Pembimbing:
dr. Hijrah Saputra, Sp.PD
Disusun oleh:
Muhammad Irsyifa Azmi
2014730062
1) AKI prerenal
AKI prerenal merupakan penyebab pada hampir 70% kasus AKI yang
ditemukan dalam populasi, dan penyebab terjadinya 40% kasus AKI di
rumahsakit. Pada AKI prerenal, fungsi ginjal mungkin normal, namun terjadi
penurunan perfusi renal yang berkaitan dengan kurangnya volume intravascular
atau penurunan tekanan arteri. Kedua hal tersebut mengakibatkan Glomerular
Filtration Rate (GFR) menurun. Pada fase awal, mekanisme autoregulator ginjal
dapat mengkompensasi beberapa derajat penurunan perfusi untuk
mempertahankan GFR, hingga pada akhirnya timbulah AKI. Pada pasien yang
telah memiliki riwayat penyakit ginjal kronik resiko untuk terjadinya kondisi
akut pada gagal ginjal kronik meningkat lebih tinggi.1,3
Beberapa pengobatan dapat menjadi sebab AKI prerenal. Obat-
obatan seperti ACE-inhibitor dan angiotensin receptor blocker dapat
mengganggu perfusi renal dengan cara membuat arteriol eferen berdilatasi dan
menurunkan tekanan intraglomerular. NSAID juga dapat menyebabkan
penurunan GFR dengan mengubah keseimbangan agen
vasodilator/vasokonstriktor pada mikrosirkulasi renal.
AKI prerenal yang terjadi dikomunitas lebih sering terjadi, penyebabnya
terutama diare, muntah-muntah, demam tinggi, atau intake yang kurang.
Sementara itu AKI terjadi dirumah sakit disebabkan paling sering akibat
gagal jantung, sepsis, pasca bedah serta tindakan anastesi.
Etiologi yang dapat menyebabkan AKI prerenal dapat dilihat pada tabel
dibawah:
Penurunan volume efektif pembuluh
Kehilangan volume cairan tubuh
darah (cardiac output)
- Dehidrasi : apapun sebabnya - Infark miokard
- Perdarahan : apapun sebabnya - Kardiomiopati
- Gastrointestinal : diare, muntah, - Perikarditis
cairan NGT, dll - Aritmia
- Ginjal : diuretic, osmotic, - Disfungsi katup
insuffisiensi adrenal, dll - Gagal jantung
- Kulit : luka bakar, diaphoresis - Emboli paru, Hipertensi pulmonal
- Peritoneum : drain pasca-operasi - Penggunaan ventilator
Obstruksi renovascular Redistribusi cairan
- Arteri renalis (stenosis - Hipoalbuminemi (sindroma nefrotik,
intravaskuler, embolus, laserasi sirosis hepatis, malnutrisi)
thrombus) - Syok vasodilator (sepsis, gagal hati)
- Vena renalis (thrombosis - Asites, Peritonitis
intravaskuler. Infiltrasi tumor) - Pancreatitis
- Rhabdomiolisis (crush injury)
- Obat-obat vasodilator
Vasokonstriksi intra-renal prime
- NSAID, siklosporin, sindrom hepatorenal
- Hipertensi maligna, pre-eklampsia, scleroderma
2) AKI renal/instrinstik
Proses intrinstik juga penyebab penting terjadinya AKI. Penyebab AKI
intrinstik dapat dikategorikan sesuai dengan komponen ginjal yang terkena,
dibagi menjadi 1) gangguan glomerulus, 2) gangguan intersisial, 3) gangguan
tubulus, dan 4) gangguan vascular. Perbedaan utama AKI intrinstik
dibandingkan AKI prerenal dan postrenal ialah telah terjadinya gangguan
struktur ginjal.
3) AKI pascarenal
Obstruksi pada tractus urinarius dibawah ginjal, akan menyebabkan
tekanan yang tinggi didalam kapsula bowman yang menurunkan LFG akibat
tekanan hidrostatik rendah. Obstruksi vesika urinaria dan uretra disebut
obstruksi tingkat bawah, sedangkan obstuksi tingkat ureter dan pelvis renal
disebut obstruksi tingkat atas, pada obstruksi jenis ini akan muncul AKI apabila
telah terjadi bilateral.
