Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PRINSIP ENERGI dan MOMENTUM ALIRAN

Tujuan Pembelajaran Umum :


1. Mahasiswa dapat menjelaskan komponen energi dan momentum;
2. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan energi khas dan gaya khas.

Tujuan Pembelajaran Khusus :


1. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai macam energi yang membentuk persamaan energi
aliran;
2. Mahasiswa menggambarkan kurva energi khas, gaya khas dan dapat menjelaskannya;
3. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dasar momentum dan menerapkanya dalam desain
bangunan pengendali aliran.

Dalam saluran terbuka, berlaku persamaan pengatur/hukum aliran :


1. Kekekalan energi
2. Kekekalan momentum
3. Kekekalan massa/Hk. Kontinuitas

2.1 Energi dalam Saluran Terbuka


1 2
T

Sf hf
V12/2g
V22/2g
Sw

y1 = d1 cos  d1 d
V y2 = d2 cos 
d2

So
z1

bid. persamaan /datum z2

Gambar 2.1 Energi aliran dalam saluran terbuka.

Total energi di penampang 1 = Total energi di penampang 2 :


H1 = H2
 V 2
 V2
z1  d1 cos  1 1  z 2  d 2 cos  2 2  hf
2g 2g
Untuk kemiringan yang kecil, cos θ ∞ 1, maka persamaan energi di penampang 1 & 2 :

1 V12  2 V2 2
z1  y1   z2  y2   hf dalam satuan m .................... (2.1)
2g 2g

Hidrolika 2, ADJI-2013 2- 1
Untuk aliran seragam, So = Sw = Sf ( lihat Bab 3. Aliran Seragam), dan tinggi kecepatan =
V2
, Harga α (koefisien energi / koefisien Coriolis) berkisar antara 1,03 – 1,36, makin kecil
2g
kemiringan saluran makin besar α. Untuk saluran biasa, harga α sering diambil = 1.

2.2 Energi Khas/Spesifik, E


Energi khas aliran adalah : energi persatuan berat air yang diukur mulai dari dasar saluran sampai
ke arah atas saluran (ingat materi Hidrolika-1).
V2
Ey = kedalaman aliran + tinggi kecepatan, atau :
2g
Q2
Ey dalam satuan meter  m  ................................................. (2.2)
2 g A2

Untuk penampang tertentu dan Q tertentu, E = f (y)


Untuk setiap E tertentu, selalu ada 2 kedalaman y1 dan y2 (kedalaman pengganti). Kecuali pada
Emin , hanya terdapat satu kedalaman (yaitu kedalaman kritis = yc), lihat Gambar 2.2 Kurva Energi
khas/spesifik.

Gambar 2.2 : Kurva Energi khas/spesifik.

Keterangan :
y1 = kedalaman pengganti dari y2’
y2’ = kedalaman pengganti dari y1

Hidrolika 2, ADJI-2013 2- 2
Kesimpulan :
Energi khas :
 E min terjadi pada aliran kritis
 Ada 2 kedalaman pengganti (di zone aliran super-kritis dan aliran sub-kritis) pada debit
tertentu.

Gaya khas :
 F min terjadi pada aliran kritis
 Ada 2 kedalaman pasangan (di zone aliran super-kritis dan aliran sub-kritis) pada debit
tertentu.
 Pada kasus loncatan hidrolik, untuk 2 kedalaman pasangan (di zone aliran super-kritis dan
aliran sub-kritis) untuk nilai gaya khas tertentu, bila kedua kedalaman tersebut ditarik pada
kurva energy khas akan diperoleh E1 dan E2 yang besar selisihnya E1-E2 = ∆E untuk debit
tertentu (lihat gambar 2.4).

Gambar 2.4 : Penafsiran loncatan hidrolis berdasarkan kurva energi dan gaya khas/spesifik.

2.3 Gaya Khas/Spesifik, F


Jika persamaan momentum diterapkan pada bentang 1 dan 2 dari saluran prismatik,   kecil,
maka gaya tahanan akibat gesekan dan pengaruh berat sendiri air dapat diabaikan, sehingga :
W sin θ = 0, Ff = 0, β = 1, maka :
 Q V2 - ρ Q V1 = F 1 - F2
keterangan :
F1 = gaya hidrostatis = γ A1 z1 , dalam satuan Newton N.
F2 = gaya hidrostatis = γ A2 z 2 , dalam satuan Newton N.
z = jarak dari pusat massa air, dalam satuan meter [m].
V1 = Q/A1 , dalam satuan meter/detik [m/detik].
V2 = Q/A2 , dalam satuan meter/detik [m/detik].

