Anda di halaman 1dari 14

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

TANGGUNG JAWAB DROPSHIPER DALAM TRANSAKSI E-


COMMERCE DENGAN CARA DROPSHIP DITINJAU DARI UNDANG –
UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN

Bima Prabowo*, Ery Agus Priyono, Dewi Hendrawati


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : bimbima_prabowo@yahoo.com

Abstrak

Teknologi informasi telah berkembang pesat, dan mempengaruhi beberapa aspek dalam
kehidupan manusia termasuk dalam transaksi jual beli. Transaksi jual beli selain dapat dilakukan
secara konvensional, dapat juga dilakukan melalui online. Transaksi online memungkinkan penjual
dan pembeli tidak bertemu secara langsung. Perkembangannya muncul suatu sistem jual beli baru
yang dinamakan dropship. Transaksi dengan cara dropship memungkinkan dropshiper dalam
bertransaksi tidak mempunyai barang secara fisik melainkan hanya mengiklankan saja dan
pengiriman barang dilakukan oleh supplier secara langsung kepada konsumen. Berdasarkan uraian
diatas maka perlu dibahas mengenai sejauhmana tanggung jawab dropshiper apabila konsumen
mengalami kerugian dalam transaksi online dengan sistem dropship.

Kata kunci : E-Commerce, Dropship, Perlindungan Konsumen

Abstract

Information technology has developed rapidly. It has affected several aspects of human
life, including the sale and purchase transactions. Sale and purchase transactions not only can be
done conventionally but also can be done via online. Online transactions allow sellers and buyers
do not meet directly. These online transactions called dropship. Dropship consent to the
dropshiper in the transaction may not have the physical goods. Expressively the dropshiper only
advertises the goods. Furthermore, the delivery of goods carried by suppliers directly to
consumers. Based on the description above, it needs to be discussed about the extent of
responsibility of dropshiper, if the consumers suffer losses in an online transaction with dropship
system

Keywords : E-Commerce, Dropship, Consumer Protection

I. PENDAHULUAN signifikan.2 Salah satu agenda


Hadirnya masyarakat informasi penting masyarakat dunia pada
(information society),1 yaitu milenium ketiga, antara lain ditandai
masyarakat yang melakukan kegiatan dengan pemanfaatan internet yang
distribusi, penggunaan, dan semakin meluas dalam berbagai
manipulasi informasi dalam aktivitas aktivitas kehidupan manusia, bukan
Ekonomi, Politik, dan Budaya secara saja di negara – negara maju tapi
juga di negara – negara berkembang

1
Abdul Halim Barkatullah & Teguh
2
Prasetyo. 2006. Bisnis E-Commerce Studi
Sistem Keamanan dan Hukum di Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_inf
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 1. ormasi, diakses 28 Januari 2016

