Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENCAPAIAN TARGET PRAKLINIK

STASE MANAJEMEN
DI INSTALASI TERATAI RUANG RAWAT INAP
LANTAI VI SELATAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praklinik Keperawatan Manajemen
di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

Disusun Oleh:
Kelompok 3B
Desi Kurniawati
Desi Adi Sindoro
Visia Talimurti
Dania Putriyanda
Sherly Mulya Pratiwi
Hadainahu Mabriyah
M Gufron Afif

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
A. Dalam manajemen Ruang Lantai 6 Selatan ini, ternyata dalam struktur
organisasinya KARU sejajar dengan PJPP, yang artinya:
 KARU bertanggung jawab dalam Management of Service
 PJPP bertanggung jawab dalam Management of Care
B. Penjabaran Target Klinik Stase Manajemen:
a. Visi dan Misi Organisasi Rumah Sakit dan Ruang Perawatan
VISI :
“ Menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional Dengan Layanan Unggulan
Spine dan Trauma Tahun 2019”
MISI :
1. Memberikan Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian yang Berkualitas
dan Terintegrasi
2. Meningkatkan Kinerja, Kompetensi dan Kesejahteraan Karyawan
3. Menyelenggarakan Good Corporate Governance
4. Memberikan Pelayanan Berbasis Continum of Care Throughout Life
Cycle

TUJUAN :

1. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang


memenuhi kaidah keselamatan pasien (Patient Safety)
2. Terwujuddnya pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi dengan tarif
yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat
3. Mewujudkan pembangunan berkesinambungan dan akuntabilitas bagi
pelayaan kesehatan, pendidikan dan penelitian
4. Terwujudnya SDM yang profesional dan berorientasi kepada
pelayanan pelanggan
5. Terwujudnya kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh sumber
daya manusia rumah sakit

b. Kegiatan sehari-hari untuk menerjemahkan misi.


Untuk mencapai visi rumah sakit ada beberapa serangkaian kegiatan yang
dilakukan, diantaranya:
1. Tersedianya ruang khusus untuk rehab orthopedi dan trauma

2
2. Tersedianya ruang bedah untuk orthopedi dan trauma tulang belakang
3. Didalamnya terdapat tim rehabilitasi medik, diantaranya: tim
orthopedi, psikologi, social worker, terapi okupasi, dll
c. Struktur Organisasi

KEPALA RUANGAN PJPP


Ns. Sri Sasongko, S.Kep Ns. Suryadi, S.Kep

PN I PN II
Ns. Zaenal Sholeh, S.Kep Ns. Dewi Susana, S.Kep
Pekarya
1. Marhadi PA
PA 2. Atun Prihatna
1. Wilda Yulia, AMK
2. Debora Sari, AMK
2. Gunarti, AMK
3. Rohayati, AMK
3. Sukesi, AMK
4. Idar Daryati
4. Ns. Suhadi, S.Kep
5. Ns. Harry Kurniawan, S.Kep
5. Melisa Mariana, AMK
6. Nurlailah, AMK
6. Fina Anik Zuhrifa, AMK
7. Ns. Melina Widiastuti, S.Kep
d. Tugas para staf 7. Agung Fitriansyah, AMK
8. Tiara Efrikaerna, AMK
1. Kepala Ruangan 8. Ns. Sang Made, FMWG, S.Kep
9. Ns. Abdur Rahman, S.Kep
9. Ns. Padly irfan, S.Kep
10. Yara Yuniartika,
Rincian Tugas:AMK
10. Syifa Fauziyah, AMK
11. Ns. Junaidy, S.Kep
1) Membuat perencanaan kerja tahunan (plan): Manajemen pelayanan
11. Ns. Arma Widiastuti, S.Kep
dan asuhan keperawatan di Ruang rawat12.inap, Membuat
perencanaan operasional bulanan (plan), Rencana kerja bulanan
pelayanan dan asuhan keperawatan di Ruang rawat inap Lantai VI
Selatan Instalasi Teratai.
2) Mengkoordinir pelaksanaa operasional (Do): Koordinasi dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan proses pelayanan dan
asuhan keperawatan di Ruang rawat inap Lantai VI Selatan Instalasi
Teratai.
3) Melaksanakan pedoman, panduan, Spo, PPK, program mutu dan
keselamatan pasien yang relevan (Do): kesesuaian terhadap fungsi

