Anda di halaman 1dari 28

Analisis Strategik PT.

Unilever
Indonesia Tbk.
6 Mei 2017emaalife

SITI FATIMAH 01214087

ANALISA STRATEGIK PT UNILEVER TBK


SEJARAH
Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5
Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33
yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini
disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No.
14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di
Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan
dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever
Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi,
S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT
Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan
keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan
diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No.
39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada
tanggal 16 November 1981.

Unilever Indonesia Tbk tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan


untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di
Indonesia.

Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama


yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk,
Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco,
Bango, dan lain-lain.lanjutan

Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja
untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari; membuat
pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati
kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka
maupun orang lain; menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan
kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan
besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam
berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi
dampak lingkungan.

Saham perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun


1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada
akhir tahun 2009, saham perseroan menempati peringkat ketujuh
kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.

Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever (dalam


likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah
perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan
PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di
bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos
Nomos.

Struktur Organisasi
VISI & MISI PT.UNILEVER INDONESIA
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita
tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh
seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai
yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Misi adalah penjabaran
secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas
bagi seluruh staf perusahaan.

VISI
“To become the first choice of consumer, costumer and community”
MISI
 Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan
aspirasi konsumen
 Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
 Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
 Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
 Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
 Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat
dan lingkungan hidup.
TUJUAN PT.UNILEVER INDONESIA
Tujuan kami di Unilever, memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota
masyarakat di manapun mereka berada, mengantisipasi aspirasi
konsumen dan pelanggan, serta menanggapi secara kreatif dan kompetitif
dengan produk-produk bermerek dan layanan yang meningkatkan
kualitas kehidupan.Akar kami yang kokoh dalam budaya dan pasar lokal di
dunia merupakan warisan yang tak ternilai dan menjadi dasar bagi
pertumbuhan kami di masa yang akan datang. Kami akan menyertakan
kekayaan pengetahuan dan kemahiran internasional kami dalam melayani
konsumen lokal, sehingga menjadikan kami Perseroan multinasional yang
benar-benar multi-lokal.

Keberhasilan jangka panjang kami menuntut komitmen yang menyeluruh


terhadap standar kinerja dan produktivitas yang sangat tinggi, terhadap
kerja sama yang efektif, dan kesediaan untuk menyerap gagasan baru
serta keinginan untuk belajar secara terus-menerus.Kami percaya bahwa
keberhasilan memerlukan perilaku korporasi yang berstandar tinggi
terhadap karyawan, konsumen dan masyarakat, serta dunia tempat kita
tinggal. Inilah jalan yang ditempuh Unilever untuk mencapai pertumbuhan
yang langgeng dan menguntungkan bagi usaha serta tercapainya nilai
jangka panjang yang berharga bagi para pemegang saham serta seluruh
karyawan Unilever.

SASARAN PRODUK.
Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti
peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur
biaya. Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan
anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali
mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990,
Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998,
kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi,
Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi
dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa
mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan
keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-
barang konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan
melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara
seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice
cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan
di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6%
dari omset penjualan.

ANALISI SMART
 SPECIFIC
Visi dan misi perusahaan yang telah dipahami guna untuk menetapkan
tujuan yang spesifik, perushaan harus menyampaikan kepada tim seluruh
harapan dan keinginan yang ingin dicapai perusahaan yaitu “ To become
the first choice of consumer, custumer and community”.

 MEASURSBLE
Mengukur kemajuan akan membantu tim untuk tetap berada dalam jalur
yang benar, menepati tenggat waktu, dan merasakan semangat dan
euforia ketika memperoleh hasil yang menggembirakan di setiap
pencapaian yang membawa mereka lebih dekat kepada tujuan.

 ATTAINABLE
Target harus realistis dan dapat dicapai, target tidak boleh dibuat terlalu
mudah (untuk performa tim anda), tapi juga tidak boleh terlalu sulit
sehingga terasa mustahil untuk dicapai

 RELEVANT
Target yang relevan, jika tercapai, akan mendorong tim, departemen, dan
organisasi lebih maju. Sebuah target yang mendukung atau selaras
dengan target-target lainnya akan dianggap sebagai target yang relevan.

