Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN

(STANDAR KOMPETENSI, STANDAR PROFESI, STANDAR


OPERASIONAL PROSEDUR)

Dosen Pembimbing : Siti Aminah, M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Zulfikar Abdul Azis


NPM : (1713453085)

DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN


POLTEKKES TANJUNG KARANG
TAHUN 2018-2019
A. Standar Kompentensi

Konsep dasar Standar Kompetensi ditinjau dari segi etimologi terbentuk atas
kata "Standar” dan "Kompetensi"'. Kata "standar" diartikan sebagai ukuran atau
patokan yang disepakati. Sedangkan kata "kompetensi" adalah kemampuan
melaksanakan tugas-tugas di tempat kerja yang mencakup penerapan keterampilan
yang didukung oleh pengetahuan dan sikap sesuai dengan kondisi yang disyaratkan.
Dari pengertian kedua kata tersebut maka standar kompetensi diartikan sebagai suatu
ukuran atau patokan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang harus
dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan
unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Standar kompetensi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu


tugas, tetapi dilandasi pula bagaimana serta mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan
kata lain standar kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung seperti
pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal
di tempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan
pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Standar kompetensi
merupakan rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk
melakukan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan

Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang maka yang


bersangkutan akan memahami:
1. bagaimana mengerjakan suatu tugas/pekerjaan,
2. bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan,
3. apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan
rencana semula,
4. bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan
masalah dan/atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan kondisi yang
berbeda.
Standar kompetensi dapat dimanfaatkan pada lembaga pendidikan dan pelatihan,
perusahaan, dan lembaga sertifikasi profesi.
a. Pada lembaga pendidikan dan pelatihan
Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan
kurikulum dan pengembangan pengajaran, sekaligus mendorong konsistensi
dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta menetapkan
kualifikasinya.
b. Pada dunia usaha/perusahaan
Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai alat manajemen, terutama dalam:
1. Menentukan organisasi kerja dan perencanaan jabatan.
2. Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya.
3. Membantu dalam merekrut tenaga kerja.
4. Mengembangkan program pelatihan yang khas/spesifik sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
c. Pada lembaga sertifikasi profesi
1. Standar kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan:
2. Klasifikasi dan kualifikasi.
3. Kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian.
B. Standar Profesi

Pekerjaan profesi yang dilakukan oleh seorang dokter hendaknya dilandasi


oleh dua prinsip perilaku yang mendasar, yaitu kesungguhan untuk berbuat demi
kebaikan pasien, dan sedapat mungkin tidak menyakiti, mencederai maupun
merugikan pasiennya. Dalam mengemban profesinya inilah dokter harus selalu
berpedoman kepada Standar Profesi yang berlaku berupa standar pelayanan medis
(Nasution 2005: 42).
Pendapat Nasution tersebut juga dikemukakan oleh Komalawati (2002: 177)
dengan versi yang hampir sama, yaitu standar profesi yang berkaitan dengan
pelayanan medik yang lebih dititik beratkan kepada tindakan medik, yang dapat
digunakan sebagai pedoman adalah stadar pelayanan medik yang telah disusun oleh
IDI pada tahun 1993.

Standar pelayanan medis sangat diperlukan, karena dalam kenyataan praktik


sehari-hari sering dijumpai adanya perbedaan penanganan dan pemeriksaan pasien,
maupun perbedaan sarana atau peralatan yang digunakan. Tanpa adanya standar
pelayanan medis, maka penyimpangan yang terjadi akan sulit untuk diketahui.

Tolak ukur dan perilaku yang memenuhi standar pelayanan medik dan
seorang dokter saat ini hanya bisa dinilai dan kesungguhan upaya pengobatan yang
dilakukannya dengan segenap kemampuan, pengalaman dan keahlian yang
dimilikinya setelah memeriksa dan menilai keadaan pasiennya. Dengan perkataan
lain, bila dokter tidak memeriksa, tidak menilai dan tidak berbuat sebagaimana yang
di perbuat oleh sesama dokter terhadap pasien, maka dokter tersebut telah dapat
dikategorikan sebagai melakukan tindakan yang melanggar standar pelayanan medis
yang berlaku (Nasution 2005: 42).

Komalawati (2002: 178) juga mengemukakan bahwa standar pelayanan medis


mencakup standar pelayanan penyakit dan standar pelayanan penunjang. Keduanya
ini akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Oleh karena itu,
agar standar profesi ini selalu mengikuti perkembangan teknologi di bidang
kedokteran, maka perlu dilakukan evaluasi secara berkala untuk kemudian diubah
sesuai dengan perkembangan situasi kondisi setempat berdasarkan evaluasi tersebut.

C. Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan


prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja
dengan biaya yang serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan
dibuat atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart
di bagian akhir (Laksmi, 2008:52).

Setiap perusahaan bagaimanapun bentuk dan apapun jenisnya, membutuhkan


sebuah panduan untuk menjalankan tugas dan fungsi setiap elemen atau unit
perusahaan. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah sistem yang disusun untuk
memudahkan, merapihkan dan menertibkan pekerjaan. Sistem ini berisi urutan proses
melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir.

Berikut beberapa pengertian SOP dari beberapa sumber buku:

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang digunakan


untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan
lancar (Sailendra, 2015:11).

Menurut Moekijat (2008), Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah urutan


langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di mana pekerjaan
tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana
melakukannya, bilamana melakukannya, di mana melakukannya, dan siapa yang
melakukannya.

Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur (SOP)


merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai
denga fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-
indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.

SOP atau standar operasional prosedur adalah dokumen yang berisi


serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan,
waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan
(Insani, 2010:1).

Daftar pustaka

https://mangihot.blogspot.com/2016/12/pengertian-standar-kompetensi.html

https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-tujuan-fungsi-dan-manfaat-
sop.html

https://budi399.wordpress.com/2010/11/22/standar-profesi/

Anda mungkin juga menyukai