak menuai kritik dari kalangan menyatakan bahwa kekayaan sumber
cendekiawan, nasionalis, pebisnis, dan daya alam yang dimiliki adalah milik
mahasiswa yang terus memperjuangkan negara dan diperuntukkan bagi
intervensi pemerintah seperti kenaikan kemakmuran rakyat yang sebesar-
harga BBM yang akan terus terjadi sebab besarnya. Melalui subsidi harga di pasar
mengikuti harga pasar dunia. Ekonom dalam negeri, sebetulnya pemerintah
kerakyatan seperti Prof Mubyarto (alm), melindungi rakyatnya, tetapi ketika harga
Prof Edi Swasono, Kwik Kian Gie, Rizal meningkat terus di pasar dunia, maka
Ramli juga menyatakan agar strategi pemerintah mengikutinya sehingga terjadi
pembangunan nasional lebih berpihak ke kerawanan pangan seperti harga beras
rakyat. Pengembangan sektor ekonomi yang melambung tinggi atau kelangkaan
kerakyatan yang menjadi ciri kuat dari energi di dalam negeri padahal Indonesia
kehidupan koperasi dan UMKM harus kaya akan sumber daya alam dan energi
menjadi dasar politik kemakmuran rakyat. tersebut.
Begitu pula, perluasan kesempatan kerja Di dalam kerawanan energi seperti
harus menjadi sasaran utama BBM, berdasarkan UU No 10 tahun 2010
pembangunan nasional sehingga dengan tentang APBN tahun anggaran 2011,
sasaran ini akan memperkuat ekonomi pengendalian anggaran subsidi BBM
kerakyatan yang pada gilirannya akan dilakukan melalui efisiensi terhadap biaya
meningkatkan kemakmuran rakyat. distrbusi dan margin usaha (α, alpha) dan
Namun sejatinya, pemerintah melakukan kebijakan pengendalian
menganut paham yang benar-benar konsumsi BBM bersubsidi [(pasal 7 ayat
kapitalis. Buktinya, harga komoditas (1) dan (2)], di mana dalam fasal 7 ayat
pangan dan energi naik di pasar dunia, (4) UU No 10 tahun 2010 disebutkan
maka otomatis harga komoditas tersebut “dalam hal perkiraan harga rata-rata
di pasar domestik naik pula. Pemerintah minyak mentah Indonesia (Indonesia
lebih berperi laku pedagang dari pada Crude Price) dalam 1 tahun mengalami
pengayom atau pelindung masyarakat kenaikan lebih dari 10 % dari harga yang
sebab dari transaksi perdagangan, para diasumsikan dalam APBN 2011,
pengambil kebijakan memperoleh rente pemerintah diberikan kewenangan untuk
(margin keuntungan) yang sangat besar. melakukan penyesuaian harga BBM
Padahal pasal 33 UUD 1945 secara tegas bersubsidi”. Harga minyak mentah
Indonesia padaAPBN 2011 ditetapkan negara-negara majupun, perusahaan besar
sebesar US$80 per barel. Namun sampai menjadi kuat sebab didukung oleh
saat ini, pemerintah belum mengambil UMKM yang kuat. Tidak semua produk-
kebijakan terhadap BBM bersubsidi, produk usaha besar seperti mobil dibuat
padahal harga ninyak mentah dunia sendiri oleh perusahaan seperti Toyota,
sekitar US$90-95 per barel, dan masih Honda, Hyundai, dan perusahaan besar
jauh di atas harga patokan APBN 2011, lainnya, tetapi sebagian produksnya itu
yaitu harga rata-rata bulan Juni sebesar seperti baut, mur, tempat duduk di mobil
US$113,82 per barel. dan sparepart lainnya dibuat oleh UMKM
Padahal pada APBNP 2012 sebab mereka merupakan mitra yang
diributkan soal berapa harga BBM subsidi sejajar atau sub contracting dari
dinaikan. Akhirnya dicari solusinya di perusahaan besar tersebut. Alangkah
mana harga BBM dinaikkan dengan baiknya juga, jika perusahaan besar di
syarat jika harga minyak internasional Indonesia di support oleh UMKM yang
naik 15 % di atas asumsi harga minyak jumlahnya sangat banyak.
dalam APBNP 2012. Sementara Fraksi Sejatinya, banyak UMKM yang
Hanura, Gerindra, dan PDIP masih sudah menggunakan TI seperti di negara
menolak kenaikan harga BBM. Tak ada maju tetapi sebagian besar tidak
opsi sama sekali kecuali menolak memakainya sehingga alangkah baiknya
kenaikan tersebut. Baru setahun mereka diberi kesempatan untuk
kemudian, dalam APBNP 2013 disetujui membesarkan usahanya jika mereka tak
kenaikan harga BBM jenis premium dari dipusingkan dengan besarnya pengeluaran
Rp4.500 ke Rp6.500, dan solar dari biaya penunjang bisnis seperti teknologi
Rp4.500 ke Rp5.500. informasi (TI).
Dalam upaya untuk meningkatkaan Oleh sebab itu, TI sebenarnya
peran koperasi dan UMKM sebagai sangat diperlukan oleh UMKM untuk
ekonomi kerakyatan, penggunaan membantu proses bisnis mereka agar
teknologi utuk koperasi dan UMKM lebih baik lagi. Namun, kendala keuangan
seperti internet, teknologi informasi bisa yang terbatas membuat UMKM lebih
dikatakan masih jauh, padahal teknnologi suka mencatatkan transaksi bisnisnya
dan TI sangat mendukung kegiatan secara manual. Sebabnya, UMKM tak
UMKM di era globalisasi sekarang ini. Di akan habis-habisnya untuk bisa
mendukung bisnisnya sehingga mereka tumbuh. Bukan tidak mungkin dalam 5
juga akan habis-habisant pula untuk tahun ke depan, seluruh UKM di
mempetahankanusahanya itu. Oleh sebab Indonesia mulai terbiasa menggunakan TI
itulah, mereka perlu dibantu dengan sebagai tulang punggung penopang lintas
ketersediaan layanan TI yang tidak bisnisnya.
memberatkannya. Langkah untuk memberdayakan
Langkah untuk memberdayakan koperasi dan UKM hingga ke seluruh
UKM dengan TI pun mulai digiatkan, pelosok desa di Indonesia, didukung
misalnya PT Telkom melalui unit bisnis penuh oleh para pemuda yang tergabung
DBS (Direct Broadcast Satelite) hingga dalam Pusat Karang Taruna yang baru.
pertengahan Juni 2010, sudah Peran Karang Taruna dinilai sangat
memberdayakan 90.000 UKM dengan strategis untuk memajukan daerah karena
layanan TI cloud computing yang bisa organisasi ini memiliki jaringan di semua
menghemat biaya investasi dan desa dan kelurahan di Tanah Air. Para
operasional secara signifikan. mahasiswapun banyak yang tertarik untuk
UMKM secara kontinu diberikan menjadi pengusaha UKM sehingga sudah
pelatihan dan konsultasi tentang mulai terjadi dari pegawai dibelakang
bagaimana memperkuat bisnis utama kursi, terutama menjadi PNS bergeser
mereka dengan memanfaatkan TI. Upaya untuk menjadi pengusaha, meskipun
ini terus-menerus digiatkan supaya dalam skala yang masih kecil (usaha
UMKM di Indonesia bisa rnaju juga mikro).
seperti UKM di Korea, Taiwan, bahkan Pemerintah akan terus berusaha
Jepang yang tumbuhnya sudah sangat membuka kerja sama dengan berbagai
pesat.Menurut data Kementerian Koperasi pihak, termasuk swasta, dengan bertumpu
dan UKM 2012 sekitar 30-35 juta UKM pada potensi di setiap daerah yang
di Indonesia diperkirakan belum berbeda satu dengan yang lain. Para
memanfaatkan keunggulan TI untuk pemuda yang tergabung dalam Karang
menunjang keberlangsungan bisnis Taruna dalam ajang Temu Karya
usahanya. Kebanyakan operasional UKM Nasional (TKN) VI dibuka oleh Dirjen
masih menggunakan sistem manual. Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial,
Meskipun masih kecil yang dilayani dan dihadiri oleh 33 Dewan Pengurus
Telkom, namun perlahan angka itu terus Wilayah Karang taruna tingkat provinsi.
Berdasarkan catatan Kemenkop dan pasar luar negeri sebagaimana
UKM, hingga Juni 2009, koperasi di diungkapkan oleh Berry et al. (2002) dan
Indonesia telah berjumlah 166.155 unit Asia Foundation (2002) di mana UMKM
dengan perrnodalan koperasi aktif yang lebih mampu bertahan terhadap krisis
terdiri dari modal sendiri Rp27,27 triliun ekonomi, meskipun mereka juga terkena
dan modal luar Rp36,25 triliun dengan dampak dari krisis tersebut.
nilai volume usaha Rp55,26 triliun. UMKM memainkan peran yang
Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) cukup penting dalam perekonomian
pada 2009 mencatat jumlah UKM di nasional atau di suatu daerah, provinsi
Indonesia sebanyak 520.220.000 unit. ataupun kabupaten. Hal ini pun terjadi,
Diperkirakan akan ada 600.000 pelaku baik di negara belum maju maupun maju.
UKM baru pada 2010. Sementara dana Peran utama yang dimainkan UMKM
Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang adalah dalam upaya menciptakan
disalurkan sejak Januari 2008-Januari kesempatan kerja dan kesempatan
2010 sekitar Rp17,54 triliun untuk 2,4 berusaha, menggerakkan roda
juta debitur. perekonomian nasionadaerah,
meningkatkan pertumbuhan output dan
Strategi Pembanguan Ekonomi
menyediakan kebutuhan barang dan jasa
Nasional
untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Krisis ekonomi yang menerpa
Menurut data BPS (2011), populasi
Indonesia membuktikan rapuhnya strategi
UMKM pada tahun 2011 diperkirakan
pembangunan ekonomi, dan pentingnya
lebih dari 50,0 juta unit UMKM.
sektor koperasi dan UMKM sebagai ciri
Kontribusi sektor UMKM pada
ekonomi kerakyatan. Fasalnya, UMKM
perekonomian nasional dapat dilihat dari
yang selama ini dianggap sebagai
pangsanya terhadap PDB tahun 2011
pelengkap usaha besar dalam
yaitu sebesar 50,0 %. Hasil penelitian
perekonomian nasional, padahal saat
kerja sama Menegkop dan UKM dan BPS
terjadinya depresi pasar domestik dan
(2003) menunjukkan bahwa 51,1 %
tingginya harga barang-barang,
UMKM mengalami kesulitan usaha yang
membuktiksn besarnya peraan UMKM
disebabkan oleh masalah permodalan.
dalam pasar global. Rendahnya kebutuhan
Hasil selanjutnya memberikan fakta
impor bahan baku produksi dalam negeri
bahwa hanya 17,5 % UMKM yang
semakin meningkatkan daya saing di
mampu mengatasi masalah permodalan Sementara jumlah UMKM di Indonesia
dengan kredit perbankan, sedangkan sekarang ini bisa dilaihat dalam table 1
sisanya (82,5 %) dengan pendanaan berikut:
informal (informal lender). Lebih jauh Tabel 1 Jumlah UMKM Indonesia
Sulistiowati dan Riskayanto (2006) 2011-20122
menemukan alasan-alasan yang 2011 2012 Pert
menyebabkan UMKM tidak meminjam ke Jeni Juml Pa Juml Pa um- %
bank karena prosedurya sulit (30,3 %), s ah ng ah ng buh
tidak berminat (25,3 %), tidak punya Usa sa sa aan
agunan (19,3 %), tidak tahu prosedur ha
(14,3 %), suku bunga tinggi (8,8 %) dan UM 55.2 10 56.5 10 1.32 2,
proposal ditolak (1,9 %) (Sukarna KMl 06.4 0,0 34.5 0,0 8.14 41
Wiranta, 2006). Sementara itu, perbankan 44 92 7
yang memiliki fungsi sebagai aktor Usa 54.5 98, 55.8 98, 1.29 2,
intermediasi dalam aktifitas suatu ha 59.9 81 56.1 8 6.20 38
perekonomian dimana jika fungsinya Mik 69 76 7
berjalan baik, maka lembaga keuangan ro
tersebut dapat menghasilkan nilai tambah. Usa 602. 1,1 629. 1,1 27.2 4,
Aktifitas ekonomi di sini tidak ha 195 418 23 52
membedakan antara usaha yang Keci
dilaksanakan tersebut besar atau kecil, l
karena yang membedakan hanya besamya Usa 44.2 0,1 48.9 0,1 4.71 10
nilai tambah berdasarkan skala usaha. Hal ha 80 97 7 ,6
ini berarti bahwa usaha kecilpun jika Men 5
memanfaatkan perbankan juga akan enga
memberikan kenaikan nilai tambah, h
sehingga upaya meningkatkan pendapatan Sumber: Kementerian Koperasi dan
masyarakat salah satunya dapat dilakukan UKM, 2013 ‘
dengan cara yang produktif dengan
Prosedur sulit’ yang menjadi
memanfaatkan jasa intermediasi lembaga
penyebab utama keengganan UMKM
keuangan, termasuk usaha produktif yang
mengajukan kredit ke bank, disebabkan
dilakukan oleh masyarakat miskin.
oleh prinsip kehati-hatian (prudential
principle) yang harus dijalankan semakin sulit. Penyaluran kredit, pada
perbankan sebagai bagian dari manajemen gilirannya, dibatasi dengan melihat rekam
risiko dalam penyaluran kredit. Sementara jejak(track record) kredit pelaku usaha,
jika dilihat dari tingkat pertumbuhannya, koneksi politik, atau agunan tak bergerak
maka sejak tahun 2011 hingga 2012, seperti rumah. Lebih jauh, ketika suatu
kredit untuk UMKM sebenarnya telah bisnis dipandang layak, kerap masih ada
melebihi tingkat pertumbuhan total kredit keraguan mengenai kinerja ke depan. Di
perbankan banyak negara, masih banyak masalah
Dilihat dari sektor ekonomi, mengenai ketidakpastian kapasitas
terdapat tiga sektor utama penyaluran pembayaran kembali kredit yang telah
kredit untuk UMKM, yaitu Sektor disalurkan terkait dengan naik turunnya
Perdagangan 28,1 %, Sektor Industri 8,93 pendapatan dan pengeluaran. UMKM dan
%, dan Sektor Lainnya sebesar 49,6 %. pelaku usaha baru kerap memiliki
Komposisi ini tidak jauh berbeda dari kerentanan terhadap resiko-resiko
alokasi kredit per sektor ekonomi untuk sistemik, seperti ketidakstabilan
total kredit perbankan nasional. Khusus makroekonomi dan krisis keuangan
untuk kredit UMKM, disinyalir angka (Berger dan Udell, 2005).
“Sektor Lainnya” sebesar 49,6 % ini Secara teoritis, dunia usaha
adalah diberikan untuk kredit konsumsi menggunakan sumber-sumber pendanaan
(Retnadi, 2007). internal dan eksternal untuk mendukung
Sementara itu, telah banyak analisis aktivitas usahanya. Sumber pendanaan
mengenai akses usaha kecil dan internal misalnya tabungan dan
menengah terhadap perkreditan. Berger pendapatan yang ditahan (retained
dan Udell (2005) menunjukkan bukti earning), sedangkan sumber pendanaan
empiris tentang masalah-masalah UMKM eksternal mencakup pinjaman kredit baik
terkait dengan lingkungan kelembagaan. dari sumber formal (perbankan/lembaga
Selain itu, ketiadaan informasi mengenai keuangan) maupun dari sumber informal,
kredit, kesulitan dalam penentuan dan kredit perdagangan, kontrak sewa-beli
pengembalian agunan, dan masalah- dan lain sebagainya.
masalah yang berkaitan dengan disain dan UMKM di negara berkembang
pelaksanaan kontrak antara bank dan masih banyak mengalami kesulitan dalam
UMKM kerap membuat penyaluran kredit mengakses sumber pendanaan, baik
terhadap perbankan maupun pasar modal. keterkaitan yang pada gilirannya akan
UMKM sulit mengakses perbankan memiliki efek-efek pengganda (multiplier
dikarenakan alasan-alasan seperti masalah effects), balk dalam level perekonomian
legalitas kelembagaan UMKM, lokal maupun nasional.
kurangnya penerapan praktik akuntansi Namun demikian, posisi strategis
yang balk, ukuran usaha yang kecil UMKM dalam konstelasi perekonomian
(berbiaya tinggi bagi bank), moralitas nasional belum diperhatikan dengan
UMKM (moral hazard), dan resiko maksimal. Hill (1991) mengungkapkan
kegagalan usaha yang akan bahwa masih ada bias dalam kebijakan
mengakibatkan gagal bayar, dan publik yang membuka ruang diskriminasi
kurangnya pendidikan (Fafchamps, 1994). di sejumlah aspek. Lebih lanjut, Hill
Dalam kondisi yang kondusif dan menjelaskan kebijakan yang
mendukung, UMKM akan dapat menimbulkan diskriminasi yaitu; Pertama,
memberikan kontribusi yang positif bagi kebijakan perdagangan yang bias terhadap
proses pembangunan (Becattini, 1990). UMKM karena banyak variasi antar
Proposisi ini mendekati kebenaran, industri dalam menerapkan tingkat
terutama di daerah pedesaan dimana proteksi yang efektif yang tidak
produksi berskala kecil dan menengah memandang skala industrinya apakah
memiliki potensi dalam penyediaan besar, menengah, kecil, maupun mikro.
lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal Sebab dalam praktiknya, yang menikmati
sehingga mengurangi arus migrasi ke proteksi dari pemerintah umumnya
daerah perkotaan. Dengan menggerakan didominasi oleh kalangan usaha dan
modal dan kemampuan usaha yang industri berskala besar. Kedua, kebijakan
dimiliki oleh masyarakat ke dalam bentuk dan regulasi pemerintah yang kontra-
investasi dan usaha produktif, UMKM produktif terhadap pengembangan
dapat memberikan ruang yang luas bagi UMKM, baik secara langsung maupun
penyaluran energi kewirausahaan. Hasil tidak langsung. Kebijakan yang memiliki
ekonomi dari produksi berskala kecil akan efek kontraproduktif langsung misalnya
semakin besar ketika aglomerasi UMKM program-program pemerintah yang
terbentuk dan terjadi proses interaksi mensyaratkan ukuran dan skala tertentu
dalam tataran operasi produksi dan proses untuk dapat memperoleh insentif fiskal
pembelajaran satu sama lain, melalui (perpajakan). Lagi pula, insentif fiskal ini
kerap hanya dinikmati oleh investor dan konsumsi (porsi kredit konsumsi BPD
usaha berskala besar. Ketima, berbagai mencapai 69,8 %, Bank Swasta Non
regulasi keuangan sering tidak
Ekonomi Kerakyatan Vs
memberikan ruang yang leluasa bagi
Neoliberalisme
bergeraknya UMKM. Misalnya, peraturan
Sejatinya, ekonomi kerakyatan
yang menetapkan batasan tingkat
sangat berbeda dari neoliberalisme.
pinjaman yang kerap memberikan penalti
Neoliberalisme, sebagaimana dikemas
(hukuman) bagi entitas usaha mikro, kecil
oleh ordoliberalisme, adalah sebuah
dan menengah. Tingginya biaya transaksi
sistem perekonomian yang dibangun di
yang terjadi ketika bank berhubungan
atas tiga prinsip sebagai berikut: (1)
dengan UMKM juga membuat dunia
tujuan utama ekonomi neoliberal adalah
perbankan enggan untuk menyalurkan
pengembangan kebebasan individu untuk
kreditnya ke UMKM.
bersaing secara bebas-sempurna di pasar;
Sementara itu, dari sisi perbankan,
(2) kepemilikan pribadi terhadap faktor-
Retnadi (2007) menjelaskan mengenai
faktor produksi diakui; dan (3)
perbankan yang rnasih memiliki problem
pembentukan harga pasar bukanlah
internal yang harus segera diselesaikan
sesuatu yang alami, melainkan hasil dari
yaitu, pertama, administrasi kredit masih
penertiban pasar yang dilakukan oleh
kompleks di mana hingga kini, proses
negara melalui penerbitan undang-undang
kredit dianggap masih berbelit., Salah
(Giersch, 1968).
satu contohnya, untuk kredit di atas Rp50
Berdasarkan ketiga prinsip tersebut
juta, calon debitor wajib rnenyertakan
maka peranan negara dalam
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan
neoliberalisme dibatasi hanya sebagai
menurut Peraturan Pemerintah, agunan
pengatur dan penjaga bekerjanya
berupa tanah yang diserahkan ke bank
mekanisme pasar. Dalam
wajib dibebani hak tanggungan sehingga
perkembangannya, sebagaimana dikemas
akan menimbulkan beban biaya
dalam paket Konsensus Washington,
administrasi yang mahal bagi calon
peran negara dalam neoliberalisme
debitor. Kedua, LDR (Loan to Deposit
ditekankan untuk melakukan empat hal
Ratio) perbankan masih rendah (per
berikut: (1) pelaksanaan kebijakan
Maret 2007 hanya 62,0 %) karena
anggaran ketat, termasuk penghapusan
sebagian besar bank menyalurkan kredit
subsidi; (2) liberalisasi sektor keuangan;
(3) liberalisasi perdagangan; dan (4) didalamnya bagi sebesar-besarnya
pelaksanaan privatisasi BUMN (Stiglitz, kemakmuran rakyat.
2002). 4. Memenuhi hak setiap warga negara
Sedangkan ekonomi kerakyatan, untuk mendapatkan pekerjaan dan
sebagaimana dikemukakan dalam Pasal penghidupan yang layak.
33 UUD 1945, adalah sebuah sistem 5. Memelihara fakir miskin dan anak
perekonomian yang ditujukan untuk terlantar.
mewujudkan kedaulatan rakyat dalam Mencermati perbedaan mencolok
bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar antara ekonomi kerakyatan dengan
ekonomi kerakyatan adalah sebagai neoliberalisme tersebut, tidak terlalu
berikut: (1) perekonomian disusun berlebihan bila disimpulkan bahwa
sebagai usaha bersama berdasar atas azas ekonom kerakyatan pada dasarnya adalah
kekeluargaan; (2) cabang-cabang antitesis dari neoliberalisme. Sebab itu,
produksi yang penting bagi negara dan sebagai saudara kandung neoliberalisme,
yang menguasai hajat hidup orang banyak ekonomi negara kesejahteraan
dikuasai oleh negara; dan (3) bumi, air, (Keynesianisme), juga tidak dapat
dan segala kekayaan yang terkandung disamakan dengan ekonomi kerakyatan.
didalamnya dikuasai oleh negara dan Keynesianisme memang menaruh
dipergunakan bagi sebesar-besarnya perhatian yang sangat besar terhadap
kemakmuran rakyat. penciptaan kesempatan kerja penuh,
Berdasarkan ketiga prinsip tersebut namun demikian ia tetap dibangun
dapat disaksikan betapa sangat besarnya berdasarkan prinsip persaingan bebas dan
peran negara dalam sistem ekonomi pemilikan alat-alat produksi secara
kerakyatan. Sebagaimana dilengk oleh pribadi (selengkapnya lihat tabel). Perlu
Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34, peran diketahui juga, bahwa ekonomi
negara dalam sistem ekonomi kerakyatan kerakyatan tidak dapat pula disamakan
antara lain meliputi lima hal sebagai dengan ekonomi pasar sosial.
berikut: Sebagaimana dikemukakan Giersch
1. Mengembangkan koperasi. (1961), sebab ekonomi pasar sosial adalah
2. Mengembangkan BUMN. salah satu varian awal dari neoliberalisme
3. Memastikan pemanfaatan bumi, air, yang digagas oleh Alfred Muller-Armack.
dan segala kekayaan yang terkandung
Peran Negara dalam Perekonomi Dalam hubungan ini, pengalaman
Nasional tahun 1998 memperlihatkan bahwa sektor
Pemerintah Indonesia berusaha ekonomi kerakyatan seperti UMKM
untuk mensejahterakan rakyatnya melalui mampu bertahan di era krisis sehingga
berbagai kebijakan seperti pemberian menjadi bumper dalam mengatasi
kredit kepada rakyat (KUD, KUT, KUR, ketenagakerjaan di Indonesia. Sektor
PNPM, dan sebagainya. Terakhir, inipun merupakan entitas usaha dalam
pemerintah meluncurkan kebijakanMaster konstelasi ekonomi nasional yang
Plan Percepatan dan Perluasan berpotensi menggerakkan ekonomi
Pembangunan Ekonomi Indonesia nasional. Namun demikian, sektor
(MP3EI) 2011–2025 pada 27 Mei 2011 di UMKM ini belum bisa berperan secara
Jakarta. MP3EI ini merupakan salah satu optimal dalam menggerakkan roda
upaya pemerintah dalam mengoptimalkan perekonomian akibat masalah yang
potensi Indonesia untuk menjadi salah dihadapinya seperti akses dan sumber
satu kekuatan ekonomi dunia. Masterplan pendanaan usaha karena selama ini
ini mencakup 17 aktivitas ekonomi utama UMKM masih banyak tergantung kepada
Indonesia di mana tidak semata-mata sumber pendanaan informal. Hal ini
usaha pemerintah pusat saja, tetapi juga terkait dengan masih sulitnya akses kredit
pemerintah daerah, dunia usaha, para ke perbankan. Apalagi dewasa ini,
pakar, dan para akademisi pun turut ambil UMKM dikenakan pajak pula sebesar 1 %
bagian dalam masterplan ini. Aktivitias di mana pengenan pajak ini dinilai banyak
ekonomi tersebut dilakukan di 6 koridor kalangan tidak adil Fasalnya, dengan
ekonomi Indonesia yang dipusatkan pada jumlah UMKM yang sebesar 55 juta lebih
4 lokasi seperti lokasi-lokasi yang berada pada 2011, dan 56,5 juta pada 2012,
di koridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara, menyumbang 30 % PDB yang mencapai
Kalimantan-Sulawesi, Maluku dan Papua, Rp9,380 triliun maka akan diperoleh PDB
Jawa II dan Sumatera di mana salah satu UMKM sekitar Rp2,8 triliun sehingga
sektor yang menjadi prioritas MP3EI, dengan tariff efektif 1 % dari omzet, maka
adalah sektor infrastruktur, selain pangan, potensi pnerimaan pajak dari UMKM
energi, transportasi, pembiayaan dan sekitar Rp30,80 triliun jika tindakan
perbankan, dan UMKM. administrai pemajakan dilaksanakan
secara doing business as usual. Oleh
sebab itu, karena dasar pemajakan pemerintahan pasca Orde Baru harus
dihitung dari peredaraan bruto, selaain lebih baik dari pemerintahan Orde Baru.
tidaak bisa dikuraangkan biaya untuk Buktinya, pada pertengahan Juni 2013,
mendapatkan, menagih, dan memelihara pemerintah menaikan harga BBM
penghasilan, maka jika daalam premium dari Rp4.500 menjadi Rp6.500,
pembukuan waajib paajak adaa kerugian dan minyak solar dari Rp4.500 menjadi
tidaak diakui dan tidak bisa Rp5.500 sehingga peristiwa ini semakin
dikompensasikan secara horizontal memberatkan rakyat, terutama rakyat
dengaan penghasilan dari sumber atau miskin. Apakah ini disebabkan oleh
kegiatan lainnya sehingga dalam keadaan strategi pemerintahan Orde Reformasi
bagaimanapun (laba atau rugi) perusahaan yang masih berpihak pada kapitalis
akan selalu diasumsikaan memperoleh melalui pertumbuhan ekonomi tinggi
penghasilan positif. seperti pertumbuhan usaha besar
Namun, meskipun sumbangannya dibandingkan dengan koperasi dan
dalam perekonomian nasional cukup UMKM? Pemerintah tampaknya sudah
besar, tetapi pelaku usaha Koperasi dan meninggalkan unsur-unsur pemerataan
UMKM umumnya berpendidikan dan padahal sebagian besar usaha di Indonesia
berketerampilan rendah serta skala berskala mikro, kecil dan menengah
ekonominya juga kecil, Akan tetapi, (UMKM) yang artinya perekonomian
keberadaannya sangat penting sebab nasional bercirikan ekonomi kerakyatan
mampu memperkuat ketahanan ekonomi UMKM. Perbedaan ekonomi kerakyatan
nasional yang ditunjukkan pada krisis dan ekonomi kapitalis bisa dilihat dalam
1998 di mana krisis ini menjadi salah satu table 1 berikut. (Revrisond Baswir, 2006)
penyebab berakhirnya pemerintahan Orde
Baru. Rakyat saat itu berharap
kehidupannya bisa lebih balk
dibandingkan sebelumnya, namun
harapan itu tidak terjadi. Buktinya, setelah
reformasi berjalan 15 tahun, belum
ditemukan satupun resep mujarab guna
memulihkan perekonomian nasional
padahal semua orang sepakat bahwa
Tabel 1 Perbedaan antara Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Kapitalis
Ekonomi Kapitalis
Ekonomi Kerakyatan
Negara Kesejahteraan Ekonomi Liberal
1. Menyusun 1. Mengintervendsi pasar 1. Mengatur dan menjaga
perekonomian sebagai untukterciptanya kondisi bekerjanya mekanisme
usaha bersama berdasar kesempaatan kerja. pasar.
atas azas kekeluargaan; 2. Menyelenggarakan 2. Mengembangkan sector
mengembangkan BUMN pada cabang- swasta dan melakukan
koperasi (Pasal 33 ayat cabang produksi yang privatisasi BUMN.
1). tidak dapat 3. Memacu laju
2. Menguasai cabang- diselenggarakan oleh pertumbuhan ekonomi,
cabang produksi yang perusahaan swasta. termasuk dengan
penting bagi negara dan 3. Menjaga keseimbangan menciptkan lingkungan
yang menguasai hajat antara pertumbuhan yang kondusif bagi
hidup orang banyak; ekonomi dengan masuknya investasi
mengembangkan pemerataan asing.
BUMN (Pasal 33 ayat pembangunan. 4. Melaksanakan
2). 4. Mengelola anggaran kebijakan anggaran
3. Menguasai dan negara untuk ketat, termasuk
memastikan kesejaahteraan rakyat, penghapusan subsidi.
pemanfaatan bumi, air, memberlakukan pajak 5. Menjaga stabilitas
dan segala kekayaan progresif dan moneter.
yang terkandung di memberikan subsidi. 6. Melindungi pekerja
dalamnya bagi sebesar- 5. Menjaga stabilitas perempuan, pekerja
besarnya kemakmuran moneter. anak, dan bila perlu
rakyat (Pasal 33 ayat 3). 6. Memastikan setiap warga menetapkan upah
4. Mengelola anggaran negara memperoleh minimum.
negara untuk haknya untuk
kesejahteraan rakyat; mendapatkan pekerjaan.
memberlakukan pajak
progresif dan
memberikan subsidi.
5. Menjaga stabilitas
moneter.
6. Memastikan setiap
warga negara
memperoleh haknya
untuk mendapatkan
pekerjaan dan
penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan
(Pasal 27 ayat 2).
7. Memelihara fakir
miskin dan anak
terlantar.( Pasal 34)

Tabel 1 di atas memperlihatkan masif atau besar-besaran, serta


bahwa tidak ada perbedaan yang substasil penegakkan hukum yang betul-betul
antara ekonomi kerakyatan dan ekonomi dilakukan. Mantan PM China Deng Tsiao
kesejahteraan hanya dalam ekonomi Ping berkata ‘berilah kmi seratus peti mati
kerakyatan terdapat fasal-fasal yang untuk para koru, dan sisakan 1 untukku
terkandung dalam Pancasila. Sementara jika aku benar-benar korupsi’ Bukan
itu, terdapat perbedaan antara ekonomi seperti di kita ada istilah korupsi
kerakyatan dan ekonomi kapitalis yang berjamah, proyek bancakan seperti kasus
cukup signifikan sehingga ekonomi Hmbalang dan lain-lainnya.
kapitalis yang diberlakukan sekarang di Selain model ekonomi kerakyatan
Indonesia benar-benar telah dan ekonomi kapitalis di atas, terdapat
menyengsarakan rakyatnya akibat tidak ekonomi kalsik di mana esensi model
sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi dan ekonomi klasik adalah:
budaya masyarakat Indonesia, Barangkali 1. Penghematan kerja keras, kepentingan
jika diterapkan ekonomi kesejahteraan ala diri yanag baik, dan kedermawanan
Indonesia, seperti Cina sekarang ini, bisa terhadap orang lain adalah kebajikan
maju asalkan tidak terjadi KKN yang dank arena itu harus didukung.
2. Pemerintah harus membatasi Oleh karena itu, raja dan para
kegiatannya pada pengaturan keadilan, menteri telah melakukan
memperkuat hal milik privat, dan kelancangan dan kekurang ajaran
mempertahankan Negara dari luar biasa ketika mereka berpura-
serangaan asing pura mengawasi perekonomian
3. Di bidang ekonomi, Negara harus orang-orang swasta, dan membatasi
mengadopsi kebijakan laissez faire non pengeluaran mereka., entah itu
intervensi (perdagangan bebas, pajak dengan Undang-undang tentang
rendah, birorasi minimal, dan barang mewah, atau dengan
sebagainya. melarang impor barang-barang
4. Standar klasik emas/perk akan mewah luar negeri. Mereka sendiri
mencegah negera mendepresiasi mata (para raja dan menteri), tanpa
uang dan akan menghasilkan kecuali adalah orang-orang yang
lingkungan moneter yang syabil di paling boros di dalam masyarakat.
mana ekonomi bisa berkembang. Sebenarnya, jika mereka mau
megurus pengeluaran mereka,
Subversi Neokolonialisme
mereka bisa mempercayakan kepada
Menarik untuk disimak pernyataan
orang-orang swasta. Seanadainya
Adam Smith (1776) bahwa dia
gaya hidup mewah mereka tidak
memperingatkan adanya bahaya dari
mengahncurkan Negara, tentu
pemerintahan yang besar sebab beliau
rakyatnya juga tidak akan pernah
sangat kritis terhadapa kekuasaan negara.
hancur (idem halaman 329). Bangsa
Menurut Mark Skunsen (2005), politisi
besar tak pernah jatuh miskin karena
biasanya orang munafik yang boros di
ulah swasta, tetapi kadang-kadang
mana beberapa kutipan dari The Wealth of
Negara bisa ambruk karena
Nations berikut bisa dipakai dalam
pemborosan umum dan kslahan
perdebatan politik dewasa ini, yaitu:
kebijakan. Semua, atau hamper
Tidak ada seni yang bisa dipelajari
semua pendapatan di kebanyakan
dengan cepat oleh pemerintahaan,
negara dipakai untuk memuaskan
kecuali seni menguras duit dari
orang-orang yang tiak produktif.
kantong penduduk (Wealth of
Merka adalah orang-orang yang
Nations hal 813)
yang membangun banyak istana
mewah, bangunan gereja yang dia mendukung Undang-undang bunga
megah, tentara dan kaapal-kapal dan pajak progresif.
besar yang di masa damai tidak Teori klasik Adam Smith di atas
melakukan apa-apa, dan di masaa yang ditulis pada tahun 1776 tampaknya
perang tidaak mendapatkan apa-apa masih relevan dengan kondisi Indonesia
untuk menganganti biaya sekarang (2010-an) sehingga terlihat
perawatannya, bahkan jika perang bahwa mulai dari eksekutif (presiden dan
itu sudaah berakhir. Orang-oarang menteri-mentermnya), legislatif (DPR,
yang tidak menghasilkan apa-apa itu DPD, dan DPRD), serta yudikatif (polisi,
dipelihara oleh produk dari kerja jaksa dan hakim) melakukan keserakahan
orang lain (idem halaman 325) yang luar biasa terhadap penduduk yang
Adam Smith membela anggaran kurang berdaya akan ulah para pemimpin
berimbang dan menentang utang public dan krooni-kroninya tersebut. Buktinya,
yang membesar. Diapun mendukung kasus Bank Century, kasus Hambalang,
privatisasi, penualan tanah-tahan raja dan lainnya merupakan konspirasi mereka
sebagai cara untuk menaikan pendapatan daalam menggerogoti uang negara
dan menabur benih kemakmuran. Dia tersebut. Oleh sebab itu, penting untuk
mendukung campur tangan pemerintah belajar sejarah dari para pemikir yang
secara minimal dlam kehidupan privat dan sudah mengehabiskan waktunya untuk
aktivitas ekonomi warga Negara, dan dia kebaikan Negara dan rakyatnya secara
mengatakan bahwa mengakhiri perang benar.
tidak akan menghasilkan pengangguran Oleh sebab itu, pertanyaannya
besar-besaran. sekarang, bagaimanakah situasi
Dia tampak seperti habis diaudit perekonomian Indonesia saat ini, dan
oleh petugas pajak ketika dia mendatang? Artinya, sebagai amanat dari
mengekspresikan simpatinya kepada konstitusi 1945, sejauh manakah ekonomi
pembayar pajak yang terus menerus kerakyatan telah dilaksanakan di
terancam dikunjungi olh penarik pajak Indonesia. Sebaliknya, benarkah
yang menjengkelkan dan memalukan. perekonomian Indonesia lebih didominasi
Setelah mengecam sistem pajak yang oleh pelaksanaan agenda-agenda ekonomi
ruwet dan tidak adil, dia menganjurkan neoliberal sebagaimana banyak
pemotongan pajak luar negeri, mekipun diperbincangkan masyakat? Dua hal
berikut perlu mendapat perhatian dalam untuk mencegah berdirinya NKRI yang
menjawab pertanyaan tersebut, yaitu: berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
Pertama, sebagai sebuah negara yang Kedua, dipaksanya bangsa
mengalami penjajahan selama 3,5 abad, Indonesia untuk memenuhi tiga syarat
perekonomian Indonesia tidak dapat ekonomi guna memperoleh pengakuan
mengingkari kenyataan terbangunnya kedaulatan dalam forum Konferensi Meja
struktur perekonomian yang bercorak Bundar (KMB) pada 1949.
kolonial di Indonesia. Sebab itu, ekonomi Ketiga, syarat ekonomi itu adalah:
kerakyatan pertama-tama harus dipahami (1) bersedia menerima warisan utang
sebagai upaya sistematis untuk Hindia Belanda sebesar 4,3 milliar gulden;
mengoreksi struktur perekonomian yang (2) bersedia mematuhi ketentuan-
bercorak kolonial tersebut. Kedua, ketentuan yang ditetapkan oleh Dana
liberalisasi bukan hal baru bagi Indonesia, Moneter Internasional (IMF); dan (3)
tetapi telah berlangsung sejak era kolonial. bersedia mempertahankan keberadaan
Berangkat dari kedua catatan perusahaan-perusahaan asing yang
tersebut, secara singkat dapat beroperasi di Indonesia. Selain itu,
dikemukakan bahwa perjuangan bangsa dilakukannya berbagai tindakan adu
Indonesia untuk melaksanakan ekonomi domba menyusul dilaksanakannya
kerakyatan bukanlah perjuangan yang tindakan pembatalan KMB secara sepihak
mudah. Kendala terbesar justru datang oleh pemerintah Indonesia pada 1956.
dari pihak kolonial. Sejak bangsa Tindakan-tindakan itu antara lain
Indonesia memproklamirkan kemerdekaan terungkap pada meletusnya peristiwa
pada 17 Agustus 1945, pihak kolonial PRRI/Permesta pada 1958.
hampir terus menerus mensubversi upaya Keempat, diselundupkannya
bangsa Indonesia untuk melaksanakan sejumlah sarjana dan mahasiswa ekonomi
ekonomi kerakyatan. Indonesia ke AS untuk mempelajari ilmu
Secara ringkas, subversi-subversi ekonomi yang bercorak liberal-kapitalistis
yang dilakukan oleh pihak kolonial untuk sejak tahun 1957. Para ekonom yang
mencegah terselenggaranya ekonomi kemudian dikenal sebagai Mafia Berkeley
kerakyatan itu adalah sebagai berikut: ini sengaja dipersiapkan untuk mengambil
Pertama, terjadinya agresi I dan II pada alih kendali pengelolaan perekonomian
1947 dan 1948. Tujuan utamanya adalah
Indonesia pasca penggulingan Soekarno pasar neoliberal. Tindakan pembelokan
pada tahun 1966. orientasi tersebut didukung sepenuhnya
Kelima, dilakukannya sandiwara oleh IMF, Bank Dunia, USAID, dan ADB
politik yang dikenal sebagai proses kudeta dengan cara mengucurkan utang-utang
merangkak terhadap Soekarno pada 30 luar negeri yang besar.
September 1965, yaitu pasca terbitnya UU Kedelapan, dilakukannya proses
No. 16/1965 pada Agustus 1965, yang liberalisasi besar-besaran sejak 1983,
menolak segala bentuk keterlibatan modal yaitu melalui serangkaian kebijakan yang
asing di Indonesia. dikemas dalam paket deregulasi dan
Keenam, dipaksanya Soekarno debirokratisasi.
untuk menandatangani empat UU sebelum Kesembilan, dipaksannya Soeharto
ia secara resmi dilengserkan dari untuk menandatangani pelaksanaan
kekuasaanya. Keempat UU itu adalah: (1) agenda-agenda ekonomi neoliberal secara
UU No. 7/1966 tentang penyelesaian terinci melalui penandatanganan nota
masalah utang-piutang antara pemerintah kesepahaman dengan IMF pada 1998,
Indonesia danpemerintah Belanda; (2) UU yaitu sebelum ia secara resmi dipaksa
No. 8/1966 tentang pendaftaran Indonesia untuk mengakhiri kekuasannya melalui
sebagai anggota ADB; (3) UU No. 9/1966 sebuah gerakan politik yang dikenal
tentang pendaftaran kembali Indonesia sebagai gerakan reformasi. Perlu
sebagai anggota IMF dan Bank Dunia; diketahui, dalam sejarah perekonomian
dan (4) UU No. 1/1967 tentang Inggris, gerakan reformasi serupa
Penanaman Modal Asing (PMA). dimotori antara lain oleh Adam Smith,
Ketujuh, dibangunnya sebuah David Hume, David Ricardo, Thomas R.
pemerintahan kontra-revolusioner di Malthus, dan John S. Mill (Giersch,
Indonesia sejak 1967. melalui 1961).
pemerintahan yang dipimpin oleh Kesepuluh, dilakukannya
Soeharto ini, para ekonom “Mafia amandemen terhadap Pasal 33 UUD 1945
Berkeley” yang sejak jauh-jauh hari telah yang merupakan landasan konstitusional
dipersiapkan oleh AS, secara sistematis sistem ekonomi kerakyatan pada 2002.
yang berusaha membelokkan orientasi Melalui perdebatan yang cukup sengit,
penyelenggaraan perekonomian Indonesia ayat 1, 2, dan 3, berhasil dipertahankan.
dari ekonomi kerakyatan menuju ekonomi Tetapi kalimat penting yang terdapat
dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945, dan Gas Alam (Migas); dan (3) UU No.
yang berbunyi, “Bangun perusahaan yang 25/2007 tentang Penanaman Modal.
sesuai dengan itu ialah koperasi,” turut
Penutup
menguap bersama hilangnya penjelasan
Menyimak berbagai kenyataan di
pasal tersebut. (Herbert Giersch, 1968)
atas, dapat disimpulkan betapa beratnya
Menyimak kesepuluh tindakan
tantangan yang dihadapi bangsa Indonesai
subversi itu, mudah dipahami bila dalam
dalam melaksanakan amanat konstitusi
65 tahun setelah proklamasi, sistem
untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan
ekonomi kerakyatan tidak pernah berhasil
koperasi dan UMKM. Bahkan, jika
diselenggaran di Indonesia. Perjalanan
dibandingkan dengan era kolonial,
perekonomian Indonesia selama 65 tahun
tantangan yang ada saat ini justru jauh
ini justru lebih tepat disebut sebagai
lebih berat. Sebabnya, pertama, pihak
sebuah proses transisi dari kolonialisme
kolonial sebagai musuh utama ekonomi
menuju neokolonialisme. Proses transisi
kerakyatan tidak hadir secara kasat mata.
itulah antara lain yang menjelaskan
Kedua, berlangsungnya praktik
semakin terperosok perekonomian
pembodohan publik secara masif melalui
Indonesia ke dalam penyelenggaraan
praktik penggelapan sejarah sejak
agenda-agenda ekonomi neoliberal dalam
1966/1967. Ketiga, terlembaganya sistem
beberapa waktu belakangan ini. Bahkan,
“cuci otak” yang bercorak neoliberal dan
utang dalam dan luar negeri pemerintah
anti ekonomi kerakyatan pada hampir
yang pada akhir pemerintahan Soeharto
semua jenjang pendidikan di Indonesia.
berjumlah US$54 milyar, belakangan
Keempat, setelah mengalami proses
membengkak menjadi US$165 milyar.
pembelokan orientasi pada 1966/1967,
Perlu diketahui, penyelenggaraan
keberadaan struktur perekonomian yang
agenda-agenda ekonomi neoliberal itu
bercorak kolonial di Indonesia cenderung
antara lain tertangkap tangan melalui
semakin mapan. Kelima, setelah
pembatalan seluruh atau beberapa pasal
melaksanakan agenda ekonomi neoliberal
yang terdapat dalam tiga produk
secara masif dalam 10 tahun belakangan
perundang-undangan, yang terbukti
ini, menyebabkan cengkeraman
melanggar konstitusi, sebagai berikut: (1)
neokolonialisme terhadap perekonomian
UU No. 20/2002 tentang Kelistrikan; (2)
Indonesia cenderung semakin dalam.
UU No. 22/2001tentang Minyak Bumi
Walaupun demikian, tidak berarti kembali ekonomi kerakyatan dimasa
tidak ada harapan. Harapan untuk datang? Untuk memperoleh jawaban yang
kebangkitan kembali ekonomi kerakyatan pasti, terutama untuk jangka menengah
tersebut setidak-tidaknya dapat disimak dan jangka panjang, tentu diperlukan
dalam 5 hal sebagai berikut. Pertama, suatu pengkajian dan diskusi yang sangat
mencuatnya perlawanan terhadap luas. Tetapi untuk jangka pendek,
hegemoni AS dari beberapa negara terutama bila dikaitkan dengan akan
Amerika Latin dan Asia dalam satu segera berlangsungnya Pemilu tahun
dekade terahir ini. Yang menonjol depan, jawabannya mungkin bisa
diantaranya adalah Venezuela dan Bolivia dirumuskan secara lebih sederhana.
di Amerika Latin, serta Iran di Asia. Dengan mengatakan hal itu tidak berarti
Kedua, mulai terlihatnya gejala bahwa perjuangan untuk mewujudkan
pergeseran dalam peta geopolotik dunia, ekonomi kerakyatan sangat tergantung
yaitu dari yang bercorak unipolar menuju pada siklus 5 tahun pergantian
tripolar, sejak munculnya Uni Eropa dan kepemimpinan nasional. Ada atau tidak
kebangkitan ekonomi Cina. Ketiga, ada pergantian kepemimpinan, perjuangan
berlangsungnya krisis kapitalisme untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan
internasional yang dipicu oleh krisis harus tetap berlanjut. Namun demikian,
kapitalisme AS sejak 2007 lalu. Keempat, siklus pergantian kepemimpinan nasional
meningkatnya kerusakan ekologi di harus dimanfaatkan secara optimal
Indonesia pasca dilakukannya eksploitasi sebagai momentum strategis untuk
besar-besaran dalam rangka mempercepat proses kebangkitan kembali
neokolonialisme dan neoliberalisme ekonomi kerakyatan atau people economic
dalam 40 tahun belakangan ini. Dan ini.
kelima, meningkatnya kesenjangan sosial Singkat kata, dalam rangka
dan ekonomi dalam perekonomian mempercepat kebangkitan kembali
Indonesia. ekonomi kerakyatan, adalah kewajiban
Pertanyaannya adalah, tindakan setiap patriot ekonomi kerakyatan untuk
jangka pendek, jangka menengah , dan memastikan bahwa pemimpin yang
jangka panjang apa saja yang perlu terpilih bukanlah pasangan calon
dilakukan untuk memastikan pemimpin yang secara jelas mengimani
berlangsungnya suatu proses kebangkitan dan mengamalkan neoliberalisme.
Dukungan yang lebih besar harus Ekonomi di Indonesia, dalam
(Sarjadi dan Sugema eds.) Ekonomi
diberikan kepada pasangan calon
Konstitusi. Jakarta: Sugeng Sarjadi
pemimpin yang secara jelas dan tegas SyndicateBruce, Stanley L. 2000.
The Evolution of Economic Though.
mengungkapkan komitmen mereka untuk
Orlando: The Dryden Press.
menyelenggarakan sistem ekonomi Chee, Peng Lin. 1987. Proposal for
kerakyatan di Indonesia. Cooperation between Small Scale
Industries in Asean. (tidak
DAFTAR PUSTAKA diterbitkan).
Arndt, HW. 1991. Pembangunan -------, T.Th. Umum Jang Kedua
Ekonomi: Studi tentang Sejarah Terlangsung Tanggal 2 Nopember
Pemikiran (terj). Jakarta: LP3ES. 1949 di Ridderzaal di Kota ‘S-
Gravenhage. Djakarta: Kolff.
Asian Development Bank. 2000. Provertu
Assesment. (Tidak diterbitkan). Glassburner B. 1971. Indonesian
Economic Policy After Soekarno. In
Asia Foundation dan Yayasan Indonesia
(Glassburner B, eds). The Economy
Forum. 1998. Usaha Kecil dan
of Indonesia: Selected Readings.
Menengah: Tantangan dan
Ithaca: Cornel University Press, pp
Alternatif Jalan Keluar. Jakarta:
426-443.
Yayasan Indonesia.
Giersch, Herbert, 1968. Politik Ekonomi.
Asy’ari, Musa. 2003. Koperasi,
Diterjemahkan oleh Samik Ibrahim
Kemiskinan dan Runtuhnya
dan Nadirsjah Tamin, Jakarta:
Solidaritas Ekonomi. Kompas, 12
Kedutaan Besar Jerman.
Juli.
Grizzeli, Steve. 1988. Promoting Small
Badan Pusat Statistik Indonesia. 1986-
Scale Manufacturing in Indonesia:
2010. Berbagai publikasi.
Why Works? Development Studies
Badan Pusat Statistik dan Pusat Project II, Development Studies
Pengembangan Ekonomi dan Project, Research Mimeo No 17,
Masyarakat Universitas Sriwijaya. Jakarta.
1979. Analisis Statistik Rumah
Goerge, Susan. 1999. A Short History of
Tangga dan Industri Kecil serta
Neoliberalism: Twenty Years of
Analisis Statistik Industri Besar dan
Elite Economics and Emerging
Sedang. Jakarta.
Opportunities For Structural
Baga, Lukman. 2003. Foolishisasi Change.
Koperasi. Kompas 12 Juli. http://www.milleniumround.org.
Bank Indonesia. 2010. Statistik Keuangan Hatta, Mohammad. 1985. Membangun
dan Perbankan. Ekonomi Indonesia. Jakarta: Inti
Baswir, Revrisond. 2005. Neoliberalisme Idayu Press.
Malu-malu. Bisnis Indonesia, 6 Higgins B. 1957. Indonesia’s: Economic
Februari. Stabilization and Development. New
Baswir, Revrisond. 2008. Ekonomi York: Institute of Pacific Relation.
Kerakyatan: Amanat Konstitusi
Untuk Mewujudkan Demokrasi
Hendrojogi. 2002. Koperasi: Azas-Azas, Indonesia. Jakarta: Kedeputian
Teori dan Praktek. Edisi Revisi. IPSK-LIPI.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sutrisno Noer. 2003. Koperasi Menjawab
Hill, Hall. 1997. Small Medium Tantangan Global dan
Enterprices and Rapid Regionalisme, Bisnis Indonesia. 11
Industrialization. ASEAN Juli.
Experiences, Institute of Southeast
Suyono, Haryono. 2003. Catatan Ringkas
Studies.
tentang Program terpadu untuk
Hudson M. 2003. Super Imperialism: The Pengentasan Kemiskinan dan Arah
Origin and Fundamentals of US Kebijakan dalam Era Pembangunan
World Dominance. London: Pluto Ekonomi di Indonesia. STEKPI, 6
Press. Mei.
Kanumoyoso B. 2001. Nasionalisasi Thee, Kian Wie. 1996. Pengembangan
Perusahaan Belanda di Indonesia. bjaksanaan Usaha kecil dan
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Menengah di Negara Asia Timur
dan Relevansinya bagi Indonesia,
Keynes, J. Maynard. 1991. Teori Umum
dalam Firmansyah (ed), Dinamika
Mengenai Kesempatan Kerja,
Usaha Kecil dan Menengah.
Bunga, dan Uang. Diterjemahkan
Jakarta: Puslit Ekonomi-LIPI.
oleh Willem H. Makaliwe.
Yogyakarta: Gadjah Mada Wiranta, Sukarna. 2006. Ekonomi
University Press. Kerakyatan Usaha Kecil dan
Menengah dalam Perekonomian
Palmer I. 1978. The Indonesia Economy
Nasional; orasi Professor Riset di
Since 1965: A Case Study of
depan Majelis Profesor Riset pada
Political Economy. London: Frank
26 Desember.
Cass.
Smith, C. 1976. Dekolonisasi Indonesia:
Fakta dan Ulasan. Jakarta: Pustaka
Azet.
Soekarno. 1964. Di Bawah Bendera
Revolusi. Jilid I dan II, cetakan
ketiga. Jakarta: Panitia Penerbit
DBR.
Stiglitz, Joseph E. 2002. Globalisation
and Its Discontent. New York: WW
Norton and Compa.
Kompas. 2012. Koperasi jadi Alternatif.
24 Mei, hal 18. Jakarta.
LP3ES. 1995. Pemikiran Bung Hatta.
Jakarta: PT Pustaka.
Martin et al. 1990. Penelitian tentang
Konsep Fungsi Ganda dan Masalah
Pengembangan Koperasi di
KONSEP DYNAMIC GOVERNANCE
SEBAGAI REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK
Oleh : A.H. Rahadian *)

ABSTRAK

Konsep dynamic capabilities memiliki arti penting jika dikaitkan dengan fakta
adanya kompleksitas permasalahan praktik administrasi publik, khususnya berkaitan
dengan masalah ketidakpastian masa depan (future uncertainties) dan external
practices. Perubahan lingkungan tersebut mendorong lahirnya adaptive policy yang
bukan hanya merupakan reaksi pasif pada tekanan eksternal tetapi juga pendekatan
proaktif pada inovasi, kontekstualisasi, dan eksekusi. Ide-ide baru juga menghasilkan
kebijakan sesuai konteks (adaptive policy) dapat dieksekusi dan menghasilkan dynamic
governance.
Konseptualisasi dynamic capabilities sebagai kapasitas organisasi yang memiliki
kemampuan untuk beradaptasi pada perubahan teknologi dan lingkungan, harus
memiliki kemampuan kognitif yang dapat mendorong pembelajaran sehingga dapat
membangun dynamic capabilities organisasi, yaitu: (a) thinking ahead, (b) thinking
again, dan (c) thinking across.
Reformasi administrasi publik memiliki hubungan yang erat dengan konsep
dynamic governance, karena reformasi administrasi publik berorientasi pada perubahan
di antaranya dalam implementasi kebijakan publik.

