Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membaca sejarah peradaban Islam belum lengkap rasanya sebelum


membaca sejarah Daulah Mughal di India karena ekspansi Islam masuk ke India
yang beragama Hindu tersebut sudah terjadi pada masa Daulah Umayyah
berkuasa di Syria dibawah pimpinan Muhammad bin Qasim dan Qutaibah bin
Muslim bersama 6.000 tentara.

Kemudian dilanjutkan oleh Daulah Ghaznawiyah di bawah pimpinan


Mahmud Al-Ghaznawi pada masa ini Islam sudah tersebar di seluruh wilayah
Benua India karena ekspansi yang pernah dilakukannya ke India sebanyak tujuh
kali berturut-turut dalam tujuh tahun dan menghancurkan berhala yang
ditemukannya sehingga ia dipanggil “sang penghancur berhala”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pembentukan kerajaan Mughal?

2. Bagaimana perkembangan dan kemajuan kerajaan Mughal?

3. Bagaimana kemunduran dan kehancuran kerajaan Mughal?

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui pembentukan kerjaan Mughal

2. Mengetahui perkembangan dan kemajuan kerajaan Mughal

3. Mengetahui masa kemunduran dan kehancuran kerajaan Mughal


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembentukan kerajaan Mughal (1526 – 1858 M)

Daulah Mughal didirikan oleh keturunan bangsa Mongol yang pernah


menghancurkan Baghdad yaitu Hulago1. Zahiruddin Muhammad Babur lah
keturunan Hulago yang mendirikan Daulah Mughal ini.2 Daulah ini berdiri di
anak Benua India, seperempat abad setelah berdirinya Daulah Safawiyah (1501
M) di Iran.3 Kerajaan Mughal ini merupakan kerajaan paling muda diantara tiga
kerajaan besar pada masa itu. Tetapi jauh sebelum itu, ekspansi Islam sudah
dilakukan Daulah Umayyah di Syria.
Ketika itu Hajjaj bin Yusuf sebagai panglima perang Daulah Umayyah
mengirim pasukan dibawah pimpinan Muhammad bin Qasim dan Qutaibah bin
Muslim bersama 6000 tentara ke India.
Ekspansi kedua dilakukan oleh Daulah Ghaznawiyah yaitu suatu Daulah
yang didirikan oleh Alp Takim pada tahun 962 M, ia bersama pengikutnya
mendirikan kerajaan Ghaznah dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan.
Kerajaan Ghaznah mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Mahmud
Al-Ghaznawi yang memimpin pada penghujung abad 9 M. Peperangan yang
dilakukan Mahmud Al-Ghaznawi menaklukkan India dilengkapi dengan 12.000
tentara berkuda, 30.000 tentara berjalan dan 300 tentara bergajah sehingga ia
mampu menaklukkan India sebanyak 7 kali peperangan.4
Tujuan atau misi Mahmud Al-Ghaznawi menaklukkan India adalah untuk
menghancurkan berhala - berhala yang berada disana. Ketika ia ditawari uang
dalam jumlah besar agar tidak menghancurkan berhala – berhala tersebut namun
ia menolaknya sehingga semua berhala yang ada di India tak lagi tersisa. Hal ini
membuat ia diberi gelar “Penghancur Berhala”.5

1
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 251-252.
2
Umar Asasudin Sokah, Sultan Akbar Pembangun Kerajaan Islam Mughal, Jurnal Al-Jami’ah, Vol
37 (2008), 36
3
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam ( Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 260.
4
Ibid., hlm. 260-261.
5
Hamka, Sejarah Umat Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 123
Salah satu berhala terbesar yang dihancurkannya yaitu berhala Pagoda
yang dihancurkannya di Somuath. Sebanyak 2.000 orang Brahmin diperkerjakan
untuk melayani berhala tersebut.6
Hulago yang terkenal sebagai perusak dan penghancur Baghdad, namun
kekejaman tersebut tidak diwarisinya kepada keturunannya. Mereka justu sebagai
sebagai pembangun Islam.7 Salah satu keturunannya adalah Zahiruddin Babur
yang merupakan pewaris kerajaan Ferghana dari ayahnya Sultan Umar Syaikh
Mirza yang meninggal dunia. Ia pun diangkat menjadi raja pada usia 12 tahun.
Namun karena permasalahan internal yaitu kekuasaannya yang diperebutkan
saudaranya sendiri yang bernama Ali dan Jahangir memaksanya untuk
meninggalkan kerajaan Ferghana. Ia mendatangi daerah pegunungan bernama
Hindukush pada tahun 1502.8

Dalam perjalanannya di Hindukhush, ia berhasil menaklukkan daerah


bernama Kabul (ibu kota Afganistan) dan Ghazni yang merupakan kota penting di
Asia Tengah dengan bantuan raja Khurasan yaitu sultan Ismail I pada tahun 1504
M. Ia kemudian menjadikan Kabul sebagai ibukota pemerintahannya. Setelah
berhasil mendirikan pemerintahan barunya di Kabul, ia pun berniat memperluas
daerah pemerintahannya..

