Anda di halaman 1dari 22

Digunakan untuk mengumpulkan Tugas Makalah

“Fungsi Perbankan”

DOSEN PENGAJAR : Luckman Ashary, S.E.MM

Disusun oleh :
Yulia Ika Wati (201813129)
Yuni Riantika (201813125)
Nandya maulibi safitri (201813226)

KELAS 1 F
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH
SITUBONDO
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
rahmat dan hidayahNya kepada kita, sehingga kami selaku tim penyusun masih
diberi kemampuan untuk dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya dan para sahabatnya serta kepada umatnya sampai akhir
zaman.

Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Penulisan Makalah
ini juga dibuat guna meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap apa itu arti
uang dan perbankan sebenarnya serta dapat mengaitkan makalah yang kami buat
dengan kejadian di lapangan. Adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami
selaku tim penyusun, apabila makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
mahasiswa dan mahasiswi lainnya. Kami selaku tim penyusun menyadari bahwa
pembuatan makalah ini belum sepenunya sempruna, namun berkat bimbingan,
petunjuk dan bantuan dari berbagai buku dan situs internet dalam penyusunan
makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya serta berharap
semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
AmiinYaaRobbal ‘Alamiin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam nomor satu di
dunia, yang sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi negara maju. tapi
sayangnya banyak hambatan-hambatan yang menghalangi kemajuan tersebut.
Salah satu faktornya adalah kondisi keuangan yang sampai saat ini menjadi
masalah yang sangat serius. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan
dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana.
Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10 tahun 1998, tanggal 10 November 1998
yang menjelaskan mengenai Perbankan. Menurut UU RI no. 10 tahun 1998 yang
dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak”. Seperti pada pengertiannya, yang pada intinya perbankan
merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali ke masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat terlihat sekilas mengenai peranan perbankan
yang diharapkan dapat memajukan perekonomian di Indonesia. Dua hal tersebut
merupakan tugas inti dari sebuah Bank Umum . Namun seiring dengan
berjalannya waktu, tugas dari Bank Umum kini semakin berkembang, diantaranya
yaitu:
Penciptaan uang. Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral,
yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan
bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam
pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah
jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum
menciptakan uang giral.
Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran. Fungsi lain dari bank
umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme
pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank
umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa
jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran,
pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas
pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem
pembayaran elektronik.
Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat. Dana yang paling banyak
dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan
terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk
lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum
menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga
keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan
kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional. Bank umum juga sangat
dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional,
baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi
antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis,
jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum
yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian
transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak
yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah,
cepat, dan murah.
Penyimpanan Barang-Barang Berharga. Penyimpanan barang-barang
berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum.
Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti
perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank
untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang
semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan
sekuritas atau surat-surat berharga.
Pemberian Jasa-Jasa Lainnya. Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya
oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat
membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui
atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank, atas dasar
pentingnya pembahasan dan pengkajian mengenai peran perbankan dalam
perekonomian di atas maka kami mengambil topik permasalahan ini untuk dikaji
bersama.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi Rumusan Masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian lembaga perbankan ?
2. Apa fungsi dan tujuan lembaga perbankan ?
3. Apa tujuan pendirian lembaga perbankan ?
4. Bagaimana asas hukum lembaga perbankan ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang mejadi tujuan
penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian lembaga perbankan.
2. Mengetahui fungsi dan tujuan lembaga perbankan.
