Anda di halaman 1dari 19

BAB III

PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

3.1. Diagram Alir Perencanaan Alat


Dalam perencanaan alat pelepas bearing pada sepeda motor ini dapat
dijelaskan pada diagram alir di bawah ini :

Mulai

Survey literatur jenis serta dimensi


bearing pada sepeda motor

Perhitungan gaya yang bekerja


pada dongkrak hidrolik

Penentuan kapasitas dongkrak hidrolik


dan perencanaan konstruksi alat

Tidak

Sesuai?

Ya

Perancangan konstruksi alat

 Pemilihan baja kanal U untuk rangka


konstruksi
 Perancangan base konstruksi alat
 Perancangan pemegang dongkrak hidrolik
 Pemilihan dan perancangan baja plat strip
pemegang benda kerja

Pembuatan gambar kerja

Selesai

29
3.2. Pemilihan Bahan

a. Kualifikasi Primer

Fungsi alat ini untuk melepas dan memasang bearing. Kinerja


utama alat ini adalah pada bagian dongkrak dan poros penekan bearing,
karena bagian ini berfungsi untuk melepas dan memasang bearing.

b. Persyaratan Fungsional (batasan dan tujuan)

Batasan

 Kuat
 Harga
 Korosi
 Kekerasan
 Berat jenis
 Proses produksi

Tujuan

 Mudah dibentuk
 Ekonomis
 Kuat
 Ringan
 Keras

c. Analisis Terperinci Pemilihan Bahan

Terdapat empat kandidat bahan yang digunakan untuk merencana


alat penyikat karpet yaitu:

 Stainless steel (Polyprapylen Wood Filled)


 Baja karbon (TPE Compound Based on SEBS and Palyalefins)
 Besi (Iron, Fe)
 Alumunium (Alumunia 98%, AL, 03)

Hal-hal yang akan dipertimbangkan dalam seleksi berdasarkan


kuantitas adalah mudah dibentuk, ekonomis, kuat, density, kekerasan.

30
Tabel 3.1. Digital Logic Methode Alat pelepas & pemasang bearing

Property 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mudah dibentuk 1 0 1 0
Ekonomis 0 1 1 0
Kuat 1 0 1 1
Ringan 0 0 0 1
Keras 1 1 0 0

Tabel 3.2. Weighting Factor Alat pelepas & pemasang bearing

Property Positive Decision Weighting Factor


Mudah dibentuk 2 0.2
Ekonomis 2 0.2
Kuat 3 0.3
Ringan 1 0.1
Keras 2 0.2
Total 10 1

Tabel 3.3. Spesifikasi Bahan Alat pelepas & pemasang bearing

Harga Tensile
Hardness Elongation Density
Material (Rp/Kg Strenght
Break (g/cc)
x10 rb) (Mpa)
Stainless steel 54 20 10.00% 1.21 62.1
Besi 40 15 550% 1.08 2.20
Baja Karbon 146 46 25.70% 7.87 5.40
Alumunium 9.0 60 98% 3.90 248

Tabel 3.4. Performance Index Alat pelepas & pemasang bearing

Scaled Property Performance


Material Rank
1 2 3 4 5 Index

Stainless
36.98 33.33 100 15.37 3.45 46.301 2
steel

Besi 27.39 25 1.8 13.72 100 32.39 3

Baja karbon 100 76.66 38.91 100 10.75 65.153 1

Alumunium 6.16 100 10.2 49.55 0.91 29.429 4

31
3.3.Perencanaan Tegangan Tekan dan Pemilihan Kapasitas Dongkrak
Diketahui :
 Jenis baja karbon chromium SAE 52100, besar kekuatan tarik =
58 kg/mm2
(Machine Design Theory and Practice 1977:479)
 Diameter bearing = 25 mm
 Koefisien geser bearing = 0,15
(Machine Design Theory and Practice 1975:763)

Penyelesaian :
𝜎𝑡 = 58 𝐾𝑔/𝑚𝑚2
𝐷 = 25 𝑚𝑚
𝜇 = 0,15

 Gaya tekan yang terjadi


𝐹 = 𝜎𝑡 . 𝐴 . 𝜇
𝜋
= (𝜎𝑡 ) ( . 𝐷2 ) (𝜇)
4
𝜋
= (58 𝐾𝑔/𝑚𝑚2 ) [ 4 (25 𝑚𝑚)2 ] (0,15)

= 4268,4𝐾𝑔
𝐹 = 4,268 𝑇𝑜𝑛

Dari perhitungan perencanaan daya tekan di atas, diperoleh besar gaya


tekan = 4,268 Ton. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka digunakan
dongkrak hidrolik berkapasitas 6 Ton, karena dipasaran dongkrak tersebutlah
yang mendekati kebutuhan.

