Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya , yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat Menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Hiperlipidemia” Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
……………………………………………………….1
Daftar Isi
……………………………………………………….2
Bab I Pendahuluan
………………………………………...3
B. Rumusan Masalah
……………………………………………………….3
C. Tujuan Penulisan
……………………………………………………….4
Bab II Isi
A. Definisi
……………………………………………………….5
B. Klasifikasi
2
……………………………………………………….5
C. Patofisiologi
……………………………………………………….8
D. Manifestasi Klinik
……………………………………………………...10
……………………………………………………...12
Non Farmakologis
F. Terapi
……………………………………………………...17
A. Kesimpulan
……………………………………………………...19
Daftar Pustaka
……………………………………………………...20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya kalori, yang berfungsi sebagai
sumber utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau
dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan disimpan di dalam sel-sel lemak untuk
digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan
dari selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu (Suyatna,
2007).
Dua lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak tidak larut
dalam cairan plasma, sehingga dia harus mengikat dirinya pada protein tertentu agar
dapat mengikuti aliran darah. Gabungan antara lemak dan protein ini disebut
lipoprotein. Kurang gerak, pola makan tinggi kalori, kaya lemak dan karbohidrat,
menyebabkan penumpukan kelebihan energi dari glukosa, lemak dan protein yang
tidak terpakai. Penimbunan lemak ini dapat menyebabkan pembesaran jaringan adipose
yang membuat seseorang menjadi gemuk terutama pada bagian perut yang lambat laun
B. Rumusan Masalah
4
3. Apa pengobatan farmakologi untuk hiperlipidemia ?
4. Apa pengobatan non farmakologi untuk hiperlipidemia ?
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
ISI
A. DEFINISI
Hiperlipidemia atau yang sering disebut sebagai dislipidemia didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana kadar lemak di dalam darah meningkat di atas batas normal. Total
kolesterol menjadi tinggi, LDL (low density lipoprotein) atau trigliserida tinggi, HDL (high
density lipoprotein) rendah, atau kombinasi kelainan lain. (Wells et al., 2009). Kondisi
mengalami sirkulasi dalam darah, lemak harus berikatan dengan protein membentuk
lipoprotein. Sehingga semakin banyak lemak yang dikonsumsi akan menyebabkan semakin
banyaknya lipoprotein yang terbentuk. Kolesterol dalam darah akan mengalami sirkulasi
dalam bentuk kolesterol LDL dan HDL. Kolesterol LDL sering disebut kolesterol jahat
jantung. Sedangkan HDL dikenal sebagai kolesterol baik karena berfungsi menyapu
kolesterol bebas di pembuluh darah dan mampu mempertahankan kadar trigliserida darah
B. KLASIFIKASI
1. Hiperkolesterolemia
6
Kelebihan kolesterol dalam darah akan menimbulkan suatu proses kompleks pada
pembuluh darah. Mulai dari terjadinya plaque (penimbunan lemak) dalam pembuluh
darah, perlekatan monosit, agregasi platelet, dan pembentukan trombus. Berbagai proses
Akibatnya, organ-organ yang disuplai pembuluh darah akan mengalami kekurangan atau
penghentian suplai darah. Kondisi inilah yang pada akhirnya akan bermanifestasi sebagai
penyakit jantung koroner (PJK), stroke, atau penyakit vaskuler lainnya. Idealnya, kadar
kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol HDL tidak boleh
kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25% dari kadar kolesterol
2. Hipertrigliserida
penyakit jantung atau stroke, masih belum jelas. Kadar trigliserida darah diatas 250
mg/dL dianggap abnormal, tetapi kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko
terjadinya aterosklerosis maupun penyakit arteri koroner. Kadar trigliserida yang sangat
tinggi (sampai lebih dari 800 mg/dL) bisa menyebabkan pancreatitis (Neal, 2006).
faktor resikonya.
7
Kejadian hiperlipidemia sekunder kira-kira 40% dari seluruh kasus
hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah terjadinya peningkatan kadar lemak yang
disebabkan antara lain oleh kondisi penyakit dan penggunaan obat-obat tertentu
(Suyatna, 2007).
Gambar 2.1. Penyebab Hiperlipoproteinemia Primer (genetik)
8
C. Patofisiologi
Kilomikron
(Katzung, 2002).
yang dibawa oleh LDL (disebut juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko
penyakit jantung, sedangkan kolesterol yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterol baik)
kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar kolesterol HDL tidak boleh
kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL harus meliputi lebih dari 25 % dari kadar kolesterol total
(Neal, 2006).
berhubungan dengan perkembangan penyakit jantung koroner (PJK). Kelainan patologi pada
- Lesi aterosklerosis
Lesi aterosklerosis diduga berkembang dari transport dan retensi LDL plasma melalui
lapisan sel endothelial ke dalam matriks ekstraselular daerah subendotelial. Pada dinding
arteri, LDL dimodifikasi secara kimia melalui proses oksidasi dan glikasi nonenzimatik.
