Anda di halaman 1dari 19

AGUSTINA PUJILESTARI M.

KES

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

GRAFIK BARBEN JHONSON

OLEH;

KELOMPOK 6

1. GITA SYAFITRI HARUN 13462.18.008


2. HARDIYANTI RUCHBAN 13462.18.009
3. MEGA PUTRI RAHMAN 13462.18.013
4. HERIS NENTO 13462.18.010

D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES BAKTI NUSANTARA GORONTALO

0
1. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang juga mengedepankan
pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Rumah sakit dapat
diibaratkan sebagai sebuah perusahaan. Untuk itu, Rumah sakit juga
memerlukan sebuah manajemen yang baik sehingga kegiatan pelayanan
dapat berjalan dengan baik. Dalam hal tersebut rumah sakit memerlukan
beberapa indikator untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya
yang dimiliki. Pada tulisanku kali ini kita akan membahas mengenai Grafik
Barber Johnson .
Grafik Barber Johnson merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat
efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik barber Johnson sendiri diperoleh
dari hasil perhitungan beberapa data statistic rumah sakit. Dan dalam hal ini,
tentu saja medical recorder memegang peran penting.
2. PENGERTIAN GRAFIK BARBER JHONSON
Pada Tahun 1973, Barry Barber, M.A., PhD., Finst P., AFIMA dan David
Johnson, M.Sc berusaha merumuskan dan memadukan empat parameter
untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan Tempat Tidur
untuk bangsal perawatan pasien.
3. MANFAAT GRAFIK BARBER JHONSON
1) Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan TT dari satu unit dari waktu
kewaktu dalam periode tertentu.
2) Memonitor perkembangan pencapaian target efisiensi penggunaan TT
yang telah ditentukan dalam periode tertentu.
3) Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur antar unit
dalam periode waktu tertentu.
4) Memantau dampak dari suatu penerapan kebijakan terhadap efisiensi
penggunaan tempat tidur.
5) Mengecek kebenaran laporan hasil perhitungan 4 parameter efisiensi
penggunaan tempat tidur.
6) Jika keempat garis bantunya berpotong satu titik berarti laporan hasil
perhitungan tersebut benar.

0
4. INDIKATOR GRAFIK BARBER JHONSON MENURUT DITJEN YANMED
1) Lamanya rata-rata pasien dirawat atau Length Of Stay (LOS)
2) Lamanya rata-rata tempat tidur tidak terisi (kosong) atau Trun Over
Interval (TOI)
3) Presentase tempat tidur yang terisi atau Bed Occupancy Rate (BOR)
4) Pasien dirawat yang keluar dalam keadaanhidup dan yang meninggal
(discharges) pertempat tidur (yang siap dipakai) selama satu tahun atau
Bed Trun Over atau Throughput (BTO)
5. CARA MEMBUAT GRAFIK BARBER JHONSON
 Skala pada sumbuh horsintal tidak harus sama dengan skala sumbuh
vertikal
 Skala pada satu sumbuh harus konsisten
 Skala pada sumbuh horisintal dan vertikal dimulai dari angka 0 dan
berhimpit membentuk koordinat 0,0
 Judul grafik harus secara jelas menyebut nama Rumah Sakit, nama
bangsal (bila perlu), dan periode waktu
6. EMPAT GARIS BANTU GRAFIK BARBER JHONSON
Terdapat empat garis bantu yang dibentuk oleh empat parameter Grafik
Barber Johnson, yaitu :