3. Mengetahui tujuan pendirian lembaga perbankan.
4. Memahami asas hukum lembaga perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lembaga Perbankan
a. Definisi Bank
Bank berasal dari bahasa Italia yang berarti bantu atau pembantu. Namun
seiring berjalannya waktu, pengertian bank meluas menjadi suatu bentuk pranata
sosial yang bersifat finansial, yang melakukan kegiatan keuangan dan
melaksanakan jasa-jasa keuangan. Secara umum bank adalah suatu badan usaha
yang memiliki wewenang dan fungsi untuk untuk menghimpun dana masyarakat
umum untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut.
Agar pengertian bank menjadi jelas, berikut beberapa definisi menurut
para ahli :
1. Undang-undang Repuplik Indonesia no 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang
telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 :
a) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
b) Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
c) Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak membeikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.[1]
2. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha yang
kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta
bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.
Bank selaku stabilitator moneter diartikan bahwa bank mempunyai
kewajiban ikut serta menstabilkan nilai tukar uang, nilai kurs, atau harga barang-
barang relatif stabil atau tetap, baik secara langsung maupun mekanisme Giro
Wajib Minimum (GWM), Operasi Pasar Terbuka, atau pun Kebijakan Diskonto.
Sedangkan bank sebagai dinamisator perekonomian maksudnya bahwa
bank merupakan pusat perekonomian, sumber dana, pelaksanaan lalu lintas
pembayaran, memproduktifkan tabungan, dan mendorong kemajuan perdagangan
nasional dan internasional. Tanpa peranan perbankan, tidak mungkin dilakukan
globalisasi perekonomian.
Bank memiliki asas dalam melaksanakan kegiatan usahanya yakni
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama
perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat (finacial intermediary).
B. Pengertian Perbankan
Pengertian perbankan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Dapat disimpulkan bahwa bank ialah badan usaha
milik negara maupun swasta yang memiliki fungsi dan tugas perbankan untuk
menghimpun serta menyalurkan dana ke masyarakat dan melakukan kegiatan lain
yang berhubungan dengan keuangan.
Sistem perbankan di Indonesia menganut asas demokrasi ekonomi. Maksudnya
ialah perbankan menjalankan tugasnya dengan prinsip adil serta penuh kehati-
hatian. Sementara itu, tujuan dari perbankan itu sendiri adalah menunjang
pelaksanaan perekonomian di Indonesia, menunjang pembangunan nasional dan
meningkatkan pemerataan pembangunan, serta mengawasi pertumbuhan ekonomi
dan stabilitas nasional demi kesejahteraan hajat hidup orang banyak.
C. Fungsi dan Tugas Perbankan
Fungsi dan tugas perbankan tentunya tidak lepas dari masalah keuangan. Bank
yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan serta menjaga
stabilitas perekonomian, memiliki tugas yang sangat kompleks. Berikut fungsi
perbankan secara umum :
1) Sebagai penghimpun dana
Penghimpun dana di sini maksudnya adalah bank berfungsi untuk
mengumpulkan dana dari masyarakat berupa usaha perbankan seperti
simpanan giro atau tabungan maupun deposito. Namun dana yang
dihimpun tak hanya berasal dari masyarakat, tetapi juga dari sumber lain
seperti dana yang bersumber dari modal saat mendirikan bank, dan juga
dana yang bersumber dari lembaga keuangan lain yang berupa pinjaman.
bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber,
yaitu:
a) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal
waktu pendirian.
b) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui
usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan
tabanas.
c) Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari
pinjaman dana yang berupa kredit lekuiditas dan call money (dana
yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam).
2) Sebagai penyalur atau pemberi kredit bank
Sistem perbankan tidak hanya berpusat pada penghimpunan dana saja,
namun juga kegiatan penyaluran dana dan pemberian kredit kepada
masyarakat. Dana tersebut tidak sembarang dipinjamkan, melainkan
disalurkan dalam bentuk kredit untuk keperluan usaha. Melalui fungsinya
ini, bank akan mendapatkan keuntungan dari program bagi hasil yang
biasanya menjadi syarat utama ketika akan meminjam uang, atau bisa juga
dengan menetapkan bunga kredit.
Sayangnya pemberian kredit ini memiliki banyak risiko yang tentunya dapat
merugikan pihak bank. Oleh karena itu, penyaluran dana berupa sistem
kredit ini harus dilakukan dengan sangat teliti dan hati-hati. Jika suatu bank
mengalami kerugian, maka bank tersebut akan dilikuidasi atau dihentikan
usaha perbankannya. Selain pemberian kredit, dana dapat juga disalurkan
melalui pembelian surat-surat berharga.
3) Sebagai pelayan jasa
Bank berfungsi untuk melayani lalu lintas keuangan dan melakukan
kegiatan perbankan lainnya seperti pengiriman uang, pembuatan kartu
kredit, cek wisata, inkaso, dan berbagai aktivitas perbankan lainnya.
Jika fungsi di atas diklasifikasikan lagi maka fungsi bank dibagi menjadi
Fungsi Utama dan Fungsi Tambahan.
 Fungsi Utama, meliputi:
1. Penghimpun dana.
2. Pembiayaan.
3. Peningkatan faedah dari dana masyarakat.
4. Penanggung resiko.
 Fungsi Tambahan, meliputi:
1. Memberikan fasilitas pengiriman uang.
2. Penggunaan cek.
3. Memberikan generasi bank.

Sistem perbankan juga memiliki tiga fungsi utama yang lain, yaitu agent of
trust, agent of development, dan agent of services.
- Fungsi agent of trust adalah bank sebagai lembaga yang berlandaskan
kepercayaan (trust) antara penghimpun dana dan penyalur dana.
Kepercayaan sangat penting dimiliki agar kegiatan perbankan antara
kedua belah pihak seperti penyimpanan uang dan penyaluran uang
berupa kredit dapat berjalan dengan lancar.
- Fungsi agent of development adalah bank sebagai lembaga yang
memobilisasi dana untuk kegiatan pembangunan ekonomi. Kegiatan
tersebut berupa investasi, distribusi, dan konsumsi barang atau jasa.

- Sementara fungsi agent of services adalah bank sebagai lembaga yang


menawarkan jasa kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan tentunya
berhubungan dengan kegiatan perbankan.

D. Fungsi Perbankan
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
a. Menetapkan target moneter dengan mempertimbangkan laju inflasi
yang sedang terjadi
b. Melakukan pengendalian moneter dengan cara operasi pasar terbuka di
pasar uang (rupiah ataupun valuta asing), penetapan diskonto,
menetapkan cadangan wajib minimum, serta pengaturan dan
pembiayaan kredit
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan atau izin atas jasa sisa
pembayaran
b. Mengharuskan untuk membuat dan menyampaikan laporan kegiatan
kepada penyelenggara jasa sistem pembayaran
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran

E. Fungsi dan Tujuan Lembaga Perbankan


Di Indonesia, lembaga perbankan memiliki misi dan fungsi sebagai agen
pembangunan (agent of development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.
Lembaga perbankan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sangat
besar, selain memiliki fungsi tradisional, yaitu untuk menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat dalam arti sebagai perantara pihak yang berlebihan
dana dan kekurangan dana, yakni fungsi financial intermediary, juga berfungsi
sebagai sarana pembayaran
Perbankan nasional berfungsi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat
dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan
koperasi. Untuk mencapainya perbankan Indonesia harus memiliki komitmen.
Komitmen ini oleh Nyoman Moena diterjemahkan ke dalam bahasa perbankan,
yaitu perbankan Indonesia berfungsi sebagai :
1.Lembaga kepercayaan;
2.Lembaga pendorong pertumbuhan ekonomi;
3.Lembaga pemerataan.
Jika diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk tanggung jawab, maka bentuk-
bentuk tanggung jawab perbankan, adalah :
1.Tanggung jawab prudential (bank harus sehat);
2.Tanggung jawab komersial (bank harus untung);
3.Tanggung jawab finansial (bank harus transparan);
4.Tanggung jawab sosial (kemampuan mengakomodir harapan stake holderes
secara adil).
F. Tujuan Jasa Perbankan
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa
perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan:
Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi
nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu kredit. Ini
adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya
penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat
diperdagangkan dengan cara barter yng memakan waktu.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya
kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana
untuk investasi dan pemanfaatan yang lebh produktif. Bila peran ini berjalan
dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini,
uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman
dan bisnis tidak dapat dibangun arena mereka tidak memiliki dana pinjaman.
G. Asas Hukum Lembaga Perbankan
Secara umum dapat dikatakan bahwa hukum perbankan adalah hukum
yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perbankan. Tentu untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai pengertian hukum
perbankan tidaklah cukup dengan memberikan rumusan yang demikian. Maka
diperlukan pendapat para ahli hukuim perbankan.
Munir Fuady mendefinisikan hukum perbankan adalah seperangkat kaidah
hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin dan
lain-lain yang mengatur masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek
kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank,
perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggungjawabpara pihak
yang tersangkutn dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh bank, dan lain-lain yang berkenan dengan dunia perbankan,
Dalam kacamata sistem hukum nasional, hukum perbankan telah
berkembang menjadi hukum sektoral dan fungsional, oleh karena itu hukum
perbankan dalam kajiannya meniadakan pembedaan antara hukum publik dan
hukum privat, sehingga bentang ruang lingkupnya sangat luas. Kalau mau dirinci
hukum perbankan itu mencakup bidang hukum administrasi, hukum perdata,
hukum dagang, hukum pidana dan hukum internasional.