Kata Kunci: Reformasi Administrasi Publik, Dynamic Capabilities, Dynamic


Governance

*
Dosen STIAMI Jakarta
Pemerintahan di seluruh dan pemberian umpan balik terhadap
duniamembangun institusinya untuk kinerja sektor publik.
mencapai tujuan dan sasaran yang Memperhatikan fenomena
ditetapkan. Proses pembangunan institusi perubahan dunia tersebut, maka isu
tersebut dikenal sebagai pengembangan reformasi administrasi publik saat ini
administrasi (development adminis- menjadi fenomena hampir di seluruh
tration) yang merupakan bagian negara-negara di dunia.
administrasi publik. Pada era teknologi Lee Hahn-Been (1976)
informasi dewasa ini, perubahan mengemukakan, reformasi administrasi
pengelolaan adminis-trasi publik dilaksanakan untuk memperbaiki
mendapat tantangan untuk terus administrasi publik yang ingin dicapai.
beradaptasi yang diakibatkan fenomena Tanpa tujuan pemerintah yang jelas, tidak
globalisasi. Situasi ini mendorong akan terjadi reformasi administrasi karena
pemerintah-an untuk meningkatkan reformasi administrasi adalah normatif.
kemam-puannya dalam memberikan Lee lebih jauh membedakan tujuan
pelayanan publik yang responsif secara pelaksanaan reformasi administrasi
terus menerus, melalui pengelolaan berbeda-beda untuk tiap negara yang
administrasi sektor publik yang inovatif. memiliki tingkat perkembangan sosial
Penger and Tekavcic, (2008) budaya yang berbeda, yaitu negara yang
menguraikan perubahan pengelolaan masyarakatnya sedang berkembang,
sektor publik tidak hanya bertujuan negara dengan masyarakat tradisional dan
memodernisasi institusi negara dan negara yang masyarakatnya telah maju.
mengurangi biaya pelayanan publik; Tugas administrator sebagai
namun juga diharapkan untuk menghasil- pelaksana administrasi di negara yang
kan kerja sama yang dinamis antara masyarakatnya sedang berkembang
pemerintah dengan masyarakat sipil dan (developing society), menurut Lee,
sektor swasta, berkaitan dengan berbeda dengan tugas administrator di
peningkatan kualitas pelayanan publik, negara yang masyarakat yang sudah maju
peningkatan tanggung jawab sosial, dan atau masyarakat tradisional. Di negara
menjamin partisipasi warga negara lebih yang masyarakatnya masih tradisional,
luas dalam proses pengambilan keputusan administrator bertugas sebagai pelayan
raja (royal servant) atau agen negara
kolonial, di negara yang masyarakatnya Development Programme, setidaknya
maju sebagai regulator untuk menjamin menyebutkan keterlibatan ketiga unsur,
tersedianya kepentingan publik dari yaitu pemerintah, masyarakat, dan swasta,
kelompok kepentingan lainnya, sedangkan dalam pembangunan. Prinsip-prinsip
di negara yang masyarakatnya sedang tersebut adalah: a) participation; b) rule of
berkem-bang administrator berperan law; c) transparency; d) responsiveness;
sebagai agen perubahan. e) consensus orientation; f) equity; g)
Kenyataan di berbagai belahan effectiveness and efficiency; h)
dunia, menunjukkan keinginan accountability; dan i) strategic vision.
mewujudkan birokrasi profesional yang
Reformasi Administrasi Publik
handal dalam memberikan pelayanan
Administrasi menurut Herbert Simon
kepada publik telah berkembang menjadi
(Pasolong, 2010: 2) adalah kegiatan-
tuntutan perubahan. Semestinya,
kegiatan kelompok kerjasama untuk
pelayanan publik baik akan mendorong ke
mencapai tujuan bersama. Siagian (2004)
arah peningkatan kesejahteraan rakyat.
mendefinisikan administrasi sebagai
Michael E. Porter (2007: vii) di dalam
keseluruhan proses kerjasama antara dua
bukunya Dynamic Governance bertanya
orang manusia atas rasionalitas tertentu
“What makes government effective?”
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Pertanyaan ini ditujukan Porter mengingat
sebelumnya. Pasolong sendiri kemudian
bahwa banyak sekali kegagalan terjadi di
merangkum banyak definisi tentang
berbagai Negara disebabkan oleh
Administrasi dan menjelaskannya bahwa
kebijakan pemerintahan buruk,
administrasi adalah "pekerjaan terencana
implementasi buruk, kegagalan etika, dan
yang dilakukan oleh sekelompok orang
ketidakmampuan pemerintah
dalam bekerja sama untuk mencapai
menyesuaikan diri dengan perubahan
tujuan atas dasar efektif, efisien, dan
ketika diperlukan. Menurut Porter,
rasional" (Pasolong, 2010: 5).
pemerintahan buruk akan mengakibatkan
Dari pengertian ini, bisa dijelaskan
penderitaan hidup pada warganya.
bahwa karakteristik administrasisendiri
Pemerintahan yang baik akan
antara lain: efisien, efektivitas, dan
menghasilkan sinergi antara para
rasional. Efisien diartikanbahwa tujuan
pemangku kepentingan. Prinsip-prinsip
atau motif administrasi adalah mencapai
Good Governance versi United Nations
hasil yang efektif dan efisien. Efisien juga
bisa diartikan berdaya guna. Dengan kata terhadap kegiatan sejumlah besar orang,
lain, administrasi harus menghasilkan dan melibatkan keahlian khusus yang
sesuatu yang berdaya guna. Efektif memerlukan strukturasi dalam organisasi -
diartikan sebagai berhasil guna. Maka administrasi publik pun merupakan bagian
administrasi harus bisa dijalankan untuk dari birokrasi yang berhubungan dengan
menghasilkan sesuatu yang diharapkan konsep-konsep pencatatan, pembuatan
sesuai dengan tujuan. Sedangkan peraturan dan kebijakan, serta
karakteristik rasional artinya bahwa tujuan administrasi pelayanan publik.
yang dicapai bermanfaat dan berguna Menurut Philip J Cooper (1998)
serta dapat dilaksanakan. menyebutkan banyaknya tantangan yang
Sementara itu, Zauhar Soesilo (2007) dihadapi dari administrasi publik seperti:
mendefiniskan reformasi administrasi keberagaman (diversity), akuntabilitas
sebagai "usaha sadar dan terencana untuk (accountability), masyarakat sipil (civil
mengubah sruktur dan prosedur birokrasi society), privatisasi, birokratisasi,
dan perilaku birokrat, guna meningkatkan demokrasi, pengayaan kembali (re-
efektivitas organisasi atau menciptakan engineering), pemberdayaan akibat
administrasi yang sehat dan menjamin pesatnya perkembangan teknologi, dan
tercapainya tujuan pembangunan otonomi daerah. Owen Hughes (1998)
nasional." Dalam konsepsinya ini, Zauhar juga menambahkan bahwa krisis
lebih menekankan pada perubahan manajemen, kondisi budaya administrasi,
terhadap struktur dan prosedur pengem-bangan sumber daya manusia,
administrasi bagi terwujudnya sistem dan sebagainya juga menjadi dorongan-
pembangunan negara yang lebih besar. dorongan sekaligus tantangan bagi sistem
Reformasi administrasi dilakukan administrasi untuk menjadi lebih baik.
sebagai respons terhadap persepsi dan perubahan bagi sistem administrasi publik
pandangan negatif banyak pihak terhadap yang telah ada tidak saja ditekankan pada
sistem administrasi yang selama ini teknik-teknik administrasi (technical
terkesan lamban, berbelit-belit, tidak adminis-tration) dan praktik-praktik
profesional, dan tidak bersih/tidak admini-strasi (administration practices),
akuntabel. Seperti halnya birokrasi yang melainkan pada semua elemen seperti
menurut Weber merupakan bentuk sumber daya manusia, kepemimpinan,
aktivitas yang menuntut koordinasi ketat pola pikir; orientasi, struktur birokrasi,
perangkat yang digunakan, dan atau output berupa perbaikan efisiensi dan
sebagainya. Itulah sebabnya konsep- efektivitas pelayanan publik. Karena
konsep pemberdayaan, pengembangan, administrasi adalah kegiatan yang
pengayaan, dan lain-lain menjadi kunci dilakukan untuk mencapai tujuan yang
utama bagi perubahan atau reformasi telah ditetapkan, maka otomatis harus ada
administrasi. jaminan bagi kegunaan dan hasil yang
baik.
Urgensi Reformasi Administrasi
Keempat, reformasi adminis-trasi
Menurut Zhijian. Z. De Guzman R.P,
dilakukan karena kebutuhan-nya atau
dan Reforma M.A.(1992), ada beberapa
urgensinya dibenarkan dengan adanya
elemen umum dari reformasi administrasi
tuntutan untuk mengatasi ketidakpastian
yang harus dilakukan. Pertama, adanya
dan perubahan yang cepat yang terjadi
perubahan yang terencana yang dilakukan
dalam lingkungan organisasi. Manakala
secara cermat terhadap birokrasi publik.
administrasi dijalankan, maka segala yang
Dengan kata lain, reformasi bukanlah
berkaitan dengan ketidakpastian dan
tindakan yang begitu saja dilakukan,
perubahan yang cepat pun diharapkan bisa
melainkan ada perencanaan strategi
teratasi.
pencapaian yang jelas rentang waktunya.
Perubahan atau reformasi terhadap
Perubahan dilakukan bukan karena
administrasi publik sendiri bisa dilakukan
keinginan berubah, tetapi perubahan
pada aspek-aspek berikut. Pertama,
dilakukan untuk memperbaiki sistem yang
reformasi administrasi atau perbaikan
lebih besar dan semua komponen sistem
sistem administrasi bisa dilakukan pada
yang terlibat.
aspek-aspek seperti struktur birokrasi,
Kedua, reformasi administrasi
strategi pelaksanaan dan pencapaian motif
dilakukan dengan inovasi atau temuan-
yang dibuat, fungsi dari administrasi
temuan baru dan pikiran-pikiran kreatif
sendiri, proses administrasi dan sistem
yang lebih segar dan inovatif. Reformasi
atau prosedur, serta budaya organisasi
menuntut adanya kesepahaman dan itikad
yang kesemuanya bertujuan memperkuat
bersama menuju pada perubahan dengan
kapasitas administrasi pemerintah. Kedua,
konsep-konsep yang lebih baru, semangat
agenda utama dalam reformasi
baru, dan motivasi yang lebih kreatif.
administrasi adalah perubahan mendasar
Ketiga, reformasi administrasi
dan luas terhadap administrasi publik,
diharapkan dapat menghasilkan keluaran
seperti inovasi organisasi, pembangunan tidak ada lagi segregasi yang lebih kuat
institusi, perbaikan teknologi dan sehingga gap keduanya semakin besar
manajemen organisasi, serta melibatkan yang akhirnya merugikan kedua pihak.
sistem reformasi dalam arti yang lebih Administrasi publik dapat berperan
luas dari administrasi publik. positif dalam mengawal proses
Lee Hahn-Bee menjelaskan bahwa demokratisasi sampai pada tujuan yang
tujuan dari reformasi administrasi sendiri dicita-citakan, karena pada dasarnya
sebenarnya ada tiga hal, yakni (1) administrasi publik berurusan dengan
perbaikan tatanan yang dianggap sebagai persoalan bagaimana menentukan to do
sifat intrinsik pemerintah dalam the right things dan to do the things right.
masyarakat tradisional dan modern; (2) Dengan kata yang berbeda, administrasi
perbaikan metode atau pembaharuan tek- publik bukan saja berususan dengan cara-
nik administrasi perlu juga dilakukan, (3) cara yang efisien untuk melakukan proses
tujuan reformasi administrasi adalah demokratisasi, melainkan juga
untuk perbaikan kinerja atau reformasi mempunyai kemampuan dalam
programatik. menentukan tujuan proses demokratisasi
Sementara itu, Turner &Hule itu sendiri, terutama dalam bentuk
mengungkapkan bahwa yang dilakukan penyelenggaraan pelayanan publik secara
dalam reformasi administrasi antara lain: efektif sebagai wujud dari penjaminan
(1) restrukturisasi, struktur yang awalnya hak-hak konstitusional seluruh warga
menghambat dan berbelit-belit, harus negara.
diubah menjadi struktur yang lebih
Gerakan Reformasi Administrasi di
ramping tetapi efisien dan efektif; (2) par- Indonesia
tisipasi dari semua unsur pelaksana dan Salah satu gerakan reformasi
pembuat kebijakan administrasi publik administrasi publik yang juga sempat
perlu terlibat; (3) sumber daya manusia populer di awal 90-an muncul dalam
yang diperlukan adalah yang lebih kemasan 'reinventing government' yang
profesional dan lebih cekatan; (4) berakar pada tradisi dan perspektif New
akuntabilitas administrasi diperlukan bagi Public Management yang merupakan
terciptanya sistem yang bertanggung kristalisasi dari praktik administrasi publik
jawab dan transparan; (5) kemitraan di Amerika Serikat. Para pendukung
antara pemerintah dan swasta, sehingga gerakan ini berpendapat bahwa institusi-
institusi administratif yang didirikan kepada kroni dan keluarga dekatnya.
dalam kerangka birokrasi dengan model Tuntutan untuk lebih demokratis
komando dan pengawasan telah berubah menyebabkan keinginan untuk mengubah
secara signifikan selama abad ke-20 dan orientasi administrasi birokrasi publik
harus terus diubah. Birokrasi jenis ini yang ada.
tidak lagi efektif, efisien, dan sudah Kedua, adanya perubahan sosial dalam
ketinggalan zaman dalam tatanan masyarakat yang begitu dinamis pada
ekonomi-politik dunia yang semakin masa setelah tumbangnya Orde Baru
mengglobal. Oleh karena itu, birokrasi di menyadarkan banyak pihak akan perlunya
Amerika Serikat harus melakukan dan bergunanya perubahan bagi tatanan-
reformasi institusi administrasi publik tatanan sosial yang ada. Keterbukaan,
agar lebih memiliki karakter akses yang lebih lebar, dan tuntutan pada
kewirausahaan. perbaikan standar hidup dan kelayakan
Menurut Trikartono (2006), gerakan hidup masyarakat, membuat urgensi
reformasi administrasi di dunia global perubahan dalam birokrasi dan kebijakan
didorong oleh empat tekanan, yakni publik yang dilakukan.
politik, ekonomi, sosial, dan institusional. Ketiga, krisis ekonomi yang terjadi
Tidak jauh berbeda dari gerakan reformasi pada tahun 1997 dan disusul kemudian
administrasi di Indonesia. Terjadinya pada tahun 2008 menyebabkan dorongan-
gerakan reformasi ini diakibatkan oleh dorongan besar lapisan masyarakat akan
beberapa tekanan yang muncul. perubahan. Krisis ekonomi global telah
Pertama, tuntutan akan perubahan menyebabkan terpuruknya kondisi
sistem politik yang lebih demokratis pada ekonomi negara dan rakyat. Itulah
semua aspek kehidupan bangsa mulai sebabnya diperlukan perangkat dan sistem
disuarakan ketika terjadinya krisis administrasi publik yang lebih baik untuk
ekonomi kala tahun 1997. Kekuasaan mengatasi krisis yang ada. Dari sinilah
rezim Orde Baru Suharto yang kala itu gerakan perubahan mulai bordering.
begitu kuat, otoriter, sentralistik, dan tidak Keempat, tuntutan bahwa negara-
memberikan akses kepada rakyat untuk negara di dunia harus terlibat dalam
berpartisipasi lebih besar dalam aktivitas perdagangan dan pasar bebas global dan
pemerintahan, tetapi hanya terlibat dalam organisasi-organisasi dunia
mengutamakan atau member privilege menyebabkan tuntutan kepada sistem dan
proses administrasi publik yang lebih pemilihan presiden secara langsung,
profesional dan berstandar internasional. namun terutama ditantang untuk mampu
Keluar-nya beberapa investor besar asing keluar dari berbagai masalah agar dapat
di Indonesia misalnya, adalah salah satu memenangkan pertarungan dengan
contoh karena sistem administrasi dan bangsa-bangsa lain.
birokrasi tanah air yang tidak profesional, Dari apa yang telah dikemukakan di
lamban, berbelit-belit, dan terlalu banyak atas, administrasi publik dapat menempati
pungutan liar yang tidak jelas. Pindahnya tempat di jantung gerakan demokratisasi
pabrik Sony ke Singapura dan diikuti oleh politik, asalkan memenuhi paling tidak
perusahaan-perusahaan besar seperti Nike, tiga persyaratan. Pertama, mampu
Samsung, dan sebagainya, telah melakukan perencanaan strategis yang
menyebabkan bertambahnya menyeluruh. Kedua, mempunyai struktur
pengangguran di Indonesia dan organisasi yang tidak terlalu hierarkis dan
berkurangnya devisa negara. parokial. Ketigamembebaskan diri dari
Kelima, tuntutan daerah untuk pendekatan dan kultur militeristik dalam
menjalankan roda pemerintahannya melakukan pelayanan publik.
sendiri tanpa tergantung pada pemerintah,
Dynamic Governance
juga telah banyak mengubah birokrasi dan
Istilah governance telah lama kita
administrasi di pusat dan daerah. Otonomi
kenal, yaitu menunjuk pada hubungan
daerah merupakan salah satu dorongan
antara pemerintah/negara dengan
penting bagi pelaksanaan reformasi
warganya sehingga memungkinkan
adrninistrasi yang lebih baik dan
berbagai kebijakan dan program dapat di
mendukung pencapaian tujuan
rumuskan, diimplementasikan, dan dieva-
pemerintahan.
luasi. Kaufmann, Kraay dan Mastruzzi
Dalam banyak hal, reformasi politik
(2004) mengatakan ”Governance is the
yang bergulir sampai saat ini sekali lagi
relationship between governments and
tampak berada dalam jalur yang benar.
citizens that enable public policies and
Yang dibutuhkan adalah kesabaran untuk
programs to be formulated, implemented
bertahan dan konsistensi untuk melakukan
and evaluated. In the broader context, it
langkah-Iangkah sistematis yang
refers to the rules, institutions, and
diperlukan. Proses demokratisasi di
networks that determine how a country or
Indonesia tidak hanya diuji melalui
an organization functions” (Govern-
ance/kepemerintahan adalah hubungan institusi dan pola hubungan antar
timbal balik antara pemerintah dan pemangku kepentingan. Terkait dengan
warganya yang memungkinkan berbagai pemahaman tersebut, Boon, dan Geraldine
kebijakan publik dan program (2007: 52) memaknai Governance sebagai
dirumuskan, dilaksanakan, dan dievaluasi. “ the choosen path, policies, institutions
Dalam kontek lebih luas menunjuk pada and the resultant structures that
sejumlah aturan, institusi, dan jaringan collectively provide the incentives and
yang menentukan berfungsinya suatu constraints to facilitate or impede
negara atau organisasi). Sedang dari interactions that lead to economic
persfektif sektor publik (Andrew, 2004) progress and social wellbeing”
memaknai Governance sebagai “the (penentuan berbagai kebijakan, institusi
manner in which the government, working dan struktur yang dipilih, yang secara
together with other stakeholders in bersama mendorong untuk memudahkan
society, exercices its authority and interaksi kearah kemajuan ekonomi dan
influence in promoting the collective kehidupan sosial lebih baik).
welfare of society and the long-terms Selanjutnya, dari makna tersebut,
interested of the nation” (Cara pemerintah Boon dan Geraldine merumuskan
bekerja sama dengan pemangku Dynamic Governance sebagai “to how
kepentingan lain dalam masyarakat, these choosen paths, policies, institutions,
menerapkan kewenangan dan and structures adapt to an uncertain and
mempengaruhi dalam mengusahakan fast changing envinronment so that they
kesejah-teraan masyarakat dan tujuan remain relevant and effektif in achieving
jangka panjang dari suatu bangsa). the long-term desired outcomes of
Oleh karena menyangkut penentuan society” (bagaimana bekerjanya berbagai
cara pemerintah mengupayakan kebijakan, institusi dan struktur yang telah
kesejahteraan masyarakat dan pencapaian dipilih sehingga dapat beradaptasi dengan
tujuan jangka panjang dari suatu bangsa, ketidak-menentuan dan perubahan
maka pada negara demokratis cara yang lingkungan yang cepat sehingga
ditempuh adalah dengan melibatan semua kebijakan, institusi dan struktur tersebut
pemangku kepentingan (stakeholders) tetap relevan dan efektif dalam
yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat pencapaian keinginan jangka panjang
dalam merumuskan kebijakan, penetapan masyarakat).
Bertitik tolak pemahaman tersebut di oleh aparatur pemerintah yang bebas
atas, maka konsep operasional dari dari tekanan politik, komitmen
Governance (kepemerintahan) adalah pemerintah untuk membuat kebijakan
”cara yang ditempuh pemerintah suatu dan melaksanakan kebijakan yang
negara dalam menjalankan roda berkualitas;
pemerintahan bagi pencapaian tujuan 4. Aturan perundang-undangan yang
negara”. Dalam kaitannya dengan cara berkualitas – kemampuan pemerintah
menjalankan roda pemerintahan, di untuk membuat dan
samping kita mengenal adanya asas-asas mengimplementasikan kebijakan
penyelenggaraan kepemerintahan yang (perundang-undangan) yang
baik dalam good governance (disebut mendorong peran swasta dalam
good governance karena pemerintah pembangunan;
melibatkan masyarakat dan sektor swasta 5. Penegakan hukum - meyakinkan
dalam penyelenggaraan pemerintahan), berbagai pihak bahwa aturan hukum
Bank Dunia (dalam World Bank akan dipatuhi, terutama keberlang-
Economics Review, vol 18, 2002) juga sungan kontrak-kontrak yang telah
merekomendasikan perlunya disepakati, demikian juga polisi, jaksa
memperhatikan enam dimensi dari dapat menegakkan hukum secara adil;
governance yaitu: dan
1. Kebebasan dan akuntabilitas – 6. Pengendalian atau penghapusan
perluasan peranserta masya-rakat korupsi.
dalam memilih penyelenggara
Sedang konsep operasional dari
pemerintahan, kebebasan berekspresi,
Dynamic Governance adalah
kebebasan berorganisasi, dan
”kemampuan pemerintah menye-suaikan
kebebasan pers;
kebijakan dengan perubahan lingkungan
2. Stabilitas politik dan tidak ada lagi
global yang cepat dan tidak menentu
kekerasan – tidak ada lagi pergantian
sehingga tujuan yang ditetapkan dapat
pemerintahan lewat kekerasan, secara
tercapai”.
tidak konstitusional dan memerangi
Elemen dan Sistem Dynamic
terorisme; Governance
3. Pemerintahan yang efektif – Perubahan merupakan esensi dasar
pelayanan publik yang berkualitas dalam dynamic governance karena untuk
dapat menyesuaikan cara yang ditempuh (growth), stabilitas (stability), bijaksana
pemerintah dalam menjalankan roda (prudence), dan mandiri (self-
pemerintahan dengan dinamika perubahan reliance);kedua, kemampuan yang
lingkungan diperlukan berbagai dinamis meliputi: thinking ahead (berpikir
perubahan baik dari aspek rencana ke depan), thinking again (mengkaji
maupun implementasinya. Rencana dan ulang), dan thinking across (belajar dari
implementasi harus adaptif dengan besar pengalaman negara/organisasi lain).
kecilnya ketidakmenentuan masa depan Kedua elemen pokok di atas ditopang oleh
lingkungan global. Perubahan umumnya able people dan agile processes (orang
merupakan hasil perpaduan dari dua unsur yang berkemampuan dan dilakukan
yaitu; budaya (budaya organisasi dengan proses yang baik), serta
pemerintah) dan kemampuan (organisasi dipengaruhi oleh future uncertainties and
pemerintah). external practise (ketidakpastian masa
Terkait dengan perubahan sebagai mendatang dan praktek/kebiasaan negara
esensi dasar dynamic governance, maka atau organisasi lain).
dua elemen dari dynamic governance
menurut Boon, dan Geraldine (2007: 12-
46) adalah pertama; budaya organisasi
pemerintah meliputi; integrity (integritas),
incorruptibility (tidak dapat disuap/tidak
korupsi), meritocracy (berdasar bakat &
kemampuan/prestasi), market (orientasi
pasar yang berkeadilan), pragmatism
(mudah menyesuaikan/lebih berorientasi
pada pencapaian tujuan negara daripada
berkutat soal idiologi), multi-racialism
(berbagai etnik dan kepercayaan),
termasuk juga dalam budaya adalah:
aktivitas negara (state activism), rencana
dan tujuan jangka panjang (long term),
kebijakan yang sesuai kehendak
masyarakat (relevance), pertumbuhan
Kerangka Sistem Good Governance Yang
Dinamis
Political
Leadership

Dynamic
Capability

Change
Public Adm Conceptualize
Thinking ahead
(Agile Processes)
Policy
Dynamic
Adaptive
Challenge
Good
Education Thinking again Policies Execution
Governance
(Able people) Customize

Thinking across
Globalization
(External Practice)

Constrains Confronts Catalyzes

Culture

Sumber: Adapted from Neo dan Chen (2007)

Thinking Ahead merupakan adalah mengajak orang untuk berpikir


kemampuan mengidentifikasi faktor strategis sehingga mereka dapat melihat
lingkungan berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan pembangunan masa depan yang
pembangunan masa mendatang, lebih masuk akal, berbeda dengan apa
memahami dampaknya terhadap sosio- yang mereka angankan. Oleh karena
ekonomi masyarakat, mengidentifikasi meninjau masa depan merupakan latihan
pilihan-pilihan investasi yang berfikir untuk menggali sinyal-sinyal yang
memungkinkan masyarakat memanfaat akan menghampiri/datang, sehingga
kan kesempatan baru dan menghindari menjadikan kita peka terhadap
potensi ancaman yang dapat menghambat kemungkinan hambatan yang akan kita
kemajuan masyarakat. Berpikir ke depan lalui di masa depan.
ini akan mendorong institusi pemerintah Proses berpikir ke depan atau meninjau
untuk menilai dan meninjau kembali masa depan ini meliputi:
kebijakan dan strategi sedang berjalan, 1. Menggali berbagai kemung-kinan dan
memperbaharui target dan tujuan, dan antisipasi terhadap berbagai
menyusun konsep baru kebijakan yang kecenderungan masa depan yang
dipersiapkan menyongsong masa depan. memiliki dampak signifikan terhadap
Berpikir ke depan bukan sekedar tujuan kebijakan;
meramalkan masa depan yang penuh 2. Merasakan dampak pemba-ngunan
ketidakpastian dan sekedar membuat terhadap pencapaian tujuan
perencanaan formal tetapi lebih dari itu pembangunan sedang berjalan, dan
menguji efektivitas kebijakan, Kaji ulang dimaksudkan untuk
strategi, dan program sedang berjalan; melihat kelaikan dan kecocokan
3. Menentukan pilihan-pilihan yang kebijakan, strategi, dan program sedang
akan digunakan sebagai persiapan berjalan dengan kondisi sedang dihadapi
menghadapi timbul-nya ancaman dan masa mendatang akibat perubahan
terhadap peluang yang baru; dan lingkungan global yang cepat. Proses
4. Memengaruhi para pembuat memikirkan kembali/kaji ulang meliputi:
kebijakan kunci dan para pemangku 1. Menganalisis dan meninjau kinerja
kepentingan untuk memperhatikan terakhir berdasarkan umpan balik
isu-isu yang muncul secara serius dan masyarakat;
mengajak mereka untuk 2. Mencari penyebab mendasar tercapai
membicarakan kemungkinan respon/ atau tidak tercapainya sebuah target;
tanggapan yang akan diambil. 3. Meninjau kembali kebijakan, strategi,
dan program untuk mengidentifikasi
Thinking Again merupakan
faktor-faktor menonjol penyebab
kemampuan meninjau kembali berbagai
keberhasilan dan kegagalan;
kebijakan, strategi, dan program sedang
4. Mendesain kembali kebijakan dan
berjalan. Apakah hasil yang dicapai oleh
program, sebagian atau seluruhnya
kebijakan, strategi, dan program telah
sehingga kinerja dapat diperbaiki dan
meenuhi harapan banyak pihak atau perlu
tujuan tercapai secara lebih baik; dan
didisain ulang untuk mendapatkan kualitas
5. Menerapkan kebijakan dan sistem
hasil yang lebih baik. Kerangka waktu
baru sehingga masyarakat dan
melakukan kaji ulang mulai dari kondisi
pelanggan menikmati pelayanan dan
yang sekarang dihadapi sampai masa
outcome lebih baik.
waktu berlakunya kebijakan, strategi, dan
program, dengan membandingkan apa Thinking Across merupakan
yang dicapai dengan apa yang diinginkan. kemampuan untuk mengadopsi pikiran,
Kaji ulang dilakukan terhadap hal-hal pendapat, ide-ide lain di luar kerangka
yang sudah terjadi mencakup pemanfaatan berpikir (mindset) yang secara tradisional
data, informasi-informasi baru, telah melekat dan menjadi dasar
ukuran/standar yang telah ditentukan, melakukan sesuatu. Dengan belajar dari
warisan masalah dari suatu kebijakan atau pengalaman dan pemikiran orang lain
program, dan umpan balik yang diterima. dalam mengelola sebuah negara atau
pemerintahan akan didapat ide-ide dan 3. Evaluasi apa yang dapat diterapkan
pemikiran segar dalam melakukan inovasi pada kontek lokal (tempat kerja,
bagi perbaikan kebijakan, strategi, dan masyarakat setempat/lokal),
program bagi peningkatan kesejahteraan pertimbangkan hal-hal dan kondisi
masyarakat. Falsafah dasar dalam thinking unik yang mungkin dapat diterima
across ini adalah present-outside, future- masyarakat lokal;
inside yang dapat dimaknai saat ini 4. Ungkapkan hubungan antara ide-ide
pikiran-pikiran brilian, kebijakan, strategi baru atau kombinasikan ide-ide
dan program yang baik-baik masih berbeda yang dapat menciptakan
menjadi milik negara atau organisasi lain pendekatan yang inovatif terhadap
tetapi ke depan akan menjadi milik kita. isu-isu yang muncul; dan
Belajar dari pihak lain bukan sekedar 5. Sesuaikan kebijakan dan program
teknis operasional, tetapi lebih penting dengan kebutuhan setempat/lokal.
dari itu adalah menyangkut mengapa
Proses berpikir ke depan, berpikir
pihak lain dapat menyelesaikan masalah
ulang, dan berpikir ke luar dari mindset
yang sama dengan cara berbeda,
yang sudah terbentuk merupakan proses
bagaimana mereka mendesain suatu
pembelajaran yang harus dilakukan oleh
kebijakan atau program sesuai dengan
pemerintah karena: Pertama, untuk
karakteristik kemajuan masyarakat
memahami pengaruh dari masa`depan
setempat, dan lain-lain yang bersifat
terhadap perkemba-ngan dalam negeri
inovatif dan kreatif.
sehingga dapat dipersiapkan suatu
Proses thinking across ini meliputi:
kebijakan yang memungkinkan warganya
1. Mencari dan menemukan praktik-
menga-tasi masalah yang akan dihadapi.
praktik implementasi suatu
Kedua, Kerusakan lingkungan physik dan
kegiatan/program yang kurang lebih
non physik akan berdampak pada
sama/memiliki kemiripan;
mandulnya kebijakan meskipun telah
2. Refleksikan atau gambarkan tentang
dibuat sebaik dan seteliti mungkin. Oleh
apa yang mereka lakukan, mengapa
karena itu proses peninjauan ulang
dan bagaimana mereka melakukan,
(thinking again) perlu dilakukan untuk
ambil pelajaran dari pengala-man
menilai apakah kebijakan tersebut masih
yang mereka lakukan;
relevan dengan agenda nasional atau
tujuan jangka panjang. Ketiga, dalam
pemikiran baru tentang ekonomi, untuk berkaitan dengan cara, mekanisme atau
tetap bertahan memerlukan pembelaja-ran prosedur yang benar dalam melakukan
dan inovasi untuk menghadapi tantangan thinking ahead, thinking again, dan
baru sehingga tercipta berbagai thinking across, cara yang benar dimaksud
kesempatan dan peluang. Untuk itu adalah berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah
pemerintah perlu melihat perkembangan tidak tercampur dengan kehendak pribadi
negara lain agar dapat diterapkan di dalam atau terkontaminasi keinginan politik
negeri. kelompok tertentu atau sekedar formalitas
Pada gambar di atas tampak bahwa untuk menghabiskan anggaran.
kemampuan untuk melakukan thinking Thinking ahead dipengaruhi secara
ahead, thinking again, dan thinking across tidak langsung oleh masa depan yang
harus didukung oleh orang yang memiliki tidak menentu (future uncertainties) yang
kemampuan (able people) dan harus dapat terjadi karena instabilitas socio-
dilakukan dengan proses yang baik/benar ekonomi, politik maupun karena terorisme
(agile processes). Orang yang dan bencana alam. Ketidak-menentuan
berkemampuan artinya adalah orang- masa depan ini akan memberi wawasan
orang yang dapat atau mampu membaca (insight) bagi pencarian kebijakan yang
masa depan yang akan menghampiri cocok (fit) untuk membangun sebuah
berdasarkan fakta, gejala dan konsep (conceptualize) baru dalam
perkembangan masa kini ditambah mengadopsi suatu kebijakan yang adaptif
proyeksi akibat perubahan global yang (adaptive policies). Demikian juga dengan
cepat. Orang berkemampuan juga thinking across secara tidak langsung
bermakna orang yang memiliki dipengaruhi oleh praktik-praktik
kewenangan, karena banyak orang penyelenggaraan pemerintahan (external
memiliki kemampuan seperti disebut di practices) negara lain, dan akan
atas tetapi tidak memiliki kesempatan dan melahirkan ide-ide/pemikiran (ideas) baru
kewenangan (kewenangan formal/ yang didapat melalui pertukaran
kewenangan akademik). Kewenangan pengalaman (trade-offs) dan pada
formal terkait dengan jabatan/posissi gilirannya thinking across akan
seseorang secara struktural, dan kewengan membudaya pada setiap pembuatan
akademik terkait dengan kapasitas kebijakan yang adaptif.
keilmuan yang dimiliki. Agile processes
Hal lain lain memiliki pengaruh dynamic governance dapat diterapkan
mendasar dalam dynamic governance pada organisasi publik maupun privat.
adalah budaya, yang meliputi prinsip, Pada penyelenggaraan pemerintahan
semangat tidak korup, orientasi pasar, misalnya, kegiatan thinking ahead
pragmatis, multi-etnik dan kepercayaan, dilakukan dengan menganalisis dan
berorientasi jangka panjang, keterkaitan memproyeksi apa yang akan dihadapi
dengan kebutuhan masyarakat, dalam 10, 15 atau 20 tahun ke depan
pertumbuhan (ekonomi), stabilitas, berdasarkan arah kecenderungan
Kebijak-sanaan dan kebanggaan sebagai perubahan (nasional, regional, dan
sebuah bangsa, serta kemandirian, yang global), konstalasi politik, dan sosio-
semuanya memengaruhi dan melahirkan ekonomi masyarakat. Sederetan asumsi
tiga kemungkinan, yaitu: menghambat dan proyeksi serta pertanyaan dapat
(constraints), berten-tangan (confronts), diajukan sebagai langkah awal melakukan
dan menghubungkan /penghubung analisis seperti: proyeksi laju
(catalyzes). Dalam praktek pada banyak pertumbuhan penduduk, derajat kesehatan
negara terdapat sebagian atau seluruh masyarakat, tingkat konsumsi/daya beli
budaya menghambat, bertentangan atau dan pendidikan masyarakat, ketersediaan
penghubung (mendukung) proses dynamic lapangan kerja, pertumbuhan angkatan
governance. kerja, kebutuhan ketersediaan
Kebijakan yang diputuskan untuk infrastruktur pertanian (lahan perkebunan,
diadopsi sebagai hasil proses thinking persawahan, perkebunan, dan jaringan
ahead, thinking again, dan thinking across infrastruktur pendukung lainnya) bagi
selanjutnya diimplementasikan sebagai daerah yang memiliki potensi agraris,
semangat kepemerintahan yang dinamis kebutuhan ketersediaan infrastruktur
(Dynamic Governance). ekonomi (perbankan, lembaga keuangan,
pasar modern/tradisional), infrastruktur
Implementasi Dynamic Governance
sosial, pendidikan, dan kesehatan (jalan,
Oleh karena esensi dasar dari
tempat ibadah, tempat rekreasi, gedung
dynamic governance adalah perlunya
sekolah, rumah sakit, pusat-pusat
melakukan perubahan untuk
kesehatan masyarakat, dan lain-lain),
mengantisipasi perubahan yang cepat dan
proyeksi peluang pasar bagi hasil
kadang tidak terantisipasi, maka konsep
pertanian dan industri, proyeksi kebutuhan
tingkat kualitas dan jenis keterampilan dipimpinnya? Apakah pimpinan daerah
serta jumlah aparat pemerintah yang dapat bekerja secara adil, dan hanya
dibutuhkan pada masing-masing satuan berpihak kepada kepentingan rakyat
kerja pemerintah daerah, kriteria pimpinan bukan kepentingan pribadi atau kelompok
pimpinan daerah masa depan, dan lain- politiknya? Apakah penempatan pejabat
lain. pada jabatan tertentu telah sesuai aturan
Dalam thinking again dapat yang ada? Apakah ada jaminan karier bagi
dipertanyakan: apakah kebijakan, strategi, pejabat/pegawai berprestasi? dan lain-lain.
dan program pembangunan sedang Kaji ulang dimaksudkan untuk melihat
berjalan sudah tepat? Apakah sudah kesiapan kemampuan pemerintah untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan pasar melaksanakan tugas masa kini dan masa
(masyarakat)? Apakah pembangunan datang.
berjalan telah meningkatkan derajat Thinking across dapat dilakukan
kesehatan masyarakat, meningkatkan daya dengan belajar dari pengalaman negara
beli masyarakat, mengurangi penduduk lain atau institusi sejenis baik di dalam
miskin, meningkatkan pola pikir dan negeri maupun luar negeri. Mendatangkan
tingkat pendidikan masyarakat? Apakah orang yang dianggap ahli pada bidang
anggaran tersedia lebih banyak digunakan tertentu yang dibutuhkan atau
untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat mengirimkan pejabat/pegawai pada
melalui penyediaan lapangan kerja, institusi tertentu ke atau negara lain agar
pengembangan usaha rakyat, penyediaan memperoleh pengetahuan baru sesuai
infrastruktur? Apakah kuantitas dan bidang masing-masing. Tujuannya adalah
kualitas aparatur pemerintah telah tersedia menambah kemampuan, baik konseptual,
memadai, dan bekerja optimal sesuai managerial, teknis, maupun kemampuan
bidangnya? Apakah satuan kerja sosial. Banyak Negara yang memiliki
perangkat daerah telah melaksanakan karakteristik budaya, geografi, dan sumber
tugas pokok fungsi masing-masing secara daya yang relatif sama dan berhasil dalam
optimal? Apakah kepemimpinan pembangunan dapat dijadikan pelajaran
pemerintahan daerah dapat mengorganisir untuk membangun Negara. Tukar
secara baik dan memberikan dukungan menukar pengalaman dan informasi untuk
moral dan material secara memadai pada kebaikan bersama antar organisasi
segenap aparat pemerintah yang pemerintah diyakini akan bermanfaat bagi
pelaksanaan pembangunan Negara saat ini bahkan menyengsarakan rakyat jika
dan masa akan datang. dijalankan tanpa komitmen tinggi.

Faktor Pendukung 2. Pengisian jabatan


Penerapan konsep dynamic Pengisian jabatan tersedia harus
governance pada pemerintahan tergantung benar-benar didasarkan pada syarat-
banyak hal. Akselerasi perubahan juga syarat yang tertuang dalam peraturan
dipengaruhi oleh banyak variabel, perundang-undangan dan kemampuan
beberapa kondisi/faktor yang perlu prestasi pegawai (merit system) bukan
diperhatikan bagi penerapan dynamic atas dasar lain. Penyimpangan secara
governance di daerah, antara lain: sengaja atau pengabaian terhadap
1. Komitmen ketentuan berlaku akan merusak karier
Komitmen di sini diartikan pegawai dan dan pada gilirannya dapat
sebagai kesungguhan dari merugikan masyarakat. Hal ini penting
pemerintahan (Presiden, Menteri, diperhatikan, karena yang dapat
DPR) untuk melakukan perubahan melakukan proses thinking ahead,
yang konsisten dan berkelanjutan bagi thingking again, dan thinking across
kemajuan penyelenggaraan adalah para pejabat yang memiliki
pemerintahan. Komitmen dari para kewenangan formal maupun akademik.
pejabat tersebut merupakan hal Pejabat yang diangkat dan ditunjuk
fundamental mengingat posisi dan untuk menduduki jabatan tertentu atas
kewenangan mereka sebagai pembuat dasar selera dan kedekatan hubungan
dan sekaligus pelaksana kebijakan. dengan yang menunjuk dan
Sebagai pembuat kebijakan, mengangkat tanpa memperhatikan
menentukan arah pembangunan yang kemampuan dan syarat administratif
ingin dicapai melalui segenap peraturan lainnya, diyakini tidak akan dapat
perundangan dan keputusan pendukung melakukan perubahan yang signifikan.
lainnya, dan sebagai eksekutor pulalah
3. Pragmatisme
yang melaksanakan sekaligus
Dalam banyak kasus hanya
mengawasi berjalan tidaknya kebijakan
sedikit orang yang konsisten dengan
yang dibuat. Kewenangan Pemerintah
idealismenya, meskipun pada awal
yang begitu besar seperti diamanatkan
banyak orang memiliki idealisme
Undang-undang dapat merugikan dan
namun pada pertengahan jalan larut
dengan kepentingan jangka pendek menyangkut sumber daya aparatur
mengejar keuntungan pribadi, suku, pemerintahan pusat tetapi juga
dan golongan. Pragmatisme terkait juga pemerintah daerah dan keseluruhan
dengan budaya ingin serba seketika warga masyarakat. Tingkat pendidikan,
(instan) yang telah terbentuk sebagai moral dan budaya masyarakat akan
sebuah mindset dengan mengabaikan menentukan tingkat akseptabilitas
proses. Peningkatan jenjang pendidikan terhadap suatu perubahan yang pada
yang niat awalnya sebagi upaya gilirannya berimbas pada pola pikir,
peningkatan kualitas diri, namun dalam gaya kepemimpinan, dan kemampuan
praktik dilakukan sekadar untuk sumber daya aparatur pemerintahan,
mendapat ijazah setingkat lebih tinggi karena aparatur merupakan bagian dari
tanpa tambahan pengetahuan yang warga masyarakat.
memadai, adalah contoh kecil
Kesimpulan
pragmatisme. Ketidakmampuan unsur
Konsep operasional dari Dynamic
pimpinan pemerintahan daerah untuk
Governance adalah ”kemampuan
menjaga integritas, kejujuran dan
pemerintah menyesuaikan kebijakan
menegakkan keadilan dalam berbagai
dengan perubahan lingkungan global yang
hal akan mendorong tumbuhnya
cepat dan tidak menentu sehingga tujuan
primordialisme yang dapat menjadi
yang ditetapkan dapat tercapai”.
lahan bagi berkembangnya pragmatis
Terkait dengan perubahan sebagai
dan pada gilirannya akan merugikan
esensi dasar dynamic governance, maka
organisasi dan masyarakat.
dua elemen dari dynamic governance
4. Kemampuan Sumber Daya menurut Boon, dan Geraldine (2007: 12-
Secara garis besar sumber daya 46) adalah pertama, budaya organisasi
menyangkut dua hal yaitu sumber daya pemerintah. Kedua, kemampuan yang
yang tampak/tangible (sumber daya dinamis meliputi: thinking ahead (berpikir
alam, sarana/prasarana, sumber daya ke depan), thinking again (mengkaji
manusia) dan sumber daya tidak ulang), dan thinking across (belajar dari
tampak/intangible (konsep, pikiran, pengalaman negara/organisasi lain).
moral, budaya, kepemimpinan, Kedua elemen pokok di atas ditopang oleh
peraturan, dan lain-lain). Khusus able people dan agile processes (orang
sumber daya manusia tidak saja yang berkemampuan dan dilakukan
dengan proses yang baik), serta Harcourt Brace College
Publishers.
dipengaruhi oleh future uncertainties and
Huntington dalam Mark Turner and David
external practise (ketidakpastian masa Hume, Governance,
mendatang dan praktek/kebiasaan negara Administration, and Development.
Making the State Work,
atau organisasi lain). (MacMillan Press Ltd.: London,
Kebijakan yang diputuskan untuk 1997), p.48.
diadopsi sebagai hasil proses thinking Janet V. Denhardt dan Robert B.
Denhardt, The New Public
ahead, thinking again, dan thinking across Sercvice: Serving, Not Steering
selanjutnya diimplementasikan sebagai (New York: M.E. Sharpe, Inc.,
2003)
semangat kepemerintahan yang dinamis
Kaufmann Daniel, Aart Kraay, dan
(Dynamic Governance). Massimo Mastruzzi (2004).
Penerapan konsep dynamic Governance Matters III;
Governance Indicators for 1996,
governance pada pemerintahan tergantung 1998, 2000 and 2002,” World
banyak hal. Akselerasi perubahan juga Bank Economic Review. Vol 18.
dipengaruhi oleh banyak variabel, Lee, Hahn-Been. 1976. Bureaucratic
Model and Administrative
beberapa kondisi/faktor yang perlu Reforms. In. Ann F. Leemans.
diperhatikan bagi penerapan dynamic Development and Change. An
Administrative Reform: An
governance di daerah antara lain: Overview. (Institut of social
Komitmen, Pengisian jabatan, Studies : The Haque,).

