Anda di halaman 1dari 24

KESEHATAN

Jumat, 07 Oktober 2011


askep gout

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal
dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan
penyakit misalnya penyakit gout rthritis.
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah
menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout
lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 % penderita gout adalah pria. Urat serum wanita
normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi
sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak
timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan
gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam
dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering
terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan
semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku
dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-
gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari Gout ?
2. Apa saja klasifikasi penyakit Gout ?
3. Apa etiologi dari Gout ?
4. Sebutkan faktor resiko timbulnya penyakit Gout ?
5. Bagaimana patofisiologi penyakit Gout ?
6. Jelaskan manifestasi klinis penyakit Gout ?
7. Sebutkan komplikasi dari penyakit Gout ?
8. Apa saja pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien gout ?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit Gout ?
10. Jelaskan konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan Gout ?

C. Tujuan
 Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar dari penyakit Gout dan konsep dasar dalam pelaksanaan
asuhan keperawatannya.
 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari Gout.
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit Gout.
3. Untuk mengetahui etiologi dari Gout.
4. Untuk mengetahui faktor resiko timbulnya penyakit Gout.
5. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit Gout.
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit Gout.
7. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit Gout.
8. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien gout.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit Gout.
10. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan Gout.

D. Manfaat
 Untuk mahasiswa
Dengan makalah ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang
memberikan asuhan keperawatan pada pasien Gout.
 Untuk tenaga medis
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu memudahkan tenaga medis untuk
menerapkan praktek kesehatan dalam lingkungan medis.
 Untuk institusi
Dengan adanya makalah ini dapat menambah literatur untuk kepentingan mahasiswa Stikes
Muhammadiyah Lamongan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis
akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai
usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause. Gout arthritis,
atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu penyakit inflamasi yang
menyerang persendian. Gout arthritis disebabkan oleh penimbunan asam urat (kristal
mononatrium urat), suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di jaringan.
Kristal asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang menumpuk di sendi dan
jaringan pengikat sebagai hasil dari konsumsi purin yang terlalu banyak atau metabolisme yang
tidak normal. Meskipun lutut, pergelangan tangan dan sendi interphalangeal proximal dapat
terserang penyakit ini, deposisi biasanya ditemukan pada sendi metatarsophalangeal pada jempol
kaki.
Kadang-kadang terbentuk agregat kristal besar yang disebut sebagai tofi (tophus) dan
menyebabkan deformitas. Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada
zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang
disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis
dan terapeutik yang telah diusulkan.
Gout adalah kerusakan metabolic yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi serum
asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial dan disekitar jaringan sendi. Gout
juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter yang menyebabkan
Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi.Gout merupakan
kelompok keadaan heterogenous yang berdasarkan efek genetic pada metabolisme purin
(hiperuresemia). Pada keadaan ini biasa terjadi over sekresi asam urat atau detek renal yang
mengakibatkan sekresi asam urat/kombinasi keduanya.
Artritis pirai (gout) adalah jenis artropati kristal yang patogenesisnya sudah diketahui
secara jelas dan dapat diobati secara sempurna. Secara klinis, artritis pirai merupakan penya-kit
heterogen meliputi hiperurikemia, serangan artritis akut yang biasanya mono-artikuler. Terjadi
deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbul-kan batu
saluran kemih. Kelainan ini dipengaruhi banyak faktor antara lain gangguan kinetik asam urat
misalhya hiperurikemia. Artritis pirai akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaring-an terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak semua orang dengan hiperurikemia
adalah penderita artritis pirai atau sedang menderita artritis pirai. Akan tetapi risiko terjadi artritis
pirai lebih besar dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah.
Pada hiperurisemia primer, kenaikan kadar urat serum atau manifestasi penumpukan urat
tampaknya merupakan konsekuensi dari kesalahan metabolisme asam urat. Hiperurisemia primer
dapat disebabkan oleh diet yang ketat atau starvasi, asupan makanan kaya purin seperti kerang –
kerangan, jeroan yang berlebihan atau kelainan herediter. Pada hiperurisemia sekunder, penyakit
gout merupakan gambaran klinik ringan yang terjadi sekunder akibat sejumlah proses genetik
atau didapat, termasuk keadaan terjadinya peningkatan pergantian sel (leukemia, multipel
mieloma, beberapa tipe anemia, psoriasis) dan peningkatan pemecahan sel. Perubahan faal
tubulus renal yang bisa sebagai kerja utama atau sebagai defek samping yang tidak dikehendaki
dari preparat farmakologik (diuretik seperti tiazid dan furosemid, salisilat dosis rendah) dan
etanol dapat menyebabkan undersekresi asam urat.

