Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN

Kepulauan Indonesia terdiri dari sekitar 17.508 pulau dan sekitar 6.000
merupakan pulauyang berpenghuni. Kepulauan tropis menyebar di sepanjang
seperdelapan dari ekuator sekitar 8 juta km 2, dengan total luas lahan 1,92 juta km2 dan
wilayah laut seluas 3 juta km2 dengan total panjang garis pantai sekitar 84.000km.
Penduduk Indonesia seban yak 226 juta (data 2008) tersebar di
b e b e r a p a p u l a u . D e n g a n tingkat pertumbuhan 1,66% dari penduduk diperkirakan
tumbuh menjadi 280 juta pada tahun 2020. Jawa, sebagai pulau yang paling padat
penduduknya hanya seluas 6,58% dari total wilayah Indonesia, berpenduduk
58% (120,4 juta) dari total penduduk di Indonesia. Dalam dasawarsa yang
lalu, imigran perkotaan mengakibatkan pertumbuhan perkotaan sekitar 5 % per
tahun. Diperkirakan bahwa pada tahun 2020 sekitar 52% penduduk akan tinggal
dilingkungan perkotaan, meningkat 38% dibandingkan tahun 1995.
Terlepas dari tingginya potensi sumber daya air, sumber daya air
permukaan di Indonesiamengalami kekurangan selama musim kemarau, namun
terjadi banjir selama musim hujan terutama di beberapa daerah. Meskipun
Indonesia memiliki curah hujan yang berlimpah,dengan rata -rata nasional
lebih dari 2.500 mm/tahun, namun terjadi perbedaan yang sangat besar di daerah
tertentu di Indonesia. hal ini terjadi berkisar dari daerah-daerah yang sangatkering di
Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi bagian dari Kepulauan (kurang dari
1.000mm) dan yang sangat basah di beberapa bagian daerah Papua, Jawa, dan Sumatra
(lebih dari 5.000 mm). Seperti di banyak negara lain, kondisi sumber daya air di Indonesia
telah sampai pada tahap dimana tindakan terpadu diperlukan untuk membalikkan
tren yang terjadi saat ini yatiu penggunaan air yang berlebihan, polusi, dan
meningkatnya ancaman kekeringan dan banjir.

Robi Yusmananda - 1903010050


2

BAB II
PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR
Seperti di banyak negara lain, kondisi sumber daya air di Indonesia telah sampai
pada tahap di mana tindakan terpadu diperlukan untuk membalikkan tren yang terjadi saat
ini yatiu penggunaan air yang berlebihan, polusi, dan meningkatnya ancaman kekeringan
dan banjir. Banyak sungai dan danau yang terus menerus dilanda kekeringan dan beberapa
malah mengalami luapan air yang berlimpah dari segala arah.
Mengingat tantangan yang dihadapi oleh sektor sumber daya air dan sektor irigasi
di abad ke-21 dan reformasi sektor publik yang lebih memperhatikan aspirasi rakyat,
Pemerintah Indonesia telah memulai program reformasi bidang sumber daya air yang
meliputi aspek kebijakan, aspek kelembagaan, aspek legislatif dan peraturan, dan
kebijakan konservasi sumber daya air telah mendapat bagian yang substansial dalam
agenda reformasi. Salah satunya yaitu memanfaatkan danau sebagai sumber dari aliran
irigasi tersebut.
Dalam pengelolaan danau mempunyai fungsi utama adalah untuk menstabilkan
aliran air, dan di lain sisi danau juga mempunyai fungsi ekonomi yang sangat tinggi, yaitu
untuk penyediaan air bersih, baik untuk minum,irigasi, dan industri, juga untuk perikanan
budidaya maupun perikanan tangkap. Jika dikelola dengan benar, maka danau akan
berfungsi secara optimal sebagai penyangga kehidupan. Penjagaan kuantitas dan kualitas
air danau diharapkan dapat menjamin ketersediaan air baku sepanjang daerah alirannya.
Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan danau adalah pada bagaimana analisa potensi
ketersediaan dan pemanfaatan air danau sebagai sumber air irigasi. Yang kedua bagaimana
perubahan pola pemanfaatan ruang / tata guna lahan di kawasan hulu danau dalam
kaitannya dengan besarnya debit inflow danau. Yang ketiga bahwa sebagaian besar dari
danau belum diketahui volumenya dengan pasti, demikian juga halnya dengan tingkat
presipitasi, evaporasinya serta debit inflow dan outflow-nya.
Dengan demikian pola pemanfaatan bagi berbagai keperluan seperti untuk
pemenuhan air irigasi juga belum bisa diprogramkan secara optimal. Dan dari beberapa
hasil penelitian disebutkan bahwa beberapa danau mengalami masalah antara lain terjadi
sedimentasi, (berkurangnya kedalaman), berkurangnya volume, dan berkurangnya luas
cathment areanya, sehingga berpengaruh juga terhadap ketersediaan air untuk supplai air
irigasi misalnya

