Anda di halaman 1dari 3

Nilai :

Tanda Tangan :

REFERAT

Abses Bezold

Penguji :

dr. Asnominanda, Sp. THT

Disusun Oleh :

Nabilla Chusnah

11.2018.133

KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

PERIODE 30 Desember 2019 – 1 Februari 2020

RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA


BAB I

PENDAHULUAN

Abses Bezold merupakan penyebaran abses mastoid ke daerah leher akibat


komplikasi yang sangat jarang dari otitis media supuratif atau mastoiditis. Salah satu
penyebab mastoiditis adalah kelainan kronik telinga tengah seperti kolesteatoma dan jaringan
granulasi. Mastoiditis dapat menjadi sumber penyebaran infeksi ke daerah leher bila terdapat
destruksi pada mastoid. Sehingga abses ini akan membentuk jalur ke luar telinga, abses ini
akan menembus melewati inferior melalui medial ujung mastoid yang dapat berkembang di
leher melalui otot-otot leher seperti otot sternomastoid.

Abses ini pertama kali ditemukan pada tahun 1881 oleh dr Friedrich Bezold, seorang
dokter THT dari Jerman. Bezold mengemukakan bahwa mastoiditis supuratif dapat menjadi
abses di tiga tempat: postaurikuler, zigomatik, dan leher. Namun ditekankan, bahwa
dikatakan Abses Bezold hanya ketika pembentukan abses melibatkan leher. Namun, saat ini
Abses Bezold menjadi semakin langka dengan meluasnya penggunaan antibiotik untuk
mengatasi otitis media dan mastoiditis.

Berdasarkan Konsil Kedokteran Indonesia tahun 2012 mengenai Standar Kompetensi


Dokter Indonesia (SKDI), Abses Bezold termasuk dalam tingkat kemampuan 3A (bukan
gawat darurat) yang berarti mewajibkan lulusan mampu membuat diagnosis klinik dan
memberikan terapi pendahulan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan doker
mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dan
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Oleh sebab itu, penulis melakukan
kajian literatur untuk dapat memahami secara keseluruhan mengenai Abses Bezold.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
2.2 Anatomi Telinga Tengah
2.3 Hubungan antara Telinga Tengah dan Tulang Mastoid
2.4 Etiologi
2.5 Epidemiologi
2.6 Gejala Klinis
2.7 Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai