Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fithriyyahningsih Widjanarko

Kelas : XII Mekatronika TDK

SUMBER KEUANGAN NEGARA


(PPKN)
Yaitu, semuanya yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran Negara Republik
Indonesia. Sumber pendapatan negara nantinya akan digunakan untuk menyejahterakan rakyat sebagai
perwujudan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

A. PAJAK
Yaitu, pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk
kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Berdasarkan UU KUP NOMOR 28 TAHUN
2007, pasal 1, ayat 1, pengertian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

Ciri – ciri Pajak:

1. Pajak Merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara

Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Namun hal
tersebut hanya berlaku untuk warga negara yang sudah memenuhi syarat subjektif dan
syarat objektif. Yaitu warga negara yang memiliki Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) lebih dari Rp2.050.000 per bulan. Jika Anda adalah karyawan/pegawai, baik
karyawan swasta maupun pegawai pemerintah, dengan total penghasilan lebih dari Rp2
juta, maka wajib membayar pajak. Jika Anda adalah wirausaha, maka setiap penghasilan
akan dikenakan pajak sebesar 1% dari total penghasilan kotor/bruto (berdasarkan PP 46
tahun 2013).

2. Pajak Bersifat Memaksa Untuk Setiap Warga Negara

Jika seseorang sudah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif, maka wajib
untuk membayar pajak. Dalam undang-undang pajak sudah dijelaskan, jika seseorang
dengan sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan, maka ada ancaman
sanksi administratif maupun hukuman secara pidana.

3. Warga Negara Tidak Mendapat Imbalan Langsung

Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat manfaat parkir,
maka harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun pajak tidak seperti
itu. Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga negara. Jadi ketika
membayar pajak dalam jumlah tertentu, Anda tidak langsung menerima manfaat pajak
yang dibayar, yang akan Anda dapatkan berupa perbaikan jalan raya di daerah Anda,
fasilitas kesehatan gratis bagi keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak Anda, dan lain-
lainnya.

4. Berdasarkan Undang-undang

Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-undang


yang mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak.

Fungsi Pajak

Pajak memiliki peranan yang signifikan dalam kehidupan bernegara, khususnya


pembangunan. Pajak merupakan sumber pendapatan negara dalam membiayai seluruh
pengeluaran yang dibutuhkan, termasuk pengeluaran untuk pembangunan. Sehingga
pajak mempunyai beberapa fungsi, antara lain:

1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)

Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara mengumpulkan


dana atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk membiayai pembangunan nasional
atau pengeluaran negara lainnya. Sehingga fungsi pajak merupakan sumber pendapatan
negara yang memiliki tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan
negara.

2. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)

Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalam
lapangan sosial dan ekonomi. Fungsi mengatur tersebut antara lain:

 Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.


 Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti: pajak ekspor
barang.
 Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi dari dalam
negeri, contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
 Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu perekonomian agar
semakin produktif.

3. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)

Pajak dapat digunakan untuk menyesuaikan dan menyeimbangkan antara


pembagian pendapatan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Fungsi Stabilisasi

Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian,


seperti: untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, sehingga
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan ekonomi
atau deflasi, pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang beredar dapat
ditambah dan deflasi dapat di atasi.

Jenis Pajak

1. Jenis Pajak Berdasarkan Sifat

Berdasarkan sifatnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak


langsung dan pajak langsung.

a) Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)

Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib pajak
bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga pajak tidak langsung tidak
dapat dipungut secara berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau
perbuatan tertentu yang menyebabkan kewajiban membayar pajak. Contohnya: pajak
penjualan atas barang mewah, di mana pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual
barang mewah.

b) Pajak Langsung (Direct Tax)

Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala kepada


wajib pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak. Di dalam
surat ketetapan pajak terdapat jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak. Pajak
langsung harus ditanggung seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak dapat
dialihkan kepada pihak yang lain. Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan (PBB)
dan pajak penghasilan.

2. Jenis Pajak Berdasarkan Instansi Pemungut

Berdasarkan instansi pemungutnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak


daerah dan pajak negara.

a) Pajak Daerah (Lokal)

Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah daerah dan terbatas hanya
pada rakyat daerah itu sendiri, baik yang dipungut Pemda Tingkat II maupun Pemda
Tingkat I. Contohnya: pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, dan masih banyak
lainnya.

b) Pajak Negara (Pusat)

Pajak negara merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat melalui instansi
terkait, seperti: Dirjen Pajak, Dirjen Bea dan Cukai, maupun kantor inspeksi pajak yang
tersebar di seluruh Indonesia. Contohnya: pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan,
pajak bumi dan bangunan, dan masih banyak lainnya.
3. Jenis Pajak Berdasarkan Objek Pajak dan Subjek Pajak

Berdasarkan objek dan subjeknya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak
objektif dan pajak subjektif.

a) Pajak Objektif

Pajak objektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan objeknya.


Contohnya: pajak impor, pajak kendaraan bermotor, bea materai, bea masuk dan masih
banyak lainnya.

b) Pajak Subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan subjeknya.


Contohnya: pajak kekayaan dan pajak penghasilan.

Semua pengadministrasian yang berhubungan dengan pajak pusat, dilaksanakan di Kantor


Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP), Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Pajak. Sedangkan pengadministrasian yang berhubungan dengan pajak daerah,
dilaksanakan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak Daerah di bawah
Pemerintah Daerah setempat.

2. RETRIBUSI DAERAH
Yaitu, pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu dari
pemerintah daerah kepada perseorangan maupun badan. retribusi mengacu kepada pungutan dari daerah
yang dikenakan hanya kepada pihak yang diberikan jasa tertentu atau izin khusus untuk mengelola
kekayaan daerah.

Ciri – ciri Retribusi

 Retribusi dipungut oleh pemerintah daerah


 Dalam pemungutan terdapat paksaan secara ekonomis
 Adanya kontraprestasi yang secara langsung dapat ditunjuk
 Retribusi dikenakan pada setiap orang/ badan yang menggunakan jasa-jasa yang disiapkan negara.

Jenis Retribusi

1. Retribusi Jasa Umum

Meliputi:

 Retribusi Pelayanan Kesehatan.


 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.
 Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat.
 Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.
 Retribusi Pelayanan Pasar.
 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
 Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran.
 Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.
 Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus.
 Retribusi Pengolahan Limbah Cair.
 Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang.
 Retribusi Pelayanan Pendidikan.
 Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

2. Retribusi Jasa Usaha

Meliputi:

 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.


 Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan.
 Retribusi Tempat Pelelangan.
 Retribusi Terminal.
 Retribusi Tempat Khusus Parkir.
 Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Vila.
 Retribusi Rumah Potong Hewan.
 Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan.
 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga.
 Retribusi Penyeberangan di Air.
 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3. Retribusi Perizinan

Meliputi:

 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).


 Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol.
 Retribusi Izin Gangguan.
 Retribusi Izin Trayek.
 Retribusi Izin Usaha Perikanan.

3. BUMN/ BUMD
Berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
pengertian BUMD adalah suatu badan yang modalnya berasal dari kekayaaan negara dan
kemudian pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah. Dengan begitu, BUMN termasuk pelaku
ekonomi di sistem perekonomian Indonesia.
Pendirian BUMN bertujuan guna mewujudkan harapan masyarakat yang sejahtera,
sehingga segala kebutuhan rakyat bisa terpenuhi dalam berbagai sektor. Sangat banyak sektor
kebutuhan masyarakat yang dikelola oleh BUMN, beberapa diantaranya adalah keuangan,
konstruksi, listrik, perdagangan telekomunikasi, transportasi, perikanan, pertanian, perkebunan,
energi dan lain sebagainya.

Sedangkan, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) merupakan badan usaha yang dikelola,
dibina dan diawasi oleh pemerintah daerah. Sebagian besar bahkan secara keseluruhan modalnya
berasal dari negara, yang diambil dari pendapatan masing-masing daerah.