3
proses, pelayanan dan asuhan keperawatan di Ruang rawat inap
Lantai VI Selatan Instalasi Teratai.
4) Memonitor pelaksanaan operasional (Check): pemantauan terhadap
hasil program kerja pelayanan dan asuhan keperawatan di Ruang
rawat inap Lantai VI Selatan Instalasi Teratai, termasuk
implementasi SPO yang sesuai.
5) Menganalisa akar masalah (RCA), membuat dan menganalisa
QCC, HFMEA.
6) Mengevaluasi/ analisa hasil pemeriksaan (Check): evaluasi hasil
perencanaa, pelaksanaan dan pemantauan proses pelayanan dan
asuhan keperawatan, serta analisa terhadap pencapaian target
pelayanan keperawatan di Ruang rawat inap Lantai VI Selatan
Instalasi Teratai
7) Melakukan tindakan perbaikan dan/ atau pencegahan (Action):
bilamana terjadi adanya ketidaksesuaian target/ action plan,
melakukan tindakan dan/ atau pencegahan pada pelayanan dan
asuhan keperawatan di Ruang rawat inap Lantai VI Selatan Instalasi
Teratai, meliputi: pedoman, panduan, SPO, PPK, program mutu
dan keselamatan pasien.
8) Mematuhi peraturan dan ketetapan RSUP Fatmawati yang terkait
dengan program mutu dan keselamatan pasien.
9) Menjaga lingkungan dan aktivitas kerja yang aman dan sehat serta
menjaga kebersihan lingkungan.
10) Melaporkan setiap adanya insiden dan potensi bahaya di area kerja.
11) Melakukan pengawasan input data bukti tindakan keperawatan ke
komputer billing.
12) Melakukan tugas sebagai Duti Nurse.
13) Memberikan pelayanan rawat inap secara mandiri pada kasus total
care serta dibawah supervisi pada kasus – kasus kompleks medikal
bedah melalui pendekatan proses keperawatan sesuai dengan
Panduan Praktik Klinik (PPK) dan Standar Prosedur Operasional
(SPO).

4
14) Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus
medikal.
15) Memantau perbekalan obat dan floor stock di ruangan sesuai
kebutuhan.
16) Melaksanakan bimbingan kepada peserta didik.
17) Memonitor alat inventaris diruangan yang menjadi tanggung
jawabnya: alat medik, keperawatan dan rumah tangga.
18) Melaksanakan manajemen SDM: perawat dan pekarya yang berada
di area kerja Ruang rawat inap Lantai VI Selatan Instalasi Teratai.
19) Menghadiri rapat undangan dan rapat lainnya.

2. Penanggung Jawab Pelayanan Pasien


Rincian Tugas:
1) Membuat perencanaan program kerja bulanan (Plan): manajemen
asuhan keperawatan di Ruang rawat inap lantai VI Selatan instalasi
Teratai
2) Membuat perencanaan program kerja mingguan (Plan): manajemen
asuhan keperawatan di Ruang rawat inap lantai VI Selatan instalasi
Teratai
3) Mengkoordinir pelaksanaan asuhan keperawatan kepada perawat
primer/ penanggung jawab jaga sift (Do)
4) Melaksanakan pemantauan penerapan standar prosedur
keperawatan (SPO), Pedoman Praktik Keperawatan (PPK) atau
dokumen acuan yang relevan dengan program mutu dan
keselamatan pasien
5) Menganalisa akar masalah (RCA), membuat dan menganalisa
QCC, HMFEA
6) Memonitor asuhan keperawatan di Ruang rawat inap lantai VI
Selatan instalasi Teratai, termasuk implementasi SPO, PPK,
program mutu dan keselamatan pasien (Check)
7) Melakukan monitor dan evaluasi pemberian terapi injeksi, oral,
supositoria dan topikal terhadap staf dan peserta didik

5
8) Pemantauan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan (Check):
evaluasi hasil perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan proses
asuhan keperawatan, serta analisa terhadap pencapaian target
asuhan keperawatan di Ruang rawat inap lantai VI Selatan instalasi
Teratai
9) Memberikan pelayanan rawat inap secara mandiri pada kasus total
care serta dibawah supervisi pada kasus – kasus kpmpleks medikal
melalui pendekatan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa,
perencanaa, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi) sesuai dengan
Pedoman Praktik Keperawatan (PPK), Standar Prosedur
Operasional (SPO), program mutu dan keselamatan pasien
10) Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
(perawatan dan penanganan pasien dengan CKD)
11) Mengumpulkan data untuk tindakan perbaikan dan/ atau
pencegahan (Action): bilamana terjadi adanya ketidaksesuaian
target/ action plan asuhan keperawatan di Ruang rawat inap lantai
VI Selatan instalasi Teratai
12) Mematuhi peraturan dan ketetapan RSUP Fatmawati yang terkait
dengan program mutu dan keselamatan pasien
13) Menjaga lingkungan dan aktivitas kerja yang aman dan sehat serta
menjaga kebersihan lingkungan
14) Melaporkan setiap adanya insiden dan potensi bahaya di area kerja
15) Melaksanakan tugas sebagai Duti Nurse
16) Melaksanakan tugas sebagai IPCN – Link
17) Menghadiri rapat ruangan dan rapat lainnyab
3. Ketua Tim
Rincian Tugas:
a) Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan
klinisnya:
1) Memahami filosofi dasar keperawatan pada area spesifik
medikal

6
2) Memahami tahapan penyelesaian dan cara pengambilan
keputusan masalah etik, legal, komunikasi dalam pelayanan
keperawatan di unit keperawatan
3) Memilih pendekatan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik masalah pasien dan keluarga sesuai area spesifik
4) Memilih prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik dan
masalah klien di area spesifik
5) Menganalisa akar masalah (RCA) dan membuat grading resiko
terhadap masalah klinis
6) Menerapkan jenis intervensi keperawatan pada lingkup area
spesifik medikal. Melakukan asuhan keperawatan dengan
menggunakan keterampilan tekhnik dasar pada kondisi klinis
secara mandiri:
a. Memberikan terapi sesuai instruksi dan memantau
pemberian obat melalui oral, injeksi, suppositoria atau tokal
b. Memberikan terapi instruksi dan memantau pemberian terapi
trombolitik
c. Memantau pemberian terapi sedasi
d. Memantau dan memberikan terapi inotropik
e. Memberikan terapi oksigen dengan berbagai metode (nasal
kanul, sungkup wajah, venture mask)
7) Memahami prinsip kerjasama interdisiplin
8) Memahami prinsip kepemimpinan dan manajemen dalam
pengelolaan unit ruang rawat
9) Memahami konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada unit
ruang rawat
10) Memahami konsep manajemen pelayanan keperawatan d iunit
ruang rawat
11) Memahami metode penugasan yang sesuai dalam pengelolaan
asuhan keperawatan di unit kerja
12) Memahami jenis intervensi sesuai dengan tingkat
ketergantungan klien: minimal care, partial care dan total care

7
13) Memahami cara menetapkan pengelolaan asuhan klien dengan
masalah kompleks
14) Memahami cara mengidentifikasi masalah mutu asuhan
keperawatan
15) Menetapkan masalah mutu asuhan keperawatan berdasarkan
kajian standar kebijakan mutu
16) Memahami kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik
sesuai dengan masalah kesehatan klien pada area spesifik
17) Mengidentifikasi danmemilih sumber – sumber yang tersedia
untuk edukasi kesehatan pada area spesifik
18) Melakukan proses keperawatan pada area spesifik
19) Melakukan tahapan masalah penyelesaian etik, legal dalam
asuhan keperawatan masalah klien dan keluarga pada area
spesifik
20) Menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik yang sesuai
dengan karakter dan masalah klien dan keluarga pada area
spesifik
21) Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan
masalah klien di area spesifik
22) Melaksanakan analisa akar masalah (RCA) dan membuat
grading resiko terhadap masalah klinis
23) Menerapkan prinsip kerjasama interdisiplin
24) Menjalankan peran sebagai perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantungan parsial
dan total dengan masalah kompleks
25) Menerapkan berbagai intervensi keperawatan sesuai dengan
tingkat ketergantungan pada area spesifik
26) Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan di unit
kerja
27) Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
belajar klien dan keluarga pada area spesifik

8
28) Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga
pada area spesifik
29) Melakukan evaluasi pencapaian edukasi kesehatan pada area
spesifik
30) Membuat rencana tindak lanjut terhadap hasil evaluasi edukasi
kesehatan pada area spesifik
31) Melaksanakan preceptorship dan mentorship pada area spesifik
32) Menginterpretasikan dan menggunakan hasil penelitian dalam
pemberian asuhan keperawatan pada area spesifik
33) Melakukan riset keperawatan deskriptif analitik dan inferensial
34) Memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan
antar golongan
35) Memperlihatkan sikap pengharapan dan keyakinan
36) Menjalin hubungan saling percaya dengan klien, keluarga dan
mitra kerja
37) Bersikap asertif
38) Memperhatikan sikap empati
39) Bersikap etik
40) Kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman
keperawatan
41) Mamiliki tanggung jawab terhadap penerapan asuhan
keperawatan
42) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam
pengelolaan klien
43) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antar
anggota tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan
b) Melaksanakan tugas manajemen asuhan keperawatan pada
sekelompok pasien kelolaan dan memimpin timbang terima
c) Memberikan pelayanan rawat inap: melaksanakan asuhan
keperawatan dasar dengan komplikasi/ khusus dengan resiko
melalui pendekatan proses keperawatan dengan keputusan secara

9
mandiri sesuai dengan Panduan Pelayanan Klinik (PPK) dan Standar
Prosedur Operasional (SPO)
d) Memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarganya
e) Melaksanakan kolaborasi dengan profesi kesehatan lain
f) Melakukan rujukan keperawatan
g) Membimbing PK dibawahnhya
h) Melaksanakan kegiatan pengembangan: kegiatan ilmiah, presentasi
kasus, ronde keperawatan, CNE, dll
i) Melaksanakan kegiatan mutu keperawatan: indikator mutu
keperawatan, patient safety, PSBH, dll
j) Melaksanakan tugas menjadi penanggung jawab kejadian emergensi
saat dinas
k) Mematuhi peraturan dan ketetapan RSUP Fatmawati yang terkait
dengan mutu dan keselamatan pasien
l) Menjaga lingkungan dan aktivitas kerja yang aman dan sehat serta
menjaga kebersihan lingkungan
m) Melaporkan setiap adanya insiden dan potensi bahaya di area kerja
n) Melaporkan input data bukti tindakan keperawatan ke komputer
billing
o) Membuat laporan sensus harian pasien rawat inap
p) Melakukan pengecekan kelayakan alat inventaris
q) Menghadiri rapat ruangan dan rapat lainnya
r) Melakukan bimbingan praktik klinik peserta didik keperawatan
sesuai surat tugas
4. Perawat Pelaksana
Rincian Tugas:
a) Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan
klinis
1) Memahami konsep dasar keperawatan
2) Memahami prinsip etik, legal dan peka budaya dalam
keperawatan
3) Memahami prinsip komunikasi terapeutik

10
4) Memahami prinsip caring dalam keperawatan
5) Memahami prinsip keselamatan pasien
6) Memahami prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi
7) Memahami prinsip kerjasama tim
8) Memahami kebutuhan belajar klien dan keluarga terkait
pemenuhan kebutuhan dasar
9) Memahami peran dan tanggung jawab sebagai perawat
pelaksana
10) Memahami metode penugasan dalam pemberian asuhan
keperawatan
11) Memahami mutu dalam asuhan keperawatan
12) Memahami konsep berpikir kritis
13) Menjalankan peran sebagai perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantungan minimal
dan partial
14) Melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan
keterampilan teknik dasar pada lingkup area spesifik medikal
15) Menerapkan jenis intervensi keperawatan pada lingkup area
spesifik medikal
 Memberikan terapi sesuai instruksi dan memantau
pemberian obat Memberikan terapi sesuai instruksi dan
memantau pemberian terapi trombolitik dengan bimbingan
dan memantau respon pasien
 Memantau pemberian terapi sedasi dengan bimbingan
 Memantau dan memberikan terapi inotropik dengan
bimbingan
 Memberikan terapi oksigen dengan berbagai metode (nasal
kanul, sungkup wajah, venture mask) dengan bimbingan
16) Menerapkan prinsip etik, legal dan peka budaya dalam asuhan
keperawatan
17) Melakukan komunikasi terapeutik di dalam asuhan
keperawatan

11
18) Menerapkan caring dalam keperawatan
19) Menerapkan prinsip keselamatan pasien
20) Menerapkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi
21) Melaksanakan kerjasama tim dalam asuhan
22) Melaksanakan prinsip mutu dalam tindakan keperawatan
23) Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien terkait dengan
kebutuhan dasar
24) Melakukan pengumpulan data kuantitatif sesuai panduan
25) Memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan
antar golongan
26) Memperlihatkan sikap penghargaan dan keyakinan
27) Menjalin hubungan saling percaya dengan keluarga klien
28) Bersikap asertif
29) Memperlihatkan sikap empati
30) Bersikap etik
31) Kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman
keperawatan
32) Memiliki tanggung jawab terhadap penerapan asuhan
keperawatan
33) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam
mengelola klien
34) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara
anggota tim dalam pengelolaan asuhan keperawatan
b) Melaksanakan tugas sesuai shift jaga pagi, sore atau malam dan
mengikuti timbang terima
c) Memberikan pelayanan rawat inap: melaksanakan asuhan
keperawatan dasar dengan pendekatan proses keperawatan
(pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
dokumentasi) sesuai dengan Panduan Praktik Klinik (PPK) dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) dengan bimbingan dari
perawat klinik yang lebih tinggi
d) Melakukan pendidikan kesehatan dasar pada klien dan keluarga

12
e) Mengikuti kegiatan pengembangan: kegiatan ilmiah, presentasi
kasus, ronde keperawatan, CNE, dll
f) Melaksanakan kegiatan mutu: indikator mutu keperawatan. Patient
safety, PSBH, dll
g) Mematuhi peraturann dan ketetapan RSUP Fatmawati yang terkait
dengan mutu dan keselamatan pasien
h) Menjaga lingkungan dan aktivitas kerja yang aman dan sehat serta
menjaga kebersihan lingkungan
i) Melaporkan setiap adanya insiden dan potensi budaya di area kerja
j) Melakukan input data bukti tindakan keperawatan ke komputer
billing
k) Membuat laporan sensus harian pasien rawat inap
l) Melaksanakan release tempat tidur pasien rawat inap
m) Melakukan operan alat medik keparawatan dengan shift jaga
berikutnya
n) Menghadiri rapat ruangan.

e. Gaya kepemimpinan yang digunakan


1. Kepala Ruangan dan pembimbing Klinik
Ibu Sri Sasongko menjelaskan menggunakan gaya
kepemimpinan nya demokratis, dengan penjelasan sebagai berikut:
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin
yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh
setiap anggota organisasi.Pemimpin yang demokratis menggunakan
kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali dan mengolah
gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan
bersama. kepemimpinan demokratis memiliki ciri- ciri sebagai berikut
:
1) Wewenang pimpinan tidak mutlak,
2) Pemimpin bersedia melimpahkan sebagai wewenang kepada
bawahan,
3) Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,

13
4) Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,
5) Komunikasi berlangsung timbale balik, baik terjadi antar pimpinan
dengan bawahan maupun bawahan dengan bawahan,
6) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau kegiatan
bawahan dilakukan secara wajar,
7) Prakarsa dapat dating dari pimpinan maupun bawahan,
8) Banyak kesempatan bagi bawahan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan dari pada instruktif,
9) Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan dar pada instruktif,
10) Pujian dan kritik seimbang,
11) Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam bats
kemampuan masing-masing,
12) Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar,
13) Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak,
14) Terdapat suasana saling percaya, saling hrmat, menghormati dan
saling harga menghargai,
15) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama
pimpinan dan bawahan.
 Keuntungan : berupa keputusan serta tindakan yang lebih
objektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinannya moral
yang tinggi.
 Kelemahan : keputusan serta tindakan kadang – kadang lamban,
rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan
merupakan keputusan yang terbaik
2. PJPP dan Ketua Tim (Primary Nurse)
Kedua jabatan dalam struktur organisasi diruang Teratai 6
Selatan menjelaskan menggunakan gaya kepemimpinan situasional.
Artinya, Gaya kepemimpinan situasional menurut Hersey dan
Blanchard dalam Thoha (2003:317) adalah didasarkan pada saling
berhubungannya di antara hal-hal berikut ini:
1) Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan.

14
2) Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan.
3) Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang
ditunjukkan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau
tujuan tertentu.
Konsep ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari
hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dan tingkat
kematangan para pengikutnya. Dengan demikian, walaupun terdapat
banyak variabel-variabel situasional yang penting lainnya seperti:
organisasi, tugas-tugas pekerjaan, pengawas dan waktu kerja, akan
tetapi penekanan dalam kepemimpinan situasional ini hanyalah pada
perilaku pemimpin dan bawahannya saja.
Perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting
untuk mengetahui kepemimpinan situasional. Intinya bahwa
pendekatan situasional menyarankan bahwa perilaku pemimpin yang
efektif harus:
1) Selalu memperhatikan situasi yang dihadapi.
2) Memperlakukan bawahan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.
3. Perawat Pelaksana
Gaya kepemimpinan perawat pelaksana adalah gaya
kepemimpinan yang fleksibel, dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Mendengarkan saran/kritik/masukan baik internal maupun
eksternal.
2) Melatih karyawan/staf/bawahan berdasarkan gaya hidup dan
bidang kerja mereka saat ini. Memperhatikan perasaan dan
kebutuhan orang lain, serta menunjukkan rasa peduli.
3) Sesekali dengan senang hati mendengarkan nasihat orang lain dan
memperhatikan serta mau mengakui keahlian orang lain,
dibarengi sikap kolaboratif.
4) Merayakan momen kesuksesan, tertawa bersama, tahu bahwa
sesekali memiliki waktu untuk bersenang-senang bersama itu
diperlukan untuk membangun aset emosional

15
f. Prosedur Keperawatan
a) Prosedur Diagnostik
Memberikan formulir penunjang seperti : USG, Rontgen, CT-
Scan dll kemudian diberikan kepada keluarga untuk mendapatkan
persetujuan sebelum tindakan. Setelah keluarga acc kemudian form
dibawa ke tempat yang dituju, misal : Radiologi untuk penentuan
jadwal. Setelah jadwal diterima maka akan dilakukan tindakan sesuai
yang telah terjadwalkan.
b) Prosedur Pengelolaan Suplai Alat dan Obat
Berdasarkan sistem distribusi di unit pelayanan rawat inap
menggunakan sistem persediaan lengkap diruangan (floor stock).
Pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai untuk persediaan di ruang rawat di siapkan dan dikelola oleh
instalsi farmasi. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan
jumlah yang sangat dibutuhkan.

g. Prosedur Kerja Yang Dilakukan


a) Prosedur Pemasangan Infus
 Alat – alat yang diperlukan
1) Infus set
2) Kapas alcohol
3) Aboket sesuai ukuran
4) Perlak
5) Torniquet
6) Hand scoon
7) Plester
8) Gunting plester
9) Near baken (bengkok)
 Cara Pemasangan
1) Salam, perkenalkan diri, menjelaskan TWT (tempat, waktu dan
topik)

16
2) Inform consent, cuci tangan
3) Siapkan infus set serta cairan infus yang sudah disambungkan
dengan selang infus guna mempermudah saat pemasangan
infus nanti
4) Cari pembuluh darah vena yang tampak atau jelas oleh mata
agar mudah dilakukan infus, sangat disarankan jangan
melakukan infus dibagian vena yang bercabang atau tidak
lurus.
5) Pasang perlak, pakai hand scoon lalu oleskan kapas alkohol
pada daerah yang akan di infus, pasang torniquet.
6) Lalu tangan kiri memegang tangan klien yang akan di infus
dengan menekan bagian atas vena agar vena tidak lari.
7) Tusuk vena secara perlahan jika sudah dirasa masuk tarik
sedikit bagian jarum dari aboket lihat jika ada darah yang
keluar berarti infus masuk, selanjutnya jarum pada aboket tetap
ditarik sedikit dan masukkan aboket secara perlahan lalu
sambungkan dengan selang infus alirkan tetesa infus
8) Fiksasi dengan plester, tuliskan tanggal pemasangan infus dan
atur tetesan infus.
9) Evaluasi subjektif (tanyakan respon klien) dan objektif (infus
sudah terpasang), RTL (instruksikan kepada klien kurangi
pergerakan pada tangan yang di infus agar infus tidak cepat
rusak atau macet) dan kontrak selanjutnya (jelaskan kepada
klien mengenai kontrak waktu, tempat dan tujuan selanjutnya).
 Prosedur Pelepasan
1) Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2) Mendekatkan alat
3) Mencuci tangan
4) Memasang perlak dan pengalas
5) Memakai sarung tangan
6) Membasahi plester yang melekat pada kulit dengan kapas
alcohol

17
7) Melepas plester dan kassa dari kulit
8) Menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol dan mencabut
infus pelan-pelan
9) Menekan kapas alkohol dengan plester
10) Membereskan alat dan merapikan pasien
11) Melepas sarung tangan
12) Mencuci tangan
13) Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

h. Prosedur Kerja Khusus


Asuhan keperawatan di tanggung jawabi oleh PJPP (Penanggung
Jawab , PJPP, dan Primery Nursing. Setiap selesai bekerja Rekam Medik
divalidasi kelengkapannya oleh PJPP, dan Case Manager selama 1x24 jam
sebelum ke Rekam Medis. Prosedur kerja khusus penggunaan serta
pemeliharaan alat:
1) Suplay alat medis di sterilkan (ex: pack steril dari CSSD).
2) Obat unit dose dari depo farmasi setiap pasien
3) Pro diagnosis formulir di ACC BPJS, kemudian meminta jadwal ke
bagian penunjang yang di butuhkan. Setelah jadwal baru dilakukan
tindakan sesuai jadwal yang sudah di daftar kan

i. Pelaksanaan program Patient Safety dan Quality assurance


a) Ketepatan identifikasi pasien
Standar SKP 1 Rumah Sakit mengembangkan pendekatan untuk
memperbaiki atau meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.
Penilaian sasaran I :
1) Pasien didiidentifikasi enggunakan dua identitas pasien, tidak
boleh menggunakan nomer kamar dan lokasi pasien
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk
darah
3) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil dara dan specimen lain
untuk pemeriksaan klinis

18
4) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tidakan
atau prosedur
b) Komunikasi
Standar SKP II Rumah Sakit mengembangkan pendekatan
untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antar para pemberi
pelayana
Penilaian sasaran II :
1) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah
2) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dibacakan secara lengkap oleh penerima perintah
3) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan
4) Kebijakan dan posedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten
c) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Standar SKP Rumah Sakit mengebangkan suatu pendekatan
untuk memperbaiki keaman obat-obat yang perlu diwasapadai.

Penilaian sasaran III :

1) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan agar membuat proses


identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label dan penyimpanan
elektrolit konsentrat
2) Implementasi kebijakan dan prosedur
3) Elektrolit konsntrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali
jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang kurang hati-hati di area tersebt sesuai kebijakan
4) Kepastian tepat dan lokasi prosedur, tepat- pasien operasi
d) Penandaan Operasi
Standar SKP IV Rumah Sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memastikan tepat-lokai, tepat prosedur dan tepat-
pasien
Penilaian sasaran IV :

19
1) Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti
untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam
proses penandaan
2) Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat pre operasi tepat -lokasi, tepat -prosedur, dan
tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat dan fungsional
3) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur
seblum “ incise/time out” tepat sebelum dimulainya suatu
prosedur tindakan pembedahan. Kebijakan dan prosedur
dikembangkn untuk mendukung suatu roses yang seragam untuk
memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien termasuk
prosedur medis yang dilaksanakan di luar kamar operasi
4) Pengurangan resiko inveksi terkait pelayanan kesehatan
e) Pencegahan Infeksi
Standar SKP Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan
untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
Penilaian sasaran V :
1) Ruma sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygine
terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum
2) Rumah sakit menerapkan program hand hygine yang efektif
3) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pegurangan secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
4) Pengurangan resiko pasien jatuh
f) Pencegahan Jatuh
Standar SKP Rumah sakit mngembangkan suatau pendekatan
untuk mengurangi resiko pasien dari cidera karena jatuh
Penilaian sasaran VI :
1) Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atau pasien
terhadap resiko jatuh dan melakukan asesmen ulang bila pasien

20
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan dan lain-
lain
2) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi
mereka yang pada asesmen dianggap beresiko jatuh
3) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan,
pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian yang
tidak diharapkan
4) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan resiko pasien cedera akibat jatuh di
rumah sakit

j. Materi Promosi Kesehatan di Ruangan


1) Penggunaan jaminan rawat inap
2) Bencana di RS dan implementasi keselamatan pengunjung di RS
3) Perawatan Pasien CKD
4) Perawatan BBLR di rumah
5) Nutrisi pada pasien kanker
6) IMD dan keefektifan menyusui
7) Perawatan pasien sirosis hepatitis
8) Penanganan kegawatan dasar pada anak/ bayi
9) Gizi ibu hamil
10) Perawatan pasien anemia
11) Perawatan ibu postpartum
12) Perawatan pasien CVD (SH)
13) Hak dan kewajiban pasien
14) Perawatan pasien TBC
15) Kesehatan reproduksi
16) Perawaatan Ca Mamae
17) Perawatan kejang demam pada anak
18) Mobilisasi pasien paska operasi
19) Perawatan colostomi pada anak
20) Perawatan pasien geriatri
21) Penanganan nyeri pada anak

21
22) Pelaporan insiden K3
23) Perawatan anak yang mengalami diare
24) Perawatan pasien hernia

Pada umumnya, diruangan sudah tertempel beberapa materi


terkait promosi kesehatan dalam bentuk poster, diantaranya:

1) Etika batuk dan bersin


2) 6 langkah cara cuci tangan
3) Cara membuang samaph (kuning: infeksius, hitam: non infeksius)

k. Proses perencanaan pengadaan suplai alat dan obat


a) Kelengkapan sarana/fasilitas yang tersedia
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa informan
dapat disimpulkan bahwa kelengkapan saran/fasilitas yang tersedia
pada perencanaan pengadaan alat kesehatan telah cukup memadai dan
dapat mendukung kelancaran tugas pegawai dalam menyusun
perencanaan pengadaan alat kesehatan, karena kelengkapan
saran/fasilitas, sehingga perencanaan pengadaan alat kesehatan
mempunyai saran/fasilitas khusus.
b) Sarana yang menunjang kegiatan perencanaan
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan bahwa
saran/fasilitas yang digunakan untuk menunjang kegiatan perencanaan
pengadaan alat kesehatan ada banyak sarana yaitu Laptop/computer,
printer, meja, kursi dan lain-lain.

l. Pengaturan kebutuhan tenaga perawat


a) Proses rekrutmen, seleksi dan orientasi
Ibu Sri Sasongko menjelaskan bahwa rekrutmen tenaga kerja
dilakukan oleh SDM bidang keperawatan yang mengusulkan
berdasarkan kebutuhan disetiap ruangannya.
b) Pengaturan jadwal dinas
Ditentukan bedasarkan:
1) Rasio (perawat: pasien)

22
2) Ada tidaknya PJ disetiap shift
3) Jumlah perawat pelaksana
Standar Prosedur Operasional

Pengertian Pengaturan tenaga yang ada dalam satu unit perawatan,


dalam empat waktu yaitu dinas pagi, sore, malam dan libur

1. Mengatur jumalah dan kualifikasi tenaga yang ada


Tujuan
2. Memperlancar proses pemberian pelayanan
3. Mencegah terjadinya kelalaian selama proses
pelayanan

1. Jadwal dinas dibuat oleh kepala ruangan


Kebijakan
2. Setiap satu shift harus terdapat penanggung jawab
shift
3. Didalam ruang khusus harus ada tenaga terlatih

1. Jadwal dinas dibuat setiap bulan oleh kepala


Prosedur
ruangan
2. Jadwal dinas dilaporkan ke kepala bagian
keperawatan
3. Bila disetujui, kepala bagian melaporkan ke HRD
4. Bila disetujui di distribusikan ke tiap ruangan

1. Bagian HRD
Unit
2. Seluruh bagian
terkait

Klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan


1) Kategori 1: self care/ perawatan mandiri memerlukan waktu 1-2
jam/hari
 Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
 Makan dan minum dilakukan sendiri
 Ambulasi dengan pengawasan
 Observasi tanda tanda vital setiap pergantian shift
 Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil

23
 Perawatan luka sederhana
2) Kategori II: Intermediate care/ perawatan partial, memerlukan
waktu 3-4 jam/hari
 Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
 Observasi tanda tanda vital setiap 4 jam
 Ambulasi dibantu
 Pengobatan dengan injeksi
 Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat
 Klien dengan infus, dan klien dengan pleura fungsi
3) Kategori III : Total care/ intensif care, memerlukan waktu 5-6
jam/hari
 Semua kebutuhan klien dibantu
 Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
 Observasi tanda tanda vital setiap 2 jam
 Makan dan minum melalui selang ngt
 Pengobatan intravena
 Dilakukan suction
 Gelisah/diosrientasi
 Perawatan luka kompleks
Perhitungan tenaga (Gillies)
Waktu keperawatan langsung:
 Self care: ½ x 4 jam = 2 jam
 Partial care : ¾ x 4 jam = 3 jam
 Total care : 1-1 ½ x 4 jam = 4-6 jam
 Intensive care : 2x4 jam = 8 jam
Rumus perhitungan tenaga menurut Gillies

24
 Jumlah hari pertahun = 365 hari
 Hari libur masing masing perawat pertahun yaitu = 73 hari (hari
minggu/libur = 52 hari (untuk hari sabtu tergantung kebijakan
rumah sakit setempat
 Hari libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8 hari
 Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam perminggu (kalau
hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6,6 = 7 jam perhari, kalau
hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam perhari)
c) Dokumentasi data diri perawat
Ibu Sri Sasongko menjelaskan bahwa dokumentasi data
pegawai terdapat di SDM dan ruangan bagian arsip.

