Tablet Oros Nifedipine PDF
Tablet Oros Nifedipine PDF
SOALUJIAN
10.000 TABLET OROS NIFEDIPINE
Disusunoleh
NAMA :
NPM :
NOMOR UNDIAN :
LOGO
FAKULTAS MIPA
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS GARUT
2020
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
i
BAB I
TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF
1
2
2.2 Indikasi
Nifedipine dalam bentuk tablet OROS diindikasikan untuk pengobatan
hipertensi ringan hingga menengah serta untuk pencegahan angina pektoris
stabil kronis.Nifedipine adalah obat dihidropiridin calcium channel blocking
dengan sifat vasodilatasi arteri. Peningkatan refleks pada tonus simpatik
(dalam menanggapi vasodilatasi) melawan efek depresan langsung pada
konduksi nodal sinoarterial dan atrioventrikular. Hal ini membuat nifedipine
tidak efektif dalam pengobatan takikardia supraventricular (Handbook of
Clinical Drug Data 10th Edition, 2002, halaman 362)
Nifedipine digunakan dalam penatalaksanaan Prinzmetal angina variant dan
angina pektoris stabil kronis.Digunakan juga untuk terapi hipertensi sebagai
pengobatan tunggal ataupun kombinasi dengan obat kelas lain, digunakan juga
sebagai terapi tunggal untuk pengobatan awal hipertensi dengan resiko
penyakit arteri koroner ataupun hipertensi dengan diabetes melitus (AHFS
Drug Information Essential, 2011).
3
4
2.4 Farmakokinetik
ABSORPSI
Absorpsi tablet OROS nifedipine meningkat secara bertahap dan akan
mencapai konsentrasi yang stabil sekitar enam jam setelah dosis pertama,
konsentrasi dalam plasma relatif konstan dengan fluktuasi yang minimal
selama interval pemberian dosis 24 jam. Pada keadaan tunak, bioavailabilitas
tablet OROS nifedipine sekitar 86%. Pemberian bersama makanan akan
mempengaruhi tingkat awal penyerapan tetapi tidak mempengaruhi
bioavailabilitas.
DISTRIBUSI
Nifedipine terikat pada plasma protein (albumin) sekitar 92-98%.
METABOLISME
Nifedipine hampir sepenuhnya dimetabiolisme di hati terutama dengan proses
oksidatif oleh sitokrom P450 3A. metabolit utama (95%) adalah turunan asam
hydroxycarbolic.
EKSRESI
Nifedipine diekskresikan dalam bentuk metabolitnya terutama melalui ginjal
(60 sampai 80%) dan sekitar 5 - 15% melalui empedu dalam feses.
(AHFS Drug Information Essential, 2011; Adalat OROS Information Product,
2013 halaman 3).
2.6 Kontraindikasi
Nifedipin sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil pada masa kehamilan
dibawah 20 minggu karena bersifat pada saat distribusi obat nifedipin dapat
menembus plasenta sehingga berbahaya bagi pertumbuhan organ janin dan ibu
yang sedang menyusui karena nifedipin dapat menembus kelenjar susu dan
didistribusikan kedalam ASI sehingga dapat menimblkan efek samping
kepada bayi. Nifedipin tidak diberikan pada pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap nifedipin karena dapat menyebabkan reaksi seperti
kulit ruam. (AHFS Drug Information 2008, Martindale 36th the complete drug
reference, 2009).
3.2 Pra-Formulasi
3.2.1 Analisis pemilihan zat aktif
Nifedipine
7
8
b. Hidroksipropilmetilselulosa (HPMC)
Fungsi : pengatur pelepasan untuk sediaan lepas lambat
Pemerian : Serbuk granular atau fibrous berwarna putih, tidak
berbau dan tidak berasa
9
Titik leleh : Berubah warna menjadi coklat pada suhu 190–200 °C;
Mengarang pada suhu 225–230 °C; Suhu transisi gelas
HPMC adalah 170–180 °C.