1. Asas Hukum Perbankan


Asas demokrasi ekonomi ditegaskan dalam Pasal 2 UU Perbankan yang
diubah. Pasal tersebut menyatakan bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan
usahnya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian. Ini berarti fungsi dan usaha perbankan diarahkan untuk melaksankan
prinsip-prinsip yang terkandung dalam demokrasi ekonomi yang bedasarkan
Pancasila dan UUD 1945, Demokrasi ekonomi ini tersimpul dlam Pasal 33 UUD
1945, yaitu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluragaan.. Yang mana dengan asas ini, tidak terjadi monopoli. Hal ini
dikarenakan setiap warganegara berhak untuk mendapat suatu hal yang sama.

Adapun Prinsip-Prinsip Hukum Perbankan adalah sebagai berikut :

a) Prinsip Kepercayaan
Prinsip kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank
dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dengan nasabahnya. Bank
terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan padanya atas
dasar kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya
dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat
padanya.
Prinsip ini merupakan tulang punggung dari suatu bank yang dapat
mendukung kemajuan bank. Dengan kokohnya kepercayaan yang diterima
oleh bank dari masyarakat, maka akan dapat memberikan eksistensi dan value
yang baik terhadap bank tersebut.

b) Prinsip Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan adalah Prinsip yang mengharuskan atau mewajibkan
bank merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan
lain-lain dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib
dirahasiakan. Kerahasiaan ini adalah untuk kepentingan bank sendiri karena
bank memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di
bank. Dalam Pasal 40 UU perbankan menyatakan bahwa bank wajib
merahasiakan informasi mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.

c) Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle)


Prinsip Kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank
dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip
kehati-hatian dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan
padanya.
Tentunya bahwa bank sebagai lembaga yang mengelola uang nasabah,
diharapkan oleh nasabah itu pula bahwa bank dapat mengelola uang yang
disimpan secara baik dan hati – hati. Ketika hal ini dapat dilakukan dengan
baik oleh pihak bank, maka bukan tidak mungkin akan dapat meningkatkan
kepercayaan nasabah terhadap bank yang digunakan untuk menyimpan
uangnya tersebut.

d) Prinsip Mengenal Nasabah (know how costumer principle)


Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk
mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi
nasabah termasuk melaporkan setiap transaksi yang mencurigakan. Prinsip
mengenal nasabah nasabah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/1
0/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal nasabah. Tujuan yang
hendak dicapai dalam penerapan prinsip mengenal nasabah adalah
meningkatkan peran lembaga keuangan dengan berbagai kebijakan dalam
menunjang praktik lembaga keuangan, menghindari berbagai kemungkinan
lembaga keuangan dijadikan ajang tindak kejahatan dan aktivitas illegal yang
dilakukan nasabah, dan melindungi nama baik dan reputasi lembaga
keuangan.
BAB III
CONTOH KASUS
Masalah Gadai Emas, BI akan panggil BRI Syariah
Bank Indonesia berencana akan memanggil Bank Rakyat Indonesia Syariah
(BRIS) dan seniman Butet Kertaradjasa terkait masalah skema gadai emas.
Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia Edy Setiadi
mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut BI akan mendengarkan penjelasan
BRIS terkait kesalahpahaman yang terjadi.
"Bank Indonesia, dalam waktu dekat akan memanggil BRIS untuk memberikan
penjelasan mengenai permasalahan kesalahpahaman antara BRIS dan
nasabahnya," kata Edy kepada VIVAnews di Jakarta, Sabtu 15 September 2012
Sementara, untuk melakukan proses mediasi, Edy menambahkan, BI masih
mempelajari permasalahan lebih lanjut. "BI akan mempelajari permasalahan
tersebut terlebih dahulu sebelum melakukan tindak lanjutnya," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gadai Emas, produk gadai di bank syariah, yang
sempat dipermasalahkan Bank Indonesia, akhirnya menuai kasus. Seniman Butet
Kartaredjasa mengadukan produk gadai syariah Bank Rakyat Indonesia Syariah
karena dianggap merugikan nasabah.
Butet menjadi nasabah gadai emas BRI Syariah di Yogyakarta pada Agustus
2011. Ia menggadaikan emasnya, dengan modal 10 persen dari keseluruhan harga
emas, BRI Syariah memberikan pembiayaan sebesar 90 persen. Butet mencicil
sejumlah uang yang dipersyaratkan.
Ketika jatuh tempo pada Desember 2011, nasabah diberikan opsi ketika harga
emas turun nasabah diminta menanggung penurunan harga dari harga emas
semula. Butet menolak opsi tersebut.
BRI Syariah juga memberikan opsi memperpanjang masa jatuh tempo sebanyak
dua kali, namun kerugian penurunan harga tetap harus ditanggung Butet. BRI juga
meminta emas yang dimiliki Butet dijual.
"Saya minta skema diperpanjang dalam tiga tahun, karena ketika harga emas naik
silahkan dijual, jadi win-win solution," ujar Butet.
BRI Syariah akhirnya menjual kepemilikan emas Butet dengan alasan hal itu
sudah tercantum dalam perjanjian. Karena merasa menjadi korban, ia akan
mengajukan class action.

TEORI DAN PENELITIAN


Metode Berkebun Emas merupakan sistem pengembangan investasi yang
terus berevolusi. Saat ini, banyak masyarakat Indonesia yang membeli Logam
Mulia untuk kemudian disimpan hingga harga jualnya meningkat. Pada saat
membutuhkan uang dadakan masyarakat juga terkadang menggadaikan logam
mulia yang dimilikinya. Kini logam mulia yang digadaikan dapat
“dikembangbiakan” agar menghasilkan logam-logam mulia baru dengan dua
pertiga modal ditanggung oleh lembaga keuangan penyedia jasa gadai, seperti
bank syariah.
Kita harus memilih lembaga gadai emas syariah yang menetapkan biaya
gadai dan penitipan yang paling ringan, disamping itu perlu juga diperhatikan
lembaga gadai yang memberikan dana gadai tertinggi agar dana tersebut dapat
digunakan kembali untuk membeli logam mulia yang lebih besar dan tambahan
dana yang dibutuhkan tidak terlalu memberatkan. Selain itu, juga perlu ditanyakan
tentang skema pengamanannya. Ada beberapa lembaga gadai emas syariah
memberlakukan biaya asuransi yang dibebankan langsung kepada konsumen,
tetapi sebagian besar lainnya tidak tidak membebankan biaya asuransi khusus
karena sudah termasuk dalam biaya administrasi.
Metode berkebun emas ini memang membutuhkan modal untuk membeli
logam mulia pertama dan menyiapkan uang tunai untuk menutup selisih
kekurangan harga pembelian logam mulia kedua hingga kelima. Sebagai ilustrasi,
Anda membeli logam mulia seberat 10 gram yang langsung digadaikan. Jika uang
gadai yang diberikan bank syariah sebesar 85%, dana yang diperoleh setara
dengan 8.5 gram. Oleh sebab itu, ketika akan membeli logam mulia 10 gram
kedua, perlu dana tambahan setara dengan logam mulia seberat 1.5 gram ditambah
biaya penyimpanan logam mulia di bank syariah. Demikian seterusnya, hingga
mencapai logam mulia yang dikehendaki. Setelah mencapai logam mulia terakhir,
misalnya kelima, Anda sebaiknya menjual logam mulia tersebut. Tentunya ketika
harga logam mulia sudah meningkat minimal 30%. Mengapa 30% ? kenaikan
30% ini diperlukan agar hasil penjualan dapat menutup biaya biaya gadai empat
keeping logam mulia yang ada di bank syariah dan hasil penjulan logam mulia
terakhir inilah yang dipergunakan untuk menebus empat keping logam mulia di
bank syariah, saat inilah biasa disebut masa panen emas.
Kenaikan harga emas yang konsisten disebabkan oleh dua hal, pertama,
konsumsi penduduk Indonesia terhadap logam mulia ada di peringkat 14 dunia
(China ada diperingkat ke satu dan India ada di peringkat ke dua). Kedua,
Indonesia adalah penghasil emas ketujuh terbesar didunia, jika permintaan emas
terus bertambah, maka harga emas akan terus meningkat.