Robi Yusmananda - 1903010050


3

2.1 Definisi Danau


Beberapa definisi yang bisa diambil diantaranya yaitu :
1. Danau/situ/embung/waduk adalah salah satu sumber air tawar yang
menunjangkehidupan semua makhluk hidup dan kegiatan social ekonomi manusia
2. Danau adalah suatu wadah alam yang dapat menahan kelebihan air pada masa
aliran air tinggi untuk digunakan pada masa kekeringan.
3. Danau adalah badan air yang dikelilingi daratan dan tertutup / tergenang air atau
mengalir secara tetap atau sementara. Danau/ situ digolongkan ke dalam lahan
basah alami bersama hutan mangrove,rawa gambut, rawa air tawar, padang lamun,
dan terumbu karang. Perairan danau cenderung diam, karena itu dinamakan pula
perairan lentik, lawan dari perairan lotik atau mengalir (sungai).

Pada umumnya kedalaman danau bervariasi antara 50 – 200 m, akan tetapi banyak
juga yang mempunyai kedalaman lebih rendah dari 50 m. Di Indonesia terdapat kurang
lebih danau kategori besar > 50 ha sebanyak 500 buah. Danau tersebut tersebar merata di
setiap pulau besar (Sumatra, Jawa, Kalimantan Sulawesi, Papua) kecuali Pulau Bali.
Sebaliknya waduk besar sebagian besar berlokasi di P.Jawa. Selain kategori danau
besar terdapat juga danau kecil yang jumlahnya ribuan dan waduk kecil yang disebut
embung.
Danau kecil sering dikenal sebagai situ berukuran besar. Di Provinsi Jawa Barat
terdapat 354 buah situ, di Provinsi Jawa Timur 438 buah situ. Danau yang terbesar adalah
Danau Toba yang terletak 905 meter dpl, panjang 275 km, lebar 150 km dengan luas
1.130 km2, dan kedalaman maksimum 529 m di bagian utara dan 429 m di bagian
selatan. Danau Toba merupakan danau terdalam kesembilan di dunia dan
merupakan danau tipe vulkanik kaldera yang terbesar di dunia. Danau yang
terdalam di Indonesia adalah danau Montana di Sulawesi Tengah dengan kedalaman
maksimum 590 m dan merupakan danau terdalam ketujuh di dunia.

2.2 Fungsi Danau


Dalam pengelolaannya danau mempunyai fungsi utama adalah untuk menstabilkan
aliran air, dan di lain sisi danau juga mempunyai fungsi ekonomi yang sangat tinggi, yaitu
untuk penyediaan air bersih, baik untuk minum,irigasi, dan industri, juga untuk perikanan
budidaya maupun perikanan tangkap. Jika dikelola dengan benar, maka danau akan

Robi Yusmananda - 1903010050


4

berfungsi secara optimal sebagai penyangga kehidupan. Penjagaan kuantitas dan kualitas
air danau diharapkan dapat menjamin ketersediaan air baku sepanjang daerah alirannya.
Permintaan persediaan air bersih untuk keperluan-keperluan di atas akan terus
meningkat seiring meningkatnya populasi jumlah penduduk Indonesia. Diprediksi sampai
tahun 2015, permintaan air bersih untuk sektor pertanian (air irigasi) akan meningkat 6,67
% setiap tahunnya, sedangkan untuk keperluan domestik 6,7 % dan untuk keperluan
industri 12,5 %.