Substitusikan harga-harga di atas kedalam persamaan :


 Q V2 - ρ Q V1 = F 1 - F2

Hidrolika 2, ADJI-2013 2- 3
y
y
2
V /2g
E F B

P
P 2'
z Titik berat
P 2" P2
C y2 C
y2
P1' yc yc P1
y1 y1
Ec E1 E F1 F

(a) Kurva Energi Khas (b) Penampang saluran (c) Kurva Gaya Khas

Sehingga persamaan di atas menjadi :


Q
(V2  V1 )  F1  F2
g
 Q2  Q2
   A1 z1   A2 z 2
g A2 g A1
dibagi dengan  sehingga menjadi :
Q2 Q2
 z1 A1   z 2 A2
g A1 g A2
Q2
F z A
g A

Sehingga persamaan umum gaya khas aliran, atau gaya persatuan berat air (), yaitu :

F
Q2
gA
 z A, dalam satuan meter kubik m  3
................................... (2.4)

y
y
2
V /2g
E F B

P
P 2'
z Titik berat
P 2" P2
C y2 C
y2
P1' yc yc P1
y1 y1
Ec E1 E F1 F

(a) Kurva Energi Khas (b) Penampang saluran (c) Kurva Gaya Khas

Hidrolika 2, ADJI-2013 2- 4
2.4 Momentum dalam Saluran Terbuka, M
Momentum adalah produk massa dikalikan dengan kecepatan aliran :
Momentum = M = m V
Jika aliran tetap, momentum tetap.

Persamaan Momentum :
Untuk setiap penampang mempunyai momentum, dari penampang satu dengan penampang
lainnya dapat disusun persamaan momentum berdasarkan hukum gerak dari Newton II, sebagai
berikut :
F =ma
= m dV/dt
= m/dt dV
F = ρQ dV
keterangan :
F = gaya aliran
ρQ = laju massa
dV = perubahan kecepatan

1 2
Ruang tilik V2/2g
2
V1 /2g
Sf
Sw
V22/2g
y1

F1 V
Q Wsin 
y2 A y

Ff F2
W
So

L

Gambar 2.3 Momentum dalam saluran terbuka.

Laju perubahan momentum :


∑Fx = ρ Q V2 - ρ Q V1 =  Q (V2 – V1)
dimana : Fx adalah gaya-gaya yang bekerja dalam arah x, yaitu : F1 , F2 , W sin θ , dan Ff .
Sehingga perubahan momentum persatuan waktu dalam ruang tilik yang dibatasi oleh pot.(1) dan
pot.(2) di hulu dan hilir saluran, selimut badan air di sekeliling penampang basah saluran, dan
atmosfir di bagian atas saluran, adalah sebagai berikut :
F1  F2  W sin   F f   Q V2  V1  ......... dalam satuan Newton  N ........( 2.3)
Keterangan :
 = kerapatan jenis massa air, dalam satuan [kg/m3], contoh :  = 1000 kg/m3.
3
Q = debit = ½ (V1+V2) b y , dalam satuan m / detik .  

Hidrolika 2, ADJI-2013 2- 5
V = kecepatan aliran, dalam satuan [m/detik].
W = berat badan air = γ b y L , dalam satuan [N].
Sin θ = (z1-z2)/L , dalam satuan [m/m].
F1 = gaya hidrostatis = ½ γ b y12 , dalam satuan [N].
F2 = gaya hidrostatis = ½ γ b y22, dalam satuan [N].
Ff = gaya tahanan akibat gesekan = γ hf b y , dalam satuan [N].
β = koefisien momentum, dalam satuan [-], secara praktis β = 1.

2.5 Debit Khas/Spesifik, Q


V2 Q2
Dari persamaan energi khas, E  y  y atau :
2g 2g  A2
Q  A 2g  E  y
Untuk mendapatkan Qmaks diperoleh dengan mendiferensialkan persamaan debit khas di atas
(persamaan 2.5), dan mengatur dQ/dy = 0 seperti berikut ini.
 A E  y 1 / 2 1 / 2 dA 
 E  y 
dQ
 2g  0
dy  2 dy 

T E  y 1 / 2 
A
2 E  y 
1/ 2

2 E  y  
A
T
Q2
Padahal telah diketahui dari persamaan energi khas, bahwa : E  y  atau :
2g A2
Q2
2 E  y   sedangkan hasil diferensiasi di aas : 2 E  y  
A
2
maka :
gA T
Q2 A 2
Qmaks A3
   c
 Kondisi umum aliran kritis.
g A2 T g Tc
Dengan kata lain : pada aliran kritis akan diperoleh debit yang maksimum (Qmax ), untuk energi
spesifik minimum tertentu ( E c  E min . tertentu).
Qmaks  (E c  y c  2 g b y c  ) 0,5
2
dalam satuan m 3 / det ik.
Y=E Ec tertentu
y2
C.D.L

yc C C.D.L
yc
y2 > y
c

yc
y1 < y y1
c

S1 > Sc Q Qmaks S2 < Sc

Hidrolika 2, ADJI-2013 2- 6
2.6 Contoh Soal
Soal -1 :
Saluran berpenampang empat persegi panjang (Epp) yang terbuat dari material batu belah dengan
koef kekasaran Manning n = 0,025, lebar saluran b = 10 m, dan kemiringan dasar saluran So =
0,0005. besarnya debit aliran Q = 44 m3/detik,
Pada segmen-1, aliran sub-kritis, hitung:
a) kedalaman normal (y) yang mengalir pada segmen-1 dari saluran tersebut ?
b) Bilangan Froude (Fr), dan tentukan jenis alirannya (kritis/subkritis/super kritis) ?
c) Energi khas (E), dan gaya khas (F) ?
Pada segmen-2 kemiringan dasar diperbesar sehingga terjadi aliran kritis, hitung :
d) kedalaman kritis (yc), dan kemiringan kritis (Sc) ?
e) Energi khas minimum (Emin), gaya khas minimum (Fmin), debit maks (Qmaks) ?