Pada tahun 1525 M, Babur memimpin pasukannya menuju Punyab dan


berhasil menaklukkannya. Selanjutnya Babur menuju Delhi untuk menyerang
Ibrahim Lodi atas dasar permintaan paman dari Ibrahim Lodi sendiri yaitu Alam
Khan yang membangkang terhadap Ibrahim. Akhirnya Babur memasuki kota
Delhi sebagai pemenang. Ibrahim bersama ribuan tentaranya terbunuh dalam
pertempuran tersebut. Sejak saat itu berdirilah pemerintahan baru di India yang
disebut Daulah Mughal.9
Proklamasi pertanda berdirinya kerajaan Mughal Islam di India pada 1526
M membuat raja – raja Hindu disemua India marah. Mereka menyusun angkatan

6
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam ( Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 261.
7
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 252
8
Umar Asasudin Sokah, Sultan Akbar Pembangun Kerajaan Islam Mughal, Jurnal Al-Jami’ah, Vol
37 (2008), 36
9
P.M. Holt, dkk. (ed.), The Cambridge History of Islam (London, Cambridge University Pres, 1977),
hlm. 22.
perang yang besar dibawah pimpinan Rajput untuk menyerang Babur. Tantangan
tersebut dihadapi Babur pada 16 Maret 1527 di Kanus dekat Agra. Babur berhasil
memperoleh kemenangan walaupun jumlah pasukan musuh yang banyak.
Wilayah kekuasaan Rajput pun jatuh menjadi kekusaan Babur. Sementara itu di
Afganistan masih ada golongan yang setia kepada Ibrahim Lodi sehingga mereka
menganggkat adik Ibrahim Lodi yang bernama Mahmud menjadi Sultan. Tetapi
Babur dapat dengan mudah mengalahkan Sultan Mahmud Lodi dalam
pertempuran di dekat Gogra tahun 1529 M. 10
Belum lama memimpin Daulah Mughal di India, Babur meninggal pada
tahun 1530 M dalam usia 48 tahun. Pemerintahan selanjutnya diberikan kepada
anaknya yaitu Humayun. Humayun menggantikan ayahnya memimpin Daulah
Mughal di India. Namun ia tak sehebat ayahnya sehingga dalam 9 tahun
pemerintahannya ia terus menerus menghadapi tantangan. Dimasa
pemerintahannya negara menjadi tidak aman. Waktunya ia habiskan untuk
peperangan hingga tak ada kesempatan untuk memajukan pemerintahannya.
Salah satu peperangan yang ia hadapi yaitu pemberontakan Sher Khan
Shah pada 1555 M. Pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan dengan
meninggalnya Sher Khan Shah. Setahun setelah pemberontakan tersebut
Humayun meninggal dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaan. Selanjutnya
Daulah Mughal mencapai kejayaan di masa pemerintahan Akbar I yang
merupakan anak dari Humayun.

B. Kejayaan pemerintahan dan perkembangan ilmu pengetahuan


Masa kejayaan Daulah Mughal ini ada di tangan empat orang Sultan:
mereka itu berturut-turut,sebagai berikut: Sultan Akbar I (1556-1605 M),Sultan
Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M),dan Aurangzeb (1658-1707
M).
1. Sultan Akbar I (1556-1605 M)

Sultan Akbar I merupakan pemegang kekuasaan daulah Mughal dalam


waktu yang cukup lama. Ia memimpin selama hampir 40 tahun. Pada masanya
juga daulah Mughal mencapai puncak kejayaan, karena ia berhasil merebut

10
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam ( Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 262.
wilayah-wilayah yang lepas pada masa Humayun.11 Sultan Akbar berkuasa
dibantu wakilnya Bairan Khan yang beraliran Syi’ah.

Pada masa ia memerintah banyak terjadi perluasan. Perluasan ke selatan ia


berhasil menaklukkan Malwa(1561 M), Chundar (1561), Kerajaan Ghond (1564),
Chitor (1568 M), Ranthabar (1569 M), Kalinjar (1569 M), Gujarat (1572 M),
Surat (1573 M), Bihar ( 1574 M), dan Bengal (1576 M).12

Akbar I mempunyai sistem pemerintahan militeristik.Pemerintahan pusat


dipegang oleh raja dan pemerintahan daerah dipegang oleh kepala
komanadan.13Semua pejabat diharuskan mengikuti latihan kemiliteran.

Dari aspek politik,Sultan Akbar I menerapkan sistem poilitik


toleransi,artinya semua penduduk dipandang sama.Mereka tidak boleh dibeda-
bedakan karna perbedaan etnis dan agama.

