Anda di halaman 1dari 10

1

RANGKUMAN MATERI UAS GEOGRAFI

I. KONSEP DASAR ILMU GEOGRAFI

A. Definisi Seminar & Lokakarya IGI 1988


Pengetahuan yang mempelajari mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan dimuka bumi
(geosfer)serta interaksi manusia dengan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan

B. ALIRAN PEMIKIRAN GEOGRAFI


NO ALIRAN PEMIKIRAN KETERANGAN
 Lingkungan alam menentukan budaya manusia
DETERMINISME FISIS/
1.  Tokoh : E.Huntington (climate determinism) F.Retzel (nature
ENVIROMENTALIS
determinism)
 Manusia Menentukan Nasibnya Sendiri Dengan Teknologi Yang
Mereka Kuasai. Mutu Alam Yang Sama Dapat Menghasilkan
Tingkat Ekonomi Yang Berbeda.
2. POSSIBILISME  Alam Sekadar Menawarkan Aneka Kemungkinan (Possibilities),
Sedangkan Manusia Yang Bersangkutan Menentukan Pilihannya
Dengan Teknologi.
 Tokoh : Vidal De La Blache, Bruhnes, Sorre
 Manusia mampu menguasai alam baru dalam peluang-peluang
3. PROBABILISME (probabilitas) tertentu, (mazhab pertengahan)
 Alam masih berkuasa pada manusia (neo-determinisme alam)

C. OBJEK STUDI GEOGRAFI


NO OBJEK STUDI KETERANGAN
1. Objek Material Geosfer
1. Atmosfer 4. Biosfer
2. Lithosfer 5. Antroposfer
3. Hidrosfer
2, Objek Formal Cara pandang /pendekatan/metode analisa
1. Pendekatan keruangan
2. Pendekatan kelingkungan
3. Pendekatan kewilayahan

 OBJEK MATERIAL DALAM GEOGRAFI


Objek material geografi yaitu merupakan sasaran atau yang dikaji dalam studi geografi. Objek studi geografi adalah
lapisan-lapisan bumi atau tepatnya fenomena geosfer. Geosfer itu luas sekali, meliputi:
1. Atmosfer, yaitu lapisan udara: cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan Meteorologi, dll.
2. Lithosfer, yaitu lapisan batu-batuan yang dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dll.
3. Hydrosfer, yaitu lapisan air meliputi perairan di darat maupun di laut yang dikaji dalam Hidrologi dan
Oceanografi, dll.
4. Biosfer, yaitu lapisan kehidupan: flora dan fauna yang dikaji dalam Biogeografi, Biologi, dll.
5. Anthroposfer, yaitu lapisan manusia yang merupakan ‘tema sentral’ di antara lapisanlapisan lainnya. Tema
sentral artinya diutamakan dalam kajiannya.

 PENDEKATAN DALAM GEOGRAFI


Dalam pengkajian geografi, kita mengenal tiga pendekatan utama, yaitu sebagai berikut.
1. Pendekatan spasial (keruangan)
Geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi “nilai” suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari
hal ini kita lalu mempelajari tentang letak, jarak, keterjangkauan dsb. Ruang adalah seluruh permukaan bumi
yang merupakan tempat hidup tumbuhan, hewan, dan manusia. Pendekatan keruangan menganalisis gejala atau
fenomena geografis berdasarkan penyebarannya dalam ruang. Analisis keruangan merupakan pendekatan yang
khas dalam geografi, sebab merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan membahas
masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam,
dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat
2

memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interrelasi serta interaksinya. Karena itu, analisis keruangan
dapat dijadikan dasar untuk perencanaan penggunaan lahan tertentu.