CDL
y
yc
So = 0,0005 Sc = ……. ? yc

Segmen 1 Segmen 2

Jawab :
Pada segmen-1, kondisi aliran sub-kritis:
a) Kedalaman normal (y) yang mengalir pada saluran tersebut.
2/3
nQ  by 
AR 2/3
 by  
S 1/ 2 b y
0,013 44
2/3
 10 y 
 10 y  
0,0005  1/ 2
 10  y 
2/3
 10 y 
25,581  10 y    0
 10  y 
y  2,610 m (hasil trial & error )

b) Bilangan Froude (Fr), dan tentukan jenis alirannya


A  by  10 2,610  26,10 m 2 .
V  Q / A  44 / 26,10  1,686 m / det .
V 1,686
Fr    0,333  1 (aliran sub  kritis)
g y 9,81 2,610
c) Energi khas (E), dan gaya khas (F) untuk Q = 44 m3/det.
V2 1,6862
Ey  2,610   2,755 m.
2g 2 9,81
Q2 44 2  2,610 
F  z A   26,10  41,622 m .
3
gA 9,81 26,10  2 

Hidrolika 2, ADJI-2013 2- 7
Pada segmen-2 kondisi aliran kritis:
d) Menghitung kedalaman kritis (yc), dan kemiringan kritis (Sc)

q2 Q2 44 2
yc     1,254 m.
 
3 3 3
g g b2 9,81 10 2
n 2 Vc 2 Q 44
Sc  2/3
dimana : Vc     3,508 m / det .
Rc Ac 12,54
 Ac  b y c  10 1,254  12,54 m 2. .
 Pc  b  2 y c  10  2 1,254  12,509 m.
Ac 12,54
 Rc    1,003 m.
Pc 12,509
y c 1,254
 zc    0,627 m.
2 2

Sehingga : S c 
n 2 Vc 2


0,0132 3,5082   0,002072
2/3
Rc 1,0032 / 3

e) Energi khas minimum (Emin), gaya khas minimum (Fmin), debit khas maksimum (Qmaks) :
2
V 3,5082
E min  Ec  y c  c  1,254   1,881 m.
2g 2 9,81
Q2 44 2
Fmin  Fc   z c Ac   0,627 12,54  23,600 m 3 .
g Ac 9,81 12,54

Qmaks  Qc  Ec  y c  2 g b y c  
2 0,5


 1,881  1,254 29,81 10 * 1,254 
2 0,5
 43,983  44 m 3 / det .

Hidrolika 2, ADJI-2013 2- 8
Soal -2 :
Saluran empat persegi panjang terpasang pintu sorong dengan b = 2,50 m dan data lainnya seperti
tercantum pada gambar di bawah. Skenario operasional pintu sorong sebagai berikut “selama
pengoperasian, kedalaman aliran dihulu pintu dibuat tetap sebesar y1 sedang bukaan pintu bervariasi
dimulai dari kecil-membesar” sehingga terjadi hubungan sedemikian : jika bukaan pintu sorong setinggi yg
maka pancaran air yang keluar dari ruang bawah bukaan pintu sorong sedalam y2 dan diformulasikan : y2
= Cc yg.

V1
2 garis energi total
Diminta :
2g
a) Apabila tinggi bukaan pintu yg = 50 cm, hitung
kedalaman aliran di vena kontraksi (y2), bila diketahui Cc =
V2
2

E2
0,65 ? Dan besarnya debit persatuan lebar (q) pada saat
P
E1
2g bukaan pintu sorong seperti di atas ?
y1 = 6 m b) Untuk keperluan desain struktural pintu, saudara diminta
menghitung besar dan arah gaya dorong aliran persatuan
yg lebar (P) yang bekerja pada pintu sorong tersebut ?
y2

1 2

Jawab :
a) Menghitung y2 dan Q, untuk no.absen = 27.
yg = (20 + 2*27) = 155 cm =1,55m.
y2 = Cc*yg = 0,65*1,55 = 1,008 m.
Pers. Energi di penampang 1 dan 2 :
2 2
V V
y1  1  y 2  2
2g 2g
q2 q2
y1  2
 y2  2
2 g y1 2g y2
Q2 Q2
y1  2
 y2  2
2 g A1 2 g A2
Q2 Q2
y1  y 2  2
 2
0
2 g A1 2 g A2
Q2 Q2
y1  y 2  0,9  0
2 g b 2 y1 2 2g b 2 y2 2
Q2 Q2
6,00  1,008  0,9  0
2 9,81 2 2 6 2      
2 9,81 2 2 1,0082
2 2
Q Q
6,00  1,008  0,9  0
2825,280 79,662
6,00  1,008  0,012 Q 2  0
Q  20,201 m 3 / det .

Hidrolika 2, ADJI-2013 2- 9
b) Menghitung gaya dorong aliran persatuan lebar pintu sorong :
Persamaan momentum antara penampang 1 dan 2 :

 P   Q V2  V1 
 
P1  P2  P"   Q V2  V1   P1  0,5  g y1 2  0,5 10009,81 6 2  360000,000 N 
P2  0,5  g y 2  0,5 10009,81 1,008   10150,563 N 
2 2

Q Q 20,201
V1   2 2  2 2  1,683 m / det .
A1 b y1 2 6   
Q Q 20,201
V2   2 2  2  10,025 m / det .
A2 b y 2 2 1,008 2   
Jadi gaya dorong aliran (P"), adalah : P1  P2  P"   Q V2  V1 
360000,000  10150,563  P'  1000 20,20110,025  1,683
P"  181340,8533 N  181,340 kN 
P  181340,8533 N  181,340 kN 

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 10
Quiz-1:
Saluran berpenampang empat persegi panjang (Epp) dengan lebar dasar (b) = 4 m dipasang pintu sorong,
sehingga kedalaman aliran di hulu dan di hilir pintu seperti berikut y1 = 3,86 m, dan y2 = 1,00 m
Hitung : a) Besarnya debit (Q) yang mengalir pada saluran tersebut ?
b) Energi khas di penampang-1 (E1) dan penampang-2 (E2) ?
c) Besar gaya khas di penampang-1 (F1) dan di penampang-2 (F2) ?
Jawab :
a) Menghitung debit aliran pada saluran :

:1
1
3
1 2:

z1

y1
Qtertentu
C

yC 2
z2
y2

Emin E1 = E2
b b

Jawab :
a) Menghitung besarnya debit Q yang mengalir pada saluran :
V1 2 Q2
E1  y1   y1 
2g 2 g b 2 y1 2
V2 2 Q2
E2  y2   y2 
2g 2g b 2 y2 2
E  E1  E 2
Q2 Q2
y1  2
 y2  2
2 g b 2 y1 2g b 2 y2
Q2 Q2
3,86   1,00 
2 * 9,81 42 3,862 2 * 9,81 42 1,002
Q  31,021 m 3 /detik.

b) Menghitung energi khas aliran :


V1 2 Q2 31,0212
Penampang  1 : E1  y1   y1     .....m.
2g 2 g b 2 y1 2
3,86
29,81 4 2 3,86 2   
V2 2 Q2 31,0212
Penampang  2 : E 2  y 2   y2     .....m.
2g 2g b 2 y2 2
1,00
29,81 4 2 1,00 2   

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 11
c) Menghitung gaya khas aliran :

Penampang  1 ; F1 
Q2
 z1 A1 
Q2 y 
  1  by1  
31,0212   3,86  4 * 3,86  .....m 3 .
 
g A1 g by1  2  9,81 4 * 3,86  2 
Q2 Q2  y2 
   by2  
31,0212  1,00 
Penampang  2 ; F2   z 2 A2    4 *1,00  .....m .
3
g A2 g by2  2  9,81 4 *1,00  2 

Quiz-2 :
Saluran berpenampang empat persegi panjang (Epp) dipasang pintu sorong, sehingga kedalaman aliran di
hulu dan di hilir pintu seperti berikut y1 = 2,00 m, dan y2 = 1,00 m
Hitung : a) Besarnya debit persatuan lebar (q) yang mengalir pada saluran tersebut ?
b) Energi khas di penampang-1 (E1) dan penampang-2 (E2) ?
c) Besar gaya khas di penampang-1 (F1) dan di penampang-2 (F2) ?
Jawab :
a) Menghitung debit persatuan lebar :
V1 2 q2
E1  y1   y1 
2g 2 g y1 2
V2 2 q2
E2  y2   y2 
2g 2g y2 2
E  E1  E 2
q2 q2
y1  2
 y2  2
2 g y1 2b y 2
q2 q2
2,00   1,00 
2 * 9,81 2,002 2 * 9,81 1,002
q  5,115 m 3 /detik/m'.

b) Menghitung energi khas aliran :

E1  y1 
V12
 y1 
q2
 1,00 
5,1152  ......... m.
2g 2 g y1
2
2 * 9,81 1,002
E2  y2 
V2 2
 y2 
q2
 2,00  
5,1152  ......... m.
2g 2g y2
2
2 * 9,81 2,002
Catatan : E1 harus sama dengan E 2

Quiz-3 :
Saluran berpenampang empat persegi panjang (Epp) dipasang pintu sorong, sehingga kedalaman aliran di
hulu dan di hilir pintu seperti berikut y1 = 3,00 m, dan y2 = 1,00 m
Hitung : a) Besarnya debit persatuan lebar (q) yang mengalir pada saluran tersebut ?
b) Besar kedalaman kritis (yc) pada aliran tersebut ?