 TIMEABLE
Memberikan deadline pencapaian target. Komitme kepada deadline akan
membantu tim untuk menjalankan pekerjaan untuk memenuhi target tepat
waktu, atau bahkan lebih cepat.

DAYA SAING
Tabel Analisa persaingan PT.Unilever Indonesia Tbk. Dengan pesaing utama

4P So klin Rinso Keterangan Action Plan

Kualitas produk
Kualitas yang yang tetap di
Product Unggul lebih unggul. pertahankan.

Price Unggul Harga yang Low cost high


lebih murah. quality.

Maintance
Outlet rinso jaringan
Place Unggul dimana- mana. distribusi.

Efektifitas iklan
dari media
Iklan yang cetak dan
Promotion Unggul intens elektronik.

Tabel analisa persaingan PT.Unilever Indonesia Tbk. Dengan produk


pengganti

4P Daia Wow Keterangan Action Plan

Inovasi produk
Unilever yang bisa
punya produk bersaing
yang lebih dengan produk
Product Lebih wangi Lebih praktis tinggi pesaing

Segmentasi
pasar untuk
produk
unilever harus Focus ke harga
Price Lebih murah Lebih murah lebih jelas tertentu

Meningkatan
kerja sama
dengan ritel
Di tempat untuk
penjualan penempatan
produk produk yang
unilever ada dapat langsung
produk dilihat
Place Luas Luas pengganti konsumen

Intens iklan
Pemain lama dalam hal
dan lebih branding tetap
Promotion Unggul terkenal terjaga.
ANALISI VALUE CHAIN M. PORTER

Pusat dari teori Michael E. Porter adalah marjin Marjin = nilai produk dan
jasa – biaya Perusahaan menciptakan nilai dengan melaksanakan
aktivitas, yang disebut Porter dgn Aktivitas Nilai (value activity).

ANALISIS SWOT PT. UNILEVER Tbk


1. Pendahuluan
Didalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan dituntut
untuk selalu melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan
sehingga perusahaan selalu berupaya memperbaiki diri dengan
perencanaan strategi yang baik. Untuk itulah PT Unilever sebagai
perusahaan multinasional yang memproduksi produk-produk kebutuhan
konsumen perlu untuk mengidentifikasi setiap kekuatan dan
kelemahannya, dan selalu memantau setiap peluang yang mendatangkan
keuntungan dan ancaman yang mendatangkan kerugian. Untuk memenuhi
tuntutan ini terciptalah analisis SWOT yang memiliki peran penting dalam
menetapkan suatu strategi perusahaan.

Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis didalam melakukan


analisis terhadap wujud ancaman dan kesempatan agar dapat
membedakan keadaan lingkungan yang akan datang sehingga dapat
ditemukan masalah yang ada. Dari analisis swot, perusahaan dapat
menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan
kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki perusahaan,
mengatasi ancaman yang datang dari luar, serta mengatasi kelemahan
yang ada.

1. Teori
ANALISIS SWOT
STRENGTHS ( KEKUATAN )
1.Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan
model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga
memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk
tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam
iklan tersebut.
2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat
terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah
mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT
Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar
menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)
3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan
termotivasi di segenap jajaran.
5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face
care, savoury, dan ice cream.
6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan
distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat
penjualan.
7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on
quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa
mengabaikan kualitas produk.
WEAKNESSES (KELEMAHAN)
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan
yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi
kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-
sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan
yang berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari
dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen
lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3. Jumlah karyawan yang tambun.
4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan
unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
OPPORTUNITIES (PELUANG)
1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang
menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
3. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan
konsumen.
4. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi
kosmetik yang baik.
5. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki
(49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
5. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer
goods.
6. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
7. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods
83 %.
THREATS (ANCARMAN)
1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak
kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang
disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas
lainnya.
2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3. Melemahnya daya beli konsumen.
4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan
tingginya biaya pemasaran produk.
6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri.
9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan
yang membahayakan komunitas orang utan.
10. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

ANALISIS IFAS DAN EFAS


Kondisi internal PT. Unilever indonesia Tbk
IFAS untuk mengetahui kekuatan (strange) dari PT. Unilever indonesia Tbk.
Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor
Promosi Produk yang Efektif 4 0,2 4 0,8

Pemimpin Pasar Consumer Goods 4 0,2 4 0,8

Tim Produksi yang Terampil 4 0,2 3 0,6

Kerjasama Erat dengan Para Pemasok 4 0,2 3 0,6

Jaringan Distribusi Hingga Ke Daerah –


Daerah 4 0,2 4 0,8

TOTAL 20 1 3,6
IFAS untuk mengetahui kelemahan (weakness) dari PT. Unilever indonesia
Tbk.

Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor


Jumlah Karyawan Yang Tambun 2 0,14 4 0,56

Lambatnya Konsolidasi Intern dalam


Pengambilan Keputusan 2 0,14 3 0,42

Rendahnya Penjualan Terhadap Produk


Tertentu 4 0,29 1 0,29

Ketidakjelasan Sertifikat Halal Terhadap


Produk Tertentu 4 0,29 2 0,58

Sulitnya Koordinasi Kegiatan Antar


Departemen yang Mempunyai Agenda Jadwal
Sendiri – sendiri 2 0,14 3 0,42

TOTAL 14 1 2,3
Kondisi Eksternal PT. Unilever indonesia Tbk.
EFAS untuk mengetahui peluang (opportunities) PT. Unilever indonesia Tbk.

Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor


Tingginya Kepuasan Konsumen 4 0,22 4 0,9

Banyaknya Pemain Pasar Nasional dengan


Cara Produksi yang Rendah 3 0,17 4 0,7

Stabilitas Ekonomi yang Relatif Baik 4 0,22 2 0,4


Tingginya Tingkat Ketergantungan
Masyarakat 4 0,22 3 0,7

Luasnya Potensial Market 3 0,17 4 0,7

TOTAL 18 1 3,4

EFAS untuk mengetahui ancaman (threats) PT. Unilever indonesia Tbk

Faktor Strategis Nilai Bobot Rating Skor


Kenaikan Biaya Bahan Baku 4 0,21 4 0,8

Nilai Tukar Rupiah yang Tidak Stabil 4 0,21 3 0,6

Maraknya Pemalsuan dan Penyelundupan


Produk Cina 4 0,21 4 0,8

Pengahapusan Subsidi BBM 3 0,16 3 0,5

Produk Pesaing yang Harganya Lebih Rendah 4 0,21 4 0,8

TOTAL 19 1 3,2

MATRIK SWOT
Analisis Matrik SWOT
1. a) Koordinat Analisis Internal
(Skor total Kekuatan – Skor Total Kelemahan) = 3,6 – 2,3 = 1,3

1. b) Koordinat Analisis Eksternal


(Skor total Peluang – Skor Total Ancaman) = 3,4 – 3,2 = 0,2
1. Strategi SO
Penetrasi dan pengembangan pasar atas produk-produk yang sudah ada.
2. Peningkatan kualitas, kapasitas sarana dan prasarana untuk mengantisipasi
permintaan dimasa depan.
3. Peningkatan kecepatan proses pelayanan klaim.
4. Pemantapan pola kerjasama yang sinergis dengan mitra kerja dalam hal
pemasaran IW dan SW.
5. Peningkatan kehandalan sistim pengawasan.
2. Strategi WO
Peningkatan peran Humas dalam mempromosikan dan memposisikan produk
secara efektif.
2. Peningkatan struktur pegawai yang memiliki gelar profesi.
3. Penguatan sistem manajemen investasi dan keuangan.
4. Penguatan struktur permodalan.
5. Pemantapan sistim pembebanan dan pengaturan kerja.
3. Strategi ST
Penguatan sistim akuntansi keuangan serta mekanismenya, yang komunikatif
dan interaktif dalam hubungan antara pusat dan daerah.
2. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyelesaikan klaim
sesuai dengan standar yang berlaku.
Perencanan Strategis Sistem Informasi Studi Kasus PT Jasa Raharja
(PERSERO)
3. Konsolidasi kekuatan moral SDM melalui upaya yang mengarah pada
filosofi “respect to people”
4. Peningkatan sistim kearsipan sebagai salah satu fasilitas penyedia informasi.
5. Peningkatan kualitas produk hukum untuk mendukung operasi perusahaan.
4. Strategi WT
Penguatan struktur organisasi untuk mengantisipasi perubahan dimasa depan.
2. Penguatan sistim manajemen SDM.
3. Peningkatan profesionalisme dan jiwa kewirausahaan untuk mendukung
daya saing perusahaan.
4. Pengembangan sistem komputerisasi yang terintegrasi dan mampu
mendukung proses pengambilan keputusan strategis maupun operasional.
5. Pengembangan sistim budaya kerja yang kreatif dan inovasi.
6. Perancangan program kegiatan LITBANG yang lebih berorientasi kepada
kebutuhan pasar.