0
a. TOI pada umumnya menjadi sumbu horizontal.
b. AvLOS pada umumnya menjadi sumbu vertikal.
c. Garis bantu BOR merupakan garis yang ditarik dari pertemuan
sumbu horizontal dan vertikal , yaitu titik 0,0 dan membentuk
seperti kipas.
d. Garis bantu BTO merupakan garis yang ditarik dan
menghubungkan posisi nilai AvLOS dan TOI yang sama.
7. PARAMETER GRAFIK BARBER JHONSON
Keempat parameter yang dipadukan tersebut BOR (Bed Occupancy Rate),
AvLOS (Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval), dan BTO (Bed
Turn Over). Perpaduan keempat parameter tersebut diwujudkan dalam
bentuk Grafik Barber Johnson (BJ).
8. BOR (Bed Occupancy Rate / percentage bed occupanpcy)
Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan angka yang menunjukkan
presentase tingkat penggunaan Tempat Tidur pada satuan waktu tertentu di
Unit Rawat Inap (bangsal). Standard nilai ideal menurut Barber Johnson
untuk BOR 70 – 85 %. (Sudra, Rano I.2008). ). OR – berfungsi untuk
mengetahui seberapa jauh RS digunakan oleh masyarakat dan seberapa jauh
masyarakat menggunakan pelayanan rawat inap. BOR ini akan sangat
penting dalam pengambilan keputusan perencanaan rumah sakit.
Apabila nilai BOR lebih dari 85 % maka pelayanan yang dijalankan oleh
dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain kurang efektif, hal tersebut dapat
dikarenakan :
 Beban kerja tinggi
 Ruang kerja terbatas namun penggunaan Tempat Tidur yang
berlangsung secara terus – menerus.
 Meningkatnya kualitas pasien memperoleh perawatan yang
layak dibutuhkannya.
 Memperpanjangkan masa penyembuhan pasien.

0
Adapun rumus Bed Occupancy Rate ( BOR ) :

Manfaat penghitungan BOR yaitu untuk mengetahui tingkat penggunaan


Tempat Tidur suatu rumah sakit. Angka BOR yang rendah kurangnya
penggunaan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat.

9. GARIS BANTU BOR


 Tentukan nilai BOR yang akan dibuat garis bantunya. misalnya BOR =
75%
 Tentukan koordinat titk BOR, misalnya untuk BOR 75% maka
koordinat titik bantunya: - AvLOS = nilai BOR dibagi 10 = 75/10 = 7,5. –
TOI = 10. –nilai AvLOS = 10 – 7,5 = 2,5
 Tarik garis mulai dari koordinat 0,0 melewati titik bantu BOR tersebut
 Beri keterangan, garis tersebut adalah BOR = 75%
10. CARA MENGHITUNG BOR DI SIRS
BOR = Bed Occupancy Rate atau Tingkat Hunian RS (dalam bentuk
prosentase).
Hari Perawatan (HP) = Banyaknya pasien yang dirawat dalam 1 hari periode.

Jumlah Hari Perawatan


BOR = ——————————————- x 100 %
Jmlh Tempat Tidur x Periode

Jadi data HP ini diambil dari jumlah pasien yang dirawat setiap hari dan
diakumulasikan dalam periode tertentu, misalnya : Mingguan, Bulanan,
Triwulan atau Tahunan.
Contoh :
Pasien yang dirawat tgl 1 sep = 97 pasien; 2 sep = 98 pasien; 3 sep = 100
pasien; tgl 4 sep = 89 pasien. Maka Jumlah Hari Perawatan dari tgl 1 – 4 Sep
adalah 384. Selama 4 hari (periode).

0
Jumlah Tempat Tidur = Banyaknya tempat tidur yang ada/yang
beroperasional di RS
Misalnya jumlah TT kita ada 200 TT.

Maka BORnya adalah :


Jumlah HP = 384
BOR = ————————————————–—— x 100 %
(Jumlah TT = 200) x (Periode = 4 hr)

384
BOR = ———————– x 100 %
200 x 4

384
BOR = —————– x 100 %
800

BOR = 48 %
Sehingga didapatkan hasil BOR nya adalah 48 %
Setelah di cek di SIRS, ternyata BOR yang ada di sistem terdapat selisih
berdasarkan perhitungan dari rumus BOR. Langsung saja saya konfirm mas
niko (EDP SIRS). Setelah di konfirmasi ternyata di SIRS harus di cek kembali
terkait rumus BOR nya.
11. AvLOS (Average Length Of Stay)
Average Length Of Stay disebut juga lama dirawat merupakan jumlah hari
kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di rumah sakit,
sejak tercatat sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga keluar dari rumah
sakit (discharge). Kondisi pasien keluar bisa dalam keadaan hidup maupun
mati. Jadi pasien yang belum keluar dari rumah sakit belum bisa dihitung hari
Lama dirawatnya. NilaI ideal untuk AvLOS adalah ± 3 – 12 hari.
Total dari lama hari rawat dapat diartikan sebagai jumlah hari rawat yang
didapat pada pasien, sampai pasien keluar hidup atau meninggal.

