Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-harinya karena adanya gangguan fisik, mental, intelegensi dan emosi
sehingga membutuhkan pelayanan dan pengajaran yang khusus.
Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti
disability, impairment, dan handicap. Menurut Word Health Organization (WHO, definisi
dari masing-masing istilah itu adalah sebagai berikut (Kosasih, 2010:1).
2.2 Autisme
Secara harfiah autisme berasal dari kata autos ( diri ) sedangkan isme ( paham/aliran ).
Autisme secara etimologi adalah anak yang memiliki gangguan perkembangan dalam
dunianya sendiri. Beberapa pengartian autis menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Jadi anak autisme merupakan anak yang mengalami gangguan perkembangan yang
sangat kompleks yang dapat diketahui sejak umur sebelum 3 tahun mencakup
bidang komunikasi, interaksi sosial serta perilakunya.
Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan
berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku adaptif), yang mulai
timbul sebelum usia 18 tahun. Orang-orang yang secara mental mengalami
keterbelakangan, memiliki perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah
dan mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi sosial. 3% dari jumlah
penduduk mengalami keterbelakangan mental.
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya
terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang
utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia
(oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna mental (W.F. Maramis, 2005: 386).
Retardasi mental (RM) adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki kemampuan
mental yang tidak mencukupi (WHO).
American Association on Mental Deficiency (AAMD) membuat definisi retardasi
mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu penurunan fungsi
intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan
dengan gangguan adaptasi sosial.
Faktor perkembangan
c) Dinamika Keluarga
Teori ini menunjukkan bahwa perilaku yang merusak ini dipelajari anak sebagai cara
untuk mendapatkan perhatian orang dewasa.kemungkinan iritabilitas impulsive
ditemukan atau tidak terlihat pada individu ADHD dari saat lahir reaksi orang tua
cenderung menguat dan karenanya mempertahankan atau meningkatkan intensitas
gangguan. Ansietas berasal dari disfungsi system keluarga masalah perkawinan dan
lain sebagainya, dapat juga member kontribusi pada gejala gangguan ini orang tua
frustasi terhadap buruk anak terhadap keadaan tertentu.orang tua mungkin menjadi
terlalu sensitif atau menjadi putus asa dan tidak member struktur eksternal.
d) Psikososial
Kemiskinan
Penyebab autisme menurut banyak pakar telah disepakat bahwa pada otak anak autisme
dijumpai suatu kelainan pada otaknya. Apa sebabnya sampai timbul kelainan tersebut
memang belum dapat dipastikan. Banyak teori yang diajukan oleh para pakar,
kekurangan nutrisi dan oksigenasi, serta akibat polusi udara, air dan makanan. Diyakini
bahwa ganguan tersebut terjadi pada fase pempentukan organ (organogenesis) yaitu
pada usia kehamilan antara 0 ± 4 bulan. Organ otak sendiri baru terbentuk pada usia
kehamilan setelah 15 minggu.
Dari penelitian yang dilakukan oleh para pakar dari banyak negara diketemukan
beberapa fakta yaitu 43% penyandang autisme mempunyai kelainan pada lobus
parietalis otaknya, yang menyebabkan anak cuek terhadap lingkungannya. Kelainan
juga ditemukan pada otak kecil (cerebellum), terutama pada lobus ke VI dan VII. Otak
kecil bertanggung jawab atas proses sensoris, daya ingat, berfikir, belajar berbahasa
dan proses atensi (perhatian). Juga didapatkan jumlah sel Purkinye di otak kecil yang
sangat sedikit, sehingga terjadi gangguan keseimbangan serotonin dan dopamine,
akibatnya terjadi gangguan atau kekacauan impuls di otak.
Ditemukan pula kelainan yang khas di daerah sistem limbik yang disebut hippocampus.
Akibatnya terjadi gangguan fungsi control terahadap agresi dan emosi yang disebabkan
oleh keracunan logam berat seperti mercury yang banyak terdapat dalam makanan yang
dikonsumsi ibu yang sedang hamil, misalnya ikan dengan kandungan logam berat yang
tinggi. Pada penelitian diketahui dalam tubuh anak-anak penderita autis terkandung
timah hitam dan merkuri dalam kadar yang relatif tinggi.
Anak kurang dapat mengendalikan emosinya, seringkali terlalu agresif atau sangat
pasif. Hippocampus bertanggung jawab terhadap fungsi belajar dan daya ingat.