Nanum semua itu tentunya tidaklah mudah, ada beberapa masalah yang akan dihadapi
dalam pengelolaan air danau tersebut diantaranya :
1. Bagaimana analisa potensi ketersediaan dan pemanfaatan air danau sebagai
sumber air irigasi
2. bagaimana perubahan pola pemanfaatan ruang / tata guna lahan di kawasan hulu
danau dalam kaitannya dengan besarnya debit inflow danau
3. Sebagaian besar dari danau belum diketahui volumenya dengan pasti, demikian
juga halnya dengan tingkat presipitasi, evaporasinya serta debit inflow dan
outflownya. Dengan demikian pola pemanfaatan bagi berbagai keperluan seperti
untuk pemenuhan air irigasi juga belum bisa diprogramkan secara optimal.
4. Dari beberapa hasil penelitian disebutkan bahwa beberapa danau mengalami
masalah antara lain terjadi sedimentasi, (berkurangnya kedalaman),
berkurangnya volume, dan berkurangnya luas cathment areanya, sehingga
berpengaruh juga terhadap ketersediaan air untuk supplai air irigasi misalnya.

Berikut adalah beberapa fungsi umum dari pada pemanfaatan Danau untuk
kegiatan berkelanjutan :
1. Memenuhi kebutuhan air sehari hari
2. Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
3. Sebagai sarana atau sumber irigasi
4. Membantu proses produksi barang
5. Sebagai salah satu sarana rekreasi atau wisata
6. Sebagai tempat memelihara ikan air tawar
7. Untuk pengembangan nilai budaya
8. Sebagai sarana edukasi dan juga penelitian ilmiah
9. Membantu proses penyuburan tanah

Robi Yusmananda - 1903010050


5

10. Sebagai wadah resapan air tanah sehingga dapat mengendalikan banjir dan juga
erosi
11. Sebagai sarana olahraga

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Analisa Potensi Ketersediaan dan Pemanfaatan Air Danau Sebagai Sumber
Air Irigasi
Analisa ini sangat diperlukan sebagai data acuan untuk pola pengelolaan dari Sumber
Daya Air yang optimal dan efisien yang dapat menghasilkan keuntungan secara umum dan
khususnya bagi masyarakat sekitar danau tersebut, misalnya untuk pemenuhan kebutuhan
air irigasi para petani. Tahap ini difokuskan dengan menganalisa potensi suatu danau dari
segi kuantitasnya apabla ditinjau dari ketersediaan data curah hujannya.
Metode yang dipakai dalam analisa ini adalah sebagai berikut :
- Pengumpulan data., yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
dengan cara pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder
diperoleh dari instansi terkait.
Data yang dibutuhkan antara lain peta topografi, data curah hujan, data
klimatologi, peta daerah cathment area danau, data sungai di sekitar atau di
sekililing danau, dan data outflow danau tersebut.
- Metode analisa hidrologi,yaitu :
a. Analisa curah hujan rata-rata dengan metode polygon thiesen

Robi Yusmananda - 1903010050


6

b. Analisa Evapotranspirasi dengan menggunakan data klimatologi untuk


mengetahui evapotranspirasi potensial dengan menggunakan metode
Penman.
c. Analisa ketersediaan air danau dengan metode FJ. Mock untuk mengetahui
besarnya debit inflow atau debit yang masuk ke dalam danau yang berasal
dari curah hujan yang dipengaruhi oleh factor klimatologi dan kondisi
daerahtangkapannya.
d. Analisa ketersediaan air danau dengan metode rasional, yaitu dengan
mengalikan antara kapasitas tampung danau dengan koefisien run off
danintensitas hujan.
Pemanfaatan sumber air untuk keperluan irigasi adalah untuk mengairi sawah-
sawah yang berada di wilayah cakupan rencana daerah irigasi danau tersebut.

3.2 Analisa Pengaruh Perubahan Pola Pemanfaatan Ruang/Tata Guna Lahan di


Kawasan Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Terhadap Debit Inflow
Danau