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

seperti indonesia.3 Hal tersebut sekaligus menjadi sarana efektif


memiliki dampak kepada kehidupan perbuatan melawan hukum.6
manusia sehari - hari seperti untuk Reseller dan dropshipping adalah
kebutuhan komunikasi, pencarian konsep yang sangat penting di dunia
informasi, transaksi perdagangan dan ecommerce di mana penjual tidak
keperluan manusia lainnya. harus menyediakan / memproduksi
E-Commerce merupakan suatu barang yang mereka jual.7 Pada
proses jual beli barang dan jasa yang kerjasama berbentuk dropship ini
dilakukan melalui jaringan komputer, supplier bekerjasama dengan
yaitu internet. E-Commerce memiliki reseller, dan reseller tersebut tidak
beberapa karakteristik, yaitu perlu memiliki stok untuk berjualan.8
terjadinya transaksi antara dua belah Reseller hanya perlu menjajakan
pihak; adanya pertukaran barang, spesifikasi produk yang akan dijual
jasa, atau informasi; dan seperti, foto, deskripsi produk dan
menggunakan media internet. Semua harga yang di promosikan di blog,
jenis transaksi pada e-commerce facebook, forum, BB group dan
dilakukan tanpa adanya tatap muka sebagainya.9 Konsumen yang tertarik
antara pihak penjual dan pembeli, dan ingin membeli produk kemudian
sehingga yang menjadi dasar dari menghubungi penjual sebagai
transaksi e-commerce adalah reseller dan reseller hanya perlu
4
kepercayaan satu sama lain. membeli kembali produk tersebut
Jual beli secara konvensional pada supplier dan supplier langsung
mengharuskan penjual dan pembeli mengirim produk yang di pesan
bertemu secara langsung5 seperti jual kepada konsumen atas nama
beli yang dilakukan pedagang reseller.10
dengan konsumen di pasar Permasalahan lain selanjutnya
tradisional pada umumnya, tetapi yang dapat timbul akibat sistem
setelah berkembangnya teknologi kerjasama dropship diantaranya
dengan adanya internet penjual dapat
menawarkan barang yang dijualnya
6
hingga tempat yang jauh dan tidak Ahmad M Ramli, 2010. Cyber Law &
perlu bertemu langsung dengan para HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia,
Bandung: Refika Aditama, hlm. 1.
konsumen. Teknologi informasi saat 7
Rein Mahatma,
ini menjadi pedang bermata dua, http://startupbisnis.com/daftar-toko-online-
karena selain memberikan kontribusi yang-menerima-reseller-dan-dropship-
bagi peningkatan kesejahteraan, untuk-market-indonesia/, diakses 11 April
kemajuan dan peradaban manusia, 2016
8
Tips Wirausaha,
http://www.tipswirausaha.com/post/read/398
/tips-berjualan-dengan-cara-dropship.html,
3
Abdul Halim Barkatullah & Teguh diakses 25 Januari 2016
9
Prasetyo, op. cit, hlm 1. Tips Wirausaha,
4
Asnawi, Haris Faulidi. 2004.Transaksi http://www.tipswirausaha.com/post/read/398
Bisnis E-Commerce Persfektif Islam, /tips-berjualan-dengan-cara-dropship.html,
Yogyakarta: Magistra Insania Press, hlm. diakses 25 Januari 2016
10
15-17. Tips Wirausaha,
5
Weildrie E.R, http://www.tipswirausaha.com/post/read/398
http://www.academia.edu/16932883/Naskah /tips-berjualan-dengan-cara-dropship.html,
_Essay, diakses 26 Januari 2016 diakses 25 Januari 2016

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dalam hal yang terkait dengan yaitu Murahsenang.com, Lapak Buff


produk yang dipesan tidak sesuai dan dari pihak reseller yang
dengan produk yang ditawarkan, menggunakan kerjasama secara
kesalahan dalam pembayaran, dropship yaitu Ninety Four Gadged,
ketidaktepatan waktu menyerahkan serta dari pihak konsumen yaitu
barang atau pengiriman barang dan Aditama Setya Oleh karena itu perlu
hal-hal lain yang tidak sesuai dengan dilakukan pencarian informasi
kesepakatan.11 Dengan adanya hal melalui wawancara dengan para
tersebut maka dibuatlah Undang – narasumber.
Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen salah satu III. HASIL DAN PEMBAHASAN
tujuannya yaitu untuk memberikan A. Hubungan Hukum Antar
hak – hak kepada konsumen apabila Pihak dalam Transaksi E-
pelaku usaha melakukan wanprestasi. Commerce dengan Cara
Berdasarkan latar belakang yang Dropship
telah diuraikan di atas, maka ditarik
permasalahan yang dapat diteliti dan 1. Gambaran Umum Tentang
dirumuskan sebagai berikut: Perjanjian Jual Beli Secara
1. Bagaimana hubungan hukum Online
antar pihak dalam transaksi e-
commerce dengan cara dropship? Transaksi jual beli secara
2. Bagaimana tanggungjawab online (e-commerce) tidak
dropshiper saat terjadi kerugian terlepas dari konsep jual beli
dalam transaksi e-commerce secara mendasar yang tercantum
dengan cara dropship ? dalam Pasal 1457 KUH Perdata
yang menjelaskan bahwa jual
beli adalah suatu perjanjian,
II. METODE dengan mana pihak yang satu
Dalam tulisan ini metode mengikatkan dirinya untuk
pendekatan yang digunakan adalah menyerahkan suatu kebendaan,
metode pendekatan yuridis empiris. dan pihak yang lain untuk
Metode pendekatan yuridis empiris membayar harga yang telah
adalah cara atau prosedur yang dijanjikan. Transaksi atau jual
digunakan untuk memecahkan beli secara online (e-commerce)
masalah penelitian dengan meneliti tidak jauh berbeda dengan
data sekunder terlebih dahulu proses jual beli konvensional.
kemudian dilanjutkan dengan Perbedaan yang mencolok antara
meneliti data-data primer yang ada di transaksi jual beli konvensional
lapangan.12 dengan jual beli online adalah
Dalam penulisan hukum ini, pada jual beli konvensional
diperlukan data dari pihak supplier pembeli dan penjual bertemu
dan bertatapan muka secara
11
Abdul Halim Barkatullah & Teguh langsung dan pada jual beli
Prasetyo, op. cit, hlm. 4.
secara online penjual dan
12
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
pembeli tidak bertemu secara
Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 10. langsung melainkan dilakukan

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

secara electronic atau lewat dalam melakukan hal yang telah


jejaring internet. Pada dasarnya, diperjanjikan.
transaksi jual beli online (e-
commerce) sama dengan Seperti layaknya perjanjian
transaksi jual beli pada pada umumnya, perjanjian jual
umumnya, di mana terjadinya beli online dapat tercapai jika
kesepakatan antara pihak penjual syarat – syarat sahnya suatu
dan pembeli mengenai barang perjanjian sudah terpenuhi.
atau jasa yang diperdagangkan Syarat sahnya suatu perjanjian
serta harga atas barang atau jasa tersebut adalah yang tercantum
tersebut. dalam Pasal 1320 KUH Perdata,
yaitu:
Penerapan KUH Perdata a. Sepakat mereka yang
mengenai perjanjian dapat mengikatkan diri
dianalogikan pengaturannya b. Kecakapan untuk membuat
pada perjanjian jual beli secara suatu perjanjian
online, karena di KUH Perdata c. Suatu hal tertentu
sendiri tidak diatur secara d. Sebab yang halal
khusus mengenai perjanjian jual
beli secara online. Transaksi Unsur pertama dan kedua
secara online juga diatur dalam yaitu kesapakatan dan
Undang – Undang Nomor 11 kecakapan merupakan syarat
Tahun 2008 Tentang Informasi subyektif suatu perjanjian,
dan Transaksi Elektronik. Pasal sedangka unsur ke tiga dan
1 ayat (2) Undang – Undang ITE keempat yaitu suatu hal tertentu
menyebutkan bahwa Transaksi dan sebab yang halal merupakan
Elektronik adalah perbuatan syarat objektif perjanjian.13
hukum yang dilakukan dengan Tidak dipenuhinya syarat
menggunakan Komputer, subyektif dalam perjanjian
jaringan Komputer, dan/atau menyebabkan perjanjian tersebut
media elektronik lainnya. dabat dibatalkan, sementara
apabila syarat objektif tidak
Pasal 1313 KUH Perdata dipenuhi maka perjanjian
berbunyi: “Suatu perjanjian tersebut batal demi hukum.14
adalah suatu perbuatan dengan Berdasarkan pembahasan di atas,
mana suatu satu orang atau lebih jika keempat syarat sahnya
mengikatkan dirinya terhadap perjanjian yang diatur dalam
satu orang lain atau lebih” Pasal 1320 KUH Perdata
dipenuhi dalam perjanjian jual
Rumusan pasal 1313 KUH beli secara online dengan sistem
Perdata tersebut menjelaskan dropship maka telah terjadi
bahwa dalam suatu perjanjian
paling sedikit terdapat dua pihak 13
Subekti, 2004. Hukum Perjanjian Cetakan
yang terlibat. Para pihak dalam ke XX, Jakarta: PT Intermasa, hlm. 17.
14
perjanjian tersebut saling terikat Achmad Busro, 2012. Hukum Perikatan
Berdasarkan Buku III KUH Perdata,
Yogyakarta: Pohon Cahaya, hlm. 93.