9
Perlahan-lahan LDL teroksidasi menarik monosit ke dalam dinding arteri. Monosit-
monosit ini akan berubah menjadi makrofag yang mempercepat oksidasi LDL.
Disfungsi endothelium
Hipotesis respon terhadap luka menyatakan bahwa factor resiko seperti LDL teroksidasi,
imunologi, atau induksi infeksi yang menginduksi perubahan dalam endothelial dan
fungsi intima membawa kepada disfungsi endothelium dan serangkaian interaksi seluler
yang lama kelamaan memuncak menjadi aterosklerosis. Gejala klinis yang dapat muncul
adalah angina, infark miokard, aritmia, stroke, penyakit arteri perifer, aneurisme pada
Respon inflamasi
LDL teroksidasi mempengaruhi respon inflamasi yang dimediasi oleh beberapa zat kimia
penarik dan sitokin, misalnya Monosite Colony Stimulating Factor (MCSF), melekul
Growth Factor (TGF), IL-1, dan IL-6. Luka yang berulang dan perbaikan plak
aterosklerosis akhirnya akan mengarah kepada perlindungan fibrous cap yang didasari
oleh inti lipid, kolagen, kalsium, dan sel inflamatori seperti limfosit T. Pemeliharaan
fibrous plaque sangat penting untuk mencegah hancurnya plak dan diikuti oleh trombosit
koronari.
Faktor genetik
Kerusakan primer pada hiperkolesterol familial adalah ketidak mampuan pengikatan LDL
terhadap reseptor LDL (LDL-R) atau kerusakan pencernaan kompleks LDL-R ke dalam
sel setelah pengikatan normal. Hal ini mengarah pada kurangnya degradasi LDL oleh sel
10
dan tidak teraturnya biosintesis kolesterol, dengan jumlah kolesterol total dan LDL tidak
D. Manifestasi klinik
Hiperlipidemia tidak memberikan tanda-tanda klinis, namun terdapat gejala yang nyata
yang disebut xantoma yaitu penumpukan jaringan lemak di dalam tendo (urat daging) dan di
dalam kulit yang sering dijumpai antara lain di lipatan kelopak mata. Jika kadar kolesterol
tidak terkontrol lama kelamaan akan menumpuk, menjadi aterosklerosis dan penyakit
jantung koroner. Gejala hiperlipidemia diantaranya yaitu merasa sakit, berdebar, berkeringat,
gelisah, bernafas pendek, kehilangan kesadaran atau sulit dalam berbicara atau bergerak,
sakit abnominal, dan kematian secara mendadak. Pasien yang terkena sindrom metabolisme
kemungkinan memiliki tiga atau lebih komplikasi, yaitu obesitas abdominal, atherogenic
dyslipidemia, tekanan darah tinggi, resistensi insulin (dengan atau tanpa intoleransi glukosa),
perubahan penyimpanan turunan kolesterol LDL pada tendon (xantoma) dan arteri (ateroma)
Defisiensi lipoprotein lipase famial dijelaskan dengan akumulasi masif kilomikron dan
(peningkatan kilomikron). Gejala yang muncul termasuk serangan berulang pankreatitis dan
sejak kecil. Gejala buruk proporsional dengan asupan lemak dalam makanan dan
11
Gejala klinis pasien dengan hiperlipoprotein familial tipe III (peningkatan IDL atau
Intermediate Density Lipoprotein) berkembang setelah umur 20 tahun yaitu xantoma striata
palmaris (perubahan warna menjadi kuning pada palma dan berkerutnya digital); tuberosa
xantoma (bulbus kutaneus xantoma); dan ateroslerosis parah yang melibatkan arteri koroner,
pasien obesitas, diabetes, dan hiperurisemia dan tidak memiliki xantoma. Kondisi senkunder
bisa terjadi pada peminum alkohol dan diperburuk dengan stres, propestin, kontrasepsi oral,
obesitas, hiperurisemnia, dan diabetes; peminum alkohol, eksogenus estrogen, dan gagal
ginjal dapat memperburuk faktor yang telah ada. Resiko aterosklerosis meningkat dengan