Bentuk BUMN
 Persero (Badan Usaha Perseroan). BUMN ini paling sedikit harus memiliki modal
sebesar 51 persen dari keseluruhan total modalnya. Sedangkan 49 persennya bisa dimiliki
oleh pihak lainnya. Jadi negara harus mendominasi kepemilikan saham BUMN. Regulasi
ini berlandaskan pada Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1998. Biasanya pendirian
Persero atas usulan dari Presiden, tapi dijalankan sepenuhnya oleh Menteri. Sesuai pada
peraturan yang sudah ditetapkan. Sebagian besar dari pekerja di Persero adalah PNS
(Pegawai Negeri Sipil), yang memiliki tanggung jawab langsung pada negara.
 Perum (Badan Usaha Umum). Modal BUMN ini keseluruhannya ditanggung oleh negara.
Jadi Perum sepenuhnya milik pemerintah, dan tidak membagikan perusahaan dalam
bentuk saham. Akan tetapi badan usaha ini tetap memiliki tujuan guna menyertakan
modal di dalam usaha lain dengan persetujuan Menteri yang berwenang. Walaupun
modalnya dari negara, tetapi sistem pengelolaannya dipisahkan dari kekayaan negara.
Bentuk BUMD
Bentuk badan usaha ini bisa dalam berbagai bidang. Sebagai contoh bidang transportasi umum
seperti bus kota. Bidang Pengelolaan Pasar seperti PDRPH (Perusahaan Daerah Rumah Potong
Hewan). Pada bidang jasa perbankan, maka akan didirikan Bank Daerah. Sedangkan dalam bidang
penyediaan air bersih, maka akan dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).

Ciri – ciri BUMN


Ciri dari BUMN Perum adalah untuk memenuhi kebutuhan rakyat, pemimpinnya adalah seorang
direktur atau direksi, dan pekerjanya adalah pegawai dari perusahaan swasta. Beberapa contoh
BUMN Perum adalah Perumnas, Peruri, Damri, Pegadaian, balai Pustaka, Bulog, Antara, Jasatirta,
dan lain sebagainya.
Ciri – ciri BUMD

 BUMD didirikan dan diawasi oleh pemerintah daerah.


 Pemerintah mempunyai kekuasaan absolut, karena sebagai pemegang hak kekayaaan
usahanya.
 Pemerintah daerah menguasai seluruh atau sebagian besar modal BUMD.
 BUMD dipimpin oleh seorang direksi yang bisa diangkat dan diberhentikan kepala
daerah (bupati, walikota atau gubernur).
 Segala risiko yang terjadi pada BUMD ditanggung secara penuh oleh pihak pemerintah.
 Sebagai penyumbang kas atau sumber pendapatan daerah bahkan negara.
 Sebagai instrumen penting guna pengembangan ekonomi di daerah dan nasional.
 Tidak semata-mata mencari keuntungan, karena laba harus dimanfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat. Jadi tujuan BUMD tidak untuk mengumpulkan keuntungan sebesar
mungkin tapi dengan modal sekecil mungkin.
 Pemegang saham BUMD adalah pemerintah.
 BUMD bisa menghimpun dana atau keuangan dari berbagai pihak seperti lembaga
perbankan dan non bank.

CONTOH BUMN
PT Perusahaan Listrik Negara, PT Adhi Karya Tbk, PT Krakatau Steel Tbk, PT Kimia
Farma Tbk, PT Garuda Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, PT Pindad, PT Garam, PT Balai
Pustaka, PT Pertamina dan lain sebagainya
CONTOH BUMD
BPR Kepri Batam, BPR Kepri Bintan, PT Sin Kepri Logistik, PT Jasa Angkasa, PT
Pembangunan Kepri , Adiya Tirta Batam, PT Bangun Cemerlang. PT Pembangunan Batam.

Anda mungkin juga menyukai