Kelarutan : Larut dalam air dingin dan membentuk larutan koloid
yang kental; praktis tidak larut dalam air panas,
kloroform, etanol (95%), dan eter, tetapi dapat
bercampur dengan campuran etanol dan diklorometan,
campuran metanol dan diklorometan, serta campuran air
dan alkohol.Beberapa jenis HPMC larut dalam larutan
aseton yang mengandung air , campuran diklorometan
dan propan-2-ol, serta pelarut organik lainnya. Beberapa
jenis HPMC lainnya dapat dikembangkan dalam etanol.
Wadah dan penyimpanan : HPMC harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat di tempat yang kering dan sejuk.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition, 2009, halaman 326).
g. Metilen klorida
Fungsi : pelarut membran penyalut semipermeabel
Pemerian : cairan jernih yang tidak berwarna dan mudah terbakar
Kelarutan : bercampur dengan etanol dan sedikit larut dalam air
Wadah dan Penyimpanan : Metilen klorida harus disimpan dalam
wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan sejuk.
(European Pharmacopoeia 5, halaman 2017)
h. Metanol
Fungsi : pelarut saat granulasi dan pada larutan membran
penyalut semipermeabel
Pemerian : cairan jernih yang tidak berwarna dan mudah terbakar
Titik didih : 64,7 °C
Wadah dan Penyimpanan :Metanol harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat di tempat yang kering dan sejuk.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition, 2009, halaman 17)
i. Isopropil Alkohol
Fungsi : pelarut dalam granulasi tablet inti dan lapisan osmotik
Pemerian : larutan jernih, tidak berwarna, mudah terbakar dan
memiliki bau seperti campuran etanol dan aseton;
memiliki rasa yang sedikit pahit.
Titik didih : 82,4 °C
12
j. Etanol
Fungsi : larutan pengikat pada formulasi tablet inti
Pemerian : larutan jernih, tidak berwarna, mudah terbakar dan
memiliki bau yang khas; memberikan ras/sensasi
terbakar.
Titik didih : 78,15 °C
Wadah dan penyimpanan : Etanol harus disimpan dalam wadah
tertutup rapat di tempat yang sejuk.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition, 2009, halaman 17).
k. Magnesium Stearat
Fungsi : lubrikan pada saat pencetakan tablet
Pemerian : serbuk yang sangat halus, putih terang, dan memiliki
berat jenis ruah yang rendah, memiliki bau seperti asam
stearate dan rasa yang khas, serbuknya sedikit berminyak
dan menempel pada kulit.
Titik leleh : 117-150 °C
Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan
air; sedikit larut dalam benzena hangat dan etanol 95%
hangat.
Wadah dan Penyimpanan : Magnesium stearat harus disimpan dalam
wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan sejuk.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition, 2009, halaman 404).
13
b. Prosedur pembuatan:
Selama proses pembuatan, digunakan penerangan lampu Natrium untuk
melindungi zat aktif Nifedipin yang mudah terurai oleh cahaya.
Pembuatan tablet inti :
1) Dilakukan pengayakan menggunakan mesh 40 pada masing-masing
1065 gram polietilen oksida (WSR N-80), 300 gram zat aktif
Nifedipine, 75 gram HPMC, dan 30 gram KCl.
2) Seluruh bahan yang telah diayak selanjutnya dimasukkan kedalam
mangkuk alat pencampur (planetary mixer) kemudian dilakukan
pencampuran bahan selama 20 menit hingga tercapai campuran yang
homogen.
3) Dilakukan penyiapan larutan granulasi yang terdiri atas 591,75 gram
etanol dan 589,05 gram Isopropil Alkohol sehingga terbentuk 1,5 L
campuran larutan pengikat.
4) Sebanyak 150 mL dari larutan pengikat disemrpotkan kedalam
mangkuk alat pencampur sambil dilakukan pencampuran secara
konstan, kemudian sebanyak 1050 mL ditambahkan secara perlahan
kedalam mangkuk pencampur kemudian massa basah dicampurkan
selama 20 menit.
5) Selanjutnya massa basah diayak melalui mesh 16 dan dikeringkan pada
suhu ruangan (25 °C) selama 24 jam.
