Anda di halaman 1dari 6

P-ISSN : 2527-3310

Pengaruh Pendampingan Masyarakat...


E-ISSN : 2548-5741
Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2017; 2(2): 149-154

KONDISI INDUSTRI TAHU BERDASARKAN HYGIENE DAN SANITASI DI


KOTA BANDA ACEH
(The Tofu industry condition based on hygiene and sanitation in the city
of Banda Aceh)
Fajriansyah1*
1
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Aceh Jln. Soekarno-Hatta, Lampeunerut. Aceh Besar.
Telp: 0651 46128. E-mail: fajri.ansyah@yahoo.co.id

Received: 10/7/2017 Accepted: 3/11/2017 Published online: 25/11/2017

ABSTRAK the researcher acts as an observer, meaning that the


researcher is part of the group he studies. Results Hygiene
Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan and sanitation industry know in review of the means of using
yang lain karena erat kaitannya. Misalnya hygiene sudah the selection of tofu industry business, if it meets all the
baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak requirements. The results show, hygiene and sanitation
mendukung karena tidak cukup tersedia air bersih, maka know the industry has met all the requirements. It is
mencuci tangan tidak sempurna. Industri tahu merupakan expected that the industry knows to provide supporting
industri kecil yang pada umumnya dikelola dalam bentuk facilities to get good food quality.
industri rumah tangga, sehingga perkembangannya selalu
dihadapkan dengan permasalahan yang menyangkut Key words: Foodstuff, hygiene and sanitation, tofu
bahan baku yaitu kedelai, ketersediaan, dan kualitas industry
faktor produksi, tingkat keuntungan, pemasaran
serta permodalan. Jenis penelitian ini adalah
observasional Yaitu observasi yang melibatkan peneliti
atau observer secara langsung dalam kegiatan PENDAHULUAN
pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai
observer, artinya peneliti merupakan bagian dari Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
kelompok yang ditelitinya. Hasil Hygiene dan sanitasi untuk memelihara dan meningkatkan
industri tahu di tinjau dari sarana penggunaan pemilihan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
bahan makanan usaha industri tahu, apabila telah masyarakat. upaya mewujudkan kesehatan,
memenuhi semua syarat. Hasil penelitian menunjukan,
dapat dilihat dari dua aspek, yakni
hygiene dan sanitasi industri tahu telah memenuhi semua
syarat. Diharapkan pihak industri tahu meyediakan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan
sarana prasarana yang mendukung untuk mendapat kesehatan.1 Pemeliharaan kesehatan mencakup
kualitas makanan yang baik. dua aspek, yakni: kuratif (pengobatan
penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan
Kata Kunci : Bahan makanan, hygiene dan sanitasi,
kesehatan). Sedangkan peningkatan kesehatan
industri tahu
mencakup dua aspek, yakni: preventif
(pencegahan penyakit) dan promotif
ABSTRACT
(peningkatan kesehatan). 2 Kesehatan perlu
Hygiene and sanitation can not be separated from one ditingkatkan karena kesehatan itu relative dan
another because of the closely related. For example hygiene mempunyai bentangan yang luas. sampai
is good because you want to wash your hands, but
sanitasinya not support because there is not enough clean tingkat yang optimal. 3
water, then wash the hands are not perfect. The tofu industry Undang-undang No. 36 tahun 2009
is a small industry that is generally managed in the form of tentang kesehatan menyebutkan bahwa
home industry, so its development is always faced with peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan
problems concerning raw materials such as soybean, diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan,
availability, and quality of production factors, profitability,
marketing and capital. The type of this study is salah satunya adalah pengamanan makanan
observational Observation that involves observers or dan minuman. Upaya pengamanan makanan
observers directly in the field of observation activities. Thus, dan minuman akan lebih ditingkatkan untuk

