Anda di halaman 1dari 9

Nama: Nur Falah

NIM: 64722401S161109

Tugas: ASKEB NIFAS

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM MASA NIFAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post
partum. Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium , untuk dapat
mengembalikan alat genetalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu
sekitar 42 hari atau 6 minggu atau 1 bulan 7 hari.

Masa Nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas yang
berlangsung selama 6 minggu, akan terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu:

1. Perubahan Fisik

2. Involusi uterus dan pengeluaran lochea

3. Laktasi/pengeluaran ASI

4. Perubahan Psikis

Dalam masa nifas alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genetalia
ini dalam keseluruhan nya disebut involusi .

Dalam masa ini, bidan memiliki peran dan tanggung jawab dalam memberikan
asuhan terhadap ibu setelah persalinan. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa
nifas adalah dengan memberikan perawatan dan dukungan sesuai kebutuhan ibu yaitu
melalui kemitraan (partnership) dengan ibu dan anggota keluarga lainnya.
B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian tentang masa nifas

2. Mengetahui klasifikasi masa nifas

3. Mengetahui apa tujuan dari asuhan pada masa nifas

4. Mengetahui apa saja peran serta tanggung jawab bidan dalam masa nifas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Nifas

Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlagsung selama 6-40 hari.
Lamanya masa nifas ini yaitu ± 6 - 8 minggu. (Mochtar 1998).

Masa Nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul
Bari,2000:122)

Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan
tidak hamil yang normal. (F.Garycunningham,Mac Donald, 1995:281)

B. Klasifikasi Masa Nifas

Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode:

1. PuerPerium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Puerpuerium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6
– 8 minggu.

3. Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat
sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau
tahunan.

C. Tujuan Asuhan Nifas

Asuhan nifas bertujuan untuk :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.

2. Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah, mengobati atau


merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga


berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang
sehat.

4. Memberikan pelayanan KB.

5. Mempercepat involusi alat kandung.

6. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.

7. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan

8. Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan


pengeluaran sisa metabolisme.

D. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam Masa Nifas

1. Perubahan Fisiologi Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi

Pada masa nifas ini akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu :

a. Alat genitalia

Alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali


seperti keadaan sebelum hamil atau sering disebut involusi,selain itu juga
perubahan-perubahan penting lain,yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi karena
laktogenik hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar mammae.
b. Fundus Uteri

Setelah plasenta lahir, TFU setinggi pusat, beratnya mencapai 1000 gr, diameter
12,5 cm.Setelah 1 minggu, TFU ½ pstsymphisis, beratnya 500 gr, diameter 7,5 cm.

Setelah 14 hari TFU tidak teraba, beratnya 350 gr, 5 cm

6 minggu post partum, TFU Normal, beratnya 60 gr, diameter 2,5 cm.

c. Serviks

Segera setelah post partum bentuk servik agak menganga seperti corong. Bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik uteri
tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri
terbentuk semacam cincin.

d. Ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang selama kehamilan
dan partus, setelah jalan lahir, berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala. Tidak
jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh ke
belakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan
karena ligamenta, fasia, jaringan alat penunjang genetalia menjadi menjadi agak kendor.
Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat genitalia tersebut, juga
otot-otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan
tertentu. Pada 2 hari post partum sudah dapat diberikan fisioterapi. Keuntungan lain
adalah dicegahnya pula statis darah yang dapat mengakibatkan thrombosis masa nifas.

2. Perubahan Psikologis Dalam Masa Nifas

Periode masa nifas merupakan suatu waktu yang sangat rentan untuk terjadinya
stress, terutama pada ibu primipara sehingga dapat membuat perubahan psikologis yang
berat. Periode adaptasi psikologi masa nifas, dideskripsikan oleh Reva Rubin ada 3,
yaitu:

a. Taking in Period
1) Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu umumnya menjadi pasif dan sangat
tergantung dan fokus perhatian terhadap tubuhnya.

2) Ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami

3) Tidur yang tidak terganggu sangat penting buat ibu untuk mencegah efek kurang baik
yaitu kurang tidur, kelemahan fisik, gelisah, gangguan proses pemulihan kesehatan.