6) Selanjutnya, sebanyak 30 gram Mg stearat ditambahkan pada granul
kering dan dicampurkan kembali hingga homogen (20 menit) dengan
menggunakan two roll mill.
Pembuatan lapisan osmotik :
1) Dilakukan pengayakan menggunakan mesh 40 pada masing-masing 510
gram polietilen oksida (WSR Coagulant) dan 217,5 gram NaCl.
2) Seluruh bahan yang telah diayak selanjutnya dimasukkan kedalam
mangkuk alat pencampur (planetary mixer) kemudian dilakukan
pencampuran bahan selama 15 menit hingga tercapai campuran yang
homogen.
16
b. Granulometri
Tujuan : Memastikan keseragaman ukuran granul.
Prinsip : Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul
(penyebaran ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan analisis
granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran.
Mesh terbesar diletakkan paling atas dan di bawahnya disusun
pengayak dengan mesh yang makin kecil.Granulometri berhubungan
dengan sifat aliran granul.Pengukuran dilakukan dengan menimbang
bobot granul yang tertinggal di setiap lapisan pengayak. Jika ukuran
granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul
mengikuti kurva distribusi normal.
c. Bobot Jenis
Tujuan : Penentuan kecepatan aliran dan kesesuaian ukuran tablet
(diameter/ketebalan)
BJ Sejati (Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)
Prinsip : Terdapat 2 metode untuk menentukan kerapatan granul,
keduanya menggunakan piknometer. Yang pertama menggunakan air
raksa sebagai cairan pengisi sela.Yang kedua memakai pelarut yang
18
d. Bilangan Haussner
Tujuan : untuk mengetahui kompresibilitas/kadar pemampatan
granul
Prinsip : Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ nyata.
Semakin meningkat kemampuan untuk dikempa (BJ rendah), makin
kurang daya mengalirnya . Makin berkurang kemampuan untuk
dikempa (BJ tinggi), makin besar daya mengalirnya (Sumber :Terj.
Lachmann Industri ed.2 hal. 683)
19
Kadar Pemampatan
%T = (Vo – V500)/Vo x 100%
%T = Kadar pemampatan
Vo = Volume sebelum pemampatan
V500 = Volume setelah pemampatan 500 x
%T < 20 atau V< 20 ml granul memiliki aliran yang baik
Kadar pemampatan dan berat jenis dapat untuk menilai aliran.
Kompresibilitas
% K = (BJ mampat – BJ nyata)/BJ mampat x 100%
Jika % K :
5 – 10 % aliran sangat baik
11 – 20 % aliran cukup baik
21 - 25 % aliran cukup
>26 % aliran buruk
e. Laju Alir
Tujuan : untuk mengetahui aliran granul yang terbentuk, aliran
granul sangat mempengaruhi keseragaman bobot tablet dan kandungan
zat aktif dalam tablet yang terbentuk
Prinsip : Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat
selama waktu tertentu dengan Metode sudut baring/sudut istirahat
(Sumber :Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)
f. Friksibilitas
Tujuan : untuk menguji ketahanan tablet jika tablet mengalami
gesekan antar sesama tablet
Prinsip : Dilakukan pengambilan sampel sediaan sebanyak 20
tablet. Setelah itu dilakukan pengujian friksibilitas dengan alat yang
diputar dengan kecepatan 25 putaran per menit dan waktu yang
digunakan adalah 4 menit (100 putaran).
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friksibilitas adalah jika
dalam proses pengukuran friksibilitas ada tablet yang pecah atau
terbelah, maka sampel dinyatakan gagal dalam uji friksibilitas Jika
hasil pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka
pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai
rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan. Karena tablet Nifedipine
OROS akan disalut (bukan tablet akhir) maka diharapkan memiliki
nilai friksibilitas ≤ 0,5%.
% F = (Wo – Wt)/Wo x 100%
g. Friabilitas
Tujuan :untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap
gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman tujuan
Prinsip : Dilakukan pengambilan sampel sediaan hingga akumulasi
bobotnya mencapai 6,5 gram. Setelah itu dilakukan pengujian
friabilitas dengan alat yang diputar dengan kecepatan 25 putaran per
menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran.
Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika
dalam proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau
terbelah, maka sampel dinyatakan gagal dalam uji friabilitas. Jika hasil
pengukuran meragukan (bobot yang hilang terlalu besar), maka
pengujian harus diulang sebanyak dua kali. Selanjutnya tentukan nilai
rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan. Karena tablet Nifedipine
21
h. Kandungan Lembab
Tujuan : Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat
mengantisipasi masalah yang terjadi selama proses pengempaan tablet,
terutama kandungan lembab menjadi faktor penyebabnya. Mengontrol
kandungan lembab granul berkaitan dengan pertumbuhan mikroba,
jika granul tidak langsung dikempa menjadi tablet.
Prinsip : Dilakukan penetapan kandungan lembap granul melalui
pengukuran jumlah massa yang hilang (air dan komponen yang mudah
menguap) selama proses pemanasan (70°C). Kandungan lembab
diukur dengan pemanasan (kehilangan bobot / gravimetri)
menggunakan alat seperti Moisture Balance. Kadar air yang baik
adalah pada rentang 1-3 %.
M
A PT. MAKER PHARM
MAKER
E BANDUNG - INDONESIA
R
tambahanobat yangdigunakan R
BANDUNG - INDONESIA E
MAKER
Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap Nifedipin atau bahan PT. MAKER PHARM A
M
kronisstabil
Indikasi : hipertensi, prinzmetal anginapectoris, dananginapectoris
R
BANDUNG - INDONESIA E
MAKER
PT. MAKER PHARM A
M
Dimetil 1,4-dihidro-2,6-dimetil-4-(o-nitrofenil)-3,5-
piridindikarboksilat[21829-25-4] (Farmakope Indonesia V, 2014 , hal. 924-
926).
b. Ester (RCOOR’)
c. Fenil (RC6H5)
d. Piridin (RC5H4N)
27
28
4.2 Metode Analisis Yang Diusulkan Untuk Pengujian Mutu Bahan Baku
(Zat Aktif Dan Eksipien), Ruahan, dan Obat Jadi
4.2.1 Pengujian Mutu Bahan Baku
a. Nifedipine
1. Spektrofotometri UV
Pengujian dengan Spektrofotometri UV dapat digunakan untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif.Senyawa Nipedifin memiliki gugus kromofor
berupaikatan rangkap terkonjugasi (benzen) dan auksokrom berupa
gugus nitro dan gugus karboksil, maka senyawa ini dapat menyerap
radiasi pada panjang gelombang didaerah ultraviolet. Spektrum serapan
UV zat aktif akan menunjukkan maksimum dan minimum seperti pada
spektrum baku (kualitatif). Analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan
menggunakan kurva baku(Analytical Profiles of Drug Substance and
Excipients Vol. 18, 1989, halaman 235).
(Analytical Profiles of Drug Substance and Excipients Vol. 18, 1989, hal. 235)
5. Volumetri
Penetapan kadar nifedipine dapat dilakukan dengan titrasi bebas air.
Prinsip :
Beberapa asam lemah dan basa lemah tidak dapat dititrasi dalam
lingkungan berair, karena reaksi yang terjadi tidak dapat menunjukkan
titik akhir yang tajam. Oleh karena itu dilakukan titrasi dalam
lingkungan bebas air, dimana digunakan pelarut non air yang dapat
bertindak sebagai asam yang lebih kuat atau basa yang lebih kuat
dibandingkan air, sehingga reaksi antara titran dan titer dapat
berlangsung lebih baik dan memberikan titik akhir yang lebih tajam (FI
IV, 1995, hal 61)
6. Kromatografi cair kinerja tinggi
Prinsip :
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan salah satu jenis
kromatografi kolom yang memiliki sistem pemisahan dengan kecepatan
dan efisiensi tinggi karena memiliki kolom yang kecil dengan tekanan
pompa yang besar. Sampel terdistribusi antara fase diam dan fase gerak
dimana mekanisme pemisahan dapat berdasarkan adsorpsi, partisi,
pertukaran ion, dan permeasi gel. Kromatografi ini terdiri dari fase diam
yang terikat secara kimia pada penyangga, fase gerak yang dialirkan
cepat dengan bantuan tekanan tinggi dan hasil analisis yang dapat
dideteksi dengan detektor (FI IV, hal 931).