32
3.4. Perhitungan Dongkraks

Gambar 3.1 Bagian-bagian dongkrak hidrolik

Diketahui data-data dari bagian dongkrak hidrolik di atas adalah:


a. Panjang tuas penekan plunger kecil (a) = 450 mm
b. Panjang Push Handle (b) = 40 mm
c. Diameter plunger kecil (d1) = 12 mm
d. Diameter plunger besar (d2) = 30 mm
e. Daya dongkrak hidrolik (f2) = 6 Ton
f. Panjang langkah tuas (Sh) = 400 mm
g. Tinggi angkatan plunger besar (Sg) = 125 mm

Sehingga diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :


1. a) Luas Penampang Plunger Kecil
𝜋
𝐴1 = 4 . (𝑑1 )2
𝜋
= 4 . (12 𝑚𝑚)2

𝐴1 = 113,1 𝑚𝑚2

b) Luas Penampang Plunger Besar


𝜋
𝐴2 = 4 . (𝑑2 )2

33
𝜋
= 4 . (30 𝑚𝑚)2

𝐴2 = 706,86 𝑚𝑚2

2. Gaya Terhadap Plunger Kecil


𝐹1 = 𝑃1 . 𝐴1
𝐹2 = 𝑃2 . 𝐴2

𝑓
𝑃1 = 𝐴2
2

6 𝑇𝑜𝑛
=
706,86 𝑚𝑚2
6000 𝐾𝑔
=
706,86 𝑚𝑚2
(6000 𝐾𝑔 𝑥 9,81 𝑚/𝑠 2 )
=
706,86 𝑚𝑚2
58860 𝑁
=
706,86 𝑚𝑚2
𝑁
𝑃1 = 83,26 𝑚𝑚2

Jadi, diperoleh besar gaya terhadap plunger kecil adalah :


𝐹1 = 𝑃1 . 𝐴1
𝑁
= (83,26 𝑚𝑚2 ) . (113,1 𝑚𝑚2 )

= 9416,70 𝑁
𝐹1 = 960,23 𝐾𝑔

3. Perbandingan Perpindahan (𝑖)


(𝑑 )2
𝑖 = (𝑑1 )2
2

(30 𝑚𝑚)2
= (12
𝑚𝑚)2

𝑖 = 6,25
4. Langkah Pompa
𝑆ℎ .𝑏
𝑆𝑖 = (𝑎+𝑏)

34
(400 𝑚𝑚).(40 𝑚𝑚)
= (450 𝑚𝑚+40 𝑚𝑚)

𝑆𝑖 = 32,7 mm

5. Gaya yang Diperlukan Untuk Pompa


𝑓1 .𝑏
𝐹ℎ =
(𝑎+𝑏)
(9416,7 𝑁)(40 𝑚𝑚)
=
(450 𝑚𝑚 +40 𝑚𝑚)

𝐹ℎ = 768,7𝑁 = 78,38 𝐾𝑔

3.5. Pemilihan Poros Penekan Bearing


Poros penekan bearing merupakan salah satu komponen dari alat pelepas
bearing. Komponen atau elemen ini berfungsi sebagai penekan bearing, dimana
bearing tersebut terletak dirumah bearing pada roda, agar terlepas dan kemudian
dapat dilakukan proses perawatan bearing pada roda.
Poros juga biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan
difinis, baja konstruksi mesin (dinyatakan dengan huruf St) kemudian diikuti
dengan angka yang menunjukkan kekuatan tarik minimum dari baja. Berikut
disajikan tabel baja konstruksi mesin dan baja batang yang difinis dingin untuk
poros :
Tabel 3.5 Baja karbon untuk konstruksi dan baja batang yang
difinis dingin untuk poros*
Kekuatan
Standar dan Lambang Tarik Keterangan
macam
(Kg/mm2)
ST37 37
Baja Konstruksi
ST50 50
(IDN)
ST60 60
Ditarik dingin,
digerinda,
S35C-D 53
Batang baja yang dibubut, atau
S45C-D 60
difinis dingin gabungan
S55C-D 72
antara hal-hal
tersebut
(http://kawatlas.jayamanunggal.com/kodefikasi-baja/)