METODOLOGI
Jalur non-litigasi atau biasa disebut Alternative Dispute Settlement (ADS)
menjadi opsi alternatif untuk penyelesaian sengketa yang sedang terjadi dalam
masalah Gadai Emas. Oleh para sarjana, metode ini dianggap paling efektif untuk
menyelesaikan sengketa bisnis karena biayanya relatif lebih murah daripada
menggunakan jalur litigasi. Di Indonesia konsep alternatif penyelesaian sengketa
sudah semakin familiar dengan UU No. 30 tahun 1999.

Spesifik untuk masalah perbankan, metode-metode jalan tengah sudah


dimulai dengan terbitnya Peraturan BI No. 7/7/PBI/2005. Kemudian berubah
dengan No. 8/5/PBI/2006, dan kini telah disempurnakan dengan Peraturan No.
10/1/PBI/2008. Intinya, dibuka kesempatan mediasi antara Bank dengan Nasabah
dimana Bank Indonesia memfasilitasi mediasi ini.
Penelitian yang dilakukan oleh seorang dosen fakultas hukum UGM
menunjukkan bahwa mediasi perbankan oleh Bank Indonesia cukup efektif.
Untuk kurun waktu 2006 saja ada 85% kasus yang berhasil di mediasi dan
meningkat pada 2007 menjadi 87% (Herliana, 2010:42). Ini menunjukkan bahwa
penyelesaian tidak terus-menerus harus menggunakan litigasi.
Sangat disayangkan apabila polemik gadai emas ini merembet ke ranah
hukum dan terpaksa harus diselesaikan di pengadilan. Tidak hanya akan
mencoreng konsep syariah sebagai alternatif perekonomian, juga antipati
masyarakat akan bertambah terhadap kegiatan perbankan. Tentu pengalaman pahit
pada tahun 1998 -tatkala rush terjadi dan menyebabkan collapse industri
perbankan tanah air- tidak ingin diulangi. Caranya hanya satu yakni dengan tetap
menjaga kepercayaan nasabah. Untuk itu, mediasi adalah pilihan terbaik.
Namun satu hal, pelaksanaan mediasi harus dilakukan sepenuh hati. Pengalaman
dan pengamatan penulis menunjukkan bahwa hampir selalu mediasi gagal justru
disebabkan mediator. Parsialitas dan kepongahan ekspertisme mediator
menyulitkannya untuk menemukan dan menangkap keinginan para pihak.
Mediator sepatutnya mengingat bahwa mediasi ada untuk mempertemukan
kepentingan para pihak, bukan justru membenturkan kepentingan-kepentingan
tersebut.