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

perjanjian diantara mereka yang costumer akan menerima


menimbulkan hubungan hukum invoice atau konfirmasi dari
yang berakibat timbulnya hak merchant mengenai produk
dan kewajiban bagi masing- yang dipesan.
masing pihak. Transaksi melalui web
atau situs yaitu dengan cara
Transaksi online dalam e- merchant menyediakan katalog
commerce memiliki banyak tipe barang yang dijual lengkap
dan variasi yaitu:15 dengan deskripsi mengenai
a. Transaksi melalui chatting produk tersebut dalam web
dan video conference; khusus yang telah dibuat
b. Transaksi melalui email; sebelumnya. Model transaksi
c. Transaksi melalui web atau ini dikenal dengan istilah order
situs. form dan shopping chart.
2. Sekilas Tentang Dropship
Transaksi melalui chatting
atau video conference berupa Menjalankan bisnis online
penawaran sesuatu secara memungkinkan terjadinya
interaktif melalui internet. transaksi penjual dengan
Chatting dilakukan melalui pembeli meski tidak bertatap
tulisan sedangkan video muka secara langsung.
conference dilakukan dengan Konsumen saat bertransaksi
media elektronik, dimana membutuhkan informasi produk
seseorang dapat melihat dan adanya kepastian bahwa
langsung gambar dan suara pesanannya akan diterima sesuai
pihak penjual yang melkukan permintaan.
penawaran dengan alat
tersebut. Dropship mirip dengan
Transaksi melalui email metode penjualan secara eceran,
dapat dilakukan dengan tetapi pihak pengecer yang tidak
mudah, syaratnya kedua belah perlu menyimpan atau memiliki
pihak harus memiliki email produk secara fisik. Pengecer
address. Sebelum melakukan tersebut yang kemudian disebut
transaksi customer harus sebagai dropshiper (reseller
mengetahui email address yang dropship) bekerjasama dengan
dituju, jenis barang, dan jumlah supplier yang akan memasok
yang akan dibeli. Tahap produk yang dijual oleh pihak
selanjutnya, costumer dropshiper. Pihak supplier
menuliskan nama produk dan nantinya yang akan mengirim
jumlah produk yang akan langsung kepada pembeli.
dibeli, alamat pengiriman, dan
metode pembayaran yang Hal yang menarik dari
digunakan, selanjutnya sistem dropship ini adalah
ketidaktahuan calon pembeli
15
Asnawi Haris Fuadi, 2004. Transaksi Bisnis bahwa ia sedang bertransaksi
E-Commerce Perspektif Islam, Yogyakarta: online dengan dropshiper yang
Magistra Insania Press, hlm. 28.

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sebenarnya tidak memegang yang di iklankan didapat dari


produk secara fisik. Transaksi pihak supplier.
seperti ini menjadi mungkin b. Pembeli (konsumen)
pada saat transaksi secara online kemudian melihat iklan
karena pihak pembeli dan penjualan barang dari reseller
penjual tidak bertatapan secara dropship di berbagai media
langsung. Hasil wawancara sosial.
dengan pihak konsumen yaitu c. Konsumen yang tertarik
Aditama dari pengalamannya untuk membeli kemudian
beberapa kali membeli barang melakukan order (pesan) ke
secara online dia hanya pihak reseller dropship.
menanyakan letak toko saja dan Setelah melakukan
tidak menanyakan apakah pemesanan barang pihak
pengiriman barang dikirim reseller dropship
sendiri dan langsung dari penjual menanyakan ketersediaan
atau tidak. Sehingga aditama barang yang dipesan
tidak mengetahui secara jelas konsumen kepada supplier.
apakah ia bertransaksi dengan Setelah pihak konsumen dan
dropshiper atau tidak.16 reseller dropship sepakat
melakukan transaksi
3. Skema Transaksi Online kemudian konsumen
dengan Sistem Dropship mentransfer sejumlah uang
yang telah disepakati kepada
reseller dropship.
d. Setelah menerima pembaran
dari pihak konsumen, reseller
dropship kemudian
meneruskan pesanan barang
ke pihak supplier dan
mentransfer sejumlah harga
barang yang dipesan
konsumen ditambah dengan
Keterangan:17 harga pengiriman barang.
a. Reseller dropship e. Setelah supplier menerima
(dropshipper) mengiklankan pembayaran dan pesanan
produk supplier ke berbagai barang dari pihak reseller
media solsial atau toko online dropship, maka pihak
yang telah dibuat. Gambar – supplier kemudian
gambar dan keterangan yang memproses pesanan tersebut
berkaitan dengan produk dengan melakukan
pengepakan dan mengirimkan
barang tersebut ke alamat
16
Wawancara pribadi dengan Aditama pada konsumen dengan
tanggal 10 Mei 2016 menggunakan jasa
17
Wawancara pribadi dengan saudara pengiriman. Di dalam paket
Gestiar selaku pemilik dari Ninety Four pengiriman barang tersebut
Gadget tanggal 29 April 2016

