Anda di halaman 1dari 2

Bab X Standby L/C

Jaminan pembayaran dari issuing bank yang diterbitkan untuk menjamin beneficiary
apabila applicant ingkar janji atau wanprestasi.

Biasa juga disebut Clean Letter Of Credit atau Clean Credit, karena tidak menyakut barang
dan document, yang dipersyaratkannyapun sederhana, biasanya hanya drafat (wesel) dan
surat pernyataan yang dibuat oleh beneficiary yang menyatakan bahwa applicant ingkar
janji atau wanprestasi.

JENIS - JENIS Standby L/C

Bid Bonds
Jaminan bank untuk menjamin peserta tender.

Performance Bonds
Jaminan bank untuk menjamin kualitas pekerjaan dari suatu kontrak kerja.

Maintenance Bonds
Jaminan bank untuk menjamin pemeliharaan kerja.

Payment Bonds
Jaminan bank untuk menjamin suatu pembayaran.

Advance Payment Bonds


Jaminan bank untuk menjamin suatu pembayaran uang muka.

Bank Garansi
Jaminan bank yang ditujukan kepada pihak penerima atas permintaan permohon.
Contoh:

1. Bank Garansi yang ditujukan kepada Dirjen Bea dan Cukai dalam rangka pajak impor
(pembebasan bea masuk dan penangguhan PPn, nota pembetulan, dan sebagainya).
2. Bank Garansi yang ditujukan untuk pelayaran (steamship guarantee).

CIRI - CIRI Standby L/C


1. Sebagai jaminan bank (Bank Garansi).
2. Tidak ada “dokumen” mengenai “barang”.
3. Irrevocable.
4. Syarat pencairan adalah surat penyataan wanprestasi dari applicant dan draft (sesuai
dengan syarat dan kondisi Standby L/C).
5. Masa kedaluwarsa Standby L/C harus mencantumkan tempat dan waktu.
6. Tunduk pada UCPDC ICC 600 dan ISP 98.

MANFAAT Standby L/C

1. Beneficiary memperoleh keyakinan terhadap applicant karena dijamin pembayarannya


oleh issuing bank.
2. Applicant tetap dapat menjalankan bisnisnya dengan beneficiary.

RISIKO Standby L/C

1. Beneficiary
Risiko:
• Country/souvereign risk.
• Kredibilitas issuing bank diragukan
• Tidak bisa menerima pembayaran, karena ada embargo atau boikot dari negara pembeli
terhadap mata uang tersebut.
• Administrative risk

Cara mengatasinya :
• Minta counter garansi yang diterbitkan oleh bank di negara yang country risknya
rendah.
• Minta counter garansi yang diterbitkan oleh bank yang kredibilitasnya tinggi.
• Memperhatikan devisa kontrol/larangan transfer devisa keluar dari Negara berkaitan.
• Menggunakan mata uang yang dapat diterima oleh negara penjual, tanpa ada embargo
atau boikot dari negara pembeli terhadap mata uang tersebut.
• Meneliti klausula Standby L/C.

2. Applicant
Risiko:
• Pembayaran yang sudah dikirim ke beneficiary tertahan.
• Risiko atas fluktuasi kurs mata uang asing terhadap mata uang lokal.
Cara mengatasinya:
• Jangan berkaitan dengan negara-negara yang diembargo.
• Hedging fund (lindung nilai).

3. Bank
Risiko :
Administrative risk.
Cara mengatasinya adalah dengan menerapkan sistem operasional yang baik.

Urutan mekanisme :
Saat Kontrak Standby L/C

1. Applicant dan beneficiary menyepakati kontrak kerja (sesuai jenis Standby L/Cnya).
2. Applicant memohon kepada issuing bank untuk membuka Standby L/C.
3. Setelah menganalisa kelayakan permohonan kredit, Issuing bank menerbitkan Standby
L/C kepada bank penerima.
4. Bank penerima meneruskan Standby L/C kepada beneficiary

Saat Pencairan Standby L/C

1. Applicant menyerahkan surat pernyataan wanprestasi.


2. Beneficiary menyerahkan surat pernyataan wanprestasi dari applicant kepada collecting
bank.
3. Collecting bank menagih pembayaran kepada issuing bank dengan menyerahkan surat
pernyataan wanprestasi dari applicant dan draft.
4. Issuing bank menagih pembayaran kepada applicant dan membayarkannya kepada
collecting bank untuk diteruskan kepada beneficiary.

Anda mungkin juga menyukai