0
Rumus Average Length Of Stay :

12. CARA MENGHITUNG AvLOS


AvLOS = Average Length Of Stay = rata-rata lama dirawat dala satu periode
Lama dirawat = lamanya 1 orang pasien dirawat setlah pasien tersebut keluar
hidup (pulang atas izin dokter, pulang paksa, melarikan diri, dan dirujuk) atau
meninggal.
Contoh :
Pada tanggal 4 september ini ada 5 orang pasien pulang.
Pasien A pulang dengan lama dirawat 4 hari
Pasien B pulang paksa dengan lama dirawat 2 hari
Pasien C meninggal denmgan lama dirawat 10 hari
Pasien D pulang dengan lama dirawat 3 hari
Pasien E pulang dengan lama dirawat 6 hari
Jadi jumlah lama dirawat pada tanggal 4 september tersebut adalah 25 hari
dan pasien yang pulang (baik hidup atau meniunggal) ada 5 orang. Maka
pada tanggal 4 september tersebut AvLOSnya adalah;
Jumlah lama dirawat = 25 hari
AvLOS = _____________________________________________
Jumlah pasien keluar hidup dan meninggal = 5 orang

25
AvLOS =_______
5
AvLOS = 5
Untuk mendapatkan lama dirawat pada setiap pasien dihitung dari kapan
pasien pulang dan dan pasien tersebut masuk. Misalnya pasien A masuk
tanggal 31 agustus dan pulang pada tanggal 4 september, maka lama dirawat
pasien adalah 4 hari.

0
13. BTO (Bed Turn Over)
Bed Turn Over yaitu jumlah pengguna rata – rata satu tempat tidur dalam
satu periode. Angka ini menunjukan efek bersih perubahan angka
penggunaan tempat tidur dan lama dirawat, biasanya tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu (dalam periode 1 (satu) tahun). Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi pada pemakaian tempat tidur. Ideal
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata – rata dipakai 40 – 50 kali.
Rumus BTO :

14. GARIS BANTU BTO


 Tentukan nilai BTO yang akan dibuat garis bantunya, misalnya BTO =
10
 Tentukan titik bantu disumbuh AvLOS dan TOI (nilainya sama),
dengan cara; Titik bantu = (jumlah hari dalam periode tertentu) dibagi
(nilai BTO) = 30/10 = 3. Jadi lokasi titik bantu BTO di AvLOS = 3 dan
TOI = 1.
 Tarik garis yang menghubungkan kedua titik bantu tersebut.
 Beri keterangan garis tersebut.
15. CARA MENGHITUNG BTO
BTO yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satu periode atau berapa
kali tempat tidur yang dipakai dalam satu satuan waktu (periode).
Contoh :
Pasien keluar hidup & meninggal ada 5 orang pada tanggal 4 september.
Jumlah tempat tidur ada 200 TT
Maka BTOnya adalah;
Jumlah pasien keluar hidup dan meninggal = 5
BTO = __________________________________________
Jumlah tempat tidur = 200 TT

0
BTO = __5__

200

BTO = 0,025 Kali

16. TOI (Turn Over Interval)


Turn Over Interval menunjukkan rata-rata jumlah hari sebuah Tempat Tidur
tidak ditempati pasien. Hari “Kosong” ini terjadi antara saat Tempat Tidur
yang ditinggalkan oleh seorang pasien sehingga digunakan lagi oleh pasien
berikutnya. Nilai ideal Turn Over Interval (TOI): 1-3 hari (Sudra, Rano I. 2008).

Rumus Turn Over Interval :

17. CARA MENGHITUNG TOI (Trun Over Interval)


TOI = Trun Overr Interval yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi kesaat terisiberikutnya.