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 12
Jawab :
a) Menghitung debit persatuan lebar :

V12 q2
E1  y1   y1 
2g 2 g y12
V2 2 q2
E2  y2   y2  2
2g 2g y2

E  E1  E 2
q2 q2
y1  2
 y2  2
2 g y1 2b y 2
q2 q2
3,00   1,00 
2 * 9,81 3,002 2 * 9,81 1,002
q2 q2
3,00   1,00  0
176,58 19,62
2,00  0,04531 q 2  0
2,00
q  6,644 m 3 /detik/m'.
0,04531

b) Menghitung kedalaman kritis :

q 2 3 6,6442
yc  3   1,65 m.
g 9,81

Quiz-4 :
Aliran pada saluran berpenampang empat persegi panjang (Epp) dikendalikan oleh pintu sorong dengan
data sebagai berikut; kedalaman aliran di hulu pintu y1 = 5,00 m, kecepatan aliran V1 = 0,65 m/detik, dan
kedalaman aliran di hilir pintu y2 = 0,60 m.
Hitung : a) Besarnya debit persatuan lebar (q) yang mengalir pada saluran tersebut ?
b) Besar dan arah dari gaya dorong persatuan lebar (P) yang bekerja pada pintu sorong tersebut ?
Jawab :
a) Menghitung debit persatuan lebar :
E  E1  E 2
q2 q2
y1   y2 
2 g y12 2b y 2 2
q2 q2
5,00   0,65 
2 * 9,81 5,002 2 * 9,81 0,652
q  5,615 m 3 /detik/m'.

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 13
b) Menghitung gaya dorong persatuan lebar yang bekerja pada pintu :
 PX   q V2  V1 
P1  P2  P '   q V2  V1  
122625  1765,8  P '  1000 * 5,615 9,35  1,12
120859,2  P'  46211,45
P'  120859,2  46211,45  74647,75 N / m'  
P   P '  74647,75 N / m'  

Quiz-5 (Bobot nilai 20%) : Jawaban Salah ???


Saluran berpenampang empat persegi panjang (Epp) dengan lebar dasar b = 5,00m, pada penampang 1
mempunyai kedalaman y1 = 1,75 m dan kecepatan aliran V1 = 1,20 m/detik.
Sepanjang bentang dari penampang 1 sampai penampang 2 dasar salurannya berbatuan dan sangat kasar
sehingga menimbulkan terjadinya gaya geser/gaya tahanan P f = 2500 N, dan penurunan permukaan air y 2
di penampang 2 .
garis energi garis energi total
DE = E1 - E2
E1 y1 E2
V1
Pf y2

1 2
Hitung : a) Besar kedalaman aliran (y2) dan kecepatan aliran (V2) di penampang 2 ?
b) Analisis kondisi aliran di penampang 1 dan 2 apakah aliran (kritis/subkritis/super kritis) ?
c) Besarnya hilang energi khas (ΔE) akibat kekasaran dasar saluran tersebut ?
Jawab :
Menghitung kedalaman aliran y2, dan kecepatan aliran V2:

 PX   Q V2  V1 
P1  P2  Pf   Q V2  V1   dimana :
 P1  1
2 1000 * 9,81 1,752 5,00  75107,81 N 
g y1 2 b  1
2

 P2  1 2 g y 2 2 b  1 2 1000 * 9,81  y 2 2 5,00  24525 y 2 2 N 


 Q  V1 b y1  1,20 5,00 1,75  10,50 m 3 / det . / m'.
Q 10,5 2,10
 V2    m / det .
by 2 5 y 2 y2

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 14
Sehingga :
P1  P2  Pf   Q V2  V1 
 2,10 
75107,81  24525 y 2  2500  1000 *10,50   1,20 
2

 y2 
22050
72607,81  24525 y 2   12600  0
2
y2
22050
85207,81  24525 y 2 2   0  kalikan dengan y 2
y2
85207,81 y 2  24525 y 2 3  22050  0
y 2  0,264 m. (hasil trial and error )

b) Mengecek kondisi aliran : ???


V1
 0,289  1 aliran super  kritis 
1,20
Penampang 1 ; Fr1  
g y1 9,81*1,75
V2 Q / A2
 4,942  1 aliran sub - kritis 
10,50 /(5,00 * 0,264)
Penampang 2 ; Fr2   
g y2 g y2 9,81* 0,264 ??
c) Menghitung hilang energi :

E1  y1 
V1 2
 y1 
q2
 1,75 
2,102
 1,82 m.
2g 2 g y1 2 2 * 9,81 1,752
E2  y2 
V2 2
 y2 
q2
 0,2136 
2,102
 5,14 m.
2g 2g y2 2 2 * 9,81 0,21362
DE  E1  E 2  1,82  5,14  3,32 m.

Quiz-6 :
Pada gambar dibawah ini memperlihatkan sebuah pintu geser yang terpasang pada saluran “Epp”.
Hitung: lengkapi data kosong pada setiap kasus (a, b, c, d) dalam tabel di bawah ini
Pintu sorong
garis energi total
V 2 
2 hL  0,1  1 
Energi losses V1  2g 
 
