KRITIK Insyaallah Fix
KRITIK Insyaallah Fix
Aisyah Mutiara Betha,Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma
Abstract :
1.PENDAHULUAN
Kritik depiktif merupakan salah satu bentuk kritik deskriptif . Kritik deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman
seseorang terhadap bangunan atau kota. Dimana pendekatan deskriptif ini lebih bertujuan padakenyataan bahwa
jka kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami
makna bangunan. Metode deskriptif ini tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi
sekedar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yangterjadi di dalamnya. Kritik
Depiktif yang merupakan gambaran bangunan terbagi menjadi 3 fokus yaitu sebagai berikut :
2.METODE
Metode perancangan kritik pada SLB C Dian Grahita ini diawali dengan memperoleh data mulai dari studi
literatur, observasi, dokumentasi dan wawancara sehingga didapatkan data yang dapat membantu mengolah
kritik arsitektur depiktif . Metode yang digunakan dalam penyampaian kritik depiktif ini mengikuti guidelines
dari 3 aspek. Static, Dynamic dan Process. Aspek static kritik depiktif dapat dilakukan melalui beberapa cara
yaitu fotografi , diagram, pengukuran dan deskripsi secara verbal (kata-kata). Aspek Dynamic didasari
dengan bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan dan kegiatan yang ada di dalamnya
, serta pengalaman apa yang dapat dirasakan pengguna bangunan tersebut. Aspek Proses yang berfokus pada
waktu bangaunan dibangun dan direncanakan dan proses perbaikannya.
Pendidikan, adalah suatu hal yang tidak dapat pisahkan dari proses kehidupan individu.Bagi seorang anak,
pendidikan merupakan suatu sarana yang berfungsi sebagai jalan keluar seseorang untuk mengembangkan
minat, bakat dan potensi yang ada pada dirinya, baik secara langsung maupun tidak langsung agar bermanfaat
bagi kehidupannya dikemudian hari untuk masyarakat dan negerinya. Pendidikan tidak hanya bertindak sebagai
alat yang dapat meningkatkan kapasitas kemampuan seorang anak, tetapi juga menjadi alat untuk memenuhi
kebutuhan manusia (Kumar, 2007). Sehingga, pendidikan merupakan hal yang sangat diperlukan dan
dibutuhkan bagi setiap individu manusia untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003). Pendidikan khusus
atau pendidikan luar biasa adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional yang secara khusus
diselenggarakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau kelainan perilaku. Pada umunya
pendidikan luar biasa diselenggarakan di Sekolah Luar Biasa (Mangunsong, 1998). Sekolah Luar Biasa (SLB)
merupakan bagian dari lembaga pendidikan yang mampu mewadahi dan menyelenggarakan pendidikan secara
khusus untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus pula. Satuan SLB disebut juga sistem segregasi, yang
merupakan sekolah dengan pengelolaannya berdasarkan jenis satu atau dua ketunaan namun terdiri dari
beberapa jenjang. Satuan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus terdiri dari jenjang TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB. Sedangkan jenis pendidikan Luar Biasa yang diprogramkan meliputi beberapa tipe
seperti SLB-A bagi peserta didik Tuna netra, SLB-B bagi peserta didik tuna rungu, SLB-C bagi peserta didik
tuna grahita dan sebagainya.
SLB-C menjadi suatu lembaga atau wadah bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) jenis Tuna grahita. Anak
Tuna grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual
dibawah rata-rata (Somantri, 1996).
SLB C Dian Grahita sendiri telah berdiri dari 1994 dengan luas tana milik 2000 M 2 di Jl. Angkasa I Blok B.16
Kavling 1 Kemayoran Jakarta Pusat.Dengan siswa pertama 7 orang hingga sekarang memiliki 110 siswa.
Bangunan sekolah telah berdiri selama 25 tahun dengan desain yang sama dengan sekarang , hanya dengan
sedikit perubahan dan renovasi. Bangunan terdiri dari 4 Lantai dengan luas lantai dasar bangunan kurang lebih
900 M2.
DAFTAR RUANG :
1. Ruang TU 13. Taman bermain dan 29. Ruang osis
2. Ruang GURU ruang tunggu 30. Ruang terapi wicara
3. Aula (LD) 14. Kelas 2 – 6 orang 31. Ruang penjas
4. Ruang musik (setiap 15. Kelas 3 – 8 orang 32. Ruang aula atas (4)
selasa) 16. Kelas 4 33. Gudang
5. Ruang uks 17. Kelas 5-6 34. Tempat perlengkapan
6. Ruang tunggu 18. Kelas 7 ekskul
7. Ruang mewarnai (semua 19. Kelas 8 / 11 digabung 35. Ruang ibadah
tingkat) selasa 20. Kelas 9 36. Ruang recycle
Kelas : 28 21. Kelas 10 37. Parkir mobil
8. Pojok baca 22. Kelas 11 38. Parkir motor
9. Toilet 23. Kelas 12 39. Pos satpam (2)
10. Gudang 24. Kelas kasih 40. R.tari
11. KELAS 1 – 4 orang 25. Kelas upk – tata boga
12. TK – 7 orang ( ada yang 26. Ruang rapat
gabisa duduk jadi lebih 27. Ruang konseling
di bawah ga pake kursi) 28. Ruang bina diri
Pada aspek dinamis dimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan. Bangunan SLB
C Dian Grahita ini ..... PENJELASAN LAYOUT DENAH.
JELASIN RUANG RUANG KHUSUS :
1.layout ruang kelas TK – SD – SMP – SMA – KELAS KASIH – UPK dan kegiatannya
2.Ruang Musik
3.Ruang Bina Diri
4.Ruang Terapi Wicara
5.Kelas Kasih
6.Ruang UPK – Tata Boga
Pada koridor lantai 1 bangunan SLB C Dian grahita yang memiliki lebar 3 Meter, dilengkapi dengan
lemari aktivitas pembelajaran yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat pembelajaran dan area
aktivitas anak berkebutuhan khusus. Menciptakan koridor sekolah yang tidak hanya sebagai akses
tetapi juga area aktivitas siswa.