35
Adapun beberapa data perencanaan dari pemilihan poros penekan bearing
tersebut antara lain :
Diketahui :
1. Parameter yang ditentukan :
a. Bahan / material
 Jenis poros penekan = 𝑆𝑡. 37
 Kekuatan tarik (𝜎𝑡 ) = 37 Kg/mm2
 Safety factor (𝑆𝑓 ) = 𝑆𝑓 = 3
b. Dimensi
 Panjang (𝑙) = 270 mm
 Diameter lingkaran (𝐷) = 25,4 mm
 Jari – jari ( r ) = 12,7 mm

2. Parameter yang direncanakan :


a. Luas penampang
𝐴 = 𝜋. 𝑟 2
= (3,14 )(12,7 𝑚𝑚2 )
𝐴 = 506,45 mm2

b. Tegangan ijin bahan


𝜏𝑡
𝜏̅𝑎 =
(𝑆𝑓 )

(37 𝐾𝑔/𝑚𝑚2 )
= (3)

𝜏̅𝑎 = 12,33 Kg/mm2


Jadi, tegangan ijin bahan untuk St.37 adalah
12,33 Kg/mm2

c. Tegangan yang terjadi pada penekan bearing


𝐹
𝜎=
𝐴

36
4268,4 𝐾𝑔
=
506,45 𝑚𝑚2

𝜎 = 8,428 Kg/mm2
Jadi, tegangan yang terjadi pada penekan bearing sebesar
8,428 Kg/mm2

d. Keamanan alat penekan bearing


Alat penekan bearing akan bekerja secara maksimal
dan masih dalam tingkat keamanan yang baik apabila
besar tegangan yang terjadi pada penekan lebih kecil
daripada besar tegangan ijin bahan (𝜎 < 𝜏̅𝑎 ).

𝜎 = 8,428 Kg/mm2
𝜏̅𝑎 = 12,33 Kg/mm2

𝜎 < 𝜏̅𝑎 ; 8,428 Kg/mm2 < 12,33 Kg/mm2


Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa alat
penekan bearing untuk melepaskan bearing, mempunyai
keamanan yang baik.

3.6. Struktur Gaya pada Baja Plat Strip Penekan Bearing


Perencanaan kekuatan plat bearing pada rangka alat pelepas bearing ini
dapat dihitung dengan menggunakan gaya yang dibutuhkan untuk menekan
bearing yaitu sebesar 4268,4 kg.
F=4268,4Kg

Diketahui :
𝐹 = 4268,4 𝐾𝑔
𝐿 = 503 𝑚𝑚

37
1. Reaksi-reaksi pada tumpuan 𝑅𝐻𝐴 , 𝑅𝑉𝐴 , dan 𝑅𝑉𝐵

F=4268,4Kg

 𝛴𝐹𝐻 = 0
𝑅𝐻𝐴 = 0

 𝛴𝐹𝑉 = 0
𝑅𝑉𝐴 − 𝐹 + 𝑅𝑉𝐵 = 0

 𝛴𝑀𝐴 = 0
(𝑅𝐻𝐴 .0) + (𝑅𝑉𝐴 .0) − (𝐹 . 251,5 𝑚𝑚) + (𝑅𝑉𝐵 .503 𝑚𝑚) = 0
−(4268,4 𝐾𝑔. 251,5 𝑚𝑚) + (𝑅𝑉𝐵 .503 𝑚𝑚) = 0
−(1073502,6 𝐾𝑔. 𝑚𝑚) + (𝑅𝑉𝐵 .503 𝑚𝑚) = 0
−(1073502,6 𝐾𝑔. 𝑚𝑚) = −(𝑅𝑉𝐵 .430 𝑚𝑚)
1073502,6 𝐾𝑔.𝑚𝑚
𝑅𝑉𝐵 = 503 𝑚𝑚