Analisa ini dilakukan dengan melakukan observasi terhadap pola pemanfaatan


ruang daratan di kawasan daerah tangkapan air (DTA) danau dengan melakukan
pengukuran terhadap (1) luas daratan pada kawasan hutan lindung , dan (2) luas daratan
pada kawasan budidaya lahan panen, permukiman dan ladang.
Analisis data dilakukan dengan metode overlay (tumpang tindih) yang diaplikasikan untuk
menganalisa perubahan luas lahan pada kawasan lindung dan budidaya menggunakan data
dasar peta Rupa Bumi daerah studi dari Bakosurtanal dan dibandingkan dengan data hasil
pengukuran langsung dan atau dibandingkan juga dengan peta tata guna lahan yang dibuat
pada tahun yang berbeda dengan peta rupa bumi dari Bakosurtanal.
Setelah diketahui perbedaanya,lalu dihitung debit inflownya baik dengan data luas
dari tata guna lahan yang lama dan dari data luas hasil pengukuran yang baru,sehingga kita
dapat mengetahui seberapa besar perubahan debit inflow yang terjadi.
Sehinggga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penurunan luas penutupan vegetasi akibat
perubahan pola pemanfaatan ruang di kawasan daerah tangkapan air (DTA) suatu danau
diperkirakan merupakan penyebab penurunan kemampuan penyediaan air oleh danau
tersebut.

Robi Yusmananda - 1903010050


7

Penurunan penutupan vegetasi ini menyebabkan berkurangnya luas areal genangan


(di sekitar danau), luas danau, serta kedalaman air danau. Beberapa factor yang diduga
mengakibatkan penurunan areal penutupan vegetasi adalah adanya perambahan hutan oleh
penduduk untuk pembukaan lahan produksi, pembangunan permukiman dan lain
sebagainya.

3.3 Optimalisasi Program Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi


Menurut PP No 20 Tahun 2006 tentang Irigasi bab II disebutkan bahwa
pemenuhan kebutuhan air irigasi dapat dilaksanakan dengan Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Irigasi, dimana langkah pencapaiannya adalah sebagai berikut :
 Pelaksanaannya dibawah tanggungjawab pemerintah, baik pemerintah pusat,
provinsi, atau pemerintah kabupaten / kota dan melibatkan semua pihak yang
berkepntingan dengan mengutamakan kepentingan dan perta masyarakat petani
 Dilakukan dengan mendayagunakan sumber daya air yang didasarkan pada
keterkaitan antara pengelolaan air hujan, air permukaan dan air tanah secara
terpadu
 Prinsip yang digunakan adalah prinsip satu sistem irigasi, satu kesatuan
pengembangan dan pengelolaannya

3.4 Pola Pengelolaan Danau dan Waduk

Sesuai dengan UU. No. 7 Tahun 2004 tentang SumberDaya Air, yang terdiri
3 komponen utama yaitu konservasi, pemanfaatan dan pengendalian daya rusak air.
Waduk embung, situ dan danau yang merupakan sumber daya air telah banyak
banyak mengalami penurunan fungsi dan kerusakan ekosistem. Hal ini disebabkan
oleh karena pengelolan waduk/danau yang banyak mengalami kendala. Dalam UU-
Sumber Daya Air telah mengamanatkan untuk melakukan pengelolaan waduk dengan
melakukan konservasi, pemanfaatan, pengendalian daya rusak air. Selain itu masih
ada peraturan lain seperti PP. No. 51 Tahun 1997, tentang Lingkungan Hidup; PP.
No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air; PP No. 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung; Kep. Pres
No.123/2001, tentang koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada tingkat

Robi Yusmananda - 1903010050


8

Propinsi, Wilayah Sungai, Kabupaten dan Kota serta Keputusan Menteri yang
terkait tentang pengelolaan sumber daya air.

BAB IV
KESIMPULAN
1. Danau dengan potensi yang dimilikinya, dapat dikembangkan dan dikelola untuk
berbagai kepentingan seperti khususnya untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan
irigasi
2. Meningkatnya permintaan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dari
danau/waduk/ situ seperti untuk kebutuhan irigasi, tidak diimbangi dengan
konsistensi ataupun upaya peningkatan kapasitas tampungan danau. Hal ini
disebabkan adanya perubahan tata guna laha di kawasan tangkapan air danau,
pendangkalan danau, dan kerusakan kawasan konservasi danau. Sehingga hal ini
mempengaruhi pola pemenuhan kebutuhan air bersih bagi semua kepentingan
seperti untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi.
3. Pemerintah secara penuh sebenarnya sudah membuat peraturan untuk memback-up
pola optimalisasi dan pengelolaan danau untuk kepentingan irigasi, yaitu dengan
adanya PP No 20 tahun 2006 tentang irigasi dan UU No 7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air. Akan tetapi dalam tahap implementasinya memang masih perlu
kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada petani pengguna air irigasi.