m. Penggunaan Filosofi Patient Centered Care


Model patient centered care merupakan pendekatan yang lebih
modern dalam pelayanan kesehatan sekarang. Model ini semua telah
menggeser semua pemberi pelayanan kesehtan menjdai disekitar pasien
dan berfokus pada pasien. Pola model patient centered care ini
diberlakukan kemitraan yang setara. Focus patient centre care:
1) menghormati
2) Kekuatan
3) Pilihan
4) Fleksibel
5) Informasi
6) Support
7) Kolabrasi

25
8) pemberdayaan

n. Metode Pengukuran Mutu Pelayanan Keperawatan (Nursing Sensitive


Quality Indicator)
Berdasarkan Patient Safety Goals yaitu :
1) Identifikasi pasien
Mengidentifikasi pasien sangat perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan prosedur medis ataupun tindakan
keperawatan. Dalam mengidentifikasi pasien perawat harus
menanyakan siapa nama pasien agar pasien tersebut menyebutkan
namanya dan disamakan dengan gelang yang dikenakan oleh pasien.
Untuk mengidentifikasi dengan cara yang lebih akurat adalah dengan
mencocokkan antara nama pasien dengan nama lengkapnya minimal
dua suku kata, mencocokkan nomor rekam medik dan mencocokkan
tanggal lahir pasien.
2) Komunikasi efektif dan terapeutik
Komunikasi menjadi penentu apakah suatu informasi yang
disampaikan oleh tenaga medis maupun paramedis dapat diterima
dengan baik dan dipahami oleh pasien beserta keluarga pasien atau
tidak. Jika seorang perawat melakukan cara komunikasi yang salah
maka nantinya akan menjadi penyebab munculnya kesalahpahaman
akibat komunikasi yang tidak efektif. Untuk itu perawat dihimbau
untuk menggunakan teknik komunikasi terapeutik agar terhindar dari
kejadian kesalahpahaman dalam berinteraksi.
3) Pemberian obat
Dalam memberikan obat kepada pasien seorang perawat harus
mengikuti prosedur pemberian obat yang sudah ditetapkan oleh RSUP
Fatmawati. Semua prosedur pemberian obat harus sesuai dengan
Standar Posedur Operasional untuk mencegah terjadinya kesalahan
dalam memberikan obat. Dalam pemberian obat terdapat 6 benar yang
harus perawat kuasai antara lain benar nama pasien, benar obat, benar
dosis, benar jalur pemberian, benar frekuensi/waktu, dan benar
dokumentasi.

26
4) Penandaan sisi tubuh yang akan dioperasi
Penandaan sisi tubuh yang akan dioperasi sangat penting untuk
mencegah terjadinya kejadian salah operasi akibat lalainya perawat
dalam memberikan tanda sisi tubuh yang akan dioperasi. Jika kejadian
salah operasi ini terjadi maka akibatnya akan sangat fatal sekali dan
tentunya akan menjadi ancaman bagi rumah sakit tersebut. Hal ini
sangat beresiko sekali karena menyangkut nama baik serta tanggung
jawab dan tanggung gugat.
5) Pencegahan infeksi/nosokomial
Pencegahan infeksi atau nosokomial sangat penting karena
jangan sampai pasien datang ke rumah sakit dengan satu penyakit lalu
pulang dengan penyakit lainnya akibat tertular oleh pasien lain. Begitu
pula dengan profesi yang paling beresiko terkena nosokomial adalah
perawat dan cleaning service. Nosokomial dapat dicegah dengan selalu
melakukan handwash atau hand hygiene untuk mengurangi angka
kejadian nosokomial.
6) Pencegahan jatuh
Pasien dengan resiko jatuh wajib menggunakan tanda “ Resiko
Jatuh” pada bed mereka. Tujuan diberikan tanda untuk
mengidentifikasi dan menjadikan perhatian lebih untuk selalu
menggunakan bedstrain agar pasien terhindar dari kejadian pasien
jatuh.
Metode yang digunakan berdasarkan target pencapaian yang sudah
diterapkan oleh bidang pengendalian mutu RSUP Fatmawati. Kejadian
tentang phlebitis akan dicatat setiap hari sampai nanti dalam satu bulan
akan diakumulasikan dengan bidang terkait di RSUP Fatmawati.
o. Penggunaan Evidence Based Practice dalam pemberian asuhan
keperawatan
Dalam melakukan tindakan keperawatan perawat wajib
mengikuti Standar Prosedur Operasional yang sudah ditetapkan. Namun
pemberian asuhan keperawatan menggunakan Evidence Based Practice
agar keilmuan semakin terupgrade dan pemberian asuhan keperawatan

27
terbukti ilmiah bahwa tindakan keperawatan yang diberikan berdasarkan
dengan penelitian yang ada.

28

Anda mungkin juga menyukai