Sepatutnya polemik gadai emas syariah ini dipakai sebagai momentum


untuk meletakkan pondasi penyelesaian sengketa perekonomian yang bermartabat
dan dengan cara-cara kekeluargaan. Ini akan membawa pemahaman baru bahwa
cap “syariah” tidak hanya untuk mencari nasabah. Lebih dalam lagi, konsep ke-
syariah-an dibuktikan dengan adanya keinginan dan itikad baik mencari
pemecahan yang win-win solution. Apabila mediasi berhasil, polemik hari ini
akan menjadi preseden di tanah air bahwa mediasi telah menjadi kultur berbisnis
dan menunjukkan bahwa produk-produk perbankan tanah air bukanlah produk
bodong.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
banyak lagi produk bank lain yang diterbitkan. Lembaga keuangan berbentuk
bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank
Umum Syariah, dan juga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Fungsi bank
sangat krusial bagi perekonomian suatu negara.Dimana bank sangat berperan
penting dalam sendi-sendi perekonomian di Indonesia baik secara nasional
maupun dalam perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan aset bank
dalam bentuk kepercayaan masyarakat sangat penting dijaga guna meningkatkan
efisiensi penggunaan bank dan efisiensi intermediasi serta untuk mencegah
terjadinya bank runs and panics. Agar terjaganya stabilitas perbankan yang ada.
Perbankan merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif
dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional atau regional.Peran itu
diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi atau institusi
perantara antara debitor dan kreditor. Dengan demikian,pelaku ekonomi yang
membutuhkan dana untuk menunjang kegiatannya dapat terpenuhi dan kemudian
roda perekonomian bergerak. Pentingnya pengawasan juga disebabkan
karakteristik usaha Bank. Berbeda dengan perusahaan jasa keuangan lainnya bank
menyediakan produk berupa penerimaan simpanan dan pemberian kredit. Produk
dalam bentuk simpanan harus dibayar oleh bank setiap saat atau beberapa waktu
setelah adanya permintaan pembayaran dari nasabah.
Dan untuk keseimpulan Studi Kasus Masalah Gadai Emas
"Seharusnya pihak perbankan memperbaiki sistem syariah yg biasanya terjadi
padapenanganan gadai emas. masalah yang sering timbul adalah jika harga emas
menurun, nasabah harus menanggung resiko untuk menjual emasnya yg harganya
turun agar menutupi bunga yg di dapat dari nasabah yg tidak sama dengan harga
emas yang sedang turun. masalah ini sering terjadi karena cara kerja perbankan
Syariah masih belum cukupmembuat nasabah senang jika kerugian masih
dianggap besar."
B. Saran
Bank syariah masih memiliki beberapa kekurangan yaitu seperti masih
kurangnya pemahaman masyarakat tentang bank syariah. Dan masih banyak lagi.
Tapi jangan khawatir, karena seiring dengan waktu semua kekurangan yang
dimilikinya, bank syariah akan berusaha dan berupaya akan menutupi dan bahkan
menghilangkan semua kekurangan itu. Itu semua menjadi tugas kita bersama-
sama baik itu pemerintah maupun masyarakat luas. Walaupun Negara kita ini
bukanlah 100% Islam, tapi jangan khawatir bagi umat nonmuslim untuk
menggunakan layanan bank syariah karena bank syariah (islam) membawa rahmat
untuk semua orang tidak diperuntukkan bagi umat Islam saja, dan karena itu
ekonomi Islam bersifat inklusif.
DAFTAR PUSTAKA DAN BACAAN
Arifin, Zainul, 2005, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Alfabet
Arthesa, Ade dan Edia Hendiman, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,
Jakarta
Hasibuan, Malayu, 2005, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara
http://zriefmaronie.blogspot.com/2013/04/pengertian-sumber-hukum-
perbankan.html
https://kuliahade.wordpress.com/2010/04/19/hukum-perbankan-seputar-fungsi-
dan-tujuan-lembaga-keuangan-dan-bank/
https://widyago.wordpress.com/2011/03/27/fungsi-dan-tujuan-perbankan/
Kasmir, 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Raja Grafindo
Machmud, Amir dan Rukmana, 2010, Bank Syariah, Jakarta : Erlangga
Simurangkir, O.P, 2001, Dasar dan Mekanisme Perbankan, Jakarta : Yagraf
Suhendi, Hendi, 2008, Fiqh Muamalah, Jakarta : Raja Grafindo
http://akuntansikurikulum2013.blogspot.com/2017/05/pengertian-tujuan-dan-
fungsi-perbankan.html

Anda mungkin juga menyukai