Secara teoretis pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain, akan tetapi pada kenyataan praktisnya,
berhubungan satu sama lain.
a. Pendekatan Topik
Dalam mempelajari suatu masalah geografi di wilayah tertentu, kita dapat mengadakan
pendekatan dari topik tertentu yang menjadi perhatian utama. Misalnya di daerah tertentu, topik yang
menjadi perhatian utama adalah kelaparan maka kelaparan inilah yang menjadi sorotan utama dalam
pendekatan topik. Yang menjadi pegangan pokok dalam melakukan pendekatan topik ini, yaitu tidak boleh
dilepaskan hubungannya dengan ruang yang menjadi wadah gejala atau topik yang kita dekati. Faktor-
faktor geografi seperti manusianya dan keadaan fisisnya tidak boleh diabaikan.
Dengan landasan keruangan ini, kita akan dapat mengungkapkan karakteristik kelaparan di
daerah yang bersangkutan kalau dibandingkan dengan gejala atau kelaparan di wilayah yang lainnya.
Kelaparan di daerah tersebut diungkapkan jenis-jenisnya, sebabsebabnya, penyebarannya, intensitasnya,
dan interelasinya dengan gejala yang lain dan dengan masalah secara keseluruhan.
C
b. Pendekatan Aktivitas Manusia (Human Activities)
Penduduk ini dapat ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan deskripsinya dengan gejala-
gejala lain yang berkenaan dengan aktivitas tadi. Ditinjau dari penyebarannya, kita akan dapat membedakan
jenis aktivitas tadi sehubungan dengan mata pencarian penduduk. Apakah aktivitas itu berlangsung di
daerah pegunungan, apakah di dataran rendah, apakah dekat dengan sungai, apakah dari sungai, apakah di
pantai, dan seterusnya.
Dari kegiatan penyebaran penduduk tadi, kita dapat mengungkapkan interelasinya dengan
keadaan kesuburan tanah, dengan hidrografi, dengan keadaan komunikasi-transportasi, dengan keadaan
tinggi-rendah permukaan, dan dengan faktor-faktor geografi lainnya. Oleh karena itu, kita dapat membuat
suatu deskripsi tentang aktivitas penduduk tadi berdasarkan interelasi keruangan dengan gejala-gejala lain
dan dengan berbagai masalah sebagai sistem keruangannya.

2. Pendekatan ekologi (lingkungan)


Geografi mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di
dalamnya dalam satu kesatuan wilayah. Komponen-komponen itu terdiri dari komponen tak hidup seperti tanah,
air, iklim dsb, dan komponen hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisma hidup dan lingkungannya. Organisma hidup
meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan lingkungan meliputi air, tanah, dan udara. Ekologi manusia
(human ecology) adalah studi mengenai interaksi antara manusia dan lingkungannya, atau manusia dan
manusia lainnya. Ekologi manusia sering pula disebut sebagai objek kajian geografi.

Pendekatan ekologis menekankan hubungan antar makhluk hidup dan komponen lingkungan hidup lainnya.
Dalam hal ini, hubungan antara manusia dan lingkungannya. Interaksinya antara manusia dan lingkungan
bersifat sebab akibat. Misalnya, kalau manusia merusak hutan maka manusia juga akan terkena dampaknya
seperti longsor. Jadi, melalui pendekatan ini agar manusia selalu menjaga lingkungannya.

Pendekatan lingkungan didasari oleh salah satu prinsip dalam biologi, yaitu adanya interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Dalam analisis lingkungan, geografi mencoba menelaah gejala saling pengaruh
mempengaruhi (interaksi) dan hubungan timbal balik (interrelasi) antara komponen fisikal (alamiah) dengan
nonfisik (sosial).

3. Pendekatan kewilayahan (regional)


Geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas. Dari hal ini lalu
muncul pewilayahan atau regionalisasi misalnya kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciri-ciri
serupa sebagai gurun.
Pendekatan kewilayahan (regional) mencoba membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan
memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif.
Pendekatan kompleks wilayah merupakan gabungan antara pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi. Hal
ini karena setiap daerah memiliki perbedaan, baik kondisi alam maupun manusia, sehingga setiap daerah akan
3

melakukan interaksi dengan daerah lain untuk memenuhi kebutuhannya. Karena itu, terjadi penawaran dan
permintaan akan barang dan jasa. Misalnya, daerah yang subur dan banyak memiliki sumber daya akan banyak
dikunjungi penduduk dari daerah yang miskin sumber daya.

Perlu diperhatikan bahwa dalam mengkaji suatu permasalahan, geografi terbagi menjadi geografi fisis dan geografi
manusia yang keduanya tak dapat dipisahkan. Bahkan masingmasing cabang geografi saling membutuhkan dan saling
melengkapi. Untuk lebih jelasnya, tentang objek geografi Anda dapat melihat skema berikut.