12
E. Penanganan farmakologis dan non farmakologis
Terapi farmakologis
a. Asam Fibrat
Klofibrat ditemukan peningkatan angka mortalitas. Derivat asam fibrat yang masih
digunakan saat ini adalah gemfibrozil, fenofibrat, dan bezafibrat. Obat ini diduga bekerja
(PPARa) dengan peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LPL dan penurunan ekspresi
Apo C-III. Peninggian kadar LPL meningkatkan klirens lipoprotein yang kaya
trigliserida. Penurunan produksi Apo C-III hati akan menurunkan VLDL. HDL
meningkat secara moderat karena peningkatan ekspresi Apo A-I dan Apo A-II
Resorpsinya dari usus lambat tetapi lengkap, di dalam hati segera dihidrolisa menjadi
samping berupa gangguan (sementara) saluran cerna, kadang kala nyeri kepala, kantuk,
dengan mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik
sehingga ekskresi steroid yang bersifat asam dalam tinja mengikat. Resin menyebabkan
penurunan kolesterol dalam hati. Hal ini meningkatkan katabolisme LDL dan
meningkatkan aktivitas HMG CoA reduktase. Peningkatan aktivitas HMG CoA akan
mengurangi efek penurunan kolesterol oleh resin. Oleh karena itu efek resin akan
13
Efek samping tersering ialah mual, muntah dan konstipasi yang berkurang setelah
beberapa waktu. Akibat gangguan absorpsi lemak atau steatore dapat terjadi gangguan
warfarin sehingga obat-obat ini harus diberikan 1 jam sebelum atau 4 jam setelah
hati karena dapat terjadi perpanjangan masa protrombin (Departemen Farmakologi dan
Terapeutik. 2007).
menurunkan sintesa kolesterol endogen dalam hati dengan demikian terjadi penurunank
kolesterol total dengan kuat, LDL, TG dan VLDL lebih ringan, sedangkan HDL
parah. Statin juga berkhasiat untuk antitrombotis, anti-aritmia dan antiradang dengan
jalan menghambat sitokin-sitokin tertentu. Efek samping umumnya ringan, antara lain
nyeri otot reversibel yang adakalanya menjadi gangguan otot parah yang disebut (statin-
induced) rhabdomiolysis. Cerivastatin telah ditarik dari pasaran karena kombinasi dengan
gemfibrozil menimbulkan efek samping fatal ini. Efek samping yang sering terjadi adalah
rasa letih dan nyeri otot karena berkurangnya kada koenzim Q 10 yang pembentukannya
dirintangi oleh statin. Wanita hamil tidak boleh menggunakannya karena statis berdaya
d. Asam Nikotinat
14
Contohnya adalah niasin, acipimox. Pada jaringan lemak, asam nikotinat
transport asam lemak bebas ke hati dan mengurangi transport asma lemak bebas ke hati
dan mengurangi sintesis trigliserida hati. Hal ini akan menurunkan kadar VLDL dan
LDL.
Efek samping yang paling mengganggu adalah gatal dan kemerahan kulit di daerah
wajah dan tengkuk. Efek yang bahaya adalah gangguan fungsi hati ditandai kadar
Asam nikotinat biasanya diberikan per oral 2-6 g sehari terbagi dalam 3 dosis bersama
makanan, mula-mula dalam dosis rendah (3 kali 100-200 mg sehari) lalu dinaikkan
e. Probukol
dengan peninggian LDL. Obat ini menurunkan kadar LDL dan HDL tanpa perubahan
kadar trigliserida. Efek penurunan kadar LDL obat ini kurang kuat dibandingkan resin.
konsistensi tinja yang lunak sehingga memperbaiki efek samping resin yang
Efek samping. Reaksi yang sering terjadi berupa gangguan gastrointestinal ringan
(diare, flatus, nyeri perut dan mual). Kadang-kadang terjadi eosinofilia, parestesia dan
15
menghentikan probukol 6 bulan sebelumnya (Departemen Farmakologi dan Terapeutik.