*
Penulis untuk korespondensi: fajri.ansyah@yahoo.co.id

Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017 149


Fajriansyah

mendukung peningkatan dan pemantapan bagian keenam belas dari bab VI yang
upaya kesehatan secara berhasil guna dan mengatur mengenai upaya kesehatan.
berdaya guna. Semua itu merupakan upaya Pembentuk UU kesehatan memandang bahwa
untuk melindungi masyarakat dari makanan pengamanan makanan dan minuman
dan minuman yang tidak memenuhi merupakan salah satu bagian penting dalam
persyaratan mutu. 1 upaya kesehatan. Karena itulah pasal 109
Faktor yang penting dan dominan dalam sampai dengan pasal 112 mengatur pokok –
penentuan derajat kesehatan adalah kejelasan pokok pengamanan makanan dan minuman. 2
legalitas suatu usaha rumah makan sebagai Setiap orang dan badan hukum yang
tempat penyelegaraan penjualan makanan dan memproduksi, mengolah makanan atau
minuman yang dikeluarkan oleh Dinas pangan, serta mendistribusikan makanan dan
Kesehatan yang memenuhi prosedur hygiene minuman yang diperlakukan sebagai makanan
dan sanitasi.2 Hygiene sanitasi makanan dan dan minuman hasil teknologi rekayasa genetik
minuman adalah upaya untuk mengendalikan yang diedarkan harus menjamin agar aman
faktor tempat, peralatan, orang dan makanan bagi manusia, hewan yang dimakan manusia,
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan dan lingkungan.5
gangguan kesehatan dan keracunan makanan. 4 Meskipun demikian dapat dipahami
Hygiene dan sanitasi tidak dapat bahwa makanan dan minuman hasil teknologi
dipisahkan satu dengan yang lain karena erat rekayasa genetik yang diedarkan, harus aman
kaitannya. Misalnya hygiene sudah baik bagi manusia, hewan yang dimakan manusia
karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya dan lingkungan. Siapapun yang memproduksi,
tidak mendukung karena tidak cukup tersedia mengolah, serta mendistribusikan bertanggung
air bersih, maka mencuci tangan tidak jawab atas makanan dan minuman hasil
sempurna.5 rekayasa yang diedarkan kepada masyarakat. 8
Perusahaan atau usaha industri adalah Makanan dan minuman yang
suatu unit usaha yang melakukan kegiatan dipergunakan untuk masyarakat harus
ekonomi, yang bertujuan menghasilkan barang didasarkan pada standar dan/atau persyaratan
atau jasa, sedangkan kegiatan ekonomi adalah kesehatan. Undang-undang kesehatan dengan
kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh tegas menentukan bahwa makanan dan
keuntungan, dengan demikian industri kecil minuman hanya dapat diedarkan setelah
merupakan perusahaan atau unit usaha industri mendapat izin edar sesuai dengan ketentuan
yang melakukan kegiatan ekonomi dalam skala peraturan perundang – undangan.1
kecil.6 Makanan dan minuman yang tidak
Industri tahu merupakan industri kecil memenuhi ketentuan standar, persyaratan
yang pada umumnya dikelola dalam bentuk kesehatan, dan/atau membahanyakan
industri rumah tangga, sehingga kesehatan dilarang untuk diedarkan, ditarik
perkembangannya selalu dihadapkan dengan dari peredaran, dicabut izin edar dan disita
permasalahan yang menyangkut bahan baku dimusnahkan sesuai dengan ketentuan
yaitu kedelai, ketersediaan, dan kualitas faktor peraturan perundang – undangan.9 Undang-
produksi, tingkat keuntungan, pemasaran Undang kesehatan menentukan bahwa
serta permodalan.7 Tahu umumnya digunakan pemerintah berwewenang dan bertanggung
sebagai lauk-pauk dan sebagai makanan jawab mengatur dan mengawasi produksi,
tambahan atau jajanan. Potensi tahu dalam pegolahan pendistribusian makanan dan
meningkatkan kesehatan dan harganya relatif minuman yang boleh digunakan dalam
murah memberikan alternatif pilihan dalam produksi dan pengolahan makanan dan
pengadaan makanan bergizi yang dapat minuman.2
dijangkau oleh segala lapisan masyarakat.8 Pemerintah dalam hal ini tidak saja diberi
UU No. 36 Tahun 2009 tentang wewenang dan tanggung jawab dibidang
kesehatan (UU Kesehatan) mengatur pengaturan (regulasi) tetapi juga dibidang
pengamatan makanan dan minuman dalam pengawasan (control). Kewenangan dan

150 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017


Kondisi Hygiene dan Sanitasi Industri Tahu...