Obstruksi ureter
Ekstrinstik Instrinstik
C. Klasifikasi
- Klasifikasi RIFLE
Kategori Peningkatan kadar Cr Penurunan LFG Kriteria UO
serum
Risk ≥1,5 kali nilai dasar >25% nilai dasar 0,5 mL/kg/jam,
≥6 jam
Injury ≥2,0 kali nilai dasar >50% nilai dasar <0,5 mL/kg/jam,
≥12 jam
Failure ≥3,0 kali nilai dasar atau >75% nilai dasar <0,3 mL/kg/jam,
≥4 mg/dL dengan ≥24 jam
kenaikan akut > 0,5 atau anuria ≥12
mg//dl jam
- Klasifikasi AKIN
Redistribusi cairan
Gejala sindrom nefrotik, gejala sirosis Sesak nafas, hipotensi, edema paru, edema
hepatis, riwayat penggunaan vasodilator, tungkai, stigmata sirosis, tanda peritonitis
gejala peritonitis.
Obstruksi renovaskular
Penyakit arteri renalis (stenosis Biasanya urin output normal. Jika terjadi
intravaskuler, embolus, laserasi oligo-anuri dapat timbul tanda edema paru
thrombus, dan vena renalis (trombosis dan edema tungkai.
intravaskuler, infiltrasi tumor).
E. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan penunjang, meliputi kadar kreatinin, BUN, elektrolit,
pemeriksaan darah lengkap, hitung jenis, analisis urin dan pemeriksaan
mikroskopis urin. Berdasarkan Acute Kidney Injury Network (AKIN) kriteria
diagnosis AKI yaitu penurunan mendadak fungsi ginjal (dalam 48 jam) yang
ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin serum sebesar ≥0,3 mg/dl
(≥26.5 μmol/l) atau kenaikan kadar kreatinin serum ≥1,5 kali (>50%) bila
dibandingkan dengan kadar sebelumnya atau penurunan urine output
menjadi <0,5 ml/jam selama lebih dari 6 jam.
Berdasarkan Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO)
kriteria diagnosis gangguan ginjal akut meliputi : Peningkatan kadar kreatinin
serum sebesar ≥0.3 mg/dl (≥26.5 μmol/l) dalam 48 jam atau peningkatan
kadar kreatinin serum ≥ 1,5 kali (>50%) dari baseline, yang diduga telah terjadi
selama 7 hari, atau volume urin <0.5 ml/kg/jam selama 6 jam.
Pemeriksaan darah yang menunjukan anemia dapat membedakan antara
gangguan ginjal akut dengan gangguan ginjal kronik. Dalam mendiagnosis
gangguan ginjal akut diperlukan pemeriksaan berulang fungsi ginjal yakni kadar
ureum, kreatinin dan laju filtrasi glomerulus.
F. TATALAKSANA
1) Tatalaksana AKI Prarenal
Pemberian cairan pengganti disesuaikan dengan tipe kehilangan cairan.
Kehilangan darah akut perlu diberikan packed red blood cells (PRC). Cairan
kristaloid isotonis dan/atau koloid dapat diberikan perdarahan akut yang lebih
ringan atau kehilangan plasma pada kasus luka bakar dan pankreatitis. Cairan
isotonis kristaloid atau koloid juga dapat digunakan dalam resusitasi cairan
pada hipovolemia berat. Pemberian larutan yang mengandung bikarbonat dapat
digunakan untuk menangani asidosis metabolik. Peningkatan fungsi jantung
pada sindrom kardiorenal (misalnya pada hipoperfusi renal akibat curah
jantung yang menurun) dapat diberikan agen inotropik, agen yang
menurunkan preload dan afterload, dan antiaritmia.
2) Tatalaksana AKI Renal
Penaganan AKI renal disesuaikan dengan etiologi yang mendasarinya.
3) Tatalaksana AKI Postrenal
Obstruksi yang mendasari AKI memerlukan penanganan, seperti
katerisasi transurethral atau suprapubis diperlukan dalam penangan striktur
uretral atau gangguan fungsi vesica urinaria.
TATALAKSANA KOMPLIKASI