D. PRINSIP GEOGRAFI
NO PRINSIP KETERANGAN
Pemaparan/penjelasan sebuah fenomena geosfer. Perinsip ini merupakan cara pemaparan
1. DESKRIPSI hasil pengkajian studi geografi terhadap gejala, fenomena atau masalah yang ada Dapat
menggunakan kata-kata, grafik, gambar, tabel, diagram dan sebagainya.
Misalnya, melalui peta dapat dilihat persebaran daerah rawan longsor Jawa Barat.
Penyebaran fenomena geosfer di muka bumi Misalnya, persebaran daerah rawan longsor
di Jawa Barat. Oleh karena tidak semua wilayah Jawa Barat merupakan daerah rawan
2. DISTRIBUSI longsor maka di wilayah mana saja terdapat daerah longsor? Jawabannya terdapat di
sekitar Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat.

Hubungan antar gejala geosfer dimuka bumi. artinya bahwa antara komponen atau aspek-
aspek lingkungan geografi senantiasa ada hubungan timbal balik atau saling keterkaitan
3. INTERELASI satu sama lain.
Misalnya, daerah longsor sangat berkaitan dengan morfologi wilayahnya. Karena Zona
Selatan Jawa Barat merupakan wilayah pegunungan maka morfologinya berbukit-bukit,
sehingga memiliki banyak lereng yang terjal.
Perinsip terpadu dimana setiap gejala, fakta, dan masalah geosfer ditinjau dari
penyebarannya, interelasi antar gejala, dan interaksi nya dalam ruang.

4. KOROLOGI Misalnya, dapat diketahui bahwa sering terjadinya longsor di Zona Selatan Jawa Barat
karena morfologinya yang berbukit bukit. Selain itu, mungkin juga dipengaruhi oleh
aktivitas manusia yang membuka hutan untuk lahan pertanian atau memotong lereng
untuk jalan.

E. KONSEP GEOGRAFI
NO KONSEP KEETRANGAN
1. LOKASI Suatu tempat di permukaan bumi memiliki nilai ekonomi apabila dihubungkan
dengan nilai / harga. Dalam perspektif geografi lokasi dibedakan menjadi Lokasi
absolut dan lokasi relatif.

Misalnya:
a. Di daerah dingin orang cenderung berpakaian tebal.
b. Nilai tanah atau lahan untuk pemukiman akan berkurang apabila berdekatan
dengan kuburan, terminal kendaraan umum, pasar, atau pabrik karena
kebisingan dan pencemaran.
2. JARAK Jarak absolut dan jarak relatif
Misalnya:
a. Harga tanah akan semakin tinggi apabila mendekati pusat kota dibandingkan
dengan harga tanah di pedesaan.
b. Peternakan ayam cenderung mendekati kota sebagai tempat pemasaran, agar
telur dan ayam yang dibawa ke tempat pemasaran tidak banyak mengalami
kerusakan, dibandingkan apabila peternakan ditempatkan jauh dari kota.
3. POLA Susunan keteraturan fenomena dalam ruang. Fenomena geografis (fisis dan sosial)
menunjukkan pola / susunan khas di permukaan bumi.
Misal:
a. Pola aliran sungai terkait dengan jenis batuan dan struktur geologi.
b. Pola pemukiman terkait dengan sungai, jalan, bentuk lahan, dan sebagainya.
4. MORFOLOGI Konsep geografi yang menekankan pada bentuk permukaan bumi, termasuk proses2
yang menyebabkan.
Misalnya:
a. Bentuk lahan akan terkait dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan,
4

ketebalan lapisan tanah, ketersediaan air, dan sebagainya.