tanggung jawab pemerintah tersebut univariat yaitu terbatas kepada distribusi


dimaksudkan agar produksi, pengolahan dan frekuensi.
pendistribusian makanan dan minuman kepada
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan, aman bagi masyarakat HASIl DAN PEMBAHASAN
dan memenuhi standar dan/ persyaratan
Hasil penelitian yang telah dilakukan
kesehatan.2
pada 3 (tiga) Industri Tahu yang terdapat
Secara umum dapat disampaikan bahwa
didalam Kota Banda Aceh, yaitu industri tahu
pencapaian upaya kesehatan sudah lebih baik,
Meurah Raya, industri tahu Ayam Jago dan
namun perlu terus dilakukan upaya-upaya
industri tahu Sumedang. Berikus ini
peningkatan pertisipasi masyarakat didalam
disampaikan hasil penelitian terkait gambaran
upaya peningkatan kesehatan masyarakat baik
hygiene dan sanitasi pada ketiga industri tahu
kegiatan preventif, kuratif dan rehabilitatif,
tersebut.
serta masih perlunya peningatan pembiayaan
kesehatan secara menyeluruh. Untuk
1. Profil Industri Tahu
perbaikan kedepan terhadap substansi
Industri tahu yang pertama yaitu Meurah
penyajian maupun waktu terbit dari profil ini
Raya adalah salah satu industri rumah tangga
dibutuhkan adanya komitmen bersama.
yang memproduksi tahu, berdiri pada tahun
1997 yang berlokasi di jalan Angsa lorong
Tanggul No. 2 desa Batoh Kecamatan Lueng
DESAIN PENELITIAN
Bata kota Banda Aceh dengan luas bangunan
Penelitian ini bersifat observasional 100 M2. Secara demografi berkedudukan
Yaitu observasi yang melibatkan peneliti atau sebagai industri rumah tangga di bawah
observer secara langsung dalam kegiatan pemantauan dari dinas kesehatan sebagai salah
pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti satu home industri yang fokus untuk
bertindak sebagai observer, artinya peneliti memprokduksi tahu, degan jumlah karyawan 8
merupakan bagian dari kelompok yang orang.
ditelitinya. Industri tahu yang kedua yaitu Ayam
Populasi dalam penelitian ini adalah 23 Jago merupakan industri rumah tangga yang
industri tahu di Kota Banda Aceh. Sampel memproduksi tahu dan tempe, berdiri pada
dalam penelitian ini adalah seluruh populasi tahun 2003 yang beralamat di jalan Fajar
(total populasi) yang berjumlah sebanyak 3 Harapan No 1 desa Ateuk Jawoe Kecamatan
industri tahu kota Banda Aceh. Alasan Baiturahman kota Banda Aceh dengan luas
pengambilan sampel di dasarkan pada survei bangunan 70 M2. Menurut data demografi,
awal yang terbukti mempunyai masalah Industri Tahu Ayam Jago Banda Aceh
tentang personal hygiene dan sanitasi terhadap berkedudukan sebagai industri rumah tangga
3 industri tersebut yang akan di jadikan sebagai salah satu home industri yang fokus
perwakilan untuk sampel penilitian dari 23 untuk memprokduksi tahu dan tempe, degan
industri tahu yang ada di Banda Aceh. jumlah karyawan 4 orang.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 23 Selanjutnya, industri tahu yang ketiga
Juli Tahun 2014 di Banda Aceh. Data yang yaitu industri tahu Sumedang. Industri tahu
dikumpulkan berupa data sekunder dan primer. tersebut juga merupakan salah satu industri
Data primer di peroleh dari hasil survai ke rumah tangga yang memproduksi tahu dan
tempat penelitian dengan diobservasi tempe, berdiri pada tahun 1998 yang beralamat
menggunakan check list yang telah disiapkan. di jalan Timbul Jaya desa Kaye Jato
Data sekunder yang diperoleh dari Kecamatan Banda Raya kota Banda Aceh
dokumentasi berkaitan dengan tempat industri dengan luas bangunan 100 M2. Industri tahu
tahu di kota Banda Aceh. Pengolahan data Sumeudang berkedudukan sebagai industri
meliputi proses editing, koding, cleaning dan rumah tangga sebagai salah satu home industri
tabulating. Selanjutnya dianalisis secara yang fokus untuk memprokduksi tahu dan

Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017 151


Fajriansyah

tempe ciri khas sumedang, degan jumlah kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam
karyawan 7 orang. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan
makanan dan minuman. Upaya pengamanan
2. Hygiene dan Sanitasi Industri Tahu makanan dan minuman akan lebih ditingkatkan
Hygiene adalah upaya kesehatan dengan untuk mendukung peningkatan dan
cara memelihara dan melindungi kebersihan pemantapan upaya kesehatan secara berhasil
subjeknya seperti mencuci tangan dengan air guna dan berdaya guna.
bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan Hasil penelitian terkait hygiene dan
tangan, mencuci piring untuk kebersihan sanitasi pada tiga industri tahu di Kota Banda
piring, membuang bagian makanan yang rusak Aceh, dipilah berdasarkan pemilihan bahan
untuk melindungi keutuhan makanan secara makanan, penyimpanan bahan makanan,
keseluruhan. Sanitasi adalah upaya kesehatan pengolahan pangan, dan pengangkutan, sampai
dengan cara memelihara dan melindungi dengan hasil dari penyajian bahan makanan
kebersihan lingkungan. Undang-undang No. (tahu). Secara keseluruhan hasil penelitian
36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan tersebut disajikan dan dideskripsikan pada
bahwa peningkatan dan pemantapan upaya Tabel 1.