2g
Kasus y1 y2 q hL
(m) (m) (m3/det/m') (m) 2
V2
a ……… 0,30 2,50 diabaikan P 2g
E2
E1
b 4,00 ……… 2,00 diabaikan y1

c 4,00 ……… 2,00 0,1 V12/2g yg


d 3,00 0,25 ……… diabaikan y2

1 2

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 15
Jawab :
1) Kasus a :
E  E1  E 2
q2 q2
y1  2
 y2  2
2 g y1 2g y2

y1 
2,52
 0,30 
2,52
2 * 9,81 y12 2 * 9,81 0,302
0,31855
y1   3,83947  dikalikan dengan y1
2
2
y1
y1  3,83947 y1  0,31855  0
3 2

y1  53,818 m. hasil trial and error

2) Kasus b :
E  E1  E 2
q2 q2
y1  2
 y2  2
2 g y1 2b y 2

4,00 
22  y2 
22
2 * 9,81 4,002 2 * 9,81 y 2 2
0,20387
4,01274  y 2  2
y2
y 2  4,01274 y 2  0,20387  0
3 2

y 2  0,232 m. hasil trial and error

3) Kasus c :
E  E1  E 2
q2 q2 V1 2
y1   y2   0,1
2 g y1 2 2b y 2 2 2g
q2 q2 q2
y1   y2   0,1
2 g y1 2 2b y 2 2 2 g y1 2

4,00 
22  y2 
22  0,1
22
2 * 9,81 4,002 2 * 9,81 y 2 2 2 * 9,81 4,002
0,20387
4,01274  y 2   0,00127  dikalikandengan y 2
2
2
y2
y 2 3  4,01147 y 2 2  0,20387  0
y 2  0,233 m. hasil trial and error

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 16
4) Kasus d :
E  E1  E 2
q2 q2
y1  2
 y2  2
2 g y1 2b y 2
q2 q2
3,00   0,25 
176,58 12,2625
3,00  0,25  0,08155 q 2  0,00566 q 2
0,07589 q 2  2,75
2,75
q  6,01969 m 3 /detik/m'.
0,07589

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 17
Contoh Soal - 1 :
Saluran empat persegi panjang terpasang pintu sorong dengan b = 2,00 m dan data lainnya seperti
tercantum pada gambar di bawah. Skenario operasional pintu sorong sebagai berikut “selama
pengoperasian, kedalaman aliran dihulu pintu dibuat tetap sebesar y1 sedang bukaan pintu bervariasi
dimulai dari kecil-membesar” sehingga terjadi hubungan sedemikian : jika bukaan pintu sorong setinggi yg
maka pancaran air yang keluar dari ruang bawah bukaan pintu sorong sedalam y2 dan diformulasikan : y2
= Cc yg.
pintu sorong garis energi total
V1
2
hL = 0,1 (V12/2g) Diminta :
2g a) Apabila tinggi bukaan pintu yg = (20+5a) cm, hitung
kedalaman aliran di vena kontraksi (y2) bila diketahui Cc = 0,65 ?
2
V2 Dan besarnya debit aliran (Q) pada saat bukaan pintu (yg)
2g E2
E1 y1 = 6 m tingginya seperti di atas ?
b) Untuk keperluan desain struktural pintu saudara diminta
yg menghitung besar dan arah gaya dorong aliran (P) yang bekerja
y2
pada pintu sorong tersebut ?
1 2

Jawab :
c) Menghitung y2 dan Q, untuk no.absen = 27.
yg = (20 + 2*27) = 155 cm =1,55m.
y2 = Cc*yg = 0,65*1,55 = 1,008 m.
Pers. Energi di penampang 1 dan 2 :
V1 2 V 2 V 2 
y1   y 2  2  0,1  1 
2g 2g  2g 
 
Q2 Q2 Q2
y1   y2   0,1
2 g A1 2 2 g A2 2 2 g A1 2
Q2 Q2
y1  0,9  y2 
2 g A1 2 2 g A2 2
Q2 Q2
y1  y 2  0,9  0
2 g A1 2 2 g A2 2
Q2 Q2
y1  y 2  0,9 2
 2
0
2 g b 2 y1 2g b 2 y2
Q2 Q2
6,00  1,008  0,9  0
2 9,81 2 2 6 2      
2 9,81 2 2 1,0082
Q2 Q2
6,00  1,008  0,9  0
2825,280 79,662
6,00  1,008  0,012 Q 2  0
Q  20,201 m 3 / det .

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 18
d) Menghitung gaya dorong aliran yang bekerja pada pintu sorong :
Persamaan momentum antara penampang 1 dan 2 :

 P   Q V2  V1 
P1  P2  P"   Q V2  V1   P1  0,5  g b y1 2  0,5 1000 9,81 2  6 2  360000,000 N   
P2  0,5  g b y 2 2  0,5 1000 9,81 2  1,008   10150,563 N 
2

Q Q 20,201
V1   2 2  2 2  1,683 m / det .
A1 b y1 2 6   
Q Q 20,201
V2   2 2  2  10,025 m / det .
A2 b y 2 2 1,0082   
Jadi gaya dorong aliran (P"), adalah : P1  P2  P"   Q V2  V1 
360000,000  10150,563  P '  1000 20,201 10,025  1,683
P"  181340,8533 N  181,340 kN  
P  181340,8533 N  181,340 kN 

Contoh Soal – 2:
CDL
y Aliran sub-kritis mengalir pada saluran berpenampang empat
yc
So = 0,0005 Sc = ……. ? yc persegi panjang yang terbuat dari material batu belah dengan
koef. kekasaran Manning n = 0,025, b = 10m, kemiringan dasar
Segmen 1 Segmen 2 So = 0,0005, dan debit yang mengalir Q = 44 m3/detik.