b. Pengelompokan pemukiman cenderung di daerah datar.
5. AGLOMERASI Kecenderungan pengelompokan fenomena geosfer dalam suatu wilayah.
Misalnya:
a. Masyarakat atau penduduk cenderung mengelompok pada tingkat sejenis,
sehingga timbul daerah elit, daerah kumuh, daerah perumnas, pedagang besi
tua, pedagang barang atau pakaian bekas, dan lain-lain.
b. Enam puluh delapan persen industri tekstil Indonesia berada di Bandung.
6. Keterjangkauan Fenomena geosfer dilihat dari sudut pandang lokasi, jarak, morfologi serta
kemudahan sarana dan prasarana transportasi,
a. Keterjangkauan, Jakarta – Biak (pesawat terbang); Bandung – Jakarta (kereta
api).
b. Darah A penghasil beras dan daerah B penghasil sandang. Kedua daerah ini
tidak akan berinteraksi apabila tidak ada transportasi.
c. Suatu daerah tidak akan berkembang apabila tidak dapat dijangkau oleh
sarana transportasi.
7. NILAI Manfaat suatu daerah/wilayah yang memiliki nilai tersendiri bagi orang-orang yang
KEGUNAAN menggunakannya
misalnya
a. Daerah sejuk di pegunungan yang jauh dari kebisingan, seperti di Puncak
antara Bogor dengan Cianjur, banyak dijadikan tempat peristirahatan dan
rekreasi.
b. Lahan pertanian yang subur sangat bernilai bagi petani dibandingkan bagi
nelayan atau karyawan/pegawai kantor.
8. INTERAKSI Hubungan timbal balik dan ketergantungan antar fenomena geosfer.
a. Pergerakan penduduk, berupa sirkulasi, komutasi (ulang-alik), dan migrasi.
b. Pergerakan barang (sandang) dari kota ke desa; pangan dari desa ke kota.
c. Pergerakan berita (informasi) melalui radio, televisi, surat kabar dan lain-
lain, terhadap pembaca atau pemirsa.
9. DIFFERENSIASI Wilayah bersifat unik, masing-masing memiliki perbedaan yang sangat khas antara
satu sama lain
Misalnya
Pertanian sayuran dihasilkan di daerah pegunungan; perikanan laut atau tambak
di pantai; dan padi di daerah yang relatif datar.
10. KETERKAITAN Kovareasi spatial antar beberapa faktor
RUANG Misalnya, jika dikaji melalui peta, maka terdapat konservasi spasial (keterkaitan
wilayah) antara wilayah A, B, C, dan D.

F. ASPEK GEOGRAFI
NO ASPEK GEOGRAFI KETERANGAN
Meliputi seluruh kenampakan fisik serta proses alamiah yang
1. ASPEK FISIK mengiringinya dimuka bumi. Aspek ini meliputi unsur batuan, air, udara,
serta hewan-tumbuhan
Meliputi gejala sosial, budaya, ekonomi, politik serta segala proses-
2. ASPEK SOSIAL-EKONOMI proses sosial yang terjadi didalamnya sebagai akibat dari aktivitas
manusia dengan sesamannya dan lingkungannya.
Meliputi kartografi (ilmu pemetaan), tekhnologi penginderaan jauh,
3. ASPEK TEKNIK
sistem informasi geografi, dan metode analisis kuantitatif.

G. CABANG ILMU BATU / PENUNJANG GEOGRAFI


NO UNSUR GEOSFER CABANG ILMU DESKRIPSI
1. METEOROLOGI Mengkaji seluk beluk cuaca
ATNOSFER
2. KLIMATOLOGI Mengkaji seluk beluk iklim
3. GEOLOGI Mengkaji proses struktur pembentukan dan
LITOSFER dinamika bumi
4. GEOMORFOLOGI Mengkaji tentang proses dan bentuk rupa bumi
5

5. GEOFISIKA Mengkaji sifat fisik bumi dengan pendekatan fisika


6. HIDROLOGI Mengkaji air permukaan dan air tanah
7. POTAMOLOGI Mengkaji seluk beluk sungai
8. HIDROSFER LIMNOLOGI Mengkaji seluk beluk danau
9. OCEANOGRAFI Mengkaji seluk beluk lautan/samudera
10. KRIOLOGI Mengkaji gletser/es di muka bumi
11. ZOOGEOGRAFI Mengkaji Persebaran fauna di muka bumi
BIOSFER
12. PHYTOGEOGRAFI Mengkaji persebaran flora dimuka bumi
13. ANTROPOLOGI Mengkaji ras karakter fisik dan budaya manusia
14. ANTROPOSFER DEMOGRAFI Mengkaji penduduk dan dinamikanya
15. RURALGEOGRAPHY Mengkaji struktur dan pola spatial desa

II. PENGETAHUAN PETA DAN PEMETAAN DASAR


A. DEFINISI
Peta adalah gambaran penyajian unsur-unsur kenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi, atau yang
ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya di gambarkan pada suatu
bidang datar dan diperkecil dengan skala tertentu.

B. KLASIFIKASI PETA
Adalah peta yang menggambarkan seluruh penampakan  Peta dunia
yang ada di permukaan bumi, baik bersifat alamiah  Peta korografi
Peta Umum
maupun budaya atau buatan manusia.  Peta rupa bumi
Berdasarkan  Peta topografi.
jenis/isi Adalah peta yang menggambarkan atau menyajikan  Peta iklim
informasi penampakan tertentu (spesifik) di permukaan  Peta geologi
Peta khusus
bumi.  Peta curah
hujan
Peta Peta hak milik
Peta berskala antara 1 : 100 s/d 1 : 5.000
kadaster tanah
Peta skala
Peta berskala antara 1:5.000 s/d 1: 250.000 Peta topografi
besar
Berdasarkan
Peta skala
skala Peta berskala antara 1:250.000 s/d 1:500.000 Peta kabupaten
sedang
Peta skala
Peta berskala antara 1 : 500.000 s/d 1 : 1.000.000 Peta Provinsi
kecil
Peta
Peta berskala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Peta Indonesia
geografi

C. KOMPONEN PETA
Judul peta Judul peta memuat isi peta
Skala peta perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya, dan satuan
ukuran yang sama.
Legenda Menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta.
orientasi Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya pada suatu peta. Gunanya untuk
menunjukkan arah utara, selatan, timur dan barat.
Simbol Gambar yang ada pada peta merupakan informasi geografis yang berhubungan dengan
bentuk wilayah beserta kenampakan fenomena alam atau budaya (buatan manusia)
Lettering Penulisan keterangan (nama-nama) atau angka pada peta
Peta inset Peta inset merupakan peta yang disisipkan karena wilayah yang digambar merupakan
bagian dari peta utama atau peta yang menggambarkan wilayah yang lebih luas daripada
wilayah yang digambarkan.
Sumber-tahun Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa data dan informasi yang
pembuatan disajikan dalam peta tersebut benar benar absah/akurat
6

D. PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN


1. Tata Cara Penulisan Pada Peta (Lettering)
Tipe Ciri-cirinya
Romawi  Bervariasi antara tebal dan tipis
(Roman)  Memakai serifs, yaitu ekor pada masing-masing huruf
 Dibuat dengan arah tegak.
Penggunaan
Tipe Romawi 1. Untuk menuliskan negara (countries/state).
kapital 2. Untuk menuliskan permukaan daratan yang luas (continent).
(huruf besar) 3. Untuk menuliskan ibukota.
4. Untuk menuliskan kota pelabuhan dan kota-kota penting lainnya.
Tipe Romawi 1. Untuk menuliskan kota-kota yg kurang penting, misal kota kecamatan, dsb.
huruf kecil Contoh: Kepanjen, Turen
2. Untuk menuliskan desa-desa atau kota-kota kecil lainnya.
Contoh: Sumbermanjingkulon, Pagak
*) Catatan: Penulisan nama kota atau tempat di Indonesia harus
bersambung/satu kata
Contoh:
Sungaipenuh --- bukan Sungai Penuh
Tipe Italik Ciri – ciri
(Italic)  Bervariasi antara tebal dan tipis
 Memakai serifs
 Dibuat dengan arah miring ke kanan
Contoh: Italik
Penggunaan
Untuk menuliskan kenampakan air, baik yg berupa perairan laut maupun perairan darat.

2. Pembuatan Simbol
Simbol adalah Gambar yang ada pada peta merupakan informasi geografis yang berhubungan dengan bentuk
wilayah beserta kenampakan fenomena alam atau budaya (buatan manusia).
SYARAT SYMBOL
1. Sederhana
2. Mudah dipahami
3. Berlaku umum

KLASIFIKASI SIMBOL
Berdasarkan kenampakan lingkungannya
Simbol adalah simbol yang mewakili kenampakan budaya, misalnya jalan, rel, kota
budaya dan lain-lain
Simbol adalah simbol yang mewakili kenampakan alam, misalnya sungai, gunung,
alam danau dan lainnya
Berdasarkan sifatnya
Simbol
Menunjukan nilai/harga tertentu
kualitatif
Simbul
Tidak menunjukan nilai/harga tertentu
kuantitatif
Berdasarkan bentuknya

Simbol Merupakan simbol yang menggunakan gambar menyerupai


Simbol gambar dengan keadaan sebenarnya.
Titik
Simbol Merupakan simbol yang menggunakan gambar berupa
Propinsi
geometrik bangun matematika.
Jalan, sungai, dan batas wilayah pada peta. Garis juga digunakan untuk
Simbol
membatasi wilayah-wilayah yang memiliki fenomena sama. Misalnya, garis
Garis
isohaline
7

Simbol Objek di permukaan bumi yang berbentuk area seperti perkebunan, daerah
Area rawa, persawahan, dan hutan

3. Pembuatan Skala Peta


KLASIFIKASI SKALA
Skala adalah skala peta yang menggunakan angka atau bilangan pecahan sebagai pembanding jarak.
Numerik Contoh  Skala 1: 50.000
(Angka) Rumus : JS : Jarak Sebenarnya

JP : Jarak di Peta

S : Skala Peta
Skala jenis skala peta yang menggunakan bentuk ruas garis bilangan sebagai pembanding jarak.
Grafik Contoh
(Batang)

Skala Skala verbal adalah skala peta yang dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Verbal Contoh : “one inch to four mil”

Contoh
Diketahui jarak Kota A ke Kota B pada peta dengan skala 1: 50.000 adalah 5,5 cm. Berapakah jarak Kota A ke
Kota B sebenarnya?
Jawab
JS = JP x S
= 5,5 x 50.000
= 275.000 cm = 2750 m = 2,75 km
Jadi jarak sebenarnya Kota A ke Kota B adalah 2,75 km.

III. PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH

A. HAKIKAT PENGINDERAAN JAUH


Menurut Lillesand dan Kiefer (1979)(2007) Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji.

Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya
maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang
mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
2. Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan
dengan alat yang disebut stereoskop.
3. Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga dimungkinkan
pengenalan obyeknya.
4. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.
5. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
6. Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

B. SISTEM PENGINDERAAN JAUH


Penginderaan jauh merupakan suatu sistem yang terdiri atas
beberapa komponen. Komponen-komponen dan interaksi
antarkomponen dalam sistem penginderaan jauh akan diuraikan
sebagai berikut:
8

KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH


TENAGA  Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari Sinar tampak

 Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti Gelombang Infra
gelombang mikro merah, radar,
bunyi
Faktor yang mempengaruhi jumlah tenaga yang diterima oleh obyek:
1. Waktu penyinaran
2. Bentuk permukaan bumi
3. Keadaan cuaca
ATMOSFER Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan
melewatkan radiasi elektromagnetik. Bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi
disebut jendela atmosfer.
SENSOR Alat perekam objek. Alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya.
Sensor dapat dibedakan menjadi dua :
1. Sensor merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto.
fotografik Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara),
sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
2. Sensor bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam
elektronik dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual
atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal
dengan sebutan citra.
WAHANA  Wahana adalah Kendaraan yang membawa alat pemantau/sensor.
 Wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
Pesawat terbang ketinggian antara 1000 - 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang
rendah dihasilkan ialah citra foto (foto udara).
Pesawat terbang ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan
tinggi yaitu foto udara dan multispectral scanners data.
Satelit ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang
dihasilkan ialah citra satelit.

C. MENGENAL MEDIA CITRA


Secara umum citra penginderaan jauh di cbedakan menjadi dua, yaitu :
1. Citra foto udara (photographyc image)
2. Citra non foto (non-photograpyc image)
Adapun perbedaan kedua jenis citera tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

PERBEDAAN CITRA FOTO DAN NON FOTO


Variabel pembanding Citra foto Citra non foto
Non kamera mendasarkan atas penyinaran
Sensor kamera (scanning). Kamera yang detektornya bukan
film
Detektor film Pita magnetik, transmitor, foto konduktif
Proses perekaman Fotografi / kimiawi Elektronik
Mekanisme perekaman serentak Parsial
Spektrum Spektrum tampak, thermal, dan gelombang
Spektrum tampak
elektromagnetik mikro

D. INTEPRETASI CITRA PENGINDERAAN JAUH


interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk
mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Este dan
Simonett (1975).
9

Tahap- Deteksi Deteksi adalah upaya mengetahui benda dan gejala di sekitar lingkungan kita,
tahap dengan menggunakan alat pengindera (sensor). Dengan adanya data dari
interpretasi pengindraan jauh, untuk mendeteksi benda dan gejala di sekitar kita, pengindraan
tidak perlu secara langsung ke tempat sebenarnya, cukup melalui foto udara.

Identifikasi Objek yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam
oleh sensor. Terdapat tiga ciri-ciri utama yang dapat dikenali, yaitu spektral,
spasial, dan temporal. Spektral adalah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara
tenaga elektromagnetik dengan objek yang dinyatakan dengan rona dan warna.
Ciri spatial meliputi bentuk, ukuran, bayangan, pola, situs, dan asosiasi. Ciri
temporal terkait dengan kondisi benda pada saat perekaman.
Analisis Analisis bertujuan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai citra yang
sama dengan identitas objek.
Deduksi Deduksi adalah pemrosesan berdasarkan pada bukti yang mengarah kearah yang
lebih khusus. Bukti ini diperoleh dari objek yang tampak langsung.

UNSUR INTERPRETASI CITRA


Bentuk Bentuk tersebut biasanya memberikan cirikhas dari suatu objek. Contohnya, bangunan sekolah
terlihat seperti huruf H, L, dan I
Ukuran Ukuran dalam foto udara meliputi jarak, luas, volume, tinggi, dan kemiringan.
Rona dan Warna Rona adalah tingkat kecerahan objek yang tergambar pada citra. Pada foto udara hitam
putih,rona objek dapat beragam dari putih hingga hitam dengan berbagai wujud peralihan,
seperti putih,kelabu, kelabu kehitam-hitaman, kelabu cerah, dan sebagainya
Tekstur Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada citra. Di dalam tekstur, kita mengenal tiga
tingkatan tekstur, yaitu halus, sedang, dan kasar. Contohnya hutan bertekstur kasar, belukar
bertekstur sedang, dan padang rumput bertekstur halus
Bayangan Bayangan sangat dipengaruhi oleh arah datangnya sinar matahari pada saat pemotretan. Dengan
melihat bayangan objek dan waktu pemotretan akan dapat diketahui arah orientasi (mata angin)
dari foto udara
Pola Pola adalah kecenderungan bentuk suatu objek yang terdapat dalam citra. Dengan pola, kita akan
memperoleh gambaran objek sebenarnya yaitu melalui ciri-ciri dari objek yang bersangkutan.
Contohnya, pada pola aliran sungai, kita mengenal pola dendritik, trellis, dan pinnate. Pada pola
permukiman penduduk, kita mengenal pola linier dan bergerombol.
Situs Situs adalah letak atau kedudukan suatu objek terhadap objek lain di sekelilingnya. Contohnya,
situs permukiman penduduk biasanya memanjang mengikuti jalan, sungai, dan pantai
Asosiasi Asosiasi adalah hubungan suatu objek dikaitkan dengan objek yang lain di sekitarnya.
Contohnya perkampungan biasanya dekat dengan jalan dan lahan pekarangan yang ditumbuhi
tanaman.

E. PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH


Bidang Seasat-AS  Pengamatan sifat fisis air laut.
Kelautan MOS-Jepang  Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
 Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain
Bidang Landsat  Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
hidrologi SPOT  Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
 Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.
Bidang Landsat-AS  Menentukan struktur geologi dan macamnya.
geologi Soyuz-Rusia  Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu
SPOT- vulkanik.
Perancis  Pemantauan distribusi sumber daya alam.
 Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
 Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
 Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang
dan aplikasisistem informasi geografi (SIG).
Bidang NOAA-AS  Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan rendah dan
meteorologi METEOR - daerah bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai siklon.
rusia  Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.
10

 Permodelan meteorologi dan data klimatologi.


 Untuk pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat
kewarnaan dan kandungan air di udara.

Anda mungkin juga menyukai