Tabel 1. Kondisi hygiene dan sanitasi bahan makanan pada industri tahu di Kota Banda Aceh

Industri Tahu Yang Memenuhi Syarat (%)


Hygiene dan Sanitasi Meurah Raya Ayam Jago Sumedang
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Pemilihan bahan makanan 73,0 17,0 50,0 50,0 56,0 44,0
Penyimpanan bahan makanan 65,0 35,0 75,0 25,0 72,0 28,0
Pengolahan bahan makanan 65,0 35,0 50,0 50,0 70,0 30,0
Pengangkutan bahan makanan 87,0 13,0 50,0 50,0 83,0 17,0
Penyajian bahan makanan 80,0 20,0 75,0 25,0 87,0 13,0

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 1), kemudian diikuti oleh industri Sumedang,
kondisi hygiene dan sanitasi dalam pemilihan serta yang terakhir yaitu industri Ayam Jago.
bahan makanan pada ketiga industri tahu, Industri tahu merupakan industri kecil
menunjukan bahwa industri Meurah Raya yang banyak tersebar di kota-kota besar dan
mempunyai syarat yang baik (73,0%) kecil, tahu merupakan makanan yang digemari
dibandingkan kedua indsutri yang lain, dan oleh banyak orang, untuk dapat menerapkan
berdasarkan pengangkutan juga mempunyai produksi bersih di industri tahu, diperlukan
syarat dan hygiene yang baik (87,0%). pengetahuan mendasar mengenai proses yang
Sedangkan jika dilihat berdasarkan hygiene dilaksanakan dalam memproduksi tahu. 10
dan sanitasi penyimpanan bahan makanan, Undang-undang No. 36 tahun 2009
maka industri tahu Ayam Jago lebih baik tentang kesehatan menyebutkan bahwa
(75,0%) dibandikan industri yang lain. peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan
Selanjutnya, bila dideskripsikan hygiene dan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan,
sanitasi industri tahu menurut pengolahan dan salah satunya adalah pengamanan makanan
penyajiannya, maka industri tahu Sumedang dan minuman. Upaya pengamanan makanan
mempunyai persyaratan yang lebih baik dan minuman akan lebih ditingkatkan untuk
dibandingkan industri Meurah Raya dan Ayam mendukung peningkatan dan pemantapan
Jago, yaitu pengolahan makanan sebesar upaya kesehatan secara berhasil guna dan
70,0% dan penyajiannya sebesar 87,0%. berdaya guna. Semua itu merupakan upaya
Secara umum, dari ketiga industri tahu untuk melindungi masyarakat dari makanan
menunjukan bahwa industri tahu Meurah Raya dan minuman yang tidak memenuhi
lebih baik dalam hal hygiene dan sanitasi, persyaratan mutu. 2

152 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017


Kondisi Hygiene dan Sanitasi Industri Tahu...