B. Klasifikasi
1. Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan
ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang
akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
C. Etiologi
Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam
kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu
hiperuresemia. Hiperuresemia terjadi karena:

1. Pembentukan asam urat berlebihan


a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitostatistika, psoriasis,
polisitemia vena dan mielofibrosis
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
a. Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik
atau gagal ginjal kronik
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.
Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam
metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal asam
urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi asam urat ini
dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:
1. Sickle cell anemia
2. Kanker maligna
3. Penyakit ginjal
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik) dapat
menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat terjadi akibat
hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin
(terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.

D. Faktor Resiko
Disamping etiologi yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa faktor resiko
yang mampu meningkatkan seseorang terkena Gout, yaitu :
 Usia & Jenis kelamin
 Obesitas
 Alkohol
 Hipertensi
 Gangguan Fungsi Ginjal
 Penyakit-penyakit metabolik
 Pola diet
 Obat: Aspirin dosis rendah, Diuretik, obat-obat TBC

E. Patofisiologi
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat
(tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout
tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan mendadak kadar asam urat serum.
Kalau kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan serangan
gout dimulai. Dengan serangan yang berulang – ulang, penumpukan kristal natrium urat yang
dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan
telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis yang terjadi sekunder akibat
penumpukan urat dapat timbul.
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukkan bahwa
faktor – faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal monosodium
urat yang ditemukan tersalut dengan imunoglobulin yang terutama berupa IgG. IgG akan
meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas imunologik.

Perombakandalam
ususberkurang

Kurangnyaekskresi asam urat di ginjal

FaktorResiko :

- Usia&JK

- Obesitas

- Alkohol

- Hipertensi

- Gg fungsiginjal

- Peny.
Metabolik

Pembentukanasam urat berlebih :


- Secara langsung

- Krn penyakit lain (leukimia,psoriasis,polisitemia)


Pathway Gout
`
F. Manifestasi Klinis
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi
yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia.
Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi
biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 – 7 hari. Serangan rasa sakit tersebut biasanya
diakibatkan oleh peningkatan luka, menggunakan diuretik (yang menyebabkan naiknya resorpsi
tubular kristal asam urat), meminum alkohol, atau memakan makanan yang mengandung purin
tinggi. Periodik interkritis akan terjadi setelah hal tersebut dan pasien akan mengalami
asimtomatik.
Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan memendek
dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita rasa pegal/kaku dipagi
hari, deformitas sendi, dan penebalan jaringan sinovial. Tofus, pembentukan nodul – nodul
kristal asam urat akan muncul di telinga, jari tangan, tangan, dan tendon achilles. Demam,
penyakit ginjal, hipertensi, takikardia, dan malaise (rasa tidak enak badan) merupakan
manifestasi sistemik yang terjadi bersamaan dengan gejala lokal.

G. Kompilikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
1. Deformitas pada persendian yang terserang
2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal

H. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan mencakup evaluasi manifestasi lokal seperti rasa sakit,
eritema, tenderness, pembengkakan dan pembatasan gerak dan juga memeriksa setiap
manifestasi sistemik, penyebab percepatan penyakit tersebut, serangan sebelumnya, dan riwayat
keluarga mengenai gout (encok).
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari 7,0
mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR serta WBC selama
serangan. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi lain dan dapat
menunjukkan adanya edema jaringan lunak dan tofus.