𝑅𝑉𝐵 = 2134,2 𝐾𝑔

𝑅𝑉𝐴 + 𝑅𝑉𝐵 = 𝐹
𝑅𝑉𝐴 + (2134,2 𝐾𝑔) = (4268,4 𝐾𝑔)
𝑅𝑉𝐴 = (4268,4 𝐾𝑔) − (2134,2 𝐾𝑔)
𝑅𝑉𝐴 = 2134,2 𝐾𝑔

Jadi, diperoleh besar 𝑅𝑉𝐴 = 2134,2 𝐾𝑔


𝑅𝑉𝐵 = 2134,2 𝐾𝑔

38
2. Besar Shear Force
a. Tinjauan dari batang AC (0 ≤ 𝑥 ≤ 𝑎)

F=4268,4Kg

Shear force yang terjadi adalah :


 Σ𝐹𝑉 = 0
R VA − 𝑉(𝑥) = 0
R VA = 𝑉(𝑥)
𝑉(𝑥) = 2134,2 𝐾𝑔

𝑥 = 251,5 𝑚𝑚 → 𝑉(251,5 𝑚𝑚) = (−2134,2 𝐾𝑔)


𝑥 = 503 𝑚𝑚 → 𝑉(503 𝑚𝑚) = 2134,2 𝐾𝑔

 Σ𝑀 = 0
[(𝑉(𝑥) . 𝑥)] + 𝑀(𝑥) = 0
𝑀(𝑥) = −[(𝑉(𝑥) . 𝑥)]
= −[(−2134,2 𝐾𝑔 . 𝑥)]
𝑀(𝑥) = (2134,2 𝐾𝑔 . 𝑥)

𝑥=0 → 𝑀(0)
𝑥 = 251,5 𝑚𝑚 → 𝑀(251,5 𝑚𝑚) = (2134,2 𝐾𝑔 . 𝑥)
= [2134,2 𝐾𝑔 . (251,5 𝑚𝑚)]
𝑀(251,5 𝑚𝑚) = 536751,3 𝐾𝑔. 𝑚𝑚

39
b. Tinjauan batang AC (𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏)

F=4268,4Kg

 Σ𝐹𝑉 = 0
R VA − 𝐹 − 𝑉(𝑥) = 0
𝑉(𝑥) = R VA − 𝐹
= (2134,2 𝐾𝑔) − (4268,4 𝐾𝑔)
𝑉(𝑥) = (−2134,2 𝐾𝑔)

𝑥 = 251,5 𝑚𝑚 → 𝑉(251,5 𝑚𝑚) = (−2134,2 𝐾𝑔)


𝑥 = 503 𝑚𝑚 → 𝑉(503 𝑚𝑚) = 2134,2 𝐾𝑔

3. Besar Bending Moment


Σ𝑀 = 0 − (𝑅𝑉𝐴 . 𝑥) + [𝐹 . (𝑥 − 251,5 𝑚𝑚)] + 𝑀(𝑥)
𝑀(𝑥) = (𝑅𝑉𝐴 . 𝑥) − [𝐹 . (𝑥 − 251,5 𝑚𝑚)]

𝑥 = 215 𝑚𝑚 → 𝑀(215 𝑚𝑚) = (𝑅𝑉𝐴 . 𝑥) − [𝐹 . (𝑥 − 251,5 𝑚𝑚)]


= (2134,2 𝐾𝑔 . 215 𝑚𝑚) − [4268,4 𝐾𝑔 . (251,5 𝑚𝑚 −
251,5 𝑚𝑚)]
= (2134,2 𝐾𝑔 . 251,5 𝑚𝑚) − (0)
𝑀(251,5 𝑚𝑚) = 534617,1 𝐾𝑔. 𝑚𝑚

40
𝑥 = 503 𝑚𝑚 → 𝑀(251,5 𝑚𝑚) = (𝑅𝑉𝐴 . 𝑥) − [𝐹 . (𝑥 − 251,5 𝑚𝑚)]
= (2134,2 𝐾𝑔 . 503 𝑚𝑚) − [4268,4 𝐾𝑔 . (503 𝑚𝑚 − 251,5 𝑚𝑚)]
= (1073502,6 𝐾𝑔. 𝑚𝑚) − (1073502,6 𝐾𝑔. 𝑚𝑚)
𝑀(503 𝑚𝑚) = 0 𝐾𝑔. 𝑚𝑚