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

ditulis keterangan pengirim hukum jual beli, dimana


adalah pihak reseller pihak supplier sebagai pihak
dropship dan penerima penjual dan reseller dropship
adalah pihak konsumen. sebagai pihak pembeli.
Setelah reseller dropship
4. Hubungan Hukum Para Pihak menerima pesanan dan
dalam Transaksi E-Commerce pembayaran dari pihak
dengan Sistem Dropship konsumennya, maka
Dalam tansaksi e-commerce selanjutnya adalah reseller
dengan cara dropship ini dropship membeli barang dari
terdapat beberapa pihak yang supplier dengan meminta
saling berkaitan, antara lain: supplier untuk mengirimkan
a. Dropshiper (Reseller pesanannya tersebut ke
Dropship) alamat konsumennya dengan
b. Supplier mengatas namakan pihak
c. Konsumen reseller dropship.
d. Bank
e. Jasa pengiriman 3) Hubungan hukum antara
supplier, dropshiper,
1) Hubungan hukum antara konsumen dengan pihak bank
dropshiper dengan pembeli Hubungan hukum terjadi
Hubungan hukum antara antara pihak reseller dropship
reseller dropship dengan dengan pihak bank, pembeli
konsumen adalah hubungan (konsumen) dengan bank,
hukum penjual dengan supplier dengan pihak bank.
pembeli. Setelah konsumen Bank sebagai badan usaha
melakukan pembayaran yang menghimpun dana
kepada pihak penjual dalam masyarakat dan memberikan
hal ini adalah Ninety Four jasa yang berkaitan dengan
Gadget selanjutnya konsumen keuangan memiliki kewajiban
melakukan konfirmasi terkait untuk mengelola dana yang
pembayaran tersebut kepada telah dipercayakan nasabah
pihak Ninty Four Gadet. kepadanya, dalam hal ini
Penjual akan segera pihak reseller dropship,
memproses pesanan dari supplier, dan konsumen
pihak konsumen tersebut adalah nasabah dari bank
hingga barang diterima oleh yang bersangkutan. Sebagai
konsumen. nasabah, pihak reseller
dropship, supplier dan
2) Hubungan hukum anatara konsumen berkewajiban
supplier dengan dropshiper untuk membayar jasa yang
Hubungan hukum tercipta diberikan bank dalam
antara pihak reseller dropship mengelola uang mereka.
dengan pihak supplier. Dalam
hal ini hubungan hukum yang
tercipta adalah hubungan

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

4) Hubungan hukum antara


supplier dengan pihak jasa
pengiriman barang B. Tanggungjawab Dropshiper
Hubungan hukum antara saat Terjadi Kerugian dalam
pihak supplier yang Transaksi E-Commerce
merupakan pengirim barang dengan Cara Dropship.
dengan pihak jasa pengiriman
barang. Dalam hal 1. Hak dan Kewajiban
penyerahan barang berlaku Dropshiper dan Konsumen
ketentuan bahwa biaya dalam Transaksi E-Commerce
penyerahan dipikul oleh si dengan Sistem Dropship
penjual, sedangkan biaya
pengambilan dipikul oleh si Transaksi jual – beli baik
pembeli, jika tidak dilakukan secara konvensional
diperjanjikan sebaliknya maupun dengan cara online tidak
(Pasal 1476 KUH Perdata). dapat mengabaikan hak dan
Dalam transaksi jual beli kewajiban para pihak. Sistem
dengan cara dropship ini yang transaksi dengan menggunakan
dilakukan oleh para dropship ini menimbulkan
narasumber yaitu dari hubungan hukum jual beli antara
supplier maupun dari pihak dropshiper dengan konsumen.
reseller dropship Akibat dari hubungan hukum
mensyaratkan bahwa biaya dropshiper dengan konsumen
pengiriman barang akan tersebut timbullah adanya hak
ditanggungkan kepada pihak dan kewajiban antar pihak yang
pembeli, karena ketentuan bersangkutan. Kewajiban pihak
pada pasal 1476 memberikan penjual dan pihak pembeli diatur
kebebasan bagi para pihak dalam pasal 1473 – 1518 KUH
untuk menentukan perjanjian, Perdata, yaitu:
hal tersebut tidak merupakan a) Kewajiban Penjual18
masalah. Karena ketika Kewajiban penjual adalah
konsumen telah setuju sekaligus merupakan hak
membeli barang pihak pembeli karena perjanjian
penjual akan memberi tahu jual beli ini merupakan
terlebih dahulu bahwa harga perjanjian timbal balik. Ada 2
yang tercantum dalam iklan kewajiban bagi penjual yang
adalah harga yang belum tercantum dalam pasal 1474
termasuk ongkos kirim KUH Perdata) yaitu:
barang tersebut. 1) menyerahkan hak milik
atas barang yang diperjual
belikan
2) menanggung kenikmatan
tentram atas barang
18
Rahayu Hartini, 2006. Hukum Komersial,
Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang, hlm. 52.

