A. PAJAK
Yaitu, pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk
kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Berdasarkan UU KUP NOMOR 28 TAHUN
2007, pasal 1, ayat 1, pengertian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Namun hal
tersebut hanya berlaku untuk warga negara yang sudah memenuhi syarat subjektif dan
syarat objektif. Yaitu warga negara yang memiliki Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) lebih dari Rp2.050.000 per bulan. Jika Anda adalah karyawan/pegawai, baik
karyawan swasta maupun pegawai pemerintah, dengan total penghasilan lebih dari Rp2
juta, maka wajib membayar pajak. Jika Anda adalah wirausaha, maka setiap penghasilan
akan dikenakan pajak sebesar 1% dari total penghasilan kotor/bruto (berdasarkan PP 46
tahun 2013).
Jika seseorang sudah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif, maka wajib
untuk membayar pajak. Dalam undang-undang pajak sudah dijelaskan, jika seseorang
dengan sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan, maka ada ancaman
sanksi administratif maupun hukuman secara pidana.
Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat manfaat parkir,
maka harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun pajak tidak seperti
itu. Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga negara. Jadi ketika
membayar pajak dalam jumlah tertentu, Anda tidak langsung menerima manfaat pajak
yang dibayar, yang akan Anda dapatkan berupa perbaikan jalan raya di daerah Anda,
fasilitas kesehatan gratis bagi keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak Anda, dan lain-
lainnya.
4. Berdasarkan Undang-undang
Fungsi Pajak
Pajak merupakan alat untuk melaksanakan atau mengatur kebijakan negara dalam
lapangan sosial dan ekonomi. Fungsi mengatur tersebut antara lain:
4. Fungsi Stabilisasi
Jenis Pajak
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib pajak
bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga pajak tidak langsung tidak
dapat dipungut secara berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau
perbuatan tertentu yang menyebabkan kewajiban membayar pajak. Contohnya: pajak
penjualan atas barang mewah, di mana pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual
barang mewah.
Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah daerah dan terbatas hanya
pada rakyat daerah itu sendiri, baik yang dipungut Pemda Tingkat II maupun Pemda
Tingkat I. Contohnya: pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, dan masih banyak
lainnya.
Pajak negara merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat melalui instansi
terkait, seperti: Dirjen Pajak, Dirjen Bea dan Cukai, maupun kantor inspeksi pajak yang
tersebar di seluruh Indonesia. Contohnya: pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan,
pajak bumi dan bangunan, dan masih banyak lainnya.
3. Jenis Pajak Berdasarkan Objek Pajak dan Subjek Pajak
Berdasarkan objek dan subjeknya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak
objektif dan pajak subjektif.
a) Pajak Objektif
b) Pajak Subjektif
2. RETRIBUSI DAERAH
Yaitu, pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu dari
pemerintah daerah kepada perseorangan maupun badan. retribusi mengacu kepada pungutan dari daerah
yang dikenakan hanya kepada pihak yang diberikan jasa tertentu atau izin khusus untuk mengelola
kekayaan daerah.
Jenis Retribusi
Meliputi:
Meliputi:
3. Retribusi Perizinan
Meliputi:
3. BUMN/ BUMD
Berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
pengertian BUMD adalah suatu badan yang modalnya berasal dari kekayaaan negara dan
kemudian pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah. Dengan begitu, BUMN termasuk pelaku
ekonomi di sistem perekonomian Indonesia.
Pendirian BUMN bertujuan guna mewujudkan harapan masyarakat yang sejahtera,
sehingga segala kebutuhan rakyat bisa terpenuhi dalam berbagai sektor. Sangat banyak sektor
kebutuhan masyarakat yang dikelola oleh BUMN, beberapa diantaranya adalah keuangan,
konstruksi, listrik, perdagangan telekomunikasi, transportasi, perikanan, pertanian, perkebunan,
energi dan lain sebagainya.
Sedangkan, BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) merupakan badan usaha yang dikelola,
dibina dan diawasi oleh pemerintah daerah. Sebagian besar bahkan secara keseluruhan modalnya
berasal dari negara, yang diambil dari pendapatan masing-masing daerah.
Bentuk BUMN
Persero (Badan Usaha Perseroan). BUMN ini paling sedikit harus memiliki modal
sebesar 51 persen dari keseluruhan total modalnya. Sedangkan 49 persennya bisa dimiliki
oleh pihak lainnya. Jadi negara harus mendominasi kepemilikan saham BUMN. Regulasi
ini berlandaskan pada Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1998. Biasanya pendirian
Persero atas usulan dari Presiden, tapi dijalankan sepenuhnya oleh Menteri. Sesuai pada
peraturan yang sudah ditetapkan. Sebagian besar dari pekerja di Persero adalah PNS
(Pegawai Negeri Sipil), yang memiliki tanggung jawab langsung pada negara.
Perum (Badan Usaha Umum). Modal BUMN ini keseluruhannya ditanggung oleh negara.
Jadi Perum sepenuhnya milik pemerintah, dan tidak membagikan perusahaan dalam
bentuk saham. Akan tetapi badan usaha ini tetap memiliki tujuan guna menyertakan
modal di dalam usaha lain dengan persetujuan Menteri yang berwenang. Walaupun
modalnya dari negara, tetapi sistem pengelolaannya dipisahkan dari kekayaan negara.
Bentuk BUMD
Bentuk badan usaha ini bisa dalam berbagai bidang. Sebagai contoh bidang transportasi umum
seperti bus kota. Bidang Pengelolaan Pasar seperti PDRPH (Perusahaan Daerah Rumah Potong
Hewan). Pada bidang jasa perbankan, maka akan didirikan Bank Daerah. Sedangkan dalam bidang
penyediaan air bersih, maka akan dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).
CONTOH BUMN
PT Perusahaan Listrik Negara, PT Adhi Karya Tbk, PT Krakatau Steel Tbk, PT Kimia
Farma Tbk, PT Garuda Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, PT Pindad, PT Garam, PT Balai
Pustaka, PT Pertamina dan lain sebagainya
CONTOH BUMD
BPR Kepri Batam, BPR Kepri Bintan, PT Sin Kepri Logistik, PT Jasa Angkasa, PT
Pembangunan Kepri , Adiya Tirta Batam, PT Bangun Cemerlang. PT Pembangunan Batam.