Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Teknologi Hari,tanggal: Kamis, 20 Mei 2011

Minyak Atsiri, Rempah Dosen : Drs. Chilwan Pandji, M.Sc


dan Fitofarmaka Asisten : Amanda Caessara (F34070073)
Muthi Anisa (F34070081)

PRODUK AROMATHERAPI MINYAK ATSIRI

Oleh :
Aldian Farabi F34080001
Arum Nur Fitrah F34080027
Shiella Fanny Erawati F34080083
Citra Dewi Wahyono Putri F34080067

2011
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil)
biasanya terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan
berantai pendek. Terdapat berbagai sumber minyak atsiri di alam baik berasal dari
tanaman maupun hewan. Dari tanaman pun bisa berasal dari bagian akar, batang,
daun, bunga, ataupun biji. Masing-masing sumber minyak atsiri tersebut memiliki
karakter yang khas.
Minyak atsiri sangat beragam aplikasinya, mulai dari pembuatan produk
aromatherapy, pembuatan obat, kosmetik, dan lain sebagainya. Dalam hal ini akan
dilakukan aplikasi minyak atsiri yakni pembuatan produk aromatherapy, diantaranya
massage oil, garam mandi, dan lilin aromatherapy. Penggunaan minyak atsiri dalam
pembuatan produk aromatherapy memiliki sifat yang sangat mendukung, yaitu dapat
bermanfaat bagi tubuh. Manfaat minyak atsiri sebagai produk aromatherapy yaitu
dapat meregangkan otot-otot yang lelah, menenangkan pikiran, mengharumkan
tubuh, memberikan rasa nyaman, serta menyehatkan kulit.
Pada praktikum kali ini, praktikan dikehendaki untuk membuat produk
arometherapy dari minyak atsiri yaitu massage oil, garam mandi, dan lilin
aromatherapy. Hal ini dimaksudkan agar praktikan memahami berbagai aplikasi
minyak atsiri, serta dapat menerapkannya dikehidupan sehari-hari untuk memperoleh
nilai tambah dari komoditi minyak atsiri sebagai mahasiswa yang berbasis
agroindustri.

B. Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi praktikan
agar dapat mengaplikasikan minyak atsiri dalam berbagai produk, salah satunya
produk aromatherapy. Selain itu agar praktikan dapat mengaplikasikan ilmu yang
didapat tentang minyak atsiri dikehidupan sehari-hari untuk memperoleh nilai
tambah dari komoditi minyak atsiri.
II. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gelas piala, sudip,
penangas air, pipet tetes, pengaduk gelas ukur, pipa pencetak lilin dan neraca massa.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah berbagai macam minyak
atsiri (minyak sereh wangi, minyak pala, minyak kenanga, minyak melati, minyak
nilam), minyak VCO, minyak jarak, minyak kelapa, garam inggris (MgSO4), stearin,
paraffin, dan pewarna.

B. Metode
1. Massage Oil

Bahan dicampurkan (97%


Bahan dan Massage Oil
VCO/Minyak
alat disiapkan diuji
Kelapa/Minyak jarak + 3%
organoleptik
Minyak atsiri)

2. Garam Mandi

Garam inggris + minyak


Bahan dan
atsiri dicampur dengan Garam mandi
alat disiapkan
masing-masing diuji
perbandingan organoleptik
3. Lilin Aromaterapi

Paraffin + strearin
dicampur dengan
masing-masing
perbandingan

Dipanaskan
Tambahkan minyak melati (2%
dari campuran), minyak nilam
(10% dari minyak melati), dan
pewarna
Aduk
hingga rata

Tuang ke dalam
cetakan

Diamkan hingga
mengering
keseluruhan

Lakukan
pengujian
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
(Terlampir)

B. Pembahasan

Massage oil

Minyak atsiri untuk aromaterapi dapat dimanfaatkan dalam bentuk massage


oil atau minyak pijat/urut. Massage oil berbahan dasar minyak nabati seperti minyak
kelapa, minyak jarak, minyak sawit, minyak zaitun, dan VCO yang juga berguna
untuk melarutkan minyak atsiri. Jika tidak dilarutkan, minyak atsiri dapat
mengakibatkan iritasi pada kulit karena terlalu kuat konsentrasinya.

