Anda di halaman 1dari 6

MIE INSTAN

A. Definisi mie instan


Mie Instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak,
dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu
- bumbu yang sudah ada dalam paketnya. Mie instan sifatnya praktis dan cepat
memasaknya membuat makanan satu ini banyak disukai orang, terutama orang yang
tidak memiliki banyak waktu. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diketahui semua
orang, bahwa kandungan gizi pada mi instan tidak lengkap, perlu tambahan bahan
makanan lain agar nilai gizinya lebih baik. Selain itu mi instan lebih baik direbus
sebanyak dua kali, terutama untuk mi instan berkuah. Mie instan sudah merupakan salah
satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang telah
mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mie instan di rumah. Bahkan tak jarang
orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan “makanan lokal” jika
makanan di luar negeri tidak sesuai selera. Ini karena rasa mie instan yang gurih sekali
karena memakai berbagai bumbu yang tak jarang berbahaya bagi kesehatan seperti
MSG, pengawet buatan, perasa buatan sehingga rasanya jadi seperti rasa ayam, sapi,
bakso, dan sebagainya.

B. Zat-zat berbahaya yang terkandung didalam mie Instan

1. MSG (Monosodium glutamat)


MSG atau disebut juga vetsin biasa ditambahkan kedalam makanan untuk menguatkan
rasa dan menambah kelezatan pada makanan. Penggunaan MSG yang berlebihan dan
secara terus-menerus dapat menimbulkan penurunan fungsi otak, kanker dan hipertensi.
Menurut Russel Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The Taste That Kills, MSG adalah
excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock
menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti
alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD ( attention deficit disorder).
2. Pewarna
Zat aditif jenis pewarna yang terkandung dalam mie instan adalah tartrazin CI 19140.
Yaitu pewarna kuning untuk makanan. Penggunaan zat pewarna secara berlebihan juga
dapat menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan.
3. Pengawet
Penggunaan zat pengawet pada makanan bertujuan untuk menghambat kerusakan pada
makanan akibat serangan bakteri dan lain-lain. Jenis pengawet yang terkadung dalam
mie instan adalah natrium benzoat dan natrium metabisulfit.
4. Pengatur Keasaman
Penggunaan zat pengatur keasaman pada makanan bertujuan untuk mengasamkan,
menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
5. Propylene glycol
propylene glycol adalah sejenis bahan anti beku yang akan mencegah mie instan menjadi
kering. Apabila kita sering mengkonsumsi zat tersebut, maka zat tersebut akan
menumpuk di hati dan ginjal. Hal tersebut akan menyebabkan kerusakan pada organ hati
dan ginjal. Dan juga akan melemahkan sistem imunitas tubuh.
6. Lemak dan sodium
Mie instan mengandung lemak dan sodium yang sangat tinggi. Dan jika kita
mengkonsumsi mie instan secara rutin, maka lemak tersebut akan menumpuk di dalam
tubuh dan dapat menyebabkan kegemukan. Kandungan sodium yang tinggi juga dapat
berpotensi menimbulkan berbagai penyakit seperti darah tinggi, penyakit jantung, stroke
dan kerusakan pada ginjal.
7. Lilin atau Wax
Kandungan lilin dalam mie instan berfungsi untuk membuat mie tetap merekat satu sama
lain. Kandungan lilin tersebut dapat merusak sistem kerja pencernaan tubuh, sehingga
dapat menyebabkan gangguan jika dikonsumsi secara terus menerus dan dapat
mengakibatkan tumbuhnya sel penyebab kanker. Selain itu tubuh juga akan mengalami
kesulitan untuk mencerna zat lilin tersebut. Karena tubuh kita memerlukan waktu sekitar