4. Shear Force Diagram dan Bending Moment Diagram

-Shear Force Diagram Pada Batang AB

-Bending Moment Diagram Pada Batang AB

41
3.7. Perhitungan Struktur Gaya pada Kerangka Konstruksi
Struktur gaya yang bekerja pada tiang konstruksi juga harus dihitung.
Perhitungan kekuatan tiang konstruksi dihitung menggunakan gaya untuk
menekan bearing sebesar 4268,4 kg, dan gaya pembebanan pegas pada masing-
masing tiang konstruksi sebesar 100 kg.

a. Reaksi tumpuan arah vertikal


 Σ𝑀𝐷 = 0
(𝐹. 251,5 𝑚𝑚) + (𝑅𝐻𝐴 . 503 𝑚𝑚) − (𝑅𝐺𝑉 . 503 𝑚𝑚) = 0
(4268,4 𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚) + (100 𝑘𝑔. 503 𝑚𝑚) = (𝑅𝐺𝑉 . 503 𝑚𝑚)
(1073502,6 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) + (50300 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) = (𝑅𝐺𝑉 . 503 𝑚𝑚)
(1123802,6 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) = (𝑅𝐺𝑉 . 503 𝑚𝑚)
𝑅𝐺𝑉 = 2234,2 𝑘𝑔

42
 Σ𝑀𝐺 = 0
(𝑅𝐷𝑉 . 503 𝑚𝑚) − (𝑅𝑉𝐴 . 503 𝑚𝑚) − (𝐹. 251,5 𝑚𝑚) = 0
(100 𝑘𝑔. 503 𝑚𝑚) + (4268,4𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚) = (𝑅𝐷𝑉 . 503 𝑚𝑚)
(50300 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) + (1073502,6 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) = (𝑅𝐷𝑉 . 503 𝑚𝑚)
(1123802,6 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) = (𝑅𝐷𝑉 . 503 𝑚𝑚)
𝑅𝐷𝑉 = 2234,2 𝑘𝑔

b. Reaksi tumpuan arah horisontal


 Σ𝑀𝐶 = 0 (𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖)
(𝑅𝐷𝑉 . 251,5 𝑚𝑚) − (𝑅𝐷𝐻 . 680 𝑚𝑚) − (𝑅𝑉𝐴 . 251,5 𝑚𝑚) = 0
(2234,2 𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚) − (100 𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚) = (𝑅𝐷𝐻 . 680 𝑚𝑚)
(561901,3 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) − (25150 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) = (𝑅𝐷𝐻 . 680 𝑚𝑚)
(536751,3 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) = (𝑅𝐷𝐻 . 680 𝑚𝑚)
𝑅𝐷𝐻 = 789,3 𝑘𝑔

 Σ𝑀𝐶 = 0 (𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛)


−(𝑅𝐺𝑉 . 251,5 𝑚𝑚) + (𝑅𝐺𝐻 . 680 𝑚𝑚) − (𝑅𝐻𝐴 . 251,5 𝑚𝑚) = 0
(2234,2 𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚) − (100 𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚) = (𝑅𝐺𝐻 . 680 𝑚𝑚)
(561901,3 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) − (25150 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) = (𝑅𝐺𝐻 . 680 𝑚𝑚)
(536751,3 𝑘𝑔. 𝑚𝑚) = (𝑅𝐺𝐻 . 680 𝑚𝑚)
𝑅𝐺𝐻 = 789,3 𝑘𝑔