Contoh :
Jumlah TT = 200 TT
Jumlah periode = 1 hari
Jumlah hari perawatan = 90
Jumlah pasien keluar hidup dan meninggal = 5 orang
Maka TOInya adalah ;

(jumlah TT = 200 X jumlah periode = 1) - hari perawatan = 90


TOI =__________________________________________________
Jumlah pasien hidup dan meninggal = 5

0
(200 x 1) – 90
TOI =___________
5

TOI = _110_
5
TOI = 22 Hari
18. LANGKAH LANGKAH PEMBUATAN GRAFIK BARBER JHONSON
1. Menggambar Dasar Grafik
a. Grafik I
Gambarlah sumbu horizontal X absis dan sumbu vertikal Y ordinat
X absis adalah TOI
Y ordinal adalah LOS

b. Grafik II

 Langkah pertama ; buat seperti grafik I


 Langkah Kedua ; Buat grafik dengan garis-garis dari BOR 50 %, 70 %,
80%, 90%
 Untuk menentukan BOR harus dihitung/dicari titik LOS dan TOI,
dengan menggunakan rumus.
RUMUS :

L = O x 365/D

T = ( A- O) x 365/D

0
Ket:

L = Length of stay

T = Turnover Interval

365 = Jumlah hari dalam setahun

O = rata-rata tempat tidur yg terisi

D = Jumlah pasien yang keluar H + M

A = Tempat tidur yang tersedia

Contoh :

 Gambarlah grafik BOR = 70 %, dengan menghubungkan titik


(x,0) (y,0) dan (x,3) (y,7).
 Dapat dihitung dengan cara :
 L = O x 365/D
 T = ( A- O) x 365/D
 Jika BOR = 70 %, maka O = 70/100 A
Lanjutan contoh hitungan;

 Jadi jika BOR (O) = 70 %, maka tiga kali lipat LOS (L) sama
dengan Tujuh kali TOI (T)
 Jadi jika BOR = 70 % adalah garis penghubung antara titik (x,0)
(y,0) dan (x,3) (y,7).

Dengan cara yang sama maka dihasilkan sbb :

BOR 50 % = garis penghubung antara titik (x,0) (y,0) dan (x,1) (y,1).

BOR 80 % = garis penghubung antara titik (x,0) (y,0) dan (x,2) (y,8).

0
BOR 90 % = garis penghubung antara titik (x,0) (y,0) dan (x,1) (y,9).

c. Grafik III

 Langkah pertama ; Buat grafik I


 Langkah Kedua :
Gambar grafik througput (BTO) untuk
30 Pasien
20 Pasien
15 Pasien
12 Pasien

Dapat dihitung BTO pasien dengan cara;

0
Dengan cara yang sama maka dihasilkan sbb :

BTO 20 Pasien = garis penghubung antara titik (x,18 1/4) (y, 18 1/4)

BTO 15 Pasien = garis penghubung antara titik (x,24 1/3) (y, 24 1/3)

BTO 12,5 Pasien = garis penghubung antara titik(x, 29 1/5 ) (y, 29 1/5 )

d.Grafik IV

Gambarlah ke empat parameter :

 LOS
 TOI
 BTO
 BOR

Pada suatu grafik, hasilnya adalah komposisi seperti pada grafik berikut ini :

0
19. MAKNA DARI GRAFIK BARBER JHONSON
1) Makin dekat grafik BOR dengan Y ordinat, BOR makin tinggi
2) Makin dekat grafik BTO dengan titik sumbu BTO menunjukan makin tinggi
jumlahnya
3) Jika rata-rata TOI tetap, tetapi LOS berkurang, maka BOR akan menurun
4) Bilamana TOI tinggi, kemungkinan disebabkan karena :
a. Organisasi yang kurang baik
b. Kurangnya permintaan
5. Bertambahnya LOS disebabkan karena :
a. Kelambanan organisasi
b. Kurang baiknya perencanaan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien (patien scheduling)
c. Kebijaksanaan di bidang medis (medical policy)

6. Daerah efisiensi, yang dibatasi dengan;

TOI = 1 sampai 3 hari

BOR = Minimal 75 %

Apabila berada dalam daerah efisiensi (lihat grafik V) maka


pengelolaan RS sudah efisien tapi apabila di luar daerah efisiensi
maka pengelolaan RS saat belum efisien.