Terjadilah kesulitan penyimpanan informasi baru. Perilaku yang diulang-ulang yang
aneh dan hiperaktif juga disebabkan gangguan hippocampus. Faktor genetika dapat
menyebabkan abnormalitas pertumbuhan sel – sel saraf dan sel otak, namun
diperkirakan menjadi penyebab utama dari kelainan autisme, walaupun bukti-bukti
yang konkrit masih sulit ditemukan.
Diperkirakan masih banyak faktor pemicu yang berperan dalam timbulnya gejala
autisme. Pada proses kelahiran yang lama (partus lama) dimana terjadi gangguan
nutrisi dan oksigenasi pada janin dapat memicu terjadinya austisme. Bahkan sesudah
lahir (post partum) juga dapat terjadi pengaruh dari berbagai pemicu, misalnya : infeksi
ringan sampai berat pada bayi. Pemakaian antibiotika yang berlebihan dapat
menimbulkan tumbuhnya jamur yang berlebihan dan menyebabkan terjadinya
kebocoran usus (leaky get syndrome) dan tidak sempurnanya pencernaan protein
kasein dan gluten. Kedua protein ini hanya terpecah sampai polipeptida. Polipeptida
yang timbul dari kedua protein tersebut terserap kedalam aliran darah dan
menimbulkan efek morfin pada otak anak. Dan terjadi kegagalan pertumbuhan otak
karena nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan otak tidak dapat diserap oleh tubuh,
ini terjadi karena adanya jamur dalam lambungnya, atau nutrisi tidak terpenuhi karena
faktor ekonomi.
4.3 Etiologi Retardasi Mental
Penyebab retardasi mental dapat terjadi mulai dari fase pranatal, perinatal dan
postnatal. Beberapa penulis secara terpisah menyebutkan lebih dari 1000 macam
penyebab terjadinya retardasi mental, dan banyak diantaranya yang dapat dicegah.
Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan atas penyebab biologis dan
psikososial.
Penyebab biologis atau sering disebut retardasi mental tipe klinis mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Pada umumnya merupakan retardasi mental sedang sampai sangat berat
2. Tampak sejak lahir atau usia dini
3. Secara fisik tampak berkelainan/aneh
4. Mempunyai latar belakang biomedis baik pranatal, perinatal maupun postnatal
5. Tidak berhubungan dengan kelas sosial
Penyebab psikososial atau sering disebut tipe sosiokultural mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Biasanya merupakan retardasi mental ringan
2. Diketahui pada usia sekolah
3. Tidak terdapat kelainan fisik maupun laboratorium
4. Mempunyai latar belakang kekurangan stimulasi mental (asah)
5. Ada hubungan dengan kelas sosial
Penyebab retardasi mental tipe klinis atau biologikal dapat dibagi dalam:
a. Penyebab pranatal
1) Gangguan metabolisme
Gangguan metabolisme asam amino yaitu Phenyl Keton Uria (PKU), Maple
Syrup Urine Disease, gangguan siklus urea, histidiemia, homosistinuria,
Distrofia okulorenal Lowe, hiperprolinemia, tirosinosis dan hiperlisinemia.
Gangguan metabolisme lemak yaitu degenerasi serebromakuler dan
lekoensefalopati progresif. Gangguan metabolisme karbohidrat yaitu
galaktosemia dan glycogen storabe disease.
2) Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom muncul dibawah 5 persen kehamilan, kebanyakan
kehamilan yang memilki kelainan kromosom berakhri dengan kasus keguguran
hanya setenggah dari satu persen yang lahir memiliki kelainan kromosom, dan
akan meninggal segera setelah lahir. bayi yang bertahan, kebanyakan akan
memiliki kelainan down syndrome, atau trisomy 21. Manusia normal memiliki
46 kromosom (23 pasang). orang dengan kelainan down syndrome memiliki 47
kromosom (23 pasang + 1 kromosom pada kromosom ke 21).
3) Infeksi maternal selama kehamilan
yaitu infeksi TORCH dan Sifilis. Cytomegali inclusion body disease
merupakan penyakit infeksi virus yang paling sering menyebabkan retardasi
mental. Infeksi virus ringan atau subklinik pada ibu hamil dapat menyebabkan
kerusakan otak janin yang bersifat fatal. Penyakit Rubella kongenital juga dapat
menyebabkan defisit mental.
4) Komplikasi kehamilan
Meliputi toksemia gravidarum, Diabetes Mellitus pada ibu hamil yang tak
terkontrol, malnutrisi, anoksia janin akibat plasenta previa dan solutio plasenta
serta penggunaan sitostatika selama hamil.
b. Penyebab perinatal
1) Prematuritas
Dengan kemajuan teknik obstetri dan kemajuan perinatologi menyebabkan
meningkatnya keselamatan bayi dengan berat badan lahir rendah sedangkan
bayi-bayi tersebut mempunyai resiko besar untuk mengalami kerusakan otak,
sehingga akan didapatkan lebih banyak anak dengan retardasi mental.
2) Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya
akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan.
3) Kernikterus
Kernikterus adalah sindrom neurologis akibat pengendapan bilirubin tak
terkonjugasi di dalam sel-sel otak.
4) Hipoglikemia: menurunnya kadar gula dalam darah.
c. Penyebab postnatal
1) Infeksi (meningitis, ensefalitis)
2) Trauma fisik
3) Kejang lama
4) Intoksikasi (timah hitam, merkuri)
1. Identitas Klien :
ADHD terjadi pada anak usia 3 th, laki – laki cenderung memiliki kemungkinan
4x lebih besar dari perempuan untuk menderita ADHD.
2. Keluhan utama :
Keluarga mengatakan anaknya tidak bisa diam, kaki atau tangannya bergerak terus
3. Riwayat penyakit sekarang :
Orang tua atau pengasuh melihat tanda – tanda awal dari ADHD :
a. Anak tidak bisa duduk tenang
b. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
c. Perubahan suasan hati yang yang mendadak/impulsive
4. Riwayat penyakit sebelumnya :
Tanyakan kepada keluarga apakah anak dulu pernah mengalami cedera otak
5. Riwaya penyakit keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada faktor genetic yang diduga sebagai
penyebab dari gangguan hiperaktivitas pada anak.
6. Riwayat psiko,sosio, dan spiritual :
Anak mengalami hambatan dalam bermain dengan teman dan membina hubungan
dengan teman sebaya nya karena hiperaktivitas dan impulsivitas
7. Riwayat tumbuh kembang :
a. Prenatal : Ditanyakan apakah ibu ada masalah asupan alcohol atau obat-
obatan selama kehamilan
b. natal : Ditanyakan kepada ibu apakah ada penyulit selama persalinan. lahir
premature, berat badan lahir rendah (BBLR)
c. Postnatal : Ditanyakan apakah setelah lahir langsung diberikan imunisasi apa
tidak.
8. Riwayat imunisasi
Tanyakan pada keluarga apakah anak mendapat imunisasi lengkap.
a) Usia <7 hari anak mendapat imunisasi hepatitis B
b) Usia 1 bulan anak mendapat imunisasi BCG dan Polio I
c) Usia 2 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB I dan Polio 2
d) Usia 3 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB II dan Polio 3
e) Usia 4 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB III dan Polio 4
f) Usia 9 bulan anak mendapat imunisasi campak
9. Pemeriksaan fisik dalam batas normal
10. Activity daily living ( ADL ) :
a. Nutrisi.
Anak nafsu makan nya berkurang(anaroxia).
b. Aktivitas
Anak sulit untuk diam dan terus bergerak tanpa tujuan
c. Eliminasi
Anak tidak mengelamai ganguan dalam eliminasi
d. Istirahat tidur.
Anak mengalami gangguan tidur
e. Personal Higiane.
Anak kurang memperhatikan kebersihan diri nya sendiri dan sulit di atur
1. Identitas klien
Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai kekurangan dan kekuatan yang
berhubungan dengan ketrampilan adaptif ; komunikasi, perawatan diri, interaksi sosial,
penggunaan sarana-sarana di masyarakat pengarahan diri, pemeliharaan kesehatan dan
keamanan, akademik fungsional, pembentukan ketrampilan rekreasi dan ketenangan
dan bekerja.
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien menunjukkan Gangguan kognitif( pola, proses pikir ), Lambatnya
ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa, Gagal melewati tahap perkembangan
yang utama, Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih
besar atau lebih kecil dari ukuran normal ), lambatnya pertumbuhan, tonus otot
abnormal ( lebih sering tonus otot lemah), ciri-ciri dismorfik, dan terlambatnya
perkembangan motorik halus dan kasar.
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala :Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
b. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat
berubah
c. Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
d. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping
melengkung ke atas, dll
e. Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit
lebar/melengkung tinggi
f. Gigi : odontogenesis yang tdk normal
g. Telinga : keduanya letak rendah
h. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
i. Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
j. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk
dan lebar, klinodaktil, dll
k. Dada & Abdomen : terdapat beberapa putting, buncit,
l. Genitalia : mikropenis, testis tidak turun,
m. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil
meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk
Tujuan :Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain
kriteria hasil:
2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kelainan fungsi dari system
keluarga dan perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan
pengabaian anak
Tujuan :Anak mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping yang
sesuai dengan umur dan dapat diterima social.
Kriteria hasil :