c. Momen – momen tiap batang


1. Batang DE
 𝑀𝐷 = 0
 𝑀𝐸 = −(𝑅𝐷𝐻 . 680 𝑚𝑚)
= −(789,3 𝑘𝑔. 680 𝑚𝑚)
𝑀𝐸 = −536,72 𝑘𝑔. 𝑚𝑚

43
2. Batang EF
 𝑀𝐸 = −(𝑅𝐷𝐻 . 680 𝑚𝑚)
= −(789,3 𝑘𝑔. 680 𝑚𝑚)
𝑀𝐸 = −536724 𝑘𝑔. 𝑚𝑚
 𝑀𝐶 = (𝑅𝐷𝑉 . 251,5 𝑚𝑚) − (𝑅𝐷𝐻 . 680 𝑚𝑚) (𝑅𝑉𝐴 . 251,5 𝑚𝑚)
= (2234,2 𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚) − ((789,3 𝑘𝑔. 680 𝑚𝑚)) −
(100 𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚)
𝑀𝐶 = 27,3 𝑘𝑔
 𝑀𝐹 = (𝑅𝐷𝑉 . 503 𝑚𝑚) − (𝑅𝐷𝐻 . 680 𝑚𝑚) − (𝑅𝑉𝐴 . 503 𝑚𝑚)
−(𝐹. 251,5 𝑚𝑚)
= (2234,2 𝑘𝑔. 503 𝑚𝑚) − (789,3 𝑘𝑔. 680 𝑚𝑚)
−(100 𝑘𝑔. 503 𝑚𝑚) − (4268,4 𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚)
𝑀𝐹 = −536724 𝑘𝑔. 𝑚𝑚

3. Batang FG
 𝑀𝐹 = (𝑅𝐷𝑉 503 𝑚𝑚) − (𝑅𝐷𝐻 . 680 𝑚𝑚) − (𝑅𝑉𝐴 . 503 𝑚𝑚)
−(𝐹. 251,5 𝑚𝑚)
= (2234,2 𝑘𝑔. 503 𝑚𝑚) − (733,63 𝑘𝑔. 680 𝑚𝑚)
−(100 𝑘𝑔. 503 𝑚𝑚) − (4268,4 𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚)
𝑀𝐹 = −536724 𝑘𝑔. 𝑚𝑚
 𝑀𝐺 = (𝑅𝐷𝑉 . 503 𝑚𝑚) − (𝑅𝑉𝐴 . 503 𝑚𝑚) − (𝐹. 251,5 𝑚𝑚)
= (2234,2 𝑘𝑔. 503 𝑚𝑚) − (100 𝑘𝑔. 503 𝑚𝑚) −
(4268,4 𝑘𝑔. 251,5 𝑚𝑚)
𝑀𝐺 = 𝑜 𝑘𝑔. 𝑚𝑚

44
d. Shear force diagram dan bending moment diagram

45
3.8. Perhitungan Pengelasan
Direncanakan proses pengelasan konstruksi alat pelepas bearing dengan
menggunakan elektroda E6013, dengan kekuatan tarik sebesar 47,1 Kg/mm2
(Harsono, 2004:14).
Alasan pemilihan elektroda tipe E6013 tersebut adalah karena beberapa
pertimbangan, antara lain :
 Jenis pelapisan rutile dan material yang teroksidasi lainnya
 Dapat diterapkan pada segala macam posisi pengelasan
 Menggunakan jenis arus AC
 Mempunyai karakteristik jaraktembus las yang dangkal (shallow
penetration), dan kualitas radiograpik yang sempurna (Excellent
radiographic quality)
 Dapat diaplikasikan pada baja lembaran (Sheet metal)

 Tegangan tarik yang diijinkan


𝜎𝑡 = 47,1 kg/mm2 (Harsono, 2004:14)
Sf =6

Jadi diperoleh besar tegangan tarik yang diijinkan sebesar :


𝜎𝑡 47,1 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 = = = 7,85 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
Sf 6

 Tegangan tarik pada sambungan las


𝑃
𝜏𝑠𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 =
ℎ𝑥𝑙
Dengan, 𝑃 : Gaya yang terjadi (Kg)
ℎ : Tebal sambungan las (mm)
𝑙 : Panjang sambungan las (mm)

46
Jadi diperoleh besar tegangan tarik pada sambungan las sebesar :

𝑃 4049,7 𝐾𝑔
𝜏𝑠𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = = (6,35 𝑚𝑚)𝑥 (100 𝑚𝑚)
= 6,38 𝐾𝑔/𝑚𝑚2
ℎ𝑥𝑙

Dari perhitungan diatas, diperoleh tegangan tarik yang terjadi pada plat
sambungan las tersebut bekerja dalam keadaan aman, karena tegangan tarik yang
terjadi lebih kecil dari pada tegangan yang diijinkan.
𝝉𝒔𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 < 𝜏𝒊𝒋𝒊𝒏
6,38 𝐾𝑔/𝑚𝑚2 < 7,85 𝑘𝑔/𝑚𝑚2

47

Anda mungkin juga menyukai