c. HPMC
HPMC dapat diidentifikasi dengan menggunakan spektroskopi
inframerah.HPMC memiliki spektrum inframerah sebagai berikut
(Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition, 2009, halaman 326).
yang telah dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 80 °C dan alirkan pada
sisi-sisi labu.Aduk selama 2 menit dan biarkan dingin pada suhu
ruang.Titrasi kelebihan larutan natrium hidroksida dengan peniter balik
hingga tercapai titik akhir fenolftalein (terbentuk warna merah muda
pertama yang stabil selama minimal 15 detik).Lakukan juga untuk larutan
blanko. Presentase asetil pada selulosa asetat adalah :
(Vb-Vs)/W x 4,305
Vb = volume peniter balik pada larutan blanko
Vs = volume peniter balik pada larutan sampel
W = bobot selulosa asetat yang digunakan untuk pengujian
(USP 37, 2013)
e. PEG4000
Untuk mengidentifikasi PEG 4000 berdasarkan bobot molekulnya dapat
dilakukan dengan metode titrasi sebagai berikut (Farmakope Indonesia V,
2014).
- Larutan anhidrida ftalat : masukkan 49,0 g anhidrida ftalat P dalam
botol cokelat dan larutkan dalam 300 ml piridin P yang baru didestilasi
pada anhidrida ftalat berlebih. Kocok kuat hingga larut sempurna.
Tambahkan 7 g imidazole P, goyang hati-hati agar larut dan biarkan
selama 16 jam sebelum digunakan.
- Larutan uji untuk polietilen glikol padat : masukkan hati-hati larutan
anhidrida ftalat ke dalam botol bertekanan yang tahan panas dan
kering. Kemudian masukkan sejumlah cuplikan yang telah ditimbang
saksama setara dengan bobot molekul rata-rata yang diinginkan dibagi
dengan 160 (untuk PEG 4000 maka perlu disiapkan 25,0 g cuplikan).
Tambahkan 25 ml piridin P yang baru didestilasi, goyang hingga larut
sempurna. Tutup botol dan bungkus dengan kantong kain.
- Prosedur : celupkan botol di dalam tangas air yang dipertahankan pada
suhu 96-100 °C setinggi larutan dalam botol. Angkat botol dari tangas
air setelah 5 menit dan tanpa membuka tutupnya goyang selama 60
33
f. Diklorometan
Sesuai dengan metode kuantifikasi metilen klorida dalam tablet salut,
maka identifikasi metilen klorida sebagai bahan baku maupun dalam
sediaan dapat dilakukan menggunakan kromatografi gas.
- Larutan persediaan : masukkan saksama 3,8 µl (setara 5 mg) metilen
klorida P ke dalam labu ukur 1000 ml dan encerkan dengan air bebas
senyawa organik sampai tanda
- Larutan baku : masukkan sejumlah tablet utuh (yang telah dihilangkan
lapisan selaputnya) setara kurang lebih 1 g ke dalam labu bersumbat
kaca. Pipet 20 ml larutan persediaan ke dalam labu tersebut, tutup
rapat, letakkan dalam tangas ultrasonik sampai semua tablet hancur
sempurna dan sentrifus. Pipet 2 ml beningan ke dalam vial yang
34
h. Etanol
1) Campur 5 tetes dalam gelas kimia kecil dengan 1 ml larutan kalium
permanganate P dan 5 tetes asam sulfat encer P, tutup segera dengan
kertas saring yang dibahasi dengan larutan segar yang dibuat dengan
melarutkan 100 mg natrium nitroprusida P dan 500 mg piperazina
hidrat P dalam 5 ml air, terjadi warna biru intensif pada kertas saring
yang setelah beberapa menit menjadi lebih pucat.