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

tersebut dan menanggung untuk memdapatkan informasi


terhadap cacat – cacat yang benar, jelas dan jujur
yang tersembunyi mengenai barang yang akan
diperjual belikan terlebih dalam
b) Kewajiban Pembeli19 transaksi jual beli dengan sistem
kewajiban utama pembeli dropship konsumen tidak
adalah membayar harga melihat barang yang dijual
pembelian pada waktu dan secara langsung sehingga
tempat sebagaimana informasi tersebut sangat berarti
ditetapkan menurut perjanjian bagi pembeli.
sebagaimana diatur dalam
Pasal 1513 KUH Perdata. jika Pasal 4 huruf h UUPK
pada waktu pembuatan menjelaskan bahwa konsumen
persetujuan tidak ditetapkan mempunyai hak untuk
maka si pembeli harus mendapatkan kompensasi, ganti
membayar ditempat dan pada rugi dan/atau penggantian,
waktu dimana penyerahan apabila barang dan/atau jasa
dilakukan (Pasal 1514 KUH yang diterima tidak sesuai
Perdata) dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya. dari hasil
Undang – Undang Nomor 8 penelitian dengan para
Tahun 1999 tentang narasumber terkait dengan
Perlindungan Konsumen yang garansi / jaminan produk, pihak
selanjutnya disebut sebagai seller 1 hanya memberikan
UUPK menjamin perlindungan garansi terkait produk – produk
bagi pihak konsumen yang kamera dan peralatan – peralatan
biasanya berada di posisi tawar komputer saja tidak dengan
yang rendah. hak – hak aksesoris hanpone. Seller 2 tidak
konsumen diatur dalam pasal 4 memberikan garansi. Seller 3
UUPK. Hak – hak konsumen memberikan garansi karena
dalam transaksi e-commerce barang yang di dapat dari
dengan menggunakan sistem supplier juga ada garansi produk
dropship ini jika dikaitkan asalkan kerusakan bukan
dengan pasal 4 UUPK cukup merupakan kesalahan konsumen.
banyak, seperti pada Pasal 4
UUPK huruf b dimana Pembeli juga mendapatkan
konsumen yang dalam hal ini hak untuk didengar keluhan dan
adalah pembeli berhak untuk pendapatnya mengenai barang
memilih barang dan yang telah dibelinya (Pasal 4
mendapatkan barang sesuai huruf d UUPK).
dengan harga dan jamina yang di
janjika pihak penjual. Pasal 4 2. Tanggung Jawab Dropshiper
huruf c UUPK menjelaskan dalam Sistem Dropship
bahwa konsumen juga berhak Perjanjian – perjanjian yang
dilakukan antar pihak dalam
19
transaksi e-commerce dengan
Ibid, hlm. 52-53.

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sistem dropship ini tidak Berdasarkan hal ini, maka


selamanya dapat berjalan dengan adanya produk barang dan/atau
mulus dalam arti masing – jasa yang cacat bukan merupakan
masing pihak puas, karena dapat satu-satunya dasar
terjadi pihak konsumen tidak pertanggungjawaban pelaku
menerima barang dan atau jasa usaha. Tanggung jawab pelaku
sesuai dengan harapannya. usaha meliputi segala kerugian
Apabila pembeli, yang dalam hal yang dialami konsumen.
ini adalah konsumen tidak Tanggung jawab dropshiper
menerima barang atau jasa kepada konsumen atas kerugian
sesuai dengan yang yang dapat terjadi kepada
diperjanjikan, maka pelaku konsumen:
usaha telah melakukan a. Tanggung jawab dropshiper
wanprestasi, sehingga konsumen apabila barang yang diterima
mengalami kerugian.20 Pasal 19 konsumen rusak atau cacat.
ayat (1) Undang – Undang
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Dropshiper selaku pelaku
Perlindungan konsumen usaha yang telah membuat
mengatakan bahwa “Pelaku perjanjian dengan konsumen
usaha bertanggung jawab harus bertanggung jawab atas
memberikan ganti kerugian kerugian yang dialami oleh
konsumen akibat mengonsumsi konsumen. Konsumen yang
barang dan/atau jasa yang dirugikan tersebut
dihasilkan atau mendapatkan ganti kerugian
diperdagangkan”. karena adanya wanprestasi
Memperhatikan substansi Pasal dari pihak dropshiper akibat
19 ayat (1) tersebut dapat tidak dipenuhinya kewajiban
diketahui bahwa tanggung jawab utama, dalam hal ini
dropshiper sebagai pelaku usaha dropshiper telah berprestasi
meliputi:21 tidak sebagaimana mestinya.
a. Tanggung jawab ganti Hasil wawancara dengan
kerugian atas kerusakan; pihak Ninety Four Gadget
b. Tanggung jawab ganti selaku pelaku bisnis
kerugian atas pencemaran; dropshiper apabila terjadi hal
c. Tanggung jawab ganti tersebut pihak Ninety Four
kerugian atas kerugian Gadget akan membantu
konsumen. dalam proses klaim garansi
produk kepada pihak supplier
karena barang cacat bukan
dari kesalahan konsumen
20
Ahmadi Miru, 2011. Prinsip – Prinsip tetapi dari pihak supplier.
Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Barang yang cacat tersebut
Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, dikembalikan kepada pihak
hlm. 1. supplier dengan ketentuan
21
Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, 2014. biaya kirim dari konsumen ke
Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: pihak supplier ditanggung
Rajawali Pers, hlm. 125.