0
20. PENGGUNAAN GRAFIK BARBER JHONSON
Grafik dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan atau dapat
digunakan sebagai pembantu untuk menganalisa, menyajikan, dan
mengambil keputusan mengenai:
1. Perbandingan dalam kurun waktu
Dengan grafik ini dapat menunjukan produktifitas dari rumah sakit dalam
kurun dari waktu ke waktu
Contoh Grafik VI
Menunjukan selama 10 tahun terakhir pengelolaan RS semakin baik
dengan LOS yang menurun dan BOR serta BTO meningkat

2. Memonitor Kegiatan
Kecenderungan perkembangan kegiatan dalam beberapa tahun dapat
dilihat pada grafik dengan jalan membandingkan terhadap standar yang
ditetapkan, standar efisien menurut Barber Johnson BOR minimal 75 %,
dengan TOI 1-3 hari.
3. Perbandingan antar rumah sakit
 Perbandingan kegiatan antar bagian yang sama di beberapa RS
atau antar bagian di suatu RS dapat digambarkan padaa satu
grafik.
 Dengan jelas dan mudah diambil kesimpulan, rumah sakit atau
bagian mana yang pengelolaannya efisien
 Contoh pada grafik VI; Bagian A dan B pengelolaan belum efisien
karena jauh dari daerah efisien sedangkan bagian C sudah efisien
 Dengan demikian perlua peningkatan di bagian A dan B.

0
4. Meneliti akibat perubahan kebijaksanaan
Grafik dapat digunakan untuk meneliti suatu kebijaksanaan relokasi
tempat tidur atau keputusan untuk memperpendek LOS.
5. Mengecek kesalahan
Hasil laporan mengenai indikator efisiensi dapat dicek kebenarannya
dengan memasukan data tersebut ke grafik .
21. TUJUAN GRAFIK BARBER JHONSON
Tujuan dibuatnya grafik Barber Johnson adalah untuk perbandingan efisiensi
dalam kurun waktu tertentu dan memonitor terhadap standar/target yang telah
ditentukan, perbandingan efisiensi antar ruang, mengecek kesesuaian
laporan dan sebagainya.
Ketentuan Grafik sebagai berikut:
- Grafik BOR makin dekat dengan sumbu Y maka BOR semakin tinggi
- Grafik BTO mendekati titik sumbu maka pasien keluar makin tinggi
22. PENJELASAN TAMBAHAN
Apabila TOI tetap, AvLOS berkurang, BOR akan turun
Batasan nilai efisien:
BOR : 75%-85%
TOI : 1-3 hari
AvLOS : 3-12 hari
BTO : >30
Apabila titik temu antara BOR, AvLOS, TOI dan BTO berada di luar daerah
efisiensi maka sistem kurang efisien. Untuk kesempatan kali ini, kita akan
membahas terlebih dahulu mengenai bagaimana menggambarkan daerah
batas-batas efisiensi pada diagram kartesius secara manual dan konsepsi
perhitunganya. Berikut ini penjelasannya.
Pembuatan Garis BOR 75% dilakukan dengan mencari angka Avlos dan TOI
nya. Pencarian dilakukan dengan persamaan-persamaan berikut:
Kita umpamakan,
A adalah TT tersedia
O adalah Rata TT terisi dan
D adalah jumlah pasien keluar
TOI = T
AvLOS = L
0
BOR 75% maka rata-rata penggunaan tempat tidur (TT) adalah sebesar
= 75/100 = 3/4 A
Sehingga L= (O x 365/D)
L= 3/4 A x (365/D)
Sedangkan
T=(A - O) x (365 /D)
T =(A-(3/4)A) x (365/D)
T = ¼ A x (365/D)
Dari hal ini perlu kita ingat bahwa L=T, sehingga
L:T = ¾ A x (365/D) : ¼ A x (365/D)
L:T = ¾ : ¼
L:T = 3:1
Sehingga angka L adalah 3 dan T adalah 1. Angka ini dimasukkan dalam
diagram kartesius dimana x adalah L atau sebesar 1 sedangkan y adalah T
atau sebesar 3. Titik tersebut dapat ditarik garis lurus dari titik potong sumbu
x dan y ke tak terhingga yang merupakan Garis BOR 75%.