Pragmatisme, Kemampuan Sumber Daya. Michael E. Porter. 2007. Strategi Bersaing


(competitive strategy). Tangerang :
DAFTAR PUSTAKA Kharisma Publishing Group.
Owen E. Hughes, Public Management
Andrew, Tan et al. 2004. ”Principle of and Administration: An
Governance: Preserving Ours Introduction (London: The
Fundamentals, Preparing for the MacMillan Press Ltd., 1994), hal.
Future”. Special study report 58-85.
prepared by a group of
Administratif Officers. Singapore. Pasolong, Harbani. 2010. Teori
Administrasi Publik. Jakarta:
Boon Siong Neo, Geraldine Chen. 2007. Alfabeta. Santosa.
Dynamic Governance, Embedding
Culture, Capabilities and Change Penger, 2008. Sandra and Metka
in Singapore. World Scientific Tekavcic. Slovenian case of
Publishing Co. Pte. Ltd strategic change management in
the public sector: Towards the
Cooper, J Phillip (ed). 1998. Public Lisbon Strategy. Original scientific
Administration For The Twenty paperUDC.
First Century. New York USA :
Sondang P. Siagian. Zauhar, Soesilo. 2007. Reformasi
2004. Manajemen Sumber Daya Administrasi. Jakarta: Bumi
Manusia.Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Aksara. Zhijian,Z,De Guzman, R.P, dan Reforma,
Tri Kartono, Drajat. 2006. "Reformasi M.A.1992. Administrative
Administrasi: Dari Reinventing ke Reform. Manila: Eastern Regional
Pesimisme" dalam Spirit Publik, Organization For Public
Vol. 2INo.1, pp: 51-62. Administration (EROPA).
PENGARUH KOORDINASI DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN,
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BOGOR

Oleh
Sofar Silaen 1)
Yunus 2)

ABSTRAK

Penelitian yang dilakukan di lingkungan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan


Pelatihan Kabupaten Bogor ini meneliti fenomena produktivitas kerja pegawai yang
dipengaruhi oleh koordinasi dan komitmen kerja.
Tujuan penelitian: 1) Untuk mengetahui besarnya pengaruh koordinasi terhadap
produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Kabupaten Bogor; 2) Untuk mengetahui besarnya pengaruh komitmen kerja terhadap
produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Kabupaten Bogor; 3) Untuk mengetahui besarnya pengaruh koordinasi dan komitmen
kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor.
Penelitian, menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Survei
yang digunakan bertujuan memberikan gambaran tentang masing-masing variabel,
dengan cara menganalisis korelasi dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat. Populasi adalah pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Kabupaten Bogor sebanyak 74 orang. Penentuan sampel dengan teknik sampling jenuh,
sehingga jumlah sampel sebanyak 74 orang responden. Analisis data menggunakan
analisis kuantitatif dengan alat uji regresi linear sederhana dan berganda, uji t, uji F, uji
korelasi dan determinasi.
Hasil kesimpulan adalah: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan
koordinasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan
dan Pelatihan Kabupaten Bogor.; (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan
komitmen kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor; dan (3) Terdapat pengaruh positif dan
signifikan koordinasi dan komitmen kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas
kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor.
Kata Kunci: Koordinasi, Komitmen, dan Produktivitas

1
) Dosen STIAMI
2
) Direktur STIAMI Depok
Pegawai sebagai salah satu sumber tenaga kerja yang tinggi diharapkan dapat
daya organisasi mempunyai peran penting mencapai tujuan organisasi, termasuk
dalam kegiatan pengembangan dan organisasi pemerintah di daerah yang
pencapaian tujuan organisasi. Salah satu bertugas dalam bidang kepegawaian,
kriteria untuk mengetahui apakah pendidikan dan pelatihan di Kabupaten
pencapaian tujuan organisasi dapat Bogor.
dilaksanakan atau sebaliknya, yaitu Pemerintah Daerah (Pemda)
dengan melihat produktivitas kerja Kabupaten Bogor merupakan salah satu
pegawai. Produktivitas adalah Pemda di wilayah Provisi Jawa Barat
kemampuan memperoleh manfaat yang yang terus melakukan berbagai upaya
sebesar-besarnya dari sarana dan untuk membenahi sumber daya manusia
prasarana yang tersedia, dengan (SDM) yang ada. Sejalan dengan
menghasilkan keluaran (output) yang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
optimal. Sementara produktivitas kerja Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor,
merupakan kemampuan seseorang untuk dengan visi Kabupaten adalah
melakukan aktivitas dalam satuan waktu ‘Terwujudnya Masyarakat Kabupaten
tertentu. Bogor yang Bertakwa, Berdaya dan
Produktivitas kerja hubungannya Berbudaya Menuju Sejahtera’ maka
dengan organisasi merupakan pekerjaan menjadi sangat penting keberadaan badan
yang dilakukan seseorang dalam yang bertugas dalam bidang kepegawaian,
organisasi di tempat pegawai bekerja. pendidikan dan pelatihan. Badan tersebut
Dalam usaha mencapai tujuan organisasi selain untuk menunjang kelancaran
maka diperlukan produktivitas yang pelaksanaan manajemen Pegawai Negeri
tinggi, sehingga diharapkan tujuan Sipil (PNS) Daerah, meningkatkan
organisasi dapat tercapai sesuai yang telah kompetensi pegawai, sekaligus
ditetapkan organisasi. Produktivititas membangun pemerintahan yang baik
kerja pegawai pada suatu organisasi, (good govermance) di daerah.
termasuk organisasi pemerintah, Badan Kepegawaian, Pendidikan
merupakan suatu tuntutan dan bahkan dan Pelatihan Kabupaten Bogor
merupakan suatu keharusan untuk selalu merupakan unsur pendukung Bupati di
dapat ditingkatkan terus-menerus. Hal ini bidang kepegawaian, pendidikan dan
karena dengan tingkat produktivitas pelatihan. Badan ini dipimpin oleh
seorang Kepala Badan yang realisasi fisik program baru mencapai
berkedudukan di bawah dan bertanggung 98,89 % dan anggaran yang terserap
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris sebesar 97,35 % dari target sebesar 100
Daerah. Tugas pokok Badan %. Dari target pendaftaran peserta calon
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan ikatan dinas IPDN yang terealisasi 66,67
Kabupaten Bogor, yaitu melaksanakan % dan anggaran yang terserap sebesar
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan 97,52 % dari target 100 %. Pemberian
daerah di bidang kepegawaian, pengharargaan bagi PNS mencapai 92,50
pendidikan dan pelatihan. Adapun visi % dan anggaran yang terserap sebesar
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan 92,75 % dari target 100 %.
Pelatihan adalah: ‘Terwujudnya Program Pendidikan dan Pelatihan
Profesionalisme Aparatur Pemerintah diketahui, untuk Diklat Prajabatan bagi
Kabupaten Bogor Melalui Manajemen CPNS Daerah dari target jumlah peserta
Sumber Daya Aparatur Berbasis sebanyak 620 orang yang terealisasi 617
Kompetensi”. orang (99,52 %). Diklat Kepala Sekolah
Produktivitas kerja pegawai Badan Dasar dari target jumlah peserta sebanyak
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 60 orang yang terealisasi 59 orang (98,33
Bogor merupakan kemampuan pegawai %). Diklat Pencerahan Heart Intelegentia
menghasilkan keluaran (output) yang bagi Guru SMP Bidang Studi Bahasa
optimal, bahkan kalau mungkin Inggris dari target jumlah peserta
maksimal dalam peningkatan kapasitas sebanyak 30 orang yang terealisasi 29
pemerintah daerah, khususnya di bidang orang (96,94 %). Diklat Pengadaan
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan. Barang dan Jasa bagi Pejabat Pembuat
Berdasarkan Laporan Realisasi Komitmen dari target jumlah peserta
Kinerja Tahun 2011 Badan Kepegawaian, sebanyak 40 orang yang terealisasi 39
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten orang (97,50 %).
Bogor dikatahui produktivitas kerja Berdasarkan hasil observasi awal di
pegawai Badan tersebut belum seluruhnya lapangan, beberapa pegawai pada Badan
berjalan secara optimal. Berdasarkan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
laporan diketahui, dalam satuan waktu masih ada yang belum mencapai target
pekerjaan satu tahun untuk program pekerjaan dalam menyelesaikan
pelayanan administrasi perkantoran, pekerjaannya setiap satuan waktu yang
telah ditetapkan. Banyak kejadian betapa penyelarasan secara teratur berbagai
pemanfaatan waktu kerja yang merupakan kegiatan kerja, baik di lingkup Badan
upaya paling dasar dari produktivitas Kepegawaian dan Diklat Kabupaten
kerja banyak diabaikan, bahkan secara Bogor maupun dengan instansi lain,
sengaja dilanggar. Sikap mental seperti ini dalam rangka mencapai tujuan organisasi
tidak akan menimbulkan suasana kerja Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
yang optimis, apalagi diharapkan untuk Pelatihan Kabupaten Bogor.
menciptakan metode sistem kerja yang Berdasarkan observasi belum
produktif disemua perangkat yang ada. seluruh koordinasi berjalan selaras baik di
Misalnya masih ada pegawai yang lingkungan Badan Kepegawaian,
mengisi waktu kerjanya dengan bersantai- Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
santai, duduk-duduk mengobrol, makan, Bogor maupun dengan instansi lain.
minum dan merokok diluar jam istirahat, Beberapa ketidakselarasan tersebut seperti
menelepon keluarga atau teman ataupun adanya pemahaman yang berbeda dalam
izin keluar kantor untuk urusan-urusan menjalankan pekerjaan. Pelaksanaan
yang tidak mempunyai kaitan sama sekali peraturan yang dipahami berbeda
dengan tugas pekerjaannya. antarpegawai atau dengan instansi lain,
Kreativitas pegawai dalam sehingga perlu adanya pemahaman
menyelesaikan tugas-tugas masih perlu bersama terlebih dahulu.
ditingkatkan mengingat Badan Berdasarkan uraian-uraian di atas,
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan akan dilakukan penelitian dengan judul
Kabupaten Bogor ini berhubungan dengan “Pengaruh Koordinasi dan Komitmen
pengembangan pegawai yang ada di Kerja terhadap Produktivitas Kerja
daerah. Secara umum, aspek-aspek Pegawai pada Badan Kepegawaian,
produktivitas kerja pegawai pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Bogor”.
Bogor masih ada yang perlu dibenahi baik
Perumusan Masalah
oleh diri pegawai maupun dari pihak
Perumusan masalah dalam penelitian ini
manajemen.
adalah:
Koordinasi pada Badan
1. Seberapa besar pengaruh koordinasi
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
terhadap produktivitas kerja pegawai
Kabupaten Bogor merupakan
pada Badan Kepegawaian, Pendidikan suatu tugas. Apabila terdapat keadaan
dan Pelatihan Kabupaten Bogor? saling bergantung di antara kegiatan-
2. Seberapa besar pengaruh komitmen kegiatan maka hasil yang efektif akan
kerja terhadap produktivitas kerja dapat tercapai hanya apabila kegiatan-
pegawai pada Badan Kepegawaian, kegiatan tersebut dikoordinasikan.
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Koordinasi adalah hasil dari
Bogor? pengoordinasian seperti rencana adalah
3. Seberapa besar pengaruh koordinasi hasil dari perencanaan.
dan komitmen kerja secara bersama- Menurut Syafrudin (2006: 120):
sama terhadap produktivitas kerja “Koordinasi adalah usaha proses
pegawai pada Badan Kepegawaian, rangkaian kegiatan menghubungi,
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten bertujuan untuk menserasikan tiap
Bogor? langkah dan kegiatan dalam organisasi
agar tercapai gerak yang cepat untuk
KAJIAN LITERATUR
mencapai sasaran dan tujuan-tujuan yang
Teori Koordinasi
telah ditetapkan.”
Koordinasi adalah penyelarasan
Menurut Ndraha (2005: 290):
secara teratur atau penyusunan kembali
Koordinasi diartikan sebagai
kegiatan-kegiatan yang saling bergantung kegiatan yang dilakukan oleh berbagai
dari individu-individu untuk mencapai pihak yang sederajat (equal in rank or
order, of the same rank or order, not
tujuan bersama. Mengoordinasikan adalah subordinat) untuk saling memberi
mengupayakan pengeluaran seimbang informasi dan mengatur bersama
(menyepakati) hal tertentu, sehingga di
dengan sumber keuangan, perlengkapan satu sisi proses pelaksanaan tugas dan
dan alat-alat dengan kebutuhan produksi keberhasilan pihak yang satu tidak
mengganggu proses pelaksanaan tugas
dan seterusnya. dan keberhasilan pihak lain, sementara
Koordinasi penting dalam di sisi lain yang satu langsung atau
tidak langsung mendukung pihak lain.
organisasi-organisasi yang kompleks,
Berdasarkan penjelasan tersebut
karena di situ terdapat banyak kegiatan
maka koordinasi merupakan kerja sama
yang berlainan dilakukan oleh banyak
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
orang dalam banyak bagian. Kebutuhan
sederajat, untuk saling mengetahui dan
akan koordinasi timbul sewaktu-waktu
memahami masing-masing pekerjaan,
apabila seseorang atau kelompok
sesuai dengan tanggungjawab pekerjaan
bertanggung jawab atas kesempurnaan
yang dilaksanakan. Jadi koordinasi dari administrasi terdapat: “Planning,
dilaksanakan untuk saling mendukung Organizing, Commanding, Coordinating
antara satu bagian dengan bagian lain and Controlling”, khususnya mengenai
yang sederajat. fungsi koordinasi dalam hal ini
Koordinasi ditinjau dari sudut memungkinkan adanya keterpaduan antar
normatif adalah sebagai kewenangan unit, antar pejabat serta keharmonisan
untuk menggerakkan, menyerasikan, organisasi.
menyelaraskan dan menyeimbangkan Teori Mooney dan Riley tentang
kegiatan-kegiatan yang spesifik atau koordinasi sebagai berikut: Prinsip
berbeda-beda agar semuanya terarah pada organisasi yang pertama adalah
pencapaian tujuan tertentu pada saat yang koordinasi yang berarti susunan yang
telah ditetapkan. Koordinasi ditinjau dari teratur dari usaha kelompok untuk
sudut fungsional diartikan guna menciptakan kesatuan tindakan dalam
mengurangi dampak negatif spesialisasi mencapai tujuan bersama. Semua prinsip
dan mengefektifkan pembagian kerja. organisasi lainnya berinduk kepada
Selanjutnya, James G. March dan koordinasi. Prinsip kordinasi ini
Herbert A. Simon (1999: 147) diterapkan melalui proses bertingkat
mengatakan bahwa koordinasi adalah dengan adanya rantai kewenangan yang
proses kesepakatan bersama secara bergerak atau mengalir dari atas ke
mengikat dari berbagai kegiatan dengan bawah ini di dalam struktur organisasi.
unsur yang berbeda. Keputusan, (Syafrudin, 2006: 227).
perencanaan, pengorganisasiaan dan Hasil dari proses ini akan berupa
sebagainya harus dilakukan secara efek fungsional sebagai rumusan tugas-
terkoordinasi sehingga tidak akan terjadi tugas tiap orang dalam rantai bertingkat
tabrakan kepentingan, sasaran, rencana tadi. Jadi dengan ringkas bahwa
dan sebagainya. koordinasi mempunyai proses yang
Menurut Fayol (1999: 108), “Hasil bertingkat dan juga suatu hasil, sedangkan
pekerjaan di dalam organisasi akan masing-masing dari prinsip, proses dan
berjalan lancar apabila dapat terwujud efek fungsional juga mempunyai prinsip
koordinasi dalam proses pekerjaan tersendiri, prosesnya sendiri dan efeknya
tersebut.” Kemudian, Fayol (1999:110) juga khusus. Prinsip, proses, dan efek-
mengatakan bahwa dalam unsur-unsur efek fungsional adalah fungsionalisasi
determinatif, aplikatif dan interpratif. sejumlah keahlian dan perhatian (skill
Fungsional determinatif diartikan sebagai and interest) yang saling bertentangan
fungsi mengidentifikasi tujuan-tujuan dan memimpinnya ke arah tujuan
yang luas. Fungsionalisasi aplikasi berarti bersama.
penerapan sebenarnya dari kegiatan Koordinasi merupakan suatu usaha
yang perlu. Fungsionalisasi interpratif untuk menyatukan tujuan-tujuan dan
berhubungan dengan analisis tentang apa tindakan-tindakan berbagai bidang,
yang telah dicapai dibandingkan dengan instansi, unit sehingga merupakan suatu
apa yang sesungguhnya diharapkan. kebulatan pemikiran yang ditentukan dan
Koordinasi menurut Pfiffner dan dipahami bersama kegiatan-kegiatan dari
Presthus (1997: 107) adalah “tugas pokok unit-unit atau bagian-bagian dari suatu
atau “central task” dari seorang eksekutif organisasi yang terpisah untuk
di dalam suatu organisasi yang besar memberikan kesatuan tindakan guna
adalah koordinasi. Pemegang tugas pokok mencapai tujuan bersama.
ini dalam pemerintahan adalah pejabat-
Peran Koordinasi
pejabat yang membuat kebijaksanaan
Pentingnya koordinasi dapat dilihat
yang dinamakan Policy making civil
dari pendapat Bernard (1998: 283). yaitu
servant.”
koordinasi yang dapat dicapai melalui
Orang-orang yang mempunyai
leadership merupakan faktor yang penting
keahlian khusus dan berbeda pandangan
bagi organisasi karena merupakan
serta latar belakang sering cenderung
leadership sebagai kualitas, dampak, sifat
untuk memisahkan diri. Hal ini perlu
dan tanggung jawab yang dapat mengikat,
dihindari, sedangkan mereka yang
mempersatukan kehendak-kehendak dari
melaksanakan tugas pokok organisasi
orang-orang untuk mencapai tujuan di
merasa mempunyai status paling utama
luar kemauannya sendiri.
dan orang lain dianggap sebagai
Koordinasi akan sungguh
pembantu saja.
diperlukan bilamana setiap instansi
Untuk mengatasi hal tersebut maka
pemerintah ataupun swasta ingin
koordinasi dapat dijadikan alat. Dalam
mencapai produktivitas yang berhasil
hal ini, Pfiffner dan Presthus (1997: 111)
guna dan berdaya guna. Demikian halnya
mengatakan bahwa koordinasi merupakan
bahwa keterpaduan dan keserasian
suatu teknik untuk mempersatukan
semua usaha dan kegiatan, pemikiran,
dana dan daya guna dari semua untuk mengerjakan suatu pekerjaan
pemegang fungsi (unit atau instansi) akan tertentu akan tergantung kepada
merupakan sesuatu kekuatan yang ampuh suksesnya seseorang mengoordinasikan
sehingga kelemahan-kelemahan kegiatan-kegiatannya sendiri. Koordinasi
organisasi akan dapat teratasi. individu adalah penting untuk
Supaya organisasi dapat mencapai melaksanakan pekerjaan.
efektivitas dan efesiensi perlu adanya Koordinasi antara individu dalam
pembagian unit-unit dan penggolongan suatu kelompok merupakan kegiatan
pekerjaaan menjadi fungsi-fungsi yang koordinasi antara orang-orang yang
terpisah. Jadi, apabila organisasi bekerja dalam satu lingkungan atau
bertambah besar dan bertambah tajam organisasi. Koordinasi antara kelompok
spesialisasinya maka akan bertambah adalah koordinasi antara satu kelompok
sumber usaha koordinasi dijalankan. dengan kelompok atau antarbagian, baik
Demikian pula dengan bertambah itu dalam satu lingkungan organisasi atau
heterogen kegiatan-kegiatan tersebut perusahaan. Sedangkan koordinasi antara
maka akan bertambah sulit perusahaan, yaitu koordinasi antara suatu
koordinasinya. (Bernard, 1998: 288). organisasi atau perusahaan dengan pihak
lain di luar organisasi atau perusahaan.
Ruang Lingkup Koordinasi
Menurut Suganda (2008: 26) secara
Terry (1992: 27) menjelaskan
teoritis terdapat beberapa jenis koordinasi
bahwa ruang lingkup koordinasi dapat
sesuai dengan lingkup dan arah jalur-
ditinjau dari sudut bidang-bidangnya,
jalurnya, yaitu:
yakni: (1) Koordinasi dalam individu, (2)
1. Berdasarkan lingkupnya terdapat:
Koordinasi antara individu-individu dari
a. koordinasi intern, yaitu koordinasi
suatu kelompok, (3) Koordinasi antara
antarpejabat atau antarunit di
kelompok-kelompok dalam suatu
dalam suatu organisasi; dan
perusahaan, dan (4) Koordinasi antara
b. koordinasi ekstern, yaitu
perusahaan-perusahaan dan macam-
koordinasi antar pejabat dari
macam peristiwa dunia.
berbagai organisasi
Dari sudut pandang manajemen
atau antarorganisasi.
maka koordinasi dalam individu
2. Berdasarkan arahnya terdapat:
merupakan koordinasi yang paling
penting. Kemampuan seorang individu
a. koordinasi horizontal, yaitu yang mempunyai program yang berkaitan
koordinasi antara pejabat atau erat. Koordinasi instansional adalah
antarunit yang mempunyai tingkat koordinasi yang diterapkan terhadap
hierarki yang sama dalam suatu beberapa instansi yang menangani satu
organisasi antar- organisasi yang urusan tertentu yang bersangkutan.
setingkat; Sedangkan koordinasi territorial adalah
b. koordinasi vertikal, yaitu koordinasi yang diterapkan terhadap dua
koordinasi antara pejabat-pejabat atau lebih wilayah dengan program
dan unit-unit tingkat bawah oleh tertentu.
pejabat atasannya atau unit tingkat Menurut Tosi dan Carroll (1999:
atasnya langsung, juga cabang- 299) ada dua jenis koordinasi, yakni
cabang suatu organisasi oleh koordinasi vertikal dan koordinasi
organisasi induknya; horizontal. Baik koordinasi vertikal
c. koordinasi diagonal, yaitu maupun koordinasi horisontal diperlukan
koordinasi antarpejabat atau unit dalam organisasi. Koordinasi vertikal
yang berbeda fungsi dan berbeda menunjukkan pengembangan hubungan-
tingkatan hierarkinya; dan hubungan yang efektif dan disatupadukan
d. koordinasi fungsional adalah di antara kegiatan-kegiatan pada tingkat-
koordinasi antar pejabat, antarunit tingkat organisasi yang berlainan.
atau antar-organisasi yang Koordinasi horizontal adalah
didasarkan atas kesamaan fungsi pengembangan hubungan-hubungan yang
atau karena koordinatornya lancar di antara individu-individu atau
mempunyai fungsi tertentu. kelompok-kelompok pada tingkat yang
sama.
Jenis-jenis koordinasi menurut
Terry (1992: 35) menyebutkan
penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 6
jenis-jenis koordinasi ada empat, yakni
Tahun 1998 tentang Koordinasi Kegiatan
koordinasi intern, koordinasi ekstern,
Instansi Vertikal di Daerah, Pasal 1
koordinasi vertikal, dan koordinasi
menyebutkan, ada tiga jenis koordinasi,
horizontal. Koordinasi intern
yakni koordinasi fungsional, koordinasi
berhubungan dengan penyatupaduan
instansional, dan koordinasi territorial.
kegiatan-kegiatan, ide-ide, dan orang-
Koordinasi fungsional adalah
orang dalam suatu perusahaan.
koordinasi antara dua atau lebih instansi
Koordinasi ekstern adalah penyatupaduan Indikator koordinasi adalah : 1) dorongan
kegiatan-kegiatan dari suatu perusahaan- pegawai untuk berinteraksi; 2) dorongan
perusahaan lain dan dengan ketentuan- pegawai bekerja bekelompok; 3)
ketentuan serta keadaan-keadaan ekstern dorongan pegawai bekerja dengan
bagi organisasi atau perusahaan. instansi lain; 4) keserasian tugas
Koordinasi vertikal merupakan penyatuan kelompok; 5) keserasian tugas bagian; 6)
kegiatan-kegiatan diantara tingkat-tingkat keserasian tugas antar instansi; 7)
berturut-turut dalam struktur organisasi. keseimbangan kegiatan bagian; 8)
Koordinasi horisontal berhubungan keseimbangan kegiatan dengan instansi
dengan kegiatan-kegiatan dalam tiap lain; 9) tujuan kegiatan; dan 10) tujuan
tingkat organisasi. badan.