1. Serum asam urat


Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia,
akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut.
Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 - 10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan
proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat.
Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika
produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800
mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam
urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama
waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin
meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari
sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat
perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat
jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis :
Obat Dosis Efek Samping Tindakan Perawat
Probenecid 0,5 gram 2x Sakit kepala, mual,1. Doronglah pasien untuk
(Benemid) sehari muntah, anoreksia, mengkonsumsi banyak air
frekuensi urinari untuk mengurangi formasi
kalkulus.
2. Monitorlah level asam urik
serum.
3. Minumlah dengan makanan
atau antasida.
4. Hindari penggunaan salisilat
secara bersamaan (akan
menurunkan efek
uricosuric).

Sulfinpyrazone 400 – 800 Gangguan 1. Berikan dengan makanan,


(Anturane) mg/hari gastrointestinal atas susu atau antasida.
(mual, gangguan2. Berikan konsumsi air yang
pencernaan) ; banyak.
reaktivasi penyakit
ulcer peptic
Allopurinal 200 – 600 Ruam pada kulit,1. Monitorlah fungsi ginjal dan
penghambat mg/hari demam, dingin, liver pada bulan – bulan
asam urik depresi sumsum awal.
(Zyloprim) tulang, iritasi2. Berikan dengan makanan.
gastrointestinal 3. Berikan konsumsi air yang
banyak.
4. Berikan alkaline urine
(hindari pemberian vitamin
C dalam dosis besar).
Colchicine 0,5 – 1,8 Depresi sumsum1. Monitorlah darah secara
mg/hari tulang, anemia komplit untuk discrasias
(prophylaxis) aplastik, darah dengan penggunaan
; 0,5 – 1,2 granulositopenia, jangka panjang.
mg setiap 1 – leukopenia, 2. Hindarkan alkohol saat
2 jam trombositopenia, meminum obat
(serangan mual, muntah, diare, (meningkatkan toksisitas
akut) kram, ruam kulit. gastrik dan menurunkan
keefektifan obat).
3. Obat diberikan dengan
makanan.
4. Jangan memberikan lebih
dari 12 tablet dalam 24 jam.
5. Berikan saat ada tanda
pertama serangan.
6. Berikan dosis intravena
setelah 2 – 5 menit.
7. Jangan diberikan dengan
dextrose 5% atau air
bakteriostatic.
8. Berikan kompres dingin dan
jika terjadi ekstravasasi
berikan analgesik.
9. Jangan memberi lebih dari 4
mg/24 jam dengan cara
melewati pembuluh darah.
Penatalaksanaan keperawatan :
Penatalaksanaan keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi
makanan/diit.
Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh umtuk meninggikan bagian yang
sakit untuk menghindari penahanan beban dan tekanan yang berasal dari alas tempat tidur dan
memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.
Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang tinggi,
alkohol serta pengaturan berat badan. Perawat harus mendorong pasien untuk minum 3 liter
cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan calculi ginjal dan perintahkan untuk
menghindari salisilat.
Pola diet yang harus diperhatikan adalah :
1. Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak
daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng
2. Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam,
asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung
3. Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan
4. Bahan makanan yang diperbolehkan :
 Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah terbatas)
 Semua jenis buah-buahan
 Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol
Semua macam bumbu
5. Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan makanan gol.A, sedangkan
konsumsi gol.B dibatasi
6. Batasi konsumsi lemak
7. Banyak minum air putih

J. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gout


1. Pengkajian.
a. Identitas pasien.
b. Keluhan utama
Nyeri pada daerah persendian.
c. Riwayat kesehatan
- Riwayat adanya faktor resiko
- Peningkatan kadar asam urat serum.
- Riwayat keluarga positif gout
d. Pola ADL
- persepsi dan pemeliharaan kesehatan.
 Keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain
 Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.
 riwayat gout artritis di dalam keluarga
 obat untuk mengatasi gout
- Pola nutrisi dan metabolik
 Peningkatan berat badan
 Peningkatan suhu tubuh
- Pola aktivitas dan latihan
 Respon sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah sendi yang terkena.
 Sendi bengkak dan merah (pertama metatarsal, sendi tarsal, pergelangan kaki, lutut atau siku).
- Pola persepsi dan konsep diri
 Rasa cemas dan takut untuk melakukan gerakan atau aktifitas.
 Pesepsi Diri dalam melakukan mobilitas.
e. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajin fungsi muskuluskletal dapat menunjukan :
- Ukuran sendi normal dengan mobilitas penuh bila pada remisi
- Tofu dengan gout kronis. Ini temuan paling bermakna.
- Laporan episode serangan gout.

f. Pemeriksaan diagnostik.
- Kadar asam urat serum meningkat.
- Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
- Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.
- Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat monosodium
yang membuat diagnosis.
- Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.

2. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di
rumah.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Dx.
No. Tujuan & KH Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kaji keluhan nyeri,1. Membantu dalam
nyaman : Nyeri tindakan catat lokasi dan mengendalikan
berhubungan keperawatan intensitas (skala 0- kebutuhan manajemen
dengan proses selama x24 10). Catat faktor- nyeri dan keefektifan
penyakit jam,diharapkan faktor yang program.
nyeri pasien mempercepat dan
berkurang/hilang. tanda-tanda rasa
KH : sakit yang2. Istirahat dapat
- Pasien melaporkan nonverbal. menurunkan
adanya penurunan 2. Berikan posisi metabolisme setempat
rasa nyeri yang nyaman, sendi dan mengurangi
- Pasien tau dan mau yang nyeri (kaki) pergerakan pada sendi
melakukan tekhnik diistirahatkan dan yang sakit. Bantalan
manajemen nyeri diberikan bantalan. yang empuk/lembut
non farmakologis akan mencegah
- Pasien tampak rileks pemeliharaan
kesejajaran tubuh yang
tepat dan
3. Berikan kompres menempatkan stress
hangat atau dingin. pada sendi yang sakit.
3. Pemberian kompres
dapat memberikan
efek vasodilatasi dan
keduanya mempunyai
efek vasodilatasi dan
keduanya mempunyai
4. Cegah agar tidak efek membantu
terjadi iritasi pada pengeluaran endortin
tofi, misal dan dingin dapat
menghindari menghambat impuls-
penggunaan sepatu impuls nyeri.
yang 4.
sempit, Bila terjadi iriitasi
terantuk benda maka akan semakin
yang keras nyeri. Bila terjadi luka
akibat tofi yang pecah
5. Ajarkan klien maka rawatlah sucara
untuk sering steril dan juga
mengubah posisi perawatan drain yang
tidur dipasang pada luka.
5. Mencegah terjadinya
kelelahan umum dan
kekakuan sendi.
6. Ajarkan
Menstabilkan sendi,
penggunaan tehnik
mengurangi gerakan
manajemen
atau rasa sakit pada
stress,misalnya
sendi.
relaksasi progresif,
6. Meningkatkan
sentuhan
relaksasi, memberikan
terapeutik, dan
kontrol dan mungkin
pengendalian nafas.
meningkatkan
kemampuan koping.
7. Kolaborasi dengan
dokter dalam
7. menurunkan kristal
pemberian obat-
asam urat yang
obatan colchille,
mempunyai efek
Allopurinol
samping, nausea,
(Zyloprin)
vomitus, diare, oliguri,
hematuri.Allopurinol
menghambat asam
urat.
2. Hambatan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat1. Tingkat aktifitas /
mobilitas fisiktindakan inflamasi atau rasa latihan tergantung dari
berhubungan keperawatan sakit pada sendi. perkembangan atau
dengan nyeri selama x24 jam, resolusi dan proses
persendian diharapkan tidak inflamasi.
terdapat hambatan 2. Ajarkan pada klien 2. Meningkatkan atau
mobilitas fisik, untuk latihan ROM mempertahankan
KH : pada sendi yang fungsi sendi, kekuatan
- Pasien melaporkan terkena gout jika otot dan stamina
adanya peningkatan memungkinkan. umum. Latihan yang
aktivitas tidak adekuat dapat
- pasien mampu menimbulkan
beraktivitas sesuai kakakuan sendi dan
kemampuannya aktifitas yang
- pasien tidak hanya berlebihan dapat
bedrest 3. Pertahankan merusak sendi.
istirahat tirah
baring/duduk jika 3. Istirahat yang sistemik
diperlukan. Jadwal selama eksaserbasi
aktifitas untuk akut dan seluruh fase
memberikan penyakit yang penting
periode istirahat untuk mencegah
yang terus menerus kelelahan,
dan tidur malam mempertahankan
hari yang tidak kekuatan.
terganggu.
4. Lakukan ambulasi 4. Menghindari cedera
dengan bantuan akibat kecelakaan atau
misal dengan jatuh.
menggunakan
tongkat dan berikan
lingkungan yang
aman misalnya
menggunakan
pegangan tangga5. Berguna dalam
pada bak ataumemformulasikan
pancuran dan toilet. program
5. Kolaborasi dengan latihan/aktifitas yang
ahli terapiberdasarkan pada
fisik/okupasi dan kebutuhan, individual
spesialis dan dalam
vokasional. mengidentifikasi
mobilisasi.
3. Defisit Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. mengetahui respon
pengetahuan tindakan pasien dalam dan kemampuan
berhubungan keperawatan mengungkapkan kognnitif klien dalam
