Android adalah sistem operasi yang dikeluarkan oleh Google. Android dibuat khusus untuk
smartphone dan tablet. Berbagai macam produsen telah menggunakan Android sebagai
sistem operasi untuk peranti (device) yang mereka produksi. Android juga mempunyai
store dengan lebih dari 2 miliar pengguna aktif, per Januari 2018 ketika tulisan ini dibuat.
Mengapa Android
Kenapa menggunakan Android ?
Android memanjakan penggunanya dengan fitur yang sangat canggih dan tampilan yang
bagus. Sistem Android dapat digunakan sebagai alat multimedia seperti pemutar musik dan
video. Ia juga memiliki perangkat keras seperti accelerometer, gyroscope dan sensor lainnya.
Disamping itu ada beberapa hal yang membuat Android sebagai sistem operasi yang memang
layak digunakan oleh pengguna atau dikembangkan para developer, seperti yang akan
diuraikan berikut ini.
Sejak dirilis tahun 2008, Google telah mengeluarkan beberapa versi, dengan "Oreo" sebagai
versi yang terbaru.
Pada tahun 2013, Android menjadi operation system (OS) terlaris pada tablet dan
smartphone. Tercatat pada tahun 2016, store Android memiliki lebih dari 2.8 juta aplikasi.
Android menarik bagi perusahaan teknologi yang membutuhkan barang siap jadi, biaya
rendah dan kustomisasi OS untuk perangkat teknologi tinggi mereka. Hal ini menjadi daya
tarik bagi banyak perusahaan, sehingga mereka memilih Android.
Source code dari Android bersifat open source. Ini adalah hal menarik bagi komunitas
developer, karena lisensi open source sangat mendukung untuk mengembangkan produknya
dengan aman.
Store
Aplikasi Android bisa di distribusikan menggunakan web, copy APK, dan store.
Store Android, yaitu Google Play, merupakan cara termudah bagi para developer untuk
medistribusikan aplikasinya ke pasar yang memiliki miliaran pengguna.
Google play merupakan store resmi Android yang dikelola oleh Google. Pengguna bisa
mencari dan mengunduh aplikasi yang dikembangkan dengan menggunakan Android
Software Development Kit.
Tidak hanya aplikasi yang ditawarkan di Google Play. Ada beragam konten lainnya yang
dapat dinikmati pengguna, misalnya media digital, musik, buku, majalah, film dan program
televisi.
Bagaimana para developer memonetisasi aplikasi yang ada di dalam Google Play?
Strategi monetisasi aplikasi yang ditawarkan Google Play ada bermacam-macam. Dimulai
dari app berbayar (paid distribution), pembelian dalam aplikasi (in-app purchase), langganan
(subscriptions), dan iklan (ads). Tentunya developer harus mengikuti aturan yang ada untuk
memastikan bahwa pengguna mendapatkan pengalaman (user experience) yang paling baik.
Android Software Development Kit (SDK) merupakan kit yang bisa digunakan oleh para
developer untuk mengembangkan aplikasi berbasis Android. Di dalamnya, terdapat beberapa
tools seperti debugger, software libraries, emulator, dokumentasi, sample code dan tutorial.
Bahasa pemrograman yang sering digunakan untuk mengembangkan aplikasi Android adalah
Java. Namun ada beberapa bahasa lainnya yang dapat digunakan, seperti C++, dan Go. Pada
IO 2017, Google juga meresmikan penggunaan Kotlin sebagai tambahan bahasa resmi.
Berbicara tentang pemrograman tentunya tidak lepas dari Integrated Development
Environment (IDE). Pada 2014 Google mengeluarkan IDE yang bernama Android Studio
yang berbasiskan Intellij IDEA.
Dengan menggunakan Android Studio, para developer dapat membuat aplikasi dari nol
hingga dipublikasikan ke dalam store. Android Studio juga mempunyai beberapa fitur built-
in yang sangat membantu para developer untuk memaksimalkan proses pembuatan aplikasi.
Fitur-fitur ini misalnya Gradle, Code Completion, dan beragam integrasi dengan layanan dari
Google, seperti Firebase.
Sejarah Perkembangan Android
V Co Re A D New Icon
er de leaP V featur
si na se I M/ es
o me da l A
n te e R
vT
e
l
A
d
a
p
t
i
v
e
B
a
t
t
e
r
Au y
gu A
st 2 A d
9 Pie
6, 8 RT a
20 p
18 t
i
v
e
B
r
i
g
h
t
n
e
s
s
P
i
c
t
u
r
Oc
e
to
2 -
8. be
6 i
0- Ore r A
- n
8. o 25 RT
2 -
1 ,
7 P
20
i
17
c
t
u
r
e
M
u
l
t
i
w
i
n
Au d
7.
gu 2 o
1
No st 4 w
- A
uga 22 - G
7. RT
t , 2 I
1.
20 5 F
2
16
K
e
y
b
o
a
r
d
N
o
w
O
n
T
a
p
P
e
r
m
i
s
s
i
o
n
s
Oc B
6.
to a
0 Ma
be t
- rsh 2 A
r t
6. mal 3 RT
5, e
0. low
20 r
1
15 y
(
D
o
z
e
&
A
p
p
S
t
a
n
d
y
)
M
a
t
e
r
i
a
l
D
e
s
i
g
n
M
No
u
ve
5. l
m2
1 t
Lol be 1
- A i
lipo r -
5. RT s
p 12 2
1. c
, 2
1 r
20
e
14
e
n
N
o
t
i
f
i
c
a
t
i
o
n
s
V
o
i
c
e
O
k
G
o
o
g
l
e
I
m
D
Oc m
V
4. to e
1M
4 be r
9 (an
- Kit r s
- d
4. Kat 31 i
2A
4. , v
0 RT
4 20 e
1.6
13
.0)
D
e
s
i
g
n
S
m
a
r
t
D
i
a
l
e
r
G
o
o
g
l
e
N
o
w
A
c
t
i
o
n
a
b
l
e
N
o
4. t
Jul
1 Jell i
y D
- y 1 f
9, V
4. Bea 8 i
20 M
3. n c
12
1 a
t
i
o
n
s
A
c
c
o
u
n
t
S
w
i
t
c
h
i
n
g
C
u
s
t
o
m
H
o
m
e
S
c
r
e
e
n
D
a
t
Oc
a
Ice to
4.
Cre be
0 D U
am r 1
- V s
San 19 5
4. M a
dwi ,
6 g
ch 20
e
11
C
o
n
t
r
o
l
A
n
d
r
o
i
T
a
b
l
e
t
-
F
r
i
e
n
d
l
y
D
e
s
i
Fe
g
3. br
1 n
0 Ho ua
1D S
- ney ry
- V y
3. Co 22
1M s
2. mb ,
3 t
6 20
e
11
m
B
a
r
Q
u
i
c
k
S
e
t
t
i
n
g
s
G
a
m
i
n
g
A
P
I
s
N
F
Fe C
2.
br B
3 Gin 9
ua D a
- ger -
ry V t
2. bre 1
9, M t
3. ad 0
20 e
7
11 r
y
M
a
n
a
g
e
m
e
n
t
V
o
i
c
e
A
c
t
i
o
n
P
o
r
t
a
2. M
b
2 ay
D l
- Fro 20
8V e
2. yo ,
M
2 20
H
3 10
o
t
s
p
o
t
D
a
l
v
i
k
J
I
T
G
o
o
g
l
e
M
a
p
s
N
a
v
i
g
a
t
i
o
n
H
o
m
e
Oc S
to c
2.
be r
0
Ecl r e
- 5 -
air 26 e
2.
, n
1
20
09 C
u
s
t
o
m
i
z
a
t
i
o
n
S
p
e
e
c
h
-
t
o
Q
u
i
c
k
S
e
a
r
c
h
B
o
x
S
c
r
e
e
Se
n
pte
m
S
be
1. Do i
r 4 -
6 nut z
15
e
,
20
D
09
i
v
e
r
s
i
t
y
A
n
d
r
o
i
d
M
a
r
k
e
t
Ap
ril
Cu
1. 27
pca 3 - -
5 ,
ke
20
09
Sources : https://en.wikipedia.org/wiki/Android_(operating_system)
Dari tabel sejarah perkembangan di atas dapat kita lihat ada kolom DVM / ART. Kolom ini
menunjukkan eksekusi kompilasi ketika menjalankan aplikasi Android. Pada API KitKat dan
sebelumnya Android menggunakan DVM (Dalvik Virtual Machine). DVM menerapkan
pendekatan JIT (Just-In-Time), di mana kompilasi dijalankan ketika ada permintaan untuk
menjalankan aplikasi.
Sedangkan ART (Android Runtime) menerapkan pendekatan berbeda yaitu AOT (Ahead-Of-
Time). AOT melakukan kompilasi pada saat proses instalasi aplikasi.
Dari versi Lollipop hingga Oreo, Android sepenuhnya mengadopsi ART. Kenapa demikian ?
DVM menggunakan JIT yang berarti kompilasi dilakukan setiap kali aplikasi dijalankan. Hal
ini sangat mempengaruhi kecepatan respon aplikasi. Setiap kali kita menyentuh ikon aplikasi
maka kompilasi akan dilakukan. Tentu proses ini menghabiskan CPU dan berimbas pada
relatif lebih borosnya penggunaan baterai.
Beda dengan DVM, ART melakukan proses kompilasi pada saat proses instalasi. Jadi setiap
kali aplikasi dijalankan, sudah tidak ada lagi proses kompilasi. Hal ini meningkatkan
performa dalam menjalankan aplikasi. Selain itu, karena penggunaan sumber daya CPU bisa
dikurangi, pemakaian baterai jadi lebih hemat. Akan tetapi ART membutuhkan space (ukuran
berkas) yang lebih besar jika dibandingkan dengan DVM.
Jika ingin mendalami proses run-time yang ada di Android, silahkan Anda klik tautan berikut
ini:
https://source.android.com/devices/tech/dalvik/
Beberapa bacaan dasar yang dapat menambah wawasan Anda, antara lain:
https://www.android.com/history/
https://en.wikipedia.org/wiki/Android_version_history
Android Studio
Persyaratan Sistem