Kemudian pada segmen-2 kemiringan dasar saluran berubah menjadi kemiringan kritis (Sc), sehingga
kedalaman alirannya ikut menyesuaikan menjadi kedalaman kritis (yc).

Pertanyaan :
1) Pada saat kondisi aliran sub-kritis (yang mengalir pada segmen-1) :
a. Hitung kedalaman normal (y) dari saluran tersebut ?
b. Hitung bilangan Froude (Fr), dan jenis aliran apakah (subkritis/superkritis) ?
c. Hitung Energi khas (E), gaya khas (F), dan debit khas (Q) pada kedalaman aliran tersebut?

2) Pada saat kondisi aliran berubah menjadi kritis (yang mengalir pada segmen-2) :
d. Hitung kedalaman kritis (yc) dan kemiringan kritis (Sc), bila debit dan lebar saluran tetap seperti
data di atas.
e. Energi khas minimum (Emin), gaya khas minimum (Fmin), dan debit khas maksimum (Qmaks) yang
terjadi pada aliran kritis tersebut.
Jawab :
1) Saat kondisi aliran sub-kritis yang melalui segmen-1:
a) Kedalaman normal (y)
2/3 2/3 2/3 2/3
nQ  A  by   10 y   10 y 
 AR 2/3
 A   by    10 y    10 y  
S P  b  2y   10  2 y   10  2 y 

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 19
2/3 2/3 2/3
nQ  A  by   10 y 
AR 2/3
 A   by    10 y  
S P  b  2y   10  2 y 
0,013 44
2/3
 10 y 
 10 y  
0,0005  10  2 y 
2/3
 10 y 
25,581  10 y    0
 10  2 y 
y  2,610 m (hasil trial & error )

b) Menghitung bilangan Froude (Fr) dan analisis jenis aliran :


Q Q 44
V     1,686 m / det .
A by 10 (2,610)

Fr 
V

1,686
 0,333  1  jenis aliran sub  kritis
gy 9,81 2,610
c) Energi khas (E), gaya khas (F), dan debit khas (Q) pada kedalaman aliran tersebut
V2 1,6862
Ey  2,610   2,755 m
2g 2 9,81
Q2 Q2  y 44 2
   b y   10  2,610  41,622 m 3 .
2,610
F zA  
gA g b y   2  9,81 10  2,610 2

2) Saat kondisi aliran kritis yang melalui segmen-2:


a) Kedalaman kritis (yc); energi khas min (Emin); gaya khas min (Fmin); debit khas max (Qmax):
Q2 44 2
yc    1,254 m.
 
3 3
g b2 9,81 10 2
2
V 3,5082
E c  E min  y c  c  1,254   1,881 m.
2g 2 9,81
Q2 Q2 y 
Fc  Fmin   z c Ac    c  b y c 
g Ac g b y c   2 
44 2
  0,627 12,54  23,600 m 3 .
9,81 12,54

Qc  Qmax  Ec  y c  2 g b y c  
2 0,5


 1,881  1,254 2 9,81 10 * 1,2542 0,5
 43,983 m 3 / det .

b) Menghitung kemiringan kritis (Sc)

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 20
b) Menghitung kemiringan kritis (Sc):

Sc 
n 2 Vc
2


0,0132 3,5082   0,002072  V 
Q

Q

44
 3,508 m.
Rc
4/3
1,003 4/3 c
Ac b y c 10 * 1,254
Ac  b y c  10 * 1,254  12,54 m 2 .
Pc  b  2 y c  10  2 *1,254  12,509 m.
Ac 12,54
Rc    1,003 m.
Pc 12,509
y c 1,254
zc    0,627 m.
2 2

2.7 Soal latihan (Tugas Tengah Semesteran)

1) Saluran berpenampang Epp, dengan lebar dasar (b) = 4 m, untuk E tertentu terdapat kedalaman
pasangan y1 = 3,86 m di zone sub-kritis dan y2 = 1,00 m di zone super-kritis.
Hitung : a) Besarnya debit (Q) yang mengalir pada saluran tersebut ?
b) Besar energi khas (E) dan gaya khas (F), untuk kedua kedalaman tsb. ?

2) Saluran berpenampang Epp, untuk E tertentu terdapat kedalaman pasangan y1 = 2 m di zone


sub-kritis dan y2 = 0,50 m di zone super-kritis.
Hitung : a) Besarnya debit persatuan lebar (q) yang mengalir pada saluran tersebut ?
b) Besar energi khas E dan gaya khas F persatuan lebar saluran, untuk kedua
kedalaman tersebut ?

3) Saluran penampang Epp, untuk Emin tertentu hanya terdapat kedalaman kritis yc = 0,80 m yang
berada di garis kritis miring 2:3.
Hitung : a) Besarnya debit persatuan lebar (q) yang mengalir pada saluran tersebut ?
b) Besarnya Emin, dan Fmin, persatuan lebar saluran ?

4) Saluran penampang Epp, untuk Fmin tertentu hanya terdapat kedalaman kritis yc = 1,00 m
yang berada di garis kritis miring 2:3.
Hitung : a) Besarnya debit (Q) yang mengalir pada saluran tersebut, bila b = 4 m ?
b) Besarnya Emin, dan Fmin, pada kedalaman kritis tersebut ?

5) Saluran berpenampang Epp. dengan lebar dasar b = 3,00 m, dan debit Q = 5,00 m3/detik.
Diminta : a) Hitung kedalaman kritis yc dan energi khas kritis Ec ?
b) Tentukan tiga nilai kedalaman y1, y2, y3 di zone super-kritis, dan hitung energi
khas E1, E2, E3. Kemudian hitung ketiga kedalaman pasangannya (trial and
error) di zone sub-kritis untuk ketiga energi khas tersebut ?
c) Plot/Gambar kurva energi khas (kurva E-y) hasil perhitungan tersebut?

6) Saluran berpenampang Epp. dengan lebar dasar b = 3,00 m, dan debit Q = 5,00 m3/detik.
Diminta : a) Hitung kedalaman kritis yc untuk gaya khas kritis Fmin ?

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 21
b) Tentukan lima nilai kedalaman y1, y2, y3, y4, dan y5 di zone super-kritis, dan
hitung lima gaya khas F1, F2, F3, F4, dan F5 yang berkaitan, demikian juga
lakukan hal sama di zone sub-kritis ?
c) Plot/Gambar kurva gaya khas (kurva F-y) hasil perhitungan tersebut ?

7) Saluran berpenampang Epp. dengan lebar dasar b = 3,00 m, dan Ec = Emin = 0,985 m.
Diminta : a) Hitung kedalaman kritis yc dan debit khas maksimum Qmax ?
b) Tentukan lima nilai kedalaman y1, y2, y3, y4, dan y5 di zone super-kritis, dan
hitung lima debit khas Q1, Q2, Q3, Q4, dan Q5 yang berkaitan, demikian juga
lakukan hal sama di zone sub-kritis ?
c) Plot/Gambar kurva debit khas (kurva Q-y) hasil perhitungan tersebut ?

8) Saluran berpenampang Epp. dengan lebar dasar b = 3,00 m, dan debit Q = 5,00 m3/detik.
Diminta : a) Lakukan uji banding kelandaian antara kurva F-y terhadap kurva E-y, apakah
betul kurva F-y lebih landai ? Saran : manfaatkan hasil perhitungan soal (5 & 6)
sebagai data plotting kedua kurva tersebut (gabung dalam 1 chart, OK) !
b) Lakukan uji banding posisi kurva E-y, bila debit alirannya diperbesar Q = 7
m3/detik, apakah kurva E-y posisinya berada di atas kurva E-y untuk Q = 5
m3/detik, dan sebaliknya bila debit alirannya diperkecil Q = 3 m3/detik ? Saran :
manfaatkan hasil perhitungan soal (5) sebagai data plotting ketiga kurva Q-y
tersebut (gabung dalam 1 chart, OK) !

9) Saluran berpenampang Epp. alirannya dikendalikan oleh pintu sorong dengan data sebagai
berikut : kedalaman aliran di hulu pintu y1 = 5,00 m, dan kedalaman aliran di hilir pintu y2 =
0,60 m.
Hitung : a) Besarnya debit persatuan lebar (q) yang mengalir pada saluran tersebut, bila
head losses akibat kontraksi pintu hL = 0,1 V22/(2g) ?
b) Besar dan arah gaya dorong aliran persatuan lebar (P) yang bekerja pada pintu
sorong tersebut ?

10) Saluran berpenampang Epp. dengan b = 2,50 m, alirannya dikendalikan oleh pintu sorong
dengan data sebagai berikut : kedalaman aliran di hulu pintu y1 = 5,00 m, dan kedalaman
aliran di hilir pintu y2 = 0,60 m.
Hitung : a) Besar debit (Q) yang mengalir pada saluran tersebut, bila head losses
akibat kontraksi pintu hL = 0,1 V22/(2g) ?
b) Besar dan arah gaya dorong aliran (P) yang bekerja pada pintu sorong
tersebut ?

Instruksi tambahan :
a) Soal (5), (6), (7), dan (8) harus dikerjakan dalam format MS. Excell, dengan
menampilkan nilai titik-titik kedalaman aliran dalam kurvanya !

--------------------------- Selamat mengerjakan semoga sukses, oke -------------------------------

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 22
DAFTAR PUSTAKA

1. Chow, V.T., Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta, 1989.

2. Giles,Ranald V.,Teori dan Soal-Soal Mekanika Fluida dan Hidrolika, Edisi


kedua Erlangga, Jakarta, 1984.

3. Gunawan T., Soal & Penyelesaian Hidrolika, 2007.

4. Kodoatie, Robert J., Hidrolika Terapan, 2002.

5. Maryono, Agus, Hidrolika Terapan, 2003.

6. Raju, K.G. Rangga, Aliran Melalui Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta, 1988.

7. Subramanya K.,Flow in Open Channel, 1987.

Hidrolika 2, ADJI-2013 2 - 23

Anda mungkin juga menyukai