Dimensi Koordinasi Teori Komitmen Kerja


Menurut Ndraha (2005: 295) untuk Sebelum dipaparkan tentang
mengukur koordinasi ini, yaitu dengan komitmen kerja dipaparkan terlebih
memandang koordinasi melalui proses dahulu tentang komitmen. Menurut
manajemen, yang perlu diukur adalah: 1) Porter (Armansyah, 2002: 43), komitmen
kesadaran pentingnya penyelarasan; 2) adalah kekuatan yang bersifat relatif dari
kemampuan partisipasi; 3) kesepakatan; individu dalam mengidentifikasikan
4) intensitas; dan 5) feedback. keterlibatan dirinya ke dalam bagian
Aspek-aspek koordinasi adalah: 1) organisasi. Hal ini dapat ditandai dengan
menggerakkan; 2) menyerasikan; dan 3) tiga hal, yaitu: 1) penerimaan terhadap
menyeimbangkan kegiatan-kegiatan agar nilai-nilai dan tujuan organisasi, 2)
semuanya terarah pada pencapaian tujuan kesiapan dan kesediaan untuk berusaha
tertentu pada saat yang ditetapkan dengan sungguh-sungguh atas nama
(Stoner, 1996: 263). organisasi, dan 3) keinginan untuk
Berdasarkan uraian di atas yang mempertahankan keanggotaan di dalam
dimaksud koordinasi adalah usaha organisasi.
penyelarasan kegiatan yang bertujuan Streers dan Porter mengemukakan
untuk menserasikan tiap langkah dan bahwa komitmen merupakan suatu
kegiatan dalam organisasi agar tercapai keadaan individu. Dalam hal ini, individu
gerak yang cepat untuk mencapai sasaran menjadi sangat terikat oleh tindakannya.
dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Melalui tindakan ini akan menimbulkan
keyakinan yang menunjang aktivitas dan komitmen dipelihara dengan cara
dan keterlibatannya. (Supriyanto, 2006: melaksanakan suatu paksaan,
97). Tax et al. (2005:81) menyatakan
Komitmen adalah keinginan bahwa commitment focus on the enduring
individu untuk tetap di dalam hubungan desire of parties to maintain a
dengan suatu organisasi, dan keinginan relationship (fokus commitment meliputi
hati untuk berusaha memelihara kualitas keinginan dari bagian-bagian untuk
hubungan. Komitmen merupakan unsur memelihara suatu hubungan).
penting di dalam keberhasilan hubungan William dan Lazar dalam Deni
jangka panjang. Silinpaa & Wheeler (Mac (2006: 77) mengatakan bahwa komitmen
et al., 2006: 77) menyatakan bahwa dasar mempunyai dua arti, pertama komitmen
dari komitmen bersumber pada teori sebagai indikator, kedua komitmen
umum seperti exchange theory, equity merupakan suatu faktor yang berkaitan
theory dan power theory. dengan rasa percaya seseorang kepada
Dalam exchange theory individu- nilai-nilain tujuan organisasi, keinginan
individu tidak hanya mempertimbangkan untuk tetap menjadi anggota organisasi.
keuntungan yang mereka terima dari Dalam kaitan dengan organisasi,
suatu hubungan tetapi juga biaya, seperti secara garis besar, Meyer, Allen & Smith
waktu, uang dan usaha yang dihabiskan (2005: 64) menganggap komitmen
untuk pemeliharaan atau peningkatan sebagai sebuah keadaan psikologis yang
suatu hubungan. Aspek penting lainnya mengkarakteristikkan hubungan karyawan
yang dipertimbangkan adalah biaya dari dengan organisasi, dan memiliki implikasi
pemutusan suatu hubungan. terhadap keputusan untuk melanjutkan
Equity theory menekankan keadilan atau menghentikan keanggotaan dalam
sebagai suatu elemen kunci dalam organisasi.
hubungan. Equity menjadi tinggi ketika Sementara mengenai komitmen
usaha-usaha dilakukan dalam suatu kerja, Bauer Hans & Mark Grether (2004:
hubungan oleh kedua pihak sesuai dengan 53) mengemukakan pendapatnya bahwa
penghargaan yang mereka terima. Hal ini komitmen kerja merupakan elemen yang
khususnya penting didalam pemeliharaan sangat memengaruhi kualitas dari suatu
komitmen untuk periode yang lama, relationship di dalam suatu ikatan.
sementara dalam jangka pendek Bentukan ini berasal dari psikologi sosial
dan menggambarkan sebagai a desire to yang menunjukkan komitmen tinggi
develop a stable relationship, and a memiliki keinginan untuk memberikan
confidence in the stability of the tenaga dan tanggungjawab yang lebih
relationship, yaitu suatu keinginan untuk dalam menyokong kesejahteraan dan
membangun suatu hubungan yang stabil, keberhasilan organisasinya.
juga kepercayaan dalam kestabilan Menurut Armansyah (2002: 76),
hubungan. Komitmen menandakan suatu “komitmen kerja adalah kesediaan
kesiapan pegawai untuk bersama dalam karyawan untuk terjun dan terlibat dalam
hubungan bisnis dan diekspresikan dalam organisasi, bekerja dan berupaya untuk
keinginan untuk suatu hubungan bisnis kemajuan hasil kerja, memberikan tenaga,
yang stabil. pikiran, ide, waktu agar organisasi
Steers dan Porter berpendapat berkembang dan mencapai kemajuan.”
bahwa komitmen kerja karyawan
Faktor-Faktor Penyebab Komitmen
merupakan suatu kondisi agar pegawai Kerja
sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai, Komitmen kerja pegawai pada
dan sasaran organisasinya. Komitmen organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi
kerja karyawan lebih dari sekadar melalui proses yang cukup panjang dan
keanggotaan formal, karena meliputi bertahap. Komitmen kerja ditentukan
sikap menyukai organisasi dan kesediaan oleh sejumlah faktor. Misalnya Steers
untuk mengusahakan tingkat upaya yang (Kuntjoro, 2007: 122) mengidentifikasi
tinggi bagi kepentingan organisasi demi ada tiga faktor yang memengaruhi
pencapaian tujuan. (Kuntjoro, 2007: 124) komitmen kerja pegawai pada organisasi,
Jadi, komitmen kerja karyawan yaitu: 1) ciri pribadi pekerja, termasuk
merupakan loyalitas terhadap organisasi, masa jabatannya dalam organisasi, dan
keterlibatan dalam pekerjaan, dan variasi kebutuhan dan keinginan yang
identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan berbeda dari tiap karyawan; 2) ciri
organisasi. Di samping itu, komitmen pekerjaan, seperti identitas tugas dan
karyawan mengandung pengertian kesempatan berinteraksi dengan rekan
sebagai suatu hal yang lebih daripada sekerja; dan 3) pengalaman kerja, seperti
sekadar kesetiaan yang pasif melainkan keterandalan organisasi di masa lampau
menyiratkan hubungan pegawai dengan dan cara pekerja–pekerja lain
perusahaan secara aktif. Karena pegawai
mengutarakan dan membicarakan factors, karakteristik personal.
perasaannya mengenai organisasi. Keseluruhan faktor ini akan membentuk
David (Sopiah, 2008: 26) komitmen awal; 2) faktor organisasi,
mengemukakan ada empat faktor yang meliputi intial works, experiences, job
memengaruhi komitmen kerja pegawai scope, supervision, goal consistency
dalam organisasi, yaitu: 1) faktor organizational. Semua faktor itu akan
personal, misalnya usia, jenis kelamin, membentuk atau memunculkan tanggung
tingkat pendidikan, pengalaman kerja, jawab; 3) non–organizational factors,
kepribadian, dan lain–lain; 2) yang meliputi availability of alternative
karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jobs. Faktor yang bukan berasal dari
jabatan, tantangan dalam pekerjaan, dalam organisasi, misalnya ada tidaknya
konflik peran dalam pekerjaan, tingkat alternatif pekerjaan lain. Jika ada dan
kesulitan dalam pekerjaan, dan lain–lain; lebih baik, tentu karyawan akan
3) karakteristik struktur, misalnya besar meninggalkannya.
atau kecilnya organisasi, bentuk Chusmir (Temaluru, 2001: 458)
organisasi seperti sentralisasi atau memasukkan variabel komitmen kerja
desentralisasi, kehadiran serikat pekerja yang memengaruhi seseorang untuk mau
dan tingkat pengendalian yang dilakukan berkomitmen antara lain:
organisasi terhadap karyawan; dan 4) 1. Pengaruh pribadi meliputi, jenis
pengalaman kerja, sangat berpengaruh kelamin, latar belakang (usia, tingkat
terhadap tingkat komitmen karyawan pendidikan, urutan kelahiran, kelas
pada organisasi. Karyawan yang baru sosial orang tua), sikap dan nilai, dan
beberapa tahun bekerja dan karyawan kebutuhan intrinsik.
yang sudah puluhan tahun bekerja dal 2. Pengaruh moderat dari luar meliputi,
organisasi tentu memiliki tingkat karakteristik keluarga, keadaan
komitmen yang berlainan. pekerjaan (kepuasan kerja, penggunaan
Steers dan Porter (Supriyanto, 2006: keterampilan, faktor psikologis
122) mengemukakan ada sejumlah faktor pekerjaan, faktor kerja bukan
yang memengaruhi komitmen kerja motivasi).
pegawai pada organisasi, yaitu: 1) faktor 3. Persepsi moderat, sikap dan perilaku
personal yang meliputi job expectations, peran yang diperkirakan meliputi,
psychological contract, job choice
konflik peran dan jenis kelamin, orang, berarti memperhatikan
kepuasan, kebutuhan komitmen. bawahannya antara lain melalui
pemberian perhatian dan pengakuan
Dimensi Komitmen Kerja
kepada bawahan, membangun umpan
Menurut Hersey at al. (2005: 88)
balik dan memberi kesempatan timbulnya
terdapat lima model komitmen, yaitu: 1)
inovasi. Komitmen kepada tugas, berarti
komitmen kepada pelanggan (commitment
berkonsentrasi terhadap pelaksanaan
to the customer); 2) komitmen kepada
tugas. (Hersey et al., 2005: 122)
organisasi (commitment to the
Menurut Spector (2006: 31) secara
organization); 3) komitmen kepada diri
umum, komitmen kerja melibatkan
(commitment to self); 4) komitmen kepada
keterikatan individu terhadap
orang-orang (commitment to people); dan
pekerjaannya. komitmen kerja
5) komitmen kepada tugas (commitment
merupakan sebuah variabel yang
to task).
mencerminkan derajat hubungan yang
Komitmen kepada pelanggan berarti
dianggap dimiliki oleh individu terhadap
memberikan pelayanan kepada pelanggan
pekerjaan tertentu dalam organisasi.
secara konsisten dan bersungguh-
Greenberg & Baron (2002: 93)
sungguh, serta membangun kepentingan
mengemukakan bahwa komitmen kerja
pelanggan, demi kepuasan pelanggan.
merefleksikan tingkat identifikasi dan
Komitmen kepada organisasi, berarti
keterlibatan individu dalam
memiliki kebanggaan terhadap organisasi
pekerjaannya dan ketidaksediaannya
yang diwujudkan dengan jalan
untuk meninggalkan pekerjaan tersebut.
membangun organisasi, memberi
Mowday, Steers dan Porter (Spector
dukungan kepada organisasi dan bekerja
(2006: 42) mengemukakan bahwa
berdasarkan nila –nilai organisasi.
komitmen kerja dalam organisasi terdiri
Komitmen kepada diri, berarti
dari tiga komponen, yaitu penerimaan dan
memiliki kepribadian diri yang kuat dan
keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai
positif yang ditunjukkan dengan ciri-ciri:
dan tujuan-tujuan organisasi, kesediaan
bertanggung jawab terhadap kepuasan
individu untuk berusaha dengan sungguh-
yang diambil, membangun diri sebagai
sungguh demi kepentingan organisasi
seorang manajer yang memiliki integritas,
serta keinginan yang kuat untuk
dan mau menerima kritik yang sifatnya
membangun. Komitmen kepada orang–
mempertahankan keanggotaannya di pada suatu pekerjaan karena mereka
dalam organisasi tersebut. merasa wajib untuk melakukannya
Menurut Meyer, Allen & Smith serta didasari pada adanya keyakinan
(Spector, 2006: 77), komitmen kerja tentang apa yang benar dan berkaitan
terdiri dari tiga komponen, yaitu: dengan masalah moral.
1. Komitmen kerja afektif (affective Berdasarkan uraian di atas yang
occupational commitment), yaitu dimaksud komitmen kerja adalah
komitmen sebagai keterikatan kesediaan pegawai untuk mengusahakan
afektif/psikologis pegawai terhadap tingkat upaya yang tinggi demi
pekerjaannya. Komitmen ini pencapaian tujuan dalam organisasi.
menyebabkan karyawan bertahan pada Indikator komitmen kerja adalah: 1)
suatu pekerjaan karena mereka merasa senang menghabiskan sisa karier;
menginginkannya. 2) membanggakan pekerjaan dalam
2. Komitmen kerja kontinuans organisasi; 3) merasa menjadi bagian dari
(continuance occupational keluarga; 4) merasa terikat secara
commitment), mengarah pada emosional; 5) rasa memiliki yang kuat; 6)
perhitungan untung-rugi dalam diri khawatir tanpa memiliki pekerjaan lain;
karyawan sehubungan dengan 7) merupakan kebutuhan; 8) memiliki
keinginannya untuk tetap sedikit pilihan; 9) langkanya peluang
mempertahankan atau meninggalkan alternatif; 10) meninggalkan butuh
pekerjaannya. Artinya, komitmen kerja pengorbanan; 11) terlalu sering
di sini dianggap sebagai persepsi berpindah; 12) sering berpindah tidak etis;
harga yang harus dibayar jika 13) kewajiban moral; 14) tawaran tidak
karyawan meninggalkan pekerjaannya. baik; dan 15) setia pada satu pekerjaan.
Komitmen ini menyebabkan karyawan
Teori Produktivitas Kerja
bertahan pada suatu pekerjaan karena
Batasan mengenai produktivitas
mereka membutuhkannya.
bisa dilihat dari berbagai sudut pandang,
3. Komitmen kerja normatif (normative
tergantung kepada tujuan masing-masing
occupational commitment), yaitu
organisasi, misalnya untuk profit ataukah
komitmen sebagai kewajiban untuk
untuk customer satisfaction. Selain itu
bertahan dalam pekerjaan. Komitmen
juga tergantung pada bentuk organisasi itu
ini menyebabkan karyawan bertahan
sendiri, misalnya organisasi publik,
organisasi swasta, organisasi bisnis, berarti menghasilkan. Dalam perkataan
organisasi sosial atau organisasi Bahasa Indonesia menjadi produktivitas
keagamaan. yang berarti kekuatan atau kemampuan
Berbagai ungkapan seperti output, menghasilkan sesuatu. Kekuatan yang
kinerja, efisiensi, dan efektivitas sering dimaksud adalah kemampuan untuk
dihubungkan dengan produktivitas. menghasilkan sesuatu melalui proses
Secara umum pengertian produktivitas tertentu. (Hasibuan 2006: 122).
dikemukakan orang dengan menunjukan Istilah produktivitas muncul
kepada rasio output terhadap input perama kali pada tahun 1766, yaitu di
(Gomes, 2003: 159). Input bisa mencakup dalam artikel berjudul The School of
biaya produksi (production costs) dan Physiocrats yang ditulis oleh seorang
biaya peralatan (equipment costs). ekonom Perancis yang bernama Francois
Sedangkan outputs bisa terdiri dari Quesnay. Selanjutnya konsep
penjualan (sales), pendapatan (earning), produktivitas dengan output dan input
market share, dan kerusakan (defects). sebagai elemen utama, pertama kali
Bahkan ada yang melihat pada dicetuskan oleh David Ricardo pada tahun
performansi dengan memberikan 1810. Inti konsepnya adalah “bagaimana
penekanan pada nilai efisiensi. Efisiensi output akan berubah apabila besaran input
diukur sebagai rasio output dan input. berubah.“ (Simanjuntak Payaman, 2006:
Dengan kata lain, pengukuran efisiensi 14).
menghendaki penentuan outcome, dan Adapun menurut Dewan
penentuan jumlah sumber daya yang Produktivitas Nasional, “Produktivitas
dipakai untuk menghasilkan outcome adalah sikap mental (attitude of mind)
tersebut. Di sektor swasta dan di banyak yang mempunyai semangat untuk
kasus sektor publik, efisiensi dan melakukan peningkatan perbaikan, yaitu
produktivitas juga dikaitkan dengan sebagai sikap mental yang selalu
kualitas output, yang diukur berdasarkan berpandangan bahwa mutu kehidupan hari
beberapa standar yang telah ditetapkan ini harus lebih baik dari kemarin dan hari
sebelumnya. esok lebih baik dari hari ini.”
Produktivitas berasal dari Bahasa Menurut Hasibuan (2006: 154)
Inggris product: result, outcome pengertian produktivitas adalah:
berkembang menjadi productive yang “Kemampuan memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dari sarana dan ini harus lebih baik daripada hari kemarin
prasarana yang tersedia dengan dan hari esok lebih baik daripada hari ini.
menghasilkan keluaran (output) yang Dengan pandangan hidup dan sikap
optimal, bahkan kalau mungkin mental yang selalu berorientasi kepada
maksimal.” keinginan untuk selalu meningkatkan
Perbandingan antara output (hasil) mutu kehidupan yang lebih baik,
dengan input (masukan). Jika karyawan akan terdorong dan mau
produktivitas naik ini hanya mengarahkan kemampuan dan
dimungkinkan oleh adanya peningkatan keterampilan yang dimiliki serta mau
efesiensi (waktu, bahan, tenaga) dan melakukan pekerjaan secara antusias,
sistem kerja, teknik produksi dan adanya bergairah menggunakan prinsip kerja
peningkatan keterampilan dari tenaga efektif dan efisien, memperhatikan mutu
kerjanya. (Hasibuan, 2006: 156). hasil pekerjaan, dan berusaha melampaui
Menurut Terry (Sumarsono, 2007: standar kerja yang sudah ditetapkan,
62) mengungkapkan pengertian sehingga tingkat probabilitas optimal
produktivitas sebagai perbandingan antara perusahaan dapat dicapai.
apa yang dihasilkan dengan apa yang Sementara Nawawi dan Martini
dimasukkan. Sementara itu, di lain pihak (2004: 97) mendefinisikan produktivitas
Putti (1995: 10) menyimpulkan bahwa kerja sebagai berikut:
produktivitas adalah seberapa baik Produktivitas kerja adalah
perbandingan terbaik antara hasil yang
berbagi sumber daya itu diolah bersama
diperoleh (output) dengan jumlah
dan digunakan untuk mencapai suatu sumber kerja yang dipergunakan
(input). Produktivitas ini digambarkan
tingkat hasil atau sasaran spesifik.
apabila tolok ukurnya adalah uang atau
Dengan kata lain, bagaimana harus dinilai dengan uang.
Produktivitas kerja dikatakan tinggi
mengerjakan sesuatu dengan lebih baik
jika hasil yang diperoleh lebih besar
dan bekerja lebih cerdik, tidak semata- daripada sumber kerja yang
dipergunakan. Sebaliknya
mata lebih keras.
produktivitas kerja dikatakan rendah,
Hamsal (2006: 68) mengartikan jika hasil yang diperoleh lebih kecil
daripada sumber kerja yang
produktivitas kerja sebagai suatu kondisi
dipergunakan”.
yang selalu berusaha dan mempunyai
Memahami konsep dan teori
pandangan bahwa mutu kehidupan hari
produktivitas secara baik dapat dilakukan
dengan cara membedakanya dari
efektivitas dan efisiensi. Efektivitas dapat digunakan untuk mencapai suatu tingkat
didefinisikan sebagai tingkat ketepatan hasil atau sasaran spesifik. Dengan kata
dalam memilih atau menggunakan suatu lain, bagaimana mengerjakan sesuatu
metode untuk melakukan sesuatu (efektif dengan lebih baik dan bekerja lebih
= do right things). Efisiensi dapat cerdik, tidak semata-mata lebih keras.
didefinisikan sebagai tingkat ketepatan Sementara Triton PB (2009: 80)
dan berbagai kemudahan dalam berpendapat, “Produktivitas dapat
melakukan sesuatu (efisiensi = do things diartikan sebagai perbandingan antara
right). hasil-hasil yang dicapai dengan
Soeprihanto (2009: 80) keseluruhan sumber daya yang
berpendapat: “Produktivitas dapat dipergunakn atau perbandingan jumlah
diartikan sebagai perbandingan antara produksi (output) dengan sumber daya
hasil-hasil yang dicapai dengan yang digunakan (input).”
keseluruhan sumber daya yang Berdasarkan beberapa pendapat di
dipergunakn atau perbandingan jumlah atas maka diketahui bahwa produktivitas
produksi (output) dengan sumber daya tidak hanya perbandingan antara hasil
yang digunakan (input).” yang diperoleh (output) dengan jumlah
Menurut Klingner dan Nanbaldian sumber kerja yang dipergunakan (input)
(Soeprihanto (2009: 133) menyatakan tetapi juga menyangkut sikap mental
bahwa produktivitas merupakan fungsi (attitude of mind) yang mempunyai
perkalian dari usaha pegawai (effort), semangat untuk melakukan peningkatan
yang didukung dengan motivasi yang perbaikan. Dapat disimpulkan bahwa
tinggi, dengan kemampuan pegawai produktivitas merupakan perbandingan
(ability) yang diperoleh melalui latihan- antara keluaran serta masukan serta
latihan. Produktivitas yang meningkat, mengutarakan cara pemanfaatan baik
berarti performansi yang baik, akan terhadap sumbur-sumber dalam
menjadi feedback bagi usaha, atau memproduksi suatu barang atau jasa.
motivasi bagi pekerja pada tahap
Faktor-Faktor Determinan
berikutnya.
Produktivitas Kerja
Putti (1997: 10) menyimpulkan
Banyak hasil penelitian yang
bahwa peran produktivitas sangat penting
memperlihatkan bahwa produktivitas
dalam suatu organisasi, hal ini karena
sangat dipengaruhi oleh faktor: (1)
Knowlage, (2) Skill, (3) Abilities, (4) yang diperoleh melalui prlatihan.
Attitudes, dan (5) Behavior. (Gomes, Produktivitas yang meningkat, berarti
2003: 163). performansi yang baik, akan menjadi
Gomes (2003: 166) menyatakan feedback bagi usaha, atau memotivasi
bahwa produktivitas merupakan fungsi pekerja pada tahap berikutnya.
perkalian dari usaha pegawai (effort), Proses keterkaitan ini dijelaskan
yang didukung oleh motivasi yang tinggi, dalam gambar berikut:
dengan kemampuan pegawai (ability),

Feedback (Performance Appraisal)

Effort Ability Productivity


(motivation) x (Training) =

Working
Condition
Sumber : Gomes (2003:161)
Gambar 1. Kaitan Usaha dan Kemampuan dengan Produktivitas

Fungsi pengembangan pegawai dan pemerintah memberikan perhatian


memusatkan perhatian pada peningkatan lebih besar kepada upaya pengembangan
kemampuan dan motivasi dari para para pegawainya. Usaha perbaikan
pegawai untuk bekerja. Fungsi produktivitas dilakukan melalui
pengembangan melengkapi fungsi peningkatan motivasi pekerja dan
pengadaan, yang menandakan usaha awal pelatihan.
dari seseorang untuk menyeleksi orang Produktivitas tenaga kerja
berdasarkan kemampuan dan faktor- dipengaruhi oleh faktor-faktor yang yang
faktor lain yang akan berpengaruh saling berhubungan satu sama lain, di
terhadap produktivitas kerja para pekerja antaranya (Handoko, 2008: 213):
selanjutnya (Gomes, 2003: 211) 1. Manusia adalah kuantitas, tingkat
Kondisi ekonomi dan politik keahlian, latar belakang kebudayaan
dewasa ini telah memaksa para pengusaha dan pendidikan, kemampuan, sikap,
minat, struktur pekerjaan, keahlian dan geografis, serta kebijakan
umur dari angkatan kerja. perlindungan.
2. Modal adalah modal tetap, teknologi 7. Lingkungan internasional atau regional
penelitian dan pengembangan, serta adalah kondisi perdagangan dunia,
bahan baku. masalah-masalah perdagangan
3. Proses atau metode adalah tata ruang internasional, investasi, spesialisasi
tugas, penanganan bahan baku internasional, kebijakan migrasi tenaga
penolong dan mesin, perencanaan, kerja, fasilitas latihan internasional,
koordinasi dan pengawasan, standar kerja dan teknik internasional.
pemeliharaan melalui pencegahan serta 8. Umpan balik, dalam pengertian umum,
teknologi yang memakai cara umpan balik adalah informasi yang ada
alternatif. pada hibungan timbal balik hasil
4. Produksi adalah kualitas, kuantitas, (output) dengan masukan (input)
ruangan produksi, struktur campuran dalam perusahaan, antara perusahaan
dan spesialisasi produksi. dengan ruang lingkup internasional.
5. Lingkungan internal adalah organisasi Dari sudut pandang ini umpan balik
dan perencanaan sistem manajemen, dapat dipertimbangkan sebagai
perencanaan pegawai, kondisi fisik pengukuran produktivitas. Pada tingkat
kerja, iklim kerja, tujuan perusahaan perusahaan perlu diukur satu sama
dan tujuannya dengan lingkungan, lain antara biaya suatu hasil (output)
sistem insentif, kebijakan personalia, dengan masukan (input). Hasil dari
gaya kepemimpinan serta ukuran pengukuran ini menunjukkan
perusahaan. efektivitas dari metode/proses
6. Lingkungan eksternal adalah kondisi lingkungan internal perusahaan.
ekonomi dan perdagangan, struktur Semua faktor-faktor ini dipandang
industri, tujuan pengembangan jangka sebagai subsistem untuk menunjukkan
panjang, pengakuan atau pengesahan, dimana potensi produktivitas dan
kebijakan ekonomi pemerintahan, cadangannya disimpan. Setiap faktor ini
kebijakan tenagaan kerja, kebijakan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
penelitian dan pengembangan, produktivitas. Beberapa di antaranya di
kebijakan energi, kebijakan pendidikan luar pengendalian orgaisasi. Misalnya
dan latihan, kondisi iklim dan bagi manajemen perusahaan akan sulit
memengaruhi faktor-faktor produktivitas Cara yang berguna untuk mengukur
seperti siklus perdagangan, inflasi, produktivitas tenaga kerja adalah total
spesialisasi regional dan sebagainya yang biaya per unit output. Pada pemikiran
terdapat pada tingkat ekonomi negara dan paling mendasar, produktivitas adalah
internasional. ukuran dari kuantitas dan kualitas dari
Kualitas dan kemampuan karyawan pekerjaan yang telah dikerjakan, dengan
dipengaruhi tingkat pendidikan, motivasi mempertimbangkan biaya sumber daya
kerja mental dan kemampuan fisik yang dipergunakan untuk mengerjakan
karyawan yang bersangkutan. Pendidikan perkerjaan tersebut. Ini juga berguna
memberikan pengetahuan bukan saja untuk melihat produktivitas sebagai rasio
langsung dengan pelaksanaan tugas, tetapi antara input dan output.
juga landasan untuk pengembangan diri Dalam kaitannya tentang
serta kemampuan untuk memanfaatkan produktivitas menyangkut perhatian untuk
semua sarana yang ada di sekitar kita beberapa argumentasi, yaitu: Pertama,
untuk kelancaran pelaksanaan tugas. produktivitas yang tinggi mengarah ke
Menurut Suprihanto (2006: 19) standar hidup yang lebih tinggi, seperti
terdapat beberapa faktor yang dapat kemampuan yang lebih besar dari suatu
memengaruhi produktivitas kerja, yaitu: perusahaan yang membayar apa yang
bakat, pendidikan dan pelatihan, nutrisi, diinginkan pegawainya. Kedua,
lingkungan dan fasilitas, iklim kerja, peningkatan dalam tingkat upah secara
motivasi dan kemauan, hubungan keseluruhan pada perusahaan (biaya untuk
industrial, teknologi manajemen, membayar tenaga kerja) tanpa
kesempatan berprestasi, perizinan, peningkatan dalam produktivitas akan
moneter dan distribusi Sedangkan membawa dampak yang berakibat pada
Bernard dan Russell (1998: 518) peningkatan biaya dan penurunan daya
menyebutkan pengetahuan, keterampilan, beli. Ketiga, tingkat produktivitas yang
ability, sikap, komitmen dan perilaku lebih rendah menjadikan lebih tingginya
karyawan sebagai faktor yang biaya tenaga kerja dan posisi kurang
berpengaruh terhadap produktivitas bersaing untuk produk suatu perusahaan.
tenaga kerja. Kesimpulan dari uraian di atas,
produktivitas adalah suatu usaha untuk
Dimensi Produktivitas Kerja
mencapai tujuan perusahaan secara efektif
dan efsiensi, dengan membanding antara pekerjaannya atau unjuk kerja (job
hasil yang diperoleh dengan sumber kerja performance).”
yang dipergunakan. Dalam hal ini, yang Pencapaian tujuan perusahaan
menjadi tolok ukur keberhasilannya tersebut belum sepenuhnya dikatakan
dinilai dengan uang atau bersifat material. produktif secara keseluruhan, sebab masih
Sementara itu Kusriyanto (2005: 2) ada unsur-unsur nilai produktivitas yang
mengemukakan perumusannya sebagai tidak dapat diukur oleh uang atau
berikut: material. Tolok ukur di sini adalah
Produktivitas karyawan = ketepatan penggunaan metode atau cara
Hasil yang dicapai (output ) kerja dan alat yang tersedia, di antaranya
Tenaga per satuan waktu (input ) kemampuan kerja personil, kedisiplinan
Dari pendapat tersebut dapat personil dan motivasi personil.
disimpulkan bahwa ukuran produktivitas Sebagaimana Nawawi dan Martini (2004:
karyawan dapat diketahui dengan 97) memberikan pengertian lebih lanjut:
menggunakan rumus tersebut. Out put “Produktivitas hanya dapat diperoleh
merupakan hasil atau kerja sedangkan gambarannya dari tanggung jawab,
input merupakan jumlah karyawan. kreatif, ketaatan, dan ketepatan
Ranfel (Timpe, 1999: 110-111) penggunaan metode atau cara bekerja dan
mengemukakan karakteristik karyawan lain-lain yang tampak selama personel
produktif: (1) Lebih dari sekadar sebagai tenaga kerja melaksanakan
memenuhi kualifikasi pekerjaan; (2) volume dan beban kerjanya.”
Mempunyai orientasi pekerjaan positif; Berdasarkan penjelasan tersebut
(3)Dewasa; dan (4) Dapat bergaul dengan diketahui bahwa produktivitas dapat juga
efektif. diukur melalui aspek tanggung jawab,
Sedarmayanti (2006: 144) kreatif, ketaatan, dan ketepatan
mengemukakan dalam mengukur penggunaan metode atau cara bekerja.
produktivitas tenaga kerja adalah: Sedangkan faktor metode atau cara
“Produktivitas individu dapat dinilai dari kerja dan alat bilamana dihubungkan
apa yang dilaksanakan oleh individu dengan faktor manusia disebut aspek
tersebut dalam kerjanya. Dengan kata teknik dalam kerja, karena menuntut
lain, produktivitas individu adalah usaha untuk memberikan pendidikan dan
bagaimana seseorang melaksanakan latihan (termasuk penataran) agar para
personil pelaksananya memiliki memahami pekerjaan; 4) memiliki catatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta prestasi yang berhasil; 5) mempunyai
keahlian dalam mempergunakannya. kebiasaan kerja yang baik; 6. cermat
Pengetahuan, keterampilan dan sikap dapat dipercaya dan konsisten; 7)
serta kemahiran teknis merupakan dasar bersikap seadanya, jujur, dan tulus; 8)
untuk mampu melaksanakan tugas secara mempunyai rasa tanggung jawab yang
profesional. kuat; 9) mengetahui kekuatan dan
Dilihat dari aspek teknis ini berarti kelemahan diri; 10) mandiri, percaya diri
produktivitas kerja akan tinggi bilamana dan berdisiplin diri; 11) memperagakan
setiap personil memiliki kemampuan kecerdasan sosial; 12) bergaul efektif
kerja atau menguasai cara melaksanakan baik dengan atasan maupun teman
suatu pekerjaan, terutama yang sejawat; 13) berkomunikasi dengan
berhubungan dengan penggunaan alat. efektif; dan 14) bekerja produktif dalam
Dengan kata lain, semakin baik personil team.
menguasai metode atau cara bekerja dan
Review Hasil Penelitian Sebelumnya
penggunaan peralatan yang diperlukan,
1. Penelitian Winarno (2010) yang
maka semakin tinggi produktivitas
melakukan penelitian pada PT
kerjanya. Sebaliknya semakin kurang
Samudra Indonesia, menunjukkan hasil
menguasai metode atau cara kerja dalam
penelitian sebagai berikut: Komitmen
penggunaan peralatan yang diperlukan,
Kerja berpengaruh positif dan
maka semakin menurun atau semakin
signifikan terhadap Produktivitas
rendahnya produktivitas kerja yang
Kerja Pegawai pada PT Samudra
dicapai.
Indonesia. Besarnya pengaruh
Berdasarkan uraian di atas yang
Komitmen Kerja terhadap
dimaksud produktivitas kerja pegawai
Produktivitas Kerja Pegawai pada PT
adalah hasil unjuk pekerjaan yang
Samudra Indonesia sebesar 57,8 %.
dilakukan seseorang dengan memperoleh
2. Penelitian E. Suadi (2011) yang
manfaat yang sebesar-besarnya dari
melakukan penelitian pada Sekretariat
sarana dan prasarana yang tersedia dalam
Pemerintah Daerah Kabupaten Seluma,
organisasi. Indikator produktivitas kerja
menunjukkan hasil penelitian sebagai
pegawai adalah: 1) cerdas dan dapat
berikut : Koordinasi berpengaruh
belajar dengan cepat; 2) Kreatif; 3)
signifikan terhadap Produktivitas bahwa terdapat pengaruh koordinasi
Kerja Pegawai. terhadap produktivitas kerja pegawai,
dan terdapat pengaruh komitmen kerja
Kerangka Pemikiran
terhadap produktivitas kerja pegawai,
Berdasarkan uraian di atas
serta terdapat pengaruh koordinasi dan
mengenai koordinasi yang mencakup 10
komitmen kerja secara bersama-sama
macam indikatornya, komitmen kerja
terhadap produktivitas kerja pegawai,
yang mencakup 15 macam indikatornya ,
seperti yang tergambar dalam kerangka
dan produktivita kerja yang mencakup 14
pemikiran di bawah ini.
macam indikatornya maka dapat diduga

є
Koordinasi

Produktivitas
Kerja Pegawai
Komitmen
Kerja
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
kerja secara bersama-sama terhadap
Hipotesis
produktivitas kerja pegawai pada
Hipotesis penelitian adalah sebagai
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
berikut:
Pelatihan Kabupaten Bogor.
1. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan koordinasi terhadap METODE PENELITIAN

produktivitas kerja pegawai pada Jenis Penelitian


Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Berdasarkan tujuannya, jenis
Pelatihan Kabupaten Bogor. penelitian yang digunakan adalah
2. Terdapat pengaruh positif dan penelitian eksplanatif dengan pendekatan
signifikan komitmen kerja terhadap korelasional. Jenis penelitain eksplanitif
produktivitas kerja pegawai pada ini digunakan bertujuan memberikan
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan gambaran tentang masing-masing
Pelatihan Kabupaten Bogor. variabel, dengan cara menganalisis
3. Terdapat pengaruh positif dan korelasi dan pengaruh variabel
signifikan koordinasi dan komitmen independen/bebas (koordinasi dan
komitmen kerja) terhadap variabel 2. Library Research (Penelitian
Kepustakaan)
dependen/terikat (produktivitas kerja).
Berdasarkan studi literatur,
Sedangkan jenis penelitian berdasarkan
peneliti berusaha untuk mencari dan
sumber datanya atau tempatnya
membaca serta mendapatkan sumber-
digunakan:
sumber ilmiah yang terdapat dalam
1. Field Research (Penelitian Lapangan)
buku-buku yang relevan dengan
Penelitian lapangan adalah
pembahasan objek penelitian ini..
penelitian yang dilakukan dengan
cara langsung mendatangi instansi, Operasionalisasi Variabel Penelitian
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Berdasarkan operasional variabel
Pelatihan Kabupaten Bogor, dengan disusun kisi-kisi variabel yang mencakup
jalan memberikan kuesioner kepada variabel penelitian yang dipilah menjadi
para pegawainya. Pengumpulan data beberapa dimenisi berdasarkan kajian
dilakukan langsung dengan teori, dan masing-masing dimensi dipilah
menghubungi para responden untuk menjadi beberapa indikator berdasarkan
mendapatkan data yang berhubungan fakta yang ada di lapangan sebagai dasar
dengan koordinasi, komitmen kerja, untuk menyusun kuesioner, seperti dalam
dan produktivitas kerja. tabel di bawah ini:
Tabel 1 Kisi-Kisi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator No. Item

Koordinasi • Menggerakkan dorongan pegawai untuk berinteraksi 1


(X1) dorongan pegawai bekerja bekelompok 2
dorongan pegawai bekerja dengan instansi 3
Stoner (1996) lain
• Menyerasikan keserasian tugas kelompok 4
keserasian tugas sub bagian 5
keserasian tugas antar instansi 6
• Menyeimbangkan keseimbangan kegiatan bagian 7
kegiatan keseimbangan kegiatan dengan instansi lain 8
• Pencapaian tujuan tujuan kegiatan 9
tujuan badan 10
Komitmen • komitmen kerja merasa senang menghabiskan sisa karir 1
Kerja afektif membanggakan pekerjaan dalam organisasi 2
merasa menjadi bagian dari keluarga 3
Meyer, Allen & merasa terikat secara emosional 4
Smith dalam rasa memiliki yang kuat 5
Spector (2006) • komitmen kerja khawatir tanpa memiliki pekerjaan lain 6
kontinuans merupakan kebutuhan 7
memiliki sedikit pilihan 8
langkanya peluang alternatif 9
meninggalkan butuh pengorbanan 10
• komitmen kerja terlalu sering berpindah 11
normatif sering berpindah tidak etis 12
kewajiban moral 13
tawaran tidak baik 14
setia pada satu pekerjaan 15
Produktivitas • Memenuhi cerdas dan dapat belajar dengan cepat 1
Kerja kualifikasi Kreatif 2
Pegawai pekerjaan memahami pekerjaan 3
memiliki catatan prestasi yang berhasil. 4
Ranfel dalam • Orientasi kerja positif mempunyai kebiasaan kerja yang baik 5
Timpe (1999) cermat dapat dipercaya dan konsisten. 6
• Dewasa bersikap seadanya, jujur, dan tulus 7
mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat 8
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri 9
mandiri, percaya diri dan berdisiplin diri 10
memperagakan kecerdasan sosial 11
• Bergaul dengan bergaul efektif baik dengan atasan maupun 12
efektif teman sejawat
berkomunikasi dengan efektif 13
bekerja produktif dalam team 14