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

oleh konsumen. Pihak Ninety Gadget apabila terjadi hal


Four Gadget akan yang demikian uang yang
menjelaskan cara klaim telah diterima dari konsumen
garansi tersebut terlebih akan dikembalikan penuh
dahulu sebelum terjadi untuk menjaga kepercayaan
kesepakatan jual beli dengan konsumen.
konsumennya.
Dilihat dari skema dan
b. Tanggung jawab dropshiper proses transaksi e-commerce
apabila barang terlambat dengan sistem dropship yang
sampai kepada konsumen. telah dikemukakan sebelumnya,
maka akan terlihat adanya
Dropshiper dalam hal ini beberapa hubungan hukum yang
telah melakukan wanprestasi timbul dan membuat adanya
dalam bentuk terlambat tanggung jawab masing masing
melakukan prestasi. Segala pihak yang harus dipenuhi
kerugian yang dialami apabila terjadi wanprestasi.
konsumen akibat
keterlambatan tersebut harus Baik Murahsenang.com dan
ditanggung oleh pihak Lapak Buff dalam melakuakan
dropshiper karena transaksi dengan sistem
keterlambatan tersebut tidak dropship ini telah menjamin
sesuai dengan kesepakatan barang yang dikirm adalah
antara dropshiper dengan barang yang telah dicek dan
konsumen. bukan merupakan barang yang
cacat, tetapi unsur kelalaian
c. Tanggung jawab dropshiper dalam pengiriman barang sangat
apabila barang tidak diterima mungkin terjadi. Apabila barang
oleh konsumen yang diterima oleh konsumen
cacat saat penerimaan atau tidak
Konsumen akan sesuai dengan apa yang
mengalami kerugian akibat diperjanjikan, maka
tidak diterimanya barang dropshiperlah yang bertanggung
yang dibelinya, dalam hal ini jawab kepada konsumen, karena
dropshiper telah melakukan konsumen melakukan perjanjian
wanprestasi karena tidak dengan pihak dropshiper bukan
dapat memenuhi prestasinya dengan supplier. Supplier
sama sekali. kerugian bertanggung jawab kepada
konsumen yaitu sejumlah dropshiper dan dropshiper
uang yang dibayarkannya bertanggung jawab kepada
kepada dropshiper. konsumen. Dropshiper dalam
Dropshiper harus mengiklankan barang juga
bertanggung jawab atas mempunyai kewajiban yang
kerugian konsumen tersebut, telah diatur oleh UUPK yaitu
dari hasil wawancara dengan dalam Pasal 7 huruf b
narasumber yaitu Ninety Four mengatakan pelaku usaha