Prioritas
Kuadran Posisi Titik Luas Matrik Rangking Strategis
I (S;O) ( 3,6 ; 3,4 ) 12,24 1 Growth

II (W ; O ) ( 2,3 ; 3,4 ) 7,82 3 Stabilitas

III ( W ; T ) ( 2,3 ; 3,2 ) 7,36 4 Penciutan

IV ( S ; T ) ( 3,6 ; 3,2 ) 11,52 2 Kombinasi

Inisiatif
S O Hubungannya Programnya
Tingginya
Kepuasan
Promosi Produk KonsumenLuasnya xx
Efektif Potensial Market xxx Intensifikasi Pasar

Tingginya
Pemimpin Pasar Kepuasan Pengambangan
Consumer Goods Konsumen Xxx Pasar

Jaringan Tingginya
Distribusi Hingga Kepuasan xx Pengembangan
ke Daerah – KonsumenLuasnya xxx Pasar
Daerah Potensial Market

Inisiatif
S T Hubungannya Programnya

Produk Pesaing
Promosi Produk dengan Harga
Efektif Lebih Rendah Xxx Diversi Kosentrik

Produk Pesaing
Pemimpin Pasar dengan Harga
Consumer Goods Lebih Rendah Xxx Diversi Kosentrik

Produk Pesaing
xx
dengan Harga
xx
Lebih
RendahMaraknya
Pemalsuan Produk
Jaringan
Distribusi Hingga
ke Daerah – Penghapusan
Daerah Subsidi BBM xxx Integrasi Kedepan

Inisiatif
W O Hubungannya Programnya
Penetrasi Pasar
Ketida jelasan Melalui Promosi
Sertifikat Halal Tingginya Tentang Kualitas
untuk Produk Kepuasan Produk Secara
Tertentu Konsumen xxx Besar – besaran
Variasi strategi
Strategi PT. UNILEVER,tbk dalam memasarkan produk
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER,tbk
memiliki strategi-strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar
perusahaan, strategi itu antara lain:

1) Strategi Tingkat Korporasi (corporate)


Pada tahun 2013 petumbuhan ekonomi indonesia di prediksi mengalami
perlambatan kendali tingkat investasi secara keseluruhan tetap
menunjukan sinyal positif. Tantangan besar perseroan adalah menurunnya
permintaan komoditas dari china dan volatilitas harga minyak mentah.

Dari dalam negeri tantangan terbesar adalah tekanan nilai mata uang,
kenaikan biaya pekerja, dan pengurangan subsidi BBM akan
menyebabkan inflasi yang semakin meninggi yang tentunya akan
mengurangi margin perusahaan.

Strategi efektif yang harus dilakukan perusahaan adalah menciptakan


peluang pasar terutama bagi pelanggan kelas menengah yang terus
tumbuh. Perseroan harus mengembangkan upaya peningkatan efektifitas
biaya internal sehingga jika terjadi gejolak di tingkat makro ekonomi maka
keuangan perusahaan tidak terganggu.

Perseroan juga harus mengembangkan pasar dengan menerika feedback


dari konsumen, memperluas pola konsumsi dan memberikan manfaat yang
lebih besari dari setiap produk di seluruh kategori.

2) Strategi Manajemen Keuangan


2003. Unilever saat ini sedang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti
peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya.
Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik.
Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi
merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan
berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun
2000 dan Taro tahun 2003.
Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan
internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi
hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang
telah ada.

Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan


memasarkan barang-barang konsumer. Strategi manajemen keuangan
Unilever dilakukan melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia
ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux
buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in
Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever
Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.

3) Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia


Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia.
Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka.
Setelah itu diberikan pelatihan sistem produksi, pemasaran dan keuangan
selama tiga bulan. Mereka tidak langsung kerja tetapi ditraining terlebih
dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan
pengembangan. Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara
langsung berjumlah 3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak
langsung. Total tenaga kerja yang terserap berjumlah 25.000 orang. Jika
diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga maka
perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.
Program pelatihan yang dilakukan PT Unilever, Tbk terhadap para
karyawan pada tahun 2012 mencapai 42.350 program yang menjamin
pengembangan kemampuan karyawan peruahaan

4) Strategi Manajemen Operasional


Dalam Merumuskan strategi manajemen operasional paling tidak
membutuhkan dua komponen, yaitu adanya sarana dan prasarana yang
memadai dan cara menyediakan sarana dan prasarana tersebut. Dari dua
komponen diatas, hal-hal pokok dalam manajemen operasional dapat
dijabarkan menjadi beberapa bidang, yaitu inventarisasi, prosedur,
pembelian barang, pengendalian mutu, biaya produksi, produktivitas kerja,
jadwal produksi, tenaga kerja, penggunaan fasilitas, dan pemeliharaan
peralatan.

Strategi Manajemen Operasional Unilever adalah penyertaan, merangkul


perbedaan, menciptakan kemungkinan dan berkembang bersama-sama
untuk bisnis yang lebih baik kinerjanya. Perusahaan merangkul keragaman
dalam tenaga kerja. Ini berarti memberikan perhatian penuh dan adil
kepada semua pemohon dan pembangunan berkelanjutan semua
karyawan tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, ras,
kepercayaan, cacat, atau status sosial. Keanekaragaman memainkan
peranan penting dalam memastikan perusahaan memahami kebutuhan
konsumen. Produktivitas kerja yang berusaha ditingkatkan dari tahun per
tahun dengan melatih SDM dalam bidang produksi dan keuangan.

5) Strategi Manajemen Pemasaran


Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan
perusahaan yang kita kenal dengan sebutan 4P (Product, Price, Place,
dan Promotion), termasuk pula kondisi persaingan.
Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand masing-masing
pada setiap produk, sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3
merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan segala manfaat dari
sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati
karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain sera
menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa
dicontoh oleh produsen sabun dimanapun), atau bagaimana Sosro
membagi konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum),
Estee (menyukai volume/isi lebih banyak) dan Fruit tee (anak
muda/khususnya anak sekolah yang menyukai teh rasa buah & cenderung
suka rasa manis).
Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan
kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum menyemplungkan diri
kekancah persaingan tersebut

strategi bisnis unit (diferensiasi)


 strategi bisnis unit (SBU) yang diterapkan menciptakan produk baru yang
unik dengan harga terjangkau.
Strategi bisnis unit menerapkan strategi diversifikasi konsentris yaitu
strategi yang di lakukan dengan menambah produk baru yang maqsih
terkait dengan produk yang saat ini dan memiliki keterkaitan dalam
kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan
pemasaran yang sama.

Contohnya : Setelah sukses menjangkau pasar dengan brand sunsilk dan


clear, PT. Unilever Indonesia Tbk kembali menghadirkan produk perawatan
rambut Tresemme, yang menyasar segmen pasar medium end atau
menengah ke atas, perempuan di rentang usia 21-29 tahun, smart
shopper, dan pencari style fashion.

 Strategi ini di gunakan PT. Unilever Indonesia Tbk


Karna menyadari bahwa kebutuhan perempuan indonesia untuk memiliki
rambut yang sehat dan indah semakin tinggi dan disini PT. Unilever
memberikan sesuatu yang berbeda dari produk-produk perawatan rambut
lain.

Analisa Value Chain Diferensiasi


Adanya kesesuain antara kemampuan perusahaan untuk menciptakan
produk unik yang sesuai dengan permintaan para pelanggan.

1. Menciptakan sebuah rantai nilai


 Tingkat kebutuhan konsumen/masayarakat yang berbeda
 Menyediakan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen
berkualitas, halal, aman,tidak berbahaya.
 Dibuat rantai nilai yang terpisah untuk setiap konsumen
1. Menciptakan produk-produk yang mengandung bahan tidak berbahaya
2. Menciptakan produk pangan dan non-pangan yang mengandung bahan aman
dan nyaman.