Teknik Pengumpulan Data dapat dengan mudah dijawab oleh para


Teknik pengumpulan data yang responden, sifat dari kuesioner yang
didigunakan dalam penelitian ini melalui: diajukan ialah pertanyaan tertutup, yaitu
Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan pertanyaan yang variasi jawabannya
yang disusun sedemikian rupa sehingga sudah ditentukan dan disusun terlebih
dahulu sehingga para responden hanya dipergunakan untuk mengukur
memilih jawaban yang telah disediakan kecermatan setiap nomor item kuesioner,
dan Dokumentasi untuk memperoleh data sedangkan Uji Reliabilitas digunakan
sekunder dalam penelitian. untuk mengukur suatu kuesioner, yang
disusun berdasarkan indikator variabel.
Teknik Sampling
Suatu instrumen dikatakan reliabel atau
Populasi dalam penelitian ini
andal jika jawaban terhadap instrumen
adalah pegawai Badan Kepegawaian,
penelitian adalah konsisten atau stabil dari
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
waktu ke waktu.
Bogor sebanyak 74 orang pegawai.
Adapun teknik pengambilan sampel HASIL PENELITIAN
dalam penelitian ini digunakan teknik
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
sampling jenuh (saturation sampling).
Pengujian validitas terhadap butir
Menurut Sugiyono (2006: 43) teknik
kuesioner dengan menggunakan uji
sampling jenuh adalah semua anggota
korelasi Product Moment Person. Untuk
populasi dijadikan sampel. Sehingga
mengujian bahwa korelasi tersebut
jumlah sampel dalam penelitian ini
signifikan atau tidak, maka hasil uji rhitung
sebanyak 74 orang responden.
dapat dibandingkan dengan r table dengan
Uji Instrumen Penelitian taraf signifikansi 95 %. Dari data tabel r (r
tabel) dengan taraf signifikansi 95 % dan n
Dilakukan dengan Uji Validitas
= 30 adalah sebesar 0,361.
untuk melihat apakah alat ukur yang
Berikut adalah hasil uji validitas dan
berupa kuesioner dapat mengukur dengan
reliabilitas dari masing-masing variabel.
cermat atau tidak. Uji validitas

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Koordinasi


Standarisasi Hasil uji
Item
uji validitas validitas Ket
Pernyataan
(r table) (rhitung)
Koordinasi 1 0,361 0,720 valid
Koordinasi 2 0,361 0,619 valid
Koordinasi 3 0,361 0,523 valid
Koordinasi 4 0,361 0,604 valid
Koordinasi 5 0,361 0,596 valid
Koordinasi 6 0,361 0,682 valid
Koordinasi 7 0,361 0,745 valid
Koordinasi 8 0,361 0,825 valid
Koordinasi 9 0,361 0,428 valid
Koordinasi 10 0,361 0,621 valid

Berdasarkan data tabel di atas, Tabel 3 Reliability Statistics

untuk variabel koordinasi (X1) diketahui


Cronbach's
semua item pernyataan yang ada dalam Alpha Based
on
variabel koordinasi (X1) adalah valid Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
karena semua nilai rhitung lebih besar dari ,894 ,899 10

r tabel = 0,361. Sehingga semua item


pernyataan, yaitu sebanyak 10 item Kuesioner koordinasi (X1) adalah

dipergunakan untuk penelitian. reliabel (andal) karena nilai cronbach α


sebesar 0,894 lebih besar dari 0,700
(0,894 > 0,700)

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Kerja


Item Standarisasi Hasil uji
Pernyataan uji validitas validitas Ket
(r table) (rhitung)
Komitmen Krj 1 0,361 0,515 valid
Komitmen Krj 2 0,361 0,773 valid
Komitmen Krj 3 0,361 0,609 valid
Komitmen Krj 4 0,361 0,557 valid
Komitmen Krj 5 0,361 0,722 valid
Komitmen Krj 6 0,361 0,691 valid
Komitmen Krj 7 0,361 0,536 valid
Komitmen Krj 8 0,361 0,456 valid
Komitmen Krj 9 0,361 0,460 valid
Komitmen Krj 10 0,361 0,585 valid
Komitmen Krj 11 0,361 0,198 tidak valid
Komitmen Krj 12 0,361 0,660 valid
Komitmen Krj 13 0,361 0,531 valid
Komitmen Krj 14 0,361 0,696 valid
Komitmen Krj 15 0,361 0,767 valid
Berdasarkan data tabel di atas,
Tabel 5. Reliability Statistics
untuk variabel komitmen kerja (X2)
diketahui satu item pernyataan tidak valid Cronbach's
Alpha Based
yaitu nomor 9 karena memiliki nilai nilai on
Cronbach's Standardized
rhitung lebih kecil dari r = 0,361, Alpha Items N of Items
tabel
,893 ,892 15
sementara item pernyataan lainnya dari
variabel komitmen kerja (X2) adalah Kuesioner komitmen kerja (X2)
valid karena memiliki rhitung hitung lebih adalah reliabel (handal) karena nilai
besar dari r tabel = 0,361. Sehingga dari 15
cronbach α sebesar 0,893 lebih besar dari
item pernyataan maka sebanyak 14 item
0,700 (0,893 > 0,700)
pernyataan yang dipergunakan untuk
penelitian.
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Produktivitas
Kerja Pegawai
Standarisasi Hasil uji
Item
uji validitas validitas Ket
Pernyataan
(r table) (rhitung)
Prod Krj Peg 1 0,361 0,646 valid
Prod Krj Peg 2 0,361 0,578 valid
Prod Krj Peg 3 0,361 0,505 valid
Prod Krj Peg 4 0,361 0,602 valid
Prod Krj Peg 5 0,361 0,734 valid
Prod Krj Peg 6 0,361 0,767 valid
Prod Krj Peg 7 0,361 0,402 valid
Prod Krj Peg 8 0,361 0,457 valid
Prod Krj Peg 9 0,361 0,634 valid
Prod Krj Peg 10 0,361 0,538 valid
Prod Krj Peg 11 0,361 0,590 valid
Prod Krj Peg 12 0,361 0,517 valid
Prod Krj Peg 13 0,361 0,431 valid
Prod Krj Peg 14 0,361 0,720 valid
Berdasarkan data tabel di atas, kuesioner kepada responden yang telah
untuk variabel produktivitas kerja ditentukan sebanyak 74 eksemplar. Dari
pegawai (Y) diketahui semua item kuesioner yang disebarkan semua
pernyataan yang ada dalam variabel kuesioner bisa terkumpul, sehingga
produktivitas kerja pegawai (Y) adalah jumlah eksemplar kuesioner yang di
valid karena semua nilai rhitung lebih analisis sebanyak 74 eksemplar. Hasil
besar dari r tabel = 0,361. Sehingga analisis deskriptif untuk masing-masing
kuesioner sebanyak 14 item dipergunakan variabel adalah sebagai berikut:
untuk penelitian.
1. Variabel Koordinasi (X1)
Tabel 7 Reliability Statistics Hasil perhitungan Variabel
koordinasi (X1) diperoleh: (1) Mean
Cronbach's
Alpha Based = 39,46; (2) Median = 39,50; (3)
on
Cronbach's Standardized Standar Deviasi = 5,857; (4) Modus =
Alpha Items N of Items
,883 ,896 14 41; (5) Minimum = 25, dan (6)

Kuesioner produktivitas kerja Maksimum = 50.

pegawai (Y) adalah reliabel (andal) Untuk gambaran frekuensi


hasil data penelitian variabel
karena nilai cronbach α sebesar 0,883
koordinasi (X1), dapat disajikan
lebih besar dari 0,700 (0,883 > 0,700)
dalam bentuk distribusi frekuensi
Analisis Deskriptif Hasil Penelitian
sebagai berikut:
Pengumpulan data pada penelitian
ini dengan cara menyebarkan sejumlah

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Koordinasi


No Skor Frekuensi Persentase (%)

1 25 - 28 4 5,41
2 29 - 32 3 4,05
3 33 - 36 17 22,97
4 37 - 40 15 20,27
5 41 - 44 18 24,32
6 45 - 48 14 18,92
7 49 - 52 3 4,05
Jumlah 74 100
Dari tabel distribusi frekuensi 29 - 32 dan 49 - 52 yaitu masing-
di atas perolehan skor terbanyak masing sebanyak 3 (4,05
4,05 %).
berkisar pada kelompok skor 41 - Untuk memperjelas distribusi
44 yaitu sebanyak 18 (24,32 %), data variabel koordinasi (X1)
sedangkan perolehan skor terkecil tersebut, dapat dilihat dari histrogram
berada pada kisaran kelompok skor sebagai berikut:

24,5 28
28,5 32,5 36,5 40,5 44,5 48,5 52,5

Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Koordinasi (X1)


60; (5) Minimum = 44, dan (6)
2. Variabel Komitmen Kerja (X2)
Maksimum = 70.
Variabel komitmen kerja (X2)
Untuk gambaran frekuensi
yang diteliti pada penelitian ini, dari
hasil data penelitian variabel
hasil perhitungan didapat:
didapat (1) Mean
komitmen kerja (X2) dapat disajikan
= 57,92; (2) Median = 58,50; (3)
dalam bentuk distribusi frekuensi
Standar Deviasi = 5,707;
5,707 (4) Modus =
sebagai berikut:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Komitmen Kerja


No Skor Frekuensi Persentase
rsentase (%)
1 44 - 47 4 5,41
2 48 - 51 5 6,76
3 52 - 55 14 18,92
4 56 - 59 19 25,68
5 60 - 63 20 27,03
6 64 - 67 9 12,16
7 68 - 71 3 4,05
Jumlah 74 100

Dari tabel distribusi frekuensi berada pada kisaran kelompok skor


di atas perolehan skor terbanyak 68 - 71 yaitu sebanyak 3(4,05 %).
berkisar pada kelompok skor 60 - 63 Untuk memperjelas distribusi
yaitu sebanyak 20 (27,03 %), data variabel komitmen kerja (X2)
sedangkan perolehan skor terkecil tersebut, dapat dilihat dari histrogram
sebagai berikut:

43,5 47,5 51,5 55,5 59,5 63,5 67,5 71,5

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Komitmen Kerja


Minimum = 44,, dan (6) Maksimum =
3. Variabel Produktivitas Kerja
69.
Pegawai (Y)
Untuk gambaran frekuensi hasil
Hasil perhitungan Variabel
data penelitian variabel produktivitas
produktivitas kerja pegawai (Y)
kerja pegawai (Y), dapat disajikan
diperoleh:: (1) Mean = 56,54; (2)
dalam bentuk distribusi frekuensi
Median = 56,50; (3) Standar Deviasi
sebagai berikut:
= 6,010; (4) Modus = 53; (5)
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Produktivitas
roduktivitas Kerja Pegawai
No Skor Frekuensi Persentase
sentase (%)

1 44 - 47 5 6,76
2 48 - 51 7 9,46
3 52 - 55 21 28,38
4 56 - 59 17 22,97
5 60 - 63 14 18,92
6 64 - 67 7 9,46
7 68 - 71 3 4,05
Jumlah 74 100

Dari tabel distribusi frekuensi sedangkan perolehan skor terkecil


di atas perolehan skor terbanyak berada pada kisaran kelompok skor
berkisar pada kelompok skor 52 – 55, 68 - 71 yaitu sebanyak 3 (4,05 %),
yaitu sebanyak 21 (28,38 %), seperti histrogram berikut ini.

43,5 47,5 51,5 55,5 59,5 63,5 67,5 71,5

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Produktivitas Kerja Pegawai (Y)


Analisis Inferensial Hasil Penelitian dengan taraf signifikansi 0,05 dan
jumlah n = 74
74. Rangkuman
1. Persyaratan Normalitas
perhitungannya dapat dilihat pada tabel
Untuk keperluan pengujian
berikut ini.
normalitas data dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Simirnov Analisis
Tabel 10. Uji Normalitas Variabel Penelitian
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Koordinasi ,077 74 ,200(*) ,976 74 ,177
a Lilliefors Significance Correction

Dari tabel di atas, terlihat Kolmogorov-Simirnov diatas 0,05


bahwa Signifikansi Alpha (0,200 > 0,05) maka dapat disimpulkan
Kolmogorov-Simirnov dari variabel bahwa variabel koordinasi (X1)
koordinasi (X1) sebesar 0,200. berasal dari data yang berdistribusi
Karena Signifikansi Alpha normal.

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Komitmen
,075 74 ,200(*) ,986 74 ,561
Kerja
a Lilliefors Significance Correction

Dari tabel di atas, terlihat Kolmogorov-Simirnov diatas 0,05


bahwa Signifikansi Alpha (0,200 > 0,05) maka dapat disimpulkan
Kolmogorov-Simirnov dari variabel bahwa variabel komitmen kerja (X2)
komitmen kerja (X2) sebesar 0,200. berasal dari data yang berdistribusi
Karena Signifikansi Alpha normal.
.
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Produktivitas
Kerja Pegawai ,087 74 ,200(*) ,983 74 ,425

a Lilliefors Significance Correction

Dari tabel di atas, terlihat produktivitas kerja pegawai (Y)


bahwa Signifikansi Alpha berasal dari data yang berdistribusi
Kolmogorov-Simirnov dari variabel normal
produktivitas kerja pegawai (Y)
2. Persyaratan Linearitas Data
sebesar 0,200. Karena Signifikansi
Hasil perhitungan persyaratan
Alpha Kolmogorov-Simirnov diatas
kecocokan model regresi dengan
0,05 (0,200 > 0,05) maka dapat
chard adalah sebagai berikut:
disimpulkan bahwa variabel
a. Linearitas Y atas X1 c. Linearitas Y atas X1 dan X2

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Produktivitas Kerja Pegawai


Dependent Variable: Produktivitas Kerja Pegawai
1.0
1.0

0.8
0.8

Expected Cum Prob


Expected Cum Prob

0.6

0.6

0.4

0.4

0.2

0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob

b. Linearitas Y atas X2 Berdasarkan chart yang


menggambarkan hubungan antara nilai
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual yang diprediksi dengan Normal P-P

Dependent Variable: Produktivitas Kerja Pegawai


Plot of Regression Standardized
1.0
Residual terlihat bahwa sebaran data
0.8
disekitar titik nol serta tidak tampak
Expected Cum Prob

0.6
adanya suatu pola tertentu pada
0.4
sebaran data tersebut. Dengan
0.2
demikian model regresi ini telah
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
memenuhi persyaratan yang
Observed Cum Prob
ditentukan.

3. Uji Hipotesis dan Uji Regresi Linier pengaruh koordinasi (X1) terhadap
produktivitas kerja (Y) yang
a. Pengaruh Koordinasi terhadap
diperoleh dengan bantuan komputer
Produktivitas Kerja Pegawai
program SPSS (Statistical Product
Hasil perhitungan statistik
and Service Solutions), terangkum
(koefisien korelasi, koefisien
pada tabel berikut ini:
determinasi, nilai t dan regresi)
Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Korelasi, Koefisien Determinasi,
nilai t, dan Regresi
No Keterangan Hasil
1 Koefisien korelasi (rho) 0,769
2 Koefisien Determinasi (R square) 0,592
3 T hitung 10,216
4 T table 1,99
5 Konstanta (a) 25,397
6 Koefisien regresi (b) X1 0,789
Sumber : Olahan SPSS, 2012

Hipotesis pertama dalam penelitian dengan nilai ttabel. Dari tabel di atas
ini adalah: diketahui bahwa nilai thitung yang
Ho: b1 = 0: Tidak terdapat diperoleh sebesar 10,216.
pengaruh positif dan Sedangkan nilai ttabel pada tingkat
signifikan koordinasi kepercayaan 95 % (∝ = 5 %)
terhadap produktivitas kerja dengan degree of freedom (df) = 73
pegawai pada Badan adalah 1,99.
Kepegawaian, Pendidikan Dengan demikian, jika
dan Pelatihan Kabupaten dibandingkan antara nilai thitung
Bogor. (10,216) dan nilai ttabel (1,99), maka
H1: b1 # 0: Terdapat pengaruh nilai thitung lebih besar daripada nilai
positif dan signifikan ttabel. Ini berarti hipotesis nol (Ho)
koordinasi terhadap yang berbunyi: Tidak terdapat
produktivitas kerja pegawai pengaruh positif dan signifikan
pada Badan Kepegawaian, koordinasi terhadap produktivitas
Pendidikan dan Pelatihan kerja pegawai pada Badan
Kabupaten Bogor. Kepegawaian, Pendidikan dan
Jika nilai t hitung >t tabel , maka Ho Pelatihan Kabupaten Bogor
ditolak dah H1 diterima. “ditolak”; dan hipotesis alternatif
Untuk mengetahui (H1) yang berbunyi: Terdapat
keberartian atau signifikansi pengaruh positif dan signifikan
pengaruh koordinasi (X1) terhadap koordinasi terhadap produktivitas
produktivitas kerja pegawai (Y), kerja pegawai pada Badan
maka nilai thitung yang diperoleh Kepegawaian, Pendidikan dan
perlu terlebih dahulu dibandingkan
Pelatihan Kabupaten Bogor 0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat
“diterima”.
Sumber: Sugiyono (2004: 197)
Berdasarkan hasil
Dari tabel 12 diketahui nilai
perhitungan nilai konstanta (a) dan
koefisien korelasi (rho) antara
koefisien regresi (b) sebagaimana
variabel koordinasi (X1) dengan
yang terlihat pada tabel di atas maka
produktivitas kerja pegawai (Y)
dapat disusun persamaan regresi
sebesar 0,769. Nilai ini
sebagai berikut: Ŷ = 25,397 +
mencerminkan bahwa antara
0,789 X1
koordinasi (X1) dengan
Dari persamaan ini tampak
produktivitas kerja pegawai (Y)
nilai konstantanya sebesar 25,397.
secara kualitatif mempunyai
Secara matematis, nilai konstanta
hubungan yang kuat dan positif.
tersebut menyatakan bahwa pada
Sedangkan hasil koefisien
saat variabel koordinasi (X1)
determinasi (R square) yang
bernilai 0, maka produktivitas kerja
diperoleh yaitu sebesar 0,592 atau
pegawai (Y) bernilai 25,397.
dalam prosentase sebesar 59,2 %.
Selanjutnya nilai positif
Nilai ini mencerminkan bahwa
(0,789) yang terdapat pada koefisien
variasi perubahan pada variabel
regresi variabel bebas (koordinasi)
produktivitas kerja pegawai (Y)
menggambarkan adanya pengaruh
dapat dijelaskan oleh variabel
yang positif koordinasi (X1)
koordinasi (X1) sebesar 59,2 %.
terhadap produktivitas kerja
Adapun sisanya, yaitu sebesar 40,8
pegawai (Y), yaitu setiap kenaikan
% merupakan pengaruh dari
satu satuan variabel koordinasi (X1)
variabel-variabel lain yang tidak
akan menyebabkan kenaikan
dilibatkan dalam penelitian ini.
variabel produktivitas kerja
b. Pengaruh Komitmen Kerja
pegawai (Y) sebesar 0,782.
terhadap Produktivitas Kerja
Tabel 12. Interpretasi Koefisien Pegawai
Korelasi (rho) Hasil perhitungan statistik
Interval Tingkat korelasi (koefisien korelasi, koefisien
0,000 – 0,199 Sangat lemah
determinasi, nilai t dan regresi)
0,200 – 0,399 Lemah
0,400 – 0,599 Sedang pengaruh komitmen kerja (X2)
terhadap produktivitas kerja Statistical Product and Service
pegawai (Y) diperoleh dengan Solutions (SPSS), terangkum pada
bantuan komputer program tabel berikut ini:

Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Korelasi, Koefisien Determinasi,


nilai t, dan Regresi
No Keterangan Hasil
1 Koefisien korelasi (rho) 0,725
2 Koefisien Determinasi (R square) 0,526
3 T hitung 8,944
4 T table 1,99
5 Konstanta (a) 12,295
6 Koefisien regresi (b) X2 0,764
Sumber : Olahan SPSS, 2012

pengaruh komitmen kerja (X2)


Hipotesis kedua dalam penelitian
terhadap produktivitas kerja
ini adalah :
pegawai (Y), maka nilai thitung yang
Ho: b2 = 0 : Tidak terdapat
diperoleh perlu terlebih dahulu
pengaruh positif dan
dibandingkan dengan nilai ttabel.
signifikan komitmen kerja
Dari tabel di atas diketahui
terhadap produktivitas kerja
bahwa nilai thitung yang diperoleh
pegawai pada Badan
sebesar 8,944. Sedangkan nilai ttabel
Kepegawaian, Pendidikan
dan Pelatihan Kabupaten pada tingkat kepercayaan 95 % (∝=

Bogor. 5 %) dengan degree of freedom (df)

H1: b2 # 0 : Terdapat pengaruh = 73 adalah 1,99. Dengan demikian,

positif dan signifikan jika dibandingkan antara nilai thitung

komitmen kerja terhadap (8,944) dan nilai ttabel (1,99), maka

produktivitas kerja pegawai nilai thitung lebih besar daripada nilai

pada Badan Kepegawaian, ttabel.

Pendidikan dan Pelatihan Ini berarti hipotesis nol (Ho)

Kabupaten Bogor. yang berbunyi: Tidak terdapat

Jika nilai t >t maka Ho pengaruh positif dan signifikan


hitung tabel ,

ditolak dah H1 diterima. komitmen kerja terhadap

Untuk mengetahui produktivitas kerja pegawai pada

keberartian atau signifikansi Badan Kepegawaian, Pendidikan


dan Pelatihan Kabupaten Bogor
“ditolak”; dan hipotesis alternatif produktivitas kerja pegawai (Y)
(H1) yang berbunyi: Terdapat sebesar 0,764.
pengaruh positif dan signifikan Dari tabel 13 diketahui nilai
komitmen kerja terhadap koefisien korelasi (rho) antara
produktivitas kerja pegawai pada variabel komitmen kerja (X2)
Badan Kepegawaian, Pendidikan dengan produktivitas kerja pegawai
dan Pelatihan Kabupaten Bogor (Y) sebesar 0,725. Nilai ini
“diterima”. mencerminkan bahwa antara
Berdasarkan hasil komitmen kerja (X2) dengan
perhitungan nilai konstanta (a) dan produktivitas kerja pegawai (Y)
koefisien regresi (b) sebagaimana secara kualitatif mempunyai
yang terlihat pada tabel di atas maka hubungan yang kuat dan positif.
dapat disusun persamaan regresi Sedangkan hasil koefisien
sebagai berikut: Ŷ = 12,295 + determinasi (R square) yang
0,764 X2 diperoleh yaitu sebesar 0,526 atau
Dari persamaan ini tampak dalam prosentase sebesar 52,6 %.
nilai konstantanya sebesar 12,295. Nilai ini mencerminkan bahwa
Secara matematis, nilai konstanta variasi perubahan pada variabel
tersebut menyatakan bahwa pada produktivitas kerja pegawai (Y)
saat variabel komitmen kerja (X2) dapat dijelaskan oleh variabel
bernilai 0, maka produktivitas kerja komitmen kerja (X2) sebesar 52,6
pegawai (Y) bernilai 12,295. %. Adapun sisanya, yaitu sebesar
Selanjutnya nilai positif (0,764) 47,4 % merupakan pengaruh dari
yang terdapat pada koefisien regresi variabel-variabel lain yang tidak
variabel bebas (komitmen kerja) dilibatkan dalam penelitian ini.
menggambarkan adanya pengaruh c. Pengaruh Koordinasi dan
yang positif komitmen kerja (X2) Komitmen Kerja Secara
Bersama-sama terhadap
terhadap produktivitas kerja Produktivitas Kerja Pegawai
pegawai (Y), dimana setiap
Hasil perhitungan statistik
kenaikan satu satuan variabel
(koefisien korelasi, koefisien
komitmen kerja (X2) akan
determinasi, nilai F dan regresi)
menyebabkan kenaikan variabel
pengaruh koordinasi (X1) dan
komitmen kerja (X2) secara komputer program SPSS (Statistical
bersama-sama terhadap Product and Service Solutions),
produktivitas kerja pegawai (Y) terangkum pada tabel berikut ini:
yang diperoleh dengan bantuan

Tabel 14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Korelasi, Koefisien


Determinasi, nilai F, dan Regresi

No Keterangan Hasil
1 Koefisien korelasi (rho) 0,823

2 Koefisien Determinasi (R square) 0,677

3 F hitung 74,302
4 F table 3,285
5 Konstanta (a) 12,102
6 Koefisien regresi (b) X1 0,528
7 Koefisien regresi (b) X2 0,407
Sumber : Olahan SPSS, 2012
Dari tabel di atas diketahui
Hipotesis ketiga dalam penelitian
bahwa nilai Fhitung yang diperoleh
ini adalah :
sebesar 74,302. Sedangkan nilai
Ho: b1=b2=0:
Ftabel pada tingkat kepercayaan 95 %
Tidak terdapat pengaruh positif
dan signifikan koordinasi dan (∝= 5 %) dengan degree of freedom

komitmen kerja secara (df) = 72 adalah 3,285. Dengan

bersama-sama terhadap demikian, jika dibandingkan antara

produktivitas kerja pegawai nilai Fhitung (74,302) dan nilai Ftabel

pada Badan Kepegawaian, (3,285), maka nilai Fhitung lebih

Pendidikan dan Pelatihan besar daripada nilai Ftabel.

Kabupaten Bogor.. Hal ini berarti hipotesis nol

H1: Salah satu atau keduanya b # 0: (Ho) yang berbunyi: Tidak terdapat

Terdapat pengaruh positif dan pengaruh positif dan signifikan

signifikan koordinasi dan koordinasi dan komitmen kerja

komitmen kerja secara secara bersama-sama terhadap

bersama-sama terhadap produktivitas kerja pegawai pada

produktivitas kerja pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan

pada Badan Kepegawaian, dan Pelatihan Kabupaten Bogor

Pendidikan dan Pelatihan “ditolak”; dan hipotesis alternatif

Kabupaten Bogor. (H1) yang berbunyi: Terdapat

Jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ho pengaruh positif dan signifikan
,

ditolak dan H1 diterima koordinasi dan komitmen kerja


secara bersama-sama terhadap
Untuk mengetahui
produktivitas kerja pegawai pada
keberartian atau signifikansi
Badan Kepegawaian, Pendidikan
pengaruh koordinasi (X1) dan
dan Pelatihan Kabupaten Bogor.
komitmen kerja (X2) secara
“diterima”.
bersama-sama terhadap
Berdasarkan hasil
produktivitas kerja pegawai (Y),
perhitungan nilai konstanta (a) dan
maka nilai Fhitung yang diperoleh
koefisien regresi (b) sebagaimana
perlu terlebih dahulu dibandingkan
yang terlihat pada tabel di atas maka
dengan nilai Ftabel.
dapat disusun persamaan regresi
sebagai berikut: Ŷ = 12,102 + bersama-sama dengan produktivitas
0,528 X1 + 0,407 X2 kerja pegawai (Y) sebesar 0,823.
Dari persamaan ini tampak Nilai ini mencerminkan bahwa
nilai konstantanya sebesar 12,102. hubungan antara koordinasi (X1)
Secara matematis, nilai konstanta dan komitmen kerja (X2) secara
tersebut menyatakan bahwa pada bersama-sama dengan produktivitas
saat variabel koordinasi (X1) dan kerja pegawai (Y) secara kualitatif
komitmen kerja (X2) secara mempunyai hubungan yang sangat
bersama-sama bernilai 0, maka kuat dan positif.
produktivitas kerja pegawai (Y) Sedangkan hasil koefisien
bernilai 12,102. Selanjutnya nilai determinasi (R square) yang
positif (0,528) yang terdapat pada diperoleh yaitu sebesar 0,677 atau
koefisien regresi variabel bebas dalam prosentase sebesar 67,7 %.
koordinasi, dan nilai positif (0,407) Nilai ini mencerminkan bahwa
yang terdapat pada koefisien regresi variasi perubahan pada variabel
variabel bebas komitmen kerja, hal produktivitas kerja pegawai (Y)
ini menggambarkan adanya dapat dijelaskan oleh variabel
pengaruh yang positif koordinasi koordinasi (X1) dan komitmen kerja
(X1) dan komitmen kerja (X2) (X2) secara bersama-sama sebesar
secara bersama-sama terhadap 67,7 %. Adapun sisanya, yaitu
produktivitas kerja pegawai (Y), sebesar 32,3 % merupakan
dimana setiap kenaikan satu satuan pengaruh dari variabel-variabel lain
variabel koordinasi (X1) dan yang tidak dilibatkan dalam
komitmen kerja (X2) secara penelitian ini.
bersama-sama akan menyebabkan PEMBAHASAN
kenaikan variabel produktivitas
Pengaruh Koordinasi terhadap
kerja pegawai (Y) sebesar 0,528 Produktivitas Kerja Pegawai pada
dan 0,407. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Bogor
Dari tabel 14 diketahui nilai
Hasil uji hipotesis menunjukkan,
koefisien korelasi (rho) antara
nilai t hitung sebesar 10,216 sedangkan
variabel koordinasi (X1) dan
besarnya t tabel dengan derajat bebas (df)
komitmen kerja (X2) secara
73 pada α (0,05) sebesar 1,99 dengan pencegahan serta teknologi yang memakai
demikian nilai t hitung > t tabel, sehingga cara alternatif.
hipotesis yang diambil adalah Ho : Persamaan regresi parsial adalah
ditolak dan H1 : diterima. Artinya Ŷ = 25,397 + 0,789 X1. Persamaan
hipotesis yang diterima adalah : Terdapat tersebut dapat ditunjukkan melalui
pengaruh positif dan signifikan perhitungan sebagai berikut:
koordinasi terhadap produktivitas kerja Y 25,397 33,287 41,177
pegawai pada Badan Kepegawaian, X1 0 10 20
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Bogor. Berdasarkan model regresi

Berdasarkan pengujian hipotesis tersebut dapat dinyatakan bahwa

telah terbukti bahwa, koordinasi peningkatan pelaksanaan koordinasi yang

berpengaruh positif dan signifikan ada pada Badan Kepegawaian,

terhadap produktivitas kerja pegawai Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

pada Badan Kepegawaian, Pendidikan Bogor mempunyai pengaruh positif

dan Pelatihan Kabupaten Bogor. terhadap peningkatan produktivitas kerja

Hasil uji hipotesis menyatakan pegawai, dengan kata lain semakin baik

koordinasi berpengaruh positif dan pelaksanaan koordinasi maka akan

signifikan terhadap produktivitas kerja semakin meningkat pula produktivitas

pegawai pada Badan Kepegawaian, kerja pegawai pada Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

Bogor. Adanya pengaruh koordinasi Bogor.