2-3 hari untuk mencerna zat lilin yang terdapat pada mie instan.
8. Bahan Penambah Rasa
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan
inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam,
soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor.
Kalau sumber flavor dari hewan, tentu
harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut
atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.\
9. Minyak sayur
Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur
dengan lemak hewan.
10. Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam,
bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani
yang digunakan.
11. Kecap dan sambal
Kecap dan sambal pun harus kita cermati lho. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG,
kaldu tulang untuk menambah kelezatannya. Dalam hal ini yang harus anda perhatikan
dan dicamkan ialah “Peringatan bagi kita semua bahwa Mie Instan tidak boleh dimasak
bersamaan dengan bumbunya karena MSG yang terkandung didalamnya bila dimasak
diatas suhu 120°C akan berpotensi menjadi Karsinogen Pembawa Kanker. Perhatikan
prosedur penyajian pada bungkus Mie Instan, semua menganjurkan agar masak mie
dulu baru ditaburi bumbu atau bumbunya di taruh di mangkok”
12. Kandungan Natrium
Kandungan lainnya yang terdapat pada mie instan yaitu zat natrium yang mana zat ini
penyebab terkena penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan maag apabila di
konsumsi terlalu banyak. Penyebabnya dikarenakan pada kandungan natrium memiliki
sifat menetralkan lambung, sehingga menyebabkan lambung anda akan mensekreasi
asam dalam jumlah banyak agar makanan dapat tercerna. Akibatnya, kadar asam
lambung akan mengalami peningkatan sehingga terjadi pengikisan pada dinding
lambung. Hal inilah yang dapat memicu meningkatnya tekanan darah dalam tubuh.
C. Bahaya bagi pencernaan
Apabila dikonsumsi lebih dari sekali dalam sehari, maka mie instant berpotensi
membahayakan pencernaan. Problem pertama yang muncul adalah rasa begah, susah buang
air besar dan ketidaknyamanan.
1. Kegemukan
Mengonsumsi mie instant secara rutin juga menyebabkan kegemukan. Jumlah lemak dan
sodium yang tinggi di dalam mie instant menyebabkan tidak dapat diserap tubuh dan
akan tinggal menumpuk menjadi lemak. Tak heran apabila ia dapat menyebabkan berat
badan Anda bertambah dalam waktu singkat.
2. Kerusakan Sel Jaringan Otak
Hasil penelitan Olney di St. Louis. Tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus
putih muda. Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat
tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun
penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan
tidak menunjukkan gejala kerusakan otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal
dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi
MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara
peningkatan dan penurunan transmisisignaldalamotak.
3. Alergi
MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi
juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat
terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung
berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif,
tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil
metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau
bahkan oleh histamin.
4. Kandungan sodium
Mie instant juga kaya akan kandungan sodium yang dapat menyebabkan darah tinggi,
penyakit jantung, stroke dan kerusakan pada ginjal. Terutama jika sering dikonsumsi,
potensi terserang penyakit tersebut sangat tinggi.