2007).
f. Lain-lain:
usus. Obat ini efektif menurunkan LDL dan kolesterol total. Pemberian bersama fibrat
kolestiramin, kadar ezetimibe dalam plasma menurun. Dosis obat berkisar 5-10
Neomisin sulfat. Neomisin sulfat diberikan per oral dapat menurunkan kadar
kolesterol dengan cara mirip resin yaitu membentuk kompleks tidak larut dalam asam
empedu. Efek penurunan kolesterol neomisin bersifat sedang, tidak mengubah kadar
trigliserida. Obat ini diberikan tunggal atau bersama dengan obat lain. Efek samping
gangguan fungsi ginjal), ggangguan absorpsi obat lain (digoksin), dsb (Departemen
Beta sitosterol. Beta sitosterol adalah gabungan sterol tanaman yang tidak diabsorpsi
amat sensitif dengan penambahan kolesterol dari luar (makanan). Efek samping berupa
laksatif, mual dan muntah. Dosis dianjurkan berkisar 3-6 g/hari (Departemen
16
Serat nabati yang terdiri dari polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh flora usus
dan tidak diserap (selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin, dan jenis gom). Banyak
terdapat di dinding sel dari jenis gandum, sayuran dan buah-buahan. Berkhasiat
antilipemis karena menyerap asam empedu, yang dikeluarkan lewat tinja. Tanpa
asam ini resorpsi kolesterol (dan lipida lainnya) sangat berkurang, hingga kadarnya
a. Pengaturan diet
Kurangi pemasukan lemak (sampai k.l. 30% dari energi total) antara lain kurangi asupan
produk-produk dairy dan daging (sosis, kornet) yang merupakan sumber utama lemak
2. Kurangi asupan kolesterol dengan menghindari a.l jeroan, hati, otak, dll.
4. Kurangi asupan alkohol, karena bila berlebihan merupakan sebab penting dari
5. Gunakan makanan yang mengandung ester stanol. Stanol tumbuhan, seperti margarin
Mekanismenya dalah stanol menempati titik-titik dalam misel yang mengantar lipid
17
b. Menghilangkan faktor resiko
1. Menghentikan rokok
2. Olahraga cukup
3. Kurangi berat badan. Obesitas yang sendirinya sudah merupakan faktor risiko gangguan
F. Terapi
Tujuan terapi yang ingin dicapai pada pengobatan adalah penurunan kolesterol total dan
LDL untuk mengurangi resiko pertama atau berulang dari infark miokardiak, angina, gagal
jantung, stroke, iskemia, atau kejadian lain pada penyakit arterial perifer seperti carotid
Tujuan terapi dinyatakan dengan kadar LDL-C dan tingkat inisiasi terapetik perubahan
gaya hidup (TLC) dan terapi obat yang diberikan untuk masing-masing orang dewasa dan
anak-anak. Alasan utama untuk mengembangkan terapi terapetik perubahan gaya hidup dan
obat untuk mengurangi risiko kejadian pertama atau peristiwa berulang seperti MI, angina,
gagal jantung, stroke iskemik, dan bentuk-bentuk lain dari penyakit arteri perifer, seperti
Menetapkan perubahan dan hasil yang ditargetkan dengan penguatan tujuan yang
perubahan gaya hidup dan terapi farmakologis. Terapetik perubahan gaya hidup harus
diterapkan pada semua pasien sebelum mempertimbangkan terapi obat. Komponen terapetik
18
mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol
pilihan diet untuk mengurangi LDLseperti konsumsi tanaman stanol dan sterol dan serat
larut
Berat dan BMI harus ditentukan pada setiap kunjungan, pola dan gaya hidup untuk
menginduksi penurunan berat badan dari 10% harus didiskusikan dengan orang-orang yang
Semua pasien harus diberi konseling untuk berhenti merokok dan untuk memenuhi
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai suatu keadaan dimana kadar lemak di dalam darah meningkat di atas batas
normal. Total kolesterol menjadi tinggi, LDL (low density lipoprotein) atau trigliserida
tinggi, HDL (high density lipoprotein) rendah, atau kombinasi kelainan lain. Kondisi
20
DAFTAR PUSTAKA
Alam, A., Subardja, D., Fadil, R., Rustama, D.S. 2003. Hiperlipidemia Familial Homozigot
Dan Mikropenis Pada Seorang Anak Balitamkb Vol.35 No.1.
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. edisi 8. buku 2. Penerbit Salemba
Medika : Jakarta. 441-444
Neal, M.J. 2006. At Glance Farmakologi Medis. ed.5. Penerrbit Erlangga: Jakarta. 46-47
Suyatna, F.D. 2007. Hipolipidemik. Dalam: S.G. Gunawan, R. Setiabudy, Nafrialdi, Elysabeth
(editor). Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. hal. 373-388.
Tjay, T.H., Kirana Rahardja. 2010. Obat – Obat Penting Khasiat, Penggunaan, Dan Efek-Efek
Sampingnya. Edisi 6. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Wells, B.G., J.T. Dipiro, T.L. Schwinghammer, C. V. DiPiro. 2009. Pharmacotherapy
Handbook. Seventh Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. United States. p.98.
21
22