Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Diabetes Melitus

Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) pengertian penyakit diabetes adalah suatu
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin.

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus Tipe I

Diabetes tipe 1 ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita


menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.
Hal inilah yang mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga
terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.

2.1.2 Pengertian Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes
jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadao
insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan baik.

2.2 Faktor Resiko atau Penyebab Diabetes Melitus

2.2.1 Diabetes Melitus Tipe I

Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor
risiko seperti berikut ini:

 Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.


 Menderita infeksi virus.
 Orang berkulit terang diduga lebih mudah mengalami diabtes
tipe1 dibandingkan ras lain.
 Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun,
walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.
2.2.2 Diabetes Melitus Tipe 2

Pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi
ini jika memiliki faktor risiko seperti:

 Kelebihan berat badan.


 Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
 Kurang aktif. Pasalnya aktivitas fisik ini membantu mengontrol berat
badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh
lebih sensitif terhadap insulin. Jadi, kalau kurang aktif bergerak,
seseorang bisa lebih mudah terkena diabetes tipe 2 ini.
 Bertambahnya usia.
 Menderita tekanan darah tinggi.
 Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang
memiliki kadar kolesterol baik atau HDL yang rendah dan kadar
trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.

2.3 Akibat / Komplikasi Yang Ditimbulkan

2.2.2 Diabetes Melitus Tipe 1

 Hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah yang terlalu


rendah. Komplikasi ini dipicu oleh suntik insulin yang terlalu banyak. Selain
itu, hipoglikemia juga dapat disebabkan oleh kurangnya asupan karbohidrat
atau olahraga yang terlalu berlebihan.
 Hiperglikemia. Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula yang terlalu tinggi.
Kondisi ini dapat terjadi akibat porsi makan yang terlalu banyak atau
kurangnya dosis insulin. Hiperglikemia yang dibiarkan tidak tertangani bisa
memicu komplikasi serius ketoasidosis diabetik, suatu kondisi di mana
tubuh bukan mengolah karbohidrat, melainkan lemak sebagai sumber energi
utama.
 Penyakit jantung dan pembuluh darah. Diabetes yang tidak tertangani dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung, tekanan
darah tinggi, dan stroke.
 Kerusakan saraf (neuropati). Diabetes dapat merusak dinding pembuluh
darah kecil (kapiler) yang memberi nutrisi pada saraf, terutama pada saraf di
kaki. Kondisi tersebut akan memicu rasa nyeri, sensasi terbakar, atau mati
rasa di ujung jari kaki. Kerusakan saraf juga dapat terjadi di saluran
pencernaan, dan menyebabkan penderita mengalami mual, muntah, diare
atau malah sembelit. Penderita yang mengalami kerusakan saraf disarankan
untuk memeriksa kondisi kakinya tiap hari. Segera ke dokter bila ada luka
yang melepuh atau tidak kunjung sembuh. Luka yang tidak tertangani akan
memicu infeksi serius, sehingga perlu dilakukan tindakan amputasi.
 Kerusakan ginjal (nefropati). Kadar gula tinggi dapat merusak sistem
penyaringan pada ginjal. Bila kerusakan cukup parah, penderita dapat
mengalami gagal ginjal, atau bahkan perlu menjalani cuci darah (dialisis)
atau transplantasi ginjal.
 Kerusakan mata. Diabetes dapat meningkatkan risiko katarak dan glaukoma.
Di samping itu, penyakit ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada
pembuluh darah retina (retinopati diabetik) yang bisa memicu kebutaan.
 Komplikasi kehamilan. Gula darah tinggi meningkatkan risiko komplikasi
berbahaya pada ibu hamil, seperti ketoasidosis diabetik, retinopati diabetik,
dan preeklamsia. Janin yang dikandung juga berisiko mengalami keguguran
atau kelainan saat lahir.
 Disfungsi seksual. Pada pria penderita diabetes, terutama yang merokok,
kerusakan saraf dan pembuluh darah dapat memicu disfungsi ereksi.
Sedangkan pada penderita diabetes wanita, disfungsi seksual yang terjadi
dapat meliputi vagina kering, sulit meraih orgasme, atau nyeri saat
berhubungan intim.

2.2.2 Diabetejala Diabetes Tipe 2

 Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti serangan jantung, dan stroke.

 Kerusakan saraf (neuropati diabetik). Kondisi ini sering terjadi pada kaki,
dengan gejala yang muncul dapat berupa mati rasa hingga nyeri. Pada pria,
kerusakan pada saraf juga berkaitan dengan terganggunya fungsi seksual.

 Kerusakan ginjal (nefropati diabetik). Kerusakaan yang parah dapat


menyebabkan gagal ginjal.

 Kerusakan mata (retinopati diabetik). Kerusakaan pada pembuluh darah


retina berpotensi menyebabkan gangguan penglihatan.
 Gangguan pendengaran.

 Gangguan kulit, seperti lebih mudah terjangkit infeksi bakteri maupun virus.

 Penyakit Alzheimer.

Anda mungkin juga menyukai