4) Tambahan makanan kaya gizi sangat penting dibutuhkan sebab nafsu makan biasanya
akan meningkat. Kurang nafsu makan memberi indikasi bahwa proses pemulihan
kesehatan tidak berlangsumg normal.

b. Taking Hold Period

1) Periode ini berlangsung pada 3-4 hari setelah persalinan, ibu menjadi berkonsentrasi
pada kemampuannya menjadi ibu yang sukses, dan menerima tanggung jawab
sepenuhnya terhadap perawatan bayinya

2) Fokus perhatiannya pada kontrol fungsi tubuh misalnya proses defekasi dan miks,
kekuatan, dan daya tahan tubuh ibu

3) Ibu mulai merasa sanggup dan terampil merawat bayinya seperti menggendong,
memandikan, menyusui bayinya dan mengganti popok

4) Ibu menjadi sangat sensitif pada masa ini sehingga mungkin membutuhkan bimbingan
dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu

5) Bidan sebaiknya memberikan penyuluhan dan support emosional pada ibu

c. Letting go Period

1) Periode ini umumnya dialami oleh ibu setelah ibu tiba dirumah dan secara penuh
merupakan waktu pengaturan

2) Kumpul bersama keluarga

3) Ibu telah menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu merasa menyadari kebutuhan
bayinya sangat tergantung kesiapannya sendiri sebagai ibu, ketergantungannya kepada
orang lain, serta dipengaruhi oleh interaksi sosial budaya keluarga.
E. Tujuan Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan masa nifas terdiri dari :

1. Kunjungan I

6- 8 jam setelah persalinan :

Tujuannya :

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan


berlanjut

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

4) Pemberian ASI awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

2. Kunjungan II

6 hari setelah persalinan :

Tujuannya: :

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus


dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat

4) Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.

5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.

3. Kunjungan III

2 minggu setelah persalinan

Tujuannya :

Sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )


4. Kunjungan IV

6 minggu setelah persalinan

Tujuannya

1) Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998)

Tujuan kunjungan masa nifas antara lain yaitu :

a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi

b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan


kesehatan ibu nifas dan bayinya

c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas

d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu
nifas maupun bayinya

F. Perawatan Masa Puerperium

Perawatan pueperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan “ mobilisasi


dini ”( early mobilization). Perawatan mobilisasi mempunya keuntungan :

 Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi pueperium

 Memperlancar involusi alat kandungan

 Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan

 Menigkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan


pengeluaran sisa metabolisme.

G. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa NIfas

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.
Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain:

 Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan


kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas

 Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

 Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.


 Membuat kebijakan perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan
anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi

 Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan

 Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman

 Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data,


menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi selama priode nifas.

 Memberikan asuhan kebidanan secara professional

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa nifas atau puerpurium merupakan suatu yang normal dan setiap saat dapat
berubah menjadi abnormal. Dengan pencegahan yang semaksimal mungkin saat
kehamilan,persalinan dan nifas,keadaan yang abnormal dapat ditekan seminimal
mungkin.Untuk itu sangat diperlukan sekali penyebaran informasi dan kesadaran bagi
ibu hamil dan keluarga untuk melakukan ANC ( antenatal care ) secara rutin,dan
melakukan persalinan pada tenaga kesehatan, baik dokter ataupun bidan.

Dengan adanya asuhan postnatal akan membantu kesiapan ibu utuk belajar dan
menjalani masa nifas secara fisiologis. Ibu meyakin bahwa bidan memperhatikannya
sebagai individu. Berdasarkan kebutuhan yang diutarakan pasien, keadaan wanita pada
saat itu dan hal-hal yang dibutuhkan. Tinjauan ulang tentang sistem-sistem tubuh perlu
dilakukan setiap pertemuan. Setiap tanda harus dikaji secara mendalam, identifikasi rasa
tidak nyaman yang mencerminkan rasa tidak nyaman pada masa nifas . Pengkajian akan
kemungkinan adanya infeksi pada organ reproduksi, terjadinya bendungan ASI dan
lain-lain. Respon psikososial terhadap masa nifas dan pendekatan menjadi orang tua.

B. Saran

Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti


tentang asuhan pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin
pada setiap ibu post partum agar keadaan ibu dan janin tetap baik.

Anda mungkin juga menyukai