Hasil penelitian ini searah dengan makanan mempunyai hygienetas dan sanitasi
beberapa penelitian sebelumnya, yang yang baik pada industri tahu. Walaupun
menyatakan bahwa dalam meningkatkan demikian terdapat beberapa industri tahun
hygiene dan sanitasi peralatan bahan makanan yang syarat hygiene dan sanitasi masih kurang
memerlukan perendaman yang efektif adalah baik.
yang memakai air panas (60 o C) dan waktu Untuk itu, diharapkan bagi Dinas
yang diperlukan adalah 30 menit sampai 1 Kesehatan Kota Banda Aceh agar melakukan
jam.11 Lebih lanjut, kebersihan peralatan penelitian lebih lanjut pada industri tahu yang
memang harus diperhatikan karena bak yang masih kurang baik hygiene dan sanitasinya,
kotor memungkinkan terjadinya kontaminasi sehingga dapat dijadikan dasar dalam
silang antara bak dan peralatan. Seperti melakukan pembinaan dan pengawasan. Lebih
pencucian peralatan makan yang terpenting intensif dalam melakukan kursus higiene
adalah tersedianya sarana pencucian peralatan sanitasi makanan baik bagi penjamah makanan
dengan memiliki tiga bagian, yaitu bagian maupun bagi pengelola industri tahu dan
pencucian, bagian pembersihan/ pembilasan sosialisasi tentang persyaratan higiene sanitasi
dan bagian desinfeksi. Bak pertama berisi air industri serta melaksanakan fungsi pembinaan
sabun, bak kedua berisi air bersih untuk dan pengawasan dengan baik. Bagi pengelola
membilas, dan bak ketiga berisi air yang diberi atau pemilik industri tahu agar memasang
desinfektan yang sesuai dengan standar. 12 poster, tulisan, dan gambar-gambar tentang
Selain itu, bahwa responden belum pernah higiene sanitasi di tempat yang mudah dilihat
mengikuti kursus tentang higiene sanitasi dan diingat oleh penjamah.
makanan, dan belum pernah mendapat
pembinaan serta pengawasan dari instansi
terkait, sehingga perilaku kurang baik tersebut DAFTAR PUSTAKA
disebabkan oleh ketidaktahuan penjamah
1. Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan
makanan pada peraturan dan persyaratan yang
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014
mengatur tentang higiene sanitasi makanan di
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
warung makan sehingga bisa menjadi salah
Puskesmas. 2014.
satu faktor yang mempengaruhi perilaku dalam
2. Depkes RI. Undang-undang Republik
penerapan persyaratan higiene sanitasi warung
Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
makan.13 Untuk meningkatkan kualitas
Kesehatan. Lembaran Negara Republik
makanan yang disajikan maka perlu adanya
Indonesia Nomor. 2009;144.
peningkatan pengetahuan melalui pemberian
3. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat
pelatihan/ kursus dan praktik lapangan
Ilmu Dan Seni. Edisi Revi. Jakarta: Rineka
terhadap pengelola, pengolah, penyaji
Cipta; 2011.
makanan, serta para pembina dan pengawas
4. Rahayu NA. Studi Deskriptif Karakteristik
kebersihan makanan di lapangan. 14 Selain itu,
Higiene Dan Sanitasi Pada Alat Pengolah
peningkatan pengetahuan penjamah makanan
Makanan Gado-Gado Di Lingkungan Pasar
melalui pemberian pelatihan/kursus dapat
Johar Kota Semarang Tahun 2012. 2013.
menurunkan angka kesakitan dan kematian
5. Depkes RI. Indikator Indonesia sehat 2010.
karena makanan.15
2004.
6. BPS. Badan Pusat Statistik. Jakarta; 2012.
7. Saragih YP. Membuat Aneka Tahu. Jawa
KESIMPULAN
Tengah: Niaga Swadaya; 2001.
Kondisi instustri tahu di Kota Banda 8. Suprapti ML. Teknologi Pengolahan
Aceh secara umum sudah sesuai dan Pangan Pembuatan Tahu. Semarang:
memenuhi syarat hygiene dan sanitasinya, Kanisius; 2005.
beberapa aspek seperti pemilihan bahan 9. Fajriansyah F. Hygiene dan Sanitasi
makanan, penyimpanan, pengolahan, dan Pengolahan Roti pada Pabrik Roti Paten
pengangkutan sampai dengan penyajian bahan

Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017 153


Fajriansyah

Bakery. AcTion: Aceh Nutrition Journal.


2016;1(2):116-120.
10. Sadzali I. Potensi limbah tahu sebagai
biogas. Jurnal UI Untuk Bangsa Seri
Kesehatan, Sains, dan Teknologi.
2010;1(12):62-69.
11. Fischler GE, Fuls JL, Dail EW, Duran MH,
Rodgers ND, Waggoner AL. Effect of hand
wash agents on controlling the transmission
of pathogenic bacteria from hands to food.
Journal of food protection.
2007;70(12):2873-2877.
12. Depkes RI. Kumpulan Modul Kursus
Hygiene Sanitasi Makanan & Minuman.
Jakarta; 2006.
13. Cahyaningsih CT, Kushadiwijaya H, Tholib
A. Hubungan higiene sanitasi dan perilaku
penjamah makanan dengan kualitas
bakteriologis peralatan makan di warung
makan. Berita Kedokteran Masyarakat.
2009;25(4):180.
14. Djaja IM. Faktor yang Mempengaruhi
kontaminasi E. coli pada makanan yang
disajikan tempat pengelolaan makanan di
Jakarta Selatan. Medika. 2005;31(9):555-
559.
15. Naing NN, Zain MM, Abdullah N. A study
on reliability of questionnaire on
knowledge, attitude and practice (KAP) of
food handlers towards foodborne diseases
and food safety. International Medical
Journal. 2007;14(4):281-285.

154 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017

Anda mungkin juga menyukai