1. Identifikasi faktor penentu diferensiasi


Analisa value chain diatas :
Inbound logistik
 Penerimaan bahan baku : bahan baku diterima oleh gudang pusat. Bahan
baku diberi kode, diinput di database persediaan umtuk memudahkan kontrol
jumlah persediaan yang tersedia, persediaan yang habis, dan persediaan yang
baru di tambah.
 Pengendalian kualitas : pengendalian kualitas dilakukan oleh departemen
(Quality Control Material). Departemen ini bertugas memastikan bahan baku
yang masuk digudang sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
Operation
 Proses produksi : dilakukan oleh tenaga produksi yang mengolah bahan baku
sedemikian rupa hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Proses
produksi ini meliputi beberapa aktivitas seperti : penakaran, pencampuran, dan
pengemasan. Setelah dikemas, jumlah produk jadi tersebut diinput.
 Pengendalian produk : pengendalian produk dilakukan oleh departemen
Quality Control Product. Departemen ini bertugas memastikan bahwa produk
yang diproduksi sudah sesuai dengan standar kualitas yang sudah di tetapkan
oleh PT.Unilever Indonesia Tbk.
Outbond logistic
 Packaging : pengemasan produk dengan kardus-kardus dan siap untuk di
distribusikan ke pasar
 Distributor : barang yang sudah di packaging siap di distribusikan ke berbagai
( Distribution Center ) di seluruh dunia.
 Brand Controller : bagian ini memegang kendali pada tiap tempat yang
tersebar di seluruh dunia. Ini mempermudah kontrol terhadap jumlah produk
yang di pasarkan dan memantau jumlah produk yang tersebar.
 Produk display : produk yang di pajang disemua tempat digunakan untuk
mendemonstrasikan produk secara langsung tanpa dibuka untuk dicoba. .
Marketing and sales
market sales promotion :
untuk mempromosikan produk-produk dari PT. Unilever indonesia Tbk. Ini
sudah banyak cara yang dilakukan seperti :

1. Periklanan → semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang


atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
Contohnya seperti salah satu produk yang di keluarkan oleh PT.
Unilever baru-baru ini produk terbaru dari PT. Unilever Indonesia Tbk.
Berupa shampoo TRESEMME yang di brand ambassadorkan oleh “
KARINA SALIM “

1. Promosi Penjualan → Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong


keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
2. Hubungan Masyarakat dan Publisitas → berbagai program untuk
mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya.
3. Penjualan Secara Pribadi → interaksi langsung dengan satu calon pembeli
atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima
pesan
4. Pemasaran Langsung → penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat
penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan
atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon
pelanggan.
SERVICE
Untuk pelayan itu sendiri PT. Unilever menggunakan sistem CRM yaitu
suatu pendekatan pelayanan yang sebaik-baiknya dan pelayanan
yang memuaskan kepada konsumen yang berfokus pda pembangunan
jangka panjang dan hubungan konsumen yang berkelanjutan yang dapat
memberikan nilai tambah bagi pelanggan maupun perusahaan yang
bertujuan untuk meningkatkan keuntungan diperusahaan.

3. Penentu faktor-faktor kunci


 Memiliki pabrik, sarana, dan prasarana dalam menciptakan produk
 Memili tenaga ahli yang handal dibidangnya masing-masing
 Memili karyawan yang loyal dan sejalan dengan visi dan misi perusahaan
4. keterkaitan antara value chain perusahaan dan pelanggan
Menciptakan nilai bagi pelanggan meliputi :
1. pelanggan mendapatkan produk-produk dari PT. Unilever yang aman, nyaman,
dan tidak berbahaya.
2. pelanggan mendapat produk yang berkualitas premium dengan harga yang
relatif terjangkau.
Value Chain Berbasis Anggaran ( Budgeting )
Catatan: tiap angka dibawah ini hanyalah estimasi (perkiraan) dari saya.

1. Anggaran penjualan
Untuk mempermudah, saya ambil contoh produk dari PT. Unilever yaitu
Shampoo. Perhatikan bahwa anggaran penjualan berfluktuasi sejalan
dengan trend.