dengan selama x24 instruksi yang menerima informasi.
kurangnya jam,diharapkan diberikan oleh
pemahaman klien dan keluarga dokter atau
2. Penjelasan ini dapat
pengobatan dan dapat memahami perawat. meningkatkan
perawatan di penggunaan obat
2. Berikan Jadwal koordinasi dan
rumah. dan perawatan di obat yang harus di kesadaran pasien
rumah, gunakan meliputi terhadap pengobatan
KH : nama obat, dosis, yang teratur.
- pasien terlihat tenang tujuan dan efek 3. Memberikan struktur
dan rileks samping dan mengurangi
- pasien tidak nampak kecemasan pada waktu
cemas 3. Bantu pasien menangani proses
- pasien jarang dalam penyakit yang kronis
bertanya merencanakan kompleks.
program latihan
4. Mengurangi paksaan
dan istirahat yang untuk menggunakan
teratur. sendi dan
memungkinkan
4. Berikan informasi individu untuk ikut
mengenai alat-alat serta secara lebih
bantu yang nyaman dalam aktifitas
mungkin yang dibutuhkan atau
dibutuhkan. diinginkan.
5. Memberikan
pengetahuan pasien
sehingga pasien dapat
5. Jelaskan pada
menghindari terjadinya
pasien tentang
serangan berulang
penyakitnya
6. Bantuan dan
dukungan dari orang
lain untuk
6. Kolaborasi dengan meningkatkan
sumber- sumber pemulihan maksimal.
komunitas arthritis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering
mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini
termasuk dalam kelainan metabolik.
gout terbagi dalam 2 klasifikasi yaitu : Gout primer yang merupkaan akibat langsung
pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat dan gout
sekunder yang disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat
yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. Gejala gout
disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat
monohidrat yaitu pembentukan asam urat berlebihan dan kurangnya pengeluaran asam urat
melalui ginjal.
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi
yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia. Fase akut sering
dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi biasanya jempol kaki
dan terjadi selama 3 – 7 hari. Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval
asimtomatik akan memendek dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan
menderita rasa pegal/kaku dipagi hari, deformitas sendi, penebalan jaringan sinovial dan
timbul tofus.
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari 7,0
mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR serta WBC
selama serangan.
Penatalaksanaanya meliputi : Penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan
keperawatan yaitu kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi makanan/diit
Diagnosa keperawatan yang munkin muncul Gangguan rasa nyaman : Nyeri
berhubungan dengan proses penyakit, Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
persendian dan Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan
dan perawatan di rumah.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam melakukan asuhan keperawatan,
perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan got,
pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan
keluarga.
Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan gout maka tugas
perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami
gout.

Daftar Pustaka

Brunner & suddath. 2001. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta. EGC.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Jakarta. EGC.

Fitriyah, Ayu. 2011. Askep Gout arthritis. http:/


files/Bahan%20Keperawatan%20%20askep%20gout%20artritis.htm . update 25 september
2011 jam 14.37 WIB.

Reeves, Charlene J. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


Diposkan oleh PUDIYONO di 19.11
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
 ▼ 2011 (1)
o ▼ Oktober (1)
 askep gout

Mengenai Saya
PUDIYONO
Lihat profil lengkapku
Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai