Anda di halaman 1dari 2

Malondialdehid merupakan produk akhir dari dekomposisi asam arakidonik dan

sebagian besar PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) melalui proses enzimatik atau
non enzimatik. Fungsi biologis dan kelainann yang disebabkan oleh MDA sampai
saat ini masih belum diketahui walaupun secara kimia MDA bersifat stabil dan
dapat dengan mudah memasuki membrane daripada ROS lainnya dan lebih tidak
toksik dibandingkan dengan 4-HNE serta methylglyoxal (MG).

Penelitian terbaru menyebutkan MDA memiliki peran dalam pemberi sinyal dan
mengatur sekresi insulin melewati jalur Wnt. MDA pada level (5 dan 10
mikrometer) mempromosikan islet GSIS, meningkatkan rasio ATP/ADP dan
sitosolik level kalsium yang dapat mempengaruhi ekspresi gen dan aktivitas
produksi protein dalam regulasi GSIS. Pada sel hepar, MDA menginduksi ekspresi
gen kolagen dengan meregulasi spesifik protein-1 (Sp1) dan Sp3. Kedua level
protein ini dapat berinteraksi dan mengambil sejumlah protein termasuk kompleks
inisiasi transkripsi, modifikasi enzim histone dan remodeling kompleks kromatin
yang memiliki peran penting sebagai faktor transkripsi dan regulasi ekspresi gen.

MDA, saat terbentuk melalui proses enzimatik atau dapat bereaksi pada sel dan
protein jaringan atau DNA membentuk adduct yang dapat menghasilkan kerusakan
biomolekular. Peneliitian lain membuktikan metabolism MDA melibatkan proses
oksidasi oleh mitokondria aldehid dehydrogenase yang diikuti proses
dekarboksilasi untutk menghasilkan asetaldehid yang dioksidasi oleh aldehid
dehydrogenase menjadi asetat dan CO2 serta H2O. Selain itu, phosphoglukosa
isomerase memungkinkan untuk memetabolisme sitoplasma MDA menjadi
methylglyoxal (MG) untuk membentul D-laktat oleh sistem enzim glyoxalase
dengan menggunakan GSH sebagai kofaktor. Sebagian kecil MDA dapat
dieksresikan melalui urin dengan rumus enaminals (RNH-CH–CH-CHO) seperti
N-epsilon(2-propenal)lysine atau N-2-(propenal).

MDA merupakan satu dari beberapa substansi dengan berat molekul ringan yang
dihasilkan pada proses peroksida lipid. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
pengukuran MDA bebas sulit dilakukan dikarenakan kadarnya sangat rendah dan
secara cepat bereaksi dengan grup amine dan thiol, serta dalam jaringan
dimetabolisme oleh enzim aldehid dehydrogenase dan terbentuk asetil CoA.
Conjugated atau polymerized MDA dapat terhidrolisa dalam medium asam dan
labil dalam pemanasan sehingga pengukuran kadarnya memerlukan pemeriksaan
yang lebih spesifik dengan menggunakan teknik fluorometri.

Metode yang digunakan dalam pemeriksaan MDA dapat menentukan nilai normal
dari MDA. Pengukuran dengan menggunakan metode kolorimeti TBAR, kadar
normal lebih dari 4 µmol/l , menggunakan metode fluorometri kadar normal
mencapai 2,5 µmol/, dan kadar 0,60 - 1µmol/l dengan metode HPLC (high
performance liquid chromatography). Metode menggunakan HPLC ini merupakan
pilihan sebagai petanda biologis stress oksidatif.

Anda mungkin juga menyukai