3. Penentu faktor-faktor kunci


 Memiliki pabrik, sarana, dan prasarana dalam menciptakan produk
 Memili tenaga ahli yang handal dibidangnya masing-masing
 Memili karyawan yang loyal dan sejalan dengan visi dan misi perusahaan
4. keterkaitan antara value chain perusahaan dan pelanggan
Menciptakan nilai bagi pelanggan meliputi :
1. pelanggan mendapatkan produk-produk dari PT. Unilever yang aman, nyaman,
dan tidak berbahaya.
2. pelanggan mendapat produk yang berkualitas premium dengan harga yang
relatif terjangkau.
Value Chain Berbasis Anggaran ( Budgeting )
Catatan: tiap angka dibawah ini hanyalah estimasi (perkiraan) dari saya.

1. Anggaran penjualan
Untuk mempermudah, saya ambil contoh produk dari PT. Unilever yaitu
Shampoo. Perhatikan bahwa anggaran penjualan berfluktuasi sejalan
dengan trend.

2. Anggaran produksi
 Anggaplah kebijakan perusahaan mensyaratkan 20% penjualan kuartal
berikutnya harus tersedia di persediaan akhir. Persediaan awal shampoo untuk
kuartal pertama berjalan adalah 1.500 shampoo.
 Perusahaan menginginkan adanya 3.000 shampoo dalam persediaan akhir di
akhir kuartal pertama (20% x 15.000 = 3.000)
3. Anggaran pembelian bahan baku
 Anggap tiap shampoo memiliki berat 800 gr mengandung parafin wax (
seharga Rp.10.000 ) dan parfume rose ( seharga Rp. 15.000)
 Kebijakan perusahaan memiliki 10% dari kebutuhan produksi bulan
berikutnya.
 Asumsikan pabrik memiliki 300gr parafin wax dan 250 ml parfume rose.
Dalam satuan unit pabrik membutuhkan 2 gr parafin wax dan 3 ml parfume
rose.
4. Aggaran tenaga kerja langsung
 Anggap saja suatu batch 100 shampoo membutuhkan 8 jam tenaga kerja
langsung. Maka waktu tenaga kerja langsung per shampoo adalah 0,8 jam
(8/100=0.8)
 Untuk wilayah surabaya anggap saja gaji UMR ytang di tetapkan oleh
pemerintah adalah Rp. 3.200.000 maka Rp. 3.200.000/30=Rp. 106.667
(pembulatan)
 106.667/8 jam kerja = Rp. 13.334 (pembulatan)
5. 5. Biaya Overhead
 Anggap saja kebijakan perusahaan menetapkan tarif overhead variabel adalah
Rp. 10.000/jam
 Tenaga kerja langsung dan overhead tetap di anggarkan Rp. 6.000.000 (Rp.
1.500.000/kuartal)

6. Anggaran persediaan akhir barang jadi


Overhead tetap yang dianggarkan = Rp. 6.000.000 = 1.182
(pembulatan)

Jam tenaga kerja langsung yang di anggarkan 5.080


Bisnis Proses PT. Unilever Indonesia Tbk.
Standar operational prosedur (SOP) pada evaluasi kinerja PT. Unilever
Indonesia Tbk

Program PT. Unilever Indonesia Tbk.


Program – program yang dilakukan PT UNILEVER
Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang
telah ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action).
Pelaksanaan tidak akan efektif bila tidak didahului dengan perencanaan.
Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai
tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi
dan kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentuk global
hendaknya dibuat dalam bentuk yang lebih detail, misalnya dalam bentuk
program-program kerja. Jika program kerja telah disiapkan berikut sumber
daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai.
Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa
semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya
didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak
menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi.
♥ Program yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk adalah :
Ø Program sosial masyarakat yang dilakukan brand-brand Unilever di antaranya:
1. Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy)
2. Program Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent)
3. Program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango)
4. Program memerangi kelaparan dan membantu anak Indonesia yang
kekurangan gizi (Blue Band)
Ø Dalam bidang korporasi, di bawah payung Yayasan Unilever Indonesia,
Unilever menjalankan tanggung jawab sosial perusahaannya dalam bidang
1. Program pemberdayaan masyarakat/UKM (Program Pemberdayaan Petani
Kedelai Hitam)
2. Program edukasi kesehatan masyarakat (Pola Hidup Bersih dan Sehat / PHBS)
3. Program Lingkungan (Green and Clean)

Anda mungkin juga menyukai