Pemijatan merupakan teknik aromaterapi paling populer dan efektif untuk


meresapkan minyak dan meningkatkan daya khasiatnya. Minyak atsiri yang
digunakan dapat disesuaikan dengan khasiat yang diinginkan tersebut, seperti efek
penenang/relaksasi, antiinflamasi (mengurangi nyeri), antiseptik, perangsang selera
makan, dan lain-lain.
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa
tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan Jangsung merangsang pada
sistem ol/aclory. kemudian sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf pada otak
dibawah kesetimbangan korteks serebral (Buckle, 1999). Senyawa-senyawa berbau
harum ataufragrance dari minyak atsiri suatu bahan tumbuhan telah terbukti pula
dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor (Buchbauer, 1991).

Pada praktikum, minyak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, VCO,
dan minyak jarak sebanyak 9,7 mL dan masing-masing dicampur dengan 0,1 ml
minyak nilam, sedangkan minyak atsiri yang digunakan adalah minyak pala atau
minyak cengkeh sebanyak 0,2 mL. Setiap kelompok membuat massage oil dengan
campuran minyak dasar dengan minyak atsiri yang berbeda. Kelompok 1 membuat
massage oil dengan bahan minyak kelapa dan minyak pala, kelompok 2 minyak
kelapa dan minyak sereh, kelompok 3 VCO dan minyak pala, kelompok 4 VCO dan
minyak sereh, kelompok 5 minyak jarak dan minyak pala, sedangkan kelompok 6
minyak jarak dan minyak sereh.

Pengujian yang dilakukan terhadap produk ini adalah uji organoleptik tingkat
kesukaan terhadap aroma, warna, kelekatan, dan viskositas. Dari hasil uji aroma,
massage oil yang paling disukai adalah kelompok 2 (minyak kelapa dan minyak
sereh) lalu diikuti kelompok 1(minyak kelapa dan minyak pala), 4 (VCO dan minyak
sereh), 3 (VCO dan minyak pala), 5 (minyak jarak dan minyak pala), dan 6 (minyak
jarak dan minyak sereh). Maka dapat diketahui pula bahwa minyak sereh lebih
disukai dari minyak pala.

Uji warna menunjukkan warna yang paling disukai adalah minyak jarak dan
minyak pala, lalu diikuti minyak jarak dan minyak sereh, minyak kelapa dan minyak
sereh serta VCO dan minyak sereh, VCO dan minyak pala, lalu minyak kelapa dan
minyak pala. Warna minyak didominasi oleh warna minyak dasar dimana warna
minyak kelapa adalah bening mengkilat, minyak VCO bening, dan minyak jarak
kekuningan.

Uji kelekatan menunjukkan hasil kelekatan yang paling disukai adalah


minyak kelapa dan minyak sereh lalu diikuti minyak jarak dan minyak pala, minyak
jarak dan minyak sereh, VCO dan minyak sereh, minyak kelapa dan minyak pala,
lalu VCO dan minyak pala. Uji ini dilakukan dengan menggosokkan minyak ke
bagian punggung tangan sambil dirasakan bagaimana kelekatannya.

Uji viskositas merupakan uji kekentalan minyak dengan cara melihat


pergerakan minyak di dalam botol bening saat digoyangkan. Hasil pengujian
menunjukkan minyak yang paling disukai kekentalannya adalah minyak jarak dan
minyak pala, lalu diikuti minyak jarak dan minyak sereh, minyak kelapa dan minyak
sereh, minyak kelapa dan minyak pala, lalu VCO dan minyak sereh serta VCO dan
minyak pala yang menunjuakkan nilai yang sama.

Lilin aromaterapi

Lilin aromaterapi adalah lilin yang dicampur dengan minyak esensial/ minyak
atsiri, sehingga memancarkan uap terapeutik dari minyak esensial yang dihasilkan
dari pembakaran lilin menghasilkan bau wangi yang dapat merelaksasikan pikiran
dan menambah wangi ruangan. Minyak atsiri adalah bahan utama aromaterapi.
Minyak esensial sendiri berasal dari tumbuhan, bunga, kayu, dan buah.

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan lilin aromaterapi ini adalah
stearin dan parafin. Stearin merupakan bahan turunan dari kelapa sawit, keunggulan
dari bahan stearin ini adalah stearin diproduksi dari produk alami dari tumbuh-
tumbuhan, selain itu menurut Anonim (2010), pembakaran pada lilin berbahan dasar
stearin lebih sempurna dibandingkan dengan paraffin, di dalam api yang tenang lilin
ini dapat terbakar habis, tidak ada lelehan dan tidak berasap. Sehingga baik
digunakan untuk ruang tertutup, kamar anak-anak, ataupun industri rumah tangga
yang memerlukan pembakaran dengan lilin. Selain itu, lilin yang mengandung
paraffin menyebabkan polusi dan jelaga. Terkadang pembuat lilin lebih menyukai
campuran paraffin karena dapat mengurangi harga produksi dan harga jual akan lebih
murah. Tetapi ini akan menyalahi aturan dari maksud utama dari lilin aromaterapi
dan tentunya tidak baik untuk tubuh kita. Lilin dengan stearin biasanya lebih tahan
lama, dikarenakan material dari stearine lebih padat dibanding material paraffin. Hal
tersebut dapat dilihat pada hasil pembakaran, lilin yang mengandung stearin lebih
banyak mengalami pembakaran yang lebih lama dibandingkan dengan lilin yang
mengandung banyak paraffin.

Selain uji daya bakar lilin, dilakukan juga uji organoleptik pada warna,
aroma, dan kekerasan. Pengujian yang dilakukan oleh 24 orang, berdasarkan hasil uji
organoleptik pada aroma, rata-rata para panelis menyukai aroma lilin sebelum
dibakar pada kelompok 2 dan 6, yang mendapatkan nilai rata-rata 3,8 dan 3,9.

Penambahan fiksatif pada lilin aromaterapi adalah untuk mendapatkan


aroma-aroma yang dapat menenangkan dan merelaksasi pikiran. Menurut Anonim
(2010), manfaat dari aroma bunga melati adalah memberikan efek menyejukkan,
meningkatkan keseimbangan, pikiran positif, gairah seksual, kepekaan, kejernihan
pikiran, harapan, keterbukaan, kebijaksanaan, ketenangan jiwa, rasa bahagia, romans,
dan cinta. Juga dapat mengurangi depresi, rasa cemas, batuk, rasa sakit saat
menstruasi, stress, sedih, kecewa, dan rasa iri.
Sedangkan untuk uji organoleptic pada warna, para panelis lebih menyukai
warna lilin pada kelompok 6 yang mendapatkan nilai rata-rata 3,8. Uji yang
berikutnya adalah uji kekerasan, kekerasan pada lilin yang dihasilkan dipengaruhi
oleh banyaknya stearin dan paraffin yang digunakan. Dari hasil uji kekerasan, para
panelis menyukai kekerasan lilin pada kelompok 3 yang mengandung komposisi
stearin 40 gram dan paraffin 10 gram, kelompok 3 mendapatkan nilai rata-rata 3,8.
Para panelis kurang menyukai kekerasan lilin kelompok 2 dan kelompok 6. Lilin
kelompok 2 mengandung 37,5 gram stearin dan 12,5 gram paraffin. Sedangkan lilin
kelompok 6 mengandung 47,5 gram stearin dan 2,5 gram paraffin.

Semakin banyak stearin yang digunakan maka lilin akan semakin keras.
Apabila lilin lebih banyak mengandung paraffin, maka lilin akan semakin lembek.
Fungsi dari stearin ini adalah untuk memberi bentuk pada lilin yang dibuat, karena
stearin akan menjadi padat setelah dingin. Sebelum stearin memadat, terlebih dahulu
ditambah parafin dan pewarna. Maksud ditambahkannya parafin adalah sebagai
bahan bakar untuk lilin agar dapat terbakar. Selain itu tujuan pencampuran antara
paraffin dan stearin ialah agar paraffin yang dimasukkan dapat keras karena sifat
dasar dari paraffin ialah cenderung lembek dan lentur pada temperatur dibawah titik
leburnya, maka digabungkan dengan stearin. Bersama stearin, parafin menjadi bahan
dasar lilin batangan.

Garam Mandi

Garam yang dikenal sebagai penyedap makanan, ternyata punya manfaat besar
untuk perawatan kesehatan tubuh. Garam mandi mengandung garam mineral tinggi,
enzim , minyak esensial aneka aroma, pewangi dan pewarna. Kandungan mineral
garam mandi berfungsi untuk melenturkan ketegangan otot, menyembuhkan infeksi,
mengurangi rasa nyeri otot serta menurunkan gejala inflamasi. Sementara,
kandungan enzimnya berkhasiat sebagai kecantikan yang berguna untuk
membersihkan, menghaluskan dan melembutkan kulit (cleansing), memacu
pertumbuhan sel-sel kulit mati sekaligus meremajakan serta menjaga kelembutan
kulit. Saat badan terasa lelah dan otot tegang, garam mandi ini memberikan
kesegaran yang berdampak pada kesehatan dan kecantikan, menurunkan stes dan
bisa membuat rileks.
Dalam buku Cosmeticology, garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif
untuk keperluan mandi yang terdiri dari campuran beberapa bahan kimia anorganik
yang mudah larut yang diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin
juga senyawa enzim. Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman,
pewarna, kebugaran, kesehatan, dan juga menurunkan kesadahan air. Berdasarkan
definisi di atas, jenis garam mandi dapat dibagi berdasarkan komposisi bahannya
yaitu garam mandi yang hanya mengandung garam-garam anorganik, mengandung
garam anorganik plus essentials oils, essentials oil dan pewarna, essentials
oil, pewarna, dan enzim. Komponen utama garam mandi adalah garam-garam
anorganik seperti natrium karbonat deka/mono hidrat (Na2CO3, H2O/10 H2O),
natrium seskuikarbonat (Na2CO3.NaHCO3.2H2O), natrium klorida (NaCl),natrium
ke-ksametafosfat, asam tartrat, dan asam sitrat. Sumber garam anorganik terdiri dari
bahan natural yang berasal dari laut, salah satunya bersumber dari laut mati yang
banyak mengandung sumber garam (Guenther, 1987).
Keuntungan garam mandi yang bersumber dari laut mati kaya akan unsur renik
yaitu kalsium (Ca), kalium (K), magnesium (Mg), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga
(Cu), dan seng (Zn). Natrium seskuikarbonat (Na2CO3.NaHCO3.2H2O) merupakan
campuran garam anorganik yang banyak digunakan dalam pembuatan garam mandi.
Dipilihnya garam-garam karbonat, karena sifat fisika dan kimia garam tersebut
sangat menguntungkan yaitu ukuran kristal relatif serba sama, stabil, mudah
mengalir, dan tidak membentuk kerak. Selain itu, pembuatannya sangat
menguntungkan ditandai oleh sifatnya yang mudah, cepat, dan larut sempurna di
dalam air, mudah dicampur dengan zat warna dan pewangi, sangat baik untuk
menurunkan kesadahan, serta memiliki pH sekira 9,8 pada konsentrasi satu persen
b/v (Davis, et.al., 2006).
Pada praktikum kali ini, praktikan dikehendaki membuat garam mandi sebagai
aplikasi minyak atsiri. Pembuatan garam mandi itu sendiri memerlukan bahan-bahan
yaitu garam inggris, minyak nilam, minyak kenanga, dan minyak pala. Pembuatan
garam mandi itu sendiri sangat mudah, hanya mencampurkan bahan-bahan yang
telah tersedia. Garam inggris sebanyak 97 % dicampur dengan minyak nilam dan
minyak pala yang setiap kelompok berbeda kadar minyak yang diberikan ke dalam
garam, kemudian diaduk agar penyerapan minyak merata pada garam. Setelah itu
dilakukan organoleptik dengan melarutkan garam mandi tersebut sebanyak 8 gram
didalam air hangat sebanyak 2 liter. Dari data hasil organoleptik, panelis lebih
menyukai garam mandi kelompok 2 baik dari segi aroma maupun kelekatan, yaitu
yang terbuat dari garam inggris 97% yang dicampur dengan minyak nilam sebanyak
2%, dan minyak pala sebanyak 1 %.
Perpaduan minyak nilam dengan minyak pala dalam garam mandi sangatlah
baik dan bermanfaat. Minyak nilam mengandung beberapa senyawa, antara lain
benzaldehid (2,34%), kariofilen (17,29%), a-patchoulien (28,28%), buenesen
(11,76%), dan patchouli alkohol (40,04%). Sementara itu, kandungan minyak dalam
batang, cabang, atau ranting jauh lebih kecil (0,4-0,5%) daripada bagian daun (5-
6%). Sebagai bahan obat-obatan seperti antiseptik, anti jamur, anti jerawat, obat
eksim, kulit pecah-pecah, ketombe, mengurangi peradangan, membantu mengurangi
peradangan bahkan dapat membantu mengurangi kegelisahan dan depresi atau
membantu penderita insomnia (gangguan susah tidur), minyak nilam bermanfaat
sebagai aromatherapy yang menenangkan pikiran, meregangkan otot-otot, dan
menyegarkan tubuh. Maka minyak nilam seringkali menjadi tambahan dalam
pembuatan garam mandi (Corinne, 2004). Biji pala mengandung zat yang lebih
banyak, yaitu berupa atsiri, elemisi, pektin, miristisin, saponin, enzim lipase, asam
oleanolat dan lemonena. Biji dari buah pala dipercaya dapat menyembuhkan
berbagai gangguan pada sistem pencernaan dan dapat meredakan rasa mual pada
perut. Kandungan berbagai zat dalam minyak yang dihasilkan oleh buah pala
berguna untuk meredakan stres. Aroma yang dihasilkan bisa merenggangkan saraf-
saraf yang menegang (Dorman, et.al. 2004).
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan

Minyak atsiri sangat beragam aplikasinya, mulai dari pembuatan produk


aromatherapy, pembuatan obat, kosmetik, dan lain sebagainya. Dalam hal ini akan
dilakukan aplikasi minyak atsiri yakni pembuatan produk aromatherapy, diantaranya
massage oil, garam mandi, dan lilin aromatherapy. Penggunaan minyak atsiri dalam
pembuatan produk aromatherapy memiliki sifat yang sangat mendukung, yaitu dapat
bermanfaat bagi tubuh. Manfaat minyak atsiri sebagai produk aromatherapy yaitu
dapat meregangkan otot-otot yang lelah, menenangkan pikiran, mengharumkan
tubuh, memberikan rasa nyaman, serta menyehatkan kulit.

Massage oil berbahan dasar minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak jarak,
minyak sawit, minyak zaitun, dan VCO yang juga berguna untuk melarutkan minyak
atsiri. Jika tidak dilarutkan, minyak atsiri dapat mengakibatkan iritasi pada kulit
karena terlalu kuat konsentrasinya. Sedangkan, lilin aromaterapi adalah lilin yang
dicampur dengan minyak esensial/ minyak atsiri, sehingga memancarkan uap
terapeutik dari minyak esensial yang dihasilkan dari pembakaran lilin menghasilkan
bau wangi yang dapat merelaksasikan pikiran dan menambah wangi ruangan. Bahan
baku yang digunakan dalam pembuatan lilin aromaterapi ini adalah stearin dan
parafin. Penambahan fiksatif pada lilin aromaterapi adalah untuk mendapatkan
aroma-aroma yang dapat menenangkan dan merelaksasi pikiran. Semakin banyak
stearin yang digunakan maka lilin akan semakin keras. Apabila lilin lebih banyak
mengandung paraffin, maka lilin akan semakin lembek. Fungsi dari stearin ini adalah
untuk memberi bentuk pada lilin yang dibuat, karena stearin akan menjadi padat
setelah dingin. Sebelum stearin memadat, terlebih dahulu ditambah parafin dan
pewarna.

Garam mandi mengandung garam mineral tinggi, enzim , minyak esensial


aneka aroma, pewangi dan pewarna. Kandungan mineral garam mandi berfungsi
untuk melenturkan ketegangan otot, menyembuhkan infeksi, mengurangi rasa nyeri
otot serta menurunkan gejala inflamasi. Sementara, kandungan enzimnya berkhasiat
sebagai kecantikan yang berguna untuk membersihkan, menghaluskan dan
melembutkan kulit (cleansing), memacu pertumbuhan sel-sel kulit mati sekaligus
meremajakan serta menjaga kelembutan kulit. Saat badan terasa lelah dan otot
tegang, garam mandi ini memberikan kesegaran yang berdampak pada kesehatan dan
kecantikan, menurunkan stes dan bisa membuat rileks. Perpaduan minyak nilam
dengan minyak pala dalam garam mandi sangatlah baik dan bermanfaat. Minyak
nilam mengandung beberapa senyawa, antara lain benzaldehid (2,34%), kariofilen
(17,29%), a-patchoulien (28,28%), buenesen (11,76%), dan patchouli alkohol
(40,04%). Sementara itu, kandungan minyak dalam batang, cabang, atau ranting jauh
lebih kecil (0,4-0,5%) daripada bagian daun (5-6%).

B. Saran
Praktikum kali ini hanya membahas mengenai cara pembuatan beberapa
produk poengembangan dari atsiri, oleh karenanya diperlukan lagi penelitian yang
lebih lanjut untuk mengetahui kadar mutu yang dimilikinya. Selain itu, dirasa perlu
juga jika praktikum yang akan dilakukan tidak hanya terbatas tiga sub praktikum
tersebut, tetapi praktikan dituntun untuk berkreasi untuk membuat suatu produk
turunan lainnya dengan kreativitas dan inovasinya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Buchbauer, G., W. Jager, H. Dietrich, , Ch. Plank, , and E. Karamat. 1991.


Aromatherapy: Evidence for Sedative Effects of Essential Oil of Lavender after
Inhalation. Journal of Biosciences; 46c, 1067-1072.

Buckle, .I. 1999. Use of Momatherapy as Complementary Treatment for Chronic


Pain. J. Alternalive Therapies; 5,42-51.

Corinne, B, 2004. Analysis of Essential oil of Indonesien Patchoulli using GC.


Journal of essential oil research

Davis, E; J. Hassler; P. Ho; A. Hover and W. Kruger. 2006. Essential oil. Http://. wsu.
edu/~ gmhyde / 433_web_ pages / 433oil- webpages/e ssence/essence-oils
Dorman, H.J, Damien, D. Stanley G. 2004. Chemical composition, antimicrobial and
in vitro antioxidant properties of Monarda citriodora var. Citriodora, Myristica
fragrans, Oreganum vulgare ssp. Hirtum, Pelargonium sp. and Thymus Zygis
Oils. Journal of Essential Oil Research : Mar/Apr
Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Diterjemahkan Oleh S.Ketaren. Universitas
Indonesia Press. Yogyakarta.

http://puspitamelati.blogspot.com/2011/01/manfaat-aroma-bunga-melati-setara.html

http://www.balihandicraft.web.id/news/votive-candle/
Gambar nyala lilin

Anda mungkin juga menyukai