Robi Yusmananda - 1903010050


9

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Numar, Afrizal.2004. Analisa Ketersediaan Air Danau Maninjau Ditinjau Dari
Data Curah Hujan..
2. A.Kamurur,Veronica,1998. Kondisi Pemanfaatan Ruang Daratan di Kawasan
Sekitar Danau Mooat,Kab. Bolaang Mongondaw, Sulut Periode Tahun 1987-1998
.
3. Suhardi.2003. Perubahan Penutupan Lahan Dan Pengaruhnya Terhadap
Cadangan Air Pada Daerah Tangkapan Air Danau Dusun Besar.
4. Puslitbang SDA,2004. Pengelolaan Danau dan Waduk Di Indonesia
5. Agus,Fahmuddin,_______,Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau
dan Dampak Hidrologinya.
6. Pemerintah Republik Indonesia, 2006. Peraturan Pemerintah (PP) No 20 Tahun
2006 tentang Irigasi
7. https://www.academia.edu/12317681/Pengembangan_sumber_daya_air_Berkelanj
utan
8. https://www.kompasiana.com/suprianto/550926438133119474b1e153/wawasan-
pengembangan-sumber-daya-air
9. https://www.researchgate.net/publication/326139534_PENGELOLAAN_SUMBE
R_DAYA_AIR_YANG_BERKELANJUTAN_DI_KOTA_SORONG

Robi Yusmananda - 1903010050


10

10. https://uwityangyoyo.wordpress.com/2012/07/02/pengelolaan-sumber-daya-air-
yang-terpadu-dan-berkelanjutan/
11. https://media.neliti.com/media/publications/40720-ID-pengawasan-dan-
pengendalian-pemanfaatan-sumber-daya-air-untuk-irigasi-di-kabupat.pdf

https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-
pendukung/brsdm/Buku/KPP%20PUD%20438.pdf Link untuk perikanan

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/danau/manfaat-danau Link fungsi danau

KONDISI SUMBER DAYA AIR

Didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang


Sumber Daya Air dijelaskan; Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa
yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
dalam segala bidang. Sejalan dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, undang-undang ini menyatakan bahwa sumber daya air
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat secara
adil. Atas penguasaan sumber daya air oleh negara dimaksud, negara menjamin hak setiap
orang untuk mendapatkan air bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan
melakukan pengaturan hak atas air.
Undang-undang dengan tegas mengataka bahwa negara memiliki peran utama
dalam pengaturan, pendayagunaan dll, dengan melibatkan stakeholder lainnya.
Penguasaan negara atas sumber daya air tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah dengan tetap mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya, seperti hak ulayat masyarakat
hukum adat setempat dan hak-hak yang serupa dengan itu, sepanjang masih hidup dan

Robi Yusmananda - 1903010050


11

sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik


Indonesia. Dalam pasal 1 dijelaskan bahwa pengaturan hak atas air diwujudkan melalui
penetapan hak guna air, yaitu hak untuk memperoleh dan memakai atau mengusahakan air
untuk berbagai keperluan. Hak guna air dengan pengertian tersebut bukan merupakan hak
pemilikan atas air, tetapi hanya terbatas pada hak untuk memperoleh dan memakai atau
mengusahakan sejumlah (kuota) air sesuai dengan alokasi yang ditetapkan oleh
pemerintah kepada pengguna air, baik untuk yang wajib memperoleh izin maupun yang
tidak wajib izin.
Sudah menjadi pemandangan yang biasa dan gampang dilihat, air sudah menjadi
permasalahan. Kebutuhan masyarakat terhadap air yang semakin meningkat mendorong
lebih menguatnya nilai ekonomi air dibanding nilai dan fungsi sosialnya. Kondisi tersebut
berpotensi menimbulkan konflik kepentingan antar sektor, antar wilayah dan berbagai
pihak yang terkait dengan sumber daya air. Di sisi lain, pengelolaan sumber daya air yang
lebih bersandar pada nilai ekonomi akan cenderung lebih memihak kepada pemilik modal
serta dapat mengabaikan fungsi sosial.

Robi Yusmananda - 1903010050

Anda mungkin juga menyukai