terhadap produktivitas kerja pegawai, hal Berdasarkan hasil pengolahan data

ini sejalan dengan pendapat Handoko penelitian diketahui nilai koefisien

(2008 :213). Menurut Handoko bahwa korelasi (rho) antara koordinasi dengan

terdapat beberapa faktor yang produktivitas kerja pegawai pada Badan

berhubungan dengan produktivitas kerja, Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

diantaranya yang dikelompokkan pada Kabupaten Bogor sebesar 0,769. Nilai ini

proses atau metode, yaitu tata ruang tugas, mencerminkan bahwa antara koordinasi

penanganan bahan baku penolong dan dengan produktivitas kerja pegawai pada

mesin, perencanaan, koordinasi dan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

pengawasan, pemeliharaan melalui Pelatihan Kabupaten Bogor secara


kualitatif mempunyai hubungan yang kuat Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
dan positif. Bogor.
Besarnya pengaruh koordinasi Berdasarkan pengujian hipotesis
terhadap produktivitas kerja pegawai pada telah terbukti bahwa komitmen kerja
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan berpengaruh positif dan signifikan
Pelatihan Kabupaten Bogor sebesar 59,2 terhadap produktivitas kerja pegawai
%. Adapun sisanya, yaitu sebesar 40,8 % pada Badan Kepegawaian, Pendidikan
merupakan pengaruh dari variabel- dan Pelatihan Kabupaten Bogor.
variabel lain yang tidak dilibatkan dalam Hasil uji hipotesis menyatakan
penelitian ini. komitmen kerja berpengaruh positif dan
Hasil penelitian ini sejalan dalam signifikan terhadap produktivitas kerja
mendukung hasil penelitian sebelumnya pegawai pada Badan Kepegawaian,
yang dilakukan oleh E. Suadi, (2011) Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
yang berjudulul : “Pengaruh Koordinasi Bogor. Adanya pengaruh komitmen kerja
dan Kompetensi Pegawai terhadap terhadap produktivitas kerja pegawai ini
Produktivitas Kerja Pegawai pada sejalan dengan pendapat Bernardin and
Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Russell (1993:518). Bernardin and
Seluma” Russell menyebutkan pengetahuan,
keterampilan, ability, sikap, komitmen
Pengaruh Komitmen Kerja terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai pada dan perilaku karyawan sebagai faktor
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
yang berpengaruh terhadap produktivitas
Pelatihan Kabupaten Bogor
tenaga kerja.
Hasil uji hipotesis menunjukkan,
Persamaan regresi parsial adalah
nilai t hitung sebesar 8,944 sedangkan
Ŷ = 12,295 + 0,764 X2. Persamaan
besarnya t tabel dengan derajat bebas (df)
tersebut dapat ditunjukkan melalui
73 pada α (0,05) sebesar 1,99 dengan
perhitungan sebagai berikut:
demikian nilai t hitung > t tabel, sehingga
Y 12,295 19,755 27,575
hipotesis yang diambil adalah Ho :
X2 0 10 20
ditolak dan H1 : diterima. Artinya
hipotesis yang diterima adalah : Terdapat Berdasarkan model regresi
pengaruh positif dan signifikan tersebut dapat dinyatakan bahwa
komitmen kerja terhadap produktivitas peningkatan kondisi komitmen kerja
kerja pegawai pada Badan Kepegawaian,
pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan sebelumnya yang dilakukan oleh Winarno
dan Pelatihan Kabupaten Bogor (2010) dengan judul “Pengaruh
mempunyai pengaruh positif terhadap Kepemimpinan dan Komitmen Kerja
peningkatan produktivitas kerja pegawai, terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
dengan kata lain semakin baik kondisi pada PT Samudra Indonesia”
komitmen kerja pegawai maka akan
Pengaruh Koordinasi dan Komitmen
semakin meningkat pula produktivitas Kerja Secara Bersama-sama terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai pada
kerja pegawai pada Badan Kepegawaian,
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Pelatihan Kabupaten Bogor
Bogor. Hasil uji hipotesis menunjukkan,
Berdasarkan hasil pengolahan data nilai F hitung sebesar 74,302, sedangkan
penelitian diketahui nilai koefisien besarnya F tabel dengan derajat bebas (df)
korelasi (rho) antara komitmen kerja 2 dan 72 pada α (0,05) sebesar 3,285.
dengan produktivitas kerja pegawai pada Dengan demikian nilai F > F
hitung tabel,
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan sehingga hipotesis yang diambil adalah
Pelatihan Kabupaten Bogor sebesar 0,725. Ho : ditolak dan H1 : diterima. Artinya
Nilai ini mencerminkan bahwa antara hipotesis yang diterima adalah: Terdapat
komitmen kerja dengan produktivitas pengaruh positif dan signifikan koordinasi
kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, dan komitmen kerja secara bersama-
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten sama terhadap produktivitas kerja
Bogor secara kualitatif mempunyai pegawai pada Badan Kepegawaian,
hubungan yang kuat dan positif. Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Besarnya pengaruh komitmen Bogor.
kerja terhadap produktivitas kerja Berdasarkan pengujian hipotesis
pegawai pada Badan Kepegawaian, telah terbukti bahwa, koordinasi dan
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten komitmen kerja secara bersama-sama
Bogor sebesar 52,6 %. Adapun sisanya, berpengaruh positif dan signifikan
yaitu sebesar 47,4 % merupakan pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada
dari variabel-variabel lain yang tidak Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
dilibatkan dalam penelitian ini. Pelatihan Kabupaten Bogor.
Dengan demikian hasil penelitian Hasil uji hipotesis menyatakan
ini mendukung hasil penelitian koordinasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produktivitas kerja X2. Berdasarkan persamaan model regresi
pegawai pada Badan Kepegawaian, tersebut dapat dinyatakan bahwa
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten peningkatan pelaksanaan koordinasi dan
Bogor. Adanya pengaruh koordinasi kondisi komitmen kerja secara bersama-
terhadap produktivitas kerja pegawai ini sama pada Badan Kepegawaian,
sejalan dengan pendapat Handoko Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
(2008:213). Menurut Handoko bahwa Bogor mempunyai pengaruh yang positif
terdapat beberapa faktor yang terhadap peningkatan produktivitas kerja
berhubungan dengan produktivitas kerja, pegawai, dengan kata lain semakin baik
diantaranya yang dikelompokkan pada pelaksanaan koordinasi dan kondisi
proses atau metode yaitu tata ruang tugas, komitmen kerja secara bersama-sama
penanganan bahan baku penolong dan maka akan semakin meningkat pula
mesin, perencanaan, koordinasi dan produktivitas kerja pegawai pada Badan
pengawasan, pemeliharaan melalui Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
pencegahan serta teknologi yang memakai Kabupaten Bogor.
cara alternatif. Hal ini sekaligus dapat diartikan
Selain itu, hasil uji hipotesis bahwa, untuk meningkatkan produktivitas
menyatakan komitmen kerja berpengaruh kerja pegawai pada Badan Kepegawaian,
positif dan signifikan terhadap Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
produktivitas kerja pegawai pada Badan Bogor maka dapat dilakukan dengan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan upaya-upaya peningkatan peningkatan
Kabupaten Bogor. Adanya pengaruh pelaksanaan koordinasi dan kondisi
komitmen kerja terhadap produktivitas komitmen kerja secara bersama-sama
kerja pegawai ini sejalan dengan pendapat pada Badan Kepegawaian, Pendidikan
Bernardin and Russell (1993: 518). dan Pelatihan Kabupaten Bogor
Bernardin and Russell menyebutkan Berdasarkan hasil pengolahan data
pengetahuan, ketrampilan, ability, sikap, penelitian diketahui nilai koefisien
komitmen dan perilaku karyawan sebagai korelasi (rho) antara koordinasi dan
faktor yang berpengaruh terhadap komitmen kerja secara bersama-sama
produktivitas tenaga kerja dengan produktivitas kerja pegawai pada
Persamaan regresi berganda Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
adalah Ŷ = 12,102 + 0,528 X1 + 0,407 Pelatihan Kabupaten Bogor sebesar 0,823.
Nilai ini mencerminkan bahwa antara 2. Terdapat pengaruh positif dan
koordinasi dan komitmen kerja secara signifikan komitmen kerja terhadap
bersama-sama dengan produktivitas kerja produktivitas kerja pegawai pada
pegawai pada Badan Kepegawaian, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Pelatihan Kabupaten Bogor.
Bogor secara kualitatif mempunyai Peningkatan kondisi komitmen kerja
hubungan yang sangat kuat dan positif. mempunyai pengaruh positif terhadap
Besarnya pengaruh koordinasi peningkatan produktivitas kerja
dan komitmen kerja secara bersama- pegawai pada Badan Kepegawaian,
sama terhadap produktivitas kerja Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
pegawai pada Badan Kepegawaian, Bogor. Besarnya pengaruh komitmen
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten kerja terhadap produktivitas kerja
Bogor sebesar 67,7 %. Adapun sisanya, pegawai pada Badan Kepegawaian,
yaitu sebesar 32,3 % merupakan pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
dari variabel-variabel lain yang tidak Bogor sebesar 52,6 %.
dilibatkan dalam penelitian ini. 3. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan koordinasi dan komitmen
Simpulan
kerja secara bersama-sama terhadap
1. Terdapat pengaruh positif dan
produktivitas kerja pegawai pada
signifikan koordinasi terhadap
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
produktivitas kerja pegawai pada
Pelatihan Kabupaten Bogor.
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Peningkatan pelaksanaan koordinasi
Pelatihan Kabupaten Bogor.
dan kondisi komitmen kerja secara
Peningkatan pelaksanaan koordinasi
bersama-sama mempunyai pengaruh
mempunyai pengaruh positif terhadap
positif terhadap peningkatan
peningkatan produktivitas kerja
produktivitas kerja pegawai pada
pegawai pada Badan Kepegawaian,
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Pelatihan Kabupaten Bogor.
Bogor. Besarnya pengaruh koordinasi
Besarnya pengaruh koordinasi dan
terhadap produktivitas kerja pegawai
komitmen kerja secara bersama-
pada Badan Kepegawaian,
sama terhadap produktivitas kerja
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
pegawai pada Badan Kepegawaian,
Bogor sebesar 59,2 %.
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten 3. Hasil kajian ini menjadi landasan
Bogor sebesar 67,7 %. untuk melakukan kajian lebih lanjut
mengenai produktivitas kerja
Saran-Saran
pegawai pada Badan Kepegawaian,
1. Berdasarkan hasil penelitian maka
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Bogor dengan mengkaji variabel lain
Pelatihan Kabupaten Bogor perlu
yang mempengaruhi selain
melakukan pembenahan dalam aspek
koordinasi dan komitmen kerja.
koordinasi dan komitmen kerja.
4. Hasil kajian ini menjadi masukan
Pembenahan pada aspek komitmen
bagi Badan Kepegawaian,
kerja dapat dilakukan melalui
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
langkah-langkah:
Bogor dalam upaya meningkatkan
a. Perhatian yang lebih baik
produktivitas kerja pegawai.
terhadap kebutuhan pegawai di
masa depan. Daftar Pustaka
b. Kepastian untuk dapat terus Armansyah, M. 2002. Pengukuran Sikap
Bekerja dan Beberapa Aspek
bekerja di Badan Kepegawaian, Psikologi Kesejahteraan. Jakarta:
Pendidikan dan Pelatihan Gramedia.
Kabupaten Bogor. Bauer Hans & Mark Grether. 2004.
Motivation and Work Behavior.
c. Kepastian adanya peningkatan New York: McGraw-Hill, Inc.
karier bagi pegawai. Bernard and Joyce E.A. Russell. 1998.
2. Pimpinan Badan Kepegawaian, Human Resource Management:
An Exprential Approach.
Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Singapore: Mc Graw- Hill Inc.
Bogor perlu menyadari dan Deni, Ahmad. 2006. Komitmen dalam
memahami bahwa koordinasi Keluarga. Jakarta: Ghalia.

mempunyai pengaruh yang besar Fayol, Henry. 1999. Industrial and


General Administration. Genewa
terhadap peningkatan produktivitas International Institute.
kerja pegawai, oleh karena itu Greenberg & Baron. 2002.
pelaksanaan koordinasi yang ada saat Organizational Behavior. New
York: Irwin Mc Graw- Hill Paul
ini harus dipertahankan bahkan Hersey Inc.
ditingkatkan di lingkungan Badan Gomes, Faustino Cardoso. 2003.
Manajemen Sumber Daya
Kepegawaian, Pendidikan dan
Manusia. Yogyakarta: Andi.
Pelatihan Kabupaten Bogor.
Hamsal. M. 2006. Produktivitas Kerja. York: The McGraw – Hill
Jakarta: Universitas Indonesia. Companies Inc.
Handoko, Martin, 2008, Motivasi : Daya Pfiffner, John M dan Robert Presthus.
penggerak Tingkah Laku, 1997. Public Adminsitration. New
Yogyakarta, Kanisius. York: The Ronald Press
Company.
-------. 2000. Manajemen Personalia &
Sumberdaya Manusia. Putti J.M. 1995. A Manager’s Primer On
Yogyakarta: BPFE. Performance Appraisals:
Concepts and Technique. USA:
Hasibuan, Malayu. 2006. Manajemen
Federal Publications. Pte.Ltd.
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Haji Masagung. Sedarmayanti. 2006. Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas Kerja.
Hersey N. & Marc Siegall. 2005.
Cet. 4. Bandung:
Psikologi Industri/Organisasi
Penerbit Mandar Maju.
Modern. Edisi 2. Jakarta: Arcan.
Simanjuntak, J. Payaman. 2006.
James, G. March dan Herbert A. Simon.
Perencanaan Sumber Daya
1999. Public Administration. New
Manusia Stratejik. Jakarta:
York: Alfred A. Knop.
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Kusriyanto, Bambang, 2005. Negara.
Meningkatkan Produktivitas
Sopiah. 2008. Manajemen Personalia
Karyawan. Jakarta: Pustaka
(Pokok-Pokok, Kasus dan Soal
Binaman Pressindo.
Jawab). Jakarta: Rineka Cipta.
Kuntjoro. 2007. Manajemen Sumber
Spector, Paul E. 2006. Industrial and
Daya Manusia Strategik. Jakarta:
Organizational Psychology:
Ghalia Indonesia.
Research and Practice (Second
Mac Camille, Loftus, F. Elizabeth, and Edition). New York: John Wiley
Marv E. Marshall. 2006. & Sons, Inc.
Psychology. New York: Alfred A.
Stoner, A.F. James. 1996. Management,
Knopf Inc.
Englewood Cliffs. New Jersey:
Meyer, John. P., Allen & Smith, Natalie J. Prentice Hall inc.
2005. Management at Work. New
Suadi, E. 2011. Pengaruh Koordinasi
York: John Wiley & Sons, Inc.
dan Kompetensi Pegawai
Nawawi, Hadari dan Martini. 2004. terhadap Produktivitas Kerja
Administrasi Personalia untuk Pegawai pada Sekretariat
Meningkatkan Produktivitas. Pemerintah Daerah Kabupaten
Jakarta: Haji Masagung. Seluma. Jakarta.
Ndraha, Taliziduhu. 2005. Ilmu Suganda, Dann. 2001. Koordinasi Alat
Pemerintahan. Jakarta: Rineka Pemersatu Gerak Administrasi.
Cipta. Jakarta: Intermedia.
-------. 2005. Pembangunan Masyarakat. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Jakarta: Rineka Cipta. Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Newstrom, John W and Davis Keith. Sumarsono dan Suad H. 2007. Studi
1997. Organizational Behavior: Kelayakan Sumber Daya Manusia.
Human Behavior at Work. New
Edisi Keempat. Terry, George R. 1992. Principles of
Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Management. Illinois: Richard D.
Irwin Inc.
Supriyanto. 2006. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Timpe, A. Dale. 1999. Kinerja.
BPFE. (Terjemahan). Jakarta: Gramedia
Asri Media.
Suprihanto, John. 2009. Manajemen
Personalia (Pokok-Pokok, Kasus Tosi, Henry L and Stephen J. Carroll.
dan Soal Jawab). 1999. Management. New York:
Yogyakarta: BPFE. Second Edition, John Wiley &
Sons.
Syafrudin. 2006. Dasar-Dasar
Manajemen Pendidikan. Jakarta: Triton P.B. 2009. Produktivitas. Jakarta:
Ghalia Indonesia. Bumi Aksara.
Tax, John M. & Robert Konopaske, Winarno. 2010. Pengaruh Kepemimpinan
Michael T. Matteson. 2005. Public dan Komitmen Kerja terhadap
Adminsitration. New York: The Produktivitas Kerja Pegawai pada
Ronald Press Company. PT Samudra Indonesia. Jakarta.
Temaluru, E. 2001. Kriteria Kualitas
Kerja. (Terjemah Baharuddin).
Jakarta: Bumi Aksara.
ANALISIS PENATAUSAHAAN DAN PERHITUNGAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA TAHUN PAJAK 2013

Disusun oleh:

Deddy Arief Setiawan 1)

ABSTRAK

Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pertambangan Mineral dan Batubara
semakin meningkat dari tahun ke tahun dan menjadi penyumbang terbesar keseluruhan
penerimaan PBB pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Penatausahaan dan perhitungan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara mulai
dilakukan di tahun 2013. Tahun sebelumnya PBB Pertambangan Mineral dan Batubara
terdiri atas tiga objek PBB, yaitu objek PBB Sektor Pertambangan Non Migas selain
Pertambangan Energi Panas Bumi dan Galian C; objek PBB Sektor Pertambangan Non
Migas Galian C; dan objek PBB sektor pertambangan yang dikelola berdasarkan
Kontrak Karya atau Kontrak Kerja sama. Ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang terkait dengan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara, yaitu
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012, Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor KEP-132/PJ/2013, dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE-64/PJ/2012. Dokumentasi penatausahaan PBB Pertambangan Mineral dan
Batubara meliputi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), Lampiran Surat
Pemberitahuan Objek Pajak (LSPOP), dan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).
Penatausahaan tersebut dijalankan sesuai prosedur yang telah ditentukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak. Perhitungan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara meliputi
penetapan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara pada Areal Onshore, Areal
Offshore, dan Tubuh Bumi. Penetapan tersebut sesuai dengan pengumpulan data
masukan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dasar Pengenaan Pajak
(DPP) PBB Pertambangan Mineral dan Batubara meliputi Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP) Bumi dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bangunan yang telah dibuatkan
Bagan SPPT untuk Areal Onshore, SPPT untuk Areal Offshore, dan SPPT untuk Tubuh
Bumi. Agar perhitungan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda-beda, Direktorat Jenderal Pajak harus membuat buku panduan
PBB Pertambangan Mineral dan Batubara sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku

Kata Kunci: PBB Pertambangan Mineral dan Batubara

1
) Dosen STIAMI Jakarta
Berdasarkan Nota Keuangan dan Penyumbang penerimaan PBB terbesar
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam lima tahun terakhir adalah PBB
Tahun Anggaran 2012 pertambangan, PBB perkotaan, dan PBB
(http://www.depkeu.go.id/Ind/), pedesaan. PBB pertambangan merupakan
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan penyumbang terbesar dengan kontribusi
(PBB) cenderung meningkat dalam rata-rata sebesar 65,8 persen dan nilainya
periode tahun 2006 s.d. 2010, yaitu pada cenderung meningkat. Data selengkapnya
tahun tahun 2006 sebesar Rp20,9 triliun mengenai perkembangan PBB tahun 2006
menjadi Rp28,6 triliun pada tahun 2010. s.d. 2011 dapat dilihat dibawah ini.

Perkembangan Pajak Bumi Dan Bangunan, 2006-2011*)


(triliun rupiah)

Berdasarkan data dan informasi mengenai pertumbuhan penerimaan PBB


Pertambangan tersebut, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah
melakukan penataan PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi pada
tahun 2012 dan berlanjut tahun 2013, sedangkan PBB Pertambangan Mineral dan
Batubara baru dilakukan tahun 2013. Penatausahaan dan perhitungan PBB
Pertambangan baik PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi, dan
PBB Pertambangan Mineral dan Batubara memiliki perbedaan dengan tahun-tahun
sebelumnya dan sulit dilaksanakan, maka penulis tertarik untuk melakukan analisis
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Berdasarkan data dan informasi
serta Panas Bumi, dan PBB Pertambangan
mengenai pertumbuhan penerimaan PBB
Mineral dan Batubara memiliki perbedaan
Pertambangan tersebut, pemerintah dalam
dengan tahun-tahun sebelumnya dan sulit
hal ini Direktorat Jendral Pajak (DJP)
dilaksanakan, maka penulis tertarik untuk
telah melakukan penataan PBB
melakukan analisis penatausahaan dan
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
perhitungan objek PBB Pertambangan.
serta Panas Bumi pada tahun 2012 dan
Namun, ruang lingkupnya penelitian ini
berlanjut tahun 2013, sedangkan PBB
hanya meliputi PBB Pertambangan
Pertambangan Mineral dan Batubara baru
Mineral dan Batubara. Metode penelitian
dilakukan tahun 2013. Penatausahaan dan
menggunakan analisis deskriptif dengan
perhitungan PBB Pertambangan baik PBB
metode kasus (Kuncoro, 2003). Metode
kasus lebih sering digunakan untuk 1. Objek PBB Sektor Pertambangan Non
menemukan ide-ide baru mengenai Migas selain Pertambangan Energi
hubungan antarvariabel, yang kemudian Panas Bumi dan Galian C.
diuji lebih mendalam dalam penelitian 2. Objek PBB Sektor Pertambangan Non
eksploratif. Ide tersebut bersumber dari Migas Galian C.
pelaksanaan peraturan perundang- 3. Objek PBB sektor pertambangan yang
undangan perpajakan dan peraturan dikelola berdasarkan Kontrak Karya
tersebut sebagai metode pengumpulan atau Kontrak Kerja sama.
data. Rincian Objek PBB Pertambangan
Mineral dan Batubara yang terdiri atas
Dasar Hukum PBB Pertambangan
Mineral dan Batubara tiga objek PBB tersebut di atas dapat
Sebelum tahun 2013 PBB dilihat di bawah ini.
Pertambangan Mineral dan Batubara
terbagi menjadi tiga objek PBB, yaitu:

Rincian Objek PBB Pertambangan Mineral dan Batubara

Objek PBB Pertambangan Non Objek PBB Pertambangan Objek PBB Pertambangan
Minyak dan Gas selain Non Minyak dan Gas Perjanjian Pengusahaan
Pertambangan Energi Panas Galian C Pertambangan Batubara
Bumi dan Galian C

Objek PBB Pertambangan Mineral dan


Batubara

Objek PBB Sektor Pertambangan Tulis; Batu Setengah Permata; Batu


Non-Migas Galian C Kapur; Batu Apung; Batu Permata;
(http://www.ortax.org/ortax/) berdasarkan Bentonit; Dolomit; Feldspar; Garam Batu
Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah (Halite); Grafit; Granit/Andesit; Gips;
Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Kalsit; Kaolin; Leusit; Magnesit; Mika;
Daerah, diatur bahwa bahan Galian Marmer; Nitrat; Opsidien; Oker; Pasir
Golongan C sebagaimana dimaksud Dan Kerikil; Pasir Kuarsa; Perlit;
dalam ayat (1) meliputi: Asbes; Batu Phospat; Talk; Tanah Serap (Fullers
Earth); Tanah Diatome; Tanah Liat;
Tawas (Alum); Tras; Yarosif; Zeolit; kuarsa; perlit; phospat; talk; tanah serap
Basal; Trakkit. Ketentuntan tersebut (fullers earth); tanah diatome; tanah liat;
selaras dengan Pasal 57 ayat (1) Undang- tawas (alum); tras; yarosif; zeolit; basal;
undang Nomor 28 Tahun 2009 tetang trakkit; dan Mineral Bukan Logam dan
Pajak Daerah dan Retribusai Daerah, Batuan lainnya sesuai dengan ketentuan
diatur bahwa Objek Pajak Mineral Bukan peraturan perundang-undangan.
Logam dan Batuan adalah kegiatan Sejarah ketentuan peraturan
pengambilan Mineral Bukan Logam dan perpajakan objek PBB Pertambangan
Batuan yang meliputi: asbes; batu tulis; Mineral dan Batubara yang meliputi
batu setengah permata; batu kapur; batu ketiga objek PBB tersebut diatas menjadi
apung; batu permata; bentonit; dolomit; bagian yang terpenting untuk dijelaskan
feldspar; garam batu (halite); grafit; sebelum memberikan ulasan landasan
granit/andesit; gips; kalsit; kaolin; leusit; teori berdasarkan dasar hukum objek PBB
magnesit; mika; marmer; nitrat; Pertambangan Mineral dan Batubara.
opsidien; oker; pasir dan kerikil; pasir Sejarah tersebut dapat dilihat dibawah ini.
Sejarah Ketentuan Peraturan Perpajakan
Objek PBB Pertambangan Mineral dan Batubara
Objek PBB Pertambangan
Non Minyak dan Gas
selain Pertambangan
Energi Panas Bumi dan
Galian C

1. KEP-16/PJ/1998
2. SE-26/PJ.6/1999 jo. SE- 47/PJ.6/1999
3. SE-48/PJ/2011

Objek PBB Pertambangan


Non Minyak dan Gas Objek PBB Pertambangan Mineral dan
Galian C Batubara

1. PER-32/PJ/2012
2. KEP-132/PJ/2013
1. KEP-16/PJ/1998 3. SE-64/PJ/2012
2. SE-27/PJ.6/1999

Tahun Pajak
Objek PBB Pertambangan
Perjanjian Pengusahaan 2013
Pertambangan Batubara

KEP-16/PJ/1998
Dasar hukum pemajakan Objek Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,
Pajak PBB Pertambangan Mineral dan Tambahan Lembaran Negara Republik
Batubara tahun 2013 sebagai bahan Indonesia Nomor 4959);
pertimbangan meliputi: 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 2009 tentang Pajak Daerah dan
tentang Ketentuan Umum dan Tata Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
3262) sebagaimana telah beberapa kali 5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
diubah terakhir dengan Undang- 2010 tentang Wilayah Pertambangan
Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan
Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);
Nomor 4999); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
1985 tentang Pajak Bumi dan Usaha Pertambangan Mineral dan
Bangunan (Lembaran Negara Republik Batubara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Indonesia Tahun 2010 Nomor 29,
Tambahan Lembaran Negara Republik Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3312) sebagaimana Indonesia Nomor 5111);
telah diubah dengan Undang-Undang 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran 150/PMK.03/2010 tentang Klasifikasi
Negara Republik Indonesia Tahun dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak
1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi
Negara Republik Indonesia Nomor dan Bangunan;
3569); 8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pertambangan Mineral dan tentang Tata Cara Penetapan Harga
Batubara (Lembaran Negara Republik
Patokan Penjualan Mineral dan produksi. Kegiatan eksplorasi
Batubara; merupakan tahapan kegiatan usaha
9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber pertambangan untuk memperoleh
Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2011 informasi secara terperinci dan
tentang Tata Cara Penetapan Wilayah teliti tentang lokasi, bentuk,
Usaha Pertambangan dan Sistem dimensi, sebaran, kualitas, dan
Informasi Wilayah Pertambangan sumber daya terukur dari bahan
Mineral dan Batubara. galian, serta informasi mengenai
lingkungan sosial dan lingkungan
KAJIAN TEORI
hidup. Kemudian, kegiatan operasi
Objek Pajak, Subjek Pajak, dan Wajib
Pajak produksi merupakan tahapan

Objek pajak PBB Pertambangan kegiatan usaha pertambangan

Mineral dan Batubara adalah bumi yang meliputi konstruksi,

dan/atau bangunan yang berada di dalam penambangan, pengolahan,

kawasan yang digunakan untuk kegiatan pemurnian, termasuk

usaha pertambangan mineral dan pengangkutan dan penjualan, serta

batubara. Bumi pada Objek pajak PBB sarana pengendalian dampak

Pertambangan Mineral dan Batubara lingkungan sesuai dengan hasil

terdiri dari: studi kelayakan.


