Anda di halaman 1dari 2

1.

Menghambat metabolisme bakteri

Fluor yang terionisasi (F-) tidak dapat menembus dinding dan membran bakteri , tetapi dapat
masuk ke sel bakteri kariogenik dalam bentuk HF.

Ketika pH plak turun akibat bakteri yang menghasilkan asam, ion hydrogen akan berikatan
dengan fluor dalam plak membentuk HF yang dapat berdifusi secara cepat ke dalam sel
bakteri.

Di dalam sel bakteri, HF akan terurai menjadi H+ dan F-. H+ akan membuat sel menjadi asam
dan F- akan mengganggu aktivitas enzim bakteri.

Contohnya fluor menghambat enolase (enzim yang dibutuhkan bakteri untuk metabolisme
karbohidrat).

2. Menghambat demineralisasi

Mineral di dalam gigi (email, sementum, dentin) dan tulang adalah karbonat hidroksiapatit,
dengan formula Ca10-x(Na)x(PO4)6-y(CO3)z(OH)2-u(F)u.

Pada saat perkembangan gigi, mineral pertama yang hilang adalah karbonat (CO3) yang
menyebabkan terbentuknya ruangan di dalam kristal.

Saat demineralisasi, mineral yang hilang adalah karbonat, tetapi selama remineralisasi
karbonat tidak akan terbentuk kembali melainkan digantikan oleh mineral yang baru.

Pada kristal yang mengalami defisiensi kalsium tetapi kaya karbonat, akan lebih rentan
terhadap asam selama demineralisasi.

Karbonat hidroksiapatit (CAP) lebih larut dalam asam daripada hidroksiapatit (HAP=
Ca10(PO4)6(OH)2) dan fluorapatit (FAP= Ca10(PO4)6F2) dimana ion OH- pada hidroksiapatit
digantikan oleh F- menghasilkan FAP yang sangat resisten terhadap disolusi asam.

Fluor menghambat demineralisasi.

Fluor yang menyelubungi kristal CAP lebih efektif menghambat demineralisasi daripada
fluor yang tergabung di dalam kristal pada email.

Fluor yang tergabung dalam kristal pada dosis 20-100 ppm, tidak memberikan pengaruh pada
solubilitas terhadap asam.

Namun, Fluor yang terkonsentrasi pada permukaan kristal yang baru selama remineralisasi
dapat mengubah solubilitas terhadap asam.

Pada saat bakteri menghasilkan asam, fluor dalam cairan plak akan masuk bersama asam ke
bawah permukaan gigi yang kemudian diadsorpsi lebih kuat ke permukaan Kristal CAP
(mineral email) dan menyebabkan mekanisme proteksi yang poten melawan disolusi asam
pada permukaan kristal pada gigi.
Fluor yang menyelubungi kristal berasal dari cairan plak melalui aplikasi topikal, seperti air
minum atau produk fluor.

Fluor yang tergabung dalam kristal tidak berperan signifikan dalam proteksi terhadap karies
sehingga perlu diberikan fluor terus-menerus sepanjang hidup.

3. Meningkatkan remineralisasi

Ketika saliva mengenai plak dan komponen-komponennya, saliva dapat menetralisasi asam
sehingga menaikkan pH yang akan menghentikan demineralisasi.

Saliva bersama kalsium dan fosfat akan menarik komponen yang hilang ketika demineralisasi
kembali menyusun gigi. Permukaan kristal yang terdemineralisasi yang terletak antara lesi
akan bertindak sebagai ‘nukleator’dan permukaan baru akan terbentuk.

1. Featherstone, J.D.B., 2000, The Science and Practice of Caries Prevention,


The Journal of The American Dental Association,131:888-892

Anda mungkin juga menyukai