Sultan Akbar I meninggal pada tahun 1605 M setelah melakukan ekspansi


yang sangat luas.Kejayaan yang telah ia capai dapat diteruskan oleh 3 orang sultan
berikutnya.14

2. Jahanghir (1605-1628 M)

Penguasa mughal ketiga adalah Jahanghir yang merupakan putra sultan


Akbar I.Masa pemerintahannya kurang lebih 23 tahun.Ia adalah pengikut
ahlussunnah wal jama’ah.Sehingga Din-i-ilahi yang dibentuk ayahnya menjadi
hilang pengaruhnya.pemerintahannya diwarnai dengan pemberontakan.Sampai-
sampai terjadi pemberontakan didalam istana yang dipimpin oleh putranya sendiri
yaitu Kurram.

3. Syah Jihan (1628-1658 M)

Syah Jihan tampil menggantikan Jihanghir.pada masa pemerintahannya


mulai muncul bibit-bibit disintegrasi.hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap
politik toleransi daulah mughal.dalam masa pemerintahannya,terjadi dua kali

11
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam ( Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 264.
12
Ibid,Hlm.264.
13
Siti Maryam,dkk,Sejarah kebudayaan islam:dari klasik hingga modern
(yogyakarta:LESFI,cet.3,2009),Hlm.184.
14
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam ( Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm.265.
pemberontakan namun masih bisa dipadamkan.terakhir pemberontakan tahun
1631 M Khan Jahan dihukum mati karna memimpin pemberontakan.

Kemajuan-Kemajuan Daulah Mughal:

a. Bidang Ekonomi

Sumber ekonomi Daulah Mughal adalah pertanian, pertambangan, dan


perdagangan. Disektor pertanian, hubungan komunikasi antara petani dengan
pemerintah diatur dengan baik.15 Hasil pertanian terpenting Daulah Mughal
adalah biji – bijian, padi, kacang, tebu, sayuran, rempah – rempah, dan lain – lain.
Hasil pertanian selain untuk kebutuhan dalam negeri juga di ekspor keluar negeri.

b. Bidang Seni Budaya

Keadaan ekonomi yang stabil berpengaruh terhadap kemajuan seni


budaya. Arya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan para penyair istana
baik berbahasa Persia maupun berbahasa India.

Selama satu setengah abad, India menguasai perekonomian. Ia menjadi


salah satu negara adikuasa. Selain itu India juga memiliki pertahanan militer yang
tangguh dan kuat yang jarang tandingannya.16

C. Kemunduran Pemerintahan dan Faktor - faktornya

Sepeninggal Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzam,


putra tertua Aurangzeb. Ia diberi gelar Bahadur Syah.17 Ia memerintah selama 5
tahun. Sejak pemerintahannya Daulah Mughal mulai mengalami kemunduran.
Sementara itu Inggris sudah menancakan kukunya di India. Hal ini karena Inggris
diberi izin mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di tanah Surat. Hasilnya
pada 1761 M, Inggris telah berhasil menguasai setengah daerah kekuasaan Daulah
Mughal.

15
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam ( Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 265.

16
Tim Penulis, Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2001), hlm. 241.
17
Yatin , Badri, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada), hlm. 159.
Pada tahun 1803 M, Delhi dikuasai oleh Inggris sehingga pejabat dan
rakyat Mughal mendapat tekanan. Karena hal ini, maka rakyat India bangkit untuk
mengadakan pemberontakan. Sehingga pada tahun 1857 M, terjadi perlawanan
rakyat India terhadap penjajah Inggris. Namun, rakyat India berhasij dikalahkan
Inggris karena mendapat bantuan dari penguasa lokal Hindu dan Muslim.18

Pada tahun 1858 M, Inggris menjatuhkan hukuman kejam terhadap


pemberontak. Mereka diusir dari Delhi, rumah – rumah ibadah dihancurkan, dan
Sultan Mughal diusir dari istananya. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan
Daulah Mughal di daratan India. Yang tersisa disana adalah umat Islam yang
mesti mempertahankan eksistensi mereka.

Faktor – faktor Penyebab Kehancuran Daulah Mughal India:

a. Pemimpin setelah Aurangzeb kurang cakap,

b. Kepemimpinan ditingkat pusat menjadi ajang perebutan,

c. Inggris diberi izin mendirikan pabrik di India,

d. Gerakan separatis Hindu di India Tengah,

e. Kemerosotan moral, dan hidup mewah dikalangan elit politik mengakibatkan


pemborosan keuangan negara.

18
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam ( Depok: Rajawali Pers, 2018), hlm. 267.
DAFTAR PUSTAKA

Hamka, Sejarah Umat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Sunanto Musyrifah, Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Kencana, 2007.

P.M. Hold, dkk. (ed.). The Cambridge History of Islam, Vol. 1A. London:
Cambridge University Pres, 1977.

Umar Asadudin Sokah M.A, Sultan Akbar Pembangun Kerajaan Islam Mughal,
Jurnal Al-Jami’ah, Vol 37 (2008).

Tim Penulis.Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Van Hoeve, 2001.

Anda mungkin juga menyukai