Tipe bukti audit dapat dikelompokkan menjadi dua golongan berikut ini :
Jurnal, buku besar, dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi yang digunakan
oleh klien untuk mengolah transaksi keuangan guna menghasilkan laporan keuangan.
Oleh karena itu, pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap suatu jumlah yang
tercantum dalam laporan keuangan, ia akan melakukan penelusuran kembali jumlah
tersebut melalui catatan akuntansi. Dengan demikian, catatan akuntansi merupakan bukti
audit bagi auditor mengenai pengolahan transaksi keuangan yang telah dilakukan oleh
klien.
Di samping jurnal, buku besar, dan buku pembantu, catatan akuntansi sebagai
bukti audit meliputi pula : rekapitulasi biaya, penjualan dan rekapitulasi angka yang lain,
daftar saldo, laporan keuangan intern dan laporan keuangan yang dibuat untuk
kepentingan manajemen.
Bukti fisik adalah bukti audit yang diperoleh dengan cara inspeksi atau perhitungan aktiva
berwujud. Tipe bukti ini pada umumnya dikumpulkan oleh auditor dalam pemeriksaan
terhadap sediaan dan kas. Bukti fisik dianggap sebagai bukti audit yang paling andal dan
bermanfaat.Dalam hal tertentu pemeriksaan fisik juga merupakan metode yang
bermanfaat untuk menilai kondisi dan mutu aktiva tertentu. Seringkali bukti fisik bukan
merupakan bukti audit yang konklusif sifatnya. Contoh, kas yang ada di tangan, yang
dihitung oleh auditor, terdiri dari uang dan cek yang diterima dari customer. Perhitungan
kas tersebut tidak dapat memberikan jaminan bahwa semua cek dapat diuangkan pada
saat disetorkan ke bank, karena adanya kemungkinan cek tersebut kosong.
Tipe bukti audit yang paling penting bagi auditor adalah bukti dokumenter. Tipe bukti
audit ini dibuat dari kertas bertuliskan huruf dan atau angka atau simbol-simbol yang lain.
Menurut sumbernya, bukti dokumenter dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang bebas dan dikirimkan
langsung kepada auditor.
2. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar yang bebas dan disimpan dalam arsip
klien.
3. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan dalam organisasi klien.
Mutu bukti dokumenter yang terbaik adalah yang dibuat oleh pihak luar yang
bebas, serta dikirim langsung kepada auditor tanpa melalui tangan klien. Bukti audit ini
diperoleh auditor melalui prosedur audit yang disebut konfirmasi. Konfirmasi adalah
penerimaan suatu jawaban tertulis dari pihak yang bebas, yang berisi verifikasi ketelitian
informasi yang diminta oleh auditor.
Aktiva
Utang
Modal
Informasi Lain
Agar bukti dokumenter yang dihasilkan merupakan bukti audit yang andal,
konfirmasi harus diawasi oleh auditor sejak saat pembuatannya sampai dengan
diterimanya jawaban dari pihak yang dikonfirmasi. Jika klien mengatur pembuatan
konfirmasi, pengiriman, dan penerimaan jawabannya, maka auditor akan kehilangan
pengawasan terhadap konfirmasi tersebut, sehingga independensinya akan hilang dan
bukti audit yang dihasilkan tidak andal.
Bagi auditor, bukti dokumenter yang dibuat dan hanya digunakan dalam
organisasi klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak adanya
pengecekan dari pihak luar yang bebas.
Kepercayaan auditor terhadap jenis dokumen yang dibuat dan hanya digunakan
dalam organisasi klien dipengaruhi oleh kekuatan pengendalian intern. Jika suatu
dokumen dibuat oleh seorang karyawan dan diperiksa oleh karyawan lain, serta
mempunyai nomor urut tercetak dan urutan nomornya dipertanggungjawabkan, maka
dokumen tersebut merupakan bukti dokumenter yang mutunya tinggi. Di lain pihak, jika
pengendalian intern dalam organisasi klien lemah, auditor tidak dapat meletakkan
kepercayaannya atas bukti-bukti dokumenter yang dibuat dalam organisasi tersebut, yang
tidak diperiksa oleh pihak luar.
Jawaban lisan yang diperoleh dari permintaan keterangan tersebut merupakan tipe
bukti lisan. Umunya bukti lisan tidak cukup, tetapi bukti ini dapat menunjukkan situasi
yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut atau pengumpulan bukti audit yang lain yang
akan menguatkan bukti lisan tersebut. Contohnya, pada waktu auditor ingin memperoleh
informasi mengenai metode pencatatan dan pengendalian intern terhadap transaksi
penjualan, auditor akan menanyai klien bagaimana sistem kerja akuntansi penjualan
dalam organisasi tersebut. Kemudian ia akan melakukan pengujian terhadap sistem
tersebut untuk menentukan apakah transaksi telah dicatat dan diotorisasi seperti yang
dijelaskan dalam jawaban lisan yang diterima oleh auditor.
3.2.5 Perbandingan
Untuk menentukan akun atau transaksi yang akan dipisahkan guna penyelidikan yang
lebih intensif, auditor melakukan analisis terhadap perbandingan setiap aktiva, utang,
penghasilan, dan biaya dengan saldo yang berkaitan dalam tahun sebelumnya. Jika
terdapat perubahan yang bersifat luar biasa, diadakan penyelidikan sampai auditor
memperoleh alasan yang masuk akal mengenai penyebabnya. Sebagai contoh, tipe bukti
audit ini adalah perbandingan jumlah biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap tahun
tertentu dengan tahun sebelumnya : jika perbedaannya cukup signifikan, auditor
kemudian mencari informasi penyebab terjadinya perubahan biaya tersebut.
Dalam audit terhadap sediaan, auditor bukan orang yang ahli dalam menentukan mutu
sediaan. Begitu juga dalam hal penentuan besarnya cadangan sumber alam yang
terkandung dalam tanah, auditor harus mengadakan konsultasi dengan spesialis yang
sesuai, yaitu geologist. Pada umumnya spesialis yang digunakan oleh auditor bukan orang
atau perusahaan yang mempunyai hubungan dengan klien. Penentuan persyaratan
keahlian dan nama baik spesialis sepenuhnya berada di tangan auditor.
Auditor harus membuat surat perjanjian kerja dengan spesialis, tetapi tidak boleh
menerima begitu saja hasil-hasil penemuan spesialis tersebut. Ia harus memahami
metode-metode dan asumsi-asumsi yang digunakan oleh spesialis tersebut dan harus
melakukan pengujian terhadap data akuntansi yang diserahkan oleh klien kepada spesialis
tersebut. Panduan penggunaan bukti audit dari spesialis diatur dalam SA Seksi 336
Penggunaan Pekerjaan Spesialis.