2) Pada 5 ml larutan 0,5% b/v, tambahkan 1 ml natrium hidroksida 0,1
N, kemudian tambahkan perlahan-lahan 2 ml larutan iodium P,
tercium bau iodoform dan terbentuk endapan kuning (FI III, 1979, hal
65).
i. Isopropilalkohol
1) Campur 1 ml larutan 10% v/v dengan 2 ml larutan raksa (II) sulfat P,
panaskan hingga mendidih; terbentuk endapan putih atau putih
kekuningan
2) Panaskan perlahan-lahan 1 ml dengan 4 ml larutan kalium bikromat P
dan 1 ml asam sulfat terjadi bau aseton (FI III, 1979, hal 325).
j. Kalium klorida (KCl)
Senyawa kalium memberikan warna ungu dalam nyala api tidak
berwarna. Tambahkan natrium bitartrat LP ke dalam larutan zat yang
netral, pekat atau cukup pekat (tergantung pada kelarutan dan kadar
kalium): terbentuk endapana hablur putih yang larut dalam ammonium
hidroksida 6 N (FI IV, 1995, hal 922)
k. Natrium Klorida
1) Tambahkan kobalt uranil asetat LP sejumlah 5 kali volume pada
larutan yang mengandung tidak kurang dari 5 mg natrium per ml
sesudah diubah menjadi klorida atau nitrat; terbentuk endapan kuning
keemasan setelah dikocok kuat-kuat beberapa menit. Senyawa natrium
menimbulkan warna kuning intensif dalam nyala api yang tidak
berwarna (FI IV, hal 923)
36
4.3 Prosedur Analisis Bahan Baku, Bahan Ruahan, dan Obat Jadi
a. Spektrofotometri IR
Zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromide P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama
seperti pada Nifedipine BPFI. (FI V, 2014, hal 925)
37
b. Susut Pengeringan
Campur dan timbang zat uji 1-2 gram (zat hablur digerus hingga
halus), tara dengan botol, timbang dangkel bersumbat kaca yang telah
dikeringkan 30 menit, masukkan zat uji ke botol, timbang botol beserta
isinya, ratakan zat uji dengan menggoyang sampai setinggi 5mm (tidak
lebih dari 10 mm untuk ruahan), masukkan botol dan sumbatnya dalam
oven pada suhu sebelum ditimbang (FI V, 2014, hal 925).
c. Sisa Pemijaran
Dilakukan pemijaran terhadap sampel pada suhu 6000C (FI V, 2014,
hal 925).
d. Logam Berat
Pada kondisi penetapan cemaran, logam berat bereaksi dendan ion
sulfida menghasilkan warna yang dibandingkan secara visual terhadap
larutan baku batas logam berat yang tertera pada masing-masing
monografi, dinyatakan dalam persen (bobot) timbal dalam zat uji (FI
IV, 1995, hal. 931-934)
e. Titrasi asam perklorat
Timbang seksama lebih kurang 4 g zat, masukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 ml, larutkan dalam 160 ml asam asetat glasial P
dengan tangas ultrasonik. Tambahkan 3 tetes p-naftolbenzein LP dan
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV sampai titik akhir warna hijau:
tidak lebih dari 0,12 ml asam perklorat o,1 N yang diperlukan untuk
tiap gram nifedipin.
f. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Fase gerak = air-asetonitril P-metanol P (50:25:25)
Larutan baku = Nifedipin BPFI dilarutkan dalam metanol P (1
mg/ml), diencerkan dengan fase gerak hingga mencapai kadar 0,1
mg/ml.
Pengencer = asetonitril P-metanol P (1:1)
Larutan uji = sejumlah tablet setara dengan 420 mg Nifedipin
diserbukkan dan dimasukkan dalam labu ukur 250 mL yang berisi air
38
130 mL. Encerkan dengan pengencer hingga tanda batas dan kocok
selama 30 menit.Sentrifus suspensi dan gunakan beningan.Pipet 3 mL
beningan kedalam labu ukur 50 mL dan encerkan dengan pengencer
hingga tanda batas kemudian disaring.