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

berkewajiban untuk memberikan dengan nilai tukar dan kondisi


informasi yang benar, jelas, dan serta jaminan yang dijanjikan.
jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa IV. KESIMPULAN
serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan, dan Berdasarkan pembahasan dari
pemeliharaan. Sehingga dalam seuruh materi yang diuraikan diatas
mencari mitra untuk mengenai Tanggung Jawab
bekerjasama dalam sistem Dropshiper dalam Transaksi E-
dropship ini dropshiper harus Commerce dengan Cara Dropship
berhati hati untuk memilih Ditinjau dari Undang – Undang
supplier. Supllier bertanggung Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
jawab kepada dropshiper apabila Perlindungan Konsumen dapat
dropshiper melakukan diambil kesimpulan sebagai berikut :
pengaduan bahwa barang yang 1. Dropship merupakan sebuah
diterima oleh konsumennya layanan yang disediakan oleh
adalah barang yang cacat atau supplier dalam transaksi online
tidak sesuai dengan apa yang yang memungkinkan dropshiper
diperjanjkan. untuk menjual barang dengan
hanya mengiklankannya saja di
Pasal 7 huruf f UUPK media online tanpa harus
menyebutkan bahwa pelaku mempunyai barang tersebut.
usaha berkewajiban untuk: Mengenai hubungan hukum antar
“Memberi kompensasi, pihak dalam transaksi e-
ganti rugi, dan/atau penggantian commerce dengan cara dropship
apabila barang dan/atau jasa dapat dilihat dari pihak - pihak
yang diterima atau dimanfaatkan yang saling berkaitan antaralain
konsumen tidak sesuai dengan yaitu supplier, dropshiper, pihak
perjanjian.” jasa pengiriman barang,
konsumen dan pihak bank, ada
Pihak konsumen berhak beberapa hubungan hukum dapat
untuk mendapatkan produk yang timbul dari proses transaksi
sesuai dengan perjanjian dan online dengan menggunakan
sesuai dengan apa yang dropship antara lain yaitu
diiklankan oleh pihak supplier dengan dropshiper,
dropshiper karena konsumen dropshiper dengan konsumen,
telah melakukan kewajibannya supplier dengan pihak jasa
yaitu membayarkan sejumlah pengiriman barang. Hak dan
uang untuk membeli barang kewajiban para pihak timbul dari
tersebut. hal tersebut sesuai hubungan hukum tersebut
denga apa yang telah diatur oleh 2. Hak – hak dan Kewajiban para
UUPK pada Pasal 4 huruf b, pihak sudah diatur dalam Undang
yang menyebutkan bahwa – Undang Nomor 8 Tahun 1999
konsumen mempunyai “hak Tentang Perlindungan konsumen,
untuk memilih dan mendapatkan karena pada intinya transaksi
barang dan/atau jasa sesuai dengan menggunakan sistem

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dropship ini sama dengan Ahmadi Miru & Sutarman Yodo,


transaksi biasa yang melibatkan 2014. Hukum Perlindungan
konsumen dengan pelaku usaha. Konsumen, Jakarta: Rajawali
Prakteknya dalam transaksi Pers.
dengan menggunakan sistem Ahmad M Ramli, 2010. Cyber Law
dropship tidak berjalan sesuai & HAKI dalam Sistem Hukum
dengan apa yang di perjanjikan, Indonesia, Bandung: Refika
seperti adanya barang yang Aditama.
dikirimkan oleh supplier tidak Asnawi, Haris Faulidi.
sesuai, keterlambatan barang 2004.Transaksi Bisnis E-
sampai kepada konsumen, atau Commerce Persfektif Islam,
barang tidak sampai kepada Yogyakarta: Magistra Insania
konsumen, atas segala kerugian Press.
yang dialami oleh konsumen Rahayu Hartini, 2006. Hukum
harus ditanggung oleh pihak Komersial, Malang: Penerbitan
dropshiper baik dengan cara Universitas Muhammadiyah
membantu dalam penggantian Malang.
barang yang cacat atau Soerjono Soekanto, 1986. Pengantar
menggembalikan uang kepada Penelitian Hukum, Jakarta: UI
konsumen. Pada umumnya para Press.
pihak dalam tansaksi online Subekti, 2004. Hukum Perjanjian
dengan sistem dropship ini Cetakan ke XX, Jakarta: PT
menyelesaikan masalah mereka Intermasa, hlm.
dengan cara damai dan tidak
sedikit yang tidak berbuat apa – Internet :
apa atas kerugian yang https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
ditanggung. _informasi, diakses 28 Januari 2016
Rein Mahatma,
http://startupbisnis.com/daftar-toko-
V. DAFTAR PUSTAKA online-yang-menerima-reseller-dan-
dropship-untuk-market-indonesia/,
Buku : diakses 11 April 2016
Abdul Halim Barkatullah & Teguh Tips Wirausaha,
Prasetyo. 2006. Bisnis E- http://www.tipswirausaha.com/post
Commerce Studi Sistem /read/398/tips-berjualan-dengan-
Keamanan dan Hukum di cara-dropship.html, diakses 25
Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Januari 2016
Pelajar. Weildrie E.R,
Achmad Busro, 2012. Hukum http://www.academia.edu/1693288
3/Naskah_Essay, diakses 26 Januari
Perikatan Berdasarkan Buku III 2016
KUH Perdata, Yogyakarta:
Pohon Cahaya. Undang – Undang
Ahmadi Miru, 2011. Prinsip – Kitab Undang-Undang Hukum
Prinsip Perlindungan Hukum Perdata
Bagi Konsumen di Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Jakarta: PT RajaGrafindo 1999 Tentang Perlindungan
Persada. Konsumen

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Undang-Undang Nomor 11 Tahun


2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik

14

Anda mungkin juga menyukai