D. Cara mengantisipasi dampak buruk mie instan


Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi bahaya mie instan :
1. Memberi jangka waktu
Jika Anda memang tidak bisa lepas dari konsumsi mie instan, sebaiknya jangan setiap
hari memakannya. Setelah makan mie instan, beri jangka waktu sekitar 3 hari bila ingin
memakannya lagi. Hal ini bertujuan untuk memberi waktu bagi tubuh agar bisa
mencerna lilin (pelapis mie) sampai benar-benar habis dan tidak menumpuk di tubuh.
Penumpukkan lilin sangat berbahaya bagi tubuh. Lebih baik menjaga kesehatan daripada
nikmat sesaat. Kita masih bisa mengkonsumsi mie dengan intensitas yang tidak sering.
Seperti dengan mengkonsumsi mie instan dengan jarak tiga hari sekali juga termasuk
langkah awal yang bagus menuju hidup sehat. Ingat bahaya makan mie instan selalu
mengawasi kita.
2. Tiriskan dan bilas
Saat memasak mie instan, Anda tentu merebus mie terlebih dahulu dengan air mendidih.
Setelah mie instan yang anda masak tersebut telah matang jangan langsung
mengkonsumsinya. Bahaya makan mie instan yang ada kandungan lilinnya selalu
mengancam anda. Jadi tiriskan dulu mie yang telah matang tersebut. Untuk mie instan
goreng, setelah mie masak, tiriskan lalu bilas lagi dengan air bersih yang tentunya sudah
matang. Untuk mie instan kuah, setelah mie matang, jangan langsung dibubuhi bumbu
mie instan. Tiriskan dahulu mie-nya, lalu buang air sisa perebusan mie. Untuk kuah,
Anda bisa memakai air panas yang baru. Perlakuan ini untuk meminimalisir masuknya
zat lilin ke dalam tubuh. Saat mie direbus, lilin bisa lepas dari mie dan menyatu dengan
air rebusan. Itulah sebabnya, sebaiknya jangan mengkonsumsi air rebusan mie. Selain
itu, ada sebagian orang yang lebih suka memakan mie instan dengan kondisi yang masih
kriuk-kriuk. Ini juga perlu berhati-hati karena bahaya makan mie instan lebih besar
dibanding yang makan matang. Disarankan untuk memasaknya dalam bentung matang
dan bukan setengah matang. Kinerja organ pencernaan akan lebih berat jika kita
mengkonsumsi mie instan dalam kondisi setengah matang. Bahkan bagi sebagian orang
yang memang kondisi organ pencernaannya kurang baik akan terasa mules dan sering
buang air besar jika memakan mie instan dalam kondisi setengah matang.
3. Jangan mencampur bumbu ketika masak
Memasak mie instan memang menyenangkan. Apalagi ketika mie instan sudah matang.
Namun perlu sedikit diketahui bahwa ketika memasak mie instan jangan mencampurkan
bumbu yang ada pad instan dalam kondisi memasak. Pada bumbu mie instan juga
terdapat kandungan berbahaya yang akan semakin aktif ketika dimasak dalam suhu yang
tinggi. Untuk mengurangi bahayanya biasanya dalam mencampurkan bumbu tersebut
dicampurkan ketika mie instan sudah diangkat dari kompor. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi bahaya dari bumbu mie instan. Namun kebanyakan orang tidak
mengetahuin
E. Solusi yang dapat diterapkan untuk mencegah dampak buruk yang ditimbulkan mie
instan
1. Tidak Menggunakan Kuah Rebusan Pertama
Banyak orang yang percaya bahwa air rebusan pertama mi instant mengandung berbagai
bahan pengawet yang bisa membahayakan kesehatan tubuh bagi yang memakannya.
Yang lumayan aman adalah dengan mengonsumsi mie goreng instan karena tidak perlu
menggunakan air rebusannya. Jika makan mie rebus sebaiknya air pertama yang dipakai
merebus dibuang lalu isi air kembali untuk merebus ulang hingga matang.
2. Tidak Memakai Kecap dan Sambal Bawaan Mie Instant
Kasus mie instan lokal kita di luar negeri memperlihatkan adanya zat pengawet dalam
kecap dan mungkin juga di dalam saus sambal yang disisipkan dalam bungkus kemasan
mi instan. Kurangnya keterbukaan isi kandungan mie instan oleh perusahaan produsen
membuat kita khawatir. Dengan demikian siapkan selalu kecap dan saus sambal sendiri
daripada menggunakan kecap dan sambel bawaan mie instant.
3. Mengurangi Pemakaian Bumbu Terlampir
Biasanya ada bumbu serbuk kering, bubuk lada dan minyak sayur untuk dicampur
bersama dengan mie instant yang sudah masak. Namun untuk lebih aman gunakan saja
50% sampai dengan 75% bumbu-bumbu yang diberikan. Rasanya pun juga masih enak
dan lama-lama bisa terbiasa dengan rasa yang tidak terlalu kuat.
4. Jangan Memasak Berkali-Kali di Air Rebusan Yang Sama
Biasanya pedagang penjaja mie instant baik yang di gerobak dorong maupun yang
berada di warung-warung menggunakan panci yang sama dengan air rebusannya yang
telah dipakai berulang-ulang kali untuk merebus mie sehingga airnya terlihat sangat
kental dan keruh akan air bekas rebusan mie instan. Sebaiknya pilih tempat yang selalu
memasak dengan air baru atau minta rebus mienya dengan air yang baru.

Anda mungkin juga menyukai