Perpotongan antara BOR 75% dengan batas-batas TOI ( 1hingga 3 hari) dan
AvLOS (1 hingga 12 hari) membentuk daerah efisiensi (efficiency area)
diatas. Daerah efisiensi tersebut merupakan pedoman untuk melihat efisensi
pengelolaan RS nantinya.
Apabila titik perpotongan antara BOR dan BTO berada diluar area tersebut
maka dikatakan kurang efisien.

0
RANGKUMAN
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang juga mengedepankan
pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Rumah sakit dapat
diibaratkan sebagai sebuah perusahaan. Untuk itu, Rumah sakit juga
memerlukan sebuah manajemen yang baik sehingga kegiatan pelayanan
dapat berjalan dengan baik. Dalam hal tersebut rumah sakit memerlukan
beberapa indikator untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya
yang dimiliki. Pada tulisanku kali ini kita akan membahas mengenai Grafik
Barber Johnson. Grafik Barber Johnson merupakan salah satu alat untuk
mengukur tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik barber Johnson
sendiri diperoleh dari hasil perhitungan beberapa data statistic rumah sakit.
Dan dalam hal ini, tentu saja medical recorder memegang peran penting.
Pada Tahun 1973, Barry Barber, M.A., PhD., Finst P., AFIMA dan
David Johnson, M.Sc berusaha merumuskan dan memadukan empat
parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan Tempat
Tidur untuk bangsal perawatan pasien.
Indikator Grafik Barber Jhonson terbagi menjadi; Lamanya rata-rata
pasien dirawat atau Length Of Stay (LOS), Lamanya rata-rata tempat tidur
tidak terisi (kosong) atau Trun Over Interval (TOI), Presentase tempat tidur
yang terisi atau Bed Occupancy Rate (BOR), Pasien dirawat yang keluar
dalam keadaan hidup dan yang meninggal (discharges) pertempat tidur
(yang siap dipakai)selam satu tahun atau Bed Trun Over atau Throughput
(BTO).
Keempat parameter yang dipadukan tersebut BOR (Bed Occupancy
Rate), AvLOS (Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval), dan BTO
(Bed Turn Over). Perpaduan keempat parameter tersebut diwujudkan dalam
bentuk Grafik Barber Johnson (BJ).
Tujuan dibuatnya grafik Barber Johnson adalah untuk perbandingan
efisiensi dalam kurun waktu tertentu dan memonitor terhadap standar/target
yang telah ditentukan, perbandingan efisiensi antar ruang, mengecek
kesesuaian laporan dan sebagainya.
Ketentuan Grafik sebagai berikut:
- Grafik BOR makin dekat dengan sumbu Y maka BOR semakin tinggi
- Grafik BTO mendekati titik sumbu maka pasien keluar makin tinggi
0
REFERENSI SUMBER

1. https://suaraliterasiperawatindonesia.blogspot.com/2018/10/rumus-rumus-
indikator-rumah-sakit.html
2. https://nugrohoaribowo.blogspot.com/2015/02/menghitung-bor-alos-toi-
dan-bto.html
3. http://www.medrec07.com/2014/10/indikator-rumah-sakit.html
4. https://danitama.blogspot.com/2009/01/barber-johnson-graph-daerah-
efisiensi.html
5. http://www.medrec07.com/2014/10/grafik-barber-johnson.html
6. https://suaraliterasiperawatindonesia.blogspot.com/2018/10/rumus-rumus-
indikator-rumah-sakit.html
7. https://www.itrumahsakit.com/2012/05/rumus-statistik-bor-los-toi-dan-bto-
di.html

Anda mungkin juga menyukai