Pengertian areal permukaan
1. Permukaan bumi, meliputi:
bumi pada onshore meliputi areal
a. tanah dan/atau perairan pedalaman
produktif adalah areal yang
(onshore), terdiri dari Areal
dimanfaatkan untuk kegiatan
Produktif, Areal Belum Produktif
penambangan yang sedang
yang meliputi Areal Cadangan
dilakukan pengambilan galian
Produksi dan Areal Belum
tambang; areal cadangan produksi
Dimanfaatkan, Areal Tidak
adalah areal yang dimanfaatkan
Produktif, Areal Emplasemen, dan
untuk kegiatan penambangan,
Areal Pengaman;
tetapi belum dilakukan
b. perairan lepas pantai (offshore).
pengambilan galian tambang;
Permukaan bumi tersebut
areal belum dimanfaatkan adalah
digunakan untuk kegiatan
areal yang belum dimanfaatkan
eksplorasi dan/atau operasi
untuk kegiatan penambangan atau adalah konstruksi teknik yang ditanam
areal yang sedang dilakukan atau dilekatkan secara tetap pada tanah
kegiatan penyelidikan umum, dan/atau perairan. Kawasan yang
eksplorasi dan/atau studi digunakan untuk kegiatan usaha
kelayakan; areal tidak produktif pertambangan mineral dan batubara
adalah areal yang sama sekali tersebut meliputi:
tidak dapat diusahakan untuk a. wilayah izin pertambangan atau
kegiatan penambangan, atau areal wilayah pertambangan sejenis;
yang telah selesai diusahakan; dan
areal emplasemen adalah areal b. wilayah di luar wilayah izin
yang di atasnya dimanfaatkan pertambangan atau wilayah
untuk bangunan dan/atau pertambangan sejenis yang
pekarangan serta fasilitas merupakan satu kesatuan yang
penunjangnya; dan areal digunakan untuk kegiatan usaha
pengaman adalah areal yang pertambangan mineral dan
dimanfaatkan sebagai pendukung batubara.
dan pengaman kegiatan usaha Wilayah pertambangan adalah
pertambangan. wilayah yang memiliki potensi mineral
2. Tubuh bumi yang berada di bawah dan/atau batubara dan tidak terikat
permukaan bumi, berupa Tubuh Bumi dengan batasan administrasi
Eksplorasi atau Tubuh Bumi Operasi pemerintahan yang merupakan bagian
Produksi, yaitu Tubuh Bumi dari tata ruang nasional. Wilayah izin
Eksplorasi adalah tubuh bumi yang pertambangan adalah wilayah
memiliki potensi hasil produksi galian pertambangan yang diberikan kepada
tambang berupa sumber daya mineral pemegang izin pertambangan untuk
atau batubara; dan Tubuh Bumi kegiatan usaha pertambangan yang
Operasi Produksi adalah tubuh bumi meliputi Wilayah Izin Usaha
yang telah menghasilkan hasil Pertambangan (WIUP), Wilayah Izin
produksi galian tambang berupa Usaha Pertambangan Khusus
mineral atau batubara. (WIUPK), atau Wilayah Pertambangan
Bangunan pada objek pajak PBB Rakyat (WPR). Wilayah Izin Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara Pertambangan adalah wilayah yang
diberikan kepada pemegang Izin Usaha Pengenaan PBB Pertambangan
Mineral dan Batubara
Pertambangan. Wilayah Izin Usaha
1. Pendaftaran dan Pendataan
Pertambangan Khusus adalah wilayah
Sarana pendataan objek pajak
yang diberikan kepada pemegang Izin
PBB Pertambangan Mineral dan
Usaha Pertambangan Khusus. Wilayah
Batubara adalah pengisian Surat
Pertambangan Rakyat adalah bagian
Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
dari wilayah pertambangan tempat
dan Lampiran Surat Pemberitahuan
dilakukan kegiatan usaha
Objek Pajak (LSPOP) dengan jelas,
pertambangan rakyat. Wilayah
benar, dan lengkap, serta dilampiri
pertambangan sejenis adalah wilayah
peta. Surat Pemberitahuan Objek Pajak
pertambangan yang telah diberikan
PBB Mineral dan Batubara adalah
kepada pemegang kontrak karya atau
surat yang digunakan oleh subjek pajak
perjanjian karya pengusahaan
atau Wajib Pajak untuk melaporkan
pertambangan batubara yang masih
data objek pajak sektor pertambangan
berlaku.
untuk pertambangan mineral dan
Subjek pajak PBB Pertambangan
batubara ke Direktorat Jenderal Pajak.
Mineral dan Batubara adalah orang
Lampiran Surat Pemberitahuan Objek
atau badan yang secara nyata
Pajak PBB Mineral dan Batubara
mempunyai suatu hak atas bumi,
adalah formulir yang digunakan oleh
dan/atau memperoleh manfaat atas
subjek pajak atau Wajib Pajak untuk
bumi, dan/atau memiliki, menguasai,
melaporkan data rinci objek pajak
dan/atau memperoleh manfaat atas
sektor pertambangan untuk
bangunan, atas objek pajak PBB
pertambangan mineral dan batubara.
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Surat Pemberitahuan Objek
Subjek pajak tersebut yang dikenakan
Pajak PBB Pertambangan Mineral dan
kewajiban membayar PBB
Batubara digunakan untuk jenis sub
Pertambangan Mineral dan Batubara
sektor onshore, offshore, dan tubuh
menjadi Wajib Pajak PBB
bumi, serta harus ditandatangani oleh
Pertambangan Mineral dan Batubara.
subjek pajak atau Wajib Pajak, dan
dalam hal ditandatangani oleh bukan
subjek pajak atau Wajib Pajak, harus
dilampiri dengan surat kuasa khusus.
Lampiran Surat Pemberitahuan merupakan objek pajak
Objek Pajak PBB Pertambangan PBB Mineral dan
Mineral dan Batubara terdiri dari: Batubara. Areal Objek
Pajak di luar wilayah izin
a. LSPOP untuk objek pajak
pertambangan atau
permukaan bumi, meliputi:
wilayah pertambangan
1) LSPOP untuk onshore (kode
sejenis merupakan areal
L01-41) yang rincian objek
onshore di luar wilayah
pajak Bumi adalah sebagai
izin
berikut:
pertambangan/wilayah
a) Areal Objek Pajak
pertambangan sejenis
Onshore
yang merupakan objek
(1) Areal Produktif
pajak PBB Pertambangan
(2) Areal Belum
Mineral dan Batubara.
Produktif
Areal Lainnya merupakan
(a) Areal Cadangan
areal onshore dalam
Produksi
wilayah izin
(b) Areal Belum
pertambangan yang
Dimanfaatkan
dikuasai oleh pihak ketiga
(3) Areal Tidak
dan dikenakan PBB
Produktif
sektor lainnya, atau objek
(4) Areal Emplasemen
pajak yang tidak
(5) Areal Pengaman
dikenakan PBB sesuai
b) Areal Objek Pajak di luar
Pasal 3 ayat (1) Undang-
wilayah izin
undang PBB.
pertambangan atau
wilayah pertambangan 2) LSPOP untuk offshore (kode
sejenis L01-42) yang rincian objek
c) Areal Lainnya pajak Bumi adalah sebagai
Areal Objek Pajak berikut:
Onshore merupakan areal a) Areal Objek Pajak
onshore di dalam wilayah Offshore
izin pertambangan yang
b) Areal Objek Pajak di luar b. LSPOP untuk objek pajak
wilayah izin bangunan meliputi:
pertambangan atau 1) LSPOP untuk bangunan
wilayah pertambangan umum (kode L02-41) yang
sejenis rincian objek pajak Bangunan
c) Areal Lainnya adalah sebagai berikut:
Areal Objek Pajak a) Perumahan
Offshore merupakan areal b) Perkantoran
Offshore atau laut di dalam c) Pabrik
wilayah izin pertambangan d) Toko/Apotik/Ruko
yang merupakan objek e) RS/Klinik
pajak PBB Mineral dan f) Olahraga/Rekreasi
Batubara. Areal Objek g) Hotel/Resto/Wisma
Pajak di luar wilayah izin h) Bengkel/Gudang
pertambangan atau wilayah i) Gedung Pertemuan
pertambangan sejenis j) Bangunan Pabrik
merupakan areal Offshore k) Apartemen/Kondominiu
atau laut di luar wilayah m
izin pertambangan/wilayah l) Pompa Bensin (Kanopi)
pertambangan sejenis yang m) Tangki Minyak
merupakan objek pajak n) Gedung Sekolah
PBB Pertambangan o) Lain-lain
Mineral dan Batubara. 2) LSPOP untuk bangunan
Areal Lainnya merupakan khusus (kode L02-42) yang
areal Offshore dalam rincian objek pajak Bangunan
wilayah izin pertambangan adalah sebagai berikut:
yang dikuasai oleh pihak a) Jalan yang diperkeras di
ketiga dan dikenakan PBB lokasi penambangan
sektor lainnya, atau objek dan/atau dalam komplek
pajak yang tidak dikenakan b) Dermaga/Pelabuhan
PBB sesuai Pasal 3 ayat Khusus
(1) Undang-undang PBB.
c) Landasan pesawat terdiri atas bentuk produksi
terbang dan hasil produksi; dan
d) Cerobong Mineral Bukan Logam
e) Conveyor atau Batuan terdiri atas
f) Pipa bentuk produksi dan hasil
g) Silo produksi.
h) Tangki 2) LSPOP untuk tubuh bumi
i) Kilang operasi produksi (kode L03-
j) Lain-lain 42) yang rincian objek pajak
c. LSPOP untuk objek pajak tubuh Tubuh Bumi adalah biaya
bumi meliputi: produksi galian tambang Biaya
1) LSPOP untuk tubuh bumi Pengupasan Lapisan Tanah,
eksplorasi (kode L03-41) yang Biaya Pengambilan Hasil
rincian objek pajak Tubuh Produksi Galian Tambang,
Bumi adalah luas total wilayah Biaya Pengolahan dan/atau
izin pertambangan atau Pemurnian Hasil Produksi
wilayah pertambangan sejenis Galian Tambang, dan Biaya
dengan tahapan kegiatan usaha Pengangkutan Hasil Produksi
pertambangan yang meliputi: Galian Tambang.
a) Eksplorasi yang terdiri atas Penyampaian SPOP dan
penyelidikan umum, LSPOPPBB Pertambangan Mineral
eksplorasi, perpanjangan dan Batubara berdasarkan jenis sub
eksplorasi, dan studi sektor meliputi:
kelayakan. a. SPOP jenis sub sektor onshore
b) Operasi Produksi yang dilampiri dengan LSPOP untuk
terdiri atas konstruksi dan onshore dan LSPOP untuk objek
penambangan. pajak bangunan.
LSOP ini berisi data galian b. SPOP jenis sub
tambang Batubara terdiri sektoroffshoredilampiri dengan
atas jenis batubara dan LSPOP untuk offshore dan LSPOP
kualitas dan harga jual untuk objek pajak bangunan.
setahun; Mineral Logam
c. SPOP jenis sub sektortubuh bumi areal objek pajak yang
dilampiri dengan LSPOP untuk dikenakan dengan nilai bumi
objek pajak tubuh bumi per meter persegi masing-
Kantor Pelayanan Pajak Pratama masing areal objek pajak
menyampaikan SPOP dan LSPOP dimaksud, tidak termasuk
kepada subjek pajak atau Wajib Pajak areal produktif.
paling lambat tanggal 31 Januari tahun Tata cara menentukan nilai
pajak. Subjek pajak atau Wajib Pajak bumi per meter persegi
tersebut harus menyampaikan SPOP masing-masing areal adalah
dan LSPOP ke Kantor Pelayanan Pajak sebagai berikut:
Pratama paling lama 30 (tiga puluh) a) Untuk Areal Belum
hari setelah tanggal diterimanya SPOP Dimanfaatkan dan Areal
dan LSPOP oleh subjek pajak atau Emplasemen, melalui
Wajib Pajak. tahapan:
(1) Melakukan
2. Penilaian
pengumpulan data
Penilaian objek PBB
pembanding berupa
Pertambangan Mineral dan Batubara
objek sejenis;
dalam rangka penentuan besarnya nilai
(2) Melakukan analisis
bumi per meter persegi dan/atau nilai
terhadap data
bangunan per meter persegi adalah
pembanding tersebut
sebagai berikut:
untuk menentukan
a. Nilai bumi per meter persegi
nilai bumi per meter
1) Permukaan Bumi
persegi dari masing-
Nilai bumi per meter persegi
masing data
untuk permukaan bumi
pembanding;
merupakan hasil pembagian
(3) Menentukan nilai
antara total nilai permukaan
indikasi rata-rata
bumi dengan total luas areal
bumi per meter
objek pajak yang dikenakan.
persegi.
Total nilai permukaan bumi
Nilai indikasi rata-rata
merupakan jumlah dari
bumi per meter persegi
perkalian luas masing-masing
untuk Areal Belum operasi produksi
Dimanfaatkan dan Areal merupakan hasil
Emplasemen tersebut pembagian antara nilai
merupakan nilai bumi per bumi untuk tubuh bumi
meter persegi untuk Areal operasi produksi dengan
Belum Dimanfaatkan dan luas wilayah izin
Areal Emplasemen. pertambangan.
b) Untuk Areal Cadangan b) Nilai bumi untuk tubuh
Produksi, Areal Tidak bumi operasi produksi
Produktif, dan Areal ditentukan sebesar hasil
Pengaman, ditentukan bersih produksi galian
dengan cara melakukan tambang dalam satu tahun
penyesuaian terhadap sebelum tahun pajak
nilai bumi per meter dikalikan dengan Angka
persegi untuk Areal Kapitalisasi.
Belum Dimanfaatkan. b. Nilai bangunan per meter
persegi
c) Untuk Areal Offshore,
1) Nilai bangunan per meter
menggunakan nilai bumi
persegi merupakan hasil
per meter persegi yang
pembagian antara total nilai
ditetapkan dalam
bangunan dengan total luas
Keputusan Direktur
bangunan.
Jenderal Pajak.
2) Total nilai bangunan
2) Tubuh Bumi Eksplorasi
merupakan jumlah nilai
Nilai bumi per meter persegi
bangunan masing-masing
untuk tubuh bumi eksplorasi
bangunan.
menggunakan nilai bumi per
3) Nilai bangunan masing-
meter persegi yang ditetapkan
masing bangunan ditentukan
dengan Keputusan Direktur
sebesar biaya pembangunan
Jenderal Pajak.
baru setelah dikurangi
3) Tubuh Bumi Operasi Produksi
penyusutan.
a) Nilai bumi per meter
Tata cara penetapan PBB
persegi untuk tubuh bumi
Mineral dan Batubara menurut
ketentuan Kontrak Karya atau Sebesar 40 % dari Nilai Jual
Perjanjian Karya Pengusahaan Objek Pajak apabila Nilai Jual
Pertambangan Batubara ditetapkan Objek Pajaknya
sesuai dengan ketentuan dalam Rp1.000.000.000,00 (satu
Kontrak Karya atau Perjanjian Karya miliar rupiah ) atau lebih;
Pengusahaan Pertambangan Batubara, Sebesar 20 % dari Nilai Jual
yang masih berlaku. Objek Pajak apabila Nilai Jual
Penilaian objek PBB Pajak Objeknya kurang dari
Pertambangan Mineral dan Batubara Rp1.000.000.000,00 (satu
terkait dengan tiga ketentuan yang miliar rupiah).
berlaku, yaitu: b. Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 150/PMK.03/2010 tentang
a. Peraturan Pemerintah Nomor 25
Klasifikasi dan Penetapan Nilai
Tahun 2002 tentang Penetapan
Jual Objek Pajak Sebagai Dasar
Besarnya Nilai Jual Kena Pajak
Pengenaan Pajak Bumi dan
untuk Penghitungan Pajak bumi
Bangunan.
dan Bangunan.
Pasal 2 ayat (1), Klasifikasi NJOP
Pasal 1, diatur bahwa besarnya
Bumi untuk Objek Pajak Sektor
Nilai Jual Kena Pajak sebagai
Perkebunan, Objek Pajak Sektor
dasar penghitungan pajak yang
Perhutanan, dan Objek Pajak
terutang sebagaimana dimaksud
Sektor Pertambangan adalah
dalam Pasal 6 ayat (3) Undang-
sebagaimana ditetapkan dalam
Undang Nomor 12 Tahun 1985
Lampiran I huruf A Peraturan
tentang Pajak dan Bangunan
Menteri Keuangan ini, yang
sebagaimana telah diubah dengan
merupakan bagian yang tidak
Undang-Undang Nomor 12 Tahun
terpisahkan dari Peraturan Menteri
1994, ditetapkan untuk:
Keuangan ini.
1) Obyek pajak dan perkebunan,
Pasal 2 ayat (2), dalam hal nilai
kehutanan dan pertambangan
jual Bumi untuk Objek Pajak
sebesar 40 % (empat puluh
Sektor Perkebunan, Objek Pajak
persen ) dari Nilai jual Objek
Sektor Perhutanan, dan Objek
Pajak;
Pajak Sektor Pertambangan lebih
2) Objek pajak lainnya:
besar dari nilai jual tertinggi c. Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Klasifikasi NJOP Bumi yang Nomor KEP-132/PJ/2013 tentang
tercantum dalam Lampiran I huruf Nilai Bumi Per Meter Persegi
A Peraturan Menteri Keuangan ini untuk Areal Offshore, Nilai Bumi
sebagaimana dimaksud pada ayat Per Meter Persegi untuk Tubuh
(1), nilai jual Bumi tersebut Bumi Eksplorasi, dan Angka
ditetapkan sebagai NJOP Bumi. Kapitalisasi, untuk Penentuan
Pasal 2 ayat (3), Klasifikasi NJOP Besarnya Nilai Jual Objek Pajak
Bangunan untuk Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Sektor Perkebunan, Objek Pajak Pertambangan untuk
Sektor Perhutanan, dan Objek Pertambangan Minyak Bumi, Gas
Pajak Sektor Pertambangan adalah Bumi, dan Panas Bumi dan
sebagaimana ditetapkan dalam Pertambangan Mineral dan
Lampiran I huruf B Peraturan Batubara Tahun Pajak 2013.
Menteri Keuangan ini, yang
Kesatu:
merupakan bagian yang tidak
Nilai bumi per meter persegi
terpisahkan dari Peraturan Menteri
untuk areal offshore pertambangan
Keuangan ini.
minyak bumi, gas bumi dan panas
Pasal 2 ayat (3), dalam hal nilai
bumi dan pertambangan mineral
jual Bangunan untuk Objek Pajak
dan batubara ditetapkan sebesar
Sektor Perkebunan, Objek Pajak
Rp11.204,00 (sebelas ribu dua
Sektor Perhutanan, dan Objek
ratus empat rupiah).
Pajak Sektor Pertambangan lebih
Kedua:
besar dari nilai jual tertinggi
Nilai bumi per meter persegi
Klasifikasi NJOP Bangunan yang
untuk tubuh bumi eksplorasi
tercantum dalam Lampiran I huruf
pertambangan minyak bumi, gas
B Peraturan Menteri Keuangan ini
bumi dan panas bumi dan
sebagaimana dimaksud pada ayat
pertambangan mineral dan
(3), nilai jual Bangunan tersebut
batubara ditetapkan sebesar
ditetapkan sebagai NJOP
sebesar Rp140,00 (seratus empat
Bangunan.
puluh rupiah).
Ketiga: 4) Membuat dan menyampaikan
Angka kapitalisasi untuk: usulan konsep Keputusan
1) Pertambangan minyak bumi Menteri Keuangan mengenai
dan gas bumi, serta panas Klasifikasi dan Besarnya
bumi sebesar 10,04 (sepuluh NJOP sebagai Dasar
koma nol empat); Pengenaan Pajak Bumi dan
2) Pertambangan mineral sebesar Bangunan ke Kanwil DJP
8,20 (delapan koma dua paling lambat tanggal 31
puluh); Maret tahun pajak.
3) Pertambangan batubara 5) Mencetak SPPT dan salinan:
sebesar 10,25 (sepuluh koma a) SPPT untuk onshore;
dua puluh lima). b) SPPT untuk offshore;
dan/atau
3. Penetapan dan Pengadministrasian
Surat Pemberitahuan Pajak c) SPPT untuk tubuh bumi,
Terutang (SPPT)
paling lambat tanggal 31
Penetapan dan
Mei tahun pajak.
Pengadministrasian Surat
6) Mengirimkan SPPT kepada ke
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Wajib Pajak paling lambat
PBB Pertambangan Mineral dan
tanggal 15 Juni tahun pajak.
Batubara meliputi kegiatan sebagai
b. KPP Pratama membuat Daftar
berikut:
Ketetapan PBB Mineral dan
a. Berdasarkan SPOP dan LSPOP,
Batubara dan menyampaikan ke
Kantor Pelayanan Pajak Pratama:
Kantor Wilayah Direktorat
1) Melakukan penelitian
Jenderal Pajak dan Direktorat
kelengkapan SPOP dan
Ekstensifikasi dan Penilaian,
LSPOP.
paling lambat tanggal 30 Juni
2) Melakukan perekaman SPOP
tahun pajak.
dan LSPOP ke dalam basis
c. KPP Pratama melakukan
data.
pemberkasan SPOP dan LSPOP,
3) Melakukan perekaman
FDM, dan Salinan SPPT per objek
Formulir Data Masukan
pajak.
(FDM).
PEMBAHASAN PERHITUNGAN Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi dan
PBB
Bangunan setiap SPPT. Berdasarkan
Pembahasan perhitungan PBB
bagan tersebut, studi kasus perhitungan
Pertambangan Mineral Dan Batubara
PBB Pertambangan Mineral Dan
meliputi bagan SPPT untuk Onshore,
Batubara dibuat dan disertai solusi
SPPT untuk Offshore, dan SPPT untuk
jawabannya. Bagan setiap SPPT dapat
Tubuh Bumi. Bagan tersebut menjelaskan
dilihat dibawah ini.
SPPT untuk onshore
Dasar Pengenaan PBB Mineral dan Batubara adalah NJOP Bumi dan NJOP
Bangunan

NJOP Bumi NJOP Bumi Per Meter Persegi

Permukaan bumi merupakan hasil perkalian antara Hasil konversi nilai bumi per meter persegi ke dalam
total luas areal objek pajak yang dikenakan dengan klasifikasi NJOP bumi.
NJOP bumi per meter persegi.

Nilai Bumi Per Meter Persegi

Permukaan bumi merupakan hasil pembagian antara


total nilai permukaan bumi dengan total luas areal
objek pajak yang dikenakan.

Total Nilai Bumi Untuk Permukaan bumi

Jumlah dari perkalian luas masing-masing areal objek


pajak yang dikenakan dengan nilai bumi per meter
persegi masing-masing areal objek pajak dimaksud,
tidak termasuk areal produktif.

NJOP Bangunan NJOP Bangunan Per Meter Persegi

Hasil perkalian antara total luas bangunan dengan Hasil konversi nilai bangunan per meter persegi ke
NJOP bangunan per meter persegi dalam klasifikasi NJOP bangunan.

Nilai Bangunan Per Meter Persegi

Hasil pembagian antara total nilai bangunan dengan


total luas bangunan.

Total Nilai Bangunan

Jumlah nilai bangunan masing-masing bangunan


SPPT untuk Offshore
Dasar Pengenaan PBB Mineral dan Batubara adalah NJOP Bumi dan NJOP
Bangunan

NJOP Bumi NJOP Bumi Per Meter Persegi

Permukaan bumi merupakan hasil perkalian antara Hasil konversi nilai bumi per meter persegi ke dalam
total luas areal objek pajak yang dikenakan dengan klasifikasi NJOP bumi.
NJOP bumi per meter persegi.

Nilai Bumi Per Meter Persegi

Permukaan bumi merupakan hasil pembagian antara


total nilai permukaan bumi dengan total luas areal
objek pajak yang dikenakan.

Total Nilai Bumi Untuk Permukaan bumi

Areal Offshore ditetapkan dengan Keputusan


Direktur Jenderal Pajak

NJOP Bangunan NJOP Bangunan Per Meter Persegi

Hasil perkalian antara total luas bangunan dengan Hasil konversi nilai bangunan per meter persegi ke
NJOP bangunan per meter persegi dalam klasifikasi NJOP bangunan.

Nilai Bangunan Per Meter Persegi

Hasil pembagian antara total nilai bangunan dengan


total luas bangunan.

Total Nilai Bangunan

Jumlah nilai bangunan masing-masing bangunan


SPPT untuk Tubuh Bumi
Dasar Pengenaan PBB Mineral dan Batubara adalah NJOP Bumi.

NJOP Bumi

Tubuh Bumi Eksplorasi NJOP Bumi Per Meter Persegi

Hasil perkalian antara luas wilayah izin pertambangan Hasil konversi nilai bumi per meter persegi ke dalam
dengan NJOP bumi per meter persegi. klasifikasi NJOP bumi.

Nilai Bumi Per Meter Persegi

Tubuh bumi eksplorasi ditetapkan dengan Keputusan


Direktur Jenderal Pajak

Tubuh Bumi Operasi NJOP Bumi Per Meter Persegi


Produksi
Hasil perkalian antara luas wilayah izin pertambangan Hasil konversi nilai bumi per meter persegi ke dalam
dengan NJOP bumi per meter persegi. klasifikasi NJOP bumi.

Nilai Bumi Per Meter Persegi

Tubuh bumi operasi produksi merupakan hasil


pembagian antara nilai bumi untuk tubuh bumi
operasi produksi dengan luas wilayah izin
pertambangan.

Nilai Bumi Untuk Tubuh Bumi Operasi Produksi

Hasil bersih produksi galian tambang dalam satu


tahun sebelum tahun pajak dikalikan dengan Angka
Kapitalisasi.

Hasil bersih produksi galian tambang ditentukan


sebesar pendapatan kotor dikurangi dengan biaya
produksi galian tambang atas objek dimaksud.

Angka Kapitalisasi ditetapkan dengan Keputusan


Direktur Jenderal Pajak.
Studi kasus perhitungan PBB Pertambangan/Wilayah
Pertambangan Mineral dan Batubara Pertambangan
Perusahaan ABC merupakan Sejenis
pengusaha pertambangan mineral bukan g. Areal Lainnya = 0 m2, Nilai
logam atau golongan C. Data 2. Bangunan
penguasaaan dan pemanfaatan bumi dan a. Pabrik = 3.000 m2, Nilai
bangunan Tahun Pajak 2013 pada areal Bangunan Rp450.000,00/m2
onshore nya adalah sebagai berikut: b. Gudang = 900 m 2, Nilai
1. Bumi Bangunan Rp150.000,00/m2
a. Areal Produktif = 50
c. ĥKantor 200 m2, 2 Nilai
a, Nilai Bumi=Rp1.500,00/m
b. Areal Belum Produktif Bangunan Rp500.000,00/m2
1) Areal Cadangan Produksi d. Perumahan
= 100 ĥa, Nilai Bumi 2.000 m2, 2Nilai
= Rp1.200,00/m
2) Areal Belum Dimanfaatkan = 50 ĥBangunan
a, Nilai Bumi Rp. 800,00/m22
Rp200.000,00/m
c. Areal Tidak Produktif 3.= Tubuh
10 ĥa, Nilai
BumiBumi
untuk 500,00/m2= 215
Rp.Eksplorasi
d. Areal Emplasemen ĥa, Nilai Bumi Rp. 1.500,00/m2
1) Pabrik 4.= Lama m2, Nilai Bumi30Rp10.000,00/m
5.000 Penambangan Tahun 2

2) Gudang 5.= Hasil m2, Nilai


1.000 bersih produksi
Bumi Rp10.000,00/m 2
galian tambang
3) Kantor 500 m2, Nilai
= Tahun Pajak
Bumi Rp10.000,00/m
2012 2
sebesar
4) Perumahan 3.000 m2, Nilai Bumi Rp10.000,00/m2
= Rp500.000.000,00.
e. Areal Pengaman 6.= 15 ĥĥaa,=Nilai
10.000 m2 Rp500,00/m2
Bumi
f. Areal Objek Pajak Diluar Wilayah
Izin = 0 m2, Nilai Bumi Rp0,00/m2

A. Rekapitulasi Data Bumi Areal untuk Onshore

No. Peruntukan Areal 2 2 Nilai Bumi (Rp)


Luas (M ) Nilai Bumi Per M
1. Areal Produktif 500.000
2. Areal Belum Produktif
a. Areal Belum Produktif 1.000.000 1.200 1.200.000.000
b. Areal Belum Dimanfaatkan 500.000 800 400.000.000
3. Areal Tidak Produktif 100.000 500 50.000.000
4. Areal Emplasemen -
a. Pabrik 5.000 10.000 50.000.000
b. Gudang 1.000 10.000 10.000.000
c. Kantor 500 10.000 5.000.000
d. Perumahan 3.000 10.000 30.000.000
5. Areal Pengaman 50.000 500 25.000.000
6. Areal Objek Pajak Diluar Wilayah Izin - - -
Pertambangan/Wilayah Pertambangan
Sejenis
7. Areal Lainnya - - -
8. Jumlah ( 2.a. + 2.b. + 3 + 4 + 5 + 6 + 7) 1.659.500 - 1.770.000.000
9. 2 1.067
Nilai Bumi Per M
Keterangan: Rp1.770.000.000,00 dengan total luas
Nilai Bumi per meter persegi sebesar areal objek pajak yang dikenakan sebesar
2
Rp1.067,00/m merupakan pembagian 1.659.500 m2 tidak termasuk areal
antara total nilai permukaan bumi sebesar produktif.
B. Rekapitulasi Data Bangunan

No. Peruntukan Bangunan 2 2 Nilai Bangunan (Rp)


Luas (M ) Nilai Bangunan Per M
1. Pabrik 3,000 450,000 1,350,000,000
2. Gudang 900 150,000 135,000,000
3. Kantor 200 500,000 100,000,000
4. Perumahan 2,000 200,000 400,000,000
5. Jumlah ( 1 + 2 + 3 + 4 ) 6,100 - 1,985,000,000
6. 2 325,410
Nilai Bangunan Per M

antara total nilai bangunan sebesar


Keterangan:
Rp1.985.000.000,00 dengan total luas
Nilai Bangunan per meter persegi sebesar
bangunan sebesar 6.100 m2.
Rp325.410,00/m2 merupakan pembagian

C. Rekapitulasi Data Tubuh Bumi Eksplorasi

No. Objek 2 2
Luas (M ) Nilai Bumi Per M Nilai Tubuh Bumi (Rp)
1. Tubuh Bumi Eksplorasi 2.150.000 140 301.000.000
Keterangan: Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nilai Tubuh Bumi Eksplorasi per meter Nomor KEP-132/PJ/2013.
persegi sebesar Rp140,00/m2 merupakan

D. Rekapitulasi Data Tubuh Bumi Operasi Produksi

No. Hasil Bersih Produksi Galian Tambang Angka Kapitalisasi Nilai Tubuh Bumi (Rp)
1. 500.000.000 8,20 4.100.000.000

Keterangan: Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-


Angka Kapitalisasi pertambangan mineral 132/PJ/2013.
sebesar 8,20 merupakan Keputusan
E. PBB Terutang untuk Areal Onshore dan Tubuh Bumi

No. Objek Pajak Nilai Kelas Luas NJOP Kelas Klasifikasi


Bumi/Bangunan Bumi/Bangunan NJOP
2 2
Per M Per M
1. Bumi 1.067 1.100 1.659.500 1.825.450.000 Kelas A.183
2. Bangunan 325.410 310.000 6.100 1.891.000.000 Kelas B.086
3. Tubuh Bumi Eksplorasi 140 140 2.150.000 301.000.000 Kelas A.200
4. Tubuh Bumi Operasi Produksi 1.907 1.990 2.150.000 4.100.000.000 Kelas A.176
5. NJOP sebagai Dasar Pengenaan Pajak 8.117.450.000 Jumlah = 1 s.d. 4
6. NJOPTKP 10.000.000
7. NJOPKP 8.107.450.000 Rumus = 5 - 6
8. Persentase NJKP 40%
9. NJKP 3.242.980.000 Rumus = 7 x 8
10. Tarif PBB 0,50%
11. PBB Terutang 16.214.900 Rumus = 9 x 10
Keterangan: Meter Persegi untuk Tubuh Bumi
Nilai Tubuh Bumi Operasi Produksi Eksplorasi, dan Angka Kapitalisasi
2
sebesar Rp1.907/m merupakan PBB Pertambangan Mineral dan
pembagian antara Nilai Tubuh Bumi Batubara. Untuk tahun 2013, Wajib
Operasi Produksi sebesar Pajak menggunakan Keputusan
Rp4.100.000.000,00 dengan Luas Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
Wilayah Izin Pertambangan. 132/PJ/2013 tentang Nilai Bumi Per
Meter Persegi untuk Areal Offshore,
Simpulan
Nilai Bumi Per Meter Persegi untuk
Kesimpulan pembahasan
Tubuh Bumi Eksplorasi, dan Angka
penatausahaan dan perhitungan PBB
Kapitalisasi, untuk Penentuan
Pertambangan Mineral dan Batubara
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak
terdiri atas:
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
1. Penatausahaan merupakan suatu
Pertambangan untuk Pertambangan
kegiatan yang meliputi prosedur
Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas
pendataan Subjek Pajak dan/atau
Bumi dan Pertambangan Mineral dan
Objek Pajak PBB Pertambangan
Batubara Tahun Pajak 2013.
Mineral; dan prosedur penerbitan
2. Perhitungan merupakan suatu
Keputusan Direktur Jenderal Pajak
pengumpulan data masukan
tentang Nilai Bumi Per Meter Persegi
pertambangan mineral dan batubara
untuk Areal Offshore, Nilai Bumi Per
areal onshore/offshore dan penetapan pipa, silo, tangki, kilang, lain-
PBB Pertambangan Mineral dan lain;
Batubara pada Areal Onshore, Areal e. Tubuh bumi eksplorasi; dan
Offshore, dan Tubuh Bumi. Data f. Tubuh bumi operasi produksi.
masukan yang terkait dengan PBB Pehitungan PBB Pertambangan
Pertambangan Mineral dan Batubara Mineral dan Batubara tahun pajak 2013
dapat dirinci sebagai berikut: sangat berbeda dengan perhitungan PBB
a. Areal Objek Pajak Onshore Pertambangan Non Migas selain
meliputi Areal Produktif, Areal Pertambangan Energi Panas Bumi dan
Belum Produktif (Areal Galian C, serta PBB Sektor Pertambangan
Cadangan Produksi dan Areal Non Migas Galian C. Hal tersebut terlihat
Belum Dimanfaatkan), Areal dalam beberapa buku perpajakan yang
Tidak Produktif, Areal mengulas perhitungan PBB Pertambangan
Emplasemen, dan Areal Non Migas selain Pertambangan Energi
Pengaman; Panas Bumi dan Galian C, serta PBB
b. Areal Objek Pajak Offshore; Sektor Pertambangan Non Migas Galian
c. Bangunan umum C seperti Buku 8 (Delapan) Tahun
meliputiperumahan, perkantoran, Pembahasan Soal Ujian Sertifikasi
pabrik, toko/apotik/ruko, Konsultan Pajak (USKP) PBB, BPHTB
rs/klinik, olahraga/rekreasi, dan Bea Meterai 2002 – 2009 (Murtopo,
hotel/resto/wisma, 2010); Buku Cara Menghitung PBB,
bengkel/gudang, gedung BPHTB, dan Bea Meteral (Supriyanto,
pertemuan, bangunan pabrik, 2010); dan Perpajakan – Pendekatan
apartemen/kondominium, pompa Sertifikasi A-B-C, Buku I (Purno
bensin (kanopi), tangki minyak, Murtopo, Sjafardamsah, Tugiman
gedung sekolah, lain-lain; Binsarjono, 2011).
d. Bangunan khusus meliputi jalan Pehitungan PBB Pertambangan
yang diperkeras di lokasi Mineral dan Batubara tahun pajak 2013
penambangan dan/atau dalam didasarkan pada ketentuan peraturan
komplek, dermaga/pelabuhan perundang-undangan perpajakan yang
khusus, landasan pesawat meliputiPeraturan Direktur Jenderal Pajak
terbang, cerobong, conveyor, nomor PER-32/PJ/2012, Keputusan
Direktur Jenderal Pajak nomor KEP- DAFTAR PUSTAKA
132/PJ/2013, dan Surat Edaran Direktur
Buku:
Jenderal Pajak nomor SE-64/PJ/2012. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PBB untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Pertambangan Mineral dan Batubara
Murtopo, Purno. 2010. Buku Delapan
meliputi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Tahun Pembahasan Soal Ujian
Bumi dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP)
PBB, BPHTB dan Bea Meterai
Bangunan yang telah dibuatkan Bagan 2002 – 2009. Jakarta: Mitra Wacana
SPPT untuk Areal Onshore, SPPT untuk Media.
Areal Offshore, dan SPPT untuk Tubuh Purno Murtopo, Sjafardamsah, Tugiman
Binsarjono. 2011. Perpajakan –
Bumi. Pendekatan Sertifikasi A-B-C, Buku
I. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Saran
Rusjidi, Muhammad. 2005. PBB, BPHTB,
Saran yang terkait dengan PBB dan Bea Meterai. Jakarta: PT
Pertambangan Mineral dan Batubara INDEKS.
adalah Direktorat Jenderal Pajak segera Supriyanto, Heru. 2010. Buku Cara
Menghitung PBB, BPHTB, dan Bea
membuat buku panduan PBB Meteral. Jakarta: PT INDEKS.
Pertambangan Mineral dan Batubara
Peraturan Perundang-undangan:
sesuai ketentuan peraturan perundang-
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
undangan perpajakan yang berlaku agar tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (Lembaran
tidak menimbulkan suatu penafsiran yang
Negara Republik Indonesia Tahun
berbeda-beda agar pemungutan PBB 1983 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Pertambangan Mineral dan Batubara
Indonesia Nomor 3262)
menjadi pasti dan adil. Kemudian sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-
bersamaan dengan itu, Direktorat Jenderal
Undang Nomor 16 Tahun 2009
Pajak melakukan penyuluhan atau (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,
sosialisasi PBB Pertambangan Mineral
Tambahan Lembaran Negara
dan Batubara kepada fiskus sebagai Republik Indonesia Nomor 4999).
petugas pajak dan Wajib Pajak sebagai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan
masyarakat pembayar pajak.
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1985 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3312)
sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun Peraturan Menteri Energi dan Sumber
1994 (Lembaran Negara Republik Daya Mineral Nomor 12 Tahun
Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, 2011 tentang Tata Cara Penetapan
Tambahan Lembaran Negara Wilayah Usaha Pertambangan dan
Republik Indonesia Nomor 3569). Sistem Informasi Wilayah
Pertambangan Mineral dan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Batubara.
tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
Republik Indonesia Tahun 2009 PER-32/PJ/2012 tentang Tata Cara
Nomor 4, Tambahan Lembaran Pengenaan Pajak Bumi dan
Negara Republik Indonesia Nomor Bangunan Sektor Pertambangan
4959). untuk Pertambangan Mineral dan
Batubara.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Daerah (Lembaran Negara Nomor KEP-132/PJ/2013 tentang
Republik Indonesia Tahun 2009 Nilai Bumi Per Meter Persegi untuk
Nomor 130, Tambahan Lembaran Areal Offshore, Nilai Bumi Per
Negara Republik Indonesia Nomor Meter Persegi untuk Tubuh Bumi
5049). Eksplorasi, dan Angka Kapitalisasi,
untuk Penentuan Besarnya Nilai
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan
2010 tentang Wilayah
Bangunan Sektor Pertambangan
Pertambangan (Lembaran Negara
untuk Pertambangan Minyak Bumi,
Republik Indonesia Tahun 2010
Gas Bumi, dan Panas Bumi dan
Nomor 28, Tambahan Lembaran
Pertambangan Mineral dan
Negara Republik Indonesia Nomor
Batubara Tahun Pajak 2013.
5110).
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
Nomor SE-64/PJ/2012 tentang Tata
2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Cara Penatausahaan Pajak Bumi
Usaha Pertambangan Mineral dan
Dan Bangunan Sektor
Batubara (Lembaran Negara
Pertambangan Untuk
Republik Indonesia Tahun 2010
Pertambangan Mineral Dan
Nomor 29, Tambahan Lembaran
Batubara.
Negara Republik Indonesia Nomor
5111).
Website:
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Http://www.pajak.go.id.
150/PMK.03/2010 tentang
Klasifikasi dan Penetapan Nilai
Http://www.ortax.org.
Jual Objek Pajak sebagai Dasar
Pengenaan Pajak Bumi dan
Http://www.klikpajak.com.
Bangunan.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber http://www.depkeu.go.id.
Daya Mineral Nomor 17 Tahun
2010 tentang Tata Cara Penetapan
Harga Patokan Penjualan Mineral
dan Batubara.

Anda mungkin juga menyukai