Sistem kromatografi = detector UV 265 nm; kolom 25 cm x 4,6
mm packing L1; laju alir 1 mL/menit; efisiensi kolom tidak kurang
dari 4000, faktor ikutan tidak lebih dari 1,5, dan simpangan baku
relatif saat penyuntikan tidak lebih dari 1,0%
Penafsiran Hasil : Dihitung presentase nifedipin dalam tablet dengan
rumus
Uji stabilitas yang dilakukan disesuaikan dengan zona iklim dan persyaratan
yang berlaku dinegara masing-masing.Indonesia termasuk zona iklim ke IV
(panas dan lembab).Adapun tujuan dilakukannya pengujian stabilitas obat adalah
untuk menentukan masa edar, yakni waktu penyimpanan dalam kondisi tertentu
dimana produk obat tersebut masih memenuhi spesifik yang telah ditetapkan.
Pengujian stablitas merupakan suatu rangkaian pengujian untuk memperoleh
kepastian mengenai stabilitas suatu produk obat, yakni kemampuan untuk
mempertahankan spesifikasi, apabila dikemas dalam kemasan tertentu serta
disimpan dalam kondisi tertentu selama waktu yang telah ditetapkan.
Pengujian stabilitas terdiri dari 2 kategori yaitu: pengujian jangka pendek dan
pengujian dipercepat. Berikut adalah kondisi uji stabilitas:
Tipe Uji Stabilitas Kondisi Penyimpanan Interval Waktu Pengujian
Climatic chamber Selama 6 bulan
Dipercepat Suhu : 400 ± 20C Bulan 1,2,3,4,5,6
Kelembaban : 75 ± 5%
Climatic Chamber
Jangka Panjang Suhu : 300 ± 20 C Selama 12 bulan
Kelembaban : 75 ± 5%
(Priyambodo, 2007)
BAB V
REGULASI/PERUNDANG-UNDANGAN
40
41
Alur disribusi obat jadi untuk sediaan Nifedipine tablet OROS (termasuk
golongan obat keras):
Pabrik
PBF
(Pedagang Besar Farmasi)
Pasien
44
45
Cardivein®
Tablet NifedipineOROS30 mg
Komposisi: Penyimpanan
Setiap tablet OROS mengandung: Jauhkan semua obat-obatan dari
30 mg Nifedipine pandangan dan jangkauan anak-anak.
Jangan disimpan pada suhu 300C
Indikasi:
Hipertensi ringan hingga sedang dan angina Terlindung dari cahaya dan kelembaban.
pektoris stabil Simpan dalam kemasan aslinya
Jangan digunakan setelah tanggal
Aturan Pakai: kadaluwarsa yang ditandai pada setiap
1 tablet sehari (maksimal 90-120 mg sehari) blister strip tablet
Kontraindikasi: Perhatian
Hipersensitifitas pada nifedipine, wanita Jangan mengkonsumsi nifedipin ketika
hamil dan menyusui, syok kardiovaskular.
sedang menyusui. Jika membutuhkan ,
Efek Samping: maka berhenti menyusui terlebih dahulu
Pusing, sakit kepala, muka merah, letargi; sebelum mulai mengkonsumsi nya.
takikardi, palpitasi; juga edema kaki, ruam Jangan mengendari kendaraan, karena
kulit (eritema multiforme), mual, sering obat tersebut dapat menyebabkan
urinasi; nyeri mata, hiperplasia gusi; depresi; pusing,lemas dan mengantuk.
telangiektasia.
Ahuja N., Vikash K., and Permender R. 2012. Osmotic – Controlled Release Oral
Delivery System: An Advanced Oral Delivery Form. The Pharma
Innovation.1(7): 118-119.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Daftar produk obat. Avaiable at:
http://www.pom.go.id/
Lachman L, Liebermant Herbert A, Kanig Josep L,. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri volume II. Jakarta: UI Press.
46
47
Philip O. Anderson et al. 2002. Handbook Of Clinical Drug Data, 10th Edition.
New York Chicago:Medical Publishing Division.
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition.London: Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Association.
Tatro D.S. 2003. A to Z Drug Facts. San Francisco: Facts and Comparisons.
Wong, et al. 1988. Osmotic Device for Administering Certain